• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada BY.Ny "A" dengan Gangguan Sistem Respiratorik BBLASR di Ruang NICU RS Umum Hermina Sukabumi

N/A
N/A
Faiz Saad Ali

Academic year: 2024

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada BY.Ny "A" dengan Gangguan Sistem Respiratorik BBLASR di Ruang NICU RS Umum Hermina Sukabumi"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BY.NY.” A”

DENGAN GANGGUAN SISTEM RESPIRATORIK BBLASR DI RUANG NICU RS UMUM HERMINA SUKABUMI

DI SUSUN OLEH:

MASITOH

RUMAH SAKIT HERMINA SUKABUMI 2023

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yg berjudul “ Asuhan Keperawatan Pada BY.NY. A dengan BBLASR Di Ruangan Nicu RS Hermina Sukabumi”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis tidak lepas dari hambatan serta kesulitan. Namun, atas bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu,dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Sr. Suci Nurhayati S.Kep.Ners

2. Orang tua, suami, dan anak yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih sayang yang tak terhingga.

3. Rekan-rekan dan semua pihak yg membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini memiliki keterbatasan dalam penyusunan dan bahasa. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Amin

Sukabumi,26 November 2023

(3)

ii

DAFTAR ISI

Halaman ……….. 1

KATA PENGANTAR .. ……….. i

DAFATAR ISI ………... ii

BAB I PENDAHULUAN ……….. 4

A. Latar Belakang ……… 4

B.Tujuan Penulisan ……….. 5

BAB II KONSEP DASAR ……… 6

A. MEDIS ……….. 6

1. Pengertian ……….. 6

2. Etiologi ……….. 8

3. Tanda dan Gejala/Gejala Klinis ………. 9

4. Pemeriksaan Penunjang ……….. . 9

5. Patofisioligi ……… 11

6. Penatalaksanaan Medis ……… 12

B. KEPERAWATAN ………. 12

1. Pengkajian ………..12

2. Diagnosa Keperawatan ………..13

3. Intervensi ………....14

4. Implementasi ……… 23

5. Evaluasi ………. 23

BAB III TINAJAUAN KASUS ……….. 24

A. PENGKAJIAN………. 24

B. WOC ……….. 35

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN ……….. 38

D. INTERVENSI KEPERAWATAN ……….. 38

E. IMPLEMENTASI ………..46

F. EVALUASI ………...48

BAB IV PEMBAHASAN ……… 51

1. Pengkajian ……….. 51

2. Diagnosa Keperawatan ………. 51

(4)

iii

3. Intervensi ……… 52

4. Implementasi ……….. 52

5. Evaluasi ……… 53

BAB V PENUTUP ……… 54

A. Kesimpulan ………. 54

B. Saran ……… 54

DAFTAR PUSTAKA ……… 55

(5)

4 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan pada masa neonatus sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologis agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaik-baiknya. Peralihan kehidupan dari intrauerin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik dan lngkungan yang kurang baik dalam kandungan , baik dalam proses persainan maupun sesudah lahir.

Bayi yang dilahirkan dalam keadaan berat badan lahir sangat amat rendah (BBLASR)merupakan hal yang tidak menyulitkan bila kelahirannya sesuai dengan masa gestasi karena memiliki struktur anatomik dan fungsi tubuh yang sama dengan bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang normal tetapi mereka tetap memiliki kerentanan terhadap infeksi jauh lebih rendah daripada bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang normal.

Penyebab utama kematian bayi baru lahir di dunia antara lain bayi lahir premature 29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan asfiksia dan trauma. Dalam laporan WHO yg dikutip dari stte of the world’s mother dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR). Dari hasil studi morbilitas Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukan bahwa proporsi penyebab kematian neonatal umur 0-7 hari tertinggi adalah premature dan BBLASR (35%), kemudian Asfiksia (33,6%). Penyakit penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hr tertinggi adalah infeksi sebesar 57,1% ( termasuk tetanus, sepsis, pneumonia, diare), kemudian problem feeding (14,3%).

Kasus BBLASR pada neonatus di ruang NICU Rumah Sakit Umum Hermina Sukabumi jarang ditemukan. Pada tahun 2023, jumlah bayi dengan BBLASR sebanyak 3 kasus. Sedangkan periode Januari – November 2023 jumlah bayi dengan BBLASR sebanyak

(6)

5

3 kasus. Apabila tidak diberikan penanganan yang cepat dan serius akan berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya.

Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk melaksanakan asuhan keperawatan pada bayi dengan judul. “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY.A DENGAN BBLASR DI RUANG NICU RUMAH SAKIT UMUM HERMINA SUKABUMI.”

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penyusunan karya tulis ini adalah agar penuis dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada By. Ny. A lahir dengan BBLASR di Rumah Sakit Umum Hermina Sukabumi dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penuls dalam melakukan asuhan keperawatan pada By. Ny. A lahir dengan BBLASR adalah agar penulis dapat:

a. Melakukan Pengkajian pada By. Ny. A lahir dengan BBLASR di ruang NICU Rumah Sakit Umum Hermina Sukabumi

b. Membuat diagnosa keperawatan pada By. Ny. A dengan BBLASR.

c. Membuat perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada By. Ny. A lahir dengan BBLASR.

d. Melakukan tindakan keperawatan pada BY. Ny. A lahir dengan BBLASR.

e. Melakukan evaluasi pada By. Ny. A lahir dengan BBLASR.

(7)

6 BAB II KONSEP DASAR

I. MEDIS

A. DEFINISI

Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah normal (kurang dari 1000 gr). (Nic-Noc, 2015)

Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi lahir hidup dengan berat badan < 1000 gr.

(Muslimatun, 2010)

BBLR adalah berat badan bayi lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa usia gestai. (Buku ajar perinatology, 2008)

Kejadian BBLASR pada dasarnya berhubungan dengan kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makanan pun kurang Bayi Berat Lahir Rendah dapat digolongkan menjadi 2, yaitu (Merenstein, 2002):

1. Prematur Murni/Bayi Kurang Bulan

Masa gestasi < 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK).

Tanda- tanda bayi premature adalah sebagai berikut:

a. BB kurang dari 1500 gr, PB kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang 30 cm.

b. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.

c. Umur kehamilan kurang dari 37 mg.

d. Kepala relatif lebih besar dari pada badannya.

e. Rambut tipis dan halus, ubun-ubun dan sutura lebar.

f. Kepala mengarah ke satu sisi.

(8)

7

g. Kulit tipis dan transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang, sering tampak peristaltik usus.

a. Tulang rawan dan daun telinga imatur.

b. Puting susu belum terbentuk dengan baik.

c. Pergerakan kurang dan lemah.

d. Reflek menghisap dan menelan belum sempurna.

e. Tangisnya lemah dan jarang, pernafasan masih belum teratur.

f. Otot-otot masih hipotonis sehingga sikap selalu dalam keadaan kedua paha abduksi, sendi lutut dan pergelangan kaki fleksi atau lurus.

g. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora (pada wanita), dan testis belum turun (pada laki laki).

1. Dismaturitas/Bayi Kecil Masa Kehamilan

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari seharusnya untuk masa gestasi itu, bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya tersebut (KMK).

