• Tidak ada hasil yang ditemukan

abstract - STKIP PGRI Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "abstract - STKIP PGRI Sumatera Barat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PERSEPSI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH NAGARI TENTANG PENEBANGAN HUTAN DI KENAGARIAN TANJUANG KALIANG

KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

Ofandri, Yuherman, Momon Dt Tanamir

Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

This research is in the background with the occurrence of forest clearance in Tanjuag Kaliang comfort Kamang Baru Sub-district Sijunjung District, This study aims to (1) find out the public perception information about the occurrence of logging in Tanjuang Kaliang comfort Kamang Baru Sub-district Sijunjung District.

(2) to find out information about the perception of nagari government about the occurrence of deforestation in Tanjuang Kaliang comfort, Kamang Baru Sub-district of Sijunjung District. The type of this research is qualitative, technique determination of informant and purposive research. Techniques data collection in do observations, interviews, and documentation. Data validity techniques are done with extension of observation, Diligence observations, Triangulation. and peer examination through the skusi informant in this research is society, wali nagari, head jorong existing in Tanjuang kaliang comfort, youth chairman, forest department, police and father Kamang Baru. The results of this study found that (1) community perception of forest clearance in Tanjuang Kaliang comfort, Kamang Baru Sub- district, Sijunjung District, with the deforestation resulted in many impacts such as drying water of small rivers around Tanjuang Kaliang comfort, landslide that occurred in jorong road Mudiak Imuak, and damaged the bridge, a hollow road from the car carrying the wood. (2) the perception of nagari government with the deforestation in Tanjuang Kaliang comfort of Kamang Baru Sub-district of Sijunjung District that the community can not escape from this logging activity because it is a routine work done from its former and this is the source of life to earn money for the necessities of life them and also to send their children to school.

Keywords: Government, Society

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan rumah bagi hutan hujan terluas di seluruh Asia. Meskipun demikian,Indonesia juga terus mengembang kan berbagai sektor yang memanfaat kan lahan hutan tersebut untuk mengakomodasi

seluruh kebutuhan penduduk yang semakin meningkat (Fandeli, 2012).

Sekitar tujuh belas ribu pulau- pulau di Indonesia membentuk kepulauan yang membentang di dua alam biogeografi indomalayan dan Australasian dan tujuh wilayah

(2)

2 biogoegrafi pulau,serta menyokong banyaknya keanekargaman dan penyebaran spesies.dari sebanyak 3.305 spesies amfibi, burung, mamalia, dan reptil yang di temukan di Indonesia, sebesar 31,1 persen masih ada dan 9,9 persen sudah dalam kondisi terancam. Indonesia merupakan rumah bagi setidaknya 29.375 spesies tumbuhan vaskular, dan sekitar 59,6 persen nya ada (Fandeli, 2012).

Saat ini, kurang dari separuh wilayah Indonesia yang memiliki hutan. Kondisi tersebut merepsentasi kan penurunan signifikasi dari luasnya hutan pada awalnya. Antara 1990 dan 2005. Negara ini telah kehilangan lebih dari 28 juta hektar hutan, termasuk 21,7 persen hutan perawan. Penurunan hutan-hutan primer makin meningkat hingga 26 persen. Kini, hutan Indonesia adalah merupakan hutan yang paling terancam dimuka bumi (Fandeli, 2012).

Jumlah hutan di Indonesia sekarang ini makin menurun,dan banyak diantaranya diakibatkan penebangan hutan, penambangan, perkebunan agrikultur dalam skala besar, kolonisasi, dan aktivitas lain

yang substansial, seperti memindah kan pertanian dan menebang kayu untuk bahan bakar.luas hutan hujan semakin menurun, mulai tahun 1960- an ketika 82 persen luas Negara ditutup oleh hutan hujan, menjadi 68 persen di tahun 1982,menjadi 53 persen pada saat inibahkan, banyak dari sia-sia hutan tersebut yang bisa di kategori kan sebagai hutan yang telah ditebangi dan terdegradasi (Fandeli, 2012).

Efek dari berkurangnya hutan ini pun meluas,tampak pada aliran sungai yang tidak biasa, terjadinya erosi tanah, dan berkurangnya hasil dari berbagai produk hutan. Polusi dari pemutihan khlorin yang di gunakan untuk memutihkan sia-sia dari tambang telah merusak sistem sungai dan has il bumi sekitarnya. Sementara itu, perburuan ilegal telah menurunkan populasi dari beberapa spesies yang mencolok,di antaranya orang hutan terancam, harimau Jawa dan Bali punah, serta badak Jawa dan Sumatera hampir punah.Di pulau Papua, satu-satunya sungai es tropis mulai menyurut akibat perubahan iklim, dan juga akibat pertambangan

(3)

3 lokal dan pengundulan hutan (Fandeli, 2012).

