BAB V PENUTUP
B. Saran
Sudah menjadi sifat dasar bagi seorang peneliti keilmuan, bahwa dalam sebuah penelitiannya pasti masih banyak menyisakan masalah yang belum tuntas, oleh karena itu akan sangat baik jika dapat dikaji lebih lanjut mengenai bagaimana respon masyarakat baik lokal maupun yang non lokal terhadap kitab terjemah tafsir jalalain bahasa Indonesia aksara pegon karya KH. Ahmad Makki, bagaimana perkembangannya dengan terjemah- terjamah yang lain. Selain itu juga perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai karya tafsir ataupun terjemah bahasa daerah, mengingat masih minimnya penelitian yang dilakukan terhadap daerah-daerah lokal.
Penulis merasa bahwa dalam skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan dan kesalahan karena dangkalnya ilmu yang penulis miliki, oleh karenanya penulis berharap pembaca dapat memakluminya, karena penulis pun masih dalam tahap belajar. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, para pembaca, dan orang lain pada umumnya. Amin
147 Al-Qur`an al-Karîm
Abdul Wahâb an-Najjâr, Jamâl Musthafa „Abdul Hamîd, Ushûl ad-Dakhîl fii Tafsîr ây at-Tanzîl, Kairo: Jami‟ah Azhar, 2009.
Abdullah, Mohd. Bakhir Hj., Sumbangan Kaligrafi Arab Dalam Kesenian Islam: Suatu Kajian Sejarah, Jurnal Ushuluddin, Bil 26, 2007.
Afanurriza, Edi, An-Nafs Al-Muthmainnah dalam Al-Qur`an menurut Imam Al-Mahalli dan Imam Al-Suyuti dalam Tafsir Jalalain, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Prodi Ilmu Al-Qur`an dan Tafsir Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, 2015.
Agung, Nuruddin Ithir, Terjemahan Ulum Al-Qur`an Al-Karim: Cahaya di Atas Cahaya.
Ahmadi, Rizqa, Model Terjemahan Al-Qur’an Tafsiriyah Ustad Muhammad Thalib, Surakarta: Jurnal CMES, Vol. VIII, No. 1, 2015.
Akram, Tafsîr Al-Qur`an Berbahasa Bugis; Telaah Naskah Tafsîr Sûrah Al- Fâtihah Karya Muhammad Abduh Pa’jabah, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2008.
Ali Syibromalisi, Faizah, Jauhar Azizy, Membahas Kitab Tafsir Klasik- Modern, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
Ambary, Hasan Musrif, Suplemen Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.
Amri, Mafri & Lilik Ummi Kultsum, Literatur Tafsir Indonesia, Ciputat:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Amri, Mafri, Literatur Tafsir Indonesia, Tangerang: Mazhab Ciputat, 2013.
Anshori, Ulumul Qur`an: Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta:
Rajawali Pers, 2013.
Atabik, Ahmad, Perkembangan Tafsir Modern di Indonesia, Kudus: Artikel, vol. 8, 2014.
Baidan, Nashruddin, Perkembangan Tafsir Al-Qur`an di Indonesia.
Baqir, Ayatullah Muhammad, Ulûmul Qur`an, penerjemah: Nashirullah Haq dkk, Jakarta: Al-Huda, 2012.
Adz-Dzahabî, Muhammad Husein At-Tafsîr wa al Mufassirûn, jil. 1, Kairo:
Dar al-Hadis, 2005.
Adz-Dzahabî, Muhammad Husein, Ensiklopedia Tafsir Jilid 1, judul asli: At- Tafsîr wa Al-Mufassirûn, diterjemahkan. H. Nabbani Idris, Jakarta:
Kalam Mulia, 2009.
Denffer, Ahmad Von, Ilmu Al-Qur`an: Pengenalan Dasar, penerjemah:
Ahmad Nashir Budiman, judul asli: „Ulûm Al-Qur`an: An Introduction To The Sciences of The Quran, cet. 1, Jakarta: Rajawali, 1988.
Al-Fairûz Abadi, Majd ad-Dîn Muhammad bin Ya‟qûb, Al-Qamus Al- Muhîth, Beirut: Dar el-Fikr, 2005.
Fathoni, Ahmad, Kaidah Qira’at Tujuh: Menurut Tharîq asy-Syâthibî, jil. 1, Jakarta: Darul Ulum Press, 2007.
Federspiel, Howard M., Kajian al-Qur`an di Indonesia: dari Mahmud Yunus hingga Quraish Shihab. Penerjemah; Tajul „Arifin, Bandung: Mizan, 1994.
Fuad, Imam Zaki, Kajian atas Kitab Hasyiah al-Sawi ‘ala Tafsir al-Jalalain, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Al-Ghazâlî at-Thûsî, Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad, Ihyâ al-‘Ulûm ad-Dîn, jil. 1, Beirut: al-Ma‟rifah, t.t.
Ghofur, Saiful Amin, Profil Para Mufasir Al-Qur`an, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008.
Gusmian, Islah, Khazanah Tafsir Indonesia; Dari Hermeneutika hingga Ideologi, Yogyakarta: LKiS, 2013.
__________, Bahasa dan Aksara Tafsir Al-Qur`an di Indonesia dari Tradisi, Hierarki hingga Kepentingan Pembaca, Jurnal Tsaqafah, Surakarta, vol. 6, 2010.
Al-Hafidz, M.A, Ahsin W., Kamus Ilmu Al-Qur`an, Jakarta: Amzah, 2006.
Hannik, Ummi, Model Terjemah Tafsir Al-Qur`an Berbahasa Lokal; Analisis Terjemahan Tafsir al-Jalalain Bahasa Madura Karya Muhammad
‘Arifun, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Haque, M. Atiqul, Wajah Peradaban Menelusuri Jejak Pribadi-pribadi Besar Islam, Bandung: Zaman Wacana Mulia, 1998.
Ibn Katsîr, Al-Imâm Al-Hafîzh, Tafsîr Al-Qur`an Al-‘Azhîm, jil. 1, Mesir:
Dar el-Hadits, 2005.
Ibrahim, Sulaiman Tafsîr Al-Qur`an Bahasa Bugis: Vernakularisasi dalam Kajian Tafsîr al-Munîr, Jakarta: LeKAS Publishing, 2012.
__________, Tafsîr Al-Qur`an Bahasa Bugis; Melacak Metodologi dan Pemikiran Tafsir AG. H. Daud Ismail, Disertasi Bidang Ilmu Agama Islam Konsentrasi Tafsir Hadis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011.
Irawan, Prasetyo dkk, Motode Penelitian, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
Ismail, Arifuddin dkk, Analisa Jurnal Pengkajian Masalah Sosial Keagamaan, Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama, Volume XVII, No. 01, 2011.
Khoiri R, Ilham, Al-Qur`an dan Kaligrafi Arab: Peran Kitab Suci dalam Transformasi Budaya, Jakarta: Logos, 1999.
Kholiq, Lilip Abdul, Sejarah Pondok Pesantren As-Salafiyyah 1 serta riwayat singkat Alm. KH. Abdullah Mahfudz, Sukabumi: PP. As- Salafiyyah 1, 2014.
Kurdi dkk, Hermeneutika Al-Qur`an dan Hadis, Yogyakarta: eLSAQ Press, 2010.
Makhluf, Lewis, al-Munjid fî al-Lughah wa al-Adab wa al-‘Ulûm, Beirut: al- Mathba‟at al-Katsulikiyah, 1956.
Makki, Ahmad, Husnu al-Sunnah fi al-Hikami wa al-Akhlaqi al-Hasanati, Sukabumi: PP.As-Salafiyyah 1.
__________, Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain, ed. 1, Sukabumi: As-Salafiyyah, t.t.
__________, Tarjamah Tafsîr al-Jalâlain, ed. 2, jil. 1 sampai jil. 2, Sukabumi: As-Salafiyyah, t.t.
Mansyur, Moh. dan Kustiawan, Pedoman bagi Penerjemah Arab-Indonesia Indonesia-Arab, Jakarta: PT. Moyo Segoro Agung, 2002.
Al-Mishri, Abî al-Fadhl Jamâluddîn Muhammad bin Mukarram Ibn Manzhûr al-Afriqî Lisân al-‘Arabî, Beirut: Dar Sader, 1997.
Muhammad, Ahsin Sakho, Oase Al-Qur`an Penyejuk Kehidupan, Jakarta:
Qaf Media Kreativa, 2017.
Muhsin, Imam, Tafsir Al-Qur`an dan Budaya Lokal: Studi Nilai-nilai Budaya Jawa dalam al-Huda karya Bakri Syahid, Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, 2010.
Muhtaram, Terjemah Al-Qur`an Bahasa Indonesia Berbasis Aplikasi Android; Studi Kritis Terjemah Al-Qur`an Versi MartinVillar.com Dalam Al-Qur`an Bahasa Indonesia, Skripsi S1 Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016.
Munawwir, Ahmad Warson, Al-Munawwir: Kamus Arab- Indonesia,Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.
Munip, Abdul, Transmisi Pengetahuan Timur Tengah ke Indonesia; Studi Tentang Penerjemahan Buku Berbahasa Arab di Indonesia 1950-2004 Jakarta: Puslitbang Lektur Keagamaan, 2010.
Nata, Abuddin, Metodologi Studi Islam, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Al-Qaththan, Manna‟ Khalîl, Mabâhîts Fî ‘Ulûm Al-Qur`an, Muassas al- Risalah: Beirut, 1983.
__________, Studi Ilmu Al-Qur`an, Bogor: Pustaka Litera AntarNusa, diterjemahkan oleh Mudzakir, 2015.
__________; penerjemah: H Anunur Rafiq El-Mazni, Lc. MA., Pengantar Studi Imu Al-Qur`an, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2005.
Rohmana, Jajang A, Memahami Al-Qur`an dengan Kearifan Lokal: Nuansa Budaya Sunda dalam Tafsir Al-Qur`an berbahasa Sunda, Journal of Qur`an and Hadith Studies, vol. 3.
Rosidi, Konsep Maqamat Dalam Tradisi Sufistik KH. Ahmad Asrori Al- Ishaqy, Surabaya: Teosofi, Jurnal Tasawuf dan Pemikiran Islam, vol. 4, 2014.
Ash-Shâbûnî, Muhammad „Alî, At-Tibyân fî ‘Ulûm Al-Qur`an, penerjemah;
Aminuddin, Bandung: PT. Raja Grafindo Persada, 1999.
__________, Ikhtisâr Ulûmul Qur`an Praktis, judul asli; At-Tibyân fî ‘Ulûmil Qur`an diterjemahkan oleh Muhammad Qodirun Nur, cet. 1, Jakarta:
Pustaka Amani, 2001.
As-Shâwî al-Maliki, Syeikh Ahmad, Hasyiah as-Shâwî ‘Alâ Tafsîr al- Jalâlain, jild. 1, Bairut: Dar el-Fikr, 1993.
Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur`an Jilid 2, Jakarta: Lentera Hati, 2010.
__________, “Pengantar”, Taufiq Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah Al- Qur`an Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005.
As-Suyûthî, Jalâluddîn Muhammad bin Ahmad al-Mahallî, Jalâluddîn „Abdur Rahmân bin Abî Bakar as-Suyûthî, Tafsîr al-Jalâluddîn, Kairo: Dar el- Hadits. t.t.
_________, Imam Jalaluddin al-Mahalli, Imam Jalaluddin, Tafsir Al-Qur`an al-‘Azhim lil Imam al-Jalalain, juz. 1, Surabaya: Nurul Huda, t.t.
_________, Imâm Jalâluddîn Al-Mahallî, Imâm Jalâluddîn, Terjemahan Tafsir Jalalain berikut Asbabun Nuzul Jilid 1, penerjamah; Bahrun Abubakar, L.C, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009.
As-Suyûthî as-Syâfi‟î, Imâm Jalâluddîn Abdur Rahmân Abu Bakar, Al-Itqân fî ‘Ulûm Al-Qur`an, jil. 2, Beirut : Dar el-Kutub al-„Ilmiyyah, 2003.
__________, Samudera Ulumul Qur`an, Surabaya: PT. Bina Ilmu, 2007.
As-Syahîr bil-Jamâl, Sulaimân bin „Umar „Ajaili as-Syâfi‟î, Al-Futûhât Al- Ilâhiyyah: bi Taudhîh Tafsîr Al-Jalâlain li ad-Daqâiq al-Khafiyyah, Beirut: Dar el-Fikr, 2003.
At-Thabarî, Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin Katsîr bin Ghâlib al-Amalî Abû Ja‟far, Tafsîr At-Thabarî: Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl Al-Qur`an, jil.
12, Beirut: Dar el-Fikr, 2000.
At-Tirmidzî, Imâm al-Hafîzh Abî „Îsâ Muhammad bin „Îsâ bin Sûrah Ibn Mûsâ (200-279 H), Jâmi’ at-Tirmidzî, Riyadh: Darussalam, 1999.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
__________, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1996.
Tim Tashih Departemen Agama, Al-Qur`an dan Tafsirnya , Yogyakarta: PT Dana Bakhti Wakaf: Milik Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia, 1990, yang dicetak ulang pada tanggal 20 Desember 1990.
Udas, Suara ‘Ulama; Gerbang Ummatan Wahidah, Majalah Edisi 4, Jawa Barat: BIsNet Foundation, 2017.
Ulinnuha, Muhammad, Rekonstruksi Metodologi Kritik Tafsir, Jakarta:
Azzamedia, 2015.
Ushama, Thameem, Metodologi Tafsir Al-Qur`an; Kajian Kritis, Objektif &
Komprehensif, penerjemah, Hasan Basri dan Amroeni, Jakarta: Riora Cipta, 2000.
Widayati, Romlah, Ilmu Qiro’at, jil. 1, Jakarta: IIQ Jakarta Press, 2014.
Yanggo, Huzaimah T. dkk, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi;
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta, Jakarta: IIQ Press, 2011.
Yunus, Mahmud, Tafsir Qur`an Karim, Jakarta: PT. Mahmud Yunus Wa Dzurriyyah, 2011.
Yusuf, Kadar M., Studi Al-Qur`an, Jakarta: Amzah, 2009.
Az-Zarkasyî, Muhammad bin „Abdullah, Al-Burhân fî ‘Ulûm Al-Qur`an, jil.
1, Beirut: Dar al-Fikr, 1988.
Az-Zarqânî, Muhammad „Abdul „Azhîm, Manâhîl al-‘Irfân fî ‘Ulûm Al- Qur`an, jil. 2, Kairo: Dar al-Hadîs, 2001.
INTERNET
http://e-journal.um.edu.my/public/article-view.php?id=7812, Diakses pada hari Rabu, 19 Juli 2017 pukul 20.24 WIB
http://www.matancirebon.org/2015/10/kh-tubagus-ahmad-bakri-mama sempur.html Diakses pada Kamis, 20 Juli 2017 pukul 20.09 WIB.
www.loc.gov/jawi-pegon.pdf, Diakses pada tanggal 29 Juli 2017 pukul 16.27 WIB.
www.iiq.ac.id/index.php?a=artikel&d=3&id=289, Diakses pada Selasa, 01 Agustus 2017, pukul 16.25 WIB.
INTERVIEW
Diskusi dengan Ustadz. Amiruddin, S.Ag., pada Minggu, 26 Januari 2017 di kediaman beliau.
Wawancara dengan H. Lilip Abdul Kholiq menantu dari KH. Ahmad Makki, pada Rabu, 10 Mei 2017M /13 Sya‟ban 1438 H pukul 16.00 wib s/d selesai di kediaman H. Lilip Abdul Kholiq
Wawancara dengan KH. Ahmad Makki Ibn Abdullah Mahfudz pada Rabu, 10 Mei 2017 M/ 13 Sya‟ban 1438 H pukul 17-15 wib s/d selesai di kediaman KH. Ahmad Makki Ibn Abdullah Mahfudz.
Wawancara dengan Bapak Oman, senior operasional di percetakan as- Salafiyyah bahasa Indonesia, pada Senin, 15 Mei 2017M /13 Sya‟ban 1438 H pukul 13.00 wib s/d selesai di ruangan percetakan as- Salafiyyah bahasa Indonesia.
Wawancara dengan H. Lilip Abdul Khaliq menantu KH. Ahmad Makki, Sabtu 22 Juli 2017 M/ 28 Syawal 1438 H pukul 10.00 s/d selesai via telepon.
155
LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1
Dokumentasi Foto-foto
Pondok Pesantren As-Salafiyyah 1 dan Tempat Tinggal KH. Ahmad Makki Ibn Abdullah Mahfudz
Wawancara dengan KH. Ahmad Makki Ibn Abdullah Mahfudz (Rabu, 10 Mei 2017)
Wawancara dengan Ustadz. H. Lilip Abdul Khaliq (Menantu KH. Ahmad Makki)
(Rabu, 10 Mei 2017)
Wawancara dengan bapak Oman (Operasional Percetakan Bahasa Indonesia As-Salafiyyah)
(Senin, 15 Mei 2017)
Ruang Cetak dan Ruang Kitab Terjemah As-Salafiyyah serta Alat-Alatnya
Lampiran 2
Surat Keterangan Wawancara
Lampiran 3
Hasil Transkip Wawancara dengan Penerjemah Tafsîr al-Jalâlain (KH. Ahmad Makki Ibn Abdullah Mahfudz)
Sukabumi, 10 Mei 2017
+Bagaimana penjelasan kiai bahwa kitab tafsir jalalain itu bukan tafsir bir-Ra’yi, dengan menjelaskan kata warra’du yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 19 ? selama ini yang dikaji dibangku perkuliahan bahwa kitab tersebut adalah bir-Ra’yi ?
- Tafsir bir-Ra’yi tidak dibolehkan sebagaimana hadis Nabi:
رانلا نم هدعقم أوبتيلف ويأرب نآرقلا رسف ْنَم َمَّلَسَو ِوْيَلَع َُّللَّا ىَّلَص َلاَق
دنعو دبعلا نبا ةياور نم دواد بيأ دنع وهو هنسحو سابع نبا ثيدح نم يذمترلا هجرخأ(
)ىبركلا في يئاسنلا
“Nabi saw. bersabda: Barang siapa menafsirkan Al-Qur`an menurut pendapatnya sendiri, maka disediakan untuknya suatu tempat dari api neraka.”
Jadi tafsir-tafsir para ulama-ulama semua itu adalah bil-Manqul atau bin-Naql dengan keterangan, dengan Al-Qur`an dengan hadis dengan perkataan para sahabat. Dan warra’du disana ditafsirkan:
هتوص ليق و هب لكولما كللما وه )
(
jadi yang dimaksud ra’dun yaitu malaikat yang diwakili oleh apa yang diperintahkan oleh arra’du. Disitu kalau berdasarkan ra’yi tidak mungkin ada tafsir (
هتوص ليق و هب ل كولما كللما وه
) justru al-Malaku al-Muwakkalu ada keterangan dari penjelasan hadis. Jadi disitu menjelaskan bahwa tafsir jalalain betul-betul bukan tafsir bir-Ra’yi betul betul berdasarkan nash atau keterangan dari hadis atau quran.Karena tidak boleh atau dilarang menafsirkan Qur`an dengan ra’yi harus betul-betul dengan keterangan dari Qur`an atau dari hadis atau dari sahabat .
+ Apa tujuan dari menerjemahkan kitab ini ?
-Ada permintaan dari masyarakat Jakarta agar ada kitab-kitab logatan seperti bahasa Sunda, kemudian Assalafiyah datang ke Jakarta ke bapak Iskandar dan lainnya. Kemudian meminta izin bagaimana kalau saya menerjemahkan dan mau seperti apa mau seperti bagaimana terjemahnya bentuknya. Jadi saya berusaha memerintahkan untuk menulis terjemah seperti ini seperti ini. Hasilnya seperti ini tapi seadanya dan diterima oleh Jakarta.
+Atas dasar apa menggunakan arab pegon tidak langsung dengan latin?
-Ya memang kemauan saya dan kemampuannya seperti itu. Dan tidak ada kemauan untuk menulis dengan latin. Saya ingin melayani atau meladeni para santri para ajengan-ajengan thalabul „ilmi yang memerlukan logat-logat mungkin banyak kekurangan-kekurangan, jadi banyak membantu.
+Pembagian jilid pada terjemahan tafsir jalalain berdasarkan apa ? -Hanya spontanitas, kalau bahasa sunda 5 juz 5 juz, kalau bahasa Indonesia ada yang 3 juz ada yang 2 juz. Kebetulannya seperti itu, tidak direncanakan, hanya direncanakan 8 juz.
+Untuk pembagian keterangan tambahan berdasarkan apa ?
-Itu biasa di pesantren, sistem Assalafiyah jika ada yang mau ditafsirkan maka menggunakan Qauluhu
Lampiran 5
Hasil Transkip Wawancara dengan Menantu KH. Ahmad Makki (H. Lilip Abdul Kholiq)
Sukabumi, 10 Mei 2017
+Apa tujuan dari penulisan terjemah oleh Kiai Ustadz ?
-Baca kitab yang bahasa Arab itu sangat susah, sehingga mama punya inisiatif bagaimana agar para santri yang sedang mengkaji ilmu dan sedang memperdalam ilmu itu semakin mudah ? diantaranya dengan menerjemahkan, menerbitkan terjemahan dan sedikit penjelasan.
Tujuannya memang untuk mempermudah para santri memperdalam ilmu-ilmu agama. Biasanya kan kalau kita hanya mengandalkan kamus, maka ketika membuka kamus belum tentu yang kita dengar itu benar, memerlukan waktu butuh mungkin berapa menit untuk mencari mufrodat-mufrodat yang ada untuk menterjemahkannya. Jika adanya terjemahan langsung (cetakan terjemah) itu enak tinggal dibaca langsung. Jadi intinya untuk mempermudah para santri dalam memahami kitab kuning.
Adapun pendapat yang mengatakan jangan memakai terjemah, itu yang salah adalah yang memakai 100% terjemah. Jadi ketika baca kitab dia hanya mengandalkan terjemahnya saja, maka itu jelas membodohi santri, tapi kalau sebagian saja ketika kita baca kitab ada yang tidak tahu maknanya kemudian melihat terjemahan maka ini mempermudah santri dalam memahami kitab. Jadi tidak perlu beranggapan yang jauh, jadi ini adalah niat awal dari mama ketika menerbitkan kitab-kitab terjemah atau menerjemahkan kitab-kitab kuning kedalam bahasa Sunda dan Indonesia.
Alhamdulillah respon-respon dari pesantren khususnya, begitu animonya sangat besar, termasuk para ustadz-ustadz, kalau dalam bahasa banyolnya: ustadz itu banyak yang pensiun karena tidak punya kitab-kitab lugotan. Jadi ketika santri bilang “pa ustadz saya ingin mengkaji kitab ini. Terkadang mentalnya karena tidak ada lugotan para ustadz. Sehingga ketika Assalafiyah menerbitkan kitab-kitab maka animo para ustadz langsung tidak jadi pensiun.
Bukan 100 atau 200 orang yang menyebut terimakasih mungkin ribuan. Kalau dulu melalui telpon rumah, surat atau datang ke rumah.
Alhamdulillah sampai saat ini kitab terjemahan masih dipakai mungkin selama masih ada pesantren, ada para santri maka kitab ini pasti akan terus terbit. Termasuk ketika menerjemahkan tafsir, tafsir itukan butuh. Karena tafsir Maknanya ada yang multi, jadi ketika menerjemahkan harus melihat dengan tafsir-tafsir terjemahan yang lain disadur lagi kecetakan assalafiyyah.
+ Apa saja referensi yang beliau gunakan ?
-Sebenarnya referensi semuanya dari kamus bukan menjelaskan makna yang terkandung dalam tafsiran, tetapi terjemahan karena terjemahan butuh bakat menerjemhkan dan refernsi, kitab tafsir kan banyak namun yang dipakai buat referensi adalah kitab-kitab tafsir yang ghalib dikalangan pesantren seperti tafsir ibnu katsir, nawawi, jamal dan maraghi.
+Ada berapa bersaudara beliau ?
Beliau adalah anak ke empat dari 10 bersaudara, yaitu:
1) Hj. Sholihah (menikah dengan K.H. Afifullah)
2) K.H. Aceng Izzul Fattah (menikah dengan Hj. Rahmawati)
3) Hj. Aisyah (menikah dengan K.H. Ece Haris Manshur) 4) K.H. Ahmad Makki (menikah dengan Umi Hj. Imas
Syihabul Millah dan Umi Hj. Herawati) 5) Hj. Hafsoh (menikah dengan H. Syarifuddin)
6) Alm. Kyai Abdullah Ridwan (menikah dengan ustadzah Hj.
Aisyah)
7) Ustadz. Aonillah (menikah dengan ustadzah. Euit Sumarni) 8) Alm. Kholilurrahman (meninggal ketika berusia 2 tahun) 9) Alm. Akhyad (meninggal ketika berusia 10 tahun)
10) Ustadz. Muhammad Zain (menikah dengan ustadzah. Eneng Humairoh).
+Istri beliau dan anak-anak beliau ?
-Beliau mempunyai 2 isteri, Pertama Umi Hj. Imas Syihabul Millah memiliki 10 orang putera. Kedua Umi Hj. Herawati memiliki 4 orang putera.
+Bagaimana riwayat pendidikan beliau ?
Riwayat pendidikan beliau tidak formal, tidak pernah menginjak ke SMP tapi pernah SR (Sekolah Rakyat). Beliau pernah sekolah MI di Sirajul Athfal. Dari situ usia sampai 12 tahun tidak mengenyam pendidikan Formal tetapi pesantren mengaji tadarus sama orang tua ketika masih hidup. Sekolah pertama beliau adalah kedua orang tua, kemudian lanjut ke pondok pesantren di Ciharashas, Cianjur, Mamatujerrah dan Bandung.
Banyak sekolah-sekolah salaf yang beliau ikuti tapi hanya sebatas tabarrukan sampai terakhir ke manungjaya pesantren Miftahul Huda.
Terkadang ada juga ajengannya yang mengatakkan beliau pernah disini tapi satu bulan atau dua bulan.
+Siapa saja nama-nama guru beliau yang terkenal ? 1. Mama Ciharashas Ajengan Suja’I Cianjur 2. Mama Ajengan Manungjaya Khair Efendy
Keduanya merupakan guru yang membentuk karakter atau pribadi KH. Ahmad Makki.
+Kapan beliau mulai menerjemahkan ?
-Beliau mulai menerjemahkan dan mencetak kitab-kitab terjemah pada tahun 1988. Mencetak pertama kali dipercetakan orang lain, sampai satu tahun kemudian baru cetak sendiri, karena baru beli mesin cetaknya 1989.
+Kitab apa yang pertama kali diterjemahkan ?
-Pertama kali diterjemahkan adalah kitab Jauhar, alfiyyah, dan hidayatul adzkiya. Terjemahan bahasa Sunda ada 180 item dan bahasa Indonesia ada 60 item
+Mengapa didalam kitab terjemah ini tidak dicantumkan kapan diterbitkan dan sudah memasuki cetakan keberapa ?
-Itulah kekurangan kami, tidak pernah menyetor karya dan tidak ada cetakan edisi 1, 2, dan 3. Hal ini dilakukan mungkin saking seringnya mencetak, gambarannya tiap bulan minimal 1 judul kitab mencetak 500 exm, dalam 1 bulan bisa 4 sampai 5 kitab yang dicetak, jadi nyetak terus.
Lampiran 6
Hasil Transkip Wawancara dengan Operasional Percetakan Bahasa Indonesia As-Salafiyyah (Bapak Oman)
Sukabumi, 15 Mei 2017 +Siapa nama bapak ?
-Bapak Oman
+Sudah berapa lama bergabung dipercetakan ini ? -Sudah termasuk lama banget
+Dipercetakan ini kertas apa yang digunakan ?
-Semuanya menggunakan kertas hvs, yang membedakan Cuma ukurannya. Kaya terjemah tafsir jalalain, untuk edisi yang pertama ukuran polio dan edisi yang kedua lebih kecil lagi.
+Untuk terjemah tafsir jalalain ada berapa jilid dan sudah berapa kali dicetak ?
-Untuk edisi yang pertama hanya satu jilid dan kita belom pernah nyetak lagi, karena yang pertama dicetak aja masih banyak banget belom habis laku. Untuk edisi kedua sudah sering karena banyak pesanan bahkan dari luar dan terdiri dari delapan jilid.
+Mengapa terjemah tafsir jalalain yang laku diluar itu edisi kedua bukan edisi pertama ?
-Yang pertama mungkin karena faktor harga, yang kedua faktor besar kecilnya, biasanya orang-orang ingin yang simpel-simpel aja dibawa biar ga berat juga.