Armon Fernando Msi, Apt Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa
bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di
tetumbuhan
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan
sumber asal molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu.
Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui,
alkaloid digolongkan menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir.
Golongan Piridina: piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine, cytisine, lobeline, nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine.
Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina
Golongan Tropane: atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine Golongan Kuinolina: kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina,
strychnine, brucine, veratrine, cevadine
Golongan Isokuinolina: alkaloid-alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine, hydrastine, berberine, emetine, berbamine, oxyacanthine
Alkaloid Fenantrena: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine) Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamin
Golongan Indola:
◦ Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin
◦ Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ): ergine, ergotamine, lysergic acid
◦ Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
◦ Yohimbans: reserpine, yohimbine
◦ Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine
◦ Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-hydroxymitragynine
◦ Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine
◦ Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine
Golongan
Terpenoid
:
◦ Alkaloid Aconitum: aconitine
◦ Alkaloid Steroid (yang berkerangka steroid pada struktur yang bernitrogen):
Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)
Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine,
cycloposine, jervine, muldamine)[2]
Alkaloid Salamander berapi (samandarin) lainnya: conessine
Senyawa ammonium quaternary s
:
muscarine
,
choline
,
neurine
Lain-lainnya:
capsaicin
,
cynarin
,
phytolaccine
,
phytolaccotoxin
Alkaloid mengandung atom C, H, O dan pada umumnya juga
mengandung atom N
Alkaloid memiliki rasa pahit sebagai rasa yang khas, aktif
secara fisiologis dan sebagian sangat beracun
Alkaloid dapat dikristalisasi dan beberapa diantaranya
mempunyai bentuk amorf
Alkaloid yang membentuk kristal umumnya berwarna putih Alkaloid dengan asam akan membentuk garam yang akan
larut dalam air, tetapi hampir tidak larut dalam pelarut organik
Alkaloid akan dibebaskan dari garamnya dengan
penambahan alkali
Alkaloid memperlihatkan tipe stereoisomer dan
umumnya bersifat optis aktif
Alkaloid dapat diendapkan oleh reagent Mayer,
1. Reaksi Mayer : HgI2
HgCl2 1 bagian + KI 4 bagian
Cara : zat + pereaksi Mayer timbul endapan
kuning atau larutan kuning bening → + alakohol endapannya larut. Reaksi dilakukan di objek glass lalu Kristal dapat dilihat di mikroskop. Jika dilakukan di tabung reaksi lalu dipindahkan, Kristal dapat rusak. Tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada rumus bangun alkoloidnya.
2. Reaksi Bouchardat
I2 2 bagian + KI 4 bagian + aqua ada 100
Cara : sampel zat + pereaksi Bouchardat → coklat
merah, + alkohol → endapan larut. 3. Sublimat larutan 5%.
Sublimasi dilakukan dengan cincin sublimasi.
Cara: pada objek glass, taruh zat + talk lalu aduk-aduk,
letakkan cincinnya dan taruh objek glass di atas cincin tersebut. Taruh kapas di atasnya, yang dilihat yang di atasnya.
4. Tanin ;larutan 10% (membentuk endapan alkaloid-tannat).
5. Asam pikrat/pikrolin 1% ( membentuk endapan pikrat) 6. Reaksi Kalomel: zat digerus dengan kalomel lalu diberi
Dengan asam kuat : H2SO4 pekat dan HNO3 pekat
(umumnya menghasilkan warna kuning atau merah)
Pereaksi Marquis Zat + 4 tetes formalin + 1 ml H2SO4
pekat (melalui dinding tabung, pelan-pelan) → warna.
Pereaksi Forhde : larutan 1% NH4 molibdat dalam
H2SO4 pekat
Reaksi King Zat + diazo A (4 bagian) + diazo B (1 bagian) +
NaOH sampai alkalis → warna merah intensif.
Reaksi Nelzer Larutan zat dalam alkohol absolut + 1 tetes CuSO4
dan CS2 menghasilkan warna coklat seperti minyak.
Reaksi Mandelin : zat + H2SO4 + FeCl3 menghasikan warna
Reaksi Serulas & Lefort : larutan zat dalam H2SO4 encer + KI +
CHCl3 à dikocok; lapisan CHCl3 akan berwarna.
Reaksi Huseman : zat + H2SO4 pekat à dipanaskan di atas api
sehingga dihasilkan apomorfin + HNO3 65% + KNO3 padat à warna.
Reaksi Bosman: larutan zat dalam H2SO4 encer + KMNO4 à dikocok
dengan CHCl3; lapisan CHCl3 akan berwarna violet kemudian terbentuk endapan coklat.
Reaksi Zwikker : Zat +1 ml Pyridin 10% + CuSO4 à batang panjang tidak
berwarna, Kristal tidak spesifik dan dibuat di objek glass.
Reaksi Mandelin amonium vanadat ½ % dalam air + H2SO4 pekat.
Reaksi Murexide : Zat + 1 tetes H2O2 3 % atau KClO3 padat + 1 tetes
HCl 25%, panaskan di water bath hingga kering à agak Jingga; + NH4OH à warna Ungu
Reaksi Parri : Zat + Co(NO3)2, lalu + uap NH4OH àwarna ungu. Reaksi Vitally
: zat + HNO3 berasap, diuapkan di atas water bath sampai kering, + spir/alkali à ungu, tahan dalam aseton Apomorfin : merah
◦ Strychnine : merah ungu
◦ Veratrin : coklat jingga
Reaksi Lieberrman: H2SO4 pekat + HNO3 pekat
Reaksi Sanchez : zat + p-nitrodiabendazol (p-nitoanilin +NaNO2 + NaOH)à
ungu à jingga.
Reaksi Pesez : zat + H2SO4 + lar. KBr, panaskan di atas water bath à hijau,
Reaksi Thalleiochin : larutan zat dalam asam asetat encer + 1 tetes aqua
brom + NH4OH berlebihàhijau zamrud + kloroformàdifloresensi
Reaksi Erytrochin : larutan zat dalam HCl encer + aqua brom (hingga kuning)
+ kalium ferrocyanida + CHCl3 + NH4OH, kocok homogen → lapisan CHCl3 berwarna merah.
Reaksi Sanchez. (reagen : larutan jenuh p-nitronilin dalam 1% H2SO4 +
NaNO2). Zat + H2SO4 75 % + 1 tetes reagen + NaOH → ungu tua, asamkan dengan H2SO4 → jingga.
Reaksi Feigel : 5 tetes H2SO4 pkt + sedikit yohimbin ad larut + kristal
Reaksi isonitril : Zat + spiritus + KOH → panaskan → ditambah
CHCl3 → panaskan lagi → bau iso nitril (segera diasamkan karena bau beracun/busuk)
Reaksi Runge : Dipanaskan dengan HCl 25% → dinginkan →
ditambah NaOH ad basa lemah → berwarna ungu kotor
Reaksi Indophenol: Panaskan dengan HCl → dinginkan diencerkan
dengan air + phenol + kaporit → nampak ungu kotor → ditambah NH4OH berlebih → berwarna biru + HNO3 à tidak berwarna kuning.
Reaksi Ehrlich : Zat padat + pereaksi p-DAB HCl → berwarna kuning
kenari Reaksi Wassicky : zat + p-DAB +H2SO4 pekat à merah ungu
Reaksi korek api : zat + HCl lalu batang korek api dicelupkan à
Reaksi Kristal dragendorf
Pada objek glass, zat +HCl aduk, lalu teteskan dragendorf di pinggirnya dan jangan dikocok, diamkan 1 menit à Kristal dragendorf
Reaksi Fe-complex & Cu-complex:
Pada objek glass, gas ditetesi dengan Fe-compleks dan Cu-complex lalu tutup dengan cover glass à panaskan sebentar, lalu lihat Kristal yang terbentuk.
Pada objek glass, zat + asam lalu ditaburkan serbuk sublimat dengan
spatel, sedikit saja digoyangkan di atasnya à Kristal terlihat.
Reaksi Iodoform : zat ditetesi NaOH sampai alkali + sol. Iodii lalu
dipanaskan hingga berwarna kuning (terbentuk iodoform), lalu lihat Kristal bunga sakura di mikroskop.
Reaksi Herapatiet. (reagen : air + spirtus + asam cuka biang + sedikit
H2SO4 dan aqua iod sampai agak kuning pada objek glass). Zat + 1 tetes reagen → kristal lempeng (coklat/violet)
1. Alkaloid Derivat Fenil Alanin 1.1 Alkaloid Amin
1.1.1 Efedrin HCl
Asal (efedrin) : Ephedra vulgaris
Organoleptis : serbuk putih halus, tidak berbau,
rasa pahit
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 4 bagian air
Reaksi Identifikasi:
1. Larutan zat dalam air + PbSO4 + NaOH à violet.
2. Larutan zat dalam air +NaOH 0,1 N + 3 ml CCl4 à dikocok , dibiarkan à pisahkan lapisan organik + sedikit tembaga à kocok à keruh lalu terbentuk endapan.
3. Reaksi oksidasi oleh KMnO4 à bau benzaldehid. 4. Reaksi iodoform (+)
5. Reaksi Nelzer: Larutan zat dalam alkohol
absolut + 1 tetes CuSO
4dan CS
2à coklat
minyak.
6. Zat + sulfanilat + NaOH à merah.
7. Larutan zat dalam air + HCl, + H
2O
2+ NaCl
+ 6 tetes NaOH à merah violet.
8. Larutan zat dalam air + AgNO
3à endapan
(AgCl), dicuci dengan air, + NH
4OH à endapan
akan larut kembali.
1.2.1 Morfin
Asal: Papaver somniferum
1.2.1.1 Etil Morfin HCl
Sinonim : Dionin
Organoleptis : kristal putih
Kelarutan : larut dalam 12 bagian air
Reaksi Identifikasi:
1. Reaksi KING, SANCHEZ, dan FESEZ (+)
2. Zat + H2SO4 + FeCl3 à dipanaskan dalam air mendidih à
biru + HNO3 à merah/coklat merah tua.
Reaksi iodoform (+)
Reaksi FROHDE: kuning hijau. Reaksi MANDELIN: kuning hijau.
Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu lama.
Larutan zat dalam HCl + I2 à endapan yang larut dalam
Organoleptis : serbuk hablur atau hablur
jarum mengkilat atau massa berbentuk
kubus; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 25 bagian air
Reaksi Identifikasi:
1. Larutan zat dalam air +1 tetes FeCl
3à biru
(hilang dengan penambahan asam/ etanol
95% /jika dipanaskan).
2. Zat dilarutkan dalam campuran H
2SO
4encer
& air (1:19) + KI à coklat kuning.
3. Zat + H2SO4 + FeCl3 à dipanaskan dalam air mendidih à biru + HNO3 à merah/coklat merah tua.
4. Reaksi KING, SANCHEZ, dan FESEZ (+) 5. Reaksi FROHDE: ungu lalu menjadi hijau. 6. Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu singkat.
7. Reaksi SERULAS & LEFORT: larutan zat dalam H2SO4 encer + KI + CHCl3 à dikocok; lapisan CHCl3 akan berwarna ungu.
8. Reaksi HUSEMAN: zat + H2SO4 pekat à dipanaskan di atas api sehingga dihasilkan apomorfin + HNO3 65% + KNO3 padat à violet merah lalu menjadi merah darah. 9. Larutan zat dalam air +AgNO3 à endapan (AgCl), dicuci dengan air, + NH4OH à
Asal :
Papaver somniferum
Reaksi Umum Kodein:
1. Zat + H2SO4 + FeCl3 à dipanaskan dalam air
mendidih à biru + HNO3 à merah/coklat merah
tua.
2. Reaksi KING, SANCHEZ, dan FESEZ (+) 3. Reaksi FROHDE: kuning-hijau-biru. 4. Reaksi MANDELIN: hijau biru.
5. Reaksi MARQUIS: ungu dalam waktu singkat.
6. Tidak bereaksi dengan FeCl3
7. Zat + H2SO4 + FeCl3 à biru. 8. Zat + NH4OH pekat à merah.
Organoleptis : serbuk hablur putih atau
hablur jarum tidak berwarna.
Kelarutan : larut dalam 20 bagian air
Reaksi Identifikasi:
Larutan zat dalam air + AgNO3 à endapan
(AgCl), dicuci dengan air + NH4OH à endapan
akan larut kembali.
Organoleptis : serbuk hablur atau hablur
berbentuk jarum halus; putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan : mudah larut dalam air; sangat
mudah larut dalam air panas Reaksi Identifikasi:
1. Larutan zat dalam air dinetralkan dengan
NH4OH encer + AgNO3 à endapan kuning perak
fosfat yang larut dalam HNO3 encer & dalam NH4OH encer.
2. Larutan zat dalam HNO3 encer + amonium
molibdat à dihangatkan à endapan kuning kenari terang.