Dampak ekonomi yang di timbul kan akibat maraknya perambahan hutan berupa hilangnya penerimaan negara, harga kayu rendah dan berada di bawah pasaran, kesajahteraan masyarakat semua serta hancurnya industri dalam negeri. Sedangkan dampak ekologi berupa deforestasi dan peningkatan lahan kritis, kualitas ekosistem dan biodiversiti menurut serta bencana seperti kebakaran hutan, banjir, longsor dan kekeringan. Perambanan hutan juga telah mendorong terjadinya pergeseran nilai sosial budaya warga setempat, hilangnya kearifan sosial penduduk, cinta alam dan sadar lingkungan sirna dan menimbulkan kesenjangan sosial di tengah masyarakat (Rusman, dalam Susilawati, 2008).

Kegiatan penebangan kayu secara liar (illegal logging) tanpa mengindah kan kaidah-kaidah manajemen hutan untuk menjamin kelestarian sumber daya hutan telah menyebab kan berbagai dampak negatif dalam berbagai aspek, sumber daya hutan yang sudah hancur selama masa orde baru, kian menjadi rusak

akibat maraknya penebangan liar dalam jumlah yang sangat besar.

Kerugian akibat penebangan liar memiliki dimensi yang luas tidak saja terhadap masalah ekonomi, tetapi juga terhadap masalah sosial, budaya, politik dan lingkungan (Wahyu, 2009).

Terlepas dari keberhasilan penghasilan devisa, peningkatan pendapat, menyerap tenaga kerja, serta mendorong pembangunan wilayah, sisi negatif antara lain tingginya laju deforestasi yang menimbul kan kekhawatiran akan tidak tercapainya kelestarian hutan yang diperkuat oleh adanya penebangan hutan. seperti adanya di Kenagarian Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung dengan terjadinya penebangan hutan karna itu salah satu mata pencaharian yang menimbul kan dua dampak yaitu positif dan negatif, positifnya dari ekonomi keluarga menjadi lebih baik dan bisa memenuhi kehidupan yang lebih baik, namun disegi negatifnya terjadinya longsor disuatu daerah dihutan karena pohon-pohon besar yang hampir punah.

(4)

4 Sijunjung merupakan salah satu kabupaten pendapat kayu yang cukup banyak, salah satunya di Kenagarian Tanjuang Kaliang.seperti yang terlihat di Kenagarian Tanjuang Kaliang ini banyak dampak yang di timbulkan oleh penebangan hutan ini, namun masyarakat yang mengerti hal ini hanya bisa diam karena menebang pohon besar itu merupakan mata pencaharian yang cukup menjamin kehidupan keluarga mereka.

Dampak yang timbul dari penebangan hutan disini ialah terjadinya perubahan suhu dari tahun ke tahun,disamping itu terjadinya kelonggaran tanah (longsor) yang terjadi di perbukitan daerah Kenagarian Tanjuang Kaliang ini.Sebagai seorang pendidikan kita mempunyai pendapat masing-masing terhadap masalah ini dan juga kita sebagai orang geografi kita harus mengerti akan dampak yang di timbulkan dari penebangan hutan ini.

Kenagarian Tanjuang Kaliang mempunyai 3 (tiga) kepala jorong (dusun) ialah jorong Parik Malintang, jorong Pincuran Tujuah dan jorong Mudiak Imuak dimana di ketiga jorong ini dominan masyarakat

bermata pencaharian kayu dan dijual di Saw mill yang ada di kenagarian ini. berbagai dampak yang di hasilkan, tapi yang paling parah ialah keringnya air sungai-sungai kecil disekitar Kenagarian Tanjuang Kaliang, maka dari itu penulis tertarik mengambil judul penelitian dengan “Persepsi Masyarakat Dan Pemerintah Nagari Tentang Penebangan Hutan Di Kenagarian Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung”.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian ini adalah kualitatif. Menurut Moleong (2010) penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistic dan deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, maka suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong, 2010). Sedangkan Menurut Afrizal (2014:13) Metode penelitian kualitatif di definisikan sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan

(5)

5 perbuatan-perbuatan manusia serta peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasi kan data kualitatif yang telah di peroleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-angka.

Lokasi Penelitian Persepsi masyarakat dan pemerintah nagari tentang penebangan hutan yang akan di teliti di Kenagarian Tanjuang Kaliang Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung.

Informan dalam Penelitian ini adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.

Sebagai anggota masyarakat dengan kebaikan atau kesukarelaan dia dapat memberikan pandangan tentang penebangana hutan yang menjadi latar penelitian setempat (Moleong 2010). Untuk itu yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini Masyarakat yang mengetahui penebangan hutan tersebut yaitu Wali nagari, Kepala jorong, yang ada di Kenagarian Tanjuang Kaliang, Ketua pemuda, Dinas Kehutanan, Kepolisian dan bapak Camat.

penentuan informan diambil dengan teknik snowball sampling yaitu peneliti menghubungi informan

secara berantai. Proses bola salju berlangsung secara terus sampai peneliti memperoleh data, yang cukup sesuai dengan kebutuhan (Arikunto,2010).

Jenis data dalam penelitian ini adalah:

a) Data primer

Data primer adalah data yang di peroleh langsung dari informan atau objek yang di teliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.

b) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang telah lebih dahulu di kumpulkan dan di laporkan oleh orang atau instansi diluar diri peneliti sendiri, walaupun yang di kumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli.

Data sekunder dapat diproleh dari instansi dan perpustakaan.

Sumber data dalam peneitian yaitu mengambil data tentang jumlah jorong di Nagari Tanjuang Kaliang ,Jumlah KK,dan Mata pencaharian yang dominan setiap Jorong dapat di lakukan dengan memperoleh data dari Kantor Wali Nagari Tanjuang Kaliang.

Menurut Sugiyono (2013:137) pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai

(6)

6 sumber, dan berbagai cara.

Pengumpulan data dapat di lakukan dengan interview (wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiga nya.

Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang di selediki.

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara Tanya jawab sepihak yang di kerja kan dengan sistematis dan berlandas kan kepada pendidikan. Wawancara ini di lakukan dengan Tanya jawab langsung kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

a. Wawancara terstruktur

Bertujuan memperoleh keterangan khusus yang berkaitan dengan masalah penelitian yang di susun dalam bentuk pedoman wawancara.

b. Wawancara bebas

Bertujuan untuk memperoleh keterangan yang sifatnya tidak formal yang terwujud dalam pembicaraan ringan, namun

keterangan yang diberikan diarahkan pada data yang di inginkan.

Metode Dokumentasi di lakukan untuk memperkuat dan mendukung data yang di peroleh, hasil dokumentasi berupa foto-foto dan di lampir kan sesuai dengan data dan persoalan penelitian.

Teknik analisis data dalam peneitian ini adalah Menurut Gunawan,Iman (2013:209) analisis data adalah semua kegiatan untuk mengatur,mengurutkan,mengelompo kan, memberi kode/tanda, dan mengategorikan sehingga di peroleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang di ingin di jawab.

Reduksi data berarti merangkum data, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal- hal yang penting,di cari temannya dan membuang hal-hal yang tidak perlu.

Display data bisa di lakukan dengan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan selanjutnya yang paling sering digunakan untuk menyajikan data adalah dengan teks yang bersifat naratif,maka memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi

(7)

7 merencanakan rencana selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

Interpretasi data yaitu data yang telah di peroleh atau telah di kumpul kan maka di cari makna yang terkandung di dalam nya yang kemudian di papar kan mengguna kan kata - kata kalimat yang di mengerti.

Penarikan kesimpulan yaitu data yang di peroleh di kumpulkan dengan menggunakan kata-kata dan kalimat yang mengerti. Apabila terjadi kesalahan data maka dapat di lakukan.

Teknik pemeriksaan keabsahan data menurut Meleong (2008: 327) pemeriksaan keabsahan data dapat di lakukan dengan empat cara yaitu:

1. Perpanjang Pengamatan

Sebagaimana yang telah di kemukakan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrument itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data, keikutsertaan tersebut tidak hanya di lakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlu kan kepanjangan ke ikutsertaan pada latar penelitian.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan Pengamatan bermaksud menemu kan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang di cari dan kemudian memusat kan diri pada hal-hal secara rinci. Dengan kata lain jika perpanjangan keikutserta an menyedia kan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyedia kan pengamatan.

3. Triangulasi

Adalah teknik untuk memeriksa keabsahan data yang memanfaat kan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi

Teknik ini di lakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang di peroleh dalam bentuk diskusi dengan rekan- rekan sejawat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pertama, Persepsi masyarakat tentang penebangan hutan di kenagarian Tanjuang Kaliang kecamatan Kamang Baru kabupaten Sijunjung yaitu sebagian masyarakat

(8)

8 hanya bisa diam dengan terjadinya penebangan hutan di kenagarian tanjuang kaliang dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kerusakan lingkungan, banyaknya kerusakan yang terjadi di Kenagarian Tanjuang Kaliang seperti keringnya sungai-sungai kecil di sikitar kampung, dan juga rusaknya jembatan-jembatan yang ada di jalan arah ke Jorong Mudiak Imuak serta terjadinya jalan yang berlobang akibat mobil yang bermuatan berat yang melintasi jalan krikil arah ke Jorong Mudiak Imuak. masyarakat pun tak bisa lepas dari itu semua karena pekerjaan yang illegal ini adalah sumber kehidupan masyarakat Kenagarian Tanjuang Kaliang, karena dari sana mereka memperoleh uang untuk belanja, sekolah anak maupun kebutuhan di rumah. Istilah mencari kekayaan itu mungkin tidak karena masyarakat disana rata-rata menengah saja tingkat ekonominya.