Berat badan kurang dari seharusnya yaitu dibawah persentil ke-10 (kurva pertumbuhan intra uterin Usher Lubchenco) atau dibawah 2 Standar Deviasi (SD) (kurva pertumbuhan intra uterin Usher dan Mc. Lean). Adapun tanda-tanda bayi dismature adalah sebagai berikut:

a. Preterm sama dengan bayi premature b. Term dan post term :

1. Kulit pucat atau bernoda, keriput tipis.

2. Vernik caseosa sedikit/kurang atau tidak ada.

3. Jaringan lemak di bawah kulit sedikit.

4. Pergerakan gesit, aktif dan kuat.

5. Tali pusat kuning kehijauan.

6. Mekonium kering.

7. Luas permukaan tubuh relatif lebih besar dibandingkan BB.

Berkaitan dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah dibedakan dalam:

1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), beratlahir 1500-2499 gram.

2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.

3. Bayi Berat Lahir Ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

(9)

8 B. ETIOLOGI

BBLASR disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Faktor ibu

a. Penyakit

1) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia, perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi kandung kemih.

2) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.

3) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.

b. Ibu

1) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

2) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).

3) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

4) Keadaan sosial ekonomi c. Faktor janin

Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan kembar.

d. Faktor plasenta

Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik), ketuban pecah dini.

e. Faktor lingkungan

Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

(10)

9 C. TANDA DAN GEJALA

A. Fisik

1. Bayi kecil

2. Pergerakan kurang dan masih lemah 3. Kepala lebih besar daripada badan 4. BB <1000 gr

b. Kulit dan Kelamin 1. Kulit tipis dan transparan 2. Rambut halus dan tipis 3. Genitalia belum sempurna

c. Sistem saraf: Reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/ PENUNJANG 1. Radiologi

a. Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan penyakit membran hyalin karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada parenkim dan bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white lung (Masjoer, dkk, 2007).

b. USG Kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka (Merenstein, 2002).

2. Laboratorium

a. Darah rutin : HRI, GDS, CRP, IT-Ratio, Elektrolit, AGD

(11)

10 b.Tes kocok/shake test

Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5 c, kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam tabung kemudian dikocok 15 detik, setelah itu didiamkan 15 menit dengan tabung tetap berdiri.

Interpretasi hasil:

1) (+) : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.

2) (-) : Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan artinya paru- paru belum matang/tidak ada surfaktan.

3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

Jika hasil menunjukkan ragu maka tes harus diulang.

c. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas, tonus otot dan reflek)

d. Pemeriksaan fungsi paru sesuai indikasi e. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler : echo f. Pemeriksaan kromosom sesuai indikasi

g. Pemantauan elektrolit : pemeriksaan lab elektrolit

h. Perhitungan balard score : pada bayi B BLASR skore 5 pada usia kehamilan 26 mgg (kulit licin, merah muda,vena membanyang, lanugo banyak, garis telapak kaki merah tipis, payudara aerola datar, recoil lambat, kelopak terbuka, genetalia testis kanal bagian atas, rugae jarang.

(12)

11

BBLASR

Fungsi Organ immatur Perubahan status kesehatan

Ot sering bertanya tentang kondisi anaknya

Dx VII.Defisit pengetahuan

Sistem Respirasi

System thermoregulasi

System integumen

System Imunitas

Sistem gastrointestinal

Sistem saraf

Imaturitas paru

Surfaktan belum terbentuk terbentuk

Tegangan permukaan &

resistensi serta kolaps alveoli

Pengenbangan paru terganggu

Dx I.Pola napas tidak efektif

Dx II.Gangguan Pertukaran gas Pusat pengaturan suhu

di hipotalamus immatur

Dx III Hipothermia

Struktur kulit immature

Lapisan subcutan

sedikit

Cadangan immunoglobulin maternal(IgM,iG g)menurun,sums

um tulang ,jaringan limfoid kelenjar timus immature

Kulit tipis/barrie

r tidak sempurna

Dx VI. Risiko infeksi

Immaturi tas produksi enzyme, melemah

nya reflek menelan,

otot2 abdome n lemah

Intake nutrisi inadekuat

Dx VI.Defisit nutrisi

Pusat reflek medulla

spinalis belum sempurna

Reflek fisiologis btergant ungan

Reflex hisap lemah

(13)

12 F . PENATALAKSANAAN

1. Termoregulasi

a. Suhu lingkungan harus hangat 26-28° C.

b. Pastikan alas tidur dan selimut bayi hangat.

c. Pastikan inkubator hangat. Sampai sekitar 29,4 0C, untuk bayi dengan berat 1,7 kg dan 32,2 0C untuk bayi yang lebih kecil.

d. Saat melakukan tindakan pastikan bayi hangat.

e. Pintu inkubator jangan sering di buka

f. Bila sudah stabil lakukan perawatan metode kangguru.

2. Jaga patensi jalan nafas.

3. Monitor tanda-tanda vital.

4. Bila kemampuan menghisap dan menelan belum terkoordinasi berikan asupan melalui sonde atau nutrisi parenteral.

5. Pencegahan infeksi, perhatikan teknik aseptic dalam melakukan setian tindakan, meminimalkan tindakan invasive.

6. Pemberian vit K untuk mencegah pendarahaan

II. KEPERAWATAN 1. Pengkajian

a. Biodata

- Pemeriksaan fisik - Keluhan utama

Menangis lemah, reflek hisap lemah, bayi kedinginan atau suhu tubuh rendah - Riwayat penyakit sekarang

(14)

13

Lahir spontan, SC, umur kehamilan antara 24 sampai 37 minggu, berat badan kurang dari 1000 gr, apgar pada 1 – 5 menit, 0 – 3 menunjukkan kegawatan yang parah, 4 – 6 kegawatan sedang, 7 – 10 normal

- Riwayat penyakit dahulu

Ibu memiliki riwayat kelahiran premature/BBLASR, kehamilan ganda, hidramnion

- Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti DM, TB paru, tumor kandungan, kista, hipertensi

b. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah lengkap hb, ht, leukosit, trombosit, GDS, AGD, bilirubin - Foto thorax

- Pemeriksaan kultur

2. Masalah/diagnosa keperawatan berdasarkan patoflow teori

1. Pola nafas tidak efektif b.d ketidak matangan paru karena kurang produksi surfaktan d.d Bayi sesak

2. Gangguan pertukaran gas b.d kurangnya ventilasi ( ekspansi paru ), lemahnya otot – otot pernafasan d.d bayi sesak

3. Risiko hipothermi atau hyperthermia b.d lemak permukaan tubuh lebih luas dibanding dengan masa tubuh, thermoregulasi belum sempurna d.d akral dingin 4. Risiko infeksi b.d peningkatan kerentanan bayi terhadap sistem imun yang menurun

d.d bayi kurang aktif

5. Risiko ggn integritas kulit b.d lapisan subcutan sedikit d.d terdapat cutis marmorata 6. Defisit nutrisi b.d dengan reflek menelan lemah akibat prematuritas d.d reflek hisap

belum kuat

7. Defisit pengetahuan OT b.d keterbatasan pengetahuan ot d.d OT sering bertanya tentang kondisi bayinya.

(15)

14 3. Rencana tindakan dan rasional

NO Diagnose keperawatan Tujuan dan kiteria hasil Tindakan 1 Pola nafas tidak efektif

(D.0005)b.d ketidakmatangan paru karena kurang produksi surfactant

Ditandai dengan :

• Data mayor

Subjektif

- Dispneu

Objektif

- bjektifPenggunaaan otot bantu pernapasan

- Fase ekspirasi memanjang - Pola napas

abnormal(mis.Takipneua, bradipnea,hiperventilasi,k usmaul,cheny-stokes)

• Data minor Subjektif - Ortopnea Objektif

• Pernapasan pursed lip

• Pernapasan cuping hidung

• Diameter thoraks anterior- posterior meningkat

• Ventilasi semenit menurun

• Kapasitas vital menurun

• Tekanan ekspirasi menurun

• Tekanan inspirasi menurun

• Ekskursi dada berubah

Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Kriteria hasil:

• Ventilasi semenit meningkat

• Kapasitas vital meningkat

• Penggunaan otot bantu napas menurun

• Pemanjangan fase ekspirasi menurun

• Pernafasan pursed-lip menurun

• Pernapasan cuping hidung menurun

• Frekuensi napas membaik

• Kedalaman napas membaik

• Ekskursi dada membaik

Manajemen jalan napas Observasi

• Monitor pola

napas(frekuensi,kedalaman, usaha napas)

• Monitor bunyi napas

tambahan(gargling,wheezing ,ronchi)

• Monitor

sputum(jumlah,warna ,arom a)

Terapeutik

• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head- tilt dan chin-lift

• Posisikan semi fowler atau fowler

• Berikan muinum air hangat

• Lakukan fisioterapi dada,jika perlu

• Lakukan penghisapan lender kurang dari satu detik

• Berikan oksigen,jika perlu Edukasi

• Ajukan asupan cairan 2000ml/hari,jika tidak kontraindikasi

(16)

15

• Ajarkan Teknik batuk efektif Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian bronchodilator

2 Gangguan pertukaran gas (D.003)

Penyebab

Ketidakseimbangan ventilasi perfusi

Penuruna membran alveolus kapiler

Gejala dan tanda:

Mayor Subjektif - Dyspneu Objektif

• PCO2 meningkat/menurun

• PO2 menurun

• Takikardia

• PH arteri meningkat/menurun

• Bunyi napas tambahan Minor

Subjektif - Pusing

- Penglihatan kabur Objektif

• Sianosis

• Diaporesis

• Gelisah

• Napas cuping hidung

• Pola napas abnormal

• Warna kulit abnormal

• Kesadaran menurun Kondisi klinis terkait

• PPOK

Respirasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….x….jam,maka gangguan pertukaran gas

meningkat dengan kriteria hasil:

Dispneu menurun

Bunyi napas tambahan menurun Gelisah menurun

PCO2 membaik PO2 membaik Takikardia membaik PH arteri membaik

Respirasi

Pemantauan respirasi Observasi

- Monitor

frekuensi,irama ,kedalaman,dan upaya napas

- Monitor pola napas(seperti

bradipnea,takipnea,hiperventilasi,kusmaul, cheynea-stokes,ataksisk)

- Monitor saturasi oksigen - Auskultasi bunyi napas

- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru - Monitor nilai AGD

- Monitor hasil x-ray thoraks Terapeutik

- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

- Dokumentasikan hasil pemantauan Edukasi

- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

- Informasikan hasil pemantauan ,jika perku

Terapi oksigen Observasi

- Monitor kecepatan aliran oks igen - Monitor alat terapi oksigen

- Monitor aliran oksigen secara

periodik dan pastikan fraksi yang diberika cukup

- Monitor efektifitas terapi

oksigen(mis.Oksimetri,AGD),jika perlu Respirasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ….x….jam,maka gangguan pertukaran gas

meningkat dengan kriteria hasil:

• Dispneu menurun

• Bunyi napas tambahan menurun

• Gelisah menurun

• PCO2 membaik

• PO2 membaik

• Takikardia membaik

• PH arteri membaik

Respirasi

Pemantauan respirasi 1. Observasi

• Monitor

frekuensi,irama ,kedalaman, dan upaya napas

• Monitor pola napas(seperti bradipnea,takipnea,hipervent ilasi,kusmaul,cheynea- stokes,ataksisk)

• Monitor saturasi oksigen

• Auskultasi bunyi napas

• Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

• Monitor nilai AGD

• Monitor hasil x-ray thoraks 2. Terapeutik

• Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

• Dokumentasikan hasil pemantauan

3. Edukasi

• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

• Informasikan hasil pemantauan ,jika perku

• Terapi oksigen 1. Observasi

(17)

16

• GJK

• Ashma

• Pneumonia

• Tuberkulosis paru

• Penyakit membran hialin

• Asfiksia

• PPHN

• Prematuritas

• - Infeksi saluran napas

- Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan

- Monitor tanda-tanda hipoventilasi - Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atektasis

- Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen

- Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

Terapeutik

- Bersihkan secret pada mulut,hidung, dan trakhea,jika perlu

- Siapkan adan atur peralatan pemberian oksigen

- Berika oksigen tambahan jika perlu - Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi

- Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengantingkat mobilitas pasien

Edukasi

- Ajarkan pasien dan keluarga cara mnggunakan oksigen dirumah

Kolaborasi

- Kolaborasi penentuan dosis oksigen - Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur

• Monitor kecepatan aliran oks igen

• Monitor alat terapi oksigen

• Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberika cukup

• Monitor efektifitas terapi oksigen(mis.Oksimetri,AGD ),jika perlu

• Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan

• Monitor tanda-tanda hipoventilasi

• Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atektasis

• Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen

• Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen

2. Terapeutik

• Bersihkan secret pada mulut,hidung, dan trakhea,jika perlu

• Siapkan adan atur peralatan pemberian oksigen

• Berika oksigen tambahan jika perlu

• Tetap berikan oksigen saat pasien ditransportasi

• Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengantingkat mobilitas pasien

3. Edukasi

(18)

17

• Ajarkan pasien dan keluarga cara mnggunakan oksigen dirumah

4. Kolaborasi

• Kolaborasi penentuan dosis oksigen

• Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur

3. Risiko tinggi hipothermi atau hiperthermi b.d lemak

subkutan tipis, thermoregulasi belum sempurna

Ditandai dengan:

• Suhu akral dingin

• Cutis mamorata

• Kulit dingin saat disentuh

• Klinis pucat

• -Sianosis perifer

Hipotermi atau hipertermi tidak terjadi setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3x24 jam

Kriteria hasil:

• Suhu 36,5 – 37,5

• Akral hangat

• Cutis mamorata tidak ada

• Kulit hangat saat disentuh

• Klinis bayi merah

• Sianosis perifer tidak

• Jaga temperature suhu ruangan

• Ukur TTV

• Kaji adanya tanda-tanda hipotermi seperti akral dingin, sianosis perifer

• Atur suhu incubator sesuai masa gestas

• Libatkan OT untuk menghangatkan tangan sebelum memegang bayi

• Beri penkes pada OT tentang pentingnya menjaga kehangatan

• Kolaborasi dengan dokter untuk program kangguru 4. Resiko infeksi berhubungan

dengan

• Penyakit kronis

• Efek prosedur infasive

• Malnutrisi

• Peningkatan paparan organisme pathogen lingkungan

• Ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer,gangguan

Setelah dilakuakan Tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan Tingkat infeksi menurun,dengan kriteria hasil:

• Kebersihan tangan meningkat

• Kebersihan badan meningkat

• Demam menurun

• Kemerahan menurun

Pencegahan infeksi Observasi

• Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik Terapeutik

• Batasi jumlah pengunjung

• Berikan perawatan kulit pada daerah edema

(19)

18 peristaltic,kerusakan

integritas kulit,ketuban pecah

lama,merokok,statis cairan tubuh

• Ketidak adekuatan pertahanan tubuh sekunder;penurunan hb,imuno

supresi,leukopenia,supres i respon

inflamasi,vaksinasi tidak adekuat

• Nyeri menurun

• Bengkak menurun

• Cairan tidak berbau busuk

• Sputup berwarna hijau

• Drainase purulent

• Periode malaise

• Periode mengigil

• Kadar sel darah putih membaik

• Cuci tangan sebelum

sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien

• Pertahankan Teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi Edukasi

• Jelaskan tanda dan gejala infeksi

• Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

• Ajarkan etika batuk

• Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi

• Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

• Anjurkan meningkatkan asupan cairan

Kolaborasi

• Pemberian imunisasi 5. Gangguan integritas kulit /

jaringan berhubungan dengan:

• Perubahan sirkulasi

• Perubahan status nutrisi

• Kekurangan /kelebihan volume cairan

• Penurunan mobilitas

• Bahan kimia iritatif

• Suhu lingkungan yang ekstrim

• Faktor mekanis(penekana pada tonjolan tulang)

Setelah dilakukan keperawatan selama 3x24 jam

Diharapkan integritas kulit dan jaringan meningkat,dengan kriteria hasil:

• Elastisitas meningkat

• Hidrasi meningkat

• Perfusi jaringan meningkat

• Kerusakan jaringan menurun

• Lakukan perawatan tali pusat.

• Observasi tanda-tanda vital.

• Kolaborasi pemeriksaan darah rutin.

• Kolaborasi pemberian antibiotika.

• Kaji kulit bayi dari tanda-tanda kemerahan, iritasi, rash, lesi dan lecet pada daerah yang tertekan.

• Gunakan plester non alergi dan seminimal mungkin

(20)

19

• Efek samping terapi radiasi

• Kelembaban

• Neuropati perifer

• Perubahan pigmentasi

• Perubahan hormonal

• Kurang terpapar

informasi tentang Upaya mempertahankan

integritas jaringan Tanda dan gejala

DS:- DO:

• Kerusakan

jaringan/lapisan kulit

• Nyeri

• Perdarahan

• Kemerahan

• Hematoma

• Kerusakan lapisan kulit menurun

• Neri menurun

• Perdarahan menurun

• Kemerahan menurun

• Nekrosis menurun

• Suhu kulit membaik

• Sensasi membaik

• Tekstur membaik

• Ubah posisi bayi dan pemasangan elektrode atau sensor.

6. Defisit Nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan (D.0009)

Gejala dan tanda mayor Subjektif:

Objektif:

• Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal gejala dan tanda minor

Status Nutrisi (I.03030) Ekspektasi: membaik Kriteria hasil:

• Porsi makan yang dihabiskan meningkat

• Kekuatan otot

mengunyah meningkat

• Kekuatan otot menelan meningkat

• Serum albumin meningkat

I.03119 Manajemen Nutrisi Observasi

• Identifikasi status nutrisi

• Identifikasi alergi dan intoleransi nutrisi makanan

• Identifikasi makanan yang disukai

• Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient

• Monitor asupan makanan

• Monitor berat badan

(21)

20 Subjektif:

• Cepat kenyang setelah makan

• Kram /nyeri abdomen

• Nafsu makan menurun Objektif:

• Bising usus hiperaktif

• Otot mengunyah lemah

• Otot menelan lemah

• Membran mukosa lemah

• Sariawan

• Serum albumin turun

• Rambut rontok berlebihan

• Diare

• Verbalisasai keinginan untuk meningkatkan nutrisi meningkat

• Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat

• Pengetahuan tentang pilihan minum yang sehat meningkat

• Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat

• Penyiapan dan

penyimpanan makanan yang aman meningkat

• Penyiapan dan

penyimpanan minuman yang tepat meningkat

• Sikap terhadap

makanan/minuman sesuai dengan tujuan Kesehatan meningkat

• Perasaan cepat kenyang menurun

• Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

• Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu

• Fasilitasi menentukan pedoman diet(mis.Piramida makanan)

• Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

• Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

• Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

• Berikan makanan rendah protein

Edukasi

• Anjurkan posisi duduk ,jika mampu

• Anjurkan diet yang di programkan

Kolaborasi

• Kolaborasi pemberian

medikasi sebelum

makan(mis.pereda

nyeri,antiemetic),jika perlu

• Kolaborasi dengan ahli gizi menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan,jika perlu

I03136 Promosi Berat Badan

(22)

21

Observasi

• Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang

7. Defisit Pengetahuan (D.0111) Kategori:Perilaku

Subkategori: Penyuluhan dan pembelajaran

Definisi:Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

Gejala dan tanda mayor Subjektif:

• Menyakan masalah yang dihadapi

Objektif:

• Menunjukan perilaku yang tidak sesuai anjuran

• Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah.

Gejala dan tanda minor Subjektif:-

Objektif:

• Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

• Menunjukan perilaku berlebihan(mis.Apatis,be rmusuhan,agitasi,histeria)

Tingkat pengetahuan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3x24jam diharapkan tingkat pengetahuan meningkat ,dengan kriteria hasil:

• Perilaku sesuai anjuran meningkat

• Verbalisasi minat dalam belajar meningkat

• Tidak sering bertanya tentang kondisi anaknya

• Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat

• Kemampuan menggambarkan

pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik

• Perilaku sesuai dengan pengetahuan

• Ket:1=Menurun 2=Cukup menurun 3 = Sedang

4 = Cukup meningkat 5 = Meningkat

• Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi

Edukasi Kesehatan Observasi :

• Identifikasi kesiapan menerima informasi

• Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan perilaku hidup bersih dan sehat Terapetik

• Sediakan materi dan media pendiddikan kesehatan

• Jadwalkan pendeidikan kesehatansesuai kesepakatan

• Berikan kesempatan untuk bertanya

Edukasi

• Jelaskan faktor resiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

• Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk

meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat

(23)

22

• Persepsi yang keliru terhadap masalah

• Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat

Ket:1 = Meningkat 2= Cukup meningkat 3 = Sedang

4 = Cukup menurun 5 = Menurun

Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2016).

Evaluasi

Evaluasi adalah sesuatu yang direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat dapat menentukan efektifitas asuhan keperawatan

(Nursalam,2016).

Ada dua komponen untuk mengevaluasi kualitas tindakan keperawatan yaitu : o Proses ( Formatif)

Fokus tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan tindakan keperawatan mencakup pengkajian respon dari tindakan yang telah diberikan

o Hasil Sumatif

Fokus evaluasi ini adalah perubahan prilaku atau setatus kesehatan klien pada ahir tindakan keperawatan dan dilaksanakan pada ahir asuhan keperawatan yang dijelaskan dalam hasil yang diterpkan dengan data- data berikut :

S : Subyektif, merupakan respon verbal yang perawat dapatkan dari ungkapan klien atau keluarga

(24)

23

O : Obyektif, merupakan respon yang perawat dapatkan dari hasil pemeriksaan fisk dengan mengguankan metode insfeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

A : Analisa, merupakan penilaian apakah masalah teratasi, belum teratasi dan teratasi sebagian.

P : Planning, merupakan proses lanjut dari perawat apakah intervensi perlu dilanjutkan atau tidak.

(25)

24 BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian.

1. Nama bayi : Bayi.Ny.A G1

2. NRM : 1100250735

3. Tempat, Tanggal lahir : Sukabumi, 25 November 2023 4. Jenis Kelamin : Perempan

5. Alamat :Kp.Situgantang, RT:015/RW:005 Desa

Cikaret,Kec:Kebonpedes,Sukabumi,kode pos:43194 6. Nama Penanggung jawab : Tn. A

7. Usia Penanggung jawab : 42 Tahun 8. Pekerjaan Penanggung jawab : Wiraswasta 9. Pendidikan Penanggung jawab : SMA 10. Suku/Bangsa : Indonesia

11. Nama DPJP : dr.R Sp.A

12. Diagnosa Medis : PTI(27Minggu) AGA,BBLSR, RD e.c HMD 13. Tanggal dan jam masuk rawat : 25 November 2023, Pukul : 15.18 WIB 14. Tanggal dan jam pengkajian : 25 November 2023, Pukul : 17.00 WIB 1. Anamnesa

o Resume:

Bayi perempuan lahir dari ibu G4P1A2 hamil 27 minggu spontan,Bayi lahir Sabtu tanggal 25 November 2023 jam 15.18 WIB, dr Edi Sp.Og / dr Rahayu Sp.A . Bayi lahir tidak langsung menangis, presesentasi bokong , lilitan tali pusat tidak ada, d/s:6,A/S:4/6, ketuban hijau encer, pasien terintubasi dengan Ett no 2,5 kedalaman 7,5 cm dibibir, retraksi berat,cyanosis hilang dengan oksigen, grunting terdengar dengan stetoskop, air entry masuk sebagian , RR 62x/mnt,down score 6.

(26)

25 1. Cara Masuk

Cara masuk :  Menggunakan isolet transport Couve Infant Warmer

Digendong Box bayi

2. Asal masuk : IGD Poliklinik Rujukan dr spesial/RS Luar/bidan/klinik OK

 VK

3. Diagnosa Medis : PTI(27Minggu) AGA,BBLSR, RD e.c HMD

4. Keluhan utama : Bayi lahir tidak langsung menangis, presentasi bokong lilitan tali pusat tidak ada, A/S:4/6, ketuban hijau encer, pasien terintubasi dengan Ett no 2,5 kedalaman 7,5 cm dibibir, retraksi berat,cyanosis hilang dengan oksigen, grunting terdengar dengan stetoskop, air entry masuk sebagian , RR 62x/mnt,down score:6.

5. Riwayat obstetrik : G4P1A2 Usia gestasi : 27 minggu

6. Pernah di rawat : Ya/Tidak Indikasi Rawat :dengan DM Status gizi ibu: Baik Buruk

7. Obat-obatan yang di konsumsi selama kehamilan:Tidak ada Ada, jenis vitamin hamil,insulin

8. Kebiasaan ibu : Merokok Minum Jamu Minuman beralkohol Tidak ada 9. Riwayat persalinan :  SC Spontan Kepala/Bokong VE FORCEP

Ketuban : Jernih  Hijau encer/kental Meconium Darah Putih keruh lain-lain Volume : Normal Oligohidramnion Poligohidramnion, APGAR SCORE: 4/5 10. Antropometri BBL: BB: 990 gr, PB: 35 cm, LK:25cm , LD:22cm ,LP:18 cm

11. Riwayat penyakit keluarga: Tidak ada Ada: Diabetes Kanker Asthma Hipertensi

Jantung Lain-lain demam 1 hari___________________________

12. Riwayat tranfusi darah : Tidak Ya, kapan? Timbul reaksi Tidak/Ya 13. Riwayat alergi obat / makanan: tidak ada  Ada sebutkan __

14. Riwayat imunisasi : Tidak Ya, sebutkan

15. Riwayat tranfusi darah: Tidak Ya, kapan Timbul reaksi Tidak/Ya

(27)

26

B.Status Sosial, Ekonomi, Spiritual Suku/Budaya, Nilai Kepercayaan

a. 1.Pekerjaan penanggung jawab OT pasien : PNS/TNI/POLRI Swasta

PensiunWiraswasta

2. Pendidikan Suami/Penanggung Jawab/OT : SD SMP SLTA Akademi/PT Pasca Sarjana

3. Cara Pembayaran : Pribadi Perusahaan Asuransi Lain-lain JKN 4. Tinggal Bersama : Keluarga Orang Tua Anak Panti Asuhan

5. Spiritual (Agama) : Islam Protestan Katholik Hindu Budha Konghucu

6. 6. OT/ Keluarga pasien mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap :

7. Tidak Ya:Ketidakmampuan untuk mempertahankan praktek spiritual seperti biasa

 Perasaaan negative tentang system kepercayaan terhadap spiritual

 Konflik antara kepercayaan spiritual dengan ketentuan system kesehatan

 Bimbingan rohani 8. Suku / Budaya : Sunda

9. Nilai-nilai kepercayaan pasien/keluarga : Ada Tidak ada 10. Kebutuhan privasi pasien : Ya Tidak ada

 Tidak mau dilakukan tranfusi

 Tidak mau pulang dihari tertentu

 Tidak mau di imunisasi

 Lain-lain__

B. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan umum :Tampak Tidak Sakit Sakit Ringan Sakit Sedang Sakit Berat 2. Kesadaran :Compos Mentis Apatis SomnolenSopor Sopor Coma Coma 3. GCS :E4M6V1e

4. Tanda Vital:Sh:35.3 C, Nadi: 130x/mnt RR:60 x/mnt, Retraksi : Berat SpO2: 98% ,TD :tdd. Down Score: 6

(28)

27

5. Berat badan : BB:990gr, PB:35cm, LK:25 cm, LD:22 cm, LP:18cm 6. Gol darah/Rh (Bayi) :A B O AB Rh: Positif Negatif

7. Gol darah/Rh (Ibu) :A B O AB Rh: Positif Negatif 8. Gol darah/Rh (Ayah) :A B O AB Rh: Positif Negatif Pengkajian Persistem :

Sistem Susunan Syaraf Pusat

Gerak bayi:  Aktif Tidak Aktif

UUB : Datar Cekung Tegang Menonjol Lain Kejang : Tidak Ada Ada kejang

Reflek : Moro Menelan Hisap Babinski Rooting

Lain-lain

Tangis bayi: Kuat Melengking Lain-lain:Terpasang ETT Sistem Penglihatan Posisi mata: Simetris Asimetris

Besar Pupil: Isokor Anisokor

Kelopak mata: TAK Edema Cekung Lain-lain Konjungtiva: TAK Anemis Konjungtivitis Lain-lain Sklera : TAK Ikterik Perdarahan Lain-lain

Sistem Pendengaran TAK Asimetris Serumen Keluar Cairan Tidak ada Lubang Drum Lain-lain

Sistem Penciuman TAK Asimetris Pengeluaran Cairan Lain-lain Sistem

Cardiovaskuler

Warna Kulit: Kemerahan Sianosis Pucat Lain-Lain Denyut Nadi: Teratur Tidak Teratur Frekuensi 130 X/Mnt Sirkulasi :Akral Hangat Akral Dingin CRT: <3 Detik Pulsasi : Kuat Lemah Mur-Mur Lain-Lain

Sistem Pernafasan Pola nafas:Normal:x/mnt Bradipneu:x/menit

Takipneu:62x/mnt

Jenis pernafasan: Pernafasan Dada Pernafasan Perut

Alat bantu nafas:ventilator

Irama Nafas: Teratur Tidak Teratur

Retraksi : Tidak Ada Ringan Sedang Berat

Air Entri : Udara masuk Penurunan udara masuk Tidak ada udara masuk

Merintih :Tidak ada Terdengar dengan stetoskop

Terdengar tanpa stetoskop

Suara Nafas: Vesikuler Wheezing Ronchi Stridor

Sistem Pencernaan Mulut : Tidak ada kelainan Simetris Asimetris Mucosa mulut kering Bibir pucat Lain-lain :Tidak ada

(29)

28

Lidah : Tidak ada kelainan Kotor Gerakan asimetris Lain- lain

Oesofagus: Tidak ada kelainan Lain-lain

Abdomen : Supel Asites Tegang Bising usus: x/mnt BAB : Normal Konstipasi Melena Colostomy Diare, frekuensi: 24jam Meco pertama, tgl/jam:25/11/2023 jam 15.18 wib

Warna : Kuning Dempul Coklat Hijau Lain-lain meco Sistem

Genitourinaria

BAK : Normal Urin menetes Sakit Ya/Tidak Oliguri

BAK pertama, tgl/jam: 25/11/2023 jam 06.00 wib Warna : Jernih Kuning Kuning pekat Lain-lain

Sistem Reproduksi Laki-laki :Normal Hipospadia Epispadia Fimosis

Hidrokel Lain-lain:

Perempuan : Normal Keputihan  Vagina skintag  Lain- lain:BBL

Sistem Integument Vernic kaseosa: Ada Tidak ada Lain-lain

Lanugo : Tidak ada Banyak Tipis Bercak-bercak tanpa lanugo Sebagian besar tanpa lanugo

Warna : Pucat Ikterik kr.I Sianosis Normal Lain- lain

Turgor : Baik Sedang Buruk

Kulit : Normal Rash/kemerahan Lesi Luka Memar:

Pada daerah ekstremitas bawah Ptechie Bulakering

Kriteria Resiko dekubitus: Jaringan/elastisitas kulit kurang

Immobilisasi Dirawat di NICU

(Bila satu/lebih kriteria di atas, lakukan pengkajian dengan menggunakan formulir pengkajian resiko dekubitus)

Sistem Muskuloskeletal

Lengan: Fleksi Ekstensi Pergerakan aktif Pergerakan kurang aktif Lain-lain________

Tungkai: Fleksi Ekstensi Pergerakan aktif Pergerakan kurang aktif Lain-lain________

Rekoil telinga: Rekoil lambat Rekoil cepat Rekoil segera Garis telapak kaki: Tipis Garis transversal anterior Garis 2/3

anterior Seluruh telapak kaki

(30)

29

C. Spiritual

Agama :Islam Protestan Katolik Hindu Budha Konghucu Lain- lain____________

Mengungkapkan keprihatinan yang berhubungan dengan rawat inap:

Tidak Ya, sebutkan alasannya: trauma karena kedua anaknya meninggal

Konflik antara kepercayaan spiritual dengan ketentuan system kesehatan

Bimbingan rohani Lain-lain ___________________________________

D. Status psikologi (orangtua)

Tenang Cemas Sedih Depresi Marah Hiperaktif Mengganggu sekitar Lain- lain __

E. Kenyamanan /pengkajian nyeri (asesmen nyeri) pada usia 0-1bulan(NIPS)Nyeri : tidak ada

Indikator Kategori Skor Hasil skor

Ekpresi wajah Santai 0 0

Meringis 1

Menangis Tidak menangis 0 0

Merengek 1

Menangis keras 2

pola nafas

Rileks 0

Pola nafas lengan Perubahan pola nafas 1 1

Tertahan 0 0

Lengan tungkai Flexi/ekstensi 1

Tertahan/rileks 0 0

Flexi/ekstensi 1

(31)

30 Tungkai keadaan

terangsang

Tidur/bangun 0 0

Kedaan terangsang

Rewel Total skor

1

1

*keterangan skor : 0 bebas nyeri, 1-2 nyeri ringan s/d sedang, 3-4 nyeri sedang, >4 nyeri berat

Bila terdapat nyeri ,lakukan observasi lanjutan dengan menggunakan formulir

F. Kebutuhan komunikasi /pendidikan dan pengajaran orangtua 1. Bicara : Normal Tidak gangguan

2. Bahasa sehari-hari : Sunda

3. Penterjemah : Tidak Ya, sebutkan _____________Bahasa isyarat : Ya Tidak 4. Masalah penglihatan : Tidak Ya, sebutkan

5. Pendidikan penanggung jawab : SD SMP SLTA Akademi/PT Pasca sarjana Lain- lain

6. Pasien/keluarga menginginkan informasi tentang : Proses penyakit Gizi/nutrisi

Terapi/obat Peralatan medis Tindakan/pemeriksaan Lain-lain:perawatan bayi G. Kebutuhan privasi orangtua : Tidak Ya

Keinginan waktu/tempat wawancara dan tindakan

Pengobatan

Kondisi penyakit

Transportasi, Lain-lain__

ASESMEN GIZI/SKRINING GIZI OLEH PERAWAT 1. Penurunan BB : ≤10% dari BBL (0) ≥10% dari BBL (1)

2. Penyakit yang menyertai jika ada scoringnya 2

Sepsis Jantung BBLR Hipoglikemi Diarhoe Lain-lain Tidak ada Total score

Jika <2 :diet yang diberikan ASI PASI PER OGT Jika >2 :Lapor DPJP Asesmen lanjut oleh ahli gizi

(32)

31

DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas b.d kurangnya ventilasi ( ekspansi paru ), lemahnya otot – otot pernafasan d.d bayi sesak

2. Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d immaturitas system endokrin d.d GDS:107 mg/dl

3. Resiko Hipothermi b.d immaturitas system thermoregulasi d.d bayi di rawat diinkubator

4. Defisit pengetahuan ot b.d keterbatasan pengetahuan d.d ot sering bertanya tentang kondisi bayinya

H. Rencana Keperawatan

1. Monitor pola napas(frekuensi,kedalaman,usaha napas) 2. Monitor bunyi napas tambahan(gargling,wheezing,ronchi) 3. Monitor sputum(jumlah,warna ,aroma)

4. Kolaborasi pemberian bronchodilator I. Perencanaan Perawatan Interdisiplin/Referal 1. Diet dan nutrisi : Tidak Ya 2. Rehabilitasi medik : Tidak Ya

3. Farmasi : Tidak Ya

4. Perawatan luka : Tidak Ya 5. Manajemen nyeri : Tidak Ya

6. Lain-lain : Tidak Ya

PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Pasien dan keluarga diberikan informasi tentang perencanaa pulang ? Tidak Ya

1. Lama perawatan rata-rata : 7 hari 2. Tanggal perencanaan pulang : 01/12/2023 3. Perawatan lanjutan yang diberikan di rumah:

(33)

32

Hygiene (mandi, BAB/BAK)

Perawatan luka

Perawatan bayi

Pemberian obat

Lain-lain_______________________

Pemberian minum NGT/Sendok/Dot bayi

Nutrisi

Latihan gerak/Exercise

Pemeriksaan laboratorium lanjut

Penyakit/diagnosa______________

4. Bayi tinggal bersama : OT Kandung Keluarga

5. Transportasi yang digunakan : Kendaraan Pribadi (mobil, beroda dua dll)

Kendaraan Umum Mobil ambulance Lain-lain _____

Diisi oleh tenaga keperawatan yang melakukan pengkajian

Tanda tangan

Tanggal : 25/11/2023 j17.30wib

Waktu selesai : Sr.Masitoh

(34)

33 A. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal & Jam Hasil laboratorium Hasil radiologi 25-11-2023 Jam

20.27 wib

Hemoglobin 13,3 g/dl Hematokrit 40,5 % Leukosit 8,4/mm3

Trombosit 272.000/ mm3

Hitung Jenis Basofil 2 Eosinofil 1 Neutrofil 34 Limposit 49 Monosit 14

GDS 107 gr/dl Natrium 133 mEq/l Kalium 4,08 mEq/l Calcium 6,6 mg/dl 27/11/2023

Cenderung Hyaline Membrane Disease Grade I DD/ Neonatal Pneumonia

29-11-2023 jam 13.23 WIB

Hemoglobin 10,3 g/dl Hematokrit 28,7 % Leukosit 7,93/mm3 Trombosit 187.000/ mm3 30-11-2023 jam

21.41 WIB

Jam 17.25 wib

Hemoglobin 12,4 g/dl Hematokrit 34,8 % Leukosit 4,46/mm3

Trombosit 105.000/ mm3

Billirubin bayi 11,82 mg/dl Gol darah O +/positif

(35)

34

Keterangan : gambar rontgen tgl 27/11/2023

Web Of Caution BBLSAR

(36)

35

Berat badan lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau biasa disebut juga dengan berat badan lahir ekstrim rendah (BBLER) adalah bayi baru lahir dengan berat badan dibawah

normal (kurang dari 1000 gr). (Nic-Noc, 2015)

Factor ibu

Penyakit ibu : DM, trauma fisik, Perdarahan pervaginam

Factor janin :

Premature

Kehamilan ganda

Factor plasenta :

Solusio plasenta

Kpd

Factor lingkungan :

Dataran tinggi

Komplikasi :

Sindrom aspirasi meconium

Asfiksia neonatorum

Penyakit membrane hialin

Hiperbilirubinemia

Hipoglikemia

Sepsis

BBLASR

Klasifikasi:

BBLASR (Bayi berat lahir Amat Sangat rendah <1000 GR)

BBLSR (Bayi berat lahir sangat rendah:1000-1500 gr)

BBLR (Bayi lahir rendah <2500 gr) Sistem

thermoregulasi

Sistem Endokrin

Fungsi organ immatur Sistem

Respirasi

Termoregulasi tubuh tidak efektif Gangguan

pertukarangas Pengembangan paru terganggu

Tegangan permukaan &

resitensi serta kolaps alveoli

Surfactan belum terbentuk Immaturitas

paru

Peningkatan kebutuhan

kalori Kehilangan panas melalui

kulit Sedikitnya lemak dibawah jaringan lemak

Sistem endokrin immature Pusat

pengaturan suhu di hipotalamus immatur

Hipoglikemi

Ketidakstabilan kadar glukosa

dalam darah Kurang Cadangan

nutrisi

Perubahan status kesehatan

Hospitalisasi

Kurang terpapar informasi

Cemas OT

Defisit pengetahuan

SDKI : Resiko Gangguan pertukaran gas bd Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi(D.0003)

SLKI:Oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolus kapiler dalam batas normal(L.01003)

Dengan kriteria hasil:

Dispneu menurun

Bunyi napas tambahan menurun

Gelisah menurun

PCO2 membaik

PO2 membaik

SDKI:Ketidakstabilan glukosa dalam darah b.d Immaturitas sistem endokrin

SLKI:

Gula darah dalam batas normal

Tidak ada jiternes

Tidak ada tanda - tanda hipoglikemi

hasil gds >47 mg/dl

lemas tidak KRITERIA HASIL

Jumlah urin normal

Kadar glukosa

darah normal

Pemeriksaan Penunjang :

1.Rontgen dada untuk menentukan adanya atelectasis

2. Analisa gas darah untuk mengidentifikasi asidosis metabolic atau respiratorik dengan penurunan PO2 dan peningkatan PCO2

Pengobatan : 1. Antibiotik (untuk mengatasi infeksi)

3. Menempatkan bayi diruang yang hangat

4. Ventilasi Mekanik

(37)

36

SDKI : Defisit pengetahuan ot b.d keterbatasan pengatahuan SLKI : Tingkat pengetahuan ot meningkat

Dengan Kriteria Hasil:

Pasien dan keluarga kooperatif dalam menjalani program perawtan

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh perawat/tim kesehatan

Pasien dan keluarga secara verbal dapat memahami SDKI:Risiko tinggi hipothermi atau hiperthermi b.d

lemak subkutan tipis, thermoregulasi belum sempurna SLKI: Hipotermi atau hipertermi tidak terjadi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam Kriteria hasil:

• Suhu 36,5 – 37,5

• Akral hangat

• Cutis mamorata tidak ada

• Kulit hangat saat disentuh

(38)

37 B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan pertukaran gas tidak efektif b/d imaturitas otot otot pernafasan d.d bayi sesak

Tim pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik(ist.ed). Jakarta:Dewan Pengurus Pusat PPNI

Tim pokja SIKI DPP PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawtan Indonesia:Definisi dan Tindakan(1st ed).Jakarta:Dewan Pengurus pusat PPNI

Tim pokja SLKI DPP PPNI.2018.Standar Luaran Kperawatan Indonesia:Definisi dan kriteria Hasil Keperawatan(1st ed).Jakarta :Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Nic-Noc jilid 3.2015. Panduan penyusunan askep professional.Mediaction publishing

(39)

38

2. Ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b/d Immaturitas sistem endokrin d.d GDS:107 mg/dl

3. Resiko hipothermi b/d pusat pengaturan suhu dihipotalamus immature d.d bayi dirawat diinkubator

4. Defisit pengetahuan OT b/d keterbatasan pengetahuan d.d OT sering bertanya tentang kondisi anaknya

C. INTERVENSI KEPERAWATAN NO

DX

DIAGNOSA

TGL DITEGA

KKAN

PERENCANAAN

TTD &

PERAWA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN T

I Gangguan

pertukaran gas b/d imaturitas otot otot pernafasan

DS:

DO:

- Terpasang ventilator seting P- CMV - TTV : HR

112- 129x/mnt.

Suhu 35- 35,30C. RR 60x/mnt.Spo 2 85-98%.

- Retraksi berat - Granting

terdengar

25/11/2 023 J 17.30 Sr M

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 7x24jam,ma ka gangguan pertukaran gas

meningkat

Respirasi dengan kriteria hasil:

• Dispneu menurun

• Bunyi napas tambahan menurun

• Gelisah menurun

• PCO2 membaik

• PO2 membaik

Respirasi

Pemantauan respirasi Observasi

• Monitor

frekuensi,irama ,kedala man,dan upaya napas

• Monitor pola napas(seperti

bradipnea,takipnea,hip erventilasi,kusmaul,che ynea-stokes,ataksisk)

• Monitor saturasi oksigen

• Auskultasi bunyi napas

• Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

• Monitor nilai AGD

.Sr.M

(40)

39 dengan

stetoskop - Terpasang

ETT no 2,5cm kedalaman 7,5cm dibibir

• Takikardia membaik

• PH arteri membaik

• Monitor hasil x-ray thoraks

Terapeutik

• Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

• Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

• Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

• Informasikan hasil pemantauan ,jika perku

• Terapi oksigen Observasi

• Monitor kecepatan aliran oks igen

• Monitor alat terapi oksigen

• Monitor aliran oksigen secara periodik dan pastikan fraksi yang diberika cukup

• Monitor efektifitas terapi

oksigen(mis.Oksimetri, AGD),jika perlu

• Monitor kemampuan melepaskan oksigen saat makan

• Monitor tanda-tanda hipoventilasi

(41)

40

• Monitor tanda dan gejala toksikasi oksigen dan atektasis

• Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen

• Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen Terapeutik

• Bersihkan secret pada mulut,hidung, dan trakhea,jika perlu

• Siapkan adan atur peralatan pemberian oksigen

• Berika oksigen tambahan jika perlu

• Tetap berikan oksigen

saat pasien

ditransportasi

• Gunakan perangkat oksigen yang sesuai dengantingkat

mobilitas pasien Edukasi

• Ajarkan pasien dan keluarga cara mnggunakan oksigen dirumah

Kolaborasi

• Kolaborasi penentuan dosis oksigen

(42)

41

• Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan/atau tidur

2. Ketidakstabilan glukosa dalam darah b.d Immaturitas sistem endokrin Ds:

DO:

