CASE METHOD
MANAJEMEN PROYEK
Dosen Pengampu
Dr. Ir. Putri Lynna A. Luthan, M. Sc Prof. Dr. Nathanael Sitanggang, ST., M. Pd
Disusun Oleh
Ance Fungki Manik (5203250026) Irfani E. A. Napitupulu (5202250002)
Odelia Pininta Sinaga (5203250012)
PROGRAM STUDI S1 TE KNIK SIPIL JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan Case Method ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari Case Method ini adalah “Kurang Optimalnya Penjadwalan Tiap Lingkup Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan USB SMA Negeri 1 Angkola Julu”.
Tujuan dari pembuatan Case Method ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Proyek, serta untuk menambah ilmu pengetahuan tentang Kasus- kasus Pembangunan dalam proyek kontruksi.
Pembuatan makalah ini tidak didasari oleh pemikiran penyusun sendiri, melainkan data dari lapangan dan berbagai jurnal dan sumber lain. Hal itu dilakukan untuk membantu, mempermudah serta memberikan wawasan dan ilmu yang bermanfaat kepada para pembaca. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas kepada penyusun.
Dalam penyusunan tugas Case Method ini penyusun merasa masih terdapat banyak kekurangan baik pada penulisan maupun materi yang disampaikan, oleh karena itu penyusn mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaa tugas ini. Penyusun mengharapkan semoga Case Method ini dapat berguna bagi penyusun dan dapat menjadi inspirasi bagi pembaca.
Medan, September 2022
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penulisan ... 2
1.4 Manfaat Penulisan ... 2
BAB II KAJIAN TEORI ... 3
2.1 Definisi Proyek ... 3
2.2 Pengertian Manajemen Proyek ... 3
2.3 Sistem Manajemen Proyek ... 5
2.4 Perencanaan Proyek ... 5
2.5 Pengendalian Proyek ... 6
2.6 Penjadwalan Proyek ... 8
BAB III PEMBAHASAN KASUS ... 10
3.1 Gambaran Umum Proyek ... 10
3.2 Penjadwalan Tiap lingkup Pekerjaan pada Proyek Pembangunan USB SMA Negeri 1 Angkola Julu ... 11
3.3 Solusi Mengatasi Permasalahan ... 12
BAB IV PENUTUP ... 16
4.1 Kesimpulan ... 16
4.2 Saran ... 16
DAFTAR PUSTAKA ... iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah ditetapkan dengan jelas. Proyek adalah alokasi sumberdaya tertentu seperti sumberdaya manusia, material, peralatan dan modal yang digunakan untuk menunjang pekerjaaan proyek agar dapat terlaksana dengan baik. Harus mengetahui karakteristik-karakteristik pekerjaan.
Pada pelaksanaan proyek harus diselenggarakan secara menyeluruh mulai dari perencanaan, pembangunan fisik, sampai dengan pemeliharaan yang melibatkan bermacam-macam unsur dan komponen pendukung. salah satu bagian dari manajemen proyek yang memegang peranan cukup penting adalah organisasi proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat pengorganisasian yang baik.
Pengorganisasian tersebut dengan merupakan pengelolaan proyek dengan tujuan mengatur tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan dalam mencapai sasaran.
Proyek pembangunan unit sekolah baru SMA negeri 1 Angkola Julu yang berlokasi di kabupaten Tapanuli Selatan ini merupakan proyek pembangunan sekolah dibawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara yang bermaksud untuk memenuhi kebutuhan primer masyarakat sekitar yaitu kebutuhan sekolah yang berkualitas serta unggulan, semakin banyak pemukiman di daerah tersebut maka semakin banyak pula calon murid yang akan mendaftar di sekolah tersebut. Proyek pembangunan sekolah ini sangat mendukung dalam segi sarana dan prasarananya itu sendiri sebab proyek sekolah ini dibangun pada lahan yang cukup luas serta akan dilengkapi berbagai fasilitas yang sangat memadai dan juga jalan akses yang akan mudah untuk dilalui.
