• Tidak ada hasil yang ditemukan

analisis keterampilan argumentasi peserta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "analisis keterampilan argumentasi peserta"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

i

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh : Peby Soraya NIM. 1811260045

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN PENDIDIKAN SAINS DAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU

2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

banyak kesempatan dan nikmat yang telah dan sedang saya nikmati saat ini. Nikmat iman, sehat, keluarga yang mencintai, saudara-saudara seiman yang saling mengingatkan dalam kebaikan. Alhamdulillah, tak terhitung jumlahnya. Penyelesaian Skripsi ini juga merupakan nikmat yang luar biasa bagi saya.

Seperti telah berhasil membayar hutang besar kepada keluaga yang selama ini tak henti memberikan support.

Akhirnya sebagai ungkapan terima kasih Skripsi ini saya persembahan pada:

1. Kepada Allah SWT yang tidak henti-hentinya mendengarkan doa, keluh serta kesah yang selalu saya panjatkan didalam setiap doaku untuk kelancaran pembuatan skripsi ini akhirnya dapat selesai tepat pada waktu yang diharapkan.

2. Untuk kedua orang tua, Ayah Tantowi Yahya dan Ibu Herna Wati yang senantiasa mencurahkan kasih sayang, dukungan dan do‟a yang tak pernah putus untuk keberhasilan anak-anaknya.

3. Untuk adikku Erwin Tra Sela terimaksih atas do‟a yang selalu memberikan perhatian, semangat serta motivasi

(6)

vi

Keluarga besar Safi‟i Bin Abu Rasa yang selalu memberikan semangat, dorongan dalam kelancaran pendidikan saya.

5. Untuk dosen pembimbing 1 Ibu Dr.Hj. Khairiah, M.Pd dan dosen pembimbing 2 Bapak Erik Perdana Putra, M.Pd. terimakasih atas dedikasinya kurang lebih sselama satu tahun ini membimbing, membina, memberikan arahan yang baik sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

6. Untuk keluarga besar dosen ilmu Pengetahuan Alam terimakasih telah mendidik saya dan memberikan ilmu yang bermanfaat selama saya menempuh pendidikan di prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam ini.

7. Untuk keluarga besar SMPN 2 Kota Bengkulu, SMPN 7 Kota Bengkulu, dan SMPN 19 Kota Bengkulu terimakasih telah memberikan kesempatan, dukungan dan semangat bagi saya dalam melaksanakan penelitian untuk memperoleh data dalam menyelesaikan penelitian skripsi saya.

8. Untuk kakak Andika Pradipta, Nia Prihatiningsih, Cindy Eka Putri, Ema Oktavia, paman Aris. Terimakasih kepada

(7)

vii yang telah ditentukan.

9. Untuk teman-teman satu perjuangan keluarga besar mahasiwa dan mahasiswi prodi tadris IPA 2018 kelas B terima kasih telah memberikan semangat, dukungan, dorongan, arahan, selama saya belajar dan duduk bersama dikelas yang sama.

(8)

viii yang sabar.

(Q.S Al-Baqarah :153)

(9)

ix

Program Studi Ilmu Pengetahun Alam, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu. Pembimbing 1. Dr. Hj. Khairiah, M.Pd, 2. Erik Perdana Putra, M.Pd.

Kata Kunci : Argumentasi, Socioscientific Issues, Pencemaran Lingkungan

Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA di SMP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu. Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptf, metode deksriptif yang digunakan adalah deskriptif murni atau survey.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, Angket dan dokumentasi. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA adalah angket berupa kusioner terbuka. Teknik analysis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu, sesuai dengan peringkat SMP yang dipilih, dengan jumlah persentase yaitu kategori pertama claim diperoleh persentase dengan jumlah sama yaitu 100%, kemudian kategori kedua grounds dengan persentase 87% oleh SMPN 2 Kota Bengkulu, 57%

oleh SMPN 7 Kota Bengkulu, 33% oleh SMPN 19 Kota Bengkulu, dan kategori ketiga warrant dengan persentase 20% oleh SMPN 2 Kota Bengkulu, 20% oleh SMPN 7 Kota Bengkulu, 3% oleh SMPN 19 Kota Bengkulu, sedangkan kategori keempat backing diperoleh persentase 17% oleh SMPN 2 Kota Bengkulu, 10% oleh SMPN 7 Kota Bengkulu, 0% oleh SMPN 19 Kota Bengkulu, kategori kelima qualifier dengan persentase 17% oleh SMPN 2 Kota Bengkulu, 0% oleh SMPN 7 Kota Bengkulu, 0% oleh SMPN 19 Kota Bengkulu, dan kategori terakhir Rebbutal diperoleh persentase yang sama yaitu 0%.

(10)

x

hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan- Nya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul analisis perkembangan keterampilan argumentasi berbasis socioscientific issues pada jenjang SMP materi pencemaran lingkungan. Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah SAW. Peneliti menyadari bahwa proposal skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis menghanturkan terimaksih kepada:

1. Bapak Dr. H. Zulkarnain Dali, M.Pd, Plt. Rektor IAIN Bengkulu, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi S1 di UINFAS Bengkulu.

2. Bapak Dr. Mus Mulyadi, S.Ag, M.Pd, Plt. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris UINFAS Bengkulu, selama penulis mengikuti perkuliahan telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfat bagi penulis.

3. Bapak Hidayaturrahman, M.Pd. I, selaku Ketua Jurusan Sains dan Sosial yang telah melancarkan untuk penulis dalam berhubungan dengan jurusan Sains dan Sosial.

(11)

xi

5. Ibu Dr. Khairiah, M.Pd, sebagai Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan koreksi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Bapak Erik Perdana, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbigan, pengarahan dan koreksi kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Bapak ibu dosen UINFAS Bengkulu, yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama penulis mengikuti perkuliahan dikampus ini, sehingga sebagai bekal pengabdian kepada masyarakat, agama, nusa, dan bangsa.

8. Semua pihak yang berperan penting dalam membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bengkulu, Mei 2022

Peby Soraya 1811260045

(12)

xii

PENEGESAHAN ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... vii

SURAT PERNYATAAN ... viii

PERNYATAAN KEASLIAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK ... xv

DAFTAR BAGAN ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Batasan Masalah... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 13

(13)

xiii

a. Pengertian Keterampilan argumentasi ... 15

b. Keterampilan Argumentasi ilmiah ... 18

c. Jenis-Jenis Keterampilan Argumentasi ... 20

d. Karakteristik Argumentasi Ilmiah ... 21

e. Indikator Argumentasi Ilmiah ... 22

f. Manfaat Argumentasi Ilmiah ... 23

g. Komponen Keterampilan argumentasi ... 24

h. Model argumentasi Toulmin ... 26

i. Keunggulan Model Toulmin ... 28

2. Socioscientific issues ... 31

a. Pengertian Socioscientific Issues... 31

b. Pendekatan Socioscientific Issues ... 33

c. Karakteristik Socioscientific Issues ... 34

d. Prinsip-prinsip Socioscientific Issues ... 35

e. Peranan Penerapan Socioscientific Issues .... 36

f. Langkah Pembelajaran Socioscientific ... 37

g. Manfaat Socioscientific Issues ... 38

h. Kelebihan Dan Kekurangan Ssi ... 39

3. Tinjauan Materi pencemaran Lingkungan ... 41

a. Pengertian Pencemaran Lingkungan ... 41

b. Pencemaran Air ... 42

(14)

xiv

C. Kerangka Berfikir... 58

BAB III METODE PENELITIAN ... 62

A. Jenis Penelitian ... 62

B. Setting Penelitian ... 63

C. Subjek dan Informan Penelitian ... 65

D. Teknik Pengumpulan Data ... 67

E. Instrument Penelitian ... 70

F. Teknik Keabsahan Data ... 77

G. Teknik Analisis Data ... 78

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. 82

A. Hasil Penelitian ... 82

B. Pembahasan Penelitian ... 121

BAB V PENUTUP ... 141

A. Kesimpulan ... 141

B. Saran ... 143 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

(16)

xvi

Gambar 4.3 Hasil Kategori Argumentasi SMPN 19 ... 118 Gambar 4.4 Hasil Kategori Argumentasi SMPN ... 120

(17)

xvii

Tabel 3.3 Kategori Penilaian Argumentasi model Toulmin‟s .... 72

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen kusinoer terbuka ... 74

Tabel 4.1 Struktur Organisasi SMPN 2 Kota Bengkulu ... 85

Tabel 4.2 Data Siswa... 86

Tabel 4.3 Keadaan Sarana Prasarana di SMPN 2 ... 86

Tabel 4.4 Struktur Organisasi SMPN 7... 89

Tabel 4.5 Data Siswa... 89

Tabel 4.6 Keadaan Sarana Prasarana di SMPN 7 ... 89

Tabel 4.7 Struktur Organisasi SMPN 19 ... 93

Tabel 4.8 Data Siswa... 93

Tabel 4.9 Keadaan Sarana Prasarana di SMPN 19 ... 94

Tabel 4.10 Keterampilan Arguemtasi SMPN 2 ... 104

Tabel 4.11 Keterampilan Arguemtasi SMPN 7 ... 110

Tabel 4.12 Keterampilan Arguemtasi SMPN 19 ... 115

(18)

xviii

Lampiran 3. Hasil validasi Angket Wawancara Pendidik Lampiran 4. Hasil validasi Angket Peserta Didik

Lampiran 5. Surat Izin penelitin Sekolah Lampiran 6. Surat Selesai penelitin sekolah Lampiran 7. Hasil Angket Peserta Didik Lampiran 7. Dokumentasi penelitian

(19)

1

Paradigma belajar abad ke-21 mengalami pergesaran, sehingga pembelajaran abad ke-21 ini menutut peserta didik untuk memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan dibidang tertentu untuk siap mengahadapi tantangan-tantangan baru dan dapat sukses dalam kehidupan serta pekerjaannya. Untuk itu kemampuan yang harus dikembangkan adalah kemampuan berfikir kritis, memecahakan masalah, berkolaborasi, dan berkomunuikasi1. Keterampilan berfikir kritis dapat dikembangkan dengan cara mengasah keterampilan argumentasi2.

Keterampilan argumentasi merupakan sebuah proses yang digunakan oleh seseorang untuk menganalisis informasi

1. Etistika Yuni Wijaya et al., “Transformasi Pendidikan Abad 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global,”

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika 1 (2016): 263–278.

2. Ursula Wingate. 2012. Argumen Helping Students Understand What Essay Writing is About. Journal Of Engglish for Academic Purpose.

Vol 11, h 152-153.

(20)

tentang suatu topik kemudian hasilnya dianalisis dan dikomunikasikan kepada yang lainya3. Keterampilan argumentasi juga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dikembangkan disekolah, guru diharapkan mampu merealisasikan pembelajaran yang mengaktifkan dan mengembangkan keterampilan argumentasinya, namun dalam kenyataanya untuk menerapkan keterampilan argumentasi sebenarnya sangatlah mudah, tetapi sering ditemukan dilapangan banyak peserta didik yang tidak memiliki mental dalam memberikan argumentasinya dalam proses belajar mengajar, peserta didik kurang percaya diri untuk menuangkan ide serta pendapatnya dikarenakan pembelajaran hanya fokus pada pendidik dan tidak memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk turut aktif dalam proses belajar mengajar, selain itu tidak ada timbal balik antara pendidik dan peserta didik, serta antara peserta didik dengan peserta didik

3. Muhammad Yustiqvar Gunawan, Agus Abhi Purwoko, Agus Ramdani. 2021. Pembelajaran Menggunakan Learning Management Systemberbasis Moodle Pada Masa Pandemi Covid-19. Indonesia Journal of Teacher Education. Vol 2, No 1, h 2.

(21)

lainnya. Seharusnya pendidik harus memunculkan beberapa pertanyaan untuk memancing peserta didik dapat mengeluarkan argumentasinya. Salah satu cara memunculkan dan merangsang keterampilan argumentasi peserta didik adalah dengan menghadirkan pendekekatan socioscientific issues.

Socioscientific issues merupakan pendekatan yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan intelektual, moral dan etika, serta kesadaran perihal hubungan antara sains dengan kehidupan sosial4. Socioscientific issues selaras dengan tuntutan Kurikulum 2013 bahwa pembelajaran seharusnya berbasis kontekstual guna membantu peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, hendaknya pembelajaran dikaitkan dengan pengetahuan budaya yang melekat pada kehidupan sehari-hari peserta didik atau yang biasa disebut Socioscientific issues. Socioscientific issues

4. Rivanna Citraning Rachmawati and Erma Diningsih, “Pengenalan Sosio Scientific Issue Secara Daring Terhadap Kemampuan Penalaran Siswa,”

Media Penelitian Pendidikan : Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan dan Pengajaran 15, no. 1 (2021): 31–36.

(22)

merupakan isu yang didasari oleh konsep atau masalah ilmiah, kontroversial di alam, menjadi perbincangan umum di masyarakat, serta sering tunduk pada pengaruh politik dan sosial.

Pendidikan yang melibatkan socioscientific issues di sekolah memungkinkan peserta didik menggunakan pemahaman mereka mengenai sains untuk berkontribusi dalam perbincangan masyarakat umum serta membuat keputusan yang bijaksana mengenai socioscientific isues yang mempengaruhi kehidupan mereka. Dalam pengaplikasiannya di dunia pendidikan, socioscientific issues telah menjadi hal yang penting dalam pendidikan sains karena menempati peran sentral dalam proses literasi sains5.

Dalam hal pengembagannya terkait socioscientific issues, memiliki tantangan sendiri, di satu sisi masalah yang disajikan harus memberikan peluang untuk pandangan yang

5. Nur Fildzah Amalia et al. 2018. Kompleksitas Argumentasi Berbasis Isu Sosiosaintifik Pada Jenjang SD, SMP, Dan SMA. Assimilation:

Indonesian Journal of Biology Education. Vol 1, no. 1 (2018): h 1.

(23)

berbeda. Di sisi lainnya siswa harus memiliki pengetahuan yang luas dari berbagai disiplin ilmu. Setiap bidang study memiliki karakteristik yang berbeda-beda wacana argumentasinya. IPA sebagai salah satu ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peritiwa yeng terjadi dialam ini. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada di alam. IPA mempunyai beberapa pengertian berdasarkan cara pandang ilmuwan bersangkutan mulai dari pengertian, berdasarkan cara pandang ilmuwan bersangkutan mulai dari pengertian IPA itu sendiri, cara berfikir IPA, cara penyelidikan IPA sampai objek kajian IPA menurut Throwbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan repsentasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama yaitu sains merupakan produk dan proses, serta mengandung nilai-nilai6. Sebagai contoh adalah IPA menyajikan sebuah bidang kajian

6. Para Mitta Purbosari, “Pembelajaran Berbasis Proyek Membuat Ensiklopedia Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Untuk Meningkatkan Academic Skill Pada Mahasiswa,” Scholaria : Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 6, no.

3 (2016): 231.

(24)

mengenai kausalitas atau gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia yang dapat dipakai sebagai sumber untuk mengkaji sociosaintific issues.

Berdasarkan hasil observasi awal penelitian pada tiga sekolah yaitu SMPN 2 kota Bengkulu, SMPN 7 Kota Bengkulu, dan SMPN 19 kota Bengkulu, pada tanggal 11-12 oktober 2021 didapatkan data bahwa pendidik belum pernah mendengar dan juga menerapkan pendekatan socoscientific issues pada mata pelajaran IPA. Pendidik biasanya menggunakan pendekatan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pendidik SMPN 2 kota Bengkulu biasanya menggunakan pendekatan discovery learning, dan problem based lerning. Pendidik SMPN 7 kota Bengkulu biasanya menggunakan pendekatan problem based lerning, ceramah dan tanya jawab. Sedangkan SMPN 19 biasanya menggunakan pendekatan saintifik dan eksperimen. Setelah peneliti menjabarkan kepada pendidik mengenai pendekatan

(25)

socioscientific issues, pendidik merasa tertarik menerapkan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA, khusunya materi pencemaran lingkungan.

Materi pencemaran lingkungan dipilih karena merupakan masalah kontekstual, yaitu masalah yang peserta didik selalu jumpai didalam kehidupan sehari-hari.

Banyaknya kasus pemcemaran air, pencemaran udara, serta pencemaran tanah yang dapat dijumpai di lingkungan sekitar siswa, menjadikan materi ini relevan untuk disajikan dan tentunya membutuhkan argumentasi untuk dapat mengkaji masalah lingkungan tersebut. Untuk memberdaya peserta didik bisa berargumentasi, biasanya pendidik memancing anak untuk selalu membaca kondisi atau keadaan situasi, kemudian memeberi semangat serta motivasi agar anak terdorong untuk bisa berargumentasi. Adapun cara pendidik untuk mengetahui atau melihat anak bisa beragumentasi yaitu dengan mengamati peserta didik saat mempresentasikan hasil

(26)

belajar, kemudian dilihat juga pada jawaban soal essay yang telah dikerjakan peserta didik.

Pendidik harus bisa mengolah sedemikian rupa pembelajaran sehingga anak bisa menyampaikan pendapat argumentasinya. Padahal seharusnya untuk tahapan anak SMP menurut teori Piaget, perkemabangan anak-anak SMP itu, sudah masuk tahap operasi formal (Formal operational) yaitu pada usia 11-15 tahun, fase ini dikenal juga dengan masa remaja. Pada tahap remaja ini, individu sudah mulai meimikirkan pengalaman konkrit, memikirkan secara abstrak, logis, dan lebih idealistik. Tahap ini anak-anak sudah melakukan spekulasi tentang kualitas ideal yang mereka inginkan dalam diri mereka dan orang lain7.

Berdasarkan uraian diatas perkembangan keterampilan argumentasi memainkan peran penting dalam keterampilan ilmiah peserta didik. Oleh karena itu, maka

7. Leny Marinda. 2020. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Problematiknya Pada Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Kajian Perempuan &

Keislaman. Vol 14. No 2 h.126.

(27)

penulis tertarik dan bermaksud untuk meniliti lebih lanjut tentang profil perkembangan keterampilan argumentasi dalam socioscientific issue (SSI). Sehingga penulis mengangkat judul: Analisis Keterampilan Argumentasi Peserta Didik Dengan Pendekatan Socioscientifik Issues (SSI) Pada Mata Pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya literasi sains peserta didik SMP yang dapat menjadi faktor sangat berpengaruh terhadap kemampuan keterampilan argumentasi peserta didik SMP.

2. Belum diterapkannya pendekatan socioscientific issues pada pembelajaran IPA SMP.

3. Guru belum menemukan cara efektif untuk meningkatkan kemampuan argumentasi peserta didik.

(28)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Penelitian ini terbatas pada perkembangan kemampuan keterampilan argumentasi siswa yang berindikator claim, grounds, warrant, backing, qualifier dan rebuttal.

2. Pendekatan socioscientific issues hanya terbatas pada masalah-masalah kontroversial atau masalah-masalah yang terkait dengan tema pencemaran lingkungan.

3. Penelitian ini hanya terbatas pada tiga sekolah di SMP kota Bengkulu yang mewakili, yaitu SMPN 2 kota Bengkulu, SMPN 7 Kota Bengkulu, dan SMPN 19 kota Bengkulu.

4. Penelitian ini hanya sebatas profil keterampilan dasar argumetasi peserta didik, tanpa adanya pemberian perlakuan dalam bentuk apapun pada peserta didik.

(29)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas adapaun permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana profil keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, manfaat penelitian ini yaitu : 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah bidang khasanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.

(30)

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai analisis keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan socioscientific issues pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan argumentasi peserta didik dengan menggunakan stimulus sosioscientific issues (SSI) dan meningkatkan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

a. Bagi sekolah untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan menunjang mutu sekolah dan akreditas sekolah, dan penelitian ini diharapkan sebagai acuan untuk mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan pada abad 21.

b. Bagi dunia pendidikan hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi pendidik dan peserta didik di SMPN.

(31)

c. Bagi peserta didik hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan seberapa besar keterampilan argumentasi peserta didik, sehingga peserta didik berupaya untuk meningkatkan keterampilan tersebut.

d. Bagi pendidik sains, diharapkan dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan argumentasi peserta didik dengan menggunakan scioscientific isuues (SSI).