- Usia gestasi 32 minggu - BB 990 gram - Suhu: 35-

35,30C - GDS:107mg/

dl

- Kulit tipis

25/11/2 023 J 17.30 Sr M

Ketidakstabi lan glukosa dalam darah b.d

Immaturitas sistem endokrin

 Terat asi

 Tida k terja di

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7x 24 jam

• Gula darah dalam batas normal

• Tidak ada jiternes

• Tidak ada tanda - tanda hipoglikemi

• hasil gds >47 mg/dl

• lemas tidak KRITERIA HASIL

• Berkeringat menurun

• Jumlah urin normal

• Kadar glukosa darah normal

• kadar glukosa urin normal

• Keadaan umum baik

• Kesadaran meningkat

• Kolaborasi dengan

dokter untuk

pemberian infus

• Libatkan ortu dalam pemberian minum adekuat

• anjurkan istirahat

• beri minum secara adekuat

• beri penkes tentang tanda-tand hipoglikemi

• kolaborasi dengan dpjp cek

gds secara berkala

• libatkan ortu dalam mengenali tanda-tanda hipoglikemi

• libatkan tanda -tanda hiperglikemi

• observasi tanda-tanda hipoglikemi

Edukasi :

• Jelaskan pada keluarga

• tanda- tanda hiperglikemia

• dan penanganannya

• Kolaborasi :

• Kolaborasi untuk

• pemeriksaan kadar gula

• arah

Sr.M

(43)

42

Observasi :

• Identifikasi pasien yang

• beresiko mengalami

• hipoglikemia/hiperglik emia

• Monitor keadaan umum

• Monitor tanda- tanda vital

• Monitor kadar gula darah

• sesuai indikasi

• Monitor status cairan

• termasuk input dan output

• sesuai kebutuhan

• Monitor tanda dan gejala

• hipoglikemia

• Monitor tanda dan gelaja

• hiperglikemia RENCANA TINDAKAN

• Terapeutik :

• Berikan glukosa intra vena sesuai indikasi

• Libatkan keluarga dalam

• memantau intake dan output peroral

• Lindungi dari trauma

• Motivasi untuk asupan cairan peroral

(44)

43

• Pertahankan akses intra vena

• Pertahankan kepatenan jalan nafas jika diperlukan

3 Resiko hipothermi b/d imaturitas sistem thermoregulasi Ds:

DO:

- Usia gestasi 32 minggu - BB 990

Gram - Suhu: 35-

35,30C - Setingan

suhu inkubator 330C - Kulit tipis

25/11/2 023 J 17.30 Sr.M

Termoregula si tidak efektif

 Terat asi

Tidak terjadi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam

• Akral hangat

• Kutis marmorata tidak

• Letargi tidak

• Klinis merah

• Sianosis tidak ada

• Jaga temperature suhu ruangan

• Ukur TTV

• Kaji adanya tanda- tanda hipotermi seperti akral dingin, sianosis perifer

• Atur suhu incubator sesuai masa gestas

• Libatkan OT untuk menghangatkan tangan sebelum memegang bayi

• Beri penkes pada OT tentang pentingnya menjaga kehangatan

• Kolaborasi dengan dokter untuk program kangguru

4. Defisit pengetahuan OT b/d Keterbatasan pengetahuan

Ds:

Ot bertanya perkembangan bayinya,apakah sudah ada kemajuan atau tidak,untuk kadar oksigen sudah menurun atau

25/11/2 023 J 17.30 Sr.M

Setelah diberikan penjelasan selama 6x pertemuan OT tahu dan mengerti tentang kondisi bayinya

KRITERIA HASIL

• Pasien dan Keluarga

kooperatif dalam menjalani program

EDUKASI :

• Berikan leaflet tentang

• penyuluhan yang akan diberikan

• Jelaskan tentang rencana

• perawatan yang akan

• dilakukan OBSERVASI :

1. Identifikasi kemungkinan

Sr.M

(45)

44 belum,sampai kapan

bayinya di rawat Do:

• Ekspresi wajah ot tampak cemas dan bingung dengan kodisi bayinya

• Ayah bayi sering bertanya tentang kondisi bayinya

perawatan

• Pasien dan keluarga

mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

• Pasien dan keluarga

mampu menjelaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh

perawat/tim kesehatan lain

• Pasien dan keluarga

Penyebab ketidaktahuan 2. Identifikasi

pengetahuan pasien dan keluarga TERAPEUTIK :

3. Berikan gambaran tanda

dan gejala yang biasa muncul dengan cara yang tepat

4. Berikan kesempatan kepada

pasien dan keluarga untuk bertanya

5. Diskusikan pilihan perawatan dengan cara yang tepat

6. Libatkan keluarga dalam proses perawatan KOLABORASI :

7. Kolaborasi dengan Dokter

untuk menjelaskan kondisi pasien dan program

pengobatan

(46)

45

secara verbal dapat

memahami tentang penyakit, prognosa dan kebutuhan pengobatan

D. IMPLEMENTASI Tanggal

dan jam

Tindakan dan Respon Nama&TTD perawat

(47)

46 25/12/23

17.30

16.00

18.00

20.00

Mengkaji tanda tanda vital DS:

DO:Keadaan umum Berat, kesadaran compos mentis, GCS:11E E4M6V1E,terpasang ETT NO 2.5 kedalaman 7,5cmVentilator mode P-CMV PEEP 8 PC 14 fio2 50% .Rate 60x/mnt.TTV : HR 134x/mnt. Suhu 37-380C.

RR 64x/mnt. Spo2 92%.

Merawat bayi inkubator

Respon : bayi nyaman suhu bayi 35.30C di suhu inkubator 340C

Mengatur posisi pasien semi ekstensi

Respon: pasien tampak nyaman dengan posisi miring ke kanan.

Mempertahankan pemberian oksigen adekuat

Respon:Terpasang oksigen via Ventilator,mode: P-CMV

Sr.M

26/12/23 21.30

22.00

Melakukan Assesmen ulang DS:

DO:ku bayi berat, kec cm, terpasang Ventilator mode P- CMV PEEP 7 PC 12 Fio2 40% Rate 60x/mnt

TTV : HR 144- 158 x/mnt Suhu 36,80C RR 60x/mnt Spo2 97-100% retraksi ringan, cyanosis hilang dengan oksigen,grunting tidak,air antri masuk,d/s:2

Mengatur posisi bayi semi ekstensi

Respon: posisi bayi tampak nyaman,posisi semi ekstensi

Sr.M

(48)

47 00.00

03.00

06.00

Mengobservasi DOPE

Respon:data terlampir di follow sheet Mempertahankan o2 adekuat

Respon:terpasang o2 via ventilator mode P- CMV,Sao2:99%

Mempertahankan suhu incubator

Respon: suhu incubator 32 suhu bayi 36.80C 27/11/23

21.30

22.00

00.00

06.00

Melakukan Assesmen ulang DS:

DO:ku bayi berat, kec cm, terpasang Ventilator mode P- CMV PEEP 8 PC 14 Fio2 50% Rate 40x/mnt,TTV : HR 144- 158 x/mnt Suhu 35,80C RR 48x/mnt Spo2 97-99%

retraksi ringan, cyanosis hilang dengan oksigen,grunting tidak,air antri masuk,d/s:2

Mengatur posisi bayi semi ekstensi

Respon: posisi bayi tampak nyaman,posisi semi ekstensi Mengobservasi DOPE

Respon:data terlampir di follow sheet Mempertahankan o2 adekuat

Respon:terpasang o2 via ventilator mode P- CMV,Sao2:99%

Sr.M

E. EVALUASI

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien perilaku kekerasan meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan dengan

Kesimpulan : kerjasama antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sngat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien sehingga masalah keperawatan pasien

juta bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, sekitar 1 juta bayi ini kemudian dapat meninggal.Tujuan umum: untuk memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan

Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien glaukoma, meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, dan

Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan setelah operasi kista

Makalah ini membahas Manajemen Asuhan Keperawatan pada Pasien

Makalah ini membahas tentang Asuhan Keperawatan Teoritis Unstable Angina Pectoris

Empati perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap RS PKU Muhammadiyah