ETIKA PROFESI ETIKA PROFESI JAKSA
Dosen Pengampu Rifka Safira S.H., M.H.
Disusun Oleh Aflatha Viany Rahmadhiza
Eriska
Septian Ibnu Prabowo Maulana Ikhsan
Juandi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini.
Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum.
Etika sangatlah penting diterapkan dimana pun kita berada,adanya etika dapat menunjukkan nilai dari suatu orang di kehidupan. Mengingat etika adalah sikap hidup untuk panduan perilaku. Etika bukan hanya berlaku sebagai formalitas namun harus ditaati oleh setiap pekerja. Maka, etika profesi bersifat umum tapi tidak menutup kemungkinan bersifat khusus oleh profesi tertentu. Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana seseorang bersikap dan bertindak dalam kehidupannya dan kegiatan profesi khusus yang dilandasi dengan etika moral. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud Bagaimana manusia bersikap atau melakukan tindakan dalam kehidupan terhadap sesama.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari jaksa?
b. Apa saja kewajiban dan larangan seorang jaksa?
c. Bagaimanakah penerapan etika profesi jaksa?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari jaksa
b. Untuk mengetahui kewajiban dan larangan seorang jaksa c. Untuk mengetahui penerapan etika profesi jaksa
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Jaksa
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang bertindak sebagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 1 angka 6 huruf (a) dan huruf (b) KUHAP dijelaskan bahwa jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut umum, serta
melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
2.2 Kewajiban Dan Larangan Seorang Jaksa a. Kewajiban profesi Jaksa adalah:
1. Mematuhi kaidah hukum, aturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan dan yang berlaku
2. Menghormati prinsip cepat, sederhana, biaya ringan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan
3. Mendasarkan pada keyakinan dan alat bukti yang sah agar mencapai keadilan dan kebenaran
4. Mempunyai sikap mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan atau ancaman pendapat publik secara langsung atau tidak langsung
5. Bertindak secara objektif dan tidak memihak
6. Memberitahukan dan atau memberikan hak-hak yang dimiliki oleh tersangka atau terdakwa maupun korban
7. Membangun dan menjaga hubungan fungsional antara aparat penegak hukum dalam mewujudkan Sistem Peradilan Pidana terpadu
8. Menghormati kebebasan dan perbedaan pendapat sepanjang tidak terjadi pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan
9. Menghormati dan melindungi hak asasi manusia dan hak kebebasan sebagaimana yang tercantum pada peraturan perundang-undangan dan instrumen hak asasi manusia yang diterima secara universal
b. Larangan profesi Jaksa, yaitu:
1. Memakai jabatan atau kekuasaannya untuk kepentingan pribadi atau pihak lain 2. Merekayasa fakta-fakta hukum pada penanganan perkara
3. Menggunakan kapasitas dan otoritasnya dalam melakukan penekanan secara fisik atau psikis
4. Meminta atau menerima hadiah atau keuntungan serta melarang keluarganya meminta atau menerima hadiah atau keuntungan yang berhubungan dengan jabatannya
5. Menangani perkara yang memiliki kepentingan pribadi atau keluarga, memiliki hubungan bekerja, partai atau financial atau memiliki nilai ekonomis secara langsung atau tidak langsung
6. Bertindak deskriminatif dalam bentuk apapun
7. Membentuk pendapat publik yang bisa merugikan kepentingan penegakan hukum
8. Memberikan keterangan kepada publik kecuali terbatas pada hal-hal teknis perkara yang ditangani.
Penegakan kode perilaku Jaksa dan tindakan administratif terhadap jaksa yang tidak menjalankan kewajiban atau melanggar larangan telah diatur dalam peraturan Jaksa Agung.
2.3 Penerapan Etika Profesi Jaksa
Pasal 1 ayat (1) Undang- Undang 16 tahun 2004 menegaskan bahwa : “Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan dan
ditegaskan kekuasaan negara tersebut dilaksanakan secara merdeka. Etika bila dikaitkan dengan profesi merupakan suatu pekerjaan yang memiliki keahlian khusus yang menuntut pengetahuan dan tanggung jawab, untuk kepentingan orang banyak, terdapat organisasi profesi dan mendapat pengakuan dari masyarakat, serta memiliki kode etik, maka etika adalah alat untuk
mengendalikan anggota masing-masing profesi. Secara tegas dapat dikatakan peran etika, dalam profesi sebagai alat pengendalian hati nurani atau kode etik. (Aprilianti, 2019: Yulianingsih, wiwin). Kode etik jaksa serupa dengan kode etik profesi lainnya yang mengandung nilai-nilai luhur dan ideal sebagai pedoman berperilaku dalam suatu profesi. Yang apabila jika dapat dijalankan sesuai dengan tujuan akan melahirkan jaksa-jaksa yang memang memiliki kualitas moral yang baik dalam pelaksanaan tugasnya. Sehingga penegakan hukum di Indonesia dapat berjalan sebagaimana seharusnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan menciptakan keberhasilan dalam prosesnya. Jaksa harus terlebih dahulu meningkatkan kesadaran moralnya untuk menaati kode etiknya dan membutuhkan pengawasan yang ketat dalam praktik profesinya.
Karena Jaksa Merupakan Penegak Hukum yang dapat mempengaruhi hasil dari proses Terjadinya Hukum.
BAB III PENUTUP a. Daftar Pustaka
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/ETIKA-PROFESI-PENGERTIAN-ETIKA- PROFESI_4.pdf
https://www.universitas123.com/news/bagaimana-etika-profesi-jaksa-dalam-pelaksanaan- tugas
https://www.hukumonline.com/berita/a/perbedaan-jaksa-dan-penuntut-umum- lt62f0e7b48a565/