BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan obyek MT. Katomas yang merupakan kapal tanker yang berperan dalam pendistribusian BBM ( Bahan Bakar Minyak) di wilayah Indonesia Timur, guna mendistribusikan BBM dari pulau satu ke pulau lainnya sesuai dengan nominasi yang diminta dari perusahaan. MT. Katomas merupakan kapal yang dibuat pada tahun 1998, yang merupakan salah satu armada dari perusahaan BUMN yaitu PT. Pertamina, dengan nama panggilan kapal “ PKRN “.
Sesuai dengan judul yang diangkat yakni “ Penerapan Perawatan Sekoci Penolong Agar Siap Digunakan Ketika Terjadi Kecelakaan Sesuai Standar SOLAS di Kapal MT. KATOMAS “ maka sebagai deskripsi akan dijelaskan tentang keadaan sebenarnya yang terjadi di kapal, sehingga dengan ini penulis mengharapkan agar pembaca mampu serta bisa merasakan mengenai hal - hal yang terjadi selama penulis melaksanakan penulisan. MT.
Katomas memiliki rute pelayaran dari Wayame – Tual, Wayame – Sorong – Manokwari, Kasim – Sorong – Biak, Kasim – Manokwari – Jayapura, selain data - data di atas terdapat data – data lain yaitu :
Ship’s Particular
1. Name of vessel : MT. KATOMAS 2. Call sign : P K R N
3. Port Reg : Jakarta
4. Flag : Indonesia
23
5. IMO number 9179892 6. LOA (Leght Over All) : 105 m
7. Breadth : 18,8 m
8. Max draft : 6,0 m 9. Dead Weight : 6627,16 T 10. Gross tonage : 5227,00 T 11. Net tonnage : 1670,0
12. Kind of ship : White Product Tanker
13. Classification : BKI (Biro Klasfikasi Indonesia)
Gambar 4.1 Kapal MT. KATOMAS
Diambil di RU VII Kasim pada Kamis, 16 April 2020 pukul 14.30 WIT
B. Hasil Penelitian
Adapun permasalahan yang terjadi di atas kapal bedasarkan observasi yang dilakukan penulis saat melaksanakan penelitian, sehingga berkaitan dengan rumusan masalah yang dibahas.
Perawatan sekoci di atas kapal melibatkan ABK deck department serta engine department. Dalam hal perawatan sekoci sebenarnya berjalan dengan baik namun kurang memperhatikan faktor keselamatan saat melaksanakan
perawatan atau pengecekan sekoci. Hal ini yang menyebabkan penulis mengatakan bahwa penerapan perawatan sekoci sesuai standar SOLAS sangatlah penting. Dimana rute – rute yang dilalui sering terjadi cuaca buruk sehingga sangat penting bagi penulis mengangkat tema ini sebagai antisipasi keselamatan jiwa jika terjadi keadaan darurat.
1. Penyajian Data
Berikut ini penulis menyajikan data keadaan yang sebenarnya secara jelas mengenai sekoci, perawatan dan pengecekan sekoci agar dapat menggambarkan kejadian yang penulis alami pada saat melaksanakan praktek laut di atas kapal MT. Katomas :
a. Kondisi sekoci MT. Katomas
Sekoci merupakan alat keselamatan yang ada di atas kapal untuk menyelamatkan diri saat terjadi keadaan darurat. Sekoci MT.
Katomas berwarna oranye cerah, merupakan jenis sekoci tertutup yang banyak ditemukan pada kapal jenis tanker. Jenis sekoci tertutup sangat memungkinkan dalam penyelamatan penumpang dari air laut, angin, serta cuaca buruk. Kondisi sekoci MT. Katomas cukup baik, namun terdapat kekurangan pada sekoci karena tidak memiliki FPD ( Fall Preventer Device ). Hal ini dapat membahayakan keselamatan pada saat melaksanakan perawatan sekoci yang berakibat pada kurang maksimalnya perawatan sekoci. Penggunaan FPD dapat mengurangi risiko sekoci jatuh secara tiba – tiba. Diketahui telah dilakukan permintaan pengiriman FPD pada perusahaan, namun belum ada tanggapan mengenai hal tersebut. Selain aspek keselamatan, tidak adanya FPD menyebabkan perawatan sekoci yang dilaksanakan tidak
maksimal. Hal tersebut tidak sesuai dengan penerapan perawatan sekoci sesuai standar SOLAS Chapter III Regulation 1 sesuai dengan MSC 1 / Circ.1327 tentang penggunaan FPD ( Fall Preventer Device ) pada saat melaksanakan latihan maupun perawatan.
