TUGAS
MATA KULIAH ORGANISASI PEMBELAJARAN
“KONSEP DAN TEORI PERSONAL MASTERY (PENGUASAAN PRIBADI)”
OLEH
DEWI SURYA NINGSIH
MAGISTER PROMOSI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiratn Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan karunianya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Organisasi Pembelajaran dengan topic “Konsep dan Teory Personal Mastery (Penguasaan diri)” ini tepat pada waktunya. Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah Organisasi pembelajaran.
Kami berharap tugas ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai topic Personal Mastery, sehingga mahasiswa memiliki bekal teori yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam praktik dan kehidupan sehari-hari.
Tugas ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami berharap kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan tugas ini.
Semarang , Februari 2024
KONSEP DAN TEORI PERSONAL MASTERY (PENGUASAAN PRIBADI) A. Latar belakang
Bryant & Kazan; 2012) Menjelaskan bahwa penguasaan diri adalah proses hidup dan bekerja dengan tujuan menuju sebuah visi, sejalan dengan nilai-nilai seseorang dan dalam keadaan belajar terus- menerus tentang diri sendiri dan realitas di mana seseorang berada.
Ditambah dalam buku (The Leadership Experience; Richard L. Daft;
2018) Penguasaan diri berarti menguasai diri sendiri dengan cara yang memfasilitasi kepemimpinan dan mencapai hasil yang diinginkan.
Menguasai diri sendiri dibagi menjadi 3 yaitu kejernihan pikiran atau clarity of mind, kejelasan tujuan atau clarity of objectives, dan pengorganisasian untuk mencapai tujuan atau organizing to achieve objectives.[1]
Personal Mastery adalah konsep yang melibatkan pengembangan kemampuan individu untuk mencapai tujuan perseroan dan mengoptimalkan kinerja organisasi. Dalam bidang organisasi kesehatan, Personal Mastery sangat penting untuk mendukung kinerja organisasi, seperti kualitas pelayanan kesehatan, efektivitas tenaga medis, dan adaptabilitas terhadap perubahan.
Dalam konteks organisasi kesehatan, konsep personal mastery menjadi krusial dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan produktivitas. Personal mastery merujuk pada pengembangan kekampuan individu untuk mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan kinerja secara keseluruhan. Teori Peter senge (1990) mengidentifikasi personal mastery sebagai salah satu dimensi dari organisasi pembelajaran, yang menekankan pentingnya pengembangan keahlian individu dalam mencapai excellence.[2]
Penelitian terkait menunjukkan bahwa personal mastery memiliki dampak signifikan terhadap kualitas layanan kesehatan dan keselamatan pasien dalam organisasi kesehatan. Perawat yang memiliki tingkat personal mastery yang tinggi cenderung memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, menganalisa situasi dengan baik, dan berkontribusi pada peningkatan kinerja organisasi secara keseluruhan.[3]
Dalam paper makalah ini, penulis akan mencoba untuk menjelaskan mengenai teori dan konsep personal mastery dalam organisasi pembelajaran. Dengan demikian, penulis dapat memberikan rekomendasi praktik yang dapat digunakan oleh organisasi kesehatan untuk mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas mereka.
B. Teory Personal Mastery
Secara etimologi, Mastery berasal dari bahasa inggris dan latin yang berarti penguasaan atau keahlian dominasi terhadap sesuatu.
Sedangkan dari bahasa Perancis, berasal dari kata Maitre yang berarti seseorang mempunyai keahlian khusus, cakap, dan ahli dalam sesuatu.
(Hapsari, dkk dalam Amelia et al) [4]
a. Peter M. Senge
“Personal Mastery is the discipline of continually clarifying and deepening our personal vision, of focusing our energies, of developing patience, and of seeing reality objectively”
Personal Mastery adalah suatu disiplin yang selalu mengklarifikasi secara terus menerus dan memperdalam visi pribadi kita, berfokus pada energi kita, mengembangkan kesabaran, dan melihat realita secara objektif.
Personal mastery menciptakan sesuatu yang dinginkan seseorang dalam kehidupan dan pekerjaannya. Personal Mastery menuntut komitmen seseorang terhadap kontinuitas pengembangan suatu hal yang dikerjakan dan dalam semua aspek kehidupan seseorang.
