• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Efektifitas Model Pembelajaran PBL Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Memecahkan Masalah

Ahmadi 1

1[email protected]

Abstrak: Tulisan ini berupaya untuk mengetahui bagaimana efektifitas model pembelajaran Problem BasedLearning (PBL) dalam meningkatkan kemampuan siswa Kelas xi keagamaan untuk memecahkan masalah dalam rangka pengembangan metode pembelajaran dan strategi serta model pembelajaran di madrasah, maka hal ini harus disesuaikan dengan tahap perkembangan peserta didik. setelah melakukan analisa terhadap hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran PBL pada mata pelajaran Ushul Fikih untuk peserta didik kelas XI yang berada pada tahap perkembangan yang kelima yaitu identity vs role antara usia 12 – 18 tahun di mana peserta didik pada masa perkembangan ini lebih cenderung berusaha untuk menemukan jati dirinya dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan menambah kemampuannya untuk memecahkan masalah, dan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning menunjukkan bahwa peserta didik kelas 11 Keagamaan 1 dan 2, 90 % dari seluruh peserta didik cenderung lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan menjadi lebih mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi serta sisanya 10 % kurang aktif dan belum mampu menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru.

Kata kunci: efektifitas model pembelajaran PBL dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah

1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dinamik sepanjang kehidupan manusia. Perubahan yang terjadi pada satu fase menjadi dasar perkembangan pada fase berikutnya. Pertumbuhan dan perkembangan yang paling mencolok terjadi pada masa kanak- kanak dan remajaDalam hal ini mereka tidak menerima jika diperlakukan seperti anak-anak, tetapi mereka juga belum mampu menyesuaikan diri seperti orang dewasa dalam bertindak di lingkungan sekitarnya.

Maka, pada masa transisi ini remaja mengalami krisis identitas diri yang berpengaruh secara psikologis kepada emosinya, perilakunya maupun perkembangan psikososialnya (Issn & Issn, 2022).

Selama ini kita sebagai guru Menganggap tidak penting untuk melakukan inovasi- inovasi dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kebanyakan guru hanya melaksanakan tugas sebagai pengajar yang masuk ke kelas lalu menyampaikan materi dan memberi tugas kepada peserta didik dengan tidak pernah melakukan evaluasi diri terhadap apa yang telah dilakukan apakah berhasil atau tidak. Dari permasalahan di atas penulis merasa ada yang perlu diteliti tentang efektif tidaknya

(2)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

melakukan inovasi-inovasi dalam melaksanakan KBM di kelas terutama dalam pemilihan strategi atau model pembelajaran.

Mengembangkan dan melakukan inovasi pembelajaran merupakan keharusan bagi seorang guru agar pembelajaran yang dilakukan senantiasa tampak baru di kalangan peserta didik. Selain itu PTK juga dapat meningkatkan profesionalisme guru melalui penelitian yang dilakukan serta dalam rangka meningkatkan pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya. Dan inti penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa efektifnya Model Pembelajaran (Problem Based Learning) Dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa MA Al-Falah Nagreg Dalam Memecahkan Masalah.

Model pembelajaran Problem based learning yang diterapkan adalah model pembelajaran yang didasarkan pada permasalahan di mana siswa dihadapkan dengan masalah yang ada di dunia nyata yang dianggap bermakna, kemudian bertindak secara kolaboratif untuk menciptakan solusi dari masalah tersebut.Pembelajaran berbasis proyek membuat pembelajaran menjadi sesuatu yang lebih “hidup” bagi siswa. Siswa Bapak dan Ibu Guru akan mengerjakan proyek dalam waktu tertentu, di mana mereka terlibat langsung dalam proses pemecahan masalah dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kompleks. Model pembelajaran yang dianjurkan untuk digunakan pada kurikulum 2013 adalah model pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (studentcentered) yang salah satunya adalah model pembelajaran Problem BasedLearning. Dalam modul implementasi kurikulum 2013 dijelaskan bahwa Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai inti pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintetis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk belajar.

