• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Terhadap Praktik Kartel dalam Pendistrbusian Minyak Goreng di Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Analisis Hukum Terhadap Praktik Kartel dalam Pendistrbusian Minyak Goreng di Makassar"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Bagaimana penegakan hukum KPPU terhadap pihak-pihak yang melakukan praktik kartel kekurangan distribusi minyak goreng di Kota Makassar?

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Khususnya informasi bagi pihak-pihak terkait yaitu aparat penegak hukum, atau KPPU sebagai lembaga yang berwenang memberikan sanksi atas pelanggaran undang-undang antimonopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian dan Dasar Hukum Persaingan Usaha

Persaingan usaha ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu persaingan usaha sempurna dan persaingan usaha tidak sehat. Tata cara persaingan usaha diatur dalam UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Asas dan Tujuan Hukum Persaingan Usaha

Tidak akan membeli barang dan/atau jasa yang sama atau serupa dari badan usaha lain yang menjadi pesaing badan usaha pemasok. menolak dan/atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk dapat melakukan kegiatan usaha yang sama di pasar bersangkutan;

Persaingan Usaha tidak Sehat

Penggabungan atau peleburan badan usaha dilarang dalam UU Antimonopoli apabila dapat mengakibatkan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Ketentuan dalam UU Antimonopoli yang melarang perbuatan tersebut adalah Pasal 28 dan Pasal 29 UU Antimonopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.18. Undang-Undang Persaingan Usaha Pasal 1 angka 6 mendefinisikan persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam melakukan kegiatan produksi dan/atau perdagangan barang dan/atau jasa yang dilakukan secara tidak sehat atau bertentangan dengan hukum atau menghambat persaingan. 19.

Persaingan usaha yang dilakukan secara tidak jujur ​​dapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan itikad baik dan kejujuran dalam berusaha. Peran Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Dalam Mendorong Iklim Persaingan Usaha Sehat Sektor Perunggasan (Disertasi Doktor, UAJY). Karena praktik bisnis atau persaingan usaha yang dilakukan secara tidak adil dapat mematikan persaingan yang sebenarnya atau merugikan perusahaan pesaing secara tidak sehat/tidak sehat dan juga merugikan konsumen.

Persaingan usaha yang dilakukan secara tidak sah juga terlihat dari cara entitas ekonomi bersaing dengan entitas ekonomi lainnya, yaitu dengan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau peraturan yang telah disepakati.

Tinjauan Umum tentang Kartel

  • Pengertian dan Dasar Hukum Kartel
  • Akibat Hukum Praktek Kartel

Kondisi ini terlihat ketika pelaku usaha mendapat fasilitas khusus sehingga menjadikan pasar bersaing secara non-kompetitif. Indikasi kartel komunitas strategis dalam perspektif hukum persaingan usaha tidak sehat (kajian perlindungan hukum). Kartel pada dasarnya adalah perjanjian antara pelaku usaha dengan pelaku usaha pesaing untuk menghilangkan persaingan di antara keduanya.

Praktek kartel atau kartel menurut Pasal 11 Undang-Undang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, “Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya, yang bermaksud mempengaruhi harga melalui produksi dan/atau pemasaran barang. dan/atau jasa yang dapat menimbulkan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.” Karena tindakan kartel erat kaitannya dengan perilaku monopoli, maka perilaku monopoli dalam kartel terlihat pada pelaku usaha yang berusaha mengendalikan harga dan distribusi. Hal ini bertujuan untuk menguasai pasar dan mewujudkan kekuatan sistem pasar itu sendiri, yang bertujuan untuk menciptakan sebanyak-banyaknya keuntungan sebesar-besarnya bagi pelaku usaha yang bergabung dan melakukan kartel.28.

Jenis sanksi dalam undang-undang yang melarang praktik monopoli dan persaingan tidak sehat antar perusahaan adalah sebagai berikut.

Tinjauan Umum tentang Pendistribusian

  • Pengertian Distribusi dan Dasar Hukum Pendistribusian
  • Jenis - jenis Pendistribusian
  • Mekanisme/Strategi Pendistribusian

Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 41 undang-undang ini diancam dengan pidana denda paling banyak Rp (lima miliar rupiah) atau penjara paling lama 1 (satu) tahun pengganti denda.31. Dalam strategi ini, produk akan ditempatkan di lokasi yang berbeda dengan pengecer dan distributor yang berbeda. Strategi ini mendistribusikan suatu produk ke wilayah pemasaran tertentu dengan memilih distributor atau pengecer yang berbeda.

Strategi ini biasanya digunakan untuk produk dengan kualitas dan harga tinggi, misalnya dealer mobil, factory outlet, dll. Minyak nabati merupakan salah satu kebutuhan penting masyarakat Indonesia, sekitar 290 juta ton minyak dikonsumsi setiap tahunnya. Minyak goreng nabati berperan sebagai media penghantar panas, menambah rasa pedas, meningkatkan nilai gizi dan kalori pada bahan makanan.

Minyak goreng yang telah dipakai berkali-kali akan mengalami penurunan kualitas yang ditandai dengan perubahan warna menjadi gelap, aroma menjadi kurang sedap, tingginya kadar asam lemak bebas dan kadar peroksida. Selain itu minyak juga akan mengalami penurunan. nilai gizi dari bahan yang digoreng.

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU)

Melakukan penilaian terhadap perjanjian-perjanjian yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Melakukan penilaian terhadap kegiatan usaha dan/atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Menilai apakah terdapat penyalahgunaan posisi dominan yang dapat mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Menerima laporan dari masyarakat dan/atau pelaku usaha mengenai dugaan praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Melakukan penelitian terhadap dugaan kegiatan usaha dan/atau tindakan pelaku usaha yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat. Menyelesaikan hasil penyelidikan dan/atau peninjauan mengenai ada tidaknya praktik monopoli dan/atau persaingan usaha tidak sehat.

Pemberitahuan putusan komisi bagi pelaku usaha yang diduga melakukan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

METODE PENELITIAN

  • Tipe Penelitian
  • Jenis Dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Analisis Data

Oleh karena itu, praktik kartel diatur dalam Pasal 11 tentang kartel berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.43. Dalam Pasal 11 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat berbunyi. Penjelasan unsur Pasal 11 UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah: 48.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada konsumen untuk mengetahui pendapatnya mengenai persebaran minyak goreng di Kota Makassar. Jenis sanksi dalam Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat adalah sebagai berikut. Penegakan hukum yang diterapkan KPPU Kota Makassar terhadap praktisi kartel terkait minimnya peredaran minyak goreng di Kota Makassar, KPPU telah melakukan penyelidikan dan/.

Analisis Efektifitas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Terhadap Pembatasan Praktek Kartel di Indonesia (Disertasi Doktoral, UAJY).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Praktik Kartel Dalam Kelangkaan Pendistribusian Minyak

Dalam kasus ini, KPPU Kota Makassar akan mengusut dugaan kartel dalam peristiwa terungkapnya penyimpanan minyak goreng di Kota Makassar yang diungkap polisi. Terdapat 61,18 ton minyak nabati yang seharusnya diperuntukkan bagi rumah tangga, namun malah dialihkan atau dijual ke industri. Penulis berpendapat, dalam kasus dugaan praktik kartel yang terjadi di Kota Makassar, ada beberapa unsur dalam Pasal 11 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat terpenuhi yaitu unsur bermaksud mempengaruhi harga karena menaikkan harga yang seharusnya Rp 11.500 per liter, sekarang Rp 15.000 per liter, unsur pengaturan produksi dan/atau pemasaran , karena 61,18 ton minyak nabati curah yang seharusnya untuk rumah tangga atau dijual kepada industri dialihkan, yang merupakan unsur barang, karena minyak nabati dapat diperdagangkan, dimanfaatkan atau

Smart Tbk menjual minyak goreng rumah tangga curah untuk keperluan industri kepada beberapa distributor, hal ini dapat menimbulkan persaingan usaha yang tidak sehat, karena adanya kerjasama antara produsen dan distributor dalam pendistribusian minyak goreng rumah tangga ke industri. “Saat itu minyak goreng tidak sulit didapat, namun harganya lebih mahal dari sebelumnya, namun sebagai konsumen saya tetap membelinya untuk kebutuhan rumah tangga.” Hal ini juga sejalan dengan pendapat konsumen minyak nabati di kota Makassar yang mengeluhkan kurangnya pasokan minyak nabati dan harga yang lebih mahal dari sebelumnya.

Penuntutan oleh KPPU terhadap pihak-pihak yang melakukan praktik kartel dalam minimnya distribusi minyak nabati di kota tersebut.

Penegakan Hukum Oleh KPPU Kepada Pihak Yang Melakukan

11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja merupakan perubahan penerapan sanksi pada Pasal 47 berdasarkan PP 44 Tahun 2021 tentang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat. Terkait denda dan ganti rugi, sebagaimana tertuang dalam Keputusan KPPU No. 252/KPPU/Kep/VII/2008, Pedoman pelaksanaan ketentuan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat yaitu. Berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh, penulis dapat menganalisis bahwa KPPU Kota Makassar memberikan bentuk kompensasi dan sanksi sesuai dengan ketentuan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, namun setelah berlakunya UU No.

Namun apabila kesembilan unsur praktik kartel tersebut tidak terpenuhi, maka praktik kartel belum dapat dikatakan dilakukan dan belum ada keputusan dari KPPU Kota Makassar terkait dugaan praktik kartel yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat. . Undang-undang larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat semakin dipertegas agar tidak ada pihak yang berani melanggar agar kasus serupa tidak terulang kembali. Persaingan usaha tidak sehat dalam persekongkolan tender pengadaan buku pemerintah oleh perusahaan penerbitan dan percetakan (Disertasi Doktor, UAJY).

Proses pembuktian kartel dalam hukum persaingan usaha dengan menggunakan bukti tidak langsung.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Praktek kartel dalam peredaran minyak goranga di Makassar memenuhi unsur kartel sebagaimana diatur dalam Pasal 11 UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, yaitu unsur kesengajaan untuk mempengaruhi harga, unsur pengaturan produksi dan/atau pemasaran, unsur barang, unsur yang dapat menimbulkan praktek monopoli, dan unsur yang dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat. Namun KPPU Kota Makassar tidak mempunyai kewenangan untuk melakukan persidangan dan memberikan putusan kepada pihak-pihak yang diduga melakukan praktik kartel karena seluruh kasus dugaan praktik kartel yang terjadi di Kota Makassar akan diselesaikan oleh KPPU pusat.

Saran

Andi Fahmi Lubis, Anna Maria Anggraini, dkk, Hukum Persaingan Usaha Antara Teks dan Konteks, ROV Creative Media, Jakarta. Galuh Puspaningrum, (2013) Hukum Persaingan Usaha; Perjanjian dan Kegiatan yang Dilarang dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Perjanjian atau persetujuan merupakan terjemahan dari overeenkomst, Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) menyatakan “suatu persetujuan adalah suatu perbuatan

Perjanjian berdasarkan definisi yang diberikan dalam Pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

Mengacu pada Pasal 1313 KUH Perdata yang menyatakan bahwa perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

Pasal 1313 Kitab UU Hukum Perdata (KUHPerdata) menyebutkan perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang

Pasal 1313 KUH perdata menjelaskan bahwa “Suatu perjanjian (persetujuan) adalah suatu perbuatan dengan nama satu orang, atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

Menurut Kitab Undang - Undang Hukum Perdata Pasal 1313 menyatakan bahwa suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

Kemudian Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan bahwa “suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.9 Memuat

Landasan hukumnya yaitu Pasal 1313 KUH Perdata: “suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.” Pasal