• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dinamika Anak dan Remaja sebagai Generasi Digital

N/A
N/A
Rosa Seran

Academic year: 2024

Membagikan "Dinamika Anak dan Remaja sebagai Generasi Digital"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

DINAMIKA ANAK DAN REMAJA SEBAGAI GENERASI DIGITAL

Disusun Oleh :

RAHMATIA RAHMAT (22062014059)

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat Hidayah dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Dinamika anak dan remaja sebagai generasi digital”.Tepat pada waktunya,Penyusun berharap tulisan ini bisa memberikan wawasan luas untuk memahami tentang isi dari makalah. Selain itu penyusun berharap tulisan ini dapat menjadi dasar pengantar dan pemenuhan materi perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat sangat membangun, penulis mengharapkan demi kesempurnaan makalah ini dan semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu penyusunan tulisan ini. Semoga Allah SWT memberkati kita semua.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...i

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Kata pengantar...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Remaja...2

B. Tahap – Tahap Masa Remaja...2

C. Hakikat Karakter Generasi...4

D. Implikasi Generasi Z Terhadap Pendidikan...6

E. Perlakuan Untuk Karateristik Generasi Z...7

F. Indikator Generasi Z...8

BAB III PENUTUP...9

A. Kesimpulan...9

DAFTAR PUSTAKA...10

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Kata pengantar

Memahami karakter remaja merupakan suatu hal sangat urgen, terlebih lagi pada zaman digital ini anak remaja dihadapkan dengan dunia global yang didukung dengan kecanggihan teknologi komputer yang serba instant dan dinamis. Dalam tahap perkembangannya remaja saat ini merupakan generasi yang melek teknologi yang berbasis komputerisasi dan internet, mereka tidak canggung lagi mengakses segala informasi yang mereka serap dengan cepat.

Dalam hal ini generasi remaja harus mampu menyaring sumber informasi yang diserapnya, mampu untuk mengontrol penggunaan internet dengan bijak. Diperlukan usaha sejak dini untuk melek teknologi tanpa harus kehilangan kaidah atau norma yang dijunjung tinggi yaitu etika/ akhlak baik dalam menggunakan internet. Dukungan dan sosialisasi dari berbagai pihak terutama dari orang terdekatnya sepert keluarga dan lingkungan sekitar yang peduli akan masa depan geneasai yang dikenal dengan generasi z ini harus bisa terserap dengan optimal. Sehingga generasi z ini mampu secara bijak menggunakan dan menyerap informasi dari internet.

Perlakuan dan treatment yang tepat dalam menghadapi generasi z dapat dilihat dai beberapa indikator dan karakteristik dari pada generasi ini, dengan memahami karakteristrik gaya hidup generasi z akan memudahkan orang tua, guru dan lingkungan sekitar diharapkan mampu memberikan stimulus yang baik yang akan mengarahkan kepada saling memahami akan kepentingan dan kebutuhan remaja saat ini. Dengan harapan mampu menjadi teman dekat di saat mereka butuhkan dan menjadi tempat untuk berkeluh kesah tentang pengalaman dan masalah yang dimilkinya. Sehingga remaja zaman now tidak akan kehilangan role model/ panutan dalam setiap mengambil keputusan.

Berdasarkan beberapa masalah yang dihadapi remaja saat ini, zaman di mana mereka dihadapkan dengan segala hal berbau teknologi yang serba instant. Peran orang tua, guru dan elemen pemerintah maupan masyarakat diharapkan mampu untuk memahani karakteristik remaja aman now. Dengan ini penulis menekankan kepada karakteristik anak remaja digital dan cara memperlakukan mereka dengan baik dan bijak.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak – kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda.

Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yaitu diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

B. Tahap – Tahap Masa Remaja

Tahapan perkembangan remaja menurut Mapiarre berlangsung antara antara umur 12 tahun sampai 22 tahun yaitu umur 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 bagi pria. Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dengan rentan usia antara 12/13 tahun sampai 17/18 tahun dan remaja akhir usia 17/18 sampai 21/22 tahun.

Perkembangan masa remaja merupakan periode transisi atau peralihan dari kehidupan masa kanak-kanak ke masa dewasa. Periode di mana individu dalam proses pertumbuhannya (terutama pertumbuhan fisik) telah mencapai kematangan, Mereka tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak namun mereka belum mencapai kematangan yang penuh dan belum memasuki tahapan perkembangan dewasa. Secara negatif periode ini disebut juga periode “serba tidak” (the “un” stage), yaitu ubbalanced/ tidak/belum seimbang, unstable/ tidak/belum stabil dan unpredictable/ tidak dapat diramalkan. Pada periode ini terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi psikologis, sosial dan intelektual.

Masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap yaitu:

1. Masa pra remaja: 12 – 14 tahun

Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan pemasakan beberapa kelenjar endokrin.

2. Masa remaja awal: 14 – 17 tahun

(6)

Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi kematangan alat– alat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi.

3. Masa remaja akhir: 17 – 21 tahun

Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.Sedangkan, Petro Blos mencoba menerangkan tahap-tahap perkembangan dalam kurun usia remaja, Blos yang penganut aliran psikoanalisis berpendapat bahwa perkembangan pada hakikatnya adalah usaha peyesuaian diri (coping), yaitu untuk secara aktif mengatasi stress dan mencari jalan keluar baru dari berbagai masalah. Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap perkembangan remaja, yaitu sebagai berikut:

1. Remaja awal (early adolescence). Pada tahap ini remaja masih terheran-heran akan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan- dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Remaja dapat mengembangkan pikiran-pikiran yang baru, cepat teratarik pada lawan jenis, dan mudah merasa terangsang secara erotis.

2. Remaja madya (middle adolescence). Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ia merasa senang bila memiliki banyak teman yang menyukainya. Ada kecenderungan “narcistic”, yaitu mencintai dirinya sendiri, serta menyukai teman-temannya yang memiliki sifat sama seperti diriya.

3. Remaja akhir (late adolescence). Pada tahap ini dapat disebut masa konsolidasi menuju periode masa dewasa dengan mencapai 5 hal, yaitu:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman-pengalaman baru.

c. Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egoisentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

e. Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (the public).

Mahasiswa dikategorikan remaja akhir dan dewasa awal, pada masa itu umumnya berada pada masa transisi dan pengguna aktif media digital. Tidak dapat dinafikkan bahwa media digital lebih erat berhubungan dengan remaja

(7)

daripada orangtua dan gurunya. Dalam kondisi seperti ini, melarang mereka untuk tidak berhubungan dengan media digital

bukanlah pilihan tepat karena arus digitalisasi sudah tidak terbendungkan lagi karena dapat diakses kapan saja dan dimana saja.

Remaja merupakan kelompok budaya yang berbeda dan signifikan, sebagai sebuah segmen pasar, sebuah subkultur dan yang memimpin jalan dalam penggunaan media digital. Remaja adalah titik di mana mereka berusaha untuk membangun identitas, untuk membentuk kelompok sosial, dan untuk menegosiasikan makna budaya yang mereka miliki. Dan di antara semuanya, media menjadi bagian pusatnya. Remaja menjadi objek komodifikasi yang potensial untuk produser media yang memiliki tujuan pemasaran transgenerasi.

C. Hakikat Karakter Generasi 1. Pengertian Karakter

Berbicara karakter, maka berbicara pula terkait sifat dan sikap seseorang. Karakter merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang menjadikan ciri khas pada seseorang tersebut. Karakter sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Helen G. Douglas karakter tidak diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari demi hari melalui pikiran dan perbuatan pikiran demi pikiran, tindakan demi tindakan. Selain itu menurut S.M. Dumadi karakter atau watak itu sebuah stempel atau cap, sifat sifat yang melekat pada seseorang. Dan watak seseorang dapat dibentuk, dapat dikembangkan dengan pendidikan nilai.

Dari beberapa pengertian terkait karakter yang telah disebutkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter adalah sikap dan sifat seseorang yang melekat pada diri pribadinya yang dapat dibentuk atau dibangun dan tercermin dalam pola pikir dan pola tingkah laku.

2. Pengertian Generasi Digital (Z)

Generasi adalah sebuah kelompok yang terdiri dari individu yang memiliki kesamaan dalam rentang usia dan berpengalaman mengikuti peristiwa sejarah penting dalam suatu periode waktu yang sama.

Pada teori generasi dari awal keberadaannya dikenal oleh masyarakat sampai saat ini ada sebanyak lima generasi, yaitu:

(8)

a. Generasi Baby Boomer

Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak tahun 1946 sampai dengan tahun 1964.

b. Generasi X

Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak tahun 1965 sampai dengan tahun 1980.

c. Generasi Y

Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak tahun 1981 sampai dengan tahun 1994.

d. Generasi Z

Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak tahun 1995 sampai dengan tahun 2010.

e. Generasi Alpha

Generasi ini merupakan orang-orang yang lahir pada kurun waktu sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2025. Generasi Z disebut juga dengan iGeneration, Generasi Net atau Internet adalah mereka yang hidup pada masa digital. Dalam bukunya yang berjudul Raising Children in Digital Era, Elizabet T. Santosa menyebutkan bahwa:

“Generasi Net adalah generasi yang lahir setelah tahun 1995, atau lebih tepatnya setelah tahun 2000. Generasi ini lahir saat internet mulai masuk dan berkembang pesat dalam kehidupan manusia. Generasi ini tidak mengenal masa saat telepon genggam belum diproduksi, saat mayoritas mainan sehari- hari masih tradisional.”

Sedangkan menurut Hellen Chou P. Memberikan pengertian terhadap istilah generasi Z:

“Generasi Z atau yang kemudian banyak dikenal dengan generasi digital merupakan generasi muda yang tumbuh dan berkembang dengan sebuah ketergantungan yang besar pada teknologi digital.” Generasi Z memiliki karakteristik yang khas di mana internet mulai berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan media digital. Adanya Generasi Z tersebut lahir dari perpaduan dua generasi sebelumnya yaitu Generasi X dan Generasi Y.

Orang-orang pada masa Generasi ini adalah mereka yang dilahirkan dan dibesarkan pada era digital, dimana beraneka- macam teknologi telah berkembang semakin banyak dan canggih, seperti telah adanya perangkat keras elektronik berupa: computer atau laptop, hand phone, iPad, MP3, MP4, dan

(9)

lain sebagainya. Orang-orang yang termasuk dalam Generasi Z sejak dini sudah mengenal atau mungkin bisa juga diperkenalkan dan terbiasa dengan berbagai macam dan bentuk gadgets serta aplikasi yang canggih tersebut. Hal ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat berpengaruh terhadap perkembangan perilaku, kepribadian, bahkan pada pendidikan dan hasil belajar yang dicapai, bagi mereka yang masih berstatus sebagai siswa. Di samping keunggulan anak- anak generasi Z terdapat kelemahan, misalnya mereka biasanya kurang terampil dalam komunikasi verbal. Generasi Z kurang menyukai proses, mereka pada umumnya kurang sabar dan menyukai hal-hal yang serba instan.

3. Karakteristik Generasi Z

Generasi Z memiliki karakteristik perilaku dan kepribadian yang berbeda apabila dipandang dari dua generasi sebelumnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa karakteristik umum Generasi Z diantaranya adalah:

a. Fasih Teknologi

Orang-orang yang termasuk pada Generasi Z adalah mereka yang disebut dengan Generasi Digital, dimana mereka merupakan orang yang mahir dan terbiasa dengan penggunaan teknologi informasi termasuk berbagai fasilitas dan aplikasi komputer atau laptop. Segala informasi yang dibutuhkan dapat dengan mudah dan cepat diakses untuk menunjang kebutuhan sehari-hari maupun kepentingan pendidikan.

b. Sosial

Orang Generasi Z merupakan orang-orang yang memiliki kecenderungan waktu yang lebih lama untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan banyak orang diberbagai kalangan, tidak hanya teman sebaya namun juga orang lain yang lebih muda atau bahkan lebih tua melalui berbagai situs jejaring sosial seperti:

Facebook, Twitter, SMS, BBM, dan lain sebagainya. Bahkan tidak cukup hanya bersosialisasi dengan orang-orang atau teman satu daerah atau negara, tetapi juga lintas daerah dan lintas negara. Generasi Z ini juga lebih cenderung memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap perbedaan budaya dan lingkungan.

c. Multitasking

Orang Generasi Z terbiasa untuk melakukan pelbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka lebih menginginkan segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat, dan sangat menghindari hal-hal yang terlalu lambat atau terbelit-belit.

D. Implikasi Generasi Z Terhadap Pendidikan

(10)

Dengan hadirnya Generasi Z yang memiliki karakteristik seperti yang telah dijelaskan di atas, membawa implikasi atau dampak tersendiri terhadap pendidikan, yaitu:

a. Sebagai orang tua, guru, konselor atau pendidik lainnya seyogyanya dapat memberikan bimbingan dan memfasilitasi anak, agar mereka terutama yang termasuk dalam Generasi Z dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan zamannya serta dapat memanfaatkan kehadiran teknologi secara tepat dan benar. Bukan kemudian melarang mereka untuk menjadi seperti generasinya, namun yang terpenting adalah bagaimana mereka dapat berusaha dan berupaya agar dapat hidup secara aturan yang tepat dan benar.

b. Anak yang termasuk dalam Generasi Z lebih menyukai hal-hal yang bersifat aplikatif dan menyenangkan. Berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran, guru juga harus mampu mengakomodasi kecenderungan dalam mereka belajar.

Dalam mengakomodasi kecenderungan anak Generasi Z di mana mereka suka dengan aktifitas bersosialisasi di dunia maya, maka tidak salah jika kemudian guru dapat memanfaatkan pelbagai media sosial untuk sarana belajar siswa. Seperti dengan membuat forum diskusi melalui facebook, e-mail, atau bahkan suatu saat nanti dimunculkan gagasan tentang twitter untuk pendidikan. Keseluruhan itu tadi merupakan upaya untuk memanfaat-kan teknologi yang ada untuk kepentingan pendidikan.

E. Perlakuan Untuk Karateristik Generasi Z

Perlakuan terhadap anak akan lebih tepat apabila disesuaikan dengan karakteristik anak itu sendiri. Sebagai sebuah generasi yang unik, maka diperlukan perlakuan yang tepat.

Beberapa cara dalam memperlakukan anak sesuai dengan karakteristiknya, seperti:

a. Pemberian penghargaan (rewards)

Pemberian penghargaan kepada anak bisa dalam bentuk mainan, uang, makanan, dan lainnya. Penghargaan bukan untuk mengubah perilaku anak tetapi untuk menghargai hasil karya anak.

b. Membiasakan disiplin

Disiplin pada anak bertujuan agar anak dapat memiliki kontrol terhadap dirinya dengan menanamkan kepercayaan diri.

c. Time-out

Time-out adalah proses bagi anak untuk menenangkan diri dan menyadari kesalahannya. Time-out bukan hukuman, namun memberi waktu dan kesempatan pada anak untuk memperoleh kontrol atas perilakunya.

d. Role Modeling

Anak belajar dari mengamati tingkah laku, perbuatan, pandangan, pemikiran, cara berkomunikasi dari orang dewasa yang ada di sekitarnya. Sehingga perlu memberikan contoh perilaku dan tindakan positif.

e. Encouragement

Adanya dorongan semangat untuk memperoleh perilaku positif pada anak.

f. Attention Ignore

(11)

Langkah ini memfokuskan pada perbuatan baik yang dilakukan oleh anak sehingga anak akan mengulangi perbuatan tersebut dan mengabaikan perilaku buruk dan tidak akan melakukannya lagi.

F. Indikator Generasi Z

Setiap populasi generasi yang muncul umumnya dalam kurun setiap lima belas sampai delapan belas tahun terakhir Memiliki indikator demografik yang berbeda dengan generasi sebelum dan setelahnya. Pengelompokan pada setiap generasi ini disebut dengan cohort.

Indikator pada setiap generasi meliputi perbedaan kepercayaan, keyakinan, karier, keseimbangan kerja, keluarga, peran gender dan lingkungan pekerjaan. Beberapa indikator anak-anak yang termasuk dalam Generasi Z atau Generasi Net:

a. Memiliki ambisi besar untuk sukses

Anak zaman sekarang cenderung memiliki karakter yang positif dan optimis dalam menggapai mimpi mereka.

b. Cenderung praktis dan berperilaku instan (speed)

Anak-anak di era generasi Z menyukai pemecahan masalah yang praktis. Mereka tidak menyukai berlama-lama meluangkan proses panjang mencermati suatu masalah. Hal ini disebabkan anak-anak ini lahir dalam dunia yang serba instan.

c. Cinta kebebasan dan memiliki percaya diri tinggi

Generasi ini sangat menyukai kebebasan. Kebebasan berpendapat, kebebasan berkreasi, kebebasan berekspresi, dan lain sebagainya. Mereka lahir di dunia yang modern, dimana sebagian besar dari mereka tidak menyukai pelajaran yang bersifat menghafal. Mereka lebih menyukai pelajaran yang bersifat eksplorasi. Anak-anak pada generasi ini mayoritas memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka memiliki sikap optimis dalam banyak hal.

d. Cenderung menyukai hal yang detail

Generasi ini termasuk dalam generasi yang kritis dalam berpikir, dan detail dalam mencermati suatu permasalahan atau fenomena. Hal ini disebabkan karena mudahnya mencari informasi semudah mengklik tombol search engine.

e. Berkeinginan besar untuk mendapatkan pengakuan

Setiap orang pada dasarnya memiliki keinginan agar diakui atas kerja keras, usaha, kompetensi yang telah didedikasikannya. Terlebih generasi ini cenderung ingin diberikan pengakuan dalam bentuk reward (pujian, hadiah, sertifikat, atau penghargaan), karena kemampuan dan eksistensinya sebagai individu yang unik.

f. Digital dan teknologi informasi

Sesuai dengan namanya, generasi Z atau generasi Net lahir saat dunia digital mulai merambah dan berkembang pesat di dunia. Generasi ini sangat mahir dalam menggunakan segala macam gadget yang ada, dan menggunakan teknologi dalam

(12)

keseluruhan aspek serta fungsi sehari-hari. Anak-anak pada generasi ini lebih memilih berkomunikasi melalui dunia maya, media sosial dari pada menghabiskan waktu bertatap muka dengan orang lain.

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dengan rentan usia antara 12/13 tahun sampai 17/18 tahun dan remaja akhir usia 17/18 sampai 21/22 tahun. Dunia remaja merupakan dunia yang serba instant, dinamis, aktif dan multitasking.

Dunia mereka sangat kompleks dan proses untuk menemukan jati diri. Suatu fase perkembangan menuju kematangan diri yang di dalamnya terdapat segudang potensi yang bisa berkembang jika memperoleh penanganan dan dukungan baik dari orang terdekat mereka.

Beberapa indikator generasi digital seperti melek teknologi, serba instant, multitasking dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal yang baru. Seharusnya bisa dipahami oleh orang tua dan guru agar mampu menjalankan tugasnya sebagai panutan yang ideal dan mejadi tempat untuk sharing ketika mereka dihadapkan dengan suatu masalah atau pengalaman baru.

Ketika orang tua dan guru bisa memahami karakter mereka dari sudut pandang remaja zaman now, mereka bisa masuk ke dalam dunia anak remaja yang begitu kompleks.

Peran orang tua dan guru akan optimal jika mereka paham betul keinginan dan kemaunan mereka berdasarkan karakteristik dan indikator generasi yang biaasa dikenal dengan generasi z/ i-Generation ini.

Tentunya hal ini tidak bisa terlepas begitu saja, selain pemahaman tentang kebutuhan mereka, orang tua dan guru harus bisa bersikap disiplin dan tegas dalam setiap kebijakan dan peraturan yang dibuat. Perlakuaan yang tepat dan bijak yang dilakukan orang tua dan guru akan menghantarkan generasi z kepada kematangan dalam berpikir, bertindak dan memutuskan sesuatu.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2014. Pembelakan Nilai-Karakter. Jakarta: Rajagrafindo

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Astuti, Yanti Dwi. “Peperangan Generasi Digital Natives Melawan Digital Hoax Melalui Kompetisi Kreatif” Informasi Kajian Ilmu Komunikasi Volume 47. Nomor 2. Desember 2017. Hlm. 234

Referensi

Dokumen terkait

Dalam konteks penggunaan internet pada era digital, golongan remaja juga tidak ketinggalan dengan arus teknologi seperti menggunakan internet dan peranti digital seperti

Dokumen ini membahas tentang desain instruksional berbasis digital storytelling untuk pembelajaran tentang pertumbuhan dan perkembangan anak dalam konteks

Analisi Hasil analisis terhadap dinamika keluarga dan pengaruhnya pada kesehatan mental anak mengungkap beberapa poin penting: 1 Komunikasi Keluarga:  Komunikasi yang terbuka dan

Makalah ini membahas tentang dinamika sejarah dan urgensi wawasan kebangsaan dalam konteks

Makalah ini membahas dinamika sejarah dan urgensi wawasan kebangsaan di

Makalah ini membahas tentang pernikahan jarak jauh dan dinamika

Penelitian ini mengevaluasi dampak interaksi teknologi digital terhadap gaya hidup hedonisme remaja modern menggunakan metode analisis deskriptif dan

Analisis psikologi perkembangan anak, membahas bahasa, bicara, dan sosial pada anak sesuai tahapan usia dan faktor