• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

3.1 Teori Aset Tetap

3.1.2 Pengukuran Aset Tetap

3.1.2.1 Pengukuran Awal

PSAK 16 (Revisi 2015) menyebutkan bahwa suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai aset tetap pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan.

Biaya perolehan ini sendiri terbagi menjadi dua yaitu biaya perolehan awal dan biaya selanjutnya.

Biaya perolehan awal meliputi seluruh biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa mendatang dan aset lain yang berfungsi agar suatu aset dapat memiliki manfaat di masa mendatang contohnya alat yang dipasang agar pabrik dapat berjalan sesuai dengan ketentuan pengolahan limbah industri. Elemen biaya perolehan awal menurut PSAK 16 (Revisi 2015) paragraf 16 meliputi:

a. Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain

b. Setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan intensi manajemen

c. Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi aset tetap, kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai konsekuensi

penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk memproduksi persediaan selama periode tersebut.

Biaya selanjutnya adalah biaya-biaya yang timbul setelah biaya perolehan awal.

Dalam PSAK 16 (Revisi 2015) menyebutkan biaya selanjutnya meliputi:

a. Biaya pemeliharaan dan perbaikan.

Entitas tidak mengakui biaya perawatan sehari-hari dari aset tetap. Biaya tersebut diakui sebagai beban pada periode berjalan dalam laporan laba rugi. Biaya ini terutama terdiri dari biaya tenaga kerja dan bahan habis pakai termasuk suku cadang kecil.

b. Biaya penggantian bagian tertentu aset tetap akan

Entitas mengakui penggantian bagian tertentu aset tetap sebagai penambah aset tetap jika dalam penggantian tersebut memenuhi kriteria aset (memiliki masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal) dan komponen yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset tetap.

c. Biaya Inspeksi

Supaya aset tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan, kadang perlu dilakukan suatu inspeksi untuk memastikan kondisi aset. Biaya inspeksi yang signifikan dapat diakui sebagai aset jika memenuhi kriteria aset dan nilai inspeksi terdahulu dihentikan pencatatanya.

Sementara untuk pengukuran aset yang diperoleh melalui sewa, entitas akan mengakui adanaya sewa pembiyaan dengan memunculkan akun aset sewa pembiayaan dan kewajiban atas aset sewa pembiayaan pada laporan keuangan bagian neraca sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai kini atau nilai wajar aset adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika dapat ditentukan secara praktis atau menggunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee, jika tidak dapat ditentukan secara praktis. Kemudian terkait biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee untuk memperoleh aset sewaan ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset, termasuk biaya sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa. Untuk pengakuan selanjutnya setelah

pengakuan awal, pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan yang dimaksud harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa.

Selanjutnya, jika suatu aset yang diperoleh dari sewa tidak memenuhi kriteria dalam pengakuan aset pembiayaan maka tidak perlu disajikan dalam laporan posisi keuangan sebagai aset dan kewajiban (off balance sheet). Entitas hanya mengakui sewa operasi ini sebesar biaya yang dikeluarkan untuk menyewa dan membebankannya pada periode sewa tersebut pada laporan laba rugi.

Pembahasan terakhir mengenai pengukuran aset tetap adalah jika aset tersebut dikonstruksi sendiri oleh entitas. PSAK 16 (Revisi 2015) menyebutkan penentuan biaya perolehan aset yang dikonstruksi sendiri menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang diperoleh bukan dengan konstruksi sendiri. Biaya perolehan dalam aset yang dikonstruksi sendiri antara lain meliputi material dan tenaga kerja yang dikeluarkan secara langsung untuk membangun aset, segala macam overhead baik biaya variabel dan porsi dari fixed overhead yang terkait langsung dengan pembangunan aset, dan biaya bunga selama proses pembangunan jika konstruksi menggunakan dana pinjaman sebagai pembiayaannya sesuai dengan PSAK 26 tentang Bunga Pinjaman. Biaya-biaya lain yang terkait dengan pemborosan selama proses pembangunan maupun biaya perawatan atas aset CIP tidak boleh dikapitalisasi begitu pula dengan biaya yang tidak memenuhi kriteria pengakuan aset tetap menurut PSAK 16 tentang Aset Tetap.

Dalam ruang lingkup aset yang dikonstruksi sendiri, entitas bisa melakukan pembiayaan atas konstruksi aset tersebut melalui pendanaan utang. Salah satu keuntungan pendanaan lewat ini adalah bunga yang timbul dapat dikapitalisasi sehingga tidak menjadi beban pada periode konstruksi aset sesuai dengan ketentuan PSAK 26 tentang Biaya Pinjaman. Biaya pinjaman sendiri memiliki arti sebagai bunga dan biaya lain yang ditanggung entitas sehubungan dengan peminjaman dana. Dalam hal biaya pinjaman, entitas mengakui pengkapitalisasian biaya pinjaman sebagai biaya perolehan aset tersebut hanya sebesar yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian. Aset kualifikasian sendiri merupakan aset yang membutuhkan waktu cukup lama agar siap digunakan sesuai dengan maksudnya atau dijual. Sementara bunga lainnya yang timbul dan tidak berhubungan dengan yang disebutkan diakui sebagai beban.

Entitas melakukan penentuan atas jumlah biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung pada aset konstruksi didasarkan pada kondisi peminjaman dana untuk proses konstruksi. Dalam PSAK 26 disebutkan ada dua kondisi yaitu jika dana dipinjam secara khusus atau secara umum untuk memperoleh aset tersebut. Jika entitas dalam pengkontruksian aset menggunakan peminjaman dana secara spesifik maka kapitalisasi jumlah biaya pinjaman adalah sebesar biaya pinjaman aktual selama periode berjalan yang terjadi atas pinjaman tersebut kemudian dikurangkan dengan penghasilan dari investasi temporer pinjaman tersebut jika ada. Sementara jika entitas dalam pengkontruksian aset menggunakan peminjaman dana secara umum maka pengeluaran atas aset tersebut entitas menggunakan tingkat kapitalisasi. Tingkat kapitalisasi didefinisikan sebagi rata-rata tertimbang biaya pinjaman selain pinjaman spesifik untuk memperoleh aset kualifikasian yang dapat diterapkan atas saldo pinjaman selama periode berjalan. Jumlah kapitalisasi biaya pinjaman tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi selama suatu periode. Dalam hal ini, entitas wajib melakukan pengungkapan terhadap jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama periode berjalan; dan tarif kapitalisasi yang digunakan untuk menentukan jumlah biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi

Kapitalisasi akan bunga pinjaman akan berhenti ketika seluruh aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan aset dalam konstruksi tersebut telah selesainya secara substansial sehingga siap untuk digunakan sesuai dengan maksud dan tujuan awal aset tersebut dikonstruksi. Sebagai catatan, konstruksi aset diselesaikan per bagian sehingga ketika seluruh aktivitas untuk menyiapkan bagian tersebut selesai secara substansial maka entitas menghentikan kapitalisasi biaya pinjaman untuk suatu bagian aset tersebut.