Sehingga Personal Mastery (Penguasaan Diri) merupakan suatu proses pembelajaran kehidupan seseorang, bukan sesuatu yang sudah dimiliki
b. Michael J. Marquardt
“Personal Mastery is A special level of proficiency that is committed to continually improve and perfect skills, a discipline of continually clarifying and deepening one’s personal vision, energies, and patience”
Personal Mastery adalah sebuah tingkatan khusus dari kemampuan yang berkomitmen untuk terus meningkatkan dan keterampilan yang sempurna, sebuah disiplin yang terus
mengklarifikasi dan memperdalam visi pribadi seseorang, energi , dan kesabaran. Suatu cara yang berkesinambungan untuk menjernihkan dan memperdalam visi, energy dan kesabaran seseorang.
c. Fran Sayers Ph.D
Penguasaan diri adalah pengembangan diri seseorang yang prosesnya terus berkesinambungan, selalu mencari jalan untuk terus berkembang, hal baru untuk dipelajari, bertemu dengan orang baru, merupakan suatu jalan kehidupan yang menekankan pada perkembangan dan kepuasan dalam kehidupan personal dan professional.
d. Karen Childress
“Personal mastery is, well, personal. What you choose to do, the agreements you keep with yourself, how you go about maintaining self-confidence and self-esteem are things that you decide for yourself”.
Personal Mastery adalah Pribadi yang baik. apa yang anda pilih untuk dikerjakan, Persetujuan/Kepercayaan yang kamu pelihara untuk diri sendiri, bagaimana cara kamu memelihara kepercayaaan diri dan rasa kagum pada diri sendiri merupakan suatu hal yang kamu putuskan untuk diri kamu sendiri.
Dari pendapat beberapa ahli diatas “Personal Mastery” dapat dartikan, yaitu pengendalian, penguasaan, dan pengembangan diri sendiri yang melalui suatu proses pembelajaran kehidupan.
Personal mastery mengajarkan untuk mengembangkan kepribadian diri sendiri, belajar mencintai diri sendiri, dan dapat mengetahui dan mengidentifikasi kebiasaan yang muncul, serta dapat mengontrol kebiasaan tersebut.
C. Konsep Personal mastery
Konsep personal mastery dalam organisasi kesehatan merupakan factor penting yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan, produktivitas, dan kepuasan pasien. Berikut merupakan beberapa poin penting terkait konsep personal mastery :[5]
a. Dimensi personal mastery
Global learning services (ND) dalam workshopnya menjelaskan bahwa terdapat beberapa dimensi dari personal mastery,yaitu:
(proboandini)
a) Self awareness yaitu kemapuan untuk melihat dan memahami diri sendiri secara baik/jelas. Menurut potter dan perry (2016) kesadaran diri atau self awareness berkenaan dengan hubungan terhadap persepsi diri terhadap diri sendiri dengan persepsi oramg lain terhadap diri kita. Self awareness merepresentasikan fenomena multidimensi secara kompleks yang terdiri dari berbagai domain dari dan akibat dari sesuatu yang wajar. Seseorang menjadi self aware ketika mereka menrima suatu stimulus dan memprosesnya dalam kehidupan mereka (morin, 2011).
Goelman (1998) mengungkapkan bahwa terdapat tiga komponen dalam self awareness, yaitu: emotional self awareness, accurate self assessment, dan self confidence.
Emotional self awareness adalah bentuk mengakui emosi dan dampak dari emosi tersebut, sedangkan assessment diri adalah bagaimana seseorang memahami kekuatan dan keterbatasannya, dan kepercayaan diri adalah keyakinan akan kemampuan dan kebernilaian orang tersebut.
Menurut Morin (2013) Self awareness memiliki dampak dan fungsi antara lain:
- Self evaluation intinya adalah merepresentasikan penilaian dasar individu yang membuat merasa berarti dan memiliki kemampuan. Memberikan stimulasi kesadaran diri.
- Increased emotional intensity
- Self knowledge diartikan sebagai mengetahui atau memahami sifat dasar sesorang, kemampuan, dan keterbatasan diri seseorang.
- Self regulation merupakan salah satu fungsi adaptif mayor dari kesadaran diri yang meliputi perubahan perilaku seseorang, perlawanan akan sebuah godaan, perubahan
mood seseorang, memilih sebuah reaksi dari beragam pilihan, dan penyaringan informasi yang tidak relevan.
- Theory of mind
b) Perceive acuity yaitu keterampilan dalam menginterpretasikan pesan dari persepsi yang kita dapatkan melalui observasi atau keahlian dalam mendengarkan.
c) Emotional mastery yaitu kemampuan untuk memahami dan mengontrol emosi diri sendiri, yang terdiri dari: mengenali emosi, manajemen emosi, memotivasi diri sendiri, mengakui emosi pada diri orang lain, dan memlihara hubungan yang terlibat dengan emosi.
d) Openness yaitu kemampuan untuk menghadapi pemikiran kita dan mempelajari ide-ide baru atau pengalaman baru.
e) Flexibility dan adaptability yaitu kemampuan untuk berubah dan beradaptasi dalam situasi yang baru.
f) Autonomy yaitu kemampuan untuk mengontrol kehidupan diri pribadi, dimana untuk mencapai otonom ini, seseorang harus memiliki pengembangan terkait aspek pikiran (mind), fisik, kecerdasan, sensitifitas, aestetik, tanggung jawab personal dan nilai spiritual.
g) Creative resourcefulness yaitu kemampuan untuk menjadi kreatif dan inovatif, dana menemukan jalan yang brau dalam melakukan berbagai hal.
D. Manfaat Personal Mastery
Manfaat dan keuntungan bagi seseorang yang mempunyai tingkat penguasaan diri tinggi adalah :
a. Kemampuan mengambil tanggung jawab . b. Kejelasan dan profesionalisme visi.
c. Kohesive dan Team Work yang berlaku.
d. Penurunan jumlah karyawan yang absen melalui peningkatan kesejahteraan karyawan.
e. Mampu mengendalikan stress dan bersikap positif
f. Menciptakan pertumbuhan organisasi yang tetap dan berjangka panjang.
g. Pemenuhan tanggung jawab sosial h. Kepemimpinan kreatif yang kuat.
i. Meningkatkan kecerdasan emosi.
Dengan demikian terlihat jelas bahwa Personal Mastery tidak saja baik bagi diri sendiri namun juga mempengaruhi lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal dengan cara yang positif.
E. Aspek Personal Mastery
Oleh Metavarsity Course, Personal Mastery disebutkan memiliki 4 aspek, yaitu:
a. Aspek Emosional, yang terdiri atas:
- Memahami emosi diri sendiri dan akibatnya - Memahami orang lain dan emosi yang dialaminya - Berdaya secara emosional dan nyata
- Menjadi vulnerable dan terbuka dengan suatu hubungan b. Aspek Spiritual, yang terdiri atas:
- Terhubung dengan inner self
- Mengapresiasi kehidupan, menyayangi orang lain - Bersatu dalam perbedaan dengan orang lain
- Menciptakan dunia yang lebih baik untuk tempat hidup c. Aspek Fisik
- Berada secara fisik dan dalam lingkungan - Memahami hubungan antara ‘mind-body’
- Bertanggung jawab dan membuat keputusan positif - Memanage stress dan mencapai keseimbangan d. Aspek Mental
- Memahami cara pikiran bekerja dan cara menciptakan realitas
- Meningkatkan fokus mental dan konsentrasi - Menciptakan pikiran yang jernih dan inovatif - Menciptakan realitas yang diinginkan.
- Dengan menguasai 4 aspek yang telah dikemukakan, diharapkan seseorang dapat menggunakannya untuk mengatasi kebutaan yang dialami. Setelah mampu menguasai 4 aspek tersebut, dapat dikatakan telah menguasai Personal Mastery. Seseorang yang telah menguasai Personal Mastery memiliki komitmen yang tinggi terhadap suatu hal, lebih sering mengambil insiatif, secara terus menerus mengembangkan kemampuannya untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan yang benar-benar diinginkan.
F. Kesimpulan
Personal mastery merupakan factor penting bagi individu dalam mengembangkan visi pribadi, focus energy, kesabaran dan pandangan objektif terhadap realitas, serta kemampuan untuk menciptakan hasil terbaik dalam kehidupan.
Personal mastery juga berperan dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan, produktivitas, serta kemampuan individu untuk menganalisis hal-hal penting dan menetapkan tujuan yang jelas.
TINJAUN PUSTAKA
[1] J. Andrew, “Personal Mastery, Familiar dengan Istilah Ini?,”
Kompasiana.com. Accessed: Feb. 28, 2024. [Online]. Available:
https://www.kompasiana.com/jasonxdrew/60f42c3070de052d89360952/pe rsonal-mastery-familiar-dengan-istilah-ini
[2] A. Pangaribuan, “‘Analysis of the Implementation of Learning
Organizations at Pt Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Tbk Jakarta Based on Employee Perceptions of the Human Resource Division’, Thesis on State Administration, 2012, p. 1–132,” Skripsi Ilmu Adm. Negara, pp. 1–
132, 2012.
[3] unair, “personal-mastery-model-keperawatan-untuk-meningkatkan- keselamatan-pasien,” unair, [Online]. Available:
https://news.unair.ac.id/2020/06/11/personal-mastery-model-keperawatan- untuk-meningkatkan-keselamatan-pasien/?lang=id
[4] ilham ibnu et al Amelia putri, “KONSEP PERSONAL MASTERY,” uho, 2019, [Online]. Available:
https://www.scribd.com/document/402636956/KONSEP-PERSONAL- MASTERY-docx
[5] R. M. PROBOANDINI, “Hubungan Personal Mastery Dengan Caring Behavior Perawat Di Rsu Haji Surabaya Dan Rs Islam Jemursari,”
Perpust. Univ. Airlangga, pp. 1–185, 2017, [Online]. Available:
https://repository.unair.ac.id/77630/