• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Untuk Mengatur Ketegangan dan Memperkuat Ketekunan

N/A
N/A
Yeni Munisah19

Academic year: 2023

Membagikan " Cara Untuk Mengatur Ketegangan dan Memperkuat Ketekunan"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Penanganan yang berfokus pada masalah melibatkan pengambilan tindakan langsung untuk mengatasi masalah atau mencari informasi yang relevan dengan solusi. Coping yang berfokus pada emosi mengacu pada berbagai upaya untuk mengurangi respons emosional negatif terhadap stres, misalnya dengan mengalihkan perhatian dari masalah, bersantai atau mencari kenyamanan dari orang lain. Mengatasi stres yang ditujukan pada permasalahan yang menimbulkan stres (problem-focused coping) bertujuan untuk mengurangi tuntutan terhadap benda, peristiwa, orang, situasi yang menimbulkan stres atau meningkatkan sumber daya untuk mengatasinya.

Sedangkan manajemen stres berfokus pada pengelolaan emosi (emotion-focused coping) yang bertujuan untuk mengendalikan, mengatur, dan mengarahkan respons emosional terhadap situasi stres. Cara lain yang digunakan dalam mengatasi stres dengan mengendalikan emosi adalah dengan mengubah pemahaman terhadap masalah stres yang sedang kita hadapi (Bart Smet). Berdasarkan bentuk-bentuk perilaku dalam menghadapi stres, Taylor mengembangkan teori coping dari Folkman dan Lazarus (Bart Smet) menjadi 8 jenis indikator Strategi coping yang digabungkan dalam dua strategi di atas, yaitu.

Divisi manajemen stres menurut Aldwin dan Revenson menguraikannya dalam dua bagian utama, yaitu manajemen stres yang berfokus pada masalah dan berfokus pada emosi. Efektivitas strategi coping yang digunakan individu, artinya ketika menghadapi stressor, jika strategi yang digunakan efektif maka akan menimbulkan penyesuaian yang baik dan menjadi pola baru dalam hidup, namun jika sebaliknya maka dapat menimbulkan masalah fisik. dan masalah kesehatan psikologis. Strategi penanggulangan yang berfokus pada emosi dari Folkman dan Lazarus berfungsi untuk mengatur respons emosional terhadap masalah.

Sedangkan strategi coping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) berfungsi mengelola dan mengubah masalah yang menimbulkan stres.

Gambar 1. Proses koping menurut Lazarus
Gambar 1. Proses koping menurut Lazarus

Gejala-gejala Stres

Gejala tubuh: sakit kepala, sakit maag, mudah kaget (jantung berdebar), keringat dingin banyak, pola tidur terganggu, lesu, mudah lelah, kaku pada leher hingga punggung, rasa terbakar/nyeri dada, rasa sesak. pada tenggorokan, gangguan psikoseksual, penurunan nafsu makan, mual, muntah, gejala kulit, berbagai gangguan menstruasi, keputihan, kejang, pingsan dan sejumlah gejala lainnya. Gejala sosial: merokok/minum/makan lebih banyak, sering memeriksa pintu dan jendela, menarik diri dari pergaulan, mudah berkelahi, membunuh, dll. (Anaroga. Gejala fisik antara lain: tidak peduli dengan penampilan fisik, menggigit kuku, berkeringat, mulut kering.

Sedangkan gejala psikologisnya antara lain: amarah atau mudah tersinggung/agresi yang tidak terkendali, kekhawatiran terhadap hal-hal kecil, ketidakmampuan menentukan prioritas, konsentrasi dan memutuskan apa yang harus dilakukan, suasana hati yang tidak dapat diprediksi atau perilaku yang tidak wajar, ketakutan atau fobia. berlebihan, kehilangan kepercayaan diri, cenderung menjaga jarak, terlalu banyak bicara atau menjadi tidak komunikatif sama sekali, ingatan terganggu dan dalam kasus ekstrim menjadi bingung (Walia, 2005: 5).

Sumber-sumber Stres atau Stresor

Biasanya dimulai dengan rangsangan mengenai masalah kehidupan sehari-hari, misalnya ketidakpuasan emosional terhadap suatu hal tertentu sehingga menimbulkan stres (Wulandari, 2008: 11). Sumber stres ada beberapa yang bersumber dari lingkungan, antara lain lingkungan fisik, seperti polusi udara, kebisingan, keramaian, dan lingkungan kontak sosial yang bervariasi, serta tingginya tingkat persaingan dalam hidup. Stresor berupa perubahan di sekolah menduduki peringkat ke-33 yang dapat menimbulkan stres (Wulandari, 2008:10).

Konflik Pendekatan-Penghindaran: muncul ketika kita melihat keadaan yang menarik dalam suatu tujuan atau situasi. Yang cenderung menimbulkan stres pada keluarga ini adalah kehadiran anggota baru, penyakit dan kematian dalam keluarga. Penyebabnya bermacam-macam, bisa berasal dari diri siswa itu sendiri maupun dari luar, seperti perasaan kesepian, keinginan untuk mudik, konflik dan lingkungannya.

