z1 Mei 2or1
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYAI{AN KONSELING KELOMPOK DALAM MENGURANGI PERILAKU AGRESI PESERTA I}IDIK
DI SMA AI-ISTIQAMAH PASAMAN BARAT
ARTIKEL
fuAr**j /
n,wr,
PROGRAM STUI}I BIMBINGAIY I}AN KIONSELING SEKOI,AH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PEFIDII}IKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PAI}A![G
2Al7
,rt4
I
Ifr
Oleh:
ELYINA SARI
F[PM:1206,0059THE EFFECTIVIENES OF THE IMPLEMENTATION GROUP COUNCELING TO MINIMIZED STUDENT AGRESSION
IN SMA AL-ISTIQAMAH WEST PASAMAN
Oleh:
*Student Elvina Sari*
**Lecturer Dr. Helma, M.Pd**
Fuaddillah Putra, M.Pd,. Kons**
Guidance and Counceling Collage of Theacher Training Education STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT
The background of this research was many students do quarrel at the school, talk rugged, against to the teacher, expel and hitten to their friend. The purpose of this researchto describe: 1) The shape of student agression before applied of group counseling. 2) The shape student agression after applied of group counseling. 3) The effectiveness of the implementationgroup counseling to minimized student agression. Kind of this research is experiment. The population of this research are student from SMA Al-Istiqamah West Pasaman whole totaly 71 students. Taking of sampling use simple random sampling technique counted 12 students. The result of this research said that: 1) The shape of student agression before applied of group counseling were in the medium criteria. 2) The shape of studentagression after applied ofgroup counseling were in the low criteria. 3) There is implementation of effectivenes group counseling to minimized student agression. Base on the reasult of this research recommended to the headmaster and the counselor for get increase implementation of group counseling to the next time.
Keywords: Agression, group counseling, student PENDAHULUAN
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan interaksi antar sesamanya. Proses interaksi yang dilakukan antar individu tidak sedikit diantaranya menimbulkan suatu masalah, masalah tersebut akan terentaskan dengan baik apabila diberikan suatu bimbingan. Untuk dapat menyelesaikan suatu permasalahan bisa dengan melakukan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan deskripsi di atas, layanan konseling kelompok dapat dimaknai sebagai suatu upaya pembimbing atau konselor membantu memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal.
Dengan perkataan lain, konseling kelompok juga bisa dimaknai sebagai suatu upaya pemberian bantuan kepada individu (peserta didik) yang mengalami masalah-masalah
pribadi melalui kegiatan kelompok agar tercipta perkembangan-perkembangan yang optimal.
Secara umum layanan konseling kelompok bertujuan untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi peserta didik, khususnya kemampuan komunikasinya.
Melalui layanan konseling kelompok, hal-hal yang dapat menghambat atau mengganggu sosialisasi dan komunikasi peserta didik diungkap dan didinamikakan melalui beberapa teknik, sehingga kemampuan sosialisasi dan komunikasi peserta didik berkembang secara optimal. Melalui layanan konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien (peserta didik) dengan memanfaatkan dinamika kelompok Prayitno, 2004 (Tohirin, 2011:181).
Bimbingan dan konseling memiliki sembilan layanan salah satunya adalah layanan konseling kelompok. Layanan konseling kelompok mengikutkan sejumlah peserta dalam bentuk kelompok dengan konselor sebagai
pemimpin kegiatan kelompok. Layanan konseling kelompok perlu mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah individu (peserta didik) yang menjadi peserta layanan. Dalam konseling kelompok dibahas masalah pribadi yang dialami masing-masing anggota kelompok. Masalah pribadi dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).Melalui layanan konseling kelompok juga dapat dientaskan masalah klien (peserta didik) dengan memanfaatkan dinamika kelompok Prayitno, 2004 (Tohirin, 2011:181).
Konseling kelompok perlu diberikan kepada setiap siswa, meskipun mereka tidak memperlihatkan gejala adanya kesulitan yang gawat, selanjutnya layanan konseling kelompok diperkirakan tepat digunakan sebagai salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling utuk dapat diberikan kepada peserta didik yang memiliki perilaku yang kurang baik, seperti perilaku agresif. Sehingga dengan diberikannya layanan konseling kelompok agar dapat mengurangi perilaku agresi peserta didik di SMA Al-istiqamah.
Perilaku agresi disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya merasa kurang diperhatikan, tertekan, pergaulan buruk, dan efek dari tayangan kekerasan di media massa. Dampak dari perilaku agresi bisa dilihat dari sisi pelaku dan sisi korban. Dampak dari pelaku, misalnya pelaku akan dijauhi dan tidak disenangi oleh orang lain. Sedangkan dampak dari korban, misalnya timbul sakit fisik dan psikis serta kerugian akibat perilaku agresi tersebut.Strickland, 2001 (Hanurawan, 2010:80) mengemukakan bahwa “Perilaku agresi adalah setiap tindakan yang diniatkan untuk melukai, menyebabkan penderitaan, dan untuk merusak orang lain”.
Berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok selama praktek pengalaman lapangan di SMA Al-Istiqamah Pasaman Barat pada tanggal 04 Desember 2015 ditemukan peserta didik yang berperilaku agresi seperti, peserta didik yang suka berkelahi, melawan kepada guru, berkata kasar kepada teman, memukul meja, mengucilkan teman dan peserta
didik yang suka mengganggu (mencolek) temannya yang sedang belajar, berkata kasar dan tidak menghargai pendapat teman, peserta didik menganggap bahwa layanan konseling kelompok hanya untuk mengisi waktu luang.
Berdasarkanlatarbelakang masalah di atas, maka batasan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bentuk perilaku agresi peserta didik sebelum diberikan layanan konseling kelompok.
2. Bentuk perilaku agresi peserta didik setelah diberikan layanan konseling kelompok.
3. Efektifitas pelaksanaan layanan konseling kelompok dalam mengurangi perilaku agresi peserta didik di SMA Al-Istiqamah Pasaman Barat.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan perilaku agresi peserta didik di SMA Al-Istiqamah Pasaman Barat sebelum diberikan layanan konseling kelompok.
2. Untuk mendeskripsikan perilaku agresi peserta didik di SMA Al-Istiqamah Pasaman Barat setelah diberikan layanan konseling kelompok.
3. Untuk mendeskripsikan efektifitas layanan konseling kelompok terhadap perilaku agresi peserta didik di SMA Al-Istiqamah sebelum dan setelah diberikan layanan konseling kelompok.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Menurut Darmawan (2013:3) penelitian eksperimen adalah penelitian dengan menggunakan percobaan terhadap kelompok- kelompok eksperimen. Tiap kelompok dilakukan perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat dikontrol.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen pada One Group Pretest-Posttest Design. Sugiono (2013:76) menyatakan bahwa “Metode one group eksperimen dapat memperoleh kebenaran yang lebih akurat, karena dapat membandingkan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan”.
Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:
One Group Pretest- Postest Design X = Nilai Pretest
= Nilai Postest
=Treatment/Perlakuan Populasi dalam penelitian ini berjumlah 71orang peserta didik. Adapun Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.
Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di populasi itu.
Teknik pengumpulan data yang digunakanpadapenelitianiniialahangket.Menuru t Yusuf (2007:252) “angket adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”.
Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang telah terkumpul melalui angket kemudian diolahmelalui program SPSS versi18.
Selanjutnyamencarirentangskoruntukkriteriama sing-
masingrespondenyaitumenggunakankriteria atau kategori hasil penelitian yang dikemukakan oleh Riduwan (2012:29) sebagai berikut:
1. 81 % - 100 % : Sangat Rendah 2. 61 % - 80 % : Rendah 3. 41 % - 60 % : Sedang 4. 21 % - 40 % : Tinggi 5. 0 % - 20 % : Sangat tinggi
Setelah kriteria didapatkan dari masing- msing responden dengan rentang skor 0-100, lalu data yang diperoleh atau terkumpul diolah dengan menggunakan rumus persentase dan diinterpretasikan berdasarkan rumus persentase menurut Sudjana (2010: 43). Rumus yang digunakan dalam penelitian ini ialah sebagai berikut: = × 10
SelanjutnyaMelakukan uji hipotesis tentang mengurangi perilaku agresi peserta didik melalui layanan konseling kelompok menggunakan uji analisis statistik yaitu malalui Uji-t (t-tes) yang dibantu dengan program SPSS versi 18
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Bentuk Perilaku Agresi Peserta Didik Sebelum Diberikan Layanan Konseling Kelompok
Dilihatdarihasilpengolahan data yang penelitilakukan kepada 12 peserta didik sebelum diberikan layanan konseling kelompokterungkapbahwa4 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 33,33 dan 8 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan persentase 66,67% selanjutnya tidak ada peserta didik yang berada pada kategori sangat tinggi, rendah dan sangat rendah.Dapat disimpulkan bahwa peserta didik di SMA Al-Istiqamah yang berjumlah 12 orang sebelum diberikan layanan konseling kelompok oleh guru BK memiliki perilaku agresi sedang.
Selanjutnya penjelasan hasil pengolahan data dilihat dari profil rasa percaya diri peserta didik secara verbal maupun non verbal yaitu sebagai berikut:
a. Agresi Verbal.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah di lakukan, dapat diketahui bahwa agresi verbal yang dilakukan peserta didik yang menjadi anggota layanan konseling kelompok yang
berjumlah 12
pesertadidikterungkapbahwa12pesertadi dikberadapadakategorisangat tinggi denganpersentase100,00%, selanjutnya tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tinggi, cukup sedang, rendah dan sangat rendah dalam hal perilaku agresi verbal.
b. Agresi Non Verbal.
Berdasarkan hasil analisis data yang telah di lakukan, dapat diketahui bahwa perilaku agresi peserta didik dilihatdariindikatoragresi non verbal
yang berjumlah 12
pesertadidikterungkapbahwa2 pesertadidikberadapadakategori
tinggidenganpersentase 16,67%, dan 8 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 66,67%, 2
peserta didik berada pada kategori rendah dengan persentase 16,67%, selanjutnya tidak ada peserta didik yang berda pada kategori sangat tinggi dan sangat rendah dalam hal perilaku agresi non verbal.
2. Bentuk Perilaku Agresi Peserta Didik Setelah Diberikan Layanan Konseling Kelompok
Dilihatdarihasilpengolahan data yang penelitilakukan kepada 12 peserta didiksetelah diberikan layanan konseling
dapatterungkapbahwa2pesertadidikpada kategorisedangdenganpersentase16,67, dan 10 pesertadidikberadapadakategori rendahdenganpersentase83,33%, selanjutnya tidak ada peserta didik yang berada pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sangat rendah. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku agresi peserta didik telah berkurang setelah diberikan layanan konseling kelompok.
a. Agresi Verbal
Berdasarkan hasil analisis data yang telah di lakukan, dapat diketahui
mengenai perilaku
agresipesertadidikdilihatdariindikatoragr esi verbal yang berjumlah 12 pesertadidikterungkapbahwa4pesertadid ikberadapadakategori sedang denganpersentase33,33%, selanjutnya1 pesertadidikpadakategori rendah denganpersentase8,33%, pada kategori sangat rendah terdapat 7 peserta didik dengan persentase 58,33%
selanjutnyatidak adapesertadidikyang beradapadakategorisangat tinggi dan tinggi dalam hal perilaku agresi verbal.
b. Agresi Non Verbal
Berdasarkan hasil analisis data yang telah di lakukan, dapat diketahui perilaku agresi pesertadidiksetelah diberikan layanan konseling kelompokdilihatdariindikator agresi non verbal yang berjumlah 12 pesertadidikterungkapbahwa8
pesertadidikberadapadakategori sangat rendahdenganpersentase66,67%, 1pesertadidikberada
padakategorirendahdenganpersentase8,3 3%, 3 peserta didik berada pada kategori sedang dengan persentase 25,00%, dan tidak ada peserta didik yang berada pada kategori tinggi dan sangat tinggi dalam hal perilaku agresi non verbal.
3. Efektifitas Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku Agresi Peserta Didik
Berdasakan hasil pengolahan data yang dilakukan sebelum dan setelah diberikan layanan konseling kelompok dapat diketahui bahwa perilaku agresi peserta didik berada pada kategori sedang dan setelah diberikan layanan konseling kelompok perilaku agresi peserta didik mengalami penurunan dan berada pada kategori rendah.
Dari hasil pengolahan data yang dilakukan melalui software IBM Statistical Package for the Social Sciences version 18for windows (IBM SPSS Versi 18.) dapat diketahui bahwa berkurangnya perilaku agresi peserta didik setelah diberikannya layanan konseling kelompok. Terlihat bahwa nilai mean peserta didik sebanyak 12 orang sebelum diberikan konseling kelompok adalah 109,67 dan nilai mean peserta didik setelah diberikan konseling kelompok adalah 85,42 artinya telah berkurangnya perilaku agresi peserta didik di SMA Al-Istiqamah setelah diberikan layanan konseling kelompok.
Juntika (2009:24) mengatakan bahwa
“Konseling kelompok adalah suatu bantuan kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifatpencegahan dan penyembuhan, serta diarahkan pada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan pertumbuhannya”.
Sejalan dengan itu Prayitno & Amti (2008:309) menyatakan bahwa “konseling kelompok merupakan layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok.
Sehingga dengan dilaksanakannya layanan konseling kelompok, peserta didik dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan dan
informasi yang berkaitan dengan perilaku sosial peserta didik di sekolah”.
Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan konseling kelompok, dibahas melalui dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok di bawah bimbingan pemimpin kelompok (pembimbing atau konselor).
Konseling kelompok bertujuan untuk meningkatkan kemempuan sosialisasi peserta didik, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi atau berkomunikasi sering terganggu oleh perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap objektif sempit dan terkungkung serta tidak efektif.
Pembahasan di atas dapat peneliti pahami bahwa konseling kelompok mempunyai pengaruh dalam membantu mengurangi perilaku agresi peserta didik.
Melalui pelaksanaan layanan konseling kelompok terlihat telah berkurangnya perilaku peserta didik sebelum dan sesudah dilaksanakan layanan konseling kelompok.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai Efektifitas Pelaksanaan Layanan Konseling Kelompok dalam Mengurangi Perilaku Agresi Peserta Didik di SMA Al- Istiqamah Pasaman Barat dilihat dari:
1. Bentuk perilaku agresi peserta didik sebelum diberikan layanan konseling kelompok berada pada kategori sedang.
2. Bentuk perilaku agresi peserta didik setelah diberikan layanan konseling kelompok berada pada kategori rendah.
3. Terdapatnya efektifitas pelaksanaan layanan konseling kelompok dalam mengurangi perilaku agresi peserta didik di SMA Al-Istiqamah Pasaman Barat.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ditemukan, maka peneliti mengemukakan saran kepada:
1. Peserta Didik
Hendaknya peserta didik dapat mengurangi perilaku agresinya dan dapat berperilaku yang baik untuk kedepannya.
2. Guru BK
Agar guru BK di sekolah lebih menerapkan lagi layanan-layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling salah satunya ialah layanan konseling kelompok, tujuannya untuk melatih peserta didik dalam berbicara dan mengemukakan ide- ide yang dimilikinya.
3. Guru Mata Pelajaran
Hendaknya guru mata pelajaran mampu memberikan perhatian yang lebih terhadap peserta didik dalam proses belajar terutama bagi peserta didik yang memiliki perilaku agresi, serta mampu untuk merubah perilaku agresi peserta didik itu agar bisa menjadi yang lebih baik lagi.
4. Kepala Sekolah
Kepada kepala sekolah sebagai bahan masukan untuk memberika sarana dan prasarana yang menunjang dalam menerapkan konseling kelompok agar dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan lancar dan memberikan hasil yang maksimal.
5. Pengelola Program Studi
Bagi pengelola program studi, agar lebih memantapkan lagi layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling untuk membantu meningkatkan pemahan dan rasa percaya diri peserta didik.
6. Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutya, semoga penelitian ini dapat menjadi langkah awal bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian kembali mengenai pelaksaanaan layanan konseling kelompok dalam mengurangi perilaku agresi peserta didik yang lebih baik lagi agar terwujud hasil yang diinginkan.
KEPUSTAKAAN
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hanurawan, Fattah. 2010. Psikologi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Juntika, Nurihsan Achmad. 2009. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo Offset.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R
& D). Bandung: Alfabeta.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers.
Yusuf, A Muri. 2007. Metode Penelitian Dasar-dasar Penyelidikan Ilmiah.
Padang: UNP Press.