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan proposal ini, penulis membagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I: Pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II: Landasan teori, argumentasi, socioscientifik issues, tinjauan materi pencemaran lingkungan, kajian terhadap penelitian yang relevan, dan kerangka berfikir.

(32)

BAB III: Metode penelitan, terdiri dari jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan informan penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian, teknik keabsahan data, dan teknik analisa data.

BAB IV: Hasil penelitian, terdiri dari deskripsi wilayah penelitian, temuan hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V: Penutup, terdiri kesimpulan dan saran.

Daftar Pustaka Lampiran

(33)

15 1. Keterampilan Argumentasi

a. Pengertian Keterampilan Argumentasi

Argumentasi adalah pemberian alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Menurut Keraf argumentasi didefinisikan sebagai suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Argumentasi merupakan dasar yang fundamental dalam ilmu pengetahuan8.

Argumentasi digunakan untuk meyakinkan pembaca atau pendengar tentang gagasan atau pernyataan yang dikemukakan. Pada dasarnya,

8. Nursaid Rangga Tina R.Q, Erizal Gani, “Peningkatan Pembelajaran Menulis Argumentasi Melalui Model Pembelajaran Brainstroming.” (2013): 1.

(34)

argumentasi termasuk bidang retorika atau kemampuan berbahasa yang memberikan keyakinan kepada pendengar atau pembaca berdasarkan (argumen) yang tepat. Alasan yang tepat itu mungkin berasal dari fakta dan hubungan logis antara fakta dengan fakta atau antara fakta dengan pendapat.

Dengan fakta atau antara fakta dengan pendapat.

Kata argumentasi mengacu pada proses menciptakan argumen, ini bertujuan untuk meyakinkan kritik yang masuk akal tentang penerimaan suatu sudut pandang dengan mengedepankan suatu konvensi yang mengusulkan, membenarkan, atau menyangkal proposisi yang dinyatakan dalam argumentasi tersebut. Argumentasi dapat dikonseptualisasikan sebagai konstruksi tiga dimensi. Pertama, Linguistik sebagai proses seseorang menghasilkan argumen lisan atau tertulis. Kedua, kognitif sebagai proses ketika seseorang

(35)

mengeksekusi penalaran sambil berdebat. Ketiga, sosial sebagai proses argumen yang mendiskusikan hal-hal bersama-sama atau seorang argumen membangun argumen sementara, yang memiliki lawan bicara imajiner dalam pikiran.

Argumentasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu argumentasi formal dan informal ditinjau dari sisi istilah dan struktur penalaran (reasoning).

Berdasarkan istilah, argumentasi formal terdiri dari premis-premis yang baku, penambahan dan penghapusan isi premis tidak diperbolehkan. Adapun argumentasi informal mengandung fitur kognitif dan afektif, individu dapat mengubah premis berdasarkan pengetahuan dan keyakinan pribadi, informasi dari media massa, buku teks, atau pengalaman hidup, dan lain-lain.

Berdasarkan perspektif struktur penalaran, penalaran formal umumnya menghasilkan sebuah

(36)

struktur linier, yang biasanya tidak berkaitan dengan praktik kehidupan sehari-hari. Sedangkan pada kehidupan sehari-hari, umumnya setiap individu mengembangkan informasi dari berbagai sumber informasi yang terkategori sebagai penalaran informal dan menyimpulkan sesuatu secara tentatif sesuai kondisi. Hasilnya penalaran informal digambarkan sebagai sebuah pohon yang terdiri dari banyak cabang.

b. Keterampilan Argumentasi ilmiah

Argumentasi ilmiah adalah kemampuan merumuskan dan mengevaluasi argumen telah banyak diakui menjadi dasar keterampilan berpikir yang baik dan menjadi salah satu tujuan pendidikan sains.

Pembelajaran sains harus mampu menyajikan pernyataan yang akurat, mengkomunikasikannya kepada yang lain secara meyakinkan, menanggapi argumen orang lain dan membandingkan berbagai argumentasi secara logis. Argumentasi ilmiah

(37)

berperan untuk menyajikan dan mengatasi kesenjangan antara gagasan dan bukti melalui pernyataan yang valid. Seseorang mempunyai kemampuan argumentasi melalui pencapaiannya dalam memahami fenomena yang dialaminya, mengemukakan pemahamannya dan meyakinkan orang lain agar menerima gagasannya. Untuk mencapai hal itu, mereka harus mengkontrak dan mendukung pernyataan dengan bukti dan penalarannya, mempertanyakan yang mempertahankan ide dan jika perlu merevisi pernyataannya atau pernyataan yang diajukan orang lain9.

9. Ioanna V. Papathanasiou et al., “Critical Thinking: The Development of an Essential Skill for Nursing Students,” Acta Informatica Medica 22, no. 4 (2014): 30.

(38)

c. Jenis-Jenis Keterampilan Argumentasi

Argumentasi menjadi dua jenis yaitu argumentasi formal dan informal ditinjau dari sisi istilah dan struktur penalaran (reasoning).

Berdasarkan istilah argumentasi formal terdiri:

1. Premis-premis yang baku

2. Penambahan dan penghapusan premis tidak diperbolehkan.

Adapun argumentasi informal yaitu:

1. Mengandung fitur kognitif dan afektif

2. Individu dapat mengubah premis berdasarkan pengetahuan dan keyakinan pribadi

3. Informasi dari media massa, buku teks, atau pengalaman hidup.

Berdasarkan perspektif struktur penalaran formal umumnya menghasilkan sebuah struktur linear, yang biasanya tidak berkaitan dengan praktik kehidupan sehari-hari. Sedangkan penalaran informal,

(39)

pada kehidupan sehari-hari umumnya setiap individu mengmbangkan informasi dan menyimpulkan sesuatu secara sesuai kondisi. Hasilnya penalaran informal digambarkan sebuah pohon yang terdiri bercabang- cabang10.

d. Karakteristik Argumentasi Ilmiah

Argumentasi ilmiah dalam sains mempunyai karakteristik yang khas, dibanding dengan argumentasi dalam konteks sehari-hari atau dalam bidang ilmu lain, terutama dalam keterkaitan antara pernyataan (claim), bukti (evidence) dan pertimbangannya (justification). “Pernyataan”

merupakan pernyataan deskriptif yang menjawab masalah penelitian. “Bukti” mengacu pada pengukuran, pengamatan, atau hasil penelitian lain yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan.

Komponen 6 argumen pada akhirnya didapat dari

10. Vella Attaqi, “Analisis Argumentasi Dalam Socio Scientific Issues (Ssi)” (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2020) : 8.

(40)

pernyataan yang menjelaskan suatu fenomena disertai dengan bukti yang relevan dan didasarkan pada konsep atau asumsi yang melandasinya. Argumentasi ilmiah yang baik harus memenuhi kriteria empiris, teoritis dan analitis11.

e. Indikator Argumentasi Ilmiah

Toulmin mendefinisikan bahwa argumen sebagai suatu pernyataan disertai dengan indikator Toulmin‟s Argument Pattern (TAP) yang komponennya meliputi klaim (kesimpulan, proposisi, atau pernyataan), data (bukti yang mendukung klaim), bukti (penjelasan tentang kaitan antara klaim dan data), dukungan (asumsi dasar yang mendukung bukti), kualifikasi (kondisi bahwa klaim adalah benar), dan sanggahan (kondisi yang menggugurkan klaim).

Berdasarkan definisi tersebut, bukti dan dukungan

11. Papathanasiou et al., “Critical Thinking: The Development of an Essential Skill for Nursing Students.” Profesional paper acta inform med. Vol 22, No 4, h: 283-286.

(41)

tidak selalu menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk menarik kesimpulan. Dalam hal ini, proses penalaran yang terlibat antara data dan kesimpulan tidak dapat diprediksi karena bergantung pada siapa yang membuat klaim dan isi argumen. Argumentasi yang benar ialah jika data dan kesimpulan saling mendukung dan sesuai12.

f. Manfaat Argumentasi Ilmiah

Argumentasi memiliki peran penting dalam kegiatan pembelajaran karena memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam diskusi kelompok dan saling memberikan pendapat yang menunjukkan sejauh mana pemahaman konsep, keterampilan, dan kemampuan penalaran ilmiah.

Muslim mengatakan melalui proses argumentasi, siswa belajar sekaligus mempunyai kesempatan untuk

12. Dona Kumala Shinta and Filia, “Improving Students‟ Arguments through Collaborative Learning,” Indonesian Journal of Applied Linguistics 10, no. 2 (2020): 349–358.

(42)

mempraktikkan metode ilmiah ketika mempertahankan atau menyangkal ide-ide.

Argumentasi adalah proses memperkuat suatu klaim melalui analisis berpikir kritis berdasarkan dukungan dengan bukti-bukti dan alasan yang logis. Melalui kegiatan argumentasi di kelas, siswa terlibat dalam memberikan bukti, data, serta teori yang valid untuk mendukung pendapat (klaim) terhadap suatu permasalahan.

g. Komponen Keterampilan argumentasi

Komponen Keterampilan argumentasi terdiri dari 6 komponen yaitu:

1. Klaim (claim), yaitu pernyataan yang diajukan secara terbuka yang ditujukan untuk audiens.

2. Data, yaitu fakta atau bukti yang digunakan untuk argument.

(43)

3. Penjamin (warrant), yaitu fakta spesifik yang digunakan untuk mendukung klaim yang diberikan.

4. Pendukung (backing), yaitu pernyataan lebih lanjut yang mendukung penjamin atau warrant.

Pendukung ini digunakan untuk membangun kepercayaan dalam argumentasi yang diberikan pada kasus tertentu

5. Kualifikasi (qualifier), yaitu kata keterangan sehari-hari atau kalimat tambahan yang memperkuat klaim tertentu agar lebih dapat diterima audien.

6. Sanggahan atau bantahan (rebuttal), yaitu pernyataan berlawanan yang digunakan untuk melemahkan argumen pendukung13.

13. Attaqi, “Analisis Argumentasi Dalam Socio Scientific Issues (Ssi) h 8-9.”

(44)

h. Model argumentasi Toulmin

Argumentasi merupakan salah satu komponen penting dalam komunikasi sosial sehari- hari terutama untuk meyakinkan orang lain agar menerima pendapat yang disampaikan. Saat sekarang, masyarakat semakin cerdas, argumentasi yang berisikan landasan ilmiah akan lebih mudah diterima.

Sebagai bagian dari kaum terpelajar, peserta didik harus mampu menyampaikan argumentasi yang ilmiah. Peserta didik membutuhkan keterampilan berargumentasi untuk menyatakan pendapatnya mengenai suatu permasalahan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pengetahuan yang diperolehnya selama mengikuti proses pembelajaran di sekolah.

Model Argumentasi Toulmin merupakan model yang digunakan untuk menguji kualitas argumen. Aspek argumentati mengacu pada teori

(45)

argumen berdasarkan logika Toulmin, yang terdiri atas elemen:

1. Pernyataan posisi (claim), 2. Data (grounds),

3. Jaminan (warrants), 4. Pendukung (backing),

5. Keterangan modalitas (modal qualifier), dan 6. Kondisi pengecualian (possible rebuttal).

Dalam analisis Model Argumentasi Toulmin, dikenal dengan Claim, Data (Ground), Warrant, Backing, Kualifikasi dan Sanggahan dengan penjelasan masing-masing sebagai berikut:

1) Claim, dimana peserta didik berpendapat berdasarkan informasi yang dia peroleh atau argumentasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan yang di berikan.

2) Data (Ground), dimana peserta didik dapat menginformasikan apa saja yang mereka ketahui.

(46)

3) Warrant, dimana peserta didik dapat menghubungkan data dan klaim dengan menuliskan contoh, menuliskan apa saja yang diketahui dalam soal.

4) Backing, dimana peserta didik menjawab semua pertanyaan yang di minta oleh soal.

5) Kualifikasi, dimana jawaban dari peserta didik akurat sesuai dengan teori.

6) Sanggahan, dimana peserta didik harus menolak sebuah pernyataan yang di anggap mereka salah.

i. Keunggulan Model Toulmin

Adapun keunggulan model Toulmin dalam menggambarkan dan menguji argumen dikemukakan dalam enam alasan sebagai berikut:

1. Model Toulmin secara khusus memberikan kemungkinan argumen yang mengembangkan warrant (argumen yang validitas asumsinya didasarkan pada penarikan kesimpulan) yang

(47)

harus dikembangkan melalui backing sebagai bagian dari pola pembuktiannya.

2. Analisis model Toulmin menekankan pada sifat penarikan kesimpulan dan hubungan argumen dengan memberikan konteks dimana semua faktor baik formal maupun material menghasilkan suatu claim yang dipertentangkan, dan yang dapat di organisasikan ke dalam suatu deretan langkah- langkah yang terpisah.

3. Ketiga komponen Toulmin yaitu: backing, modal qualifiers, dan rebuttal disajikan dalam kerangka model struktual dasar untuk mengembangkan claim yang tidak lagi merupakan kemungkinan.

Model ini memfokuskan pada cara-cara dimana masing-masing elemen tambahan ini berfungsi membatasi suatu claim.

4. Model Toulmin menekankan pada masalah perkembangan dari data melalui warrant menuju

(48)

claim, yang menghasilkan suatu konsep argumen sebagai suatu yang dinamis.

5. Analisis tradisional seperti entimen sering menekan atau menghilangkan satu langkah pembuktiannya yang dianggapnya telah diketahui oleh semua orang. Sedangkan model Toulmin menyajikan argumen dengan cara-cara yang setiap langkahnya dapat ditela‟ah secara kritis.

6. Model Toulmin menugasi setiap elemen argumen yang mempunyai kedudukan yang spesifik dalam hubungannya dengan yang lain.

Dengan demikian mengakibatkan titik kelemahannya dapat dideteksi14.

14. Indah Permata Sari. 2018. Analisis Keterampilan Argumentasi Ilmiah Siswa Kelas XI IPA Menggunakan Model Toulmin’s Argument Pattern (TAP) Dengan Penerapan Metode Problem Solving. Skirpsi. Batusangkar:

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar. H : 44 & 55

(49)

2. Socioscientific Issues (SSI)

a. Pengertian Socioscientific Issues (SSI)

Menurut Zeidler, socioscientific issues (SSI) adalah cara yang digunakan untuk menstimulasi perkembangan intelektual, moral dan etika, serta kesadaran dalam hubungan antara sains dan kehidupan sosial. Dalam pengambilan keputusan mengenai isu- isu sosial, melalui implikasi moral yang tertanam dalam konteks ilmiah15.

SSI juga didefinisikan sebagai suatu isu atau masalah yang kompleks dan dapat menimbulkan perdebatan sehingga tidak memiliki jawaban definit atau dengan kata lain jawabannya bersifat terbuka. SSI sangat potensial jika digunakan sebagai dasar pembelajaran sains di sekolah. Penggunaan SSI dapat dijadikan penghubung permasalahan nyata di

15. Dana L. Zeidler et al. 2009. Advancing Reflective Judgment through Socioscientific Issues. Journal of Research in Science Teaching. Vol 46, No. 1, h : 74.

(50)

masyarakat dan landasan oleh pembelajaran dalam mengeksplorasi konten sains. Dengan SSI yang diterapkan dalam pembelajaran sains diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna16.

Masalah-masalah SSI menggabungkan komponen-komponen moral dan etika dari suatu topik sains yang dilakukan melalui kegiatan diskusi dan interaksi siswa tentang isu-isu kontroversial bertujuan untuk meredam atau memecahkan isu-isu tersebut.

Oleh karena itu, SSI bersifat terbuka sehingga memungkinkan siswa untuk berpikir kritis mengenai isu-isu tersebut bersama dengan orang lain yang memiliki pandangan yang berbeda. Gerakan SSI memfokuskan pada bagaimana siswa memahami suatu permasalahan serta mengambil keputusan dan

16. Diana Ayu Rostikawati and Anna Permanasari. 2016. Rekonstruksi Bahan Ajar Dengan Konteks Socio-Scientific Issues Pada Materi Zat Aditif Makanan Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA. Vol 2, No. 2, h: 157.

(51)

keputusan-keputusan yang mereka buat tentang isu-isu tersebut berkaiatan dengan moral dan etika. Beberapa contoh permasalahan yang bisa dikategorikan Sicioscientific issues misalnya permasalahan tentang pemanasan global (global warming), pencemaran lingkungan, penerapan nuklir, dan sebagainya17. b. Pendekatan Socioscientific Issues

Menurut Zeidler, SSI merupakan pendekatan yang bertujuan untuk menstimulasi perkembangan intelektual, moral dan etika, serta kesadaran dalam hubungan antara sains dan kehidupan sosial. Melalui pendekatan pembelajaran ini siswa dapat dengan leluasa mengkonstruksi pengetahuannya secara mandiri yang difasilitasi oleh guru. Selain kemampuan berpikir, siswa dapat juga mengembangkan nilai moral dan etika melalui pendekatan pembelajaran SSI

17. Sri Rahayu, “Meningkatkan Profesionalisme Dalam Mewujukan Literasi Sains Siswa Melalui Pembelajaran Kimia/IPA Berkonteks Isu-Isu Sosiosaintifik (Socioscientific Issues),” Universitas Malang 10, no. 4 (2015):

1–17.

(52)

ini serta integrasi terhadap konsep-konsep sains yang memiliki dampak pada kehidupan masyarakat18. c. Karakteristik Socioscientific Issues (SSI)

SSI memiliki beberapa karakteristik antara lain:

1. Memiliki dasar ilmu pengetahuan.

2. Melibatkan pembuatan opini 3. Sering di beritakan di media

4. Berkaitan dengan informasi yang tidak lengkap karena kurangnya bukti ilmiah

5. Mengarah pada dimensi lokas, nasional, dan global

6. Melibatkan nilai-nilai dan pertimbangan etis 7. Memerlukan pemahaman tentang berbagai

kemungkinan dan risiko.

18. Widia Rahmawati, Jujun Ratnasari, and Suhendar Suhendar,

“Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Socioscientific Issues Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik,” Jurnal Pelita Pendidikan 6, no. 2 (2018): 124–132.h. 125

(53)

d. Prinsip-prinsip Socioscientific Issues (SSI)

Prinsip umum Socioscientific Issues (SSI) adalah mengefektifkan pembelajaran kepada aspek- aspek kehidupan sehari-hari melalui isu-isu sains yang pro-kontra dan isu dilingkup sekitar, dan isu kontroversial yang mengglobal membuat para siswa mampu diarahkan menuju peningkatan kemempauan berfikir kompleks. Adapun prinsi Socioscientific Issues menurut Ratcliffe yaitu:

1. Memiliki dasar sains.

2. Merangsang munculnya opini, hipotesis menciptakan pilihan baik tingkat masyarakat maupun lebih rendah lagi yakni individu.

3. Merupakan isu yang kerap kali disorot media, menadi problema, dan kontroversial.

4. Memiliki informasi yang lengkap.

5. Mengarah pada lingkup lokal/nasional/global yang tak lepas dari kerangka politik sosial.

(54)

6. Melibatkan nilai-nilai etika moral, beserta perimbangannya.

7. Terdapat pemahaman terkait berbagai kemungkinan dan resikooptik tentang kejadian dilingkungan sekitar isu sehingga socioscientific ini mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mempelajari sains19.

e. Peranan Penerapan Socioscientific Issues Dalam Pembelajaran

1. Menjadikan pembelajaran sains lebih relevan bagi kehidupan siswa

2. Sarana yang mengarahkan hasil belajar seperti apresiasi terhadap hakikat sains

3. Meningkatkan kemampuan argumentasi

19. Siska Siska et al., “Penerapan Pembelajaran Berbasis Socio Scientific Issues Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah,” Edu Sains Jurnal Pendidikan Sains & Matematika 8, no. 1 (2020): 22–32.

(55)

4. Meningkatkan kemampuan mengevaluasi informasi ilmiah 5 aspek penting dalam literasi sains20.

f. Langkah Pembelajaran Socioscientific Issues

Berikut ini langkah-langkah pembelajaran socioscientific issues yaitu:

1. Adanya wacana isu-isu sosial sains adalah suatu keaharusan pusat pada pembelajaran socioscientific issu.

2. Argumentasi dan debat, berguna untuk terlibat dalam proses berpikir dan penalaran, dan untuk cermin praktik wacana yang digunakan dalam kehidupan nyata.