Gambar 4.2.1.a Sekoci MT. Katomas
Diambil di MT. Katomas pada Rabu, 03 September 2020 pada pukul 09.00 WIT
b. Perawatan dan pengecekan sekoci pada kapal MT. Katomas
Perawatan sekoci merupakan hal yang sangat penting dilakukan di atas kapal agar sekoci siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat. Pada kapal MT. Katomas perawatan sekoci dilaksanakan oleh mualim III, masinis III, beserta electrician untuk memastikan sekoci daam kondisi baik. Pemeriksaan sekoci meliputi pemeriksaan pada bagian – bagian sekoci, pemeriksaan peralatan yang ada pada sekoci, serta pemeriksaan pada mesin sekoci. Pelaksanaan perawatan dikapal MT. Katomas dilakukan berdasarkan SOP ( Standard
Operating Procedure ) dari perusahaan yang telah disesuaikan dengan standar SOLAS.
Gambar 4.2.1.b SOP perawatan sekoci di kapal MT. Katomas
Diambil di kapal MT. Katomas pada Rabu, 03 September 2020 pukul 18:00 WIT
Pada pemeriksaan mingguan yang dilakaksanakan oleh mualim III, meliputi pemeriksaan visual kondisi luar sekoci dan pemeriksaan peralatan yang digunakan untuk peluncuran sekoci ( lifeboat launching appliance ). Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan kondisi davits, hooks, winch, serta lifeboat on – load release gear. Masinis III membantu pemeriksaan mesin sekoci dengan melakukan running test. Pemeriksaan baterai juga dilakukan oleh electrician untuk memastikan kondisi baterai dalam keadaan baik.
Gambar 4.2.1.c Checklist perawatan sekoci diatas kapal MT. Katomas
Diambil di MT. Katomas pada Kamis, 23 Juli 2020 pada pukul 08.00 WIT
Pemeriksaan bulanan yang dilaksanakan di kapal MT.
Katomas meliputi pemeriksaan ventilasi, cadangan peralatan, safety belt, magnetic compass dan seluruh pemeriksaan peralatan yang ada dalam sekoci sesuai LSA ( Life Saving Appliances ). Pemeriksaan terutama dilaksanakan pada peralatan obat – obatan dan persediaan makanan yang terakhir disuplai pada tanggal 05 Oktober 2019.
Pengecekan masa kadaluarsa pada parachute signals, hand flare, serta smoke signal.
Pada pemeriksaan sekoci tanggal 20 Juni 2020, didapati kondisi sekoci bagian dalam tergenang air hal tersebut menyebabkan kerusakan pada sebagian peralatan yang ada didalam sekoci seperti
kotak P3K, senter, serta buku panduan survival at sea. Hal tersebut dianalisa disebabkan karena tidak dilaksanakannya pemeriksaan dan perawatan akses kekedapan air pada pintu sekoci yang mulai rapuh.
Pemeriksaan tersebut sebenarnya harus dilakukan setiap bulan sesuai dengan SOP yang dibuat oleh perusahaan yang telah disesuaikan dalam SOLAS Chapter III Regulation 20.
Gambar 4.2.1.d Daftar peralatan yang ada di sekoci kapal MT.
Katomas
Diambil di MT. Katomas pada Kamis, 23 Juli 2020 pada pukul 08.00 WIT
2. Analisis Data
Mengingat pentingnya penerapan perawatan sekoci sesuai standar SOLAS agar siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat, penulis berpendapat bahwa penerapan perawatan sekoci sesuai dengan aturan yang ada, namun terdapat faktor lain yang menghambat perawatan sekoci. Ada beberapa faktor yang penulis temukan dalam permasalahan ini :
a. Penggunaan FPD ( Fall Preventer Device ) yang telah diatur dalam SOLAS Chapter III Regulation 1 sesuai dengan MSC 1 / Circ.1327
tentang penggunaan FPD pada sekoci saat melakukan latihan maupun perawatan. Hal ini sudah diketahui bahwa pihak kapal sudah membuat permintaan supply dari pihak perusahaan, namun belum ada pengiriman.
Sementara dalam melaksanakan perawatan sekoci, mualim III menggunakan wire yang dipasang pada hooks untuk mengganti FPD agar tetap terjaga keselamatan saat melaksanakan perawatan sekoci. Pada kapal MT. Katomas ketiadaan FPD dapat menghambat kegiatan latihan keadaan darurat sekaligus menghambat perawatan sekoci sehingga perawatan yang dilakukan tidak maksimal dengan mempertimbangkan aspek keselamatan. Pihak perusahaan agar lebih memperhatikan hal – hal yang menyangkut keselamatan jiwa awak kapal sehingga tidak akan mengganggu operasional kapal.
b. Penerapan perawatan sekoci di atas kapal MT. Katomas pada pemeriksaan bulanan, mualim III tidak melaksanakan pemeriksaan terhadap akses kekedapan air yang ada pada pintu sekoci. Ditemukan pintu kedap air sekoci rusak dan tidak dilakukan perawatan maupun penggantian sehingga air hujan dapat masuk. Hal tersebut membuat kerusakan pada sebagian peralatan yang ada dalam sekoci yang dianggap penting seperti kotak P3K yang berisi obat – obatan, senter, serta buku panduan survival at sea. Pemeriksaan dan perawatan sekoci untuk pemeriksaan akses kekedapan air tertuang pada SOP dari perusahaan yang merupakan perawatan bulanan sesuai SOLAS Chapter III Regulation 20 yang sebenarnya harus dilaksanakan oleh mualim III. Dalam hal ini tidak hanya mualim III, namun seluruh awak kapal apabila menemukan
kerusakan pada bagian sekoci seharusnya melapor kepada perwira agar dapat diambil tindakan agar sekoci tetap dalam keadaan baik dan siap digunakan apabila terjadi keadaan darurat.
C. Pembahasan
Dari penelitian yang dilakukan di atas kapal MT. Katomas selama penulis melaksanakan praktek terdapat persamaan maupun perbedaan mengenai perawatan sekoci di atas kapal MT. Katomas dengan standar SOLAS.
Standard Operating Procedure ( SOP ) yang telah dibuat oleh perusahaan telah sesuai dengan SOLAS, namun pada faktanya di atas kapal sebagian pemeriksaan dan perawatan tidak dilaksanakan dengan menyeluruh. Berikut perbandingan perawatan sekoci sesuai standar SOLAS 1974 Chapter 3 Regulation 20 dengan perawatan sekoci yang diakukan di atas kapal MT.
Katomas :
Periode Perawatan
Perawatan sekoci sesuai standar SOLAS Chapter III
Regulation 20
Perawatan sekoci di atas kapal MT. Katomas
Weekly a. Lakukan pemeliharaan, terhadap alat penggerak awal (battery starting).
b. Cek kondisi baterai, cek air baterai, cek battery charger, untuk mesin sekoci yang penggerak awalnya secara manual
a. Pengecekan secara visual, memastikan sekoci siap dipakai.
b. Pengecekan wire, standard.
pengoperasian dan manual instruction
lakukan perawatan terhadap alat engkol dan tempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan lakukan running test.
yang ada pada sekoci.
c. Pengecekan visual kondisi hooks pada posisi yang benar serta pastikan FPD sudah terpasang.
d. Remove for stowage position agar winch pada sekoci tidak stuck.
e. Engine test tidak kurang dari 3 menit sebelum dan sesudah tes mesin pastikan bahan bakar dan oli dalam keadaan baik.
f. Pengecekan secara visual IMO symbols yang ada pada sekoci.
g. Mengecek kondisi batrai pada sekoci.
Monthly : a. Lakukan pemeliharaan, bersihkan filter DO/FO.
b. Cek kebocoran pada system,exhaust
manifold.
c. Akses kekedapan air dan keamanan pada handle.
a. Marking :
- Kapasitas lifeboat - Nama Kapal - Call sign
- Port Register - Lifeboat number b. Mengecek ventilasi
pada sekoci.
c. Mengecek cadangan peralatan dan penutupan mesin.
d. Mengecek safety belt.
e. Mengecek tekanan udara pada lifeboat.
f. Mengecek flash water spray system.
g. Mengecek kondisi wire dan davit.
h. Mengecek kemudi, embarcation ladder, dan magnetic compass.
i. Mengecek seluruh inventaris dalam sekoci.
3 – Month Melaksanakan launching sekoci.
Melaksanakan
launching dan recovery pada sekoci agar tidak stuck pada posisinya dalam pengawasan pewira.
6 - Month a. Lakukan pemeliharaan serta pengecekan
b. Ganti baru lub oil mesin dan gear box.
c. Cek propeller conditions.
d. Pipa dan baut - baut pondasi.
Mengecek sling pada sekoci serta melakukan
pengecekan kondisi FPD pada sekoci kapal.
2,5 – Year a. Open up survey, buka cylinder had dan bagian bagian utamanya, cabut piston dan bagian bagiannya, buka main bearing dan crank pin
a. Melaksanakan test of off - load realease pada gear sekoci.
b. Melaksanakan perawatan pada davit.
bearing, cek kondisi mean bearing.
b. Cek kondisi crank journal, cek cylinder liner, gear box, ring piston.
c. Cek kondisi propeller d. Pipa dan baut - baut
pondasi.
c. Mengecek dan tes kodisi winch.
d. Mengecek dan mengganti battery pada sekoci setiap 2 tahun sekali.
e. Memberi oli pada gear sekoci serta melakukan winch break test.
5 - Year Melaksanakan Melaksanakan
penggantian wire pada mengecekan
sekoci terhadap kondisi wire
serta melaksanakan penggantian wire setiap 5 tahun sekali.
Tabel 4.3.a Perbandingan perawatan sekoci menurut SOLAS dan perawatan di kapal MT. Katomas
Penerapan perawatan sekoci sudah sesuai dengan SOLAS namun, terdapat kekurangan dalam perawatannya. Kekurangan tersebut menyebabkan dapat menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan sehingga membuat sekoci tidak siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat.
Gambar 4.3. a Pengecekan peralatan yang ada dalam sekoci MT. Katomas
Diambil di MT. Katomas pada Senin, 04 Mei 2020 pada pukul 09.00 WIT Gambar 4.3. b Pengecekan mesin kemudi pada sekoci MT. Katomas
Diambil di MT. Katomas pada Senin, 04 Mei 2020 pada pukul 09.00 WIT Gambar 4.3. c Perawatan wire pada sekoci MT. Katomas
Diambil di MT. Katomas pada Selasa, 21 Januari 2020 pada pukul 10.06 WIT Perawatan pada sekoci terhambat karena tidak adanya FPD ( Fall Preventer Device ) sebagai pengaman saat melaksanakan perawatan sekoci
sehingga perawatan yang dilaksanakan di atas kapal MT. Katomas kurang maksimal.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian penerapan perawatan sekoci penolong agar siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat sesuai standar SOLAS di kapal MT. Katomas pada saat penulis melaksanakan praktek layar :
Perawatan sekoci di atas kapal MT. Katomas sudah sesuai dengan standar SOLAS, adanya kekurangan dalam perawatan sekoci oleh mualim III dikarenakan pertimbangan keselamatan serta waktu pelayaran, namun sebenarnya perawatan telah dilaksanakan sesuai SOP dari perusahaan yang telah disesuaikan dengan standar SOLAS.
B. Saran
Dalam hal ini penulis akan memberikan saran – saran yang sekiranya dapat bermanfaat dan sebagai masukan guna memperbaiki masalah yang ada.
Adapun saran – saran yang ingin penulis sampaikan yaitu :
1. Perusaahan sebaiknya memperhatikan permintaan yang dibuat oleh kapal mengenai perlengkapan alat keselamatan karena hal tersebut menunjang keselamatan jiwa bersama. Selain itu kekurangan pada peralatan keselamatan dapat mengganggu operasional kapal. Mengingat pentingnya alat tersebut untuk pengiriman barang diharapkan dapat segera dilakukan.
2. Awak kapal sebaiknya meningkatkan rasa keperdulian terhadap perawatan peralatan keselamatan yang ada di atas kapal. Tidak hanya perwira saja yang melaksanakan perawatan melainkan seluruh awak kapal agar
37
keselamatan bersama terjamin. Saling mengingatkan dan memberi masukan apabila terdapat kekurangan dalam merawat alat keselamatan terutama sekoci.
3. Meningkatkan pengetahuan kru kapal dalam perawatan sekoci agar sesuai standar SOLAS sehingga sekoci siap digunakan ketika terjadi keadaan darurat.
4. Pemeriksaan dan perawatan sekoci sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan lebih detail agar kekurangan yang ada pada perawatan sekoci dapat diminimalisir.
5. Perwira yang melaksanakan pemeriksaan dan perawatan sekoci agar lebih memperhatikan SOP (Standard Operating Procedure ) yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga perawatan sekoci yang dilaksanakan sesuai dengan standar SOLAS.