OLEH:
KELOMPOK : VIII (DELAPAN) KELAS : D
ASISTEN : DORIS YULIA PANGAI’I, S.FARM
Nama NIM Tugas Nilai
dokumen
Nilai diskusi
Putri Aulia Rahma G70120076 Preformulasi Diva Aurelia G70120024 Formulasi
Andi Izzati NastitiG70120064 Formulasi Khadija Husein G70120125 Evaluasi Annisa Febrianty G70120047 Kemasan Falya Aisya Putri L G70120088 Kemasan
PALU 2022
JURNAL FORMULA TFS 3 MOISTURIZING HAND AND BODY
LOTION
I. FORMULA ASLI (Jadge D.R ,dkk. 2008)
Calcium carbonate 35%
Sodium Lauryl Sulphate 01,50%
Glycerin 30%
Methyl cellulose 1%
Sodium Saccharine 0,03%
Methyl paraben 00,10%
Propyl paraben 0,02%
Titanium dioxide 00,50%
Mentol 01,50%
Purifed Water q.s
II. RANCANGAN FORMULA
Tiap 100 ml Freezer mengandung :
Kalsium karbonat 25%
Natrium lauril sulfat 0,5%
Mentol 0,05%
Na- CMC 0,75%
Gliserin 10%
Metil Paraben 0,02 % Natrium Sakarin 1%
Aquadest ad 100 ml
III. MASTER FORMULA
Nama Produk : Freeze
Nama Pabrik : PT. TBL FARM
Jumlah Produk : 3
Tanggal Formula Asli : 20 Maret 2022 Tanggal Rencana produksi : -
No. Registrasi : DBL2210310341A1
No. Batch : 2103004
No. Komposisi Fungsi Jumlah
perwadah
Jumlah perbatch
Range Literatur
1. Kalsium
karbonat
Zat aktif 25 gr 75 gr
25 %2. Natrium lauril sulfat
Surfaktan 0,5 gr 0,15 mg
0,5 % HPE3. Mentol Pengaroma 0,05 gr 0,15 gr
0,05 -10,01 %
HPE
4. Gliserin Emollient &
Humegtant
13 gr 39 gr
<30% HPE5. Na-CMC Pengikat 0,75 gr 2,25 gr
0,75 % HPE6. Metil paraben Pengawet 0,02 gr 0,06 gr
0,02-0,3%
HPE
7. Natrium
sakarin
Pemanis 1 gr 3 gr
1 % HPE8. Aquadest Pelarut
59,68 ml 179,04 ml - HPE9. Etanol Cosolvent q.s q.s
Variable HPEIV. DASAR FORMULASI
IV.1. Alasan pembuatan sediaan (minimal 3 pustaka)
-
Pasta gigi didefinisikan sebagai bahan semi-padat untuk menghilangkan endapan yang terjadi secara alami dari gigi saat digunakan dengan sikat gigi (Muntean, 2019).-
Pasta gigi digunakan untuk meningkatkan kebersihan mulut; itu berfungsi sebagai abrasif yang membantu menghilangkan gigi plak dan makanan dari gigi, membantu dalam menekan halitosis (bau mulut), dan memberikan bahan aktif(terutama fluoride) untuk membantu mencegah penyakit gigi dan gusi seperti gingivitis ( El-Ishaq, dkk. 2015)-
pasta gigi adalah pasta, gel atau bubuk yang membantu menghilangkan plak, lapisan bakteri yang terbentuk pada gigi dan gusi (Talukder dan Nur. 2018).IV.2. Alasan pemilihan bahan aktif (minimal 3 pustaka)
-
Kalsium karbonat biasanya merupakan abrasif yang membantu menghilangkan noda ekstrinsik yang terendap pada permukaan gigi.Terlepas dari efek abrasifnya, kalsium karbonat dapat menyimpan dan memblokir tubulus dentin dan mencegah hipersensitivitas dentin (Ali, et al., 2020).
-
Kalsium karbonat merupakan abrasif yang dapat membersihkan gigi, menghilangkan bau mulut dan memiliki sifat bakterisida (Subramanian et al, 2017).-
Selain sebagai abrasif, kalsium karbonat dapat memberikan efek mengurangi hipersensitivitas dentin (Park, et al., 2014).IV.3 Alasan Pemilihan Bahan Tambahan (min. 3 pustaka tiap bahan) 1. Sodium Lauril sulfat
- Sodium lauryl sulfate dapat mengangkat senyawa hidrofobik dari permukaan gigi (Epple, et al., 2019).
- Selain meningkatkan efek pembusaan, SLS dapat menurunkan tegangan permukaan yang juga menciptakan kesan bersih. SLS juga
membantu dalam dispersi intra-oral pasta gigi dan dalam miselisasi bahan hidrofobik, seperti senyawa rasa dan antiplak/antigingivitis aktif. Selain itu, SLS dapat menghambat pertumbuhan sejumlah mikroorganisme (Sälzer, et al., 2016).
- Sodium lauryl sulfate memberikan sifat busa dan 'rasa' ke produk pasta gigi. Selain itu, surfaktan dapat membantu melarutkan bahan aktif dan SLS memiliki sifat antimikroba dan penghambatan plak.
SLS terbukti memiliki substantifitas sedang yang diukur pada antara 5 dan 7 jam dan tindakan penghambatan plak (Vannet, et al., 2015).
2. Mentol
- Mentol banyak digunakan dalam obat-obatan, kembang gula, dan produk perlengkapan mandi sebagai agen penyedap atau penambah bau (HPE, 2009).
- Menthol bersama dengan dengan menthone,isomenthone,dan senyawa lainnya dapat memberikan rasa dan aroma yang menyegarkan (Kamatou,G.P.P, et al., 2013).
- Mentol yang muncul secara alami juga memberikan sensasi sejuk atau menyegarkan. (Ronald. E, 2020).
3. Gliserin
- Fungsi gliserin adalah untuk mengurangi pelepasan air di kulit dan menjaga kulit tetap lembab (HPE, 2009).
- Penggunaan gliserin dibutuhkan sebagai agen pembasah (Friciu, et al., 2016).
- Gelatin digunakan sebagai bahan dalam industri makanan dan non- makanan sebagai agen pembentuk gel, stabilizer, pengental, pengemulsi, dan pembentuk film (Ahmd, et al., 2020).
4. Metil paraben
- Paraben, alkilester asam p-hidroksibenzoat, terutama termasuk metilparaben (MP), etilparaben (EP), dan propilparaben (PP), telah banyak digunakan sebagai pengawet dalam makanan, obat-obatan, kosmetik, dan produk industri karena spektrum antimikroba yang luas dengan toksisitas yang relatif rendah, stabilitas yang baik, dan nonvolatilitas (Chen, et al., 2016).
- Karena efektivitas antimikroba dalam senyawa paraben, jadi senyawanya banyak digunakan dalam ribuan perawatan produk tubuh yang digunakan setiap hari untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Kombinasi antara metilparaben dan propilparaben paling banyak ditemukan karena mampu memberikan efek sinergis untuk meningkatkan aktivitasnya, sehingga hasilnya lebih efektif (Muawana, et al., 2017).
- Metil paraben umumnya digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan bakteri karena spektrum antimikrobanya yang luas dengan stabilitas dan non-volatilitas yang baik. Metilparaben dan Propilparaben biasanya digunakan dalam kombinasi karena memiliki aktivitas sinergis ketika digunakan bersama-sama (Kamble dan Santosh, 2011).
5. Aquadest
- Aquadest digunakan sebagai pelarut (Kusuma, H.S, et al., 2019).
- Sebagai bahan tambahan berperan sebagai pelarut (HPE, 2009).
- Aquadest digunakan karena larutan ini tidak beracun dan aman untuk dikonsumsi (Sugiharto, et al., 2020).
6. Na- CMC
- Pengikat digunakan untuk mencegah pemisahan bahan bubuk dan cair dan memberikan tingkat viskoelastisitas dan bentuk yang sesuai pada pasta gigi. Mereka dapat mencegah pasta gigi mengering dengan mengikat air. Juga, mereka memiliki pengaruh pada dispersi, pembusaan, pembilasan dan kualitas lain dari pasta gigi di rongga mulut. Pengikat yang paling banyak digunakan saat ini adalah natrium karboksim-etilselulosa (CMC) (Vranic., 2014).
- CMC bertindak sebagai pengikat kelembaban (Rahman, et al., 2021).
- Fungsinya Natrium CMC adalah untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, mencegah penggumpalan resin dan bahan berlemak (Mahmod, et al., 2020).
- CMC-Na yang merupakan suspending agent yang dapat meningkatkan viskositas serta dapat meningkatkan kestabilan suspensi. Sifat fisik yang diinginkan adalah suspensi memiliki partikel yang tidak cepat mengendap dan mudah diredispersi (Suena, 2015).
7. Natrium sakarin
- Sakarin adalah pemanis intens (nonkalori) yang juga merupakan pemanis kuat yang tidak dimetabolisme menjadi asam oleh mikroorganisme oral, sehingga tidak dapat menyebabkan karies gigi (Gupta, el., 2014).
- Natrium sakarin merupakan salah satu pemanis non-kalori yang murah dan dapat digunakan sebagai pengganti gula. Pemanis ini memiliki tingkat kemanisan sekitar 400 kali lebih manis dari sukrosa.
Natrium sakarin memiliki kelarutan yang tinggi dalam udara dan karena kesulitan produksinya, Na sakarin merupakan bahan yang paling umum digunakan (Mahmood & Juboori, 2020).
- Dalam produk kebersihan mulut atau dalam pasta gigi, sakarin menutupi rasa yang tidak diinginkan dari bahan lain (Periyasami, 2019).
8. Etanol
- Minyak peppermint sangat sedikit larut dalam air; larut dalam alkohol 70%. Tidak larut dalam propilen glikol (Baker, dkk. 2015).
- Menthol adalah komponen utama minyak peppermint. Ini dalam bentuk kristal pada suhu kamar dan tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol. kelarutannya dalam etanol berkurang saat air ditambahkan ke dalam campuran mentol/etanol (Kim, dkk. 2021).
- Mentol merupakan salah satu komponen terbesar dalam minyak peppermint. Mentol tidak sepenuhnya larut dalam udara (435,5 mg/L pada 25 C), tetapi bebas larut dalam alkohol, dietil eter atau kloroform (Guy, dkk. 2013).
V. INFORMASI BAHAN AKTIF & BAHAN TAMBAHAN (setiap poin harus terisi, tidak dibatasi jumlah pustaka)
V.1. Uraian Farmakologi Bahan aktif (setiap poin harus terisi, tidak dibatasi jumlah pustaka)
A. Uraian farmakologi bahan aktif 1. Kalsium Karbonat (MIMS, 2021)
Indikasi : Mengatasi kelebihan asam lambung yang menyebabkan nyeri lambung,nyeri ulu hati (GERD), dispepsia dan kembung
Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat
hipersensitifitas/alergi terhadap kandungan obat ini. Seseorang yang mengalami batu ginjal atau memiliki riwayat batu ginjal Efek samping : Muntah,mual, dan nyeri perut serta
hiperkalesmia, alkalosis, sindrom milk-alkali Dosis : Tablet : dengan kekuatan dosis 500 mg atau
1000 mg
Tablet kunyah : dengan kekuatan dosis 500 mg.