Hasil penelitain ini tidak sesuai dengan teori yang dapatkan Syahdina (2015). “Usaha Pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi Hutan di Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit

Kecamatan Pauh Kota Padang” Hasil penelitian usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit di lihat dari segi usaha masyarakat bahwa usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di daerah Batu Busuk Kelurahan Lambung Bukit dari segi usaha masyarakat bahwa sebagian besar masyarakat menanggapi tentang adanya illegal logging (penebangan liar) adalah tidak setujuh dan sebaiknya melakukan tebang pilih.

Kedua, Persepsi pemerintahan dengan adanya penebangan hutan di kenagaria Tanjuang Kaliang ini banyak yang telah rusak seperti rusak jembatan-jembatan dan jalan banyak yang berlobang akibat mobil yang mengangkut kayu ke arah jorong Mudiak imuak. Namun kami dari pemerintahan hanya bisa mengingatkan bahwa penebangan hutan ini tidak baik dan bisa menimbulakn bencana,tetapi dari kesadaran masyarakat itu sendiri yang belum ada.

Hasil penelitian tidak sesuai dengan teori yang saya dapatkan

(9)

9 Kartika (2015) “ Faktor – Faktor terjadinya illegal logging di Nagari Pulasan Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung” Hasil penelitian yang di temu kan : 1) Masalah ekonomi,karena dengan melakukan pekerjaan sebagai illegal logging tersebut telah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya seperti:

.sandang,pangan,dan papan. dan pendapatan tersebut telah melebih dari pendapatan yang diterima dari pekerjaan lainnya.2) Rendahnya pendidikan,pelaku-pelaku yang melakukan illegal logging tersebut pendidikan terakhirnya Sekolah Dasar. dengan pendidikan yang rendah pelaku-pelaku tersebut tidak mengetahui dampak yang akan terjadi akibat kegiatan illegal logging, baik terhadap lingkungan maupun diri sendiri dan kawasan- kawasan hutan yang di lindungi pemerintah.

Dari kutipan di atas jelas di terangkan bahwa penelitian di atas sangat jelas masyarakat dan pemeritahan nagari melihat sendiri apa fakta yang terjadi di Kenagarian Tanjuang Kaliang ini dan pada hakikatnya penelitian ini tidak di buat-buat saja.

KESIMPULAN

Persepsi masyarakat tentang penebangan hutan adalah banyak nya timbul dampak negatif seperti keringnya air sungai-sungai kecil, longsor yang terjadi di Jorong Mudiak Imuak, dan rusak jembatan, jalan yang berlobang akibat mobil yang mengangkut kayu tersebut.

Persepsi pemerintah nagari menunjukan bahwa masyarakat tidak berhenti dari kegiatan penebangan hutan. Hal ini sudah jadi pekerjaan pokok sejak dahulunya dan ini adalah sumber kehidupan untuk mendapatkan uang untuk kebutuhan hidup dan kebutuhan pendidikan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

Arikunto.2010. Managemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Fandeli, Chafid. 2012. Bisnis Konservasi Pendekatan Baru.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Gunawan, Imam.2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori &

Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara

(10)

10 Kratika, Dwi Novembria. 2015.

Faktor-Faktor Terjadinya Illegal Logging Di Nagari

Pulasan Kecamatan

Kecamatan Tanjung Gadang Kabupaten Sijunjung. Padang.

STKIP PGRI Sumatera Barat.

Moleong J Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &

D. Bandung: Alfabeta

Syahdina, Fitri 2015. usaha pemberantasan illegal logging dalam rangka melestarikan fungsi hutan di batu busuk kelurahan lambung bukit kecamatan pauh kota padang.

Padang STKIP PGRI Sumatera Barat.

Wahyu, Catur, Adinugroho. 2009.

penebangan liar (illegal logging), sebuah bencana bagi dunia kehutanan indonesia yang tak kunjung terlestarikan.

bogor. institut pertanian bogor

Referensi

Dokumen terkait

Helfia Edial** Elvi Zuriyani** *Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat Penelitian ini bertujuan untuk