DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
PROSES BISNIS BIDANG PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen
Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi LogamDeskripsi Meliputi proses bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam secara menyeluruh pada berbagai industri dan konstruksi, antara lain konstruksi baja, pemipaan, kapal, pesawat udara dan lainnya, dan pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 1 – 2
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Discovery LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif dan Sikap
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis
Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran
-
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Memahami proses bisnis bidang pengelasan dan fabrikasi logam secara menyeluruh pada berbagai industri dan konstruksi, antara lain konstruksi baja, pemipaan, kapal, pesawat udara dan lainnya,
●
Memahami pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan
potensi dan kearifan lokal.
PERTEMUAN 1 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
LAMPIRAN :
Lembar Kerja / Jobsheet (Gambar Kerja, Work Preparation, Form Penilaian dan Kriteria Penilaian) :
- Gambar kerja kompetensi : - - Work preparation kompetensi : - - Form penilaian kompetensi : 1 - Kriteria penilaian kompetensi : 1 GLOSARIUM :
Fabrikasi
adalah rangkaian pekerjaan membangun sesuatu dengan berbagai cara manual (tenaga manusia) maupun dengan bantuan otomatisasi seperti menggunakan alat-alat pabrik manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA :
https://wira.co.id/fabrikasi-adalah/
Cilacap, Juni 2022
Disahkan Dibuat Oleh
Drs. Akhmad Murwanto,M.Pd Indra Yupriansyah M, S.Pd
NIP. 19670723 199303 1 007 NIP. 19920816 202221 1 007
RINGKASAN MATERI Apa itu Fabrikasi ?
Perusahaan manufaktur umumnya memiliki produk yang bermacam-macam dengan desain dan fungsi yang berbeda. Untuk mewujudkan tujuan pembentukan produk yang sesuai dengan standar desain tersebut itulah bahan baku akan terlebih dahulu melalui proses fabrikasi.
Jadi secara sederhana, fabrikasi adalah proses pengolahan komponen material baku atau setengah jadi yang dirangkai, dibentuk, dan dimanipulasi untuk menghasilkan barang baru yang memiliki nilai tambah dan fungsi.
Bisa dikatakan juga bahwa fabrikasi adalah rangkaian pekerjaan membangun sesuatu dengan berbagai cara manual (tenaga manusia) maupun dengan bantuan otomatisasi seperti menggunakan alat-alat pabrik manufaktur.
Adapun material mentah yang umumnya menjadi bahan baku adalah pelat, pipa, baja, stainless steel, aluminium, dan logam lainnya. Nantinya, material mentah ini akan dibentuk oleh mesin fabrikasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan pabrik manufaktur.
Pada proses fabrikasi, mesin-mesin yang digunakan fabrikasi adalah mesin bending, roll, sharing, las, shotblast, hingga mesin pengecatan dan lainnya.
Jenis Jenis Fabrikasi
Proses fabrikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tempat dimana proses ini dilakukan. Jenis-jenis fabrikasi adalah sebagai berikut.
1. Workshop Fabrication
Workshop fabrication adalah jenis fabrikasi yang berlangsung di dalam sebuah bangunan atau gedung workshop yang di dalamnya dilengkapi alat dan mesin pemroses fabrikasi dan produksi seperti alat mesin potong plat, las, overhead crane, mesin bending, dan lainnya.
2. Site Fabrication
Berbeda dengan workshop fabrication yang dilakukan di dalam gedung, site fabrikasi adalah proses fabrikasi yang dilakukan diluar gedung seperti pada area terbuka seperti area konstruksi bangunan. Tujuan dari fabrikasi jenis ini memang ditujukan untuk menghasilkan rangkaian struktur konstruksi bangunan.
Pada site fabrication, proses-proses fabrikasi ini dilakukan mulai dari pengolahan bahan material seperti pemotongan, pengeboran, pengelasan, assembling, finishing hingga pemasangan langsung pada konstruksi bangunan.
Selain itu, ada pula istilah offshore fabrication dan onshore fabrication. Jenis fabrikasi ini juga berdasarkan tempat dilakukannya proses tersebut. Onshore fabrication dilakukan di darat, sedangkan offshore fabrication dilakukan di tengah laut.
Rangkaian Kerja Fabrikasi
Secara umum, terdapat sembilan rangkaian kerja fabrikasi yang dilakukan. Sembilan rangkaian kerja fabrikasi adalah sebagai berikut ini.
1. Marking
Proses marking adalah tahap dimana pihak manufaktur akan mengukur dan membuat desain berbentuk sketsa langsung pada bahan material sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.
2. Cutting
Proses ini melibatkan pemotongan material bahan baku yang sudah ditandai sesuai dengan sketsa yang dibuat dengan menggunakan mesin potong atau cutting torch.
3. Drilling
Selanjutnya, bahan yang sudah dipotong tersebut akan dibuat lubang-lubang untuk dipasangkan baut sesuai dengan ukuran yang digunakan pada tahap marking.
4. Assembling
Proses assembling adalah proses dimana manufaktur akan menyetel dan merakit material tersebut hingga menjadi bentuk jadi. Sebelum memasuki tahap kelima yaitu welding atau pengelasan, material akan melalui rangkaian proses fit-up pada proses ini.
5. Welding
Welding adalah proses pengelasan yang berfungsi untuk menyambung dua bagian bahan dengan menggunakan energi panas dari alat las. Pengelasan merupakan proses yang penting untuk mengunci hasil rangkaian dari proses assembling tadi.
6. Checking
Setelah melalui proses welding, produk yang setengah jadi ini akan dicek kualitasnya terlebih dahulu oleh seorang Quality Control dimana ia akan meninjau produk secara keseluruhan agar sesuai dengan standar pabrik.
7. Finishing
Proses finishing adalah proses dimana produk yang lulus standar tersebut akan dibersihkan dan dipoles permukaannya dengan menggunakan mesin gerinda. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bekas-bekas dari proses cutting.
8. Blasting
Selanjutnya, produk yang sudah difinishing akan disemprot menggunakan pasir bertekanan udara ke semua permukaan produk fabrikasi tersebut guna menghilangkan kotoran-kotoran seperti kerak atau logam yang mengganggu.
9. Painting
Pada langkah akhir ini, produk jadi fabrikasi akan diberi pewarnaan sesuai dengan kebutuhan dan sketsa yang sudah dibuat oleh pihak manufaktur.
Contoh Produk Fabrikasi
Sejatinya, produk-produk yang diproduksi oleh manufaktur yang melalui proses pengolahan dan manipulasi material mentah dengan rangkaian kerja fabrikasi di atas dapat dikategorikan sebagai produk fabrikasi. Sebagai contoh, contoh produk fabrikasi adalah sebagai berikut.
Conveyor pabrik, Ducting, Dust cooler, Hopper,Tangki, Struktur konstruksi
Itulah penjelasan mengenai fabrikasi. Fabrikasi adalah proses yang terdapat di dalam industri manufaktur yang mampu menambah nilai fungsi dari material baku. Dengan adanya fabrikasi, pengerjaan beberapa bidang area pekerjaan dapat terbantu.
ASESMEN
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawbalah pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalain mengenai materi yang telah di bahas.
1. Utarakan kembali apa yang di maksut dengan fabrikasi logam ?
2. Kenapa fabrikasi logam menjadi proses yang penting dalam perkembangan infrasutruktur ? 3. Jelaskan macam – macam pekerjaan fabrikasi yang sudah kalian ketahui ?
4. Mengapa pekerjaan fabrikasi menjadi salah satu pilihan dalam hal bisnis ? 5. Jelaskan pekerjana fabrikasi yang bisa kalian pakai dalam sehari – hari ?
PERTEMUAN 2 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai : Proses Bisnis Bidang Pengelasan dan Fabrikasi Logam
KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
LAMPIRAN :
Lembar Kerja / Jobsheet (Gambar Kerja, Work Preparation, Form Penilaian dan Kriteria Penilaian) :
- Gambar kerja kompetensi : - - Work preparation kompetensi : - - Form penilaian kompetensi : 1 - Kriteria penilaian kompetensi : 1 GLOSARIUM :
Fabrikasi
adalah rangkaian pekerjaan membangun sesuatu dengan berbagai cara manual (tenaga manusia) maupun dengan bantuan otomatisasi seperti menggunakan alat-alat pabrik manufaktur.
DAFTAR PUSTAKA :
https://businessguarantor.com/id/7-ide-bisnis-pengelasan-dan-fabrikasi-untuk-bengkel/
Cilacap, Juni 2022
Disahkan Dibuat Oleh
Drs. Akhmad Murwanto,M.Pd Indra Yupriansyah M, S.Pd
NIP. 19670723 199303 1 007 NIP. 19920816 202221 1 007
RINGKASAN MATERI
Dengan meningkatnya permintaan untuk pintu aluminium yang bagus, jendela, mobil canggih, dan penggunaan baja dan logam untuk pekerjaan konstruksi, akan menjadi ide bagus jika Anda memutuskan untuk masuk ke bisnis terkait pengelasan dan manufaktur.
Jadi jika Anda ingin memulai semua jenis bisnis terkait pengelasan dan fabrikasi, berikut adalah 7 peluang bisnis teratas untuk pengelasan dan fabrikasi baja.
●
Produksi aluminium
Penggunaan aluminium tidak pernah bisa diremehkan dalam hal membangun struktur yang berkualitas. Ini paling sering digunakan karena bobotnya yang ringan, kekuatan, dan ramah
lingkungan. Aluminium banyak digunakan untuk pembuatan pintu, jendela, kusen, struktur atap dan banyak struktur lainnya. Meluasnya penggunaan aluminium akhir-akhir ini telah menghasilkan pengurangan yang signifikan dalam penggunaan kayu untuk konstruksi, dibandingkan dengan yang sebelumnya digunakan untuk membangun pintu dan jendela.
●
Produksi struktur logam
Ide bisnis pengelasan dan fabrikasi populer lainnya yang dapat dikejar oleh setiap pengusaha serius adalah fabrikasi rangka baja. Pekerjaan ini melibatkan pengecoran besi ke benda-benda praktis yang digunakan di lokasi konstruksi atau di rumah. Seperti produksi aluminium, produksi baja juga merupakan bisnis yang menguntungkan. Untuk memulai bisnis ini, Anda perlu menyelesaikan pelatihan dengan perakit baja yang sukses dan mempelajari perdagangannya.
●
Bahan habis pakai untuk aluminium
Jika Anda tahu bahwa Anda suka memulai bisnis fabrikasi logam dan pengelasan, tetapi tidak memiliki kesabaran untuk keluar dan mempelajari keterampilan yang diperlukan, Anda dapat memulai bisnis material aluminium dan mulai memasok bisnis fabrikasi aluminium.
●
Aksesoris baja
Seperti halnya bahan aluminium, Anda bisa memutuskan untuk fokus menjual bahan baja jika tidak ingin hanya menjual bahan aluminium atau menjual bahan aluminium sama sekali.
●
Bisnis kreatif untuk produksi besi dan baja.
Ini adalah salah satu ide bisnis pengelasan dan fabrikasi terbaik. Jika Anda suka berkreasi dengan berbagai jenis kerajinan, Anda dapat bekerja dengan besi dan baja untuk membuat karya logam yang menakjubkan. Bisnis ini sangat menguntungkan dan berapa banyak yang Anda hasilkan tergantung pada seberapa baik Anda melakukannya. Untuk menarik pelanggan, Anda harus terlihat. Anda perlu menempatkan bengkel Anda di area komersial.
●
Layanan pengelasan
Dibutuhkan dua tahun untuk menjadi tukang las profesional yang menawarkan jasa pengelasan untuk menjadi diri sendiri dan menjadi master. Permintaan untuk layanan ini meningkat di industri
konstruksi, otomotif dan dirgantara. Ketika Anda terlatih dengan baik, Anda akan mulai menyediakan layanan pengelasan seperti gerbang las, tangki besi cor, kolam dan gerbang.
●
Batang las
Ini adalah salah satu ide paling cerdas dari pengusaha tukang las, dan yang hanya disadari oleh sedikit orang. Tukang las tidak dapat bekerja secara efisien tanpa batang las. Batang las digunakan untuk menyambung logam.
ASESMEN :
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawbalah pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalain mengenai materi yang telah di bahas.
1. Coba perhatikan dilingkungan anda bisnis fabrikasi yang ada ? 2. Mengapa mereka melakukan bisnis fabrikasi ?
3. Apa keunggulan dengan menjalankan bisnis fabrikasi ?
DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI BIDANG PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen
Perkembangan Teknologi di Bidang Pengelasan dan Fabrikasi LogamDeskripsi
Meliputi perkembangan teknologi di bidang pengelasan dan fabrikasi logam pada berbagai bidang antara lain pengelasan otomatis pada pembuatan pipa, pengelasan pada perakitan kendaraan, pengelasan robotik, dan konstruksi baja, konstruksi kapal, maupun pesawat udara.Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 3 – 4
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Discovery LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif dan Sikap
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis
Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran
-
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Memahami perkembangan teknologi pengelasan dan fabrikasi logam pada
berbagai bidang antara lain pengelasan otomatis pada pembuatan pipa,
pengelasan pada perakitan kendaraan, pengelasan robotik, dan konstruksi
baja, konstruksi kapal, maupun pesawat udara serta menganalisis isu-isu
terkini terkait bidang pengelasan dan fabrikasi logam
PERTEMUAN 3 dan 4 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai : Perkembangan teknologi dibidang pengelasan dan fabrikasi logam
Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai :
Perkembangan teknologi dibidang pengelasan dan fabrikasi logam Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Perkembangan teknologi dibidang pengelasan dan fabrikasi logam Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai : Perkembangan teknologi dibidang pengelasan dan fabrikasi logam
Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai : Perkembangan teknologi dibidang pengelasan dan fabrikasi logam Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai : Perkembangan teknologi dibidang pengelasan dan fabrikasi logam
KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
LAMPIRAN :
Lembar Kerja / Jobsheet (Gambar Kerja, Work Preparation, Form Penilaian dan Kriteria Penilaian) :
- Gambar kerja kompetensi : - - Work preparation kompetensi : - - Form penilaian kompetensi : 1 - Kriteria penilaian kompetensi : 1 GLOSARIUM :
LAS adalah penyambungan besi dengan cara membakar. Prinsip kerja las adalah menyambung dua bagian logam atau lebih dengan menggunkan energi panas
DAFTAR PUSTAKA :
http://malahayati.ac.id/?p=19140
Cilacap, Juni 2022
Disahkan Dibuat Oleh
Drs. Akhmad Murwanto,M.Pd Indra Yupriansyah M, S.Pd
NIP. 19670723 199303 1 007 NIP. 19920816 202221 1 007
RINGKASAN MATERI :
Sejarah dan Perkembangan Mesin Las serta Proses Pengelasan
Pengelasan dengan metode yang dikenal sekarang, mulai dikenal pada awal abad ke 20. Sebagai sumber panas digunakan api yang berasal dari pembakaran gas Acetylena yang kemudian dikenal sebagai las karbit. Waktu itu sudah dikembangkan las listrik namun masih langka.
Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal pertama yang diluncurkan dengan di las. Di mana sebelumnya kapal yang dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling (‘’rivets’’). Pada masa itu, muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji ‘’kerfslag’’ (lekukan yang tertutup lapisan).
Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai menggunakan pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 SM (untuk membuat pipa tembaga dengan memalu lembaran yang tepinya saling menutup).
Winterton menyebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa {forge welding), merupakan usaha manusia yang pertama dalam menyambung dua potong logam. Contoh pengelasan tempa kuno yang terkenal adalah pedang Damascus yang dibuat dengan menempa lapisan-lapisan besi yang berbeda sifatnya.
Pengelasan tempa telah berkembang dan penting bagi orang Romawi kuno sehingga mereka menyebut salah satu dewanya sebagai Vulcan (dewa api dan pengerjaan logam) untuk menyatakan seni tersebut. Sekarang kata Vulkanisir dipakai untuk proses perlakuan karet dengan sulfur, tetapi dahulu kata ini berarti “mengeraskan”.
Dewasa ini pengelasan tempa secara praktis telah ditinggalkan dan terakhir dilakukan oleh pandai besi. tahun 1901-1903 Fouche dan Picard mengembangkan tangkai las yang dapat digunakan dengan asetilen (gas karbit), sehingga sejak itu dimulailah zaman pengelasan dan pemotongan oksi-asetilen (gas karbit oksigen).
Periode antara 1903 dan 1918 merupakan periode pemakaian las yang terutama sebagai cara perbaikan, dan perkembangan yang paling pesat terjadi selama Perang Dunia I (1914-1918). teknik pengelasan terbukti dapat diterapkan terutama untuk memperbaiki kapal yang rusak. Winterton melaporkan bahwa pada tahun 1917 terdapat 103 kapal musuh di Amerika yang rusak dan jumlah buruh dalam operasi pengelasan meningkat dari 8000 sampai 33000 selama periode 1914-1918. Setelah tahun 1919, pemakaian las sebagai teknik konstruksi dan pabrikasi mulai berkembang dengan pertama menggunakan elektroda paduan (alloy) tembaga-wolfram untuk pengelasan titik pada tahun 1920.
Pada periode 1930-1950 terjadi banyak peningkatan dalam perkembangan mesin las. Proses pengelasan busur nyala terbenam (submerged) yang busur nyalanya tertutup di bawah bubuk fluks pertama dipakai secara komersial pada tahun 1934 dan dipatenkan pada tahun 1935. Sekarang terdapat lebih dari 50 macam proses pengelasan yang dapat digunakan untuk menyambung pelbagai logam dan paduan.
Pengelasan yang kita lihat sekarang ini jauh lebih kompleks dan sudah sangat berkembang. Kemajuan dalam teknologi pengelasan tidak begitu pesat sampai tahun 1877. Sebelum tahun 1877, proses pengelasan tempa dan peyolderan telah dipakai selama 3000 tahun. Asal mula pengelasan tahanan listrik {resistance welding) dimulai sekitar tahun 1877 ketika Prof. Elihu Thompson memulai percobaan pembalikan polaritas pada gulungan transformator, dia mendapat hak paten pertamanya pada tahun 1885 dan mesin las tumpul tahanan listrik {resistance butt welding) pertama diperagakan di American Institute Fair pada tahun 1887.
Pada tahun 1889, Coffin diberi hak paten untuk pengelasan tumpul nyala partikel (flash-butt welding) yang menjadi satu proses las tumpul yang penting. Zerner pada tahun 1885 memperkenalkan proses las busur nayala karbon {carbon arc welding) dengan menggunakan dua elektroda karbon, dan N.G. Slavinoff pada tahun 1888 di Rusia merupakan orang pertama yang menggunakan proses busur nyala logam dengan memakai elektroda telanjang (tanpa lapisan). Coffin yang bekerja secara terpisah juga menyelidiki proses busur nyala logam dan mendapat hak paten Amerika dalam tahun 1892. Pada tahun 1889, A.P. Strohmeyer memperkenalkan konsep elektroda logam yang dilapis untuk menghilangkan banyak masalah yang timbul pada pemakaian elektroda telanjang.
Thomas Fletcher pada tahun 1887 memakai pipa tiup hidrogen dan oksigen yang terbakar, serta menunjukkan bahwa ia dapat memotong atau mencairkan logam. Pada penggunaan dan pengembangan teknologi las. Pada waktu ini, teknik las telah dipergunakan secara luas dalam penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan mempergunakan teknik penyambungan ini menjadi lebih ringan dan proses pembuatannya juga lebih sederhana, sehingga biaya keseluruhannya menjadi lebih murah.
Berdasarkan penemuan benda-benda sejarah, dapat diketahui bahwa teknik penyambungan logam telah diketahui sejak jaman prasejarah, misalnya pembrasingan logam paduan emas tembaga dan pematrian paduan timbal- timah. Menurut keterangan yang didapat telah diketahui dan dipraktikan dalam rentang waktu antara tahun 40000 sampai 30000 SM. Sumber energi panas yang digunakan waktu itu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau arang, tapi panas yang dihasilkan pembakaran dari bahan bakar itu sangat rendah, sehingga teknik penyambungan ini tidak dikembangkan lebih lanjut.
Setelah energi listrik dapat dipergunakan dengan mudah, teknologi pengelasan maju dengan pesat dan menjadi suatu teknik penyambungan yang mutakhir. Cara-cara dan teknik pengelasan yang sering digunakan pada masa itu adalah las busur, las resistansi, las termit, dan las gas, pada umumnya diciptakan pada akhir abad ke – 19.