Suspensi atau syrup : dengan kekuatan dosis 500 mg per 5 ml
Rute pemberian : Oral
Farmakokinetik : (MIMS, 2022) Absorption :
Cepat diserap dari saluran pencernaan setelah pemberian oral
Distribution : -
Metabolisme :
Dimetabolisme di hati untuk membentuk urea dan asam klorida
Excretion : Melalui urine
Perhatian : Pada orang yang memiliki riwayat menderita batu ginjal, dosis obat ini mungkin perlu diturunkan atau diganti dengan obat sejenis lainnya. Hati-hati menggunakan obat ini pada penderita hiperkalsemia, hipoparatiroid dan kelainan fungsi ginjal. Penyesuaian dosis
mungkin diperlukan atau penggantian dengan obat sejenis lainnya
Interaksi : Kalsium karbonat dapat menghambat penyerapan beberapa jenis obat seperti antibiotik tetrasiklin (doksisiklin, minosiklin), antibotik jenis kuinolon (ciprofloxacin, levofloxacin), obat jenis kortikosteroid, atenolol, besi, alendonate, natrium flouride, zinc dan obat tipe kalsium channel blocker.
Oleh karena itu penggunaan bersamaan dengan beberapa jenis obat ini sebaiknya dihindari
Mekanisme kerja : Kalsium karbonat merupakan garam organik dasar yang dapat menetralisir asam hidroklorida dalam sekresi lambung.
Senyawa ini membentuk kalsium klorida, karbondioksida dan air setelah menetralisir hidroklorida. Sekitar 90 % kalsium klorida akan dirubah dalam bentuk garam kalsium yang tidak larut yaitu kalsium karbonat dan sedikit kalsium fosfat serta sabun kalsium pada usus halus
B. Sifat Fisika & Kimia Bahan Tambahan
1. Sodium Lauril Sulfat (FI Edisi IV, 1995 : 352
Nama resmi : SODIUM LAURIL SULFATE Sinonim : Natrium lauril sulfat Rm/Bm : C12H25NaO45 /288,38 Rumus struktur :
(Pubchem, 2022).
Pemerian : Serbuk atau hablur putih atau kuning pucat dengan bau lemah atau bau khas
Kelarutan : Larut dengan air, praktis larut dalam kloroform dan eter
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai surfaktan
Stabilitas : Stabil terhadap penyimpanan normal, pH di bawah 2,5 menyebabkan Natrium lauril sulfat terhidrolisis, jauhkan darizat pengoksidasi larut
Inkompabilitas : Bereaksi dengan surfaktan kationik, agak korosifterhadap baja ringan, tembaga, kuningan, perunggu, dan tidak inkompatibel dengan garam alkaloid
2. Mentol
Nama resmi : MENTHOLUM
Sinonim : Mentol
Rm/Bm : C10H20O /156,30 Rumus struktur :
(Pubchem, 2022).
Kegunaan : Sebagai agent perasa
Pemerian : Hablur berbentuk jarum atau prisma; tidak berwarna; bau tajam seperti minyak permen;
rasa panas dan aromatik diikuti rasa dingin.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol (95%), dalam kloroform dan dalam eter; mudah larut dalam parafin cair dan dalam minyak atsiri.
Metode sterilisasi : -
Stabilitas : Menthol stabil pada suhu kamar yang tidak melebihi25oC (Rowe, 2009).
Inkompabilitas : Tidak sesuai dengan : butilklora hidrat;
kamfer; hidrologi chlora; kromium trioksida;
ᵝ-naftol; fenol; kalium permanganat;
pyrogallol; resorsinol dan timol (Rowe, 2009).
3. Natrium Sakarin
Nama Resmi : SACCARINUM NATRICUM Sinonim : Natrium Sakarin
RM/BM : C7H4NNaO5S2H2/241,19 Rumus Struktur :
(Pubchem, 2022).
Kegunaan : Zat tambahan
Pemerian : Sepertiga jumlah teroritis air hidrat akibat Perekahan
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol Stabilitas : Sakarin stabil di bawah kisaran kondisi normal
digunakan dalam formulasi. Dalam bentuk massal itu menunjukkan no dekomposisi yang dapat dideteksi dan hanya jika terkena suhu tinggi suhu (1258˚C) pada pH rendah (pH 2) selama lebih dari 1 jam tidak terjadi dekomposisi yang signifikan.
Produk dekomposisi yang terbentuk adalah asam benzoat (ammonium-o-sulfo). Sakarin harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat sejuk dan kering.
Inkompatibiltas : Sakarin dapat bereaksi dengan molekul besar, menghasilkan endapan yang terbentuk
4. Gliserin (FI Edisi III hal : 271-272) Nama resmi : GLYCEROLUM Nama lain : Gliserin RM/BM : C3H8O3 / 92,10 Rumus struktur :
(PubChem, 2022).
Pemerian : Cairan seperti sirop ; jernih, tidak berwarna : tidak berbau ; manis diikuti rasa hangat, higroskopik
Kelarutan : Dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%0 P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Khasiat : Zat tambahan
Kegunaan : Sebagai Emollient dan humegtant Metode sterilisasi : -
Konsentrasi : 3%
Stabilitas : Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak rentan terhadap oksidasi atmosfir di bawah kondisi penyimpanan biasa, tetapi itu berubah menjadi pemanasan dengan evolusi akrolein beracun. Campuran dari gliserin dengan air, etanol (95%), dan propilen glikol adalah stabil secara kimiawi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas : Gliserin dapat meledak jika dicampur dengan oksidator kuat seperti kromium trioksida, kalium klorat, atau kalium permanga nate. Dalam larutan encer, reaksi berlangsung lebih lambat dengan beberapa produk oksidasi sedang dibentuk. Perubahan warna hitam gliserin terjadi dengan adanya cahaya, atau kontak dengan seng oksida atau bismut nitrat dasar. Kontaminan besi dalam gliserin bertanggung jawab atas penggelapan dalam warna campuran yang mengandung fenol, salisilat, dan tanin.
Gliserin membentuk kompleks asam borat,
asam gliseroborat, yaitu asam lebih kuat dari asam borat
5. Metil Paraben (FI edisi VI, 2020 hal : 378)
Nama resmi : METHYLIS PARABENIUM Nama lain : Metil paraben
RM/BM : C8H8O3/ 152, 15 Rumus struktur :
(Pubchem, 2022).
Pemerian : Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau;
tidak mempunyai rasa; kemudian agak membakar diikuti rasa tebal
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam 3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam larutan alkalis hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas, jika didinginkan larutan tetap jernih
Khasiat : -
Kegunaan : Pengawet Metode
sterilisasi
: - Konsentrasi : 0,018%
Stabilitas : Larutan metil paraben dalam air pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoclaving pada 120oC selama 20 menit, tanpa dekomposisi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas : Aktivitas antimikroba dari methylparaben dan paraben lainnya adalah sangat berkurang dengan adanya surfaktan nonionic, seperti itu sebagai polisorbat 80, sebagai hasil miselisasi
6. Aquadest (FI Edisi III, 1979. Hal : 96) Nama resmi : AQUA DESTILLATA Nama lain : Air suling
RM/BM : H2O/18,02
Rumus struktur :
(PubChem, 2022).
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak memilik rasa
Kelarutan : -
Kegunaan : Sebagai pelarut
Stabilitas : Tidak ada reaksi cepat dengan udara. Tidak ada reaksi cepat dengan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas : Air dapat bereaksi dengan obat-obatan dan bahan tambahan lain yang rentan terhadap hidrolisis (dekomposisi dalam adanya air atau uap air) pada suhu yang tinggi. Air juga dapat bereaksi dengan logam alkali seperti kalsium oksida dan magnesium oksida.
Selain itu, air juga bereaksi dengan garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai komposisi, dan dengan bahan organic tertentu dan kalsium karbida
7. Na-CMC
Nama resmi : NATRII CARBOXYMETHIL CELLULOSUM Sinonim : Natrium karboksimetil selulosa
RM/BM : - / -
Rumus struktur :
(Pubchem, 2022).
Kegunaan : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk atau butiran putih atau kuning gading, tidak berbau,dan bersifat higroskopik Kelarutan : Bercampur dengan air, dan praktis dapat
bercampur dngan semua pelarut organic Metode sterilisasi : -
Konsentrasi : 0.1-1.0%
Stabilitas : Natrium karboksimetilselulosa bersifat stabil, meskipun higroskopisbahan. Di bawah kondisi kelembaban tinggi, karboksimetilselulosa natrium dapat menyerap air dalam jumlah besar (>50%)
Inkompatibilitas : Natrium karboksimetilselulosa tidak kompatibel dengan
larutan asam dan dengan garam larut besi dan beberapa lainnya logam, seperti aluminium, merkuri, dan seng. Itu juga tidak kompatibel dengan permen karet xanthan.
Pengendapan dapat terjadi pada pH < 2, dan juga ketika dicampur dengan etanol (95%).
Natrium karboksimetilselulosa membentuk koaservat kompleks dengan gelatin dan pektin. Ini juga membentuk kompleks dengan kolagen dan mampu mengendapkan protein bermuatan positif tertentu.
8. Etnaol
Nama resmi : AETHANOLUM Sinonim : Etanol / Alkohol Rm/Bm : C2H6O /46,07 Rumus struktur :
(Pubchem, 2022) Kegunaan : Sebagai pelarut
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform dan dalam eter.
Metode sterilisasi : Dapat disterilkan dengan autoklaf atau dengan filtrasi (Rowe, 2009)
Stabilitas : Harus disimpan dalam wadah kedap udara, ditempat sejuk. (Rowe, 2009)
Inkompabilitas : Dalam kondisi asam, larutan ethanol dapat bereaksi kuat dengan bahan pengoksidasi.
Campuran dengan alkali bisa menjadi gelap warnanya karena reaksi dari jumlah sisa aldehid.
Garam organik atau akasia dapat diendapkan dari larutan encer atau dispersi. Larutan etanol juga tidak cocok dengan aluminium dan dapat berinteraksi dengan beberapa obat. (Rowe, 2009)
A. RANCANGAN PENGEMASAN & SPESIFIKASI SEDIAAN
VI.1. Alasan pemilihan Wadah (kemasan primer) (min. 3 pustaka)
-
Bagian dalam dari semua tabung yang dapat dilipat tidak menunjukkan tanda-tanda korosi. Jadi, dipastikan bahwa semua wadah tabung yang diformulasikan berbeda serta produk yang dipasarkan menunjukkan kelembaman tabung yang baik (Das. K, et al., 2020).-
Sifat pasta gigi sangat ditentukan oleh karakteristik pengental, seperti: viskositas dan plastisitas. Itu sebabnya pasta mudah diekstrusi dari tabung, tidak menyebar pada sikat, dan mudah didistribusikan di rongga mulut (Podobi. O dan Maryna. L, 2017).-
Sifat pasta gigi sangat ditentukan oleh karakteristik pengental, seperti: viskositas dan plastisitas. Itu sebabnya pasta mudah diekstrusi dari tabung, tidak menyebar pada sikat, dan mudah didistribusikan di rongga mulut. Zat-zat ini, juga berkontribusi terhadap mengurangi abrasivitas pasta gigi sambil mempertahankan sifat pembersihan dan pemolesan (Kuzmin. O, 2017).VI.2. Rancangan Label, Kemasan Sekunder
Komposisi : Kalsium karbonat
Zat tambahan No.batch : 2103004
No. reg : DBL2210310341A1
B. Perhitungan ( perhitungan bahan, tonisitas, buffer, meq, pengenceran)
1. Perhitungan Bahan1. Zat aktif
a. Kalium Karbonat 25 %
=
Untuk 3 wadah = = 3 25 gr = 75 gr 2. Zat tambahan
a.
Natrium lauril sulfat 0,5 %
=
Untuk 3 wadah = 3 0,5 gr = 0,15 gr b. Gliserin 13%
=
Untuk 3 wadah = 3 13 gr = 39 gr c. Na- CMC 0,75 %
=
Untuk 3 wadah = 3 0,75 gr = 2,25 gr d. Metil paraben 0,02 %
=
Untuk 3 wadah = 3 0,02 gr = 0,06 gr e. Menthol 0,005%
=
Untuk 3 wadah = 3 0,05 mg = 0,15 gr f. Na Sakarin 1 %
=
Untuk 3 wadah = 3 1 gr = 3 gr
g. Aquadest ad 100 ml = 100 ml (25+0,5+13+0,75+0,02+0,05+1)
= 100 – 40,32= 59,68 ml Untuk 3 wadah = 3 59,68 ml = 179,04 ml
h. Alcohol q.s
Skema kerja
Na-CMC
Wadah Tube
Dilarutkan Diambil Alat Dan Bahan
Kalsium karbonat + sakarin+
methyl paraben + gliserin
Dimasukkan Dimasukkan Tambahkan Aquadest
Ditimbang
Dimasukkan Ditambahkan air panas 33 mL
Digerus hingga homogenkan
Dimasukkan
Ditambahkan air panas 33 mL
Digerus hingga terbentuk musilago
Dimasukkan ke dalam lumping & alu Natrium lauryl sulfat
Larutkan dengan aquadest
Menthol + etanol
E. Parameter kritis
-
Menurut farmakope edisi V (2014), parameter kritis pada sediaan farmasi yaitu, oksidasi, dekomposisi fotokimi, efek pH, kompatibilitas, suhu serta penyimpanan.-
Beberapa parameter fisikokimia ditentukan untuk formula kontrol dan untuk formulasi yang disiapkan. Viskositas diukur menggunakan Brookfield viskometer pada 30rpm. Daya sebar dan ketebalan lapisan dievaluasi menurut Multimer. Penyebaran mengacu pada % area yang ditutupi oleh jumlah krim yang tetap. Penyebaran sampel dan lapisan ketebalan mengacu pada ketebalan lapisan [dalam mikron]. Semua evaluasi dilakukan dalam rangkap tiga yang disajikan sebagai ratarata ± deviasi standar. Selama penyimpanan dan penanganan formulasi kosmetik, stabilitas termal, viskositas dan kemampuan menyebar adalah parameter utama yang mempengaruhi akseptabilitas formulasi (Zweneza,et al., 2017).-
Formulasi pasta gigi dengan Na-CMC adalah salah satu bahan pengikat berupa senyawa pembentuk gel (gelling agent) yang digunakan 4-8%.Konsentrasi Na-CMC yang berbeda mempengaruhi nilai viskositas dari ketiga formula pasta gigi yang dibuat. Semakin tinggi konsentrasi Na-CMC maka semakin besar nilai viskositasnya. Na-CMC bekerja melalui proses pengembangan dengan cara merangkap atau mengikat air yang ada sehingga molekul-molekul air akan saling berdekatan dan terjadi gaya tarik menarik. Formula pasta gigi yang mengandung Na-CMC 8% mempunyai viskositas paling besar (Zerlin, 2016).
C. Peralatan
1. Lumpang dan alu 2. Lap kasar
3. Lap halus 4. Neraca analitik 5. Sendok tanduk 6. Gelas ukur 7. Batang pengaduk 8. Pipet tetes 9. Gelas kimia 10. Wadah tube 11. Kaca arloji 12. Sudip 13. Beaker glass
D. Syarat dan spesifikasi sediaan (Tiap poin harus disertakan alasan dan berpustaka, jumlah pustaka tidak dibatasi)
No Syarat/
Spesifikasi
Alasan Pustaka
1. Homogenitas Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui/
mengevaluasi pasta gigi Perumusan, pasta gigi berbasis dengan komposisi alami.
(Gautam, et al., 2020)
2. Stabilitas Mempertahankan stabilitas warna bawaan dan tahan terhadap karat permukaan.
(Kahvecioglu et al., 2021)
3. Viskositas Viskositas viscometer Brookfield (Middleboro, MA) dengan spindle 7 Kecepatan rotasi 20 RPM.
Pasta gigi itu dipres menjadi tabung 100 mL dan, Spindle diposisikan dan diputar pada 20 RPM.
(Reis, et al., 2016)
4. PH Syarat nilai pH untuk sediaan pasta gigi berkisar dari 7 sampai 10.
(Cheng, et al., 2020)
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, dkk. 2020. Saudi Journal of Biological Sciences. Elsevier B.V. On behalf of King saud University
Ali, et al. (2020). Common Toothpastes Abrasives and Methods of Evaluating Their Abrasivity. J Oral Res S3(1): 9-15.
Das. K et al. (2020). Formulation And Evaluation Of Stevia Oral Hygiene Preparation: A Noble Herbal Toothpaste. Annals of Phytomedicine 9 (1): 91-97
El-ishaq, dkk. 2014. The Role Of Various Toothpaste In reducatiob Of Bacteria Load In The Mouth. Extensive Journal of Applied Sciences
Epple, M. et al. (2019). A Critical Review of Modern Concepts for Teeth Whitening.
Dent. J, 7 (79)
Gimba, et al. (2014). Investigations of Sodium Lauryl Sulphate and Saccharin
Concentrations in Brands of Toothpaste. Research Journal of Chemical Sciences, 4 (6).
Gupta, et al. (2013). Role of Sugar and Sugar Substitutes in Dental Caries: A Review.
Hindawi Publishing Corporation ISRN Dentistry.
Guy, P.P.K. et al. (2013). Menthol: A Simple Monoterpene With Remarkable Biological Properties. Phytochemistry.
Kuzmin, O. (2017). Determination of The Factor Space of The Process of Extrusion of Sausage Products. Ukrainian Journal of Food Science, 5.
Mahmod,et al. 2020. Citric Acid: Emerging Applications Of Key Biotechnology Industrial Product. Hamburg: Schroter
Muntean, et al. 2019. Toothpaste Composition Effect On Enamel Chtomatic and Morphological Characteristics: In Vitro Analysis.
Park, et al. (2014). Calcium Carbonate and Sodium Chloride for Preventing Dentin Hypersensitivity and Gum Diseases. International Journal of Clinical Preventive Dentistry, 10 (2)
Periyasami. (2019). Artificial Sweeteners. International Journal of Research & Review.
Vol. 6.
Podobii. O and Maryna. L. (2017). Optimization of The Recipe of Toothpaste by Carrageenan Addition. Ukrainian Journal of Food Science, 5.
Rahman,dkk. 2021. Recent Developments Of Carbocymethyl cellulose. MDPI
Sälzer, et al. (2016). The Effectiveness of Dentifrices Without and With Sodium Lauryl Sulfate on Plaque, Gingivitis And Gingival Abrasion—A Randomized Clinical Trial.
Clin Oral Invest, 20: 443–450
Subramanian, et al. (2017). The Role of Abrasives in Dentifrices. Journal of Pharmaceutical Sciences and Research, 9 (2)
Talikder and Nur. 2018. Microbiological Analiysis Of Comminly Usde Toothpaste Sampels In Bangladesh. Stamford Journal of microbiology, 8,(1)
Vannet, et al. (2015). The Evaluation of Sodium Lauryl Sulphate in Toothpaste on Toxicity on Human Gingiva and Mucosa: A 3D in vitro Model. Dentistry, 5 (9)