Permasalahan yang berkaitan dengan sistem pendidikan yaitu kesulitan dalam mengikuti perkuliahan, membaca buku sumber berbahasa asing, dan lain sebagainya. Jika siswa tidak menyukai guru tertentu atau mata pelajaran tertentu, maka mereka cenderung tidak mau mengambil mata pelajaran tersebut. Ada siswa yang mudah kecewa karena nilainya rendah kemudian menyerah dan ingin berhenti belajar, tidak tahan jauh dari orang tuanya, konflik pribadi dan karena ketegangan sosial.

Ada siswa yang canggung secara sosial dan tidak tahu harus berbuat apa, merasa minder dan malu. Mahasiswa baru biasanya belum mengetahui banyak tentang kehidupan kampus dan membutuhkan berbagai informasi dan bimbingan. Banyak pelajar yang mengalami kendala ekonomi karena kiriman uangnya terlambat, uangnya tidak mencukupi, atau karena tidak bisa mengatur keuangannya.

Ada siswa yang salah memilih jurusan dan ingin berubah, ada yang masuk ke jurusan tertentu karena keinginan orang tuanya, ada pula yang merasa masa depannya tidak menentu dan tidak tahu harus berbuat apa. Permasalahan tersebut dapat menimbulkan perasaan khawatir, cemas, tegang, konflik dan frustasi dan apabila tidak segera diatasi akan mengganggu kemajuan belajar siswa.

Bentuk Stres

Konflik: kondisi ini terjadi ketika dua atau lebih perilaku saling bertentangan, dimana masing-masing perilaku perlu diungkapkan atau bahkan saling membebani. Kepuasan dan perasaan terhadap kemampuan individu dalam meraih prestasi menyebabkan seseorang mampu menjalani kehidupan dan pekerjaan sehari-hari tanpa menghadapi terlalu banyak permasalahan atau merasa lelah berlebihan. Ketika seseorang meneruskan usahanya ketika mengalami kelelahan, maka ia akan cenderung mengalami keruntuhan baik secara fisik maupun psikis (Wulandari.

KAJIAN TEORI PERSPEKTIF ISLAM 1. Koping Stres

Bentuk Stres

Ia mendapat pahala (dari amal soleh) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (perbuatan jahat) yang dikerjakannya. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah segolongan manusia merendahkan golongan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik daripada mereka.

Dan jangan sampai satu golongan wanita merendahkan golongan lain, boleh jadi yang dihina itu lebih baik. Seburuk-buruk panggilan ialah panggilan yang buruk sesudah iman, dan sesiapa yang tidak bertaubat, maka mereka adalah orang-orang yang zalim." (KS. Kemudian mereka mengukuhkan kedudukannya, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan berkata: “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati dan nikmatilah syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Al-Fushilat: 30).

Ayat diatas menjelaskan tentang indikator stres yang bersifat emosional, yang mana ayat ini menjelaskan bahwa mendirikan suatu keimanan memerlukan pemikiran yang panjang, namun Allah selalu memberikan kenikmatan yang tak terhingga kepada setiap individu.

HUBUNGAN ANTARA STARTEGI KOPING STRES DENGAN BENTUK STRES

Meninggalkan tugas dan memilih berjalan-jalan bersama teman merupakan salah satu bentuk strategi coping yang berfokus pada emosi. Sementara itu, menyelesaikan tugas dengan cermat dan mencari referensi merupakan strategi coping yang melibatkan coping yang berfokus pada masalah. Sebaliknya, siswa yang menggunakan coping yang terfokus secara emosional akan cenderung menimbulkan masalah karena tugas tidak terselesaikan.

Menurut Lazarus dan Folkman, mengatasi stres yang ditujukan pada permasalahan yang menimbulkan stres (problem-focused coping) bertujuan untuk mengurangi tuntutan terhadap benda, peristiwa, orang, situasi yang menimbulkan stres atau meningkatkan sumber daya untuk mengatasinya. Pengendalian emosi tersebut dapat dilakukan melalui perilaku negatif seperti meminum minuman keras atau obat penenang, atau melalui perilaku positif seperti berolahraga, meminta bantuan orang lain. Cara lain yang digunakan untuk mengatasi stres dengan mengendalikan emosi adalah dengan mengubah pemahaman terhadap masalah stres yang sedang dihadapi.

HIPOTESIS

Gambar

Gambar 1. Proses koping menurut Lazarus

Referensi

Dokumen terkait

Dokumen ini membahas tentang pentingnya pemahaman bermakna dalam pembelajaran dan bagaimana pertanyaan pemantik dapat membantu siswa mencapai pemahaman

Dokumen ini membahas tentang cara menerima situasi yang telah terjadi di kehidupan

Dokumen ini membahas cara untuk meminimalisir perselisihan yang terjadi akibat perbedaan dalam budaya, ras, dan

Dokumen ini membahas tentang kesehatan balita dan cara mengatasi demam pada

Dokumen ini membahas tentang konsep identitas nasional, faktor-faktor yang memengaruhi identitas nasional, serta unsur-unsur identitas

Dokumen ini membahas tentang pentingnya pembelajaran yang berorientasi pada tujuan tripit dalam mencapai kualitas pendidikan dasar yang baik di era

Dokumen ini membahas tentang cara meningkatkan daya tahan tubuh dan melindungi diri dari

Dokumen ini membahas konsep dasar proyek konstruksi, termasuk pengertian, jenis, dan faktor-faktor yang memengaruhi