Organoleptis : hablur atau serbuk hablur;
putih; tidak berbau; rasa pahit lalu pedas.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 40 bagian
air
Reaksi Identifikasi:
1. Zat + H2SO4 + FeCl3 à dipanaskan dalam air
mendidih à biru + HNO3 à tidak menghasilkan
warna merah /coklat merah tua.
2. Zat dilarutkan dalam H2SO4 à dipanaskan hingga suhu 160oC à violet.
4. Reaksi ERDMANN: ungu.
5. Reaksi FROHDE: ungu merah kersen.
6. Reaksi MANDELIN: hijau biru.
7. Reaksi MARQUIS: ungu-coklat rosa.
8. Reaksi BOSMAN: larutan zat dalam H
2SO
4encer + KMNO
4à dikocok dengan CHCl
3; à
lapisan CHCl
3akan berwarna violet kemudian
terbentuk endapan coklat.
9. Larutan zat dalam air + AgNO3 à endapan
(AgCl), dicuci dengan air + NH4OH à endapan
akan larut kembali.
2.1 Lobelin HCl
Organoleptis : Bubuk berwana putih, berbau,
rasanya pahit
Kelarutan : Dalam air 1:40, dalam spiritus 1:10
Reaksi Identifikasi:
1. Reaksi Marquis: Ungu (lama) 2. Reaksi Frohde: Kuning Coklat
3. Larutan zat + H 2SO 4 pekat à Tidak berwarna , Lalu + Formaldehid àWarna merah
4. Pemijaran: bau asetopenon 5. Reaksi Kristal: – KOH Padat
- HgCl2
- K 3Fe(CN)6 - Asam pikrat
3.1 Kofein
Organoleptis : Serbuk atau bentuk jarum
mengkilat biasanya menggumpal. Berwarna putih, Rasanya pahit, Tidak berbau Bersifat netral terhadap kertas lakmus.
Kelarutan : Dalam air = 1:20, mudah larut dalam
spiritus dan CHCl3, sukar larut dalam eter, agak
1. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan pada suhu 80 selama 4 jam dan didispersikan dalam paraffin cair pekat menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada kofein PK.
2. Reaksi Murexide: Violet. Warna ini akan hilang jika ada penambahan larutan alkali.
3. Larutan zat dalam air + I2 à tidak terjadi nedapan; + HCl à endapan Coklat, larut dalam NaOH
Larutan zat + larutan tannin dalam air àendapan putih
dalam reagen berlebih
Larutan jenuh + larutan HgCl2 5% à endapan putih,
rekristal dengan pemanasan akan tampak kristal jarum panjang
Organoleptis : Bubuk putih, rasa pahit, warna agak coklat Kelarutan : Larut dalam alcohol, CHCl3
Tidak larut dalam air
Reaksi Identifikasi:
Reaksi Frohde à ungu-hijau Reaksi Marquis à ungu
Reaksi Mandellin à cklat rose
Zat + H2SO4+ FeCl, dipanaskan à ( – ); ini yang membedakan
Diuretin dengan Morphin dan codein
Larutan zat + K3Po(CN)6 + FeCl3 à hijau berlin, biru berlin Zat + dinitro benzene , aduk, + NaOH à ungu muda-kuning Zat + H2SO4 + larutan KBr dipanaskan di water bath à warna
coklat, kocok dengan CHCl3, lapisan CHCl berfluoresensi biru
Seluras dan Lepori: ( + )
Zat + H2O2 + HNO3 + 1 tetes CuSO4 à kuning jingga Zat + HAC + NaNO2 à kuning muda
Organoleptis : Bubuk hablur, berwarna putih, berfluorosensis ungu biru
Kelarutan : Dalam air = 1:0.03, dalam Spiritus= 1:0.02 , dalam eter= 1: 0.004.
Reaksi Identifikasi:
Raksi Murexide ( + ) Parri (- )
Zat + larutan tannian à Endapan putih
Zat + HCl + Aq. Iod àEndapan coklat à hijau tua Reaksi Kristal
Dragendorf Fe-kompleks Cu-kompleks
Organoleptis : Serbuk hablur, berwarna putih,
tidak berbau, rasa pahit, mantap di udara.
Kelarutan : Dalam air = 1:180, dalam spiritus =
1:80, tidak larut dalam eter, sukar larut dalam CHCl3, mudah larut dalam air panas, larut dalam 120 bagian etanol 95%, mudah larut dalam alkali hidroksida dan dalam ammonia encer.
Raksi Murexide ( + )
Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromide menunjukan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada teofilin BPFI
Larutan jenuh + larutan tannin à endapan yang larut
dalam pereaksi yang berlebihan
Fluoresensi
◦ Zat padat: biru muda
◦ Dalam H2SO4: biru
Larutan + NH4OH + AgNO3 à Endapan seperti selai
yang larut dalam HNO3
ROUX à Memberiksn warna hijau stabil Reaksi Parri à ungu
Zat + aq. Brom à endapan putih stabil
Organoleptis : Bubuk atau serbuk, berwarna
putih agak kekuningan, bau lemah mirip amoniak, rasanya pahit
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, jika
dibiarkan mungkin menjadi keruh, Praktis tidak larut dalam etanol 95% , Praktis tidak larut dalam eter
Reaksi Identifikasi:
1. Larutkan zat dalam 10 ml air, netralkan
dengan asam klorida encer à endapan putih. Saring lalu cuci endapan dengan air, keringkan pada suhu 105 ; suhu lebur endapan lebih kurang 272. Lakukan idendifikasi lagi:
10 mg zat dalam cawan porselen + 1 ml HCl + 10 tetes larutan hidrogenperoksida, lalu uapkan di atas tangas air hingga kering; jika ditempatkan di atas wadah yang berisi beberapa tetes ammonia encer à warna ungu, yang hilang dengan tambahan larutan alkali
Larutan + NH4OH + AgNO3 à endapan seperti selai yang larut dalam HNO3 Dari filtrat yang diperoleh dari identifikasi A tambahkan 1 ml campuran 1
bagian volume benzoilklorida dan 2 bagian volume eter. Tambahkan larutan natrium hidroksida 8% b/v secukupnya hingga alkalis, kocok, saring. Cuci nedapan dengan 10 ml air, larutkan dalam 2 ml etanol 90% hangat. Tambahkan 5 ml air à hablur, keringkan pada suhu 105; suhu lebur hablur lebih kurang 249
Organoleptis : serbuk putih, tidak berbau, rasa agak pahit,
sedikit asam, larutan bereaksi terhadap kertas lakmus
Kelarutan : Mudah larut dalam air hangat. Jika diencerkan
dengan volume air sama, pelahan-lahan kofeina terpisah sebagian yang dengan penambahan air larut kembali.
Reaksi Identifikasi:
Larutkan lebih kurang 20 kurang 20 mg dalam 1 ml asam klorida
dalam cawan porselen, tambahkan 100 mg kalium klorat, uapkan di atas air hingga kering. Tempatkan cawan terbalik di atas bejana yang berisi beberapa tetes ammonia; sisa berwarna lembayung yang dengan penambahan larutan alkali akan hilang.
Pada 5 ml larutan 1% b/v tambahkan 1 ml larutan raksa (III)
sulfat, panaskan hingga mendidih, tambahkan 1 ml larutan kalium permanganate: terbentuk endapan putih.
Hablurkan kembali sisa yang diperoleh pada Penetapan kadar
kofeina dengan air panas, keringkan pada suhu 80 selama 4 jam; suhu lebur hablur antara 235 dan 237.5
4.1 Alkaloid Pirolidin
4.1.1 Striknin Nitrat (Strychni Semen)
Organoleptis
:
Bubuk
kristal
jarum,
mengkilap, tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa sangat pahit.
Kelarutan : Dalam air (1:60), spirtus
Vitally : ungu + aseton → merah rosa
Zat + HCl pekat lalu dipanaskan +
NaNO2 → merah darah
Zat + K2Cr2O7 padat + H2SO4 pekat,
aduk-aduk → merah ungu larutan diuapkan
hingga kering, tambah lagi reagen → ungu
4.2.1 Kinin (Chininum)
Organoleptis : hablur putih, pahit
Kelarutan : dalam air (1:4800), spiritus (1:1).
Dalam H2SO4 berfluoresensi biru kuat
Reaksi Identifikasi:
Reaksi Thalleiochin → hijau zamrud (warna ini
dapat dihasilkan pula jika dikocok dengan kloroform).
Reaksi ini positif terhadap :
◦ cinchonin & cinchonidin → endapan putih
◦ codein → merah rosa
◦ morfin → coklat merah
2. Reaksi Erytrochin → lapisan CHCl3 berwarna
merah.
3. Reaksi Sanchetz → ungu tua, asamkan
dengan H2SO4 → jingga
4. Reaksi Herapathiet : zat + 1 tetes reagen →
kristal platces (coklat/violet), spesifik untuk
kinin.
5. Reaksi kristal :
◦ Zat + ammonium oksalat → endapan (+) hanya pada kinin
◦ Zat + pereaksi mayer → endapan (+)
Reaksi identifikasi :
Pada 5ml larutan 0,1% b/v tambahkan 2 atau 3 tetes larutan
brom P dan 1ml amonia encer P → terjadi warna hijau zamrud.
Pada larutan 0,5% b/v tambahkan asam sulfat encer P volume
Organoleptis : hablur jarum mengkilat, putih,
tidak berbau, sangat pahit.
Kelarutan : larut dalam lebih kurang 25
bagian air, dalam lebih kurang 2 bagian
etanol (90%) P dan dalam lebih kurang 2
bagian kloroform P ; sangat sukar larut dalam
eter P.
Reaksi identifikasi:
Larutkan 5mg dalam 10ml air, tambahkan 1
tetes asam sulfat encer P → terjadi
fluorosensi biru kuat.
Pada 5ml larutan 0,1% b/v tambahkan 2
sampai 3 tetes larutan brom P, dan 5 tetes
amoniak P → terjadi warna hijau zamrud.
Organoleptis : kristal jarum ortokrombik
Kelarutan : Larut dalam alkohol (1:60),
alkohol panas (1:2), kloroform (1:110), eter
(1:500), praktis tidak larut dalam air
Reaksi Identifikasi:
Reaksi Fluoresensi
◦ Larutan zat dalam air tidak berflouresensi
◦ Larutan zat dalam asam asetat glasial + H2SO4 + formalin → berflouresensi (+)
Reaksi warna (-) terhadap Erythrochin,
Organoleptis : kristal jarum putih berasa pahit Kelarutan : alkohol,eter, CHCl3 mudal larut
Reaksi Identifikasi:
Marquis : hijau coklat Frohde : biru hijau Wassicky : ungu
Zat + HNO3 pkt : hijau tua + KOH spir → merah Zat + H2SO4 + K2Cr2O7 pdt → ungu – biru muda
Organoleptis : hablur mengkilap, tidak berbau,
dan tidak berwarna
Kelarutan : dalam air (1:0,5), dalam spiritus
- Zat padat + H2SO4 conc. + K2Cr2O7 padat diaduk : ungu → biru hijau
- Reaksi esterifikasi → bau wangi etilasetat
- Ditambah Aq.Brom : mula warna hilang, bila berlebihan : timbul endapan putih
- Reaksi isonitril : (+), bau iso nitril
- Reaksi Runge → berwarna ungu kotor - Reaksi Indophenol → berwarna biru
- Ditambah HNO3 : tidak berwarna kuning (berbeda dengan phenacetin)
Organoleptis : hablur, berwarna putih dan berasa pahit
Kelarutan : dalam air (1 : 0,06), dalam spiritus (1 : 6,7), dalam eter (1 :
1,5)
Reaksi untuk identifikasi:
- Reaksi Bouchardat : (+)
- Zat padat + K2Cr2O7 +H2SO4 pekat → aduk hijau
- Zat + HCl → dipanaskan → saring + air → filtrat + K2Cr2O7 → berwarna merah ungu
- Reaksi esterifikasi → bau wangi etilasetat - Reaksi indophenol : ungu
- Reaksi Ekkert :
Zat + resorchin + H2SO4 pekat → panaskan
diatas api kecil ad mendidih → dinginkan → tambahkan air + NaOH ad basa → menghasilkan warna ungu merah, berfluorosensi merah coklat
Zat + H2SO4 pekat → panaskan lalu dinginkan →
ditambah air + resorchin + NaOH + I2 →
menghasilkan warna ungu tua → ditambah HCl berlebih → berwarna ungu kuning
Organoleptis : serbuk hablur, putih, tidak
berbau, rasa sedikit pahit
Kelarutan : Larut dalam air mendidih dan
dalam Natrium hidroksida 1N, mudah larut
dalam etanol
Reaksi untuk identifikasi:
- Uji fenol : larutan zat + FeCl3 → larutan
berwarna ungu-biru
- Uji adanya amina aromatis : Zat + NaOH +
etanol dipanaskan → larutan berbau isonitril
(bau busuk)
Organoleptis : serbuk hablur putih, berasa pahit
Kelarutan : dalam air (mudah), dalam methanol (mudah), dalam
eter (tidak larut)
Reaksi untuk identifikasi:
- Reaksi Mayer : (+)
- Reaksi Bouchardat : (+)
- Reaksi Ehrlich : berwarna kuning kenari - + FeCl3 : biru-hijau, hijau-kuning
- + HNO3 : biru, hijau-kuning - + HCl + hypoklorit : biru hijau - + KMnO4 : warna hilang
Organoleptis : serbuk hablur tidak
berwarna atau putih, tidak berbau dan agak pahit
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam
air, mudah larut dalam etanol dan kloroform, agak sukar larut dalam eter
Reaksi untuk identifikasi:
- Larutan dalam air bersifat netral
- + aq.brom : terbentuk endapan putih - Reaksi Mayer : (+)
- Zat + HCl 0,5 N + pereaksi (HgCl2 + KI + aquadest) → timbul endapan kuning
- Reaksi Bouchardat : (+), pereaksi harus banyak - Reaksi Marquis : jingga terang
- pereaksi Millon : Larutan zat dalam air + pereaksi Millon : berwarna kuning-hijau
- + FeCl3 : merah darah, ditambah H2SO4 dil. : kuning
- Larutan zat dalam air + NaNO2 + HCl dil. : berwarna hijau dan timbul kristal hijau (lama)
-Zat + pyramidon + HNO3 encer → berwarna merah coklat - Zat + HNO3 encer (jika perlu dipanaskan) → berwarna
kuning
- Zat + H2SO4 dil. + KNO2 → hijau
- Larutan zat dalam air + asam tannat → panaskan → timbul endapan putih
Sinonim : aminofenazon, aminopirin
Organoleptis : serbuk hablur putih, tidak berbau,
agak pahit
Kelarutan : Dalam air 1:18, dalam spiritus 1:1,5 ,
larut baik dalam eter dan kloroform.
Reaksi untuk identifikasi:
- Zat + HCl dil + NaNO2 à ungu biru - Reaksi Mayer à (+)
- Reaksi Bouchardat à (+)
- Zat + FeCl3 à ungu; + H2SO4 dilut à merah darah-violet
- Zat + AgNO3 à biru ungu, endapan abu-abu
- Zat + HNO3 pekatàkuning hijau abu-abu, berlebihan akan hilang
Organoleptis : hablur putih, berbentuk bulu atau jarum, tidak berbau, tidak
berasa, jika dikunyah agak pahit
Kelarutan : dalam air (tidak larut), dalam spiritus (1:2) Reaksi untuk identifikasi:
- Larutan zat dalam H2SO4 : berfluorosensi biru
- Zat + 10 ml HCl (p) 0,25%, kocok kuat, saring. Pada 5 ml filtrat tambahkan 2-3 tetes brom dan 1 ml NH4OH (e) → terjadi warna hijau
- Zat + asam asetat + H2SO4 (p) → dipanaskan diatas waterbath → menghasilkan bau etil asetat
- Zat + 2 ml NH4OH + 5 ml I2 → panaskan diatas penangas → timbul bau iodoform - Zat + 10 ml KOH (p) 2,5% dalam etanol → mula-mula larut, berangsur-angsur
Organoleptis : serbuk hablur putih, tidak berbau,
berasa pahit
Kelarutan : mudah larut dalam air, praktis tidak
larut dalam etanol, kloroform dan eter.
Reaksi untuk identifikasi:
- Larutkan 25 mg dalam 20 ml air, tambahkan 8 ml larutan trinitrofenol P. cuci endapan dengan air, etanol (95%) P, dan eter P; suhu lebur
endapan lebih kurang 207o
- Lapisan air yang diperoleh pada PK setelah penyarian klorokuin, netralkan dengan asam nitrat encer P. tambahkan larutan amonium molibdat P volume sama, hangatkan; terbentuk endapan kuning
Sinonim : etil aminobenzoat
Organoleptis : serbuk hablur, putih, tidak
berbau, agak pahit disertai rasa tebal
Kelarutan : sangat sukar larut dalam air,
mudah larut dalam etanol (95%) P, mudah
larut dalam kloroform P, mudah larut dalam
eter P.
Reaksi untuk identifikasi:
- Zat + p-DAB HCl à jingga menggumpal
- Reaksi Liebermann à (+)
- Reaksi Marquis à (+)
- Panaskan lebih kurang 50 mg dengan 0,1 ml
asam asetat P, dan 0,25 ml asam sulfat P à
bau etilasetat
Organoleptis : serbuk hablur, putih agak
kekuningan, bau khas mantap di udara
Kelarutan : praktis tidak larut dalam
air, sangat larut dalam alkohol dan
kloroform, mudah larut dalam eter, larut
dalam minyak.
Reaksi untuk identifikasi:
- 100 mg zat larutkan dalam 1 ml etanol
(95%) P tambahkan 10 tetes larutan kobalt (II)
klorida P, kocok selama 2 menit à hijau
terang dan endapan halus.
Organoleptis : hablur kecil, putih atau serbuk
hablur putih; tidak berbau; rasa agak pahit;
menunjukkan sifat anestetika lokal jika
diletakkan di atas lidah.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut
dalam etanol, sukar larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter.
Reaksi Identifikasi :
- Reaksi Meyer = terbentuk endapan putih, larut dalam HCl
- Reaksi Bouchardat = (+), larut dalam HCl - Reaksi pDAB HCl = jingga
- Zat + NaOH, dipanaskan = maka akan keluar
- Reaksi korek api = (+)
- KMnO
4/asam : warna hilang
- Reaksi diazotasi = (+)
- Calomel reduksi = (+)
- KMnO
4/ basa = ungu-hijau (biru)
Reaksi Kristal :
- HgCl
2- Asam pikrat : mula seperti minyak
- Mayer = bagus
Sinonim : Isonicotinathidrazid/Isoniazid
Organoleptis : hablur tidak berwarna atau serbuk
hablur putih, tidak berbau, rasa agak pahit, terurai perlahan-lahan oleh udara dan cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar
larut dalam etanol (95%), sukar larut dalam kloroform dan eter
Reaksi identifikasi :
- Isoniazid + AgNO3 = mereduksi
- Isoniazid + Ag ammoniakal = mereduksi - Reaksi Luf dan Fehling positif (+)
- Isoniazid + vanillin + methanol + HCl = kuning hijau (spesifik)
- Isoniazid + salisilaldehid = kuning muda
- Isoniazid + asam fosfomolibdat + NH4OH = warna biru
- Jika dipijar, menimbulkan bau piridin, meleburkan uapnya kuning muda
- Isonitril = (+)
- Isoniazid + CaOCl3 + CHCl3 = lapisannya merah
Inti Pyridin
- zat + Na2CO3 dilebur = bau piridin +
CNBr + annilin = merah jingga
- larutan dalam methanol + HCl + DAB =
merah coklat, kadang-kadang kuning
- DAB HCl = jingga kuning
- Korek api = (+)
- Roux = merah cokelat
- NaOH = dipanaskan keluar NH3
Reaksi Kristal
- Dragendorf
- Fekompleks
Dyhydrocodeini HCl
Organoleptis : kristal putih
Kelarutan :larut dalam air, sedikit larut dalam
alkohol, tidak larut dalam kloroform dan eter. Dicodid bitartras larut dalam air.
Reaksi identifikasi
- Marquis = Ungu
- Frohde = kuning-biru-hijau
- Larutan dalam H2SO4 + 1 tetes HNO3 + 1 ml air = kuning citroen
- Frohde + hexamine = hijau rumput –cokelat
Reaksi Kristal
- K3Fe(CN)6 : Kristal jarum besar-besar - Dragendorf
Organoleptis : Kristal putih, berbau, rasa pahit
Kelarutan : kelarutan dalam air 1: 5000, dalam spiritus 1: 40,
CHCl3 1: 4
Reaksi identifikasi :
- Zat + H2SO4 pekat = larutan berwarna kuning, pada pemanasan lalu menjadi cokelat orange
- Zat H2SO4 25% tidak berwaarna, + beberapa tetes FeCl3 = merah ungu
- Larutan dalam spiritus + KOH padat = merah
- Santonin + Na salisilat, dilebur = merah + air = larutan merah - Zat + H2SO4 pekat + resorsin, panaskan + air = cokelat kuning
dengan flouresensi hijau kuat
Reaksi Kristal
- Larutan dalam air + Ca asetat = Kristal - Pb asetat = kristal kuning
- Pyridin + air = Kristal