PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes melitus juga merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang lebih tinggi dari normal. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), terdapat 10 juta penderita diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2015.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Salah satu solusi yang dapat dilakukan oleh seorang perawat adalah dengan mengedukasi pasien Diabetes Mellitus dalam menerapkan pola makan berupa pengaturan makan khususnya gula.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan studi kasus asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus. Sebagai tambahan pengetahuan bagi profesi keperawatan dan untuk lebih memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus.
Metode Penelitian
- Metode
- Teknik Pengumpulan Data
- Sumber Data
- Studi Kepustakaan
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari keluarga atau teman dekat pasien, catatan perawat, hasil pemeriksaan dan tim pelayanan kesehatan lainnya. Studi pustaka adalah mempelajari buku-buku sumber yang berkaitan dengan judul studi kasus dan masalah yang sedang dibahas.
Sistematika Penulisan
Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan munculnya nekrosis pada jaringan gangren. Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review, tidak terdapat kesenjangan dalam penerapan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Penyakit
Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka karena sistem saraf yang dialami pasien sama dengan sistem saraf pada pasien Diabetes Melitus Gangren lainnya yaitu kesadaran pasien. Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena sistem muskuloskeletal yang dialami pasien sama dengan sistem muskuloskeletal pada pasien Diabetes Melitus Gangren lainnya yaitu terdapat luka pada bagian kakinya.
Konsep Penyakit Kaki Diabetic
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Kepeerawatan
- Evaluasi
- Pathway
Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka, karena sistem endokrin yang dihadapi pasien sama dengan sistem endokrin pada pasien diabetes melitus gangren lainnya, yaitu adanya luka gangren. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus. Masalah keperawatan yang muncul adalah rusaknya integritas jaringan berhubungan dengan terbentuknya jaringan gangren nekrotik.
Berdasarkan peninjauan kasus, keluhan utama klien adalah nyeri pada luka di kaki kanan. adalah nyeri akut yang berhubungan dengan iskemia jaringan.
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
- Identitas
- Riwayat Keperawatan
- Persepsi Dan Pengetahuan Tentang Penyakit
- Status Cairan Dan Nutrisi
- Genogram
- Pemeriksaan Fisik
- Data Psikososial
- Data Spiritual
- Data Penunjang
- Terapi
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, fremitus vokal sama antara kanan dan kiri, distribusi ruas tulang belakang normal. Inspeksi : Tidak ditemukan kelainan pada indera peraba Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan 3.1.6.10 Endokrin (B8). Pasien mengatakan bahwa dirinya bangga pada dirinya sendiri, ia menyukai seluruh bagian tubuhnya, tidak ada satu pun bagian tubuhnya yang tidak disukai pasien.
Sejauh ini hubungan sosial pasien dengan keluarga, pasien lain, dukungan keluarga terhadap pasien dan reaksi pasien saat berinteraksi cukup baik, tidak ada masalah.
Diagnosa Keperawatan
- Daftar Masalah Keperawatan
- Daftar Diagnose Berdasarkan Prioritas
Rencana Tindakan Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Dalam menyimpulkan diagnosis perfusi jaringan perifer yang tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran darah tepi, perawat melakukan observasi tanda vital, CRT, monitor area tertentu. Pada akhir diagnosis, nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan, kerusakan jaringan, dan spasme otot refleks. Dalam diagnosis cacat integritas jaringan berhubungan dengan terbentuknya jaringan nekrotik gangren, setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam diharapkan pasien tidak mengalami cacat integritas jaringan dengan kriteria temuan perfusi jaringan normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, normal. ketebalan dan tekstur jaringan.
Diagnosis gangguan citra tubuh berkaitan dengan hilangnya bagian tubuh setelah dilakukan intervensi keperawatan. Palpasi : Akral hangat, turgor kulit baik, tidak ada edema, kulit lembab, CRT ≤2 detik, kekuatan otot tangan dan kaki normal D/S sama (5,5). Inspeksi: Bentuk hidung simetris, tidak mimisan, mukosa hidung lembab, tidak ada sekret, ketajaman penciuman normal.
Evaluasi
Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena keluhan utama yang dialami pasien sama dengan pasien diabetes gangren lainnya yaitu sering kesemutan, penurunan berat badan, nyeri pada luka yang sulit disembuhkan. , kemerahan disekitar luka, adanya pus. Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena riwayat kesehatan pasien saat ini sama dengan riwayat kesehatan pasien Diabetes Mellitus Cold Brand lainnya saat ini yaitu sering kesemutan, penurunan berat badan, nyeri pada luka, sulit sembuh. untuk sembuh, kemerahan disekitar luka ada nanahnya. Berdasarkan observasi peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena riwayat kesehatan pasien sebelumnya sama dengan riwayat kesehatan masa lalu penderita diabetes melitus gangren lainnya yaitu terdapat luka borok pada kakinya.
Berdasarkan observasi peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena sistem persepsi yang dialami pasien sama dengan pasien Diabetes Melitus Gangrene lainnya yaitu penglihatan mulai kabur, ketajaman penciuman normal, ada sekret atau tidak, ketajaman pendengaran normal, bentuk telinga normal, dan ketajaman pendengaran normal.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena identitas pasien sama dengan identitas penderita diabetes melitus gangren lainnya yaitu usia rentan menderita diabetes melitus >30 tahun dan paling banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pria. Berdasarkan pengamatan peneliti antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak terdapat kesenjangan karena pernafasan yang dialami pasien sama dengan pernafasan pada penderita diabetes melitus gangren lainnya yaitu bentuk dada simetris, tidak ada bantuan pernafasan. , tidak ada penarikan otot pernafasan, RR dalam batas normal, fremitus vokal sama antara kanan dan kiri, susunan ruas tulang belakang normal. Berdasarkan pengamatan peneliti antara case review dan literatur review tidak terdapat kesenjangan karena sistem kardiovaskuler yang dialami pasien sama dengan penderita diabetes melitus gangren lainnya yaitu tidak nyeri dada, tidak sianosis, ictus cordis tidak ada. tidak teraba pada ICS 5 midklavikula kiri ukuran 1 cm, nadi 82x/menit, irama teratur, bunyi jantung S1 dan S2 normal, tidak ada bunyi jantung tambahan seperti gallop atau murmur.