Model pembelajaran Problem Based Learning memiliki keunggulan yang sangat penting dan bermanfaat bagi siswa, namun model pembelajaran Problem BasedLearning sangat jarang digunakan oleh guru, karena memang dalam prakteknya memerlukan persiapan yang cukup dan pengerjaannya lama. Problem BasedLearning, atau PBL adalah model pembelajaran yang bertujuan untuk memfokuskan pserta didik pada permasalahan kompleks yang diperlukan dalam melakukan investigasi dan memahami pelajaran melalui investigasi. Model ini juga bertujuan untuk membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan serbagai subyek (materi) kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.

Problem BasedLearning, atau PBL adalah model pembelajaran yang yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan menintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dan beraktifitassecara nyata. PBL dirancang untuk digunakan pada permasalahan yang kompleks yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi dan memahaminya. Sugihartono, mengungkapkan metode problem adalah metode pembelajaran berupa penyajian kepada peserta didik materi pelajaran yang bertitik

(3)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

tolak dari suatu masalah yang selanjutnya dibahas dari berbagai sisi yang relevan sehingga diperolah pemecahan secara menyeluruh dan bermakna. metode ini memberi kesempatan siswa untuk menganalis suatu masalah dari sudut pandang peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya.

Menurut Gunantara (2014) Kemampuan pemecahan masalah merupakan kecakapan atau potensi yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan permasalahan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari”. Pemecahan masalah diartikan sebagai suatu proses terencana yang perlu dilaksanakan agar memperoleh penyelesaian tertentu dari sebuah masalah yang mungkin tidak didapat dengan segera diselesaikan (Rofiqoh, Z., 2015). Pandangan lain menjelaskan bahwa pemecahan masalah merupakan suatu proses untuk mengatasi kesulitan yang ditemui untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan (Sumartini, 2016).

Goldstein dan Levin, pemecahan masalah telah didefinisikan sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan modulasi dan kontrol lebih. Pemecahan masalah, yang tidak diragukan lagi terletak di jantung rekayasa dan teknologi, dianggap salah satu fungsi intelektual yang paling kompleks (Moshe, 2013). Pemecahan masalah memerlukan kesiapan, kreativitas, pegetahuan dan kemampuan serta aplikasinyadalam kehidupan sehari-hari (Hadi dan Riyadatul, 2014). Disamping itu, pemecahan masalah juga merupakan persoalan-persoalan yang dikenal sebagai proses berfikirtinggi dan penting dalam proses pembelajaran (Hadi dan Radiyatul, 2014).

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemecahan masalah adalah upaya mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai tujuan.

Sehingga Definisi Operasional variabel bebas dari penelitian ini, yakni Kemampuan Pemecahan Masalah adalah upaya Siswa kelas XI MA Al Falah Nagreg mencari jalan keluar yang dilakukan dalam mencapai tujuan dengan indikator dari Kemampuan Memecahkan Masalah, yaitu 1) Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga Siswa kelas XI MA Al Falah mengerti masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, siswa harus mampu mendefinisikan beberapa masalah mengenai isu-isu hangat yang terjadi di lingkungannya; 2) Mampu mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah”. Jika hal yang pertama dilakukan adalah mengindentifikasi masalah, maka selanjutnya Siswa ke XI MA Al Falah harus dapat menyelidiki ataupun menemukan sebab atau alasan terjadi suatu permasalahan tersebut sehingga bisa mencari solusi; 3) Mampu merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas XI MA Al Falah. Mengatasi suatu permasalahan tentunya bisa melakukan berbagai hal sesuai tingkat permasalahan yang ada. Strategi yang dilakukan pun bisa berbeda beda sehingga perlu adanya alternatif strategi yang lain jika salah satu strategi tidak dapat berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut;

4) Mampu menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan. Pengambilan keputusan

(4)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah karena menentukan strategi yang paling baik dari beberapa alternatif strategi yang ada. 5) Mampu melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil”. Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki hal-hal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah. Sehingga akan menjadi cerminan untuk selanjutnya agar melakukan strategi yang lebih baik lagi.

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan telaah dokumen hasil observasi di kelas Ketika kegiatan pembelajaran. Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulisataulisandari orang-orang dan perilaku yang diamati.

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh), tidak mengisolasi individu kedalam variable atau hipotesis, tetapi memandangnya sebagai bagian dari keutuhan. (Darmalaksana, 2020)

di MA Al-Falah Nagreg, yang berada di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat MA yang mempunyai rombongan belajar sebanyak 20 rombel, fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang memadahi ada perpus manual dan perpus digital, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 60 orang Guru serta 8 Tenaga Kependidikan.

Penelitian tindakan kelas bagi peneliti selaku guru dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Dengan melakukan tahap-tahapan dalam penelitian tindakan kelas, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya, juga bagi siswa penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di kelas, sedangkan bagi madrasah penelitian ini dapat menjadi salah satu alternatif model pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Objek dalam Penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI Keagamaan 1 dan 2 MA Al- Falah Nagreg Kabupaten Bandung dengan jumlah peserta didik sebanyak 55 siswa, yang terdiri dari kelas Keagamaan 1 (putra) berjumlah 26 siswa dan kelas Keagamaan 2 (putri) berjumlah 29 siswi. Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 bulanyaitu pada bulan September sampaidengan Oktober 2022. Materi pada penelitian ini adalah materi ushul fikih tentang qawa’id Fiqhiyah.

Penelitian ini direncanakan sebanyak 2 siklus masing – masing siklus 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

2. Hasil

Pada siklus ini membahas Materi tentang Kaidah Adh Dhararuyuzal.

3.1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

(5)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan dengan membuat silabus, rencana pembelajaran, lembar observasi siswa, lembar kerja siswa (LKPD), lalu peserta didik mendiskusikan permasalahan yang disajikan di LKPD bersama kelompoknya dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model essay.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah : a) Guru menjelaskan materi tentang Kaidah Adh Dhararuyuzal secara klasikal. b) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 4 kelompok, masing– masing kelompok terdiri dari 6 atau 7 orang siswa, kemudian siswa diminta untuk menganalisis masalah yang disajikan di LKPD. c) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKPD dan buku yang dijadikan sebagai sumber materi, kemudian diskusi kelompok, lalu dilanjutkan dengan diskusi antar kelompok, dan menjawab soal–soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap kelompoknya.

c. Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah ide atau gagasan, keaktifan, dan kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon peserta didik. Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS: 11. KEAGAMAAN.1

No Nama Siswa

Aspek Yang diamati Skor Ide/Gag

asa n

Aktif Kerjas

ama 1 2 3 4

1 AHMAD RAFA ALFAHRI 4 4 4 √

2 ARIEF SYARIFFUDIN BUDIMAN 4 4 4 √

3 AS'AD RASYIQ HAIDAR 3 3 3 √

4 AZHARYA PUTRA DIMAS FATHURROZI

4 4 4 √

5 AZKA ZAHRO ZAKARIA 4 4 4 √

6 BUSTOMI RIDWAN ASH SHIDQI 4 4 4 √

7 DHAFFA AL FATHUROHMAN 3 3 2 √

8 ELVIN NUR FAIZ 4 4 4 √

9 FAIZ ZAQI ALFAUZAN 4 4 4 √

10 HAFIZH ARKAN ABDILLAH 3 3 3 √

11 HAFIZH NAWAAB ABDALA 4 4 4 √

(6)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

12 HARIS FADIL MURTAKI 4 4 4 √

13 IQBAL NURSIDIQ 4 4 4 √

14 JALALUDIN ANSORI 4 4 4 √

15 KURNIA AJI APRIANSYAH 4 4 4 √

16 MIN FADHLI ROBBY 4 4 4 √

17 MOHAMMAD AFIQ HAFIIZH HASBULLOH

3 3 4 √

18 MOHAMMAD ILYAS ABASIR 4 4 4 √

19 MUFTI AHMAD GHAUTSUL ANAM 4 3 4 √

20 MUHAMMAD FAIS FIRMANSYAH 4 4 4 √

21 MUHAMMAD ANHAR IBRAHIM 4 4 4 √

22 MUHAMMAD FAHRI 4 4 4 √

23 MUHAMMAD FAWWAZ RAHMAN GUFRON

4 4 4 √

24 MUHAMMAD KHOFI ALDOIS 4 4 4 √

25 MUHAMMAD NAUFAL HAKIM 4 4 4 √

26 MUHAMMAD WILDAN NUGRAHA 2 4 3 √

27 MUHAMMAD ZIDAN AULAWY 4 4 4 √

28 MUJIB MUHAMAD RAMADAN 4 4 4 √

29 RAFI ADITYA SYAFIQ 4 4 4 √

30 RIFKI AHMAD SUHENDAR 4 4 4 √

31 RIFQY AL-QURAISYL IMAMI 4 4 4 √

32 SYAMBUDI HARYADI 4 4 4 √

33 YUSUF DRAJAT KARTARUHYA 3 3 3 √

Nilai = skor x 25

D Tahap Refleksi

NO ASPEK YANG DIAMATI PERSENTASE

1 Tidak memberikan Ide / Gagasan 2 %

2 Kurang Aktif 15 %

3 Aktif, bekerjasama 83

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut : a) Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 66. b) Ketuntasan klasikal jika

≥ 83% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

(7)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

3.2. Siklus II

Setelah melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik di kelas 11 Agama.1 pada siklus I dengan menggunakan metode discovery learning dan model pembelajaran problem based learning menunjukkan bahwa siswa yang aktif dan mampu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah mencapai 83 %, kurang aktif 15 %, dan tidak memberikan ide atau gagasan hanya 2 %. Kemudian Hasil refleksi dan analisis data pada siklus I ini digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus II dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I. pada siklus II peneliti menerapkan hal yang sama di kelas 11 Agama. 2 dengan tahapan yang dilalui sama seperti pada tahap siklus I dan masih sama dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu:

a Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan, rencana pembelajaran, lembar observasi siswa, lembar kerja peserta didik (LKPD), lalu peserta didik mendiskusikan permasalahan yang disajikan di LKPD bersama kelompoknya dan membuat alat evaluasi berbentuk tes tertulis dengan model essay.

b Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah : a) Guru menjelaskan materi tentang Kaidah cabang addaruuratutubihulmahdzurat secara klasikal. b) Pengorganisasian siswa yaitu dengan membentuk 4 kelompok, masing– masing kelompok terdiri dari 7 atau 8 orang siswa, kemudian siswa diminta untuk menganalisis masalah yang disajikan di LKPD. c) Dalam kegiatan pembelajaran secara umum siswa melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKPD dan buku yang dijadikan sebagai sumber materi, kemudian diskusi kelompok, lalu dilanjutkan dengan diskusi antar kelompok, dan menjawab soal – soal. Dalam bekerja kelompok siswa saling membantu dan berbagi tugas. Setiap anggota bertanggungjawab terhadap kelompoknya.

c Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamatia dalah ide atau gagasan, keaktifan, dan Kerjasama peserta didik dalam proses pembelajaran, menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon peserta didik.

Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

LEMBAR OBSERVASI PENGAMATAN KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS: 11. KEAGAMAAN.2

No Nama Siswa

Aspek Yang diamati Skor Ide/Gagas

a n

Aktif Kerjasama 1 2 3 4

1 AISYAH DEVINA DAMAYANTI 4 4 4 √

(8)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

2 ALIFA RAHMALIA 4 4 4 √

3 ALIFAH ROHADATUL A'ISY 4 4 4 √

4 ANA NAZWA MUHYIDIN 4 4 4 √

5 ANNISA AZZAHRA SALSABILA 4 4 4 √

6 DIMA NURHALIJAH 4 4 4 √

7 DWI KHAIRUNNISA 4 4 4 √

8 FATHIYA RIZQY RAHMAN HAKIM

4 4 4 √

9 HANIVAH ZAHRA RAMADHANI 4 4 4 √

10 HAPSHAH NAILAN AUTHARI 4 4 4 √

11 ITSNA MIFTAHUL JANNAH 4 4 4 √

12 LESTY JESYIFA 4 4 4 √

13 LIAWATI MURDIONO 4 4 4 √

14 NAILA NOER JAMILIA 4 4 4 √

15 NAOMI PUTRI GUSTANIA 4 4 4 √

16 NAZWA FARIDA 4 4 4 √

17 NIDA YUMNA IBTIHAL 3 3 4 √

18 NISWATUL MUHTAR 4 4 4 √

19 NOERMA ADYA TRI FAUZIAH 4 3 4 √

20 NURUL DWI FADILAH 4 4 4 √

21 QORIEA MAGHRIZA RAHIM 4 4 4 √

22 RAHMA NAZIYAH RAFA 4 4 4 √

23 RESI MAULIDA 4 4 4 √

24 RIVANA MAFTUHAH 4 4 4 √

25 SABILA MUSAKINAH PERMANA

4 4 4 √

26 SALWA SAKHI MEILIA PUTRI 2 4 3 √

27 SENI FADHILA RAHMAH 4 4 4 √

28 SHERA ROFIFF 4 4 4 √

29 SHIFA NAYLA ZAHRA 4 4 4 √

30 SOFA NABILA ROSYAD 4 4 4 √

31 SOFIATUSSANIAH 4 4 4 √

32 SYAE'AFITRI NUR OKTAVIANA 4 4 4 √

33 ZAHRA KHOERUN NISA 4 4 4 √

34 ZAKIYYATURRIZKIYAH BUSTOMI

4 3 4 √

Nilai = skor x 25

d.Tahap Refleksi

NO ASPEK YANG DIAMATI PERSENTASE

1 Tidak memberikan Ide / Gagasan 0 %

2 Kurang Aktif 5 %

3 Aktif, bekerja sama 95 %

(9)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Pada tahap ini dilakukan evaluasi proses pembelajaran pada siklus I dan menjadi pertimbangan untuk merencanakan siklus berikutnya. Pertimbangan yang dilakukan bila dijumpai satu komponen dibawah ini belum terpenuhi, yaitu sebagai berikut : a) Siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 80%. b) Ketuntasan klasikal jika ≥ 90%

dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual yang diambil dari tes hasil belajar siswa.

3.3. Siklus III

Setelah melakukan observasi terhadap aktivitas peserta didik di kelas 11 Agama.1 pada siklus I dan II dengan menggunakan metode discovery learning dan model pembelajaran problem based learning menunjukkan bahwa siswa yang aktif dan mampu bekerja sama dalam menyelesaikan masalah mencapai 83 %, kurang aktif 15 %, dan tidak memberikan ide atau gagasan hanya 2 %. Kemudian Hasil refleksi dan analisis data pada siklus II ini digunakan untuk acuan dalam merencanakan siklus III dengan memperbaiki kelemahan dan kekurangan pada siklus I dan II.

pada siklus III peneliti menerapkan hal yang sama di kelas 11 Agama. 1 dengan tahapan yang dilalui sama seperti pada tahapsiklus Idan II masih sama dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu:

a.Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan–persiapan untuk melakukan perencanaan tindakan, rencana pembelajaran, lembar observasi siswa, lembar kerja peserta didik (LKPD), lalu peserta didik praktik menyelesaikan permasalahan dengan berbasis P5PPRA yang disajikan di LKPD bersama kelompoknya sesuai modul projek P5PPRA dalam kehidupan nyata di lingkungan madrasah.

b.Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang dilakukan adalah : a) Guru mengajak peserta didik keluar kelas untuk praktek menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Masyarakat menggunakan kaidah addararuyuzal dan menanamkan profil pelajar Pancasila dan profil pelajar rahmatanlil’alamin. b) Empat kelompok peserta didik, masing– masing kelompok terdiri dari 7 atau 8 orang siswa, kemudian siswa diminta untuk praktek menyelesaikan masalah yang timbul di lingkungan Masyarakat sebagaimana yang disajikan di LKPD atau modul. c) Dalam kegiatan praktik secara umum peserta didik melakukan kegiatan sesuai dengan langkah–langkah kegiatan yang tertera dalam LKPD dan dan modul serta buku yang dijadikan sebagai sumber materi, kemudian menerapkannya dalam penyelesaian masalah, lalu dilanjutkan dengan penguatan profil pelajar Pancasila dan profil pelajar rahmatanlil ‘alamin (P5PPRA).

c.Tahap Observasi

Pada tahapan ini dilakukan observasi pelaksanaan tindakan, aspek yang diamati adalah ide atau gagasan, keaktifan, dan kerjasama serta penerapan P5PPRA oleh peserta didik dalam proses penyelesaian masalah yang dijumpai di lingkungan masyarakat, menggunakan lembar observasi aktivitas dan respon peserta didik.

Sedangkan peningkatan hasil belajar siswa diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

(10)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

3. Pembahasan

Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis secara Deskriptif, seperti berikut ini : 1) Data tes hasil hasil belajar digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa atau tingkat keberhasilan belajar pada materi tentang kaidah adhararuyuzal dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif dan model Problem Based learning (PBL). Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 80. 2) Ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 80 ini jumlahnya sekitar 85% dari seluruh jumlah siswa dan masing – masing di hitung dengan rumus, menurut Arikunto (2012: 24) sebagai berikut:

Dimana : P = Prosentase

F = frekuensi tiap aktifitas N = Jumlah seluruh aktifitas

Penelitian yang dilakukan di MA Al-Falah Nagreg, yang berada di Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat, yang mempunyai rombongan belajar sebanyak 20 rombel, fasilitas yang hampir lengkap dengan adanya Perpustakaan yang memadahi ada perpus manual dan perpus digital, Laboratorium IPA, Laboratorium Komputer dan lain-lain. Dengan jumlah guru sebanyak 60 orang Guru serta 8 Tenaga Kependidikan. Objek dalam Penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI Keagamaan 1 dan 2 MA Al-Falah Nagreg Kabupaten Bandung dengan jumlah peserta didik sebanyak 67 siswa, yang terdiri dari kelas Keagamaan 1 (putra) berjumlah 33 siswa dan kelas Keagamaan 2 (putri) berjumlah 34 siswi. Waktu Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama beberapa pertemuan. Materi pada penelitian ini adalah materi ushul fikih tentang kaidah fikih “addararuyuzal beserta cabangnya”.

Penelitian ini direncanakan sebanyak 3 siklus masing-masing siklus adalah 1 kali pertemuan. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas dengan Siklus.

Setelah melakukan observasi awal pada kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi atau model pembelajaran Problem BasedLearning (PBL) pada siklus I, II dan III, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran ini lebih efektif dibandingkan dengan model-model pembelajaran yang lain, hal ini karena peserta didik kelas XI itu usianya kisaran 15-17 tahun yang berada pada tahap identity vs role menurut teori perkembangan psikososial Erikson, pada fase ini dapat memicu anak untuk lebih aktif belajar menggunakan model problem based

(11)

UINFAS GUMARS

Volume 1 No 2 (2023), Desember P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ...

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

learning ini dan lebih memiliki kemampuan untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran maple Fikih- Ushul Fikih materi tentang kaidah pokok Fikihaddararuyuzal dan kaidah cabang addaruuratut ubihul mahdzuurat menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di kelas menunjukkan bahwa peserta didik kelas 11 Keagamaan 1 dan 2,90 % dari seluruh peserta didik cenderung lebih aktif dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan menjadi lebih mampu menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi serta sisanya 10 % kurang aktif dan belum mampu menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru

(12)

UINFAS GUMARS

Volume … Issue …, XXXX P-ISSN: #### - ####, E-ISSN: #### - ####

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License

Daftar Pustaka

Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan. In Pre-print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Issn, P., & Issn, O. (2022). (Print ISSN 2528-1402, Online ISSN 2549-5593). 6(1), 75–89.

Khasanah, U. A., PH, L., & Indrayati, N. (2019). Hubungan Perkembangan Psikososial Dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 2(3), 157. https://doi.org/10.32584/jikj.v2i3.426

Kusmawati, A., Psi, S., & Si, M. (2021). Modul Terapi Psikososial. 1–17.

http://repository.umj.ac.id/4232/

Psikososial, P., Anak, P., & Sekolah, U. (2019). ABSTRAK Perkembangan teknologi pada jaman sekarang sangat berkembang pesat . Salah satu bagian dari hal ini adalah game online yang berbasis pada internet . Game online ini sudah

menguasai banyak anak-anak sehingga dapat terjadi kecanduan game online . Ke.

002, 1–11.

Ratnasari, D., & Masada, C. (2021). Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda , Bermakna , Mulia Volume 7 Nomor 3 Tahun 2021 Tersedia Online : https://ojs.uniska-

bjm.ac.id/index.php/AN-NUR LAYANAN INFORMASI TENTANG TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL PADA GURU TK BALITA QUR ’ AN JAKARTA Dipublikasi (Vol. 7).

Tambrin, M. (2022). Implementasi Teori Psikologi Perkembangan Di Madrasah.

Adba: Journalof Education, 2(3), 374–385.

Wicaksana, A. (2016). Pengaruh Stratetegi Pembeljaran PBL Terhadap Hasil Belajar Fikih Peserta Didik Kelas X di MA Ma’arif. In Https://Medium.Com/.

https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf 1Munib, 2Ismail, dan 3Mohammad Solehoddin. “‘ Manajemen Kesiswaan Dalam

Pengembangan Bakat Siswa Melalui Program Ekstrakurikuler Di Sma Negeri 1 Sambit Ponorogo ’ Skripsi Oleh : Risky Ariani Institut Agama Islam Negeri Ponorogo,” 2021.

Ahyani, Hisam, Agus Yosep Abduloh, and Tobroni Tobroni. “Prinsip-Prinsip Dasar Manajemen Pendidikan Islam Dalam Al-Qur’an.” Jurnal Isema : Islamic

Educational Management 6, no. 1 (2021): 37–46.

https://doi.org/10.15575/isema.v6i1.10148.

(13)

UINFAS GUMARS. 7(2): 101-133

Anggraini, Indah Ayu, Wahyuni Desti Utami, and Salsa Bila Rahma. “Analisis Minat Dan Bakat Peserta Didik Terhadap Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar 7, no. 1 (2020): 23–28.

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/index%0ATerampil:

Darmalaksana, Wahyudin. “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Lapangan.” Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar 6, no. August (2016): 128.

Echols, John M., and Hasan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. XXVI April. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2005.

et al., ATIK NADHIRO 2005ATIK NADHIRO. “Manajemen Peserta Didik Dalam Pengembangan Minat Dan Bakat Melalui Program Ekstrakurikuler Di Sekolah Menengah Atas (SMA) Nahdlatul Ulama” 15, no. 1 (2016): 165–75.

https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf.

Fadhilah, Ahmad. “‘Ananlisis Minat Belajar Dan Bakat Terhadap Hasll Belajar Matematika Siswa’ Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, Vol. 1, Nomor. 2, (Agustus, 2016), Hlm, 118.” 1 (2016).

Harjanti, Probo. “Manajemen Ekstrakurikuler Seni Budaya Dalam Mewujudkan Mutu Pendidikan SMP.” Media Manajemen Pendidikan 3, no. 2 (2020): 292.

https://doi.org/10.30738/mmp.v3i2.6429.

Husamah, Arina Restian, and Rohmad Widodo. Aliran - Aliran Dalam Pendidikan.

Cetakan Pe. Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang, n.d.

Juhairin, Heri Khairiansyah. “Strategi Membangun Citra Sekolah Melalui Program Ekstrakurikuler (Studi Kasus Sma Ar-Rohmah Malang).” Tawazun: Jurnal Pendidikan Islam 12, no. 2 (2019): 234–49.

https://doi.org/10.32832/tawazun.v12i2.2056.

Kemendikbud no 62. 2014. Permen Dikbud RI Nomor 62 Tahun 2014. Salinan Peraturan Menteri Pendidikan 2014, 2014.

Ma’shum, KH. Ali, and KH. Zainal Abidin Munawwir. Al-Munawwir Kamus Arab- Indonesia. Vol. 14. Surabaya: Pustaka Progressif, 1997.

Panggabean, Suvriadi, Ana Widyastuti, Hani Subakti, Tahrir Rosadi, Nur Agus Salim,

(14)

UINFAS GUMARS. 7(2): 101-133

Agung Nugroho Catur Saputro, Akbar Avicenna, H Cecep, Karwanto Karwanto, and Salamun Salamun. Pengantar Manajemen Pendidikan, 2022.

RI, Presiden. “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS,” 2003.

Tahrim, Tasdim. Pengantar Manjemen Pendidikan. Buku Kita.com, n.d.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran sosiologi kelas X IIS 3

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA.. PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 BALIGE

berdasarkan judul penelitian yang akan dilakukan yaitu “ Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatan Kemampuan Estimasi Dan.. Kemampuan

“Memang terdapat penerapan model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran PAI materi Fiqih

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa dengan penerapan model discovery dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 10 Bulukumba dalam mata

penerapan model pembelajaran Problem based learning (PBL) pada peserta didik kelas XI IPA 8 SMA Negeri 1 Bantul , semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017

problem based learning (PBL) berbantukan program adobe flash sebesar 39,12 sementara nilai rata-rata pos-test hasil belajar kognitif setelah dilaksanakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengenalisis kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar kognitif pada peserta didik dengan penerapan model pembelajaran problem based learning PBL