• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Hana Shayida

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN "

Copied!
31
0
0

Teks penuh

RSUD Temanggung menyediakan poliklinik lengkap untuk pasien bayi hingga lansia, pasien umum, dan pasien BPJS. Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Temanggung Berikut tenaga medis yang membantu RSUD Temanggung dalam memberikan pelayanan medis. Peneliti melakukan wawancara kepada pimpinan RSUD Temanggung untuk menjelaskan lebih lanjut atau mendukung penelitian mengenai tanggung jawab perdata rumah sakit dalam sengketa kesehatan antara pasien dengan dokter rekanan dalam pelayanan kesehatan RSUD Temanggung.

Peneliti melakukan wawancara mengenai tanggung jawab hukum rumah sakit dalam perselisihan medis antara pasien dan dokter rekanan dalam pelayanan kesehatan rumah sakit. Direktur RSUD Temanggung mengatakan, di RSUD Temanggung, dokter yang bekerja terbagi dua, yakni dokter staf tetap di RS tersebut dan dokter rekanan. Alasan RSUD Temanggung mempekerjakan dokter mitra karena masih kekurangan dokter spesialis, dan juga bertujuan untuk meningkatkan pelayanan.

Sebagai dasar hubungan antara RSUD Temanggung dengan dokter mitra, tetap diadakan perjanjian khusus (bijzondere overenskomst) yang mengatur hubungan kedua belah pihak. Peneliti melakukan wawancara kepada Wakil Direktur Pelayanan dan Pendukung RSUD Kabupaten Temanggung mengenai tanggung jawab perdata rumah sakit dalam perselisihan medik antara pasien dan dokter rekanan dalam pelayanan kesehatan rumah sakit tersebut. Dokter yang bekerja terbagi menjadi dua, yaitu dokter staf tetap di rumah sakit dan dokter rekanan.

Hasil wawancara peneliti dengan Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Temanggung mengenai tanggung jawab perdata rumah sakit dalam perselisihan medik antara pasien dan dokter rekanan dalam pelayanan kesehatan rumah sakit menunjukkan bahwa dokter di RSUD Temanggung terbagi menjadi dua, yaitu dokter yang menjadi staf tetap rumah sakit dan dokter rekanan. Dengan menjadi dokter rekanan di RSUD Temanggung, ia mampu memberikan pelayanan medis yang luas karena semakin banyak pasien yang datang. Surat perjanjian kerjasama antara RSUD Temanggung dan saya sebagai dokter rekanan menyatakan hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Hubungan Hukum Antara Pasien dan Dokter Mitra dalam Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

55 Pasal 1 UU Rumah Sakit menyatakan bahwa rumah sakit adalah lembaga pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara menyeluruh yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut Pasal 7 ayat (1) UU Rumah Sakit, sebagai lembaga pelayanan kesehatan, dalam pemberian pelayanannya harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, farmasi, dan peralatan. Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit, akan terjalin hubungan antara dokter dan pasien, termasuk hubungan hukum.

Dokter yang bekerja di RSUD Temanggung terbagi menjadi dua, yaitu dokter yang bekerja tetap di rumah sakit tersebut dan dokter rekanan. Alasan RSUD Temanggung mempekerjakan dokter rekanan adalah karena masih kekurangan dokter spesialis, namun tujuannya juga untuk meningkatkan pelayanan.44 Dokter rekanan di rumah sakit tersebut terdiri dari dokter bedah onkologi, dokter bedah urologi, dokter bedah mulut, dokter bedah anak, dokter bedah otot. spesialis bedah dan tulang, psikiater dan dokter jantung. Sebagai dasar hubungan antara RSUD Temanggung dengan dokter rekanan dibuat suatu perjanjian khusus (bijzondere overenskomst) yang mengatur hubungan kedua belah pihak dalam bentuk surat perjanjian kerjasama yang mengatur tentang hak dan kewajiban. dari masing-masing pihak.

56 Akibat perjanjian kerjasama ini akan timbul permasalahan hukum antara pihak rumah sakit dengan dokter rekanan. Pada dasarnya segala sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit antar pasien baik dokter maupun tenaga kesehatan lainnya harus dikomunikasikan atau didialogkan terlebih dahulu dengan pasien, sehingga pasien dapat mengetahui akibat yang timbul dari tindakan medis tersebut. Salah satu kewajiban hukum bagi dokter adalah tidak melakukan kekeliruan atau kekeliruan dalam pengobatan, yang berarti kewajiban memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standar profesi dan standar operasional prosedur sebagaimana diatur dalam Pasal 51 huruf a UU No. Undang-undang Praktik Kedokteran, disebutkan bahwa dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kedokteran sesuai dengan standar profesi dan standar operasional prosedur serta kebutuhan medis pasien.

57 Dokter rekanan yang bekerja di rumah sakit adalah dokter yang merawat pasien (biasanya pasien rawat inap) di rumah sakit, namun dokter tersebut bukan pegawai rumah sakit tersebut. Dokter mitra ini secara hukum sejajar dengan rumah sakit, bertanggung jawab secara independen, bertanggung jawab secara proporsional sesuai dengan ketentuan rumah sakit, dan terikat dalam perjanjian kerja dengan rumah sakit. Hubungan hukum antara pasien dengan dokter rekanan dalam pelayanan kesehatan di RSUD Temanggung didasarkan pada perjanjian, dimana terdapat hak dan kewajiban karena dokter rekanan bukanlah dokter organik di RSUD Temanggung.

Jadi dokter mitra dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien melibatkan rumah sakit sebagai penyedia fasilitas kesehatan.

Pertanggungjawaban Rumah Sakit Apabila Terjadi Sengketa Medis yang Dilakukan Oleh Dokter Mitra Terhadap Pasien

Terkait dengan tanggung jawab rumah sakit, rumah sakit pada prinsipnya bertanggung jawab secara perdata atas segala kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, prinsip tanggung jawab jaminan berlaku di rumah sakit, sebagaimana diatur dalam Pasal 1367 (3) KUHPerdata yang berbunyi. Selain itu, rumah sakit juga bertanggung jawab atas wanprestasi dan perbuatan melawan hukum (Pasal 1243, Pasal 1365, Pasal 1370, dan Pasal 1371 KUH Perdata).

Rumah Sakit yang berstatus badan hukum, karena menurut hukum telah diberikan kedudukannya sebagai “orang” dan oleh karena itu merupakan “rechtspersoon”, maka Rumah Sakit juga dibebani hak dan kewajibannya menurut hukum atas hal tersebut. tindakan yang dilakukannya. Sanksi pidana terhadap korporasi, termasuk rumah sakit, yang melanggar UU Kesehatan diatur dalam Pasal 201 UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan masing-masing. Selain denda, korporasi, termasuk rumah sakit, dapat dikenakan sanksi tambahan berupa pencabutan izin usaha dan/atau pencabutan status badan hukum (Pasal 201 ayat (2).

Rumah Sakit dapat dibebaskan dari tanggung jawab atas kelalaian dokter yang bekerja di Rumah Sakit, dengan alinea terakhir Pasal 1367 KUH Perdata yang dengan jelas menyatakan bahwa Rumah Sakit dapat dibebaskan dari tanggung jawab atas kesalahan atau kelalaian dokter, apabila terbukti mampu. tidak mencegah tindakan yang menimbulkan kerugian bagi pasien. Upaya untuk membuktikan bahwa rumah sakit tidak mampu mencegah kelalaian tersebut dapat memakan waktu lama dan melalui proses hukum yang panjang dan berbelit-belit. Hubungan antara dokter, pasien dan rumah sakit merupakan hubungan segitiga dimana terdapat hubungan pasien-dokter, rumah sakit-dokter dan hubungan rumah sakit-pasien.

Semua hubungan tersebut merupakan suatu komitmen, yaitu komitmen antara pasien dengan dokter, antara dokter dengan rumah sakit, dan antara rumah sakit dengan pasien. Hubungan ini dapat menjadi lebih rumit jika ada pihak lain, seperti petugas kesehatan lain, mitra rumah sakit lain (seperti pemasok peralatan medis dan penyedia layanan outsourcing) yang mungkin juga terlibat dalam proses kejadian yang menimbulkan kerugian bagi pasien. Dengan demikian, berdasarkan pola hubungan kerja dan pola hubungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan yang diberikan di RSUD Temanggung, sepenuhnya menjadi tanggung jawab RSUD Temanggung.

Artinya, perjanjian tersebut hanya berlaku untuk rumah sakit dan dokter mitra. Mengenai tanggung jawab RSUD Temanggung jika terjadi perselisihan medis oleh dokter rekanan, pada prinsipnya. Penyelesaian perselisihan medis antara dokter mitra dan rumah sakit. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengatur.

Penyelesaian Sengketa Medis Antara Dokter Mitra dan Rumah Sakit Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengatur

64 atau pimpinan rumah sakit bertanggung jawab atas segala kerugian yang diakibatkan oleh kelalaian dokter. Rumah Sakit mempunyai kewajiban untuk melindungi dokter dan memberikan bantuan administratif dan hukum apabila seorang dokter diperlakukan tidak adil dalam melaksanakan tugasnya atau menerima tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya. Proses penyelesaian sengketa atas kesalahan dan/atau kelalaian prosedur medis di RSUD Temanggung dapat dilakukan di luar pengadilan dan di pengadilan.

Hal ini didasarkan pada keinginan para pihak (para pihak disini adalah pasien atau kuasa hukumnya dan pihak RSUD Temanggung) yang bersengketa mengenai masalah untung dan rugi ketika perkara tersebut dibawa ke pengadilan. Apabila terjadi gugatan dari pasien maka RSUD Kabupaten Temanggung akan terlebih dahulu meminta jalur keluarga atau mediasi, dan bila salah satu pihak tetap tidak menerima hasil mediasi maka akan diajukan upaya hukum melalui pengadilan. 65 undang-undang yang diberikan RSUD Temanggung kepada dokter adalah membentuk Tim Penyelesaian Sengketa Medis.

Mengenai jenis perlindungan hukum yang diberikan, hal ini diatur dalam keputusan direktur RSUD Kabupaten Temanggung tentang pembentukan tim penyelesaian sengketa medis di RSUD Kabupaten Temanggung. Tim Penyelesaian Sengketa Medis adalah tim yang pengurusnya bersifat tetap dan bertindak untuk menyelesaikan setiap perselisihan medis yang timbul di RSUD Temanggung, bertindak untuk dan atas nama RSUD Temanggung dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur. Mengenai proses penyelesaian perkara yang timbul dan timbul dalam kegiatan pelayanan medis di RSUD Temanggung, diatur dalam keputusan direktur RSUD Temanggung tentang peraturan internal tenaga medis rumah sakit (demi peraturan perundang-undangan) RSUD Temanggung.

Penyelesaian sengketa medis antara dokter rekanan dengan RSUD RSUD Kabupaten Temanggung sendiri telah membentuk tim penyelesaian perselisihan medis. Tim Penyelesaian Sengketa Medis adalah tim yang pengurusnya bersifat tetap dan bertindak untuk menyelesaikan setiap perselisihan medis yang terjadi di Rumah Sakit Kabupaten Temanggung, bertindak untuk dan atas nama Tim Penyelesaian Sengketa Medis.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif dan ranah psikomotorik

Bahwa pada tanggal 16 Oktober 2002, Pengadilan Negeri Rantau membebaskan terdakwa Junaidi AB mengenai pelanggaran Pasal 59 (2) jo Pasal 54 Undang- Undang No.14

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kelengkapan pengisian rekam medis Dokter Spesialis Geriatri adalah: identitas pasien diisi 3 dari 3 (100%) berkas rekam medis, resume

Priok menurut hasil pemeriksaan medis dokter PTRM, berdasarkan hasil wawancara dengan informan adalah telah mengalami peningkatan, walaupun tidak dapat dinilai secara

Ada yang mengembangkannya 3 ranah tetapi adapula guru bidang studi yang hanya mengembangkan indikator cukup 2 ranah dan pada masing-masing materi ada

Alasan diajukan kasasi adalah yang pada intinya bahwa Majelis Hakim Pengadilan Niaga telah keliru dalam menerapkan ketentuan hukum pembuktian dan tidak teliti

Pasir Pangaraian yang dikuatkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru memandang bahwa dakwaan yang bersesuaian adalah dakwaan Kedua melanggar Pasal 3 Undang-Undang

Jika ditinjau dari Pasal 3 dan 4 Peraturan Menteri Nomor 48 Tahun 2015 Tentang Standart Pelayanan Minimum Orang dengan Kereta Api yang menyebutkan unsur keamanan,