Berdasarkan pengamatan peneliti antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak terdapat kesenjangan karena sistem saluran kemih yang dialami pasien sama dengan sistem saluran kemih pasien diabetes melitus gangren lainnya yaitu bentuk alat kelamin pasien normal, bentuk alat kelamin pasien normal, dan bentuk alat kelamin pasien normal. kebersihan alat kelamin bersih, frekuensi buang air kecil 2-3 kali sehari, bau khas, warna kuning, tempat bekas di kamar mandi.
Diagnosa Keperawatan
- Diagnosa Keperawatan Ditinjauan Pustaka
- Diagnosa Keperawatan Ditinjauan Kasus
Muncul polidipsia, polifagia, poliuria, biasanya terjadi penurunan atau penambahan berat badan atau bahkan hilangnya bagian tubuh. Sedangkan dalam pemeriksaan kasus, hasil pemeriksaan menunjukkan adanya luka gangren pada kaki kanan, luka terdapat nanah, berbau busuk, terdapat kemerahan pada sekitar luka, tidak terdapat nekrosis, tidak terdapat tanda granulasi. , lukanya 6-7 cm, kedalaman lukanya 1-2 cm. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan antara diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada tinjauan pustaka dengan diagnosa keperawatan yang teridentifikasi pada tinjauan kasus.
Hasil penelitian tersebut diperoleh penulis dengan tinjauan pustaka yang muncul dari pengalaman kasus yang diperoleh penulis buku.
Perencanaan
Implementasi
Penerapannya sama seperti pada pengkajian kasus yaitu menghimbau pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar, menjaga area luka tetap bersih dan kering, mobilisasi pasien setiap 2 jam, pemantauan tanda-tanda peradangan (kemerahan, bengkak, panas, nyeri skala 7, dapat bergerak), merawat luka dengan teknik aseptik (irigasi NS, pengeluaran nanah, cairan luka, darah, pemberian sufratul dan kasa serta pembalut), kerjasama dalam pemberian obat (NS infus 1500 cc/24 jam, injeksi Antrain 1 gr ( IV), Ondansetron injeksi 8 mg (IV), Apidra injeksi 6 IU (SC), Metoclopramide injeksi 10 gr (IV), Ceftriaxone injeksi 1 gr (IV), Metronidazole infus 500 mg, P.O nugalmin 1 kapsul (oral), P.O aminoral 1 tab (oral), Sucralfate 5 cc (sirup) Cara pelaksanaannya sama dengan asesmen kasus yaitu menjelaskan penyebab nyeri, mengamati lokasi, derajat, frekuensi dan respon nyeri yang dialami pasien, mengamati skala nyeri, mempelajari teknik pernafasan dalam, distraksi dan relaksasi, bekerja sama dalam pemberian suntikan antrain 1 g (IV). Hal ini disebabkan pelaksanaan keperawatan yang dilakukan peneliti disesuaikan dengan rencana tindakan (intervensi) keperawatan yang dilakukan peneliti, yang disesuaikan dengan intervensi keperawatan dari tinjauan pustaka, namun lebih aplikatif berdasarkan terapi yang diinstruksikan peneliti. dokter ruangan.
Evaluasi
Setelah melakukan observasi dan melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan kasus Diabetes Melitus (DM) di Bangsal Melati RSID Bangil, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan serta saran yang dapat berguna untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien. dengan Diabetes Melitus Plantar Pedis Dextra. Dari hasil asuhan keperawatan yang dilakukan pada Ny. S dengan diagnosa Diabetes Mellitus Gangrene Plantar Pedis Dextra di Bangsal Melati RSUD Bangil, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis diabetes melitus gangren Pedis Dekstra di Ruang Mawar Putih RSUD Sidoarjo.
Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diagnosa Medis Diabetes Mellitus Gangren Di Bagian Melati RSUD Bangil Pasuruan”.
PENUTUP
Simpulan
Intervensi yang dilakukan Anjurkan pasien untuk memakai pakaian yang longgar. Jaga agar area luka tetap bersih dan kering. Mobilisasi pasien setiap 2 jam. Pantau kulit apakah ada kemerahan. Lakukan teknik perawatan luka steril. Berkolaborasi dalam diet TKTP. Dalam peninjauan kasus tersebut, ditentukan bahwa keluhan utama klien adalah nyeri pada luka kaki kanan. Intervensi dilakukan. Jelaskan penyebab nyeri tersebut. Amati lokasi, tingkat, frekuensi, dan respons nyeri pasien. Amati derajat nyerinya. Pelajari teknik pernapasan dalam, gangguan, dan relaksasi. Bekerja sama dalam memberikan suntikan intravena.
Saran
Buku Pedoman Diabetes Edisi ke-4 www.diabetic_foot.co.id. https://www.academia.edu/9163205/DIABETIC_FOOT_KAKI_DIABET. Penelitian penggunaan antibiotik kuinolon pada pasien. https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q. definisi+gangren&oq=definisi+gangren. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan studi kasus ini dan saya telah menerima salinan formulir ini.
Saya Ibu/Ibu/Bapak ………, memberikan persetujuan saya setelah memahami segala sesuatu yang dijelaskan oleh peneliti mengenai proses penanganan studi kasus ini dengan baik.