3. Diskusi, digunakan untuk membahas topik-topik socioscientific kontroversial dalam cara yang lebih terkontrol. Melakukan kegiatan diskusi sebelum

20. Vella Attaqi. 2020. Analisis Argumentasi Dalam Socio Scientific Issues (Ssi). Skripsi. Jakarta: Program study tadris fisika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. H: 31

(56)

mencoba debat juga dapat membantu baik guru dan siswa untuk menggabungkan perilaku yang pada akhirnya akan membuat argumentasi lebih produktif.

4. Pengambilan keputusan, artinya peserta didik ikut terlibat dalam negosiasi dan pengambilan keputusan terkait dengan masalah sosial yang terkait secara konseptual dengan konten sains tersebut.

g. Manfaat Socioscientific Issues

Zeidler dkk, telah mengungkapkan bahwa terdapat manfaat socioscientific issues yaitu sebagai berikut:

1. Dengan pembelajaran ini siswa dapat lebih meningkatkan kesadaran bahwa sains dan mengaplikasikan-mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang berbau pembuktian dalam keseharian mereka sangat penting.

(57)

2. Dapat membantu siswa dalam membentuk kesadaran social berdasarkan refleksi terkait hasil penalaran mereka.

3. Meningkatkan kemampuan berfikir konstektual sesuai kenyataannya, berliterasi ilmiah, berargumetasi dalam bernalar ilmiah terhadap suatu fenomena yang ada.

4. Memperbaiki tingkat keterampilan identifikasi, analogi, menyimpulkan, memutuskan, mempresentasikan, menilai, mengintreprestasikan, dan melakukan selfregulation21.

h. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Socioscientific Issues

1. Kelebihan dari pembelajaran socioscientific issues antara lain sebagai beriikut :

a. Peningkatan partisipasi dalam diskusi.

21. Anis Samrotul Lathifah and Herawati Susilo, “Implementation of Socioscientific Issue Learning Through Symposium Method Based On Lesson Study to Improve Students‟ Critical Thinking in General Biological Course,”

Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang (2015):

11.

(58)

b. Partisipan berargumen dari berbagai sudut pandang.

c. Menjadikan kelas sains lebih hidup karena adanya perdebatan saintifik.

d. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan membuat keputusan.

e. Membuat pembelajaran sains lebih humanis.

2. Kelemahan dari pembelajarans socioscientific issues antara lain sebagai berikut :

a. Dalam melaksanakan diskusi socioscientific issues memerlukan waktu yang lebih lama.

b. Dalam diskusi hanya mampu mengeksplorasi pro-kontra.

c. Pada saat kegiatan diskusi, keterbatasan dalam menggali konstruksi pengetahuan dan solusi terhadap issu.

d. Apabila dalam diskusi socioscientific partisipan merasa tidak nyaman dalam diskusi

(59)

kelas, sehingga argumentasi secara individual kurang terfasilitasi22.

3. Tinjauan Materi Pencemaran Lingkungan a. Pengertian Pencemaran Lingkungan

Pencemaran lingkungan merupakan satu dari beberapa factor yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Pencemaran lingkungan (environmental polition) merupakan segala sesuatu baik berupa bahan-bahan fisika maupun kimia yang dapat mengangggu keseimbangan ekosistem. Menurut UU RI Nomor 23 Tahun 1997, pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya maskhluk hidup, zat, energy dan/ atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang

22. Mey Diana Wulandari. 2019. Pengaruh Strategi Pembelajaran Socio Scientific Issu Berbasis Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Pada Materi Ipa Kelas Viii Smp Negeri 7 Bandar Lampung. Skripsi. Lampung : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. h: 39-40.

(60)

menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntuknya. Jadi, pencemaran lingkungan terjadi akibat dari kumpulan kegiatan manusia (populasi) dan bukan dari kegiatan perorangan (individu). Selain itu pencemaran dapat diakibatkan oleh factor alam, contoh gunung meletus yang menimbulkan abu vulkanik. Seperti meletusnya gunung merapi.

b. Pencemaran Air

Pencemaran air, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energy atau komponen lain ke dalam air.

Akibatnya, kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntuknya. Pencemaran air merupakan kondisi air yang menyimpang dari sifat- sifat air dari keadaan normal.

(61)

1. Faktor Penyebab Pencemaran Air

Pencemaran air dapat terjadi pada sumber mata air, sumur, sungai, rawa-rawa, danau, dan laut. Bahan pencemaran air dapat berasal dari limbah industry, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian.

2. Dampak Pencemaran Lingkungan

Air limbah yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi lingkungan, seperti hal-hal berikut

a. Penurunan kualitas lingkungan.

b. Gangguan kesehatan c. Pemekatan hayati

d. Menganggu pemandangan

e. Mempercepat proses kerusakan benda.

3. Cara Penanggulangan Pencemaran Air

(62)

Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan (yakni bahan organik yang dapat terurai oleh aktivitas makhluk hidup), meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.

Pengolahan air limbah dapat dilakukan sebagai berikut

a. Pembuatan kolam stabilisasi

b. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) c. Pengelolan Excreta

Cara menangani llimbah cair sebgai berikut:

1. Recycle (Pendaur ulangan) 2. Reuse (Penggunaan Ulang)

3. Reduce (Pengurangan atau penghematan) 4. Repair (Pemeliharaan)

(63)

c. Pencemaran Udara

Pencemaran udara didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana udara mengandung senyawa- senyawa kimia atau substansi fisik maupun biologi dalam jumlah yang memberikan dampak buruk bagi kesehatan manusia, hewan, ataupun tumbuhan, serta merusak keindahan alam serta kenyamanan, atau merusak barang-barang perkakas atau (profeti).

Pencemaran udara terjadi masuknya bahan pencemaran (polutan) berupa makhluk hidup, zat, energy, atau komponen lain ke atmosfer. Pencemaran udara disebabkan oleh pembakaran tidak sempurna kendaraan bermotor dari minyak bumi, batu bara, dan gas-gas lainnya yang mencemari udara. Misalkan, gas CO, CO2, NO, NO2, SO, SO2, CH4, CFC.

1. Macam-macam Pencemaran Udara a. Pencemaran Udara Primer

(64)

Primer Pencemaran udara ini disebabkan langsung dari sumber pencemar.

Contohnya peningkatan kadar karbon dioksida yang disebabkan oleh aktivitas pembakaran oleh manusia.

b. Pencemaran Udara Sekunder

Berbeda dengan pencemaran udara primer, pencemaran udara sekunder terjadi disebabkan oleh reaksi antara substansi- substansi pencemaran udara primer yang terjadi di atmosfer. Misalnya, pembentukan ozon yang terjadi dari reaksi kimia partikel- partikel yang mengandung oksigen di udara.

2. Faktor Penyebab Pencemaran Udara

Beberapa kegiatan baik dari alam ataupun manusia menghasilkan senyawa-senyawa gas yang membuat udara tercemar. Berikut ini adalah penyebab pencemaran udara.

(65)

a. Aktivitas Alam

Aktivitas alam dapat menimbulkan pencemaran udara di atmosfer. Kotoran-kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak mengandung senyawa metana yang dapat meningkatkan suhu bumi dan akibatnya terjadi pemanasan global.

Proses yang serupa terjadi pada siklus nitrogen di atmosfer. Selain itu, bencana alam seperti meletusnya gunung berapi dapat menghasilkan abu vulkanik yang mencemari udara sekitar yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan tanaman.

Kebakaran hutan yang terjadi akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak yang dapat mencemari udara dan berbahaya bagi kesehatan hewan dan manusia.

b. Aktivitas manusia

Kegiatan-kegiatan manusia kini kian tak terkendali, kemajuan industri dan teknologi

(66)

membawa sisi negatif bagi lingkungan. Berikut ini merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas manusia.

c. Pembakaran sampah.

d. Asap-asap industri.

e. Asap kendaraan.

f. Asap rokok

g. Senyawa-kimia buangan seperti CFC, dan lain- lain.

3. Dampak Pencemaran Udara

Pencemaran udara mengakibatkan kerugian bagi banyak organisme penghuni bumi.

Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara antara lain bagi kesehatan, tumbuhan, efek rumah kaca, dan rusaknya lapisan ozon.

d. Pencemaran Tanah

Ketika suatu zat berbahaya atau beracun telah mencemari permukaan tanah, maka pasti dapat

(67)

menguap, tersapu air hujan, dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung pada kehidupan manusia, ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.

1. Faktor Penyebab Pencemaran Tanah

Penyebab tersebut di antaranya limbah domestik, limbah industri, dan limbah pertanian.

2. Dampak Pencemaran Tanah

Semua pencemaran pasti akan merugikan makhluk hidup terutama manusia. Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh, dan kerentanan populasi yang terkena. Contohnya saja kromium berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-

(68)

anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Raksa dan siklodiena dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.

3. Cara Penanggulangan Pencemaran Tanah

Berikut ini ada dua cara utama yang dapat dilakukan apabila tanah sudah tercemar, yaitu remdiasi dan bioremediasi. Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan exsitu (of-site).

Bioremediasi adalah pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur atau bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk

(69)

mencegah atau memegrdiasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun23

.

B. Kajian Penelitian Yang Relevan

No Nama Judul Persamaan Perbedaan 1. Nur

Fildzhah Amalia, dkk.

(2018)

Kompleksita s

Argumentasi Berbasis Isu Sosiosaintifi

k Pada

Jenjang SD,

SMP dan

SMA.

Sama-sama penelitian berbasis socioscientifi c issues (SSI)

Penelitian yang diangkat mengenai Analisis

keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan

socioscientific issues (SSI) pada mata pelajaran IPA di SMP Kota

23 . Siti Nurul Hidayati Wahono Widodo, Fida Rachamadiarti, Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTS Kelas VII Semster 2 (Balitbang: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017).

(70)

Bengkulu, sedangkan

penelitian ini mengenai

Kompleksitas Argumentasi Berbasis Isu Sosiosaintifik Pada Jenjang SD, SMP dan SMA.

2. Martha Georgio u, dkk.

(2020)

Investigating the Impact of the

Durationof Engagement in

Socioscientif ic Issues in Developing

Sama-sama penelitian berbasis socioscientifi c issues (SSI)

Penelitian yang diangkat mengenai Analisis

keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan

socioscientific issues (SSI) pada

(71)

Greek Students‟

Argumentata tion and Informal Reasoning Skills.

mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu,

sedangkan

penelitian ini mengenai

Investigating the Impact of the Durationof

Engagement in Socioscientific

Issues in

Developing Greek Students‟

Argumentatation and Informal Reasoning Skills.

(72)

3. Nur Aida Afrilya (2019)

Pengaruh Penerapan PendekatanS socioscientifi c Issues (SSI)

Terhadap Kemampuan Literasi Sains Peserta Didik pada Materi Minyak Bumi.

Sama-sama penelitian berbasis socioscientifi c issues (SSI)

Penelitian yang diangkat mengenai Analisis

keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan

socioscientific issues (SSI) pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu,

sedangkan

penelitian ini mengenai pengaruh penerapan

pendekatan sociosciencetific issues (SSI)

(73)

terhadap

kemampuan literasi sains siswa pada materi minyak bumi.

4. Mey Diana Wuland ari (2019)

Pengaruh Strategi Pembelajaran Socioscientifi c Issues Berbasis Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Peserta Didik pada Materi

Sama-sama penelitian berbasis socioscientifi c issues (SSI)

Penelitian yang diangkat mengenai Analisis

keterampilan argumentasi peserta didik dengan pendekatan

socioscientific issues (SSI) pada mata pelajaran IPA di SMP Kota Bengkulu,

sedangkan

penelitian ini

(74)

IPA Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung.

mengenai pengaruh strategi

pembelajaran socioscientific issues berbasis problem based learning terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada materi IPA Kelas VIII SMP Negeri 7 Bandar Lampung.

5. Vela Attaqi (2020)

Analisis Argumentasi Dalam Socioscientifi c Issues.

Dimana

Sama-sama penelitian berbasis socioscientifi c issues

Penelitian yang diangkat mengenai Analisis

keterampilan argumentasi peserta didik dengan

Gambar

Tabel 3.1   Kronologis Penelitian
Tabel 3.2   Subjek Data Penelitian
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Prasarana di SMPN  2 Kota Bengkulu
Tabel 4.2 Data Siswa  No.  Kelas
+7

Referensi

Dokumen terkait

KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA KELAS IV. SD NEGERI 01 GEDONG TAHUN

Berdasarkan hasil penelitian tentang keterampilan menulis karangan argumentasi dengan media poster siswa kelas X Madarasah Aliyah Negeri Tanjungpinang Tahun

Mathematics Education (RME) lebih dari hasil belajar matematika peserta didik menggunakan pendekatan saintifik di Kelas VII SMP Negeri 14 Kota Bengkulu tahun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) perbedaan keterampilan menulis argumentasi siswa yang belajar melalui pendekatan kooperatif teknik bertukar pasangan dengan

Tujuan dari pengembangan ini adalah mengembangkan instrumen penilaian untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif siswa SMP pada mata pelajaran IPA Terpadu materi

menulis argumentasi siswa kelas X SMK Negeri I Batusangkar dengan pendekatan konstektual dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam mengubah pendapat pembaca dalam

(4)Membuat perangkat pembelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses dan menyiapkan peserta didik dalam kelompok belajar. Tahap Pelaksanaan Tindakan, tahap

KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang hasil belajar IPA dan keterampilan berkomunikasi peserta didik, khususnya di kelas VIII D SMP Negeri 1 Padangan, setelah