BAB II TINJAUAN UMUM TAFSIR „ILMI, HAKIKAT ALAM
D. Proses Terbentuknya Langit dan Bumi dalam Al-Qur‟a>n dan Sains
D. Proses Terbentuknya Langit dan Bumi dalam Al-Qur‟a>n dan
41
هم ث ٍماهي َ
ا ِثهخ ِس ْيِف َض ْرَاْلاَو ِتٰيٰم هسلا َقَل َخ ْي ِذ ه
لا للّا م ه كهةَر ه ن ِا ى َ
لَع ى ٰيَخ ْسا
ۗ ه ْو ر ت ْغاَف ْم كُّة َر هللّا م كِلٰذ ۗ هِنْذِا ِر ْػَة ْۢ ْنِم اهلِا ٍعْيِف َش ْنِم اَم َۗسْمَاْلا سِ ةَر ي ِشْسَػ ْ لا
َ ن ْو س ه ك َ
زَح ا َ ل ف َ َ
ا ٣
“Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas „Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?” (QS.
Yunu>s [10]: 3)
Allah menegaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dalam ayat di atas (periode). Hari yang dimaksud dengan kalimat “rentang waktu penciptaan” tidak sama dengan hari yang kita kenal sekarang, yaitu hari setelah penciptaan langit dan bumi. Oleh karena itu, hari dalam ayat ini mengacu pada waktu sebelum itu. Dalam hal tuntunan agama, hanya Allah yang tahu berapa lama hari atau jangka waktu itu akan berlangsung. Ada beberapa informasi tentang subjek ini dalam Al-Qur‟a>n. Dalam Al-Qur‟a>n Allah berfirman bahwa satu hari di sisi-Nya sama dengan seribu tahun dalam pengertian manusia. seperti firman-Nya dalam surah al-Hajj, sebagai berikut:
َ …
ن ْو ُّر ػَح اه ِمِ ٍثَن َس ِف ْ ل َ
ا َ
ك َكِ ة َر َرْن ِغ اًمْيَي هنِاَو ٤٧
“…Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. al-Ha>jj [22]: 47)
Ungkapan "enam hari" penciptaan alam semesta pada dasarnya menggambarkan evolusi alam semesta dari awal sampai penciptaan manusia, tetapi proses di alam terus berlanjut dan disebut sebagai
"kesempurnaan" dalam bahasa Al-Qur‟a>n. Tahapan evolusi "Enam hari"
sebagai berikut:
1. Masa Pertama
ۗا َىى جَة ءۤاَم ه ٰ سلا ِم َ ا ا ل ً ْ
ل َخ ُّر َش َ ا ْم خْن َ
اَء ٢٧
“Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?” (QS. an-Na>zi‟at [79]: 27).
Apakah ciptaanmu lebih besar dari langit yang Dia bangun? adalah garis dari periode pertama yang menceritakan bagaimana alam semesta pada awalnya mulai terbentuk. Perhitungan astronomi menunjukkan bahwa big bang terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. Akibat dari keadaan singularitas yang belum ada, termasuk ketiadaan hukum fisika, peristiwa yang terjadi merupakan awal dari penciptaan ruang dan waktu.
Karena kosmos diciptakan begitu cepat, itu disebut ledakan. Partikel foton dan energi adalah hal pertama yang dibuat. Proton, neutron, dan elektron, serta partikel tak dikenal lainnya, diciptakan dari partikel foton (ilmu pengetahuan mengklasifikasikannya sebagai materi gelap).
Hidrogen adalah unsur pertama yang dihasilkan dari proton dan elektron.
Menurut hipotesis, big bang adalah bagaimana kosmos dimulai.
Hanya ada satu titik tak berdimensi kepadatan tak terbatas di mana semua materi dan energi yang saat ini hadir di alam dapat ditemukan. Dengan kata lain, ledakan besar kosmos tidak sebanding dengan ledakan bom yang meledak ke segala arah dari satu tempat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa ledakan tersebut pada dasarnya melibatkan seluruh alam.
Lebih khusus lagi, pembentukan materi, ruang, dan waktu dimulai ketika seluruh alam semesta mengembang secara instan dan seketika.
Hidrogen adalah zat pertama yang berasal dari kosmos dan berfungsi sebagai bahan dasar untuk bintang dan galaksi paling awal. Unsur-unsur berat seperti karbon, oksigen, nitrogen, dan besi diciptakan oleh fusi nuklir di bintang-bintang. Salah satu “akta” kelahiran untuk bintang
43 adalah adanya unsur berat dalam materi yang membentuk bintang. Juga diduga berasal dari debu dan gas antarplanet ledakan bintang sebelumnya adalah zat yang membentuk planet. Kemudian, bintang-bintang yang dikelompokkan dalam galaksi mulai memenuhi kosmos. Nebula, planet, dan benda langit lainnya diciptakan kemudian. Al-Qur‟a>n juga mengklaim bahwa sebuah ayat dari Surah al-Anbiya mengungkapkan bagaimana langit dan bumi diciptakan dari satu kesatuan materi dan proses, sebagai berikut:
َن ِم اَن ْ
ل َػ َج َو ۗاَم ىٰن ل ْ خ َ ف َ ف ا َ لْح َر ا ً تَنا َ َ ك َض ْر َ
ا ْ
لا َو ِت ٰي ٰم هسلا ن ه َ ا آْو س ف َ َ
ك َنْي ِذ ه لا َسَي ْم َ
ل َو َ ا
َ ن ْي ن ِم ْؤ ي ا َ ل ف َ َ
ا ٍۗ ي َح ٍء ْي َش هل ك ِءۤاَم ْ لا ٢٪
“Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air;
maka mengapa mereka tidak beriman?” (QS. al-Anbiya> [21]: 30) 2. Masa Kedua
ۙا َىى هي َس ف ا َى َ َ
ك ْم َس َع ف َر َ ٢٨
“Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya,” (QS.
an-Na>zi‟at [79]: 28).
Alam semesta mengembang karena langit semakin tinggi. Kosmos tampaknya terus berkembang setelah penciptaan, menurut berbagai data yang dapat diamati dan hipotesis teoretis. Berdasarkan pemeriksaan unsur-unsur di galaksi jauh yang bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih panjang, para astronom berpikir alam semesta mengembang.
Garis spektrum ganda atom kalsium dengan panjang gelombang sekitar 400 angstrom, terlihat di laboratorium di Bumi dan di bintang terdekat, berfungsi sebagai ilustrasi. Hipotesis Doppler pergeseran merah
memungkinkan untuk menghitung kecepatan galaksi, atau seberapa cepat galaksi itu bergerak.
Sederhananya, proses memanggang roti dapat digunakan untuk mewakili awal dan perluasan alam semesta. Gumpalan kecil dari zat pembentuk roti awalnya berkembang. Kemudian mulai tumbuh. Dengan kata lain, "ruang" roti bertambah. Ekspansi roti menyebabkan partikel (yang mewakili galaksi di alam semesta) terpisah dengan pengembangan roti (analog dengan alam). Dalam ilustrasi tersebut diposisikan di dalam sepotong roti. Karena pemahaman kita tentang bagian dalam roti terbatas pada ruang itu, kita menyadari bahwa ada ruang lain di luar roti.
Demikian pula, kita tidak menyadari adanya alam fisik di luar dimensi
"ruang-waktu" yang terkenal.
Dalam Al-Qur‟a>n Alam semesta di sekitar kita tersirat untuk terus berkembang dan meluas. Sebagaimana dalam firman Allah surah az- Za>riyat ayat 47 menyebutkan adanya pengembangan alam semesta sebagai berikut:
َ ن ْي ػ ِس ْي م َ
ل اهنِا هو ٍرىْي َ
اِة ا َى ٰنْيَجَة َءۤاَم هسلاَو ٤٧
“Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar- benar meluaskannya.” (QS. az-Za>riyat [51]: 47).40
3. Masa Ketiga
ۖاَىى ٰح ض َجَس ْد َ ا َو ا َى َ
لْي َ ل َش َط ْ
غ َ ا َو ٢٩
“dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang).” (QS. an-Na>zi‟at [79]: 29).
40 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang Diklat, Kementrian Agama RI, Pencipta Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 22-25.
https://pustakalajnah.kemenag.go.id/uploads/Penciptaan_Jagat_Raya.pdf (20 Juli 2022).
45 Kisah asal usul tata surya, yaitu terbentuknya matahari dan planet- planetnya, termasuk bumi, disebut sebagai periode ketiga, yang diwahyukan dalam Al-Qur‟a>n. Tata surya diperkirakan telah berevolusi dari awan antar bintang besar sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, menurut para astronom. Awan antarbintang awalnya mengembun saat berputar pada porosnya. Pusatnya akan lebih panas semakin padat. Ketika reaksi nuklir dimulai pada suhu puluhan juta derajat, hidrogen (H) bereaksi dengan hidrogen lain (H) untuk menciptakan helium (He) dan energi.
Matahari, yang sekarang menempati pusat awan antarbintang, mulai melepaskan energi. Saat debu berkumpul di sekitar matahari dan akhirnya membentuk planet, termasuk bumi kita, debu tersebut secara bertahap terbawa oleh angin matahari. Hari dan kegelapan diciptakan oleh rotasi Bumi dan planet-planet. Sedangkan bagian yang menghadap matahari adalah siang, sedangkan bagian yang menjauhinya adalah kegelapan. Hanya materi padat yang terkondensasi, terutama senyawa besi dan silikat, yang bertanggung jawab atas pembentukan Bumi dan planet-planet terestrial lainnya (Merkurius, Venus, dan Mars).
4. Masa Keempat
َض ْر َ ا ْ
لا َو ۗا َىى ٰح َد َكِل ٰذ َر ْػَة
٢٪
“Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.” (QS. an-Na>zi‟at [79]: 30).
Fase keempat didedikasikan untuk proses evolusi bumi. Evolusi yang terjadi di Bumi dijelaskan dalam ayat ini. Di permukaan bumi, ada benua yang bergerak. Bahkan sebelumnya,41 ketika benda angkasa yang sangat besar menghantam planet ini di awal sejarah Bumi, sebagian dari
41 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang Diklat, Kementrian Agama RI, Pencipta Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 30-32.
https://pustakalajnah.kemenag.go.id/uploads/Penciptaan_Jagat_Raya.pdf (20 Juli 2022).
benua itu hilang. Hal ini terjadi ketika tidak ada manusia di planet ini dan batuan sisa tata surya masih relatif padat, membuat tabrakan antara planet dan planet kecil sangat mungkin terjadi. Material dari bumi yang akhirnya menciptakan bulan telah terdorong oleh tumbukan besar.
Menurut teori yang paling kuat bukti-buktinya, proto bumi (bakal numi) pernah mengalami tumbukan hebat dengan proto planet lainnya yang masanya sekitar 1/10 massa bumi. Tumbukan hebat ini menyebabkan terlontarnya batuan sebesar massa bulan (0,01 massa bumi) ke angkasa dan membentuk bulan. Selain itu pangea, lempeng benua yang tersisa yang membentuk permukaan bumi, berputar dan bergeser, suatu proses yang dikenal sebagai lempeng tektonik. Dunia digambarkan sebagai "terbentang" dalam terminologi Al-Qur‟a>n, yang menyebabkan benua terbagi menjadi 5 benua ditambah Antartika.42 5. Masa Kelima
ۖاَىى ٰغ ْس َم َو ا َوَءۤا َم ا َىْن ِم َجَس ْدَا ٢٫
“Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh- tumbuhannya.” (QS. an-Na>zi‟at [79]: 31).
Kelanjutan kehidupan di Bumi dipastikan oleh evolusi selanjutnya.
Air adalah komponen pertama yang dibutuhkan kehidupan. Di bumi, mata air melepaskan air. Air adalah komponen pertama yang dibutuhkan kehidupan. Di bumi, mata air melepaskan air. Menurut bagian ini, Tuhan membawa air dari tanah. Siklus hidrologi dihasilkan oleh aksi pemanasan yang menghasilkan penguapan, pembentukan awan, dan akhirnya hujan. Al-Qur‟a>n hanya menyebutkan substansi proses
42 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang Diklat, Kementrian Agama RI, Pencipta Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 32-.
https://pustakalajnah.kemenag.go.id/uploads/Penciptaan_Jagat_Raya.pdf (20 Juli 2022).
47 hidrologi yang terlibat dengan awal kehidupan, terutama tumbuh- tumbuhan, sebagai makhluk hidup pertama. Itu tidak menjelaskan proses awal.
Petir dan awan sama-sama disebabkan oleh panasnya matahari.
Diyakini bahwa asal usul senyawa organik dimulai dengan kelimpahan air laut dan kondisi udara prasejarah yang kaya akan metana (CH4) dan amonia (NH3) tetapi tidak mengandung oksigen bebas sama sekali. Ini juga fantasi bagaimana proses kehidupan muncul dari tanaman paralel dengan "skenario Tuhan" di mana kehidupan di bumi sedang dipersiapkan. Sekitar 2 miliar tahun yang lalu, kemunculan tumbuhan dan proses fotosintesis menyebabkan peningkatan jumlah oksigen bebas yang mengejutkan di atmosfer. Mayoritas organisme, termasuk manusia dan hewan, bergantung pada keberadaan oksigen.
6. Masa Keenam
ۙا َىى ٰس ْر َ ا َ
لا َت ِج ْ لا َو ْۗم ك ِما َػْن َ ٢٬
اِل َو ْم ك ه ل اًعاَت َم ٢٭
“Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.” (QS. an-Na>zi‟at [79]: 32-33).
Setelah kondisi dasar kehidupan (keberadaan air dan oksigen) terpenuhi, periode keenam menggambarkan kelahiran hewan dan manusia. Terbentuknya pegunungan akibat proses geologi akibat pergeseran lempeng benua juga merupakan persiapan fisik yang menciptakan keseimbangan pergerakan bumi, sehingga memungkinkan material penyusun bumi dikeluarkan untuk kepentingan manusia. sebagai khalifah di muka bumi. Di alam, termasuk evolusi kehidupan, ada proses evolusi.
Spesies bakteri bersel tunggal yang hidup kira-kira 3,5 miliar tahun yang lalu adalah titik awal untuk garis keturunan evolusioner yang telah
dibangun berdasarkan fakta ilmiah. berdasarkan jenis bakteri yang masih ada di dalam air. Kemudian, beberapa generasi tanaman darat lahir dari ganggang hijau. Generasi invertebrata dan spesies hewan lainnya juga muncul dari jalur ganggang hijau beberapa juta tahun yang lalu. 43
Langit dan bumi dari suatu keadaan yang padu terjadi dengan serta merta (kun faya>kun) atas perintah Allah, sebagaimana yang terdapat pada surah al-An‟a>m ayat 73, sebagai berikut:
ُّۗقَح ْ لا ه ل ْي َ
ك ن ْي كَي ف ْن َ ك ل ْي لَي َم ْيَي َو ِۗ قَح ْ
لاِة َض ْرَاْلاَو ِتٰيٰم هسلا َقَل َخ ْي ِذ ه لا َي و َو لا َو ِبْح َغْلا مِلٰع ِۗرْي ُّصلا ىِف خَفْن ي َمْيَي ك ْ
ل م ْ لا ه َ دْيِت َخْلا مْي ِكَح ْ ل َو
لا َي و َو ِة َداَى هش ٧٣
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan hak (benar), ketika Dia berkata, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. Firman-Nya adalah benar, dan milik-Nyalah segala kekuasaan pada waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang gaib dan yang nyata. Dialah Yang Mahabijaksana, Mahateliti.” (QS. al-An‟a>m [6]: 73)
Prosedur yang dirancang Allah sesuai dengan sunnatullah harus diikuti dalam pembentukan langit dan bumi secara keseluruhan. Oleh karena itu, dalam hal ini kalimat kun faya>kun (jadilah, maka terjadilah) yang mengacu pada penciptaan langit dan bumi juga mengacu pada mengikuti prosedur yang telah ditetapkan Allah. Kosmos begitu luas dan terus berkembang sehingga mustahil bagi manusia untuk mengukur ukurannya. Alat pengamatan buatan manusia tidak mampu mengidentifikasi benda langit yang terlalu jauh dari bumi. Setelah
43 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang Diklat, Kementrian Agama RI, Pencipta Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 42-44..
https://pustakalajnah.kemenag.go.id/uploads/Penciptaan_Jagat_Raya.pdf (20 Juli 2022).
49 memahami keterbatasan ini, kita menyadari bahwa manusia tidak dapat menyelidiki semua kondisi alam semesta.44
Gagasan evolusi telah dibantah sebagai akibat dari bagaimana manusia diposisikan di sepanjang pohon evolusi. Beberapa ahli mengklaim bahwa tanpa keberatan apriori yang mencoba melacak evolusi kehidupan, dilema ini relatif mudah diselesaikan. Mereka percaya bahwa jika gagasan evolusi disertai dengan keyakinan bahwa proses tersebut berjalan sesuai dengan sunnatullah, bukan sebagai proses kebetulan yang melemahkan signifikansi Allah sebagai Rabbul'alamin, itu tidak bertentangan dengan iman (Pencipta dan Pemelihara alam). Bagi mereka, proses penciptaan enam hari itu dapat dilihat sebagai semacam evolusi yang Dia maksudkan sebagai sunnatullah di dunia ini. 45
Struktur alam semesta adalah sesuatu yang direncanakan Tuhan dengan cermat dan sempurna. Sehingga tidak ada yang benar-benar cacat atau berbeda dari yang seharusnya. berdasarkan keadaan dan sifat khusus setiap kasus. Koherensi organisasi alam semesta menunjukkan keunggulan dan kemahakuasaan Tuhan.46
44 Ridwan Abdulla>h Sani, Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 55.
45 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang Diklat, Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 45.
46 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang Diklat, Kementrian Agama RI, Penciptaan Jagat Raya dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 78.
50