• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) dan Ekoregion

Lingkungan Nasional

4.2 Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) dan Ekoregion

e. menyelenggarakan inventarisasi sumber daya alam dan emisi gas rumah kaca pada tingkat kabupaten/kota,

f. mengembangkan dan melaksanakan kerja sama dan kemitraan, g. mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup, h. memfasilitasi penyelesaian sengketa,

i. melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang-undangan,

j. melaksanakan standar pelayanan minimal,

4.2 Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH)

1. inventarisasi lingkungan hidup, 2. penetapan wilayah ekoregion, dan

3. penyusunan RPPLH (Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup).

Penyusunan RPPLH sebagai upaya perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian dari perencanaan pembangunan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Karena itu RPPLH saling terkait dengan dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah dan Jangka Panjang (RPJM & RPJP) dan Rencana Tata Rencana Wilayah (RTRW). Untuk pemerintah daerah, RPPLH dikaitkan dengan RPJMD, RPJPD dan RTRW Daerah. Tahapan penyusunan RPPLH dapat digambarkan dalam skema di bawah ini:

Skema 2

Tahapan Penyusunan RPPLH

Tahap inventarisasi lingkungan hidup merupakan tahap pengumpulan data dan informasi tentang potensi dan kondisi lingkungan hidup yang ada pada suatu wilayah. Tahapan inventarisasi berdasarkan UUPPLH meliputi:9

1. potensi dan kesediaan, 2. jenis yang dimanfaatkan, 3. bentuk penguasaan,

4. pengetahuan dan pengelolaan, 5. bentuk kerusakan, dan

6. konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.

9 Pasal 6 Ayat 2 Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

INVENTARISASI LINGKUNGAN

HIDUP

PENENTUAN:

DAYA DUKUNG

DAYA TAMPUNG

LINGKUNGAN HIDUP

CADANGAN SUMBER DAYA ALAM PENETAPAN WILAYAH EKOREGION

PENYUSUNAN RPPLH

1. RT RW 2. RPJM/RPJP

3. DOK Perencanaan Lainnya

Inventarisasi lingkungan hidup dapat dilakukan melalui peta dan laporan yang telah mendokumentasikan basis sumber daya alam dan penggunaannya.

Sekarang ada beberapa teknologi baru (Sistem Informasi Geografi, “Remote Sensing”, “Spatial Interpolation Techniques”, Gambaran Tiruan, dan “Modelling”), yang memungkinkan pegeseran dari pola bentang darat yang statis ke pendekatan yang “parametris”. Teknologi baru itu memfokuskan pada hal-hal lingkungan yang diperlukan untuk membentuk proses-proses bentang darat dan jawaban biologis.

Data yang ada memberikan masukan untuk model teknis, hidrologi, agronomi, silvikulturis, dan ekologi.10

Contoh :

Salah satu gambaran pentingnya inventarisasi dalam perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di suatu wilayah seperti di Kabupaten Timor Lorosa’e. Di kabupaten tersebut, sekarang ini banyak terjadi degradasi tanah, air, dan margasatwa yang mengakibatkan tanah longsor, banjir, dan hilangnya keanekaragaman hayati. Keadaan tersebut merupakan akibat dari usaha masyarakat lokal untuk hidup dengan menggunakan sumber-sumber hidup yang ada di sekitarnya, termasuk tanah, tenaga kerja, modal (uang), dan teknologi. Kondisi tersebut menjadi tantangan dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan.

Dari kondisi tersebut diketahui permasalahan lingkungan hidup di Timor Lorosa’e disebabkan oleh masalah yang dibuat oleh manusia. Maka manusialah yang harus memecahkan masalah-masalah itu. Misalnya melalui pendidikan kepada masyarakat untuk memahami hubungan penting antara tanah, air, dan kehidupan, serta cara mengelola pemakaian sumber daya alam dan untuk melindungi lingkungan hidup. Hal-hal tadi harus menjadi cita-cita utama. Hanya dengan pemahaman demikian teknologi yang cocok mulai dapat ditentukan dan dilaksanakan. Tanggung jawab untuk perencanaan dan pengelolaan harus dibagi di antara sektor nasional, daerah, dan lokal, peran individu, keluarga, dan masyarakat lokal dalam pengelolaan lingkungan hidup supaya keberlanjutan.

