• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Dan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Hajar Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Hygiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Dan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Hajar Medan Tahun 2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.147/ Menkes/Per/I/2010 rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat.

Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS). Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.134/Menkes/SK/IV/1978, pelayanan gizi ditetapkan sebagai pelayanan penunjang medis didalam struktur organisasi rumah sakit dan dikelola oleh instalasi gizi yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit. Dalam melaksanakan kegiatannya, PGRS harus diintegrasikan dengan pelayanan kesehatan lainnya yang berada di rumah sakit.

(2)

Pelayanan yang baik, dan layak sehingga memadai bagi klien atau konsumen yang membutuhkan.

Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan paripurna rumah sakit dengan beberapa kegiatan, antara lain asuhan gizi pasien rawat jalan, asuhan gizi pasien rawat inap, penyelenggaraan makanan, serta penelitian dan pengembangan gizi (Departemen Kesehatan RI, 2006).

Menurut Mulia (2005) Kualitas makanan harus diperhatikan agar makanan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Kualitas tersebut mencakup ketersediaan zat-zat gizi yang dibutuhkan dan pencegahan terjadinya kontaminasi makanan dengan zat-zat yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Pendapat ahli lainnya, Anggara (2012) penyelenggaraan makanan di rumah sakit sangat bergantung dari higiene dan sanitasi agar makanan tersebut tidak menjadi sumber penularan penyakit bagi manusia yang mengkonsumsi makanan tersebut. Pada kegiatan sanitasi makanan di rumah sakit, kebersihan bahan makanan yang diolah sebagai makanan untuk pasien rawat inap yang ada di rumah sakit serta sangat penting diperhatikan kebersihan dalam pembuatan makanan.

(3)

sikap jujur, disiplin, tanggung jawab, hati-hati, cermat dan teliti, senang akan kebersihan serta menjaga kesehatan.

Menurut Purnawijayanti (2001) faktor kebersihan penjamah atau petugas makanan dalam istilah populernya disebut higiene perorangan merupakan prosedur menjaga kebersihan dalam pengelolaan makanan yang aman dan sehat (Depkes, 2001). Prosedur menjaga kebersihan merupakan perilaku bersih untuk mencegah kontaminasi pada makanan yang ditangani. Prosedur yang penting bagi pekerja pengolah makanan adalah pencucian tangan, kebersihan dan kesehatan diri. Di Amerika Serikat 25 % dari semua penyebaran penyakit melalui makanan, disebabkan pengolah makanan yang terinfeksi dan higiene perorangan yang buruk.

Pendapat ahli lainnya, Hapsari (2010) pengetahuan tenaga pengolah mengenai higiene dan sanitasi dapat mempengaruhi penerapan higiene dan sanitasi dalam pengolahan makanan untuk terjaminnya keamanan pangan. Higiene dan sanitasi yang tidak memadai dalam tahapan produksi dapat menimbulkan tumbuh dan berkembangnya jasad renik pembusuk dan patogen dalam makanan.

(4)

besar sekali. Makanan yang masih dijamin aman dikonsumsi paling lama dalam waktu 6 jam, karena setelah itu kondisi makanan sudah tercemar berat.

Menurut Chandra (2007) salah satu kontaminan yang paling sering dijumpai pada makanan adalah bakteri Coliform, Escherichia coli dan Faecal coliform. Bakteri ini berasal dari tinja manusia dan hewan, tertular ke dalam makanan karena perilaku penjamah yang tidak higienis, pencucian bahan makanan yang tidak bersih, