BAB IV PENAFSIRAN T}ANT}AWI JAUHARI TENTANG AYAT-
B. Relevansi Penafsiran dengan Sains
79 adalah suatu yang padu, sementara hujan diturunkan dari langit dunia?"
Jawabannya adalah, "Terjadi perbedaan pendapat dalam masalah ini.
Sebagian orang mengatakan bahwa ia diturunkan dari langit ketujuh.
Sebagian lain mengatakan bahwa ia diturunkan dari langit keempat. Jika hal itu juga seperti yang katakan di atas, bahwa ia diturunkan dari langit dunia, maka dalam firman Allah, نهَ
ا َض ْرَ
اْ
لا َو ِت ٰي ٰم هسلا 'Bahwasanya langit
dan bumi', juga tidak ada indikasi dalil yang menyalahi pendapat kami, karena boleh saja dikatakan? ِت ٰي ٰم هسلا, tapi yang dimaksud adalah tunggal, lalu disebutkan dengan jamak, karena setiap bagian darinya adalah langit.11 Oleh karena itu, ن ْي ن ِم ْؤ ي اَ َ
لفََ
ا ٍۗ يَح ٍء ْي َش هل ك ِءۤاَمْ
لا َن ِم اَنْ
ل َػ َج َو Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada iuga beriman?' Jadi, apakah mereka tidak percaya dengan hal itu, dan tidak mengakui bahwa yang melakukan itu semua adalah Tuhan yang patut disembah?".12
2. Periode dua: Era Grand Unifed Theory (10-43 -10-35 detik). Dimulai ketika umur jagat raya baru sekitar 10-43 detik. Pada era ini, keseimbangan materi dan anti-materi akan dimenangkan oleh materi.
3. Periode tiga: Era gaya nuklir lemah (electro-weak era) (10-35 – 10-10 detik). Dimulai ketika umur jagat raya 10-35 detik. Pada era ini mulai terbentuk materi-materi fundamental: quarks dan antiquarks.
4. Periode empat: Era Hadron-Lepton (10-10 – 1 detik). Diawali ketika jagat raya berumur 10-10 detik. Quark mengalami aggregasi sesamanya membentuk materi penyusun inti-atom: proton, netron, meson dan baryons.
5. Periode lima: Era Nucleosyntheses (1 detik – 3 menit). Dimulai ketika jagat raya berumur 1 detik. Dimana proton, netron saling bergabung membentuk inti-inti atom (atomic nuclei).
6. Periode enam: (3 menit – 300.000 tahun) dimulai ketika jagat raya berumur 3 menit. Pada periode ini, terbentuklah untuk pertama kalinya inti atom yang stabil: serta terjadinya kopling materi dan radiasi.
7. Periode tujuh: (300.000 tahun-1000 juta tahun). dimulai ketika jagat raya mencapai 300.000 tahun. pada periode ini terjadi pemisahan materi dan energy. Jagat raya menjadi transparan untuk radiasi kosmis.
8. Periode delapan: (1000 juta – 15.000 juta tahun). dimulai ketika umur jagat raya mencapai 1000 juta tahun, klaster-klaster materi membentuk quarsar, bintang-bintang mulai mensintesis materi-materi berat.
9. Periode sembilan: dimulai ketika umur jagat raya mencapai 15.000 juta tahun. galaksi-galaksi baru mulai membentuk tata surya. Atom-atom bergabung membentuk molekul-molekul kompleks, sebagai awal kehidupan.
Terkait penjelasan tentang enam masa di atas, Marconi menggabungkan periode I dan II dari Hawking sebagai masa ketiga.
81 Achmad Marconi ilmuan astronomi (2003), kemudian menjelaskan pengertian enam masa kejadian semesta alam secara singkat, sebagai berikut:
a. Masa pertama, terjadinya dentuman besar (big bang). Waktu t = o sampai waktu 10-43 detik, pada saat suhu alam semesta atau jagat raya, mencapai T = 1032 ok. pada suhu ini gaya gravitasi memisahkan diri dari gaya ruang-waktu yang lahir masih berujud saar-samar, dimana energi dan ruang waktu tidak jelas waktunya.
b. Masa kedua, terbentuknya sup kosmos (cosmos sup). Akhir masa pertama hingga suhu alam semesta turun sampai T =1011 oK. Alam semesta mengalami proses inflasi. Gravitasi muncul sebagai pernyataan adanya gaya materi, dan gaya inti kuat memisahkan diri dari gaya inti lemah dan gaya elektromagnetis. Pemisahan terjadi pada suhu T = 1027 oK, pada waktu t = 10-33 detik. Fundamental sub- atomic particles: quarks dan anti quarks, mulai terbentuk.
c. Masa ketiga, sintesa inti atom (nucleosyntheses). Akhir masa kedua, hingga suhu jagat raya turun sampai T = 109 oK. pada masa ini dimulailah sintesa atau pembentukan inti-inti atom. Quarks bergabung sesamanya, membentuk inti-inti atom, seperti: proton, netron, netron, mesan dan lainnya.
d. Masa keempat, tahap keempat mulai berakhirnya jagat raya berasa di bawah 108 oK, kerapatan materi tinggal sepersepuluh kilogram per liter. Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadinya pengelompokan- pengelompokan materi fundamental, elektron mulai terbentuk, namun masih dalam keadaan bebas, dan belum terikat oleh inti- atom.
e. Masa kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil. Artinya elektron- elektron mulai terikat oleh inti-inti atom, dan terjadilah atom-atom
yang stabil di jagat raya ini. Terjadi pemisahan materi dan radiasi, sehingga alam semesta menjaditembus cahaya. Proto galaksi mulai terbentuk.
f. Masa keenam, terbentuknya galaksi, bintang, tata surya dan planet.13 Ditinjau dari penafsiran dan kajian sains di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa relevansi penafsiran T}ant{awi Jauhari tentang ayat kauniyah surah al-A‟ra>f ayat 54, surah Yu>nus ayat 3 dengan sains dapat dikatakan cukup relevan. Karena melihat dari penafsiran T}ant{awi ia menjelaskan bahwa langit dan bumi ini sama-sama diciptakan dengan enam masa. Namun masa pada penafsiran T}ant{awi Jauhari dan masa menurut sains itu tidak dapat ditentukan seberapa lamanya langit dan bumi atau alam semesta ini dibentuk. Hanya Allah lah yang mengetahui sittati ayya>m tersebut.
Penafsiran T}ant{awi Jauhari dapat dikatakan cukup relevan dengan sains, karena dalam penafsirannya ia juga mencantumkan argumennya berdasarkan ilmu falak (astronomi) modern. Sehingga penafsiran yang ia lakukan berdasarkan ijtihad dengan sains dapat dikatakan berkesinambungan. Namun berangkat dari hal itu, penjelasan yang sudah tertera di dalam Al-Qur‟a>n itu yang sudah pasti kebenarannya. Karena Al- Qur‟a>n merupakan sumber petunjuk dalam segala hal.
Alam semesta (langit dan bumi) ini merupakan bukti keberadaan dan kekuasaan Tuhan semesta alam. Sebagaimana di dalam Al-Qur‟a>n telah dijelaskan bahwa semesta ini diciptakan selama enam hari. Dalam ilmu sains yakni ilmu astronomi juga banyak andil dalam pembuktian ayat-ayat
13 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur‟a>n, Badan Litbang, Diklat Kementerian Agama RI, dan LIPI, Penciptaan Jagat Raya Dalam Perspektif Al-Qur‟a>n dan Sains, h. 12- 14.
83 Al-Qur‟a>n terkait alam semesta. Namun, sains tetaplah penting untuk diintegrasikan agar fakta yang diperoleh tidak terbantahkan. Pada hakikatnya alam semesta ini wujud dari eksistensi keberadaan Tuhan.14
Relevansi yang dilakukan tidak dimaksudkan memberi kesan bahwa Al-Qur‟a>n hanya dijadikan legitimasi untuk pembenaran terhadap temuan- temuan ilmiah. Melainkan Al-Qur‟a>n yang diturunkan sebagai kitab akidah dan juga hidayah dapat memberi isyarat bagi orang-orang Islam untuk mengkaji dan memperhatikan fenomena-fenomena alam tersebut yang pada akhirnya menambah keyakinan dan keimanan kepada Allah, dan mendorong umat Islam untuk memahami fenomena alam semesta ini sebagai ciptaan Allah semata. Selain itu juga, untuk memahami makna- makna Al-Qur‟a>n dan menghadirkan pemahaman yang lebih baik dari pada hanya memahami secara tekstual saja.15
Salah satu keistimewaan Al-Qur‟a>n adalah hubungannya dengan sains dan ilmu pengetahuan. Begitu pentingnya sains dan ilmu pengetahuan dalam Al-Qur‟a>n. Al-Qur‟a>n selalu lebih terdepan dari pada sains, dan juga Al-Qur‟a>n bukan buku pelajaran sains, tetapi Al-Qur‟a>n merupakan penuntun bagi umat manusia dalam mengarungi kehidupan. Hal ini sudah dibuktikan pada konsep alam semesta.16
C. Beberapa Pandangan Ilmuan Filosof Tentang Alam Semesta