Benardes menggunakan alat-alat las busur pada tahun 1885, dengan elektroda dibuat dari batang karbon atau grafit. Pada tahun 1892, Slavianoff adalah orang pertama yang menggunakan kawat logam elektroda yang turut mencair karena panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang terjadi. Kjellberg menemukan kualitas sambungan menjadi lebih baik bila kawat elektroda dibugkus dengan terak. Pada tahun 1886, Thomson menciptakan proses las resistansi listrik. Goldscmitt menemukan las termit dalam tahun 1895 dan pada tahun 1901 las oksi asetelin mulai digunakan oleh Fouche dan piccard. Pada tahun 1936 Wesserman menemukan cara pembrasingan yang mempunyai kekuatan tinggi.
Kemajuan-kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai sampai dengan tahun 1950, telah mulai mempercepat lagi kemajuan dalam bidang las. Pada masa ini telah ditemukan cara-cara baru dalam pengelasan antara lain las tekan dingin, las listrik terak, las busur dengan pelindung CO2, las gesek, las busur plasma dan masih banyak lagi.
ASESMEN :
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawbalah pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalain mengenai materi yang telah di bahas.
1. Pada tahapan mana perkembangan pengelasan di ciptakan ? 2. Mengapa teknologi pengelasan di perlukan ?
3. Coba banyakan teknologi apa yang akan di ciptakan berikutnya dengan pengelasan ?
DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
PROFESI DAN KEWIRAUSAHAAN (JOB-PROFILE DAN TECHNOPRENEURSHIP), SERTA PELUANG USAHA DI BIDANG DI BIDANG PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha di bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
Deskripsi
●Meliputi profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship)
●
Peluang usaha di bidang di bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam.
Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 5 – 6
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Discovery LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif dan Sikap
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis
Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran -
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Memahami profesi dan kewirausahaan (job- profile dan technopreneurship),
●
Memahami peluang usaha di bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam, untuk membangun vision dan passion, dengan melaksanakan pembelajaran berbasis proyek nyata sebagai simulasi proyek
kewirausahaan.
PERTEMUAN 5 dan 6 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai :
Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai :
Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai :
Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha di bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai :
Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai : Profesi dan kewirausahaan (job-profile dan technopreneurship), serta peluang usaha bidang di bidang pengelasan dan fabrikasi logam
KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
LAMPIRAN :
Lembar Kerja / Jobsheet (Gambar Kerja, Work Preparation, Form Penilaian dan Kriteria Penilaian) :
- Gambar kerja kompetensi : - - Work preparation kompetensi : - - Form penilaian kompetensi : 1 - Kriteria penilaian kompetensi : 1 GLOSARIUM :
Kewirausahaan adalah sebuah proses menciptakan sesuatu agar bisa bernilai tambah dalam ekonomi.
Kewirausahaan adalah serapan dari dua frasa, wira yang artinya laki-laki atau mandiri dan usaha yang berarti sebuah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud.
DAFTAR PUSTAKA :
https://money.kompas.com/read/2021/09/20/153353226/kewirausahaan-pengertian-tujuan-dan-ciri-ciri nya?page=all
Cilacap, Juni 2022
Disahkan Dibuat Oleh
Drs. Akhmad Murwanto,M.Pd Indra Yupriansyah M, S.Pd
NIP. 19670723 199303 1 007 NIP. 19920816 202221 1 007
RINGKASAN MATERI
Kewirausahaan adalah sebuah proses menciptakan sesuatu agar bisa bernilai tambah dalam ekonomi.
Kewirausahaan adalah serapan dari dua frasa, wira yang artinya laki-laki atau mandiri dan usaha yang berarti sebuah kegiatan dengan mengerahkan tenaga dan pikiran untuk mencapai suatu maksud. Dikutip dari Investopedia, wirausaha yakni individu yang bisa menciptakan bisnis sendiri, menanggung sebagian besar risiko dan juga menikmati keuntungan dari usaha yang dirintisnya. Sedangkan pengertian kewirausahaan adalah proses mendirikan dan menjalankan bisnis atau usaha tersebut.
Wirausahawan umumnya dipandang sebagai inovator. Inovator sendiri tak berarti harus menemukan sesuatu yang baru. Melainkan bisa diartikan sebagai seseorang yang bisa memecahkan masalah, dalam hal ini masalah terkait bisnis.
Kewirausahaan adalah penggerak ekonomi Di Indonesia sendiri, sektor kewirausahaan adalah banyak digeluti oleh para pelaku usaha kecil alias UMKM. Wirausahawan juga membantu pemerintah mengurangi jumlah pengangguran. Seorang pedagang kaki lima pun bisa disebut sebagai pelaku wirausaha. Merujuk pada Kementerian Industri, Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Sebab, saat ini rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk. Meskipun rasio arti kewirausahaan di Indonesia sudah melampaui standar internasional, yakni sebesar 2 persen, Indonesa perlu menggenjot lagi untuk mengejar capaian negara tetangga. Misalnya, Singapura saat ini sudah mencapai angka 7 persen, sedangkan Malaysia berada di level 5 persen. Apabila dihitung dengan populasi penduduk Indonesia sekitar 260 juta jiwa, jumlah wirausaha nasional mencapai 8,06 juta jiwa.
Tujuan Kewirausahaan Dikutip dari Gramedia.com, dalam memainkan usaha, ketika seorang wirausahawan membuat perencanaan, pasti memiliki tujuan. Besar ataupun kecil, kegiatan kewirausahaan adalah berdampak pada kehidupan. Tujuan kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1. Mendukung Munculnya Usaha-usaha Kecil
Suatu kegiatan kewirausahaan yang muncul, pasti melibatkan banyak orang untuk mendukung berjalannya suatu usaha. Keterlibatan sumber daya manusia ini, boleh diakui secara langsung atau tidak, akan membentuk karakter-karakter baru sebagai pelaku usaha. Di masa pandemi ini, banyak sektor ekonomi berhenti, akibatnya banyak sumber daya manusia kehilangan sumber pendapatan.
2. Kesejahteraan Masyarakat Terangkat
Lesunya perekonomian akibat pandemi, berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan dalam masyarakat. Namun masih adanya beberapa kegiatan ekonomi yang berjalan, diharapkan mampu memberikan sokongan bagi perekonomian nasional.
3. Menumbuhkan Semangat Berinovasi
Ketika seseorang dalam kondisi suatu tekanan tertentu, kadangkala akan memicu semangat berpikir yang berbeda dengan sebelumnya. Tidak jarang, inovasi-inovasi baru akan muncul dari kondisi yang semacam ini.
Dengan demikian, jika tujuan kewirausahaan ini tercapai, maka perekonomian nasional akan bertumbuh. Beberapa ciri-ciri orang yang memiliki jiwa kewirausahaan adalah sebagai berikut:
●
Memiliki sifat kreatif dan berani
●
Memiliki kemauan keras dan semangat yang tinggi
●
Mampu menganalisis masalah dengan baik
●
Memiliki jiwa kepemimpinan
●
Dapat membuat keputusan dengan bijak dan bertanggung jawab
●
Totalitas pada bisnis yang dijalankannya
ASESMEN
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawbalah pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalain mengenai materi yang telah di bahas.
1. Pengertian kewirausahan ?
2. Apa yang menjadi tolak ukur dalam pengambilan bisnis kewirusaahan ? 3. Bagaimana dengan Previlage dalam menjalankan suatu bisnis kewirausahaan ? 4. Apa yang menjadi kan banyaknya wirausaha yang bangkrut ?
5. Kenapa wirausaha itu penting ?
DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
TEKNIK DASAR PADA BIDANG TEKNOLOGI PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen Teknik Dasar Pada Bidang Teknologi Pengelasan dan Fabrikasi Logam Deskripsi Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan, CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
Lingkup Materi Kegiatan praktik :
●
Seluruh proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi,
Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 7 – 8
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Project Base LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif ,Sikap dan Kinerja
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis, Tes Kinerja Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran
-
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan
praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan,
CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
PERTEMUAN 7 dan 8 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai :
Proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai :
Proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai :
Proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru
Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai :
Proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai :
Proses pengelasan dan fabrikasi pada bidangi logam yang diaplikasikan dalam industri dan konstruksi KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
RINGKASAN MATERI
Perkakas tangan merupakan beberapa alat yang dijual oleh toko perkakas, yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan baik dalam segi penandaan, permesinan, penandaan, pemahatan, pengerokan, dan lainnya. Biasanya, beragam macam perkakas tangan yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan ini, digunakan secara manual dengan memanfaatkan kekuatan tangan atau tenaga manusia tanpa adanya bantuan tenaga mesin. Menggunakan berbagai macam perkakas tangan ini tidaklah terlalu berbahaya, jika dibandingkan dengan penggunaan perkakas elektrik.
Banyaknya, jenis perkakas tangan yang dijual membuat kita pun terkadang bingung, akan nama sekaligus fungsi yang diberikan oleh semua alat perkakasnya. Benar? Nah, agar kalian tidak bingung dengan nama dan fungsi yang diberikan oleh setiap alat perkakas tangan, maka di bawah ini akan dijelaskan beberapa diantaranya:
ASESMEN
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawbalah pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalain mengenai materi yang telah di bahas.
1. Apa yang di maksud dengan perkakas tangan ?
2. Mengapa pada era canggih ini masih diperlukan perkakas tangan ? 3. Mengapa harus menggunakan perkakas tangan ?
1. Ragum. Ragum merupakan alat perkakas tangan yang digunakan untuk menjepit sebuah benda, yang akan dipahat, dikikir, digerjaji, ditap, dan lainnya. Cara penggunaan alat perkakas yang satu ini pun cukup mudah, dimana hanya memutar tangkai ragum, lalu mulut ragum akan terbuka dan akan menjepit benda yang mau dipahat, dikikir, digergaji, dan lainnya. Sedikit saran! Ketika menggunakan ragum ini, jagalah baik-baik mulut ragum agar tidak terjadi kerusakan. Jika mulut ragum rusak, bisa dipastikan kalian tidak akan bisa menggunakannya lagi.
2. Kikir. Kikir adalah sebuah alat perkakas tangan yang berfungsi untuk menghaluskan, mengikis, serta meratakan benda kerja. Kikir sendiri memiliki banyak jenis dengan kegunaan yang sangat berbeda.
Contohnya saja, ada Kikir Plat yang digunakan untuk mengukir bidan rata, Kikir Pilar berfungsi untuk bidang yang berukuran besa, Kikir Segiempat berguna untuk mengukir penampang berbentuk persegi dan lubang segiempat, Kikir Segitiga yang difungsikan untuk lubang setigia, dan lainnya.
3. Pahat tangan. Pahat tangan berguna untuk menyayat sekaligus memahat benda dalam keadaan dingin.
Pahat tangan terdiri dari beberapa jenis menurut bentuk dan kegunaannya. Dimana, ada Pahat Plat yang berfungsi untuk mengikis bidang cembung, memotong baut, meratakan bidang. Lalu, ada pahat alur atau silang yang berfungsi untuk membuat alur minyak, dan alur sempit. Ada lagi, Pahat Dam yang berfungsi untuk memperbaiki pengeboran, membuat alur, dan lainnya.
4. Palu. Palu merupakan salah satu jenis perkakas tangan yang berfungsi untuk memukul benda keras, yang terbuat dari baja dengan kedua ujungnya di keraskan. Terdapat banya jenis palu yang bisa digunakan contohnya palu pencabut paku, palu pemecah batu, palu berkapak, palu muka simetris, dan lainnya.
5. Obeng. Obeng adalah alat perkakas tangan yang digunakan untuk mengencangkan sebuah sekrup.
Berdasarkan penggunaannya, obeng sendiri digunakan sesuai dengan nomornya, ada nomor 1, 2, 3.
6. Gergaji tangan. Gergaji tangan berfungsi untuk memotong sebuah benda. Di setiap sisi gergaji, terdapat gigi pemotong yang bergerigi dan dikeraskan. Daun gergaji tangan sendiri terbuat dari baja perkakas sekaligus baja tungsten.
DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
TEKNIK DASAR PADA BIDANG TEKNOLOGI PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen Teknik Dasar Pada Bidang Teknologi Pengelasan dan Fabrikasi Logam Deskripsi Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan, CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
Lingkup Materi Kegiatan praktik :
●
Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga,
Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 9 – 10
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Project Base LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif ,Sikap dan Kinerja
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis, Tes Kinerja Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran
-
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan
praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan,
CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
PERTEMUAN 9 dan 10 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai : Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga,
Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai :
Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai : Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga,
Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai : Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai : Pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga,
KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
RINGKASAN MATERI
Industri manufaktur sangat identik dengan istilah ‘fabrikasi’. Pada dasarnya, produk-produk yang dihasilkan oleh industri ini umumnya melewati proses fabrikasi. Namun sebenarnya, apa itu fabrikasi?
Fabrikasi adalah sebuah proses operasional di dalam industri manufaktur yang membuat barang dari bahan baku atau bahan setengah jadi. Contoh yang paling umum dan mudah adalah baja. Baja akan melalui proses fabrikasi terlebih dahulu sebelum menjadi alat dengan fungsi baru seperti menjadi rangka baja.
Untuk lebih jelasnya, Anda bisa mengecek artikel berikut ini untuk mengetahui definisi, jenis, proses dan contoh produk fabrikasi.
Apa itu Fabrikasi ?
Perusahaan manufaktur umumnya memiliki produk yang bermacam-macam dengan desain dan fungsi yang berbeda. Untuk mewujudkan tujuan pembentukan produk yang sesuai dengan standar desain tersebut itulah bahan baku akan terlebih dahulu melalui proses fabrikasi.
Jadi secara sederhana, fabrikasi adalah proses pengolahan komponen material baku atau setengah jadi yang dirangkai, dibentuk, dan dimanipulasi untuk menghasilkan barang baru yang memiliki nilai tambah dan fungsi.
Bisa dikatakan juga bahwa fabrikasi adalah rangkaian pekerjaan membangun sesuatu dengan berbagai cara manual (tenaga manusia) maupun dengan bantuan otomatisasi seperti menggunakan alat-alat pabrik manufaktur.
Adapun material mentah yang umumnya menjadi bahan baku adalah pelat, pipa, baja, stainless steel, aluminium, dan logam lainnya. Nantinya, material mentah ini akan dibentuk oleh mesin fabrikasi sesuai dengan fungsi yang diinginkan pabrik manufaktur.
Pada proses fabrikasi, mesin-mesin yang digunakan fabrikasi adalah mesin bending, roll, sharing, las, shotblast, hingga mesin pengecatan dan lainnya.
Jenis Jenis Fabrikasi
Proses fabrikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tempat dimana proses ini dilakukan. Jenis-jenis fabrikasi adalah sebagai berikut.
1. Workshop Fabrication
Workshop fabrication adalah jenis fabrikasi yang berlangsung di dalam sebuah bangunan atau gedung workshop yang di dalamnya dilengkapi alat dan mesin pemroses fabrikasi dan produksi seperti alat mesin potong plat, las, overhead crane, mesin bending, dan lainnya.
2. Site Fabrication
Berbeda dengan workshop fabrication yang dilakukan di dalam gedung, site fabrikasi adalah proses fabrikasi yang dilakukan diluar gedung seperti pada area terbuka seperti area konstruksi bangunan. Tujuan dari fabrikasi jenis ini memang ditujukan untuk menghasilkan rangkaian struktur konstruksi bangunan.
Pada site fabrication, proses-proses fabrikasi ini dilakukan mulai dari pengolahan bahan material seperti pemotongan, pengeboran, pengelasan, assembling, finishing hingga pemasangan langsung pada konstruksi bangunan.
Selain itu, ada pula istilah offshore fabrication dan onshore fabrication. Jenis fabrikasi ini juga berdasarkan tempat dilakukannya proses tersebut. Onshore fabrication dilakukan di darat, sedangkan offshore fabrication dilakukan di tengah laut.
Rangkaian Kerja Fabrikasi
Secara umum, terdapat sembilan rangkaian kerja fabrikasi yang dilakukan. Sembilan rangkaian kerja fabrikasi adalah sebagai berikut ini.
1. Marking
Proses marking adalah tahap dimana pihak manufaktur akan mengukur dan membuat desain berbentuk sketsa langsung pada bahan material sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.
2. Cutting
Proses ini melibatkan pemotongan material bahan baku yang sudah ditandai sesuai dengan sketsa yang dibuat dengan menggunakan mesin potong atau cutting torch.
3. Drilling
Selanjutnya, bahan yang sudah dipotong tersebut akan dibuat lubang-lubang untuk dipasangkan baut sesuai dengan ukuran yang digunakan pada tahap marking.
4. Assembling
Proses assembling adalah proses dimana manufaktur akan menyetel dan merakit material tersebut hingga menjadi bentuk jadi. Sebelum memasuki tahap kelima yaitu welding atau pengelasan, material akan melalui rangkaian proses fit-up pada proses ini.
5. Welding
Welding adalah proses pengelasan yang berfungsi untuk menyambung dua bagian bahan dengan menggunakan energi panas dari alat las. Pengelasan merupakan proses yang penting untuk mengunci hasil rangkaian dari proses assembling tadi.
6. Checking
Setelah melalui proses welding, produk yang setengah jadi ini akan dicek kualitasnya terlebih dahulu oleh seorang Quality Control dimana ia akan meninjau produk secara keseluruhan agar sesuai dengan standar pabrik.
7. Finishing
Proses finishing adalah proses dimana produk yang lulus standar tersebut akan dibersihkan dan dipoles permukaannya dengan menggunakan mesin gerinda. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan bekas-bekas dari proses cutting.
8. Blasting
Selanjutnya, produk yang sudah difinishing akan disemprot menggunakan pasir bertekanan udara ke semua permukaan produk fabrikasi tersebut guna menghilangkan kotoran-kotoran seperti kerak atau logam yang mengganggu.
9. Painting
Pada langkah akhir ini, produk jadi fabrikasi akan diberi pewarnaan sesuai dengan kebutuhan dan sketsa yang sudah dibuat oleh pihak manufaktur.
Contoh Produk Fabrikasi
Sejatinya, produk-produk yang diproduksi oleh manufaktur yang melalui proses pengolahan dan manipulasi material mentah dengan rangkaian kerja fabrikasi di atas dapat dikategorikan sebagai produk fabrikasi. Sebagai contoh, contoh produk fabrikasi adalah sebagai berikut.
Conveyor pabrik
Ducting
Tangki
Struktur konstruksi
Itulah penjelasan mengenai fabrikasi. Fabrikasi adalah proses yang terdapat di dalam industri manufaktur yang mampu menambah nilai fungsi dari material baku. Dengan adanya fabrikasi, pengerjaan beberapa bidang area pekerjaan dapat terbantu.
ASESMEN
Pada tahapan asesmen ini, coba kalian kerjakan dan jawbalah pertanyaan berikut untuk mengetahui pemahaman kalain mengenai materi yang telah di bahas :
1. Mengapa perlu penggunaan las pada konstruksi ?
2. Mengapa jasa konstruksi pengelasan masih menjadikan pilihan utama untuk mennyambungkan logam ?
3. Mengapa perlu fabrikasi dalam hal industri manufaktur ?
DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
TEKNIK DASAR PADA BIDANG TEKNOLOGI PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen Teknik Dasar Pada Bidang Teknologi Pengelasan dan Fabrikasi Logam Deskripsi Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan, CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
Lingkup Materi Kegiatan praktik :
●
Gambar teknik,
Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 11 – 12
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Project Base LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif ,Sikap dan Kinerja
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis, Tes Kinerja Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran
-
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan
praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan,
CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
PERTEMUAN 11 dan 12 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa dan melakukan pemeriksaan kehadiran
●
Guru memberikan motifasi
●
Guru menjelaskan aturan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja sebelum melakukan praktik di bengkel
KEGIATAN INTI :
Fase 1 : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
Diberikan Pertanyaan Pemantik mengenai Materi yang akan di sampaikan mengenai : Gambar Teknik
Fase 2 : Problem Statement (Identifikasi Masalah)
Siswa melakukan identifikasi masalah mengenai : Gambar Teknik
Fase 3 : Data Collection (Pengumpulan Data)
Siswa melakukan diskusi dengan teman dan melakukan pengumpulan data lewat media pembelajaran yang tersedia mengenai :
Gambar Teknik,
Fase 4 : Data Processing (Pengolahan Data)
Guru memberi kesempatan bertanya kepada siswa jika mengalami kesulitan mengenai : Gambar Teknik
Siswa secara berkala memeriksakan hasil pekerjaan mengikir kepada guru Fase 5 : Verification (Pembuktian)
Guru dan siswa bersama-sama melakukan pembahasan mengenai : Gambar Teknik,
Fase 6 : Generalization (Menarik Kesimpulan)
Siswa dan Guru mengkomunikasikan kendala yang dihadapi dalam materi mengenai : Gambar Teknik
KEGIATAN PENUTUP :
●
Guru memberikan apresiasi dan motivasi kepada siswa
●
Siswa menuliskan pengalaman baru yang didapatkan hari ini pada buku catatan kerja
●
Secara mandiri, siswa memimpin doa bersama setelah selesai melakukan aktivitas di bengkel
Asesmen v Kognitif / Pengetahuan
v Psikomotorik / Ketrampilan
v Sikap
RINGKASAN MATERI
FUNGSI GAMBAR TEKNIKGambar adalah sebuah alat untuk menyatakan maksud dan penerus informasi sering juga disebut sebagai”bahasa teknik”,oleh karena itu gambar harus meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan objektif dan dapat dikelompokkan dalam tiga golongan:
1) Penyampaian Informasi
Gambar mempunyai tugas meneruskan maksud dari perancang dengan tepat kepada perencana proses, pembuatan, pemeriksaan, perakitan dan sebagainya. Orang-orang bersangkutan bukan saja orang dalam pabrik sendiri,tetapi juga orang-orang dalam pabrik sub kontrak ataupun orang-orang asing dengan bahasa lain.
Penafsiran gambar diperlukan untuk penentuan secara objektif. Untuk itu standar-standar, sebagai tata bahasa teknik diperlukan untuk menyediakan”ketentuan-ketentuan yang cukup”
(a.) Penyampaian informasi (b.) Penyimpanan
2) Penyimpanan Informasi
Gambar merupakan data teknis yang sangat penting pada suatu perusahaan. Oleh karena itu gambar bukan saja diawetkan untuk mensuplai bagian-bagian produk untuk perbaikan, tetapi gambar diperlukan untuk disimpan, diarsipkan dan dipergunakan sebagai bahan informasi untuk rencana baru dikemudian hari. Untuk itu diperlukan cara-cara penyimpanan, kodefikasi, nomor urut gambar dsb.
3) Penyiapan informasi
Dalam perencanaan, konsep abstrak yang melintas dalam pikiran diwujudkan dalam bentuk gambar melalui proses-proses .
Pertama-tama dianalisis, disintesis dengan gambar, kemudian gambarnya diteliti dan dievaluasi.
Proses ini diulang-ulang, sehingga dapat dihasilkan gambar-gambar yang sempurna. Dengan demikian gambar tidak hanya dilukiskan, tetapi berfungsi sebagai peningkatan daya berfikir untuk perencana.
4) Pengawasan Gambar
Pengawasan gambar, yang mengawasi tata cara gambar seperti misalnya gambar asli, reproduksi, pencatatan, perubahan teknik, penemuan kembali dan kerusakan mempunyai pengaruh dalam kegiatan teknik dan produksi. Masalah pengawasan meliputi antara lain:
● Pengawetan gambar asli
● Reproduksi gambar, sistem pengawasan untuk reproduksi dengan mikro film atau gambar tranparan
● Distribusi
● Perubahan teknik a. Alat –Alat Gambar
Dalam pembuatan suatu gambar, diperlukan bermacam – macam alat gambar. Untuk mendapatkan hasil gambar yang baik maka diperlukan antara lain:
● Alat – alat yang baik
● Pemakaian alat yang tepat
● Keterampilan mempergunakan alat Kertas Gambar
Sesuai dengan tujuan gambar, bermacam – macam kertas gambar yang dipakai, antara lain; kertas gambar putih, kertas gambar kalkir, film, dsb.
Tabel 1.6 lambang dan ukura kertas gambar
Pensil Gambar
Untuk gambar teknik diperlukan bermacam – macam pensil, seperti:
▪ Pensil biasa
▪ Pensil yang dapat diisi kembali
Jangka
Ada tiga macam jenis jangka yang diprgunakan untuk menggambar, tergantung besar kecilnya lingkaran yang akan digambar. Jangka besar besar untuk menggambar lingkaran yang berdiameter 100 sampai 200mm, jangka menengah untuk lingkaran dari 20 sampai 100mm, jangka kecil untuk lingkaran dari 5 sampai 30 mm.
Lambang A0 A1 A2 A3 A4
a x b 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297
c min 20 20 10 10 10
d min
Tanpa tepi jepit 20 20 10 10 10
Dengan tepi jepit 25 25 25 25 25
Gb. 3.2
Penggaris
Untuk menggambar teknik ada bermacam – macam penggaris, antara lain penggaris T, segi tiga, mal lengkungan, mal bentuk seperti pada gambar berikut
Gb.3.5. Penggaris T
Gb.3.6. Penggunaan Penggaris T dan Segitiga
Gb.3.7. Penggunaan Penggaris T dan Segitiga
Gb.3.8. Penggunaan Pena Penggaris
Dan masih banyak alat – alat bantu dalam menggambar seperti, mistar skala, busur derajat, pelindung penghapus, puita gambar, alas kertas gambar, papan gambar dan meja gambar, dll.
2. Penggunaan Alat – Alat Gambar a. Cara menempatka kertas gambar
Kertas putih biasa diletakkan dengan muka yang halus menghadap keatas. Kertas gambar diletakkan dekat pada sisi kiri dan sisi bawah papan gambar, jika dipakai meja gambar biasa. Kertas gambar dilekatkan pada papan gambar dengan bantuan paku paying atau dengan pita perekat.
Usahakanlah agar kertas betul – betul rata pada meja gambar. Gb. 3.9
Gb.3.9. Penempatan kertas gambar pada meja gambar b. Memindahkan ukuran
Mistar diletakkan sejajar mungkin pada garis dimana akan diletakkan ukuran yang diinginkan, dan dengan menggunakan pensil yang ijungnya runcing buatlah goresan kecil tepat dihadapan tanda bagi yang diinginkan, dan tegak lurus. Gb 3.6 a. dan jika diinginkan ketelitian yang tinggi tanda dibuat dengan tusukan jarum. Gb 3.10.
Gb.3.10 Cara memindahkan ukuran c. Menggambar garis lurus
Garis lurus mendatar ditarik dari kiri kekanan, sedangkan garis vertical dari atas kebawah. Garis sembarang ditarik dari kiri ke kanan seperti pada Gb 3.11
Gb.3.11 Cara menggambar garis lurus
d. Menggambar lingkaran
Dalam menggunakan jangka usahakanlah agar kedua kaki jangka berdiri tegak lurus dengan kertas gambar, dan tekanlah dengan tekanan yang konstan untuk menghasilkan tebal garis yang sama. Gb. 3.12
Gb.3.12 Cara menggambar lingkaran menggunakan jangka e. Cara meninta gambar
1) Isilah pena dengan secukupnya.
2) Pertama - tama gambarlah semua lingkaran, busur luingkaran atau garis lengkung. Lebih mudah menyambung garis lurus pada garis legkung daripada sebaliknya.
3) Semua garis lurus digambar berikutnya.
4) Sisi dalam dari mulut pena harus sering dibersihkan setelah selesai digunakan.
5) Jika ujung pena sudah aus harus diruncingkan kembali.
Belakangan ini terdapat pena gambar kusus, yang ujungnya dengan bermacam – macam ukuran seperti pensil mekanis. Gb. 3.13
Dalam gambar dipergunakan beberapa macam jenis garis yang masing – masing mempunyan fungsi dan arti sendiri. Oleh karena itu penggunaanya harus sesuai dengan maksud dan tujuanya.
a. Jenis – Jenis Garis
Jenis - jenis garis yang dipergunakan dalam gambar mesin ditentukan dalam gabungan bentuk dan tebal garis. Tiap jenis digunakan menurut peraturan tertentu.
Menurut bentuknya garis dibedakan:
▪ Garis nyata / kontinyu :
▪ Garis gores :
▪ Garis bertitik :
Menurut tebalnya garis dibedakan atas:
▪ Garis tebal :
▪ Garis sedang :
▪ Garis tipis :
Ketiga jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,7 : 0,5. pemakaian tebal garis disesuaikan dengan besar kecilnya gambar. Pada umumnya garis nyata atau garis gambar dipakai ukuran 0,5 atau 0,7 mm.
b. Penggunaan Garis
Dalam gambar mesin digunakan beberapa jenis garis, dalam bentuk dan tebal sesuai dengan pedenggunaannya, seperti pada table 1.3. gambar – gambar Gb. 1.1 – Gb 1.2 memperlihatkan contoh – contoh penggunaan jenis garis.
Table 1.4 macam – macam garis dan penggunaanya
JenisGaris Keteranagan Penggunaan
Tebal kontinu A1.Garis nyata A2.Garis tepi
Tipis kontinu ( lurus atau lengkung )
B1.Garis berpotongan kayal B2.Garis ukur
B3.Garis proyeksi / garisbantu B4.Garis penunjuk
B5.Garis arsir
B6.Garis nyata dari penampang yang diputar ditempat B7.Garis sumbu pendek
Tipis kontinu bebas
C1.Garis batas dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong bila batasnya bukan garis penggores tipis
Tipis kontinu dengan sig – sag
D1.Garis Bantu dari potongan sebagian atau bagian yang dipotong bila batasnya bukan garis penggores tipis
Garis gores tebal
E1.Garis nyata terhalang E2.Garis tepi terhalang
Garis gores tipis F1.Garis nyata terhalang b F2.Garis tepi terhalang
Garis bergores tipis
G1.Garis sumbu G2.Garis simetri G3.Lintasan Garis bergores tipis yang
dipertebal pada ujungnya dan pada perubahan arah
H1.Garis ( bidang potong )
Garis bergores tebal
Garis bergores ganda tipis
J1.Penunjukaan yang harus
mendapatkan penaganan kusus K1.Bagian yang berdampingan K2.Batas – batas kedudukan benda
yang bergerak
K3.Garis sistem ( pada baja profil ) K4.Bentuk semula sebelum dibentuk K5.Bagian benda yang berada didepan
bidang potong
Contoh penerapan garis:
ASESMEN
Tugas 1Fungsi dan Sifat Gambar
1. Jelaskan yang dimaksud dengan gambar sebagai bahasa teknik!
...
...
2. Sebutkan tiga fungsi dari gambar !
...
...
3. Keterangan-keterangan dalam gambar, tidak dinyatakan dalam bahasa, namun ditampilkan dalam bentuk :...
...
...
4. Dalam sistem penyimpanan gambar, biasanya gambar dibuat dalam 2 bentuk, yaitu...
...
5. Sebutkan tiga hal utama dalam menangani gambar!
...
6. Apakah yang dimaksud dengan reproduksi gambar ?
...
...
7. Apakah tujuan dari pemberian kode dalam sistem pengarsipan ?
...
...
8. Berikanlah contoh pembuatan kode nomor gambar sistem universal !
...
TUGAS 2
1. Yang tidak termasuk guna garis bertitik adalah : a. Garis sumbu
b. Garis simetri c. garis benda d. lingkaran jarak
2. Jarak minimum antara garis sejajar termasuk garis arsir, tidak boleh kurang dari : a. 3 x dari tebal garis yang paling tebal
b. 3 x dari garis pertama c. 3 x dari garis tebal d. 3 x dari jarak kedua garis
3. Garis digunakan untuk menggambar garis benda :
a.
b.
c.
d.
4. Garis bebas digunakan untuk : a. garis benda
b. garis bayang-bayang c. garis sumbu
d. garis potong
5. Garis mana yang digunakakan sebagai garis pemotong?
a.
b.
c.
d.
6. Perbandingan tebal garis yaitu;
a. 1 : 0.7 : 0,5 b. 1 : 0,72 ; 0,35 c. 0,7 : 0,5 ; 0,3 d. 1 : 0,5 : 0,3
DASAR-DASAR TEKNIK PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM KELAS X
TEKNIK DASAR PADA BIDANG TEKNOLOGI PENGELASAN DAN FABRIKASI LOGAM
Judul Elemen Teknik Dasar Pada Bidang Teknologi Pengelasan dan Fabrikasi Logam Deskripsi Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan, CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
Lingkup Materi Kegiatan praktik :
●
Pengelasan,
Kelas X
Fase Capaian E
Alokasi Waktu 24 JP
Pertemuan 13 – 14
Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, Mandiri, Bernalar Kritis dan Kreatif
Model Pembelajaran
Project Base LearningModa Pembelajaran Luring / Tatap Muka
Metode Pembelajaran Diskusi, Presentasi, Demonstrasi, Simulasi Praktik, Kunjungan Industri Bentuk Penilaian Asesmen Kognitif ,Sikap dan Kinerja
Cara Penilaian Penugasan, Tes Tertulis, Tes Kinerja Sumber Pembelajran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya Alat Praktik
Pembelajaran
-
Media Pembelajaran LCD Proyekor, PPT, Video Pembelarajan, Internet Tujuan Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu :
●
Mendeskripsikan proses pengelasan dan fabrikasi logam yang
diaplikasikan dalam industri dan konstruksi, antara lain pengenalan dan
praktik dasar perkakas tangan dan bertenaga, gambar teknik, pengelasan,
CAD, dan sejenisnya melalui praktik singkat.
PERTEMUAN 13 dan 14 KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN :
●
Siswa membersihakan bengkel sebelum memulai kegitan pembelajaran
●
Salah satu siswa secara mandiri memimpin doa bersama untuk memulai aktivitas
●
Guru menyapa siswa