Proyek pembangunan USB SMA Negeri 1 Angkola Julu diperlukan pengawasan manajemen yang baik demi kelancaran pelaksanaan proyek. Kontraktor selalu berusaha mengerjakan proyek-proyeknya supaya selesai tepat waktu. Banyak kegiatan dan pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek menimbulkan banyak
2
permasalahan yang bersifat kompleks. Kompleksitas proyek tergantung dari jumlah dan macam kegiatan dalam proyek serta sistem penjadwalan proyek. Oleh karena itu diperlukan suatu manajemen waktu untuk mengentegrasikan seluruh sumber daya yang dimiliki sehingga mampu menyusun time schedule dengan benar agar dapat menghasilkan jadwal yang efektif dan efisien, sehingga proyek selesai tepat waktu.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada pada kasus yang terjadi pada proyek yaitu kurang optimalnya penjadwalan tiap lingkup pekerjaan pada proyek pembangunan sekolah sebagai berikut :
1. Apa jenis proyek pembangunan yang akan dianalisis?
2. Bagaimana penjadwalan tiap lingkup pekerjaan pada proyek pembangunan USB SMA Negeri 1 Angkola Julu?
3. Apa solusi yang tepat untuk mengatasi masalah pada proses perencanaan proyek pembangunan tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini antara lain :
1. Untuk mengetahui jenis proyek pembangunan yang sedang berlangsung pada saat ini
2. Mengetahui bagaimana penjadwalan tiap lingkup pekerjaan apakah sudah dilakukan dengan baik atau tidak
3. Menganalisis solusi yang tepat untuk mengatasi masalah yang terjadi pada proses perencanaan proyek pembangunan
1.4 Manfaat penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Dapat mangetahui proyek yang sedang berlangsung di wilayah sumatera utara, bagaimana gambar kerja, organisasi, dan rencana anggran biaya yang diterapkan 2. Menambah wawasan bagi penyusun dan pembaca mengenai optimalisasi
penjadwalan tiap lingkup pekerjaan pada proyek pembangunan
3. Dapat mengetahui solusi yang tepat dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam merencanakan sebuah proyek pembangunan
3
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Defenisi Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah ditetapkan dengan jelas. Proyek adalah alokasi sumberdaya tertentu seperti sumberdaya manusia, material, peralatan dan modal yang digunakan untuk menunjang pekerjaaan proyek agar dapat terlaksana dengan baik. Harus mengetahui karakteristik-karakteristik pekerjaan (Suharto, 1995). Berikut ciri-ciri proyek antara lain :
a. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir
b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah ditentukan
c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya proyek. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas
d. Non rutin, tidak berulang-ulang, jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung
2.2 Pengertian Manajemen Proyek
Menurut Husen (2008), pengertian manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan, cara teknis yang terbaik dengan sumber daya yan terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu, dan waktu, serta keselamatan kerja.
Manajemen proyek muncul karena semakin dibutuhkannya penanganan yang spesifik untuk mendapatkan efektifitas dan efisien suatu proyek. Project management Institute mendefinisikan manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk aktivitas proyek guna memenuhi atau melampaui kebutuhan yang diharapkan stakeholder dari proyek tersebut. Untuk membantu manajer proyek memenuhi kriteria keberhasilan ini, project management institute mengakui lima kategori aktivitas proyek yang umumnya disebut sebagai “proses proyek” seperti pada gambar di bawah ini :
4
a. Memulai Proyek, mencakup kegiatan memulai proyek dan memulai fase-fase lain di dalam proyek
b. Perencanaan, aktivitas perencanaan mencakup penyusunan rencana proyek, struktur perincian kerja, dan menyusun jadwal. Proses perencanaan mungkin unsur terpenting di dalam sebuah proyek karena perencanaan yang tepat dapat menghemat waktu dalam pelaksanaan proses
c. Pelaksanaan. Aktivitas pelaksanaan adalah aktivitas pelaksanaan kerja proyek actual. Dalam konstruksi, ini seperti kegiatan pembangunan fondasi, membangun dinding, dan menginstal perlengkapan
d. Pengendalian atau control. Pengendalian adalah mengukur dan memonitor pelaksanaan aktivitas dan membantu manajer proyek mengevaluasi kemajuan proyek dari segi waktu, biaya dan mutu
e. Penyelesaian. Aktivitas penyelesaian atau penutupan mencakup pengakhiran fase dan proyek serta mengambil pelajaran penting yang membantu meningkatkan efektivitas proyek di masa depan.