Hasil inventarisasi lingkungan hidup digunakan sebagai dasar penetapan wilayah ekoregion yang dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup setelah berkoordinasi dengan instansi terkait.11 Tujuan inventarisasi lingkungan hidup dalam penetapan wilayah ekoregion adalah untuk menentukan daya dukung dan

10 Henry, Op.Cit., h. 1

11 Pasal 7 Ayat 1 UUPPLH

daya tampung, serta cadangan sumber daya alam. Penetapan wilayah ekoregion dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesamaan:12

a. karakteristik bentang alam, b. daerah aliran sungai, c. iklim,

d. flora dan fauna, e. sosial budaya, f. ekonomi,

g. kelembagaan masyarakat, dan h. hasil inventarisasi lingkungan hidup.

RPPLH disusun sebagai pedoman dan arahan perencanaan yang komprehensif dalam melaksanakan pembangunan untuk memajukan kesejahteraan umum dengan tetap memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan atau sustainable development principles agar memenuhi daya dukung dan daya tampung lingkungan dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal ini sesuai dengan tujuan perencanaan lingkungan hidup (environmental planning) yang tertuang dalam EPAA, yaitu:13

a. to encourage:

i) the proper management, development and conservation of natural and man-made resources, including agricultural land, natural areas, forests, minerals, water, cities, towns and villages for the purpose of promoting the social and economic, welfare of the community and better environmental, ii) the promotion and coordination of the orderly and economic use and

development of land,

iii) the protection, provision and coordination of communication and utility services,

iv) the provision of land for public purpose,

v) the provision and coordination of communication services and facilities, vi) the protection of the environment, including the protection and conservation

of native animals and plants, including threatened species, populations and ecological communities and their habitats, and

vii) ecologically sustainable development.

b. to promote the sharing of the responsibility for environmental planning between the

12 Pasal 7 Ayat 2 UUPPLH

13 David Farrier et all, The Environmental Law Handbook (Redfern Legal Centre Publishing UNSW Press, Sydney, 1997) h. 89-90.

different levels of government in the State, and

c. to provide increased opportunity for public involvement and participation in environmental planning and assessment.

Tujuan environmental planning yang tertuang dalam EPAA, juga masuk dalam penyusunan RPPLH yang digunakan sebagai dasar penyusunan dan dimuat dalam rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) dan rencana pembangunan jangka menengah (RPJM).14 Selama ini, RPJP Nasional dituangkan dalam bentuk Undang-Undang dan RPJP Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.15 Demikian halnya dengan RTRW Nasional yang dituangkan dalam Undang- Undang dan RTRW Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah.

Tapi berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan terdapat problem. Problem itu mengenai bentuk hukum RPPLH yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah, menjadi dasar dalam menyusun RPJP dan RTRW yang kedudukan hukumnya lebih tinggi, yaitu undang-undang. Secara hierarki, peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak dapat dijadikan “konsideran mengingat” dalam peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, misalnya PP menjadi dasar mengingat undang-undang. Namun secara substansial RPPLH dapat digunakan sebagai rujukan untuk menyusun substansi RPJP dan RTRW agar terjadi harmonisasi dan sinkronisasi penyusunan dokumen perencanaan pembangunan.

Hal ini akan berbeda dari dokumen RPPLH tingkat Provinsi dan Kabupaten/

Kota. RPPLH tingkat Provinsi dan RPPLH Kabupaten/Kota dibentuk dalam produk hukum Peraturan Daerah. Produk hukum ini memiliki derajat yang sama dengan produk hukum untuk RPJP dan RTRW, sehingga Perda RPPLH dapat digunakan menjadi “konsideran mengingat” dalam penyusunan bentuk hukum RPJPD dan RTRW Daerah.