• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KESESUAIAN STANDAR PORSI MAKAN RUMAH SAKIT DENGAN BESAR PORSI MAKAN YANG DISAJIKAN DI INSTALASI GIZI RSU BAHTERAMAS

N/A
N/A
Hana Shayida

Academic year: 2023

Membagikan "GAMBARAN KESESUAIAN STANDAR PORSI MAKAN RUMAH SAKIT DENGAN BESAR PORSI MAKAN YANG DISAJIKAN DI INSTALASI GIZI RSU BAHTERAMAS "

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Porsi makanan ini harus memenuhi standar porsi yang ditentukan oleh fasilitas makan rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan observasi dan kajian antara kesesuaian standar porsi yang ditentukan dengan ukuran porsi yang disajikan dalam standar diet. Tujuan : Mengetahui standar porsi, mengetahui besar porsi, mengetahui kesesuaian standar porsi di RSUD Bahteramas Kota Kendari.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan standar porsi makan terhadap besaran porsi makan di rumah sakit masih berada pada kategori kurang dari 100% untuk makanan utama dan sayur, sedangkan lauk hewani pada kategori kurang hanya 3,57%. dan lauk pauk nabati pada kategori paling sedikit sebesar 80,35%.

Latar belakang

2 Salah satu hal yang penting dalam pengelolaan pangan adalah jumlah bahan makanan yang dihasilkan dan standar porsi, hal ini dikarenakan jumlah bahan makanan mempengaruhi standar porsi yang dihasilkan. Menurut Muchatob (2001), standar porsi dapat diartikan sebagai jumlah makanan yang disajikan dan besarnya porsi untuk setiap individu. Dalam suatu organisasi pangan, standar porsi erat kaitannya dengan perhitungan kebutuhan bahan pangan dan perencanaan standar porsi.

Dalam penelitian ini saya ingin melihat kecukupan standar porsi yang ditetapkan oleh besaran porsi yang disajikan pada menu makan siang.

Rumusan masalah

Kesesuaian bakwan tempe bacem dan bakwan jagung untuk kelas perlakuan I dan II direncanakan dan disajikan sebesar 0%. Berdasarkan survei awal yang saya lakukan, jumlah pasien rawat inap di RSUD Bahteramas sebanyak 269 pasien, sedangkan pasien kelas III seluruhnya berjumlah 134 pasien.

Tujuan

Tentukan takaran saji makanan pasien kelas III yang disajikan oleh petugas di Instalasi Gizi Rumah Sakit Bahteramas. Pengetahuan tentang kesesuaian standar porsi makanan untuk pasien Kelas III yang ditentukan oleh ukuran porsi yang disajikan di fasilitas makanan rumah. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai data masukan dalam organisasi gizi di RS Bahterams.

Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit

Frekuensi makan di jasa katering nonkomersial ini adalah 2 sampai 3 kali dengan atau tanpa gangguan (Moehyi, 1999). Upaya pelayanan medis di rumah sakit ditujukan untuk mempercepat kesembuhan orang sakit atau pasien. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi dan dimakan utuh akan mempercepat penyembuhan dan mempersingkat masa rawat pasien di rumah sakit.

Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), penanganan makanan di rumah sakit dilakukan dengan tujuan untuk menyediakan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang baik sesuai kebutuhan, serta pelayanan yang baik dan memadai kepada pasien yang memerlukannya.

Pemorsian Menu Makanan

Dalam penyelenggaraan makanan untuk kelompok besar, perlu adanya standar porsi per hidangan, sehingga jenis dan jumlah hidangan jelas. Standar porsi adalah rincian jenis dan jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih untuk setiap hidangan. Dalam penyelenggaraan jamuan makan di rumah sakit, perlu adanya standar porsi setiap hidangan agar jelas jenis dan jumlah hidangannya.

Standar porsi adalah standar jenis dan jumlah bahan makanan dalam berat bersih suatu hidangan untuk satu kali makan.

Standar porsi

8 Porsi makanan mentah yang digunakan harus sesuai dengan standar porsi setiap lauk hewani untuk melengkapi menu makanan pasien. Besaran porsi suatu hidangan bisa berubah atau tidak sesuai dengan standar porsi yang ada, bisa bertambah atau bahkan berkurang.

Besar Porsi

Pemeringkatan dilakukan dengan menimbang berat matang masing-masing masakan dan kemudian memberikan persentase ukuran porsi yang dihasilkan relatif terhadap standar porsi yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa sebagian besar hasil porsi nasi, bubur nasi dan bubur saring yang disajikan kepada subjek sebagian besar tidak tepat porsinya. Makanan pokok dibagi menjadi nasi, semolina dan bubur bubur dalam shift berbeda dengan 5 kali pengulangan.

Nilai rata-rata keakuratan data bahan pokok berupa nasi lebih dari 100%, bubur nasi dan bubur ayak kurang dari 100% dari standar porsi.

Tabel 1.Ukuran pemusatan atau penyebaran besar porsi
Tabel 1.Ukuran pemusatan atau penyebaran besar porsi

Standar Makanan Rumah Sakit

11 Makanan biasa adalah makanan yang diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berkaitan dengan penyakitnya. Komposisi makanannya sama dengan makanan orang sehat/makanan sehari-hari yaitu beragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan aroma yang normal, hanya makanan yang merangsang atau menyebabkan gangguan pencernaan saja yang tidak diperbolehkan. Standar ini mengacu pada pola menu seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (NAD) yang dianjurkan untuk orang dewasa sehat.

Tujuan dari pola makan teratur adalah memberikan makanan sesuai dengan kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh. Standar porsi yang berlaku untuk makanan biasa dan khusus mengacu pada Pedoman Diet 2010, namun untuk standar porsi makanan biasa, standar rumah sakit disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan rumah sakit. Nilai gizi makanan umum dalam Pedoman Diet 2010 adalah energi 2.146 kalori, protein 76 gram, lemak 59 gram, dan karbohidrat 331 gram.

Pada prinsipnya pemberian makanan pada orang sakit harus memenuhi kebutuhan gizi yang disesuaikan dengan penyakit yang dideritanya. Distribusi harian bahan makanan untuk makanan normal di Instalasi Gizi RSUP Sanglah Denpasar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Bentuk – Bentuk Makanan Di Rumah Sakit

Menurut Almatsier (2004), makanan untuk orang sakit dibedakan menjadi: makanan biasa, makanan lunak, makanan saring, dan makanan cair. Makanan biasa sama dengan makanan sehari-hari yaitu beraneka ragam, bervariasi bentuk, tekstur dan aromanya yang normal. Makanan biasa diberikan pada pasien yang tidak memerlukan diet khusus terkait penyakitnya, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak merangsang saluran pencernaan.

Makanan lunak merupakan makanan yang mempunyai tekstur yang mudah dikunyah, ditelan dan dicerna, makanan ini mempunyai cukup kalori, protein dan zat gizi lainnya. Tergantung pada kondisi penyakitnya, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada pasien atau sebagai peralihan dari makanan yang disaring ke makanan biasa. Makanan lunak diberikan kepada pasien setelah operasi tertentu, pasien penyakit menular yang suhu tubuhnya tidak naik terlalu tinggi.

Makanan bubur merupakan makanan semi padat yang memiliki tekstur lebih halus dibandingkan makanan lunak sehingga lebih mudah ditelan dan dicerna. Makanan yang disaring diberikan kepada pasien setelah operasi tertentu, untuk infeksi akut, termasuk infeksi saluran cerna, dan untuk pasien dengan masalah mengunyah dan menelan. Tergantung kondisi penyakitnya, makanan yang disaring bisa diberikan langsung kepada penderita atau kita bisa beralih dari makanan cair kental ke makanan lunak.

Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan dalam mengunyah, menelan dan mencerna makanan akibat penurunan kesadaran, suhu tinggi, mual, muntah. Setelah perdarahan gastrointestinal, serta sebelum dan sesudah operasi, makanan dapat diberikan secara oral atau parenteral (Almatsier, 2007).

Penetapan standar produksi makanan

Standar porsi

Standar resep

15 Resep standar dikembangkan dari resep yang sudah ada dengan menggandakan atau mengurangi jumlah bahan makanan yang dibutuhkan. Resep standar mencantumkan nama makanan, bumbu yang dibutuhkan, teknik yang diperlukan, dan urutan memasak.

Standar bumbu

Jenis dan desain penelitian

Waktu dan tempat

  • Sampel
  • Jenis data a. Data primer
  • Pengambilan Data
  • Pengolahan data
  • Analisis data
  • Penyajian Data

Kemudian bandingkan persentase tersebut dengan rata-rata persentase yang diperoleh dan kategorikan dengan standar porsi yang ditetapkan rumah sakit dan siklus menu rumah sakit. . Data kesesuaian takaran porsi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayur mayur diperoleh dengan membandingkan berat porsi dengan standar porsi yang ditetapkan di rumah sakit. Porsi menu makan adalah suatu proses atau cara membentuk makanan sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan.

Pemenuhan standar porsi dihasilkan dari bobot porsi makanan pokok, makanan hewan, lauk nabati, dan sayuran yang diperoleh dan dibandingkan dengan standar porsi yang ditetapkan pada menu makan malam biasa. a) Baik, bila persentase porsi standar yang dihasilkan ≥ rata-rata persentase porsi standar yang ditetapkan (95,8%). Standar porsi makan di RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara adalah rincian jenis dan jumlah bahan makanan dalam jumlah bersih setiap masakan. 22 Berdasarkan tabel 3 di atas, standar porsi yang ditetapkan oleh RSU Bahteramas adalah standar porsi untuk satu kali makan.

Standar porsi makanan yang sesuai merupakan hasil dari berat porsi makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran yang diperoleh dan dibandingkan dengan standar porsi yang ditetapkan pada menu makanan diet biasa. Pemenuhan standar porsi makan untuk makanan pokok (beras) yaitu 100% dikategorikan kurang, karena pelayan di rumah sakit yang menyajikan makanan tidak mematuhi standar porsi nasi yang telah ditetapkan. Grafik di atas menjelaskan bahwa kesesuaian standar porsi lauk pauk hewani sebagian besar baik mencapai 96,42%, sedangkan yang dikatakan kurang baik hanya 3,57%.

Dari grafik di atas terlihat bahwa kesesuaian standar porsi makanan untuk lauk hewani sebagian besar lebih rendah yaitu mencapai 80,35%, sedangkan. Pemenuhan standar porsi sayur sebesar 100% dikatakan belum memadai karena pelayan rumah sakit yang menyajikan makanan tidak mengikuti standar porsi sayur yang ditetapkan.

Pembahasan

Pemeringkatan ini dilakukan dengan menimbang berat matang masing-masing masakan dan kemudian menetapkan persentase ukuran porsi yang dihasilkan sesuai dengan standar porsi yang telah ditetapkan. 26 Kesesuaian dengan standar porsi makanan yang ditetapkan rumah sakit dan ukuran porsi yang disajikan dapat dilihat dari variasi ukuran porsi. Makanan pokok merupakan penyumbang energi tertinggi dalam diet sehingga diperlukan standar porsi yang optimal.

Menunjukkan kesesuaian takaran porsi makanan utama pada perlakuan kelas III yang disajikan dan dapat dikategorikan 100% dari standar porsi yang ditetapkan. Derajat kesesuaian antara standar porsi makanan rumah sakit dengan besar kecilnya porsi lauk pauk hewani yang disajikan pada kelas pengobatan III dikategorikan baik. Oleh karena itu, besaran porsi yang disajikan tidak memenuhi standar porsi yang ditetapkan rumah sakit.

Berdasarkan analisis data, kesesuaian standar jumlah porsi tahu untuk perlakuan kelas III hanya berkategori baik. Angka tersebut merupakan perbedaan besar dalam porsi makanan, hal yang sama juga terjadi pada pencocokan standar porsi makanan pokok (beras). Standar porsi sayur yang ditetapkan untuk pengobatan kelas III adalah 150 gram/hari untuk 3 kali makan.

Porsi makanan merupakan suatu proses atau cara membentuk makanan sesuai dengan standar porsi yang telah ditentukan. Kesesuaian standar porsi makan dan besar porsi yang ditetapkan rumah sakit dapat dilihat dari perbedaan ukuran porsi.

Saran

Hubungan Karakteristik Petugas Porsi dan Peralatan Porsi dengan Ketepatan Porsi Makanan Pokok Berdasarkan Standar Porsi di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Hubungan variasi menu, ukuran porsi, sisa makanan, dan tingkat kepuasan pasien terhadap makanan lunak di RSUD Cengkareng. ERNAVIDIASTUTI, ANGGOTA SKM : 1.WIYASARI, SST 2.SARWANA,S.Gz 3.FERALIN LEBO, AMG 4.HASNAWATI, AMG 5.ELVIRA WULANDARI, AMG 6.NENI TRIANI, AMG.

2.SULNANINGSIH, AMG 3.WAODE INDRAWATI, AMG 4.SRI MARWATI, AMG 5.ARNITA, AMG 6.HASNAWATI, S.Gz DESKRIPSI PEKERJAAN : 1.Administrasi dan pelaporan 2.Masalah sumber daya manusia 3 untuk pengembangan pegawai Analisis Jabatan dan beban kerja instalasi pemberian pakan 4. Analisa mutu pelayanan pemberian pakan rumah sakit dilengkapi dengan KOORDINATOR RTL (Rencana Tindak Lanjut). ANGGOTA : 1.WIWIN WINARSIH,S.Gz 2.SUAIBA,S.Gz 3.FERONIKA, SKM 4.HERYANI TASRIN, AMG 5.EMILIANA, AMG 6. MASAK 7.SAWER 8. PELAYANAN KEBERSIHAN. Nasi/Bubur Minggu Ikan Grg BB Hijau Sambal Grg Tempe Cah Sayur Kerupuk, Buah-buahan Buah-buahan.

Gambar

Tabel 1.Ukuran pemusatan atau penyebaran besar porsi

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan higiene sanitasi penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RSU Artha Medica Binjai tidak sesuai dengan gold standart yang

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan, Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan masih banyak dijumpai proses pengolahan makanan yang kurang baik,

Akan tetapi, Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan masih dijumpai proses pengolahan makanan yang kurang baik, konstruksi bangunan yang kurang memenuhi syarat

Berdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan, Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan masih banyak dijumpai proses pengolahan makanan yang kurang baik,

JUDUL : ANALISA KONDISI HIGIENE DAN SANITASI INSTALASI GIZI SERTA PEMERIKSAAN E-COLI PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN 2016.. Bersama ini

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit X terkait penerapan higiene sanitasi dalam pengolahan makanan, maka dapat diambil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan higiene sanitasi makanan yang dikelola Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Siti Hajar Medan tidak memenuhi syarat

Hal ini disebabkan karena jam makan yang berbeda dengan di rumah, makanan yang tersedia di rumah sakit berbeda dengan yang biasa dikonsumsi di rumah, baik dalam hal rasa,