Memulai Perencanaan
Pelaksanaan Pengendalian
Penyelesaian
5 2.3 Sistem Manajemen Proyek
Manajemen waktu proyek mencakup segala proses yang diperlukan untuk memastikan proyek selesai tapat pada waktunya. Sistem manajemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya perencanaan dan penjadwalan proyek, dimana dalam perencanaan dan penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk menyelesaikan aktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien (Clough dan Sears, 1991). Sumber daya dalam proyej konstruksi biasa disebut dengan istilah 5 M, yang terdiri dari :
a. Men (manusia)
b. Material (bahan-bahan untuk pengerjaan konstruksi) c. Machine (mesin/peralatan)
d. Money (uang)
e. Methods (metode/cara pelaksanaan)
3.3 Perencanaan Proyek
Perencanaan merupakan proses peletakan dasar tujuan dan sasaran termasuk penyiapan segala sumberdaya untuk mencapainya. Ini berarti memiliki dan menentukan langkah-langkah kegiatan di masa datang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Tujuan perencanaan :
a. Memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumberdya untuk melaksanakan kegiatan
b. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek c. Dasar pengaturan alokasi sumber daya
d. Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari pentingnya unsur waktu
e. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian Unsur-unsur perencanaan :
a. Jadwal
b. Prakiraan/peramalan c. Sasaran
d. Kebijakan dan prosedur e. Anggaran
6 2.5 Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek adalah proses memantau, mengkaji dan mengadakan koreksi dan membimbing agar kegiatan proyek menuju kea rah sasaran yang telah ditentukan. Proses pengendalian proyek :
a. Menentukan sasar yang diinginkan b. Lingkup kegiatan
c. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran
d. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan
e. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria dan sasarn yang telah ditentukan
f. Mengadakan tindakan perbaikan
1. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya terutama bertujuan menjamin agar biaya akhir proyek tidak melampaui rencana anggaran pelaksanaannya dan harus dimonitor pada saat tertentu dan rutin. Posisi proyek pada saat monitor tidak terlepas dari status (kemajuan) proyek sehingga diperoleh dengan membandingkan total pengeluaran yang didapat dari laporan keuangan dengan proyeksi rencana anggaran tingkat kemajuan tercapai pada saat yang sama (laporan progress).
Pengendalian biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya per area, seperti biaya kantor pusat dan lapangan, atau biaya jenis pekerjaan, seperti biaya engenineering, pembelian dan konstruksi.
2. Pengendalian Waktu
Pengendalian waktu yang dilaksanakan di lapangan adalah untuk menjaga agar waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana jadwal waktu yang telah ditetapkan sehingga dapat diketahui kemajuan proyek
Dalam pengendalian terhadap waktu ini diperlukan penunang agar proses pengendalian dapat tercapai yaitu diperlukannya data-data penting untuk dirubah menjadi informasi manajemen yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Alat penunjang yang dimaksud adalah :
7
a. Laporan kemajuan pekerjaan (progress report) termasuk mencakup informasi status kemajuan biaya, hambatan-hambatan, kecenderungan pembiayaan, analisis penyimpangan yang meliputi setiap aspek kinerja masing-masing kegiatan
b. Perkiraan penyelesaian dikaitkan dengan target persentase kemajuan setiap hari, minggu atau bulan yang diarahkan pada pencapaian jadwal keseluruhan
3. Rencana Kerja
Yang dimaksud dengan rencana kerja (time schedule) yaitu suatu pembagian waktu yang terperinsi yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari bagian-bagian pekerjaan permulaan sampai dengan bagian- bagian pekerjaan akhir. Rencana kerja dan jadwal proyek merupakan tulang punggung keseluruhan proses konstruksi sehingga harus dibuat berdasarkan pada sasaran dan pencapaian target yang jelas. Bahan-bahan yang diperlukan untuk penyusunan rencana kerja, antara lain :
a. Daftar volume pekerjaan
Daftar volume pekerjaan diperoleh dari perhitungan pisture-pisture rencana atau pisture bestek. Hasil perhitungan berupa jumlah atau volume dari jenis atau macam pekerjaan menurut masing-masing satuan pekerjaan
b. Buku analisa
Untuk pekerjaan-pekerjaan sederhana atau kecil dengan konstruksi ringan dapat digunakan buku analisa BOW, sedang untuk pekerjaan-pekerjaan besar menggunakan alat peralatan standardisasi analisa yang lain
c. Tenaga kerja dan peralatan
Kebutuhan dan kemampuan tenaga untuk mengerjakan masing-masing jenis pekerjaan perlu diperhitungkan baik mengenai jumlah maupun kualitas, cukup atau tidaknya persedian tenaga setempat atau kemungkinan harus mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah
d. Data lapangan
Penelitian dan pengumpulan data lapangan dari keadaan lapangan secara terperinsi sangat diperlukan, dari data ini dapat diperhitungkan waktu menurut kenyataan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
8 4. Menyusun Urutan Kegiatan
Menyusun urutan dan hubungan suatu kegiatan merupakan suatu hubungan logika keterkaitan antara kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu proyek.
Hubungan logika keterkaitan yang ada berdasarkan metode konstruksi yang terjadi, dimana suatu kegiatan akan dapat dimulai setiap saat ataupun baru dapat dilakukan setelah atau sebelum kegiatan yang lain dilaksanakan
Untuk menyusun urutan kegiatan yang mengikuti logika ketergantungan akan dipermudah dengan menjawab pertanyaan berikut :
a. Kegiatan apa yang dimulai terlebih dahulu?
b. Mana kegiatan berikutnya yang akan dikerjakan?
c. Adakah kegiatan-kegiatan yang dapat berlangsung sejajar?
d. Perlukah mulainya kegiatan tertentu menunggu yang lain?
2.6 Penjadwalan Proyek
Penjadwalan dalam suatu proyek ialah aktivitas untuk memastikan durasi waktu aktivitas proyek yang wajib dituntaskan, perihal ini meliputi material, tenaga kerja dan waktu yang diperlukan dalam tiap kegiata pekerjaan. Penjadawalan proyek merupaka salah satu elemen gagasan ataupun perencanaan yang diwajibkan mampu memberikan data tentang agenda rencana serta kemajuan proyek dalam kinerja sumber energy berbentuk bayaran, tenaga kerja, perlengkapan serta material dan rencana durasi proyek serta progres waktu buat menuntaskan proyek.
Penjadwalan ataupun scheduling ini mengalokasikan waktu yang ada untuk melakukan masing-masing pekerjaan dalam rangka menuntaskan suatu proyek hingga tercapai hasil sangat efisien serta efektif dengan memikirkan keterbatasan serta kekurangan yang terdapat (Abrar Husen,2010).
Manfaat dari penjadwalan (Abrar Husen,2010), diantaranya :
a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas
b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan realistis dalam penentuan alokasi proiritas terhadap sumber daya dan waktu c. Memberikan sarana untuk memperhitungkan kemajuan pekerjaan
d. Menghindari konsumsi sumber energy yang berlebihan, dengan harapan proyek bisa berakhir saat sebelum waktu yang diresmikan
9
e. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan merupakan sarana penting dalam pengendalian proyek
Untuk itu penjadwalan dan perencanaan merupakan kunci utama pelaksanaan dalam suatu proyek agar tujuan yang dicapai berjalan dengan efektif dan efisien terhadap waktu dan biaya. Secara umum penjadwalan dapat didefinisikan sebagai kegiatan mengidentifikasi pekerjaan dalam tahapan-tahapan yang runtut terhadap waktu.
Berikut contoh metode penjadwalan proyek dengan menggunakan metode Bar Chart :
10
BAB III
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Gambaran Umum Proyek a. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Unit Sekolah Baru SMA Negeri 1 Angkola Julu terletak di Kecamatan Angkola Julu, Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Sidimpuan.
b. Data Proyek
 Nama Proyek : Pembangunan Unit Sekolah Baru SMA Negeri 1 Angkola Julu
 Pemilik Proyek : SMA Negeri 1 Angkola Julu
 Instansi : Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara
 Jenis Bangunan : Gedung Sekolah
 Luas tanah bangunan : 10.686,32 m3
 Penyedia Gambar Kerja : CV. Balakosa Consultant
 Kontraktor : CV. Rajalalo Konstruksindo
 Masa Pelaksanaan : 120 hari kelender c. Struktur Organisasi
Pada pelaksanaan proyek pembangunan Unit Sekolah Baru SMA Negeri 1 Angkola Julu ini, memiliki sebuah susunan struktur organisasi yang terlibat pada proyek tersebut, struktur organisasi yaitu organisasi yang terlibat pada tahap pelaksanaan dilapangan, dapat dilihat pada struktur organisasi dibawah ini :
11
3.2 Penjadwalan Tiap Lingkup Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan USB SMA Negeri 1 Angkola Julu
a. Penjadwalan Tiap Lingkup pekerjaan
Kekurangan dalam data proyek pembangunan SMA Negeri 1 Angkola Julu, pada pertama perencanaan proyek pembangunan tersebut kami melihat bahwa tidak dipaparkannya dengan jelas mengenai waktu pengerjaan persub bagian atau kurang perincian mengenai pendjadwalan tiap lingkup pekerjaan proyek sehingga mengakibatkan atau menimbulkan permasalahan dalam manajemen waktu pengerjaan proyek dan apabila semakin buruk maka mengakibatkan masalah keterlambatan pengerjaan proyek yang berimbas pada cost/biaya proyek yang lebih banyak.
12
b. Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan (Monitoring)
Kedua, kurang adanya monitoring atau laporan kemajuan yang diberikan oleh kontraktor pada proyek tersebut. Laporan kemajuan merupakan dokumen yang sangat penting dalam menganalisa kemajuan pada akhir penyelesaian proyek.
Laporan-laporan yang diperlukan meliputi presentase penyelesaian proyek pada tiap-tiap aktivitasnya.
3.3 Solusi Mengatasi Permasalahan Kasus a. Aspek-aspek Manajemen Waktu
Rencana operasional dan jadwal harus dibuat selaras dengan batas waktu yang telah ditentukan. Jadwal dan jaringan kerja dipakai untuk melakukan kontrol terhadap pekerjaan, dimana didalamnya tercantum waktu kapan pekerjaan tersebut seharusnya dimulai dan kapan selesainya dapat diketahui apakah suatu pekerjaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
b. Menyusun Jadwal (Planning)
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta durasi proyek dan progress waktu untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih rinci.
Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek sehingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen.2008).
13
Proses penyusunan jadwal tidak hanya berlangsung sebelum pekerjaan dimulai, namun tetap berlanjut selama pekerjaan berlangsung. Project Management Institute (1996) mengindentifikasikan proses yang berlangsung sebelum dan selama pekerjaan berlangsung sebagai berikut:
 Identifikasi Kegiatan (Activity Definition)
Agar sebuah proyek yang kompleks mudah dikendalikan, maka perlu untuk diuraikan dalam bentuk komponen-komponen individual dalam struktur hirarki, yang dikenal dengan Work Breakdown Structure (WBS). Pada dasarnya WBS merupakan suatu daftar yang bersifat top down dan secara hirarkis menerangkan komponen-komponen yang harus dibangun dan pekerjaan yang berkaitan dengannya.
Struktur dalam WBS mendefinisikan tugas-tugas yang dapat diselesaikan secara terpisah dari tugas-tugas lain, memudahkan alokasi sumber daya, penyerahan tanggung jawab, pengukuran dan pengendalian proyek. Pembagian tugas menjadi sub tugas yang lebih kecil tersebut dengan harapan menjadi lebih mudah untuk dikerjakan dan diestimasi lama waktunya.
Melakukan rincian sebuah proyek ke dalam bagian-bagian komponen yang lebih kecil akan memudahkan pembagian alokasi sumber daya dan pemberian tanggung jawab individual. Perlu kiranya memberi perhatian pada penggunaan detail level yang sangat tinggi akan menyerupai hasil dan manajemen mikro.
Sedangkan kondisi ekstrim kebalikannya, tugas-tugas mungkin akan menjadi demikian lebar untuk bisa diatur secara efektif. Hasil dari WBS berupa daftar kegiatan.
 Penyusunan Urutan Kegiatan (Activity Sequencing)
Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen, lingkup proyek disusun kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan. Tujuan dari penyusunan urutan kegiatan adalah untuk mengetahui bagamana meletakkan kegiatan ditempat yang benar, apakah harus bersamaan(paralel), setelah pekerjaan yang lain selesai atau sebelum pekerjaan yang lain selesai(sequental). Pada penyusunan urutan kegiatan ketergantungan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
14
 Mandatory dependencies, atau juga disebut hard logic, adalah ketergantungan alami yang ada pada proyek, biasanya melibatkan keterbatasan fisik kegiatan yang dikerjakan. Misalnya, pekerjaan atap tidak bisa dikerjakan sebelum pekerjaan pondasi selesai.
 Discretionary dependencies, atau juga disebut soft logic, adalah ketergantungan yang ditetapkan oleh tim manajemen berdasarkan best pratice pada kegiatan tertentu.
 External dependencies, adalah ketergantungan yang melibatkan hubungan kegiatan proyek dengan yang bukan merupakan kegiatan proyek, misalnya pemancangan tiang pancang baru bisa dilakukan setelah tiang pancang tiba di lokasi proyek.
 Perkiraan kurun waktu kegiatan (Duration estimating)
Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan diberikan perkiraan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. durasi suatu aktivitas adalah panjangnya waktu pekerjaan mulai dari awal hingga akhir. Dalam memperkirakan kurun waktu kegiatan, kontraktor harus menyusun time schedule yang akan dipakai sebagai acuan dalam mengerjakan proyek. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi aktivitas, yaitu:
a) Pendekatan teknik, meliputi pemeriksaan persediaan sumber daya, mencatat produktivitas sumber daya, memeriksa kuantitas pekerjaan dan kemudian menentukan durasi.
b) Pendekatan praktek, meliputi pengalaman dan penilaian ahli (expertjudgement)
 Penyusunan Jadwal (Schedule Development)
Penyusunan jadwal berarti menentukan waktu mulai dan berakhirnya seluruh kegiatan pada suatu proyek. Apabila waktu mulai dan berakhirnya tidak realistis kemungkinan besar proyek tersebut tidak dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal. Untuk dapat menyusun jadwal yang akurat diperlukan berbagai macam masukan seperti; diagram jaringan kerja, perkiraan durasi pekerjaan,
15
kebutuhan sumber daya, ketersediaan sumberdaya, kalender, batasan (tenggat waktu dan milestone), asumsi dan leads and lags.
 Pengendalian Jadwal (Schedule Control)
Pengendalian waktu proyek (schedule control) merupakan salah satu bagian dari pengendalian proyek yang bertujuan bagaimana menjaga proyek tersebut agar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Manajemen pengendalian waktu proyek harus meliputi semua proses yang diperlukan untuk menjamin ketepatan waktu penyelesaian proyek tersebut. Dilakukan pengukuran serta monitoring secara rutin terhadap apa yang telah dicapai selama masa pelaksanaan sehingga dapat diketahui apakah terjadi penyimpangan terhadap tujuan atau tidak.
16
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penetapan lingkup pekerjaan sejak awal proyek akan memudahkan dalam pelaksanaan maupun dalam proses pemantauan dan pengendalian. Penetapan lingkup pekerjaan dengan menggunakan standar WBS akan memudahkan anggota tim proyek dalam menjalankan pekerjaan. Dengan menggunakan standar WBS, pembagian lingkup pekerjaan menjadi level terkecil memudahkan setiap item pekerjaan untuk dikelola. Termasuk dalam pengelolaan sumber daya yang akan digunakan.
Penggunaan standar WBS dalam pelaksanaan proyek erat kaitannya dengan kinerja dan waktu proyek. Standar WBS digunakan sebagai dasar dalam estimasi biaya dan waktu pelaksanaan proyek. Dengan penggunaan standar WBS, baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan akan berdampak pada kinerja proyek.
4.2 Saran
Pada saat mengerjakan tugas case method ini penulis menyarankan agar pembaca menggunakan banyak referensi baik data dari lapangan, jurnal maupun buku- buku tentang proyek pembangunan agar data yang didapatkan lebih akurat dan memadai sehingga hasil dari case method ini bermanfaat dan dapat dijadikan referensi bagi para pembaca.
iii
DAFTAR PUSTAKA
Putry, T. S. (2007, July). Perencanaan Biaya dan Waktu Dengan Bar-Chart dan Kurva S Menggunakan Work Breakdown Structure.
Tolu, Tamalika, T., & Fuad, I. S. (2022). Analisis Penjadwalan Waktu Pekerjaan Proyek Potekkes Jurusan Farmasi Tahap 1 Dalam Perspektif Manajemen Proyek. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 8207-8214.
Herzanita, A. (n.d.). Penggunaan Standard WBS (Work Breakdown Structure) Pada proyek Bangunan Gedung. Jurnal Infras, 51(1), 29-34.
Wiranata, A. A. (2018). Analisis Penerapan Manajemen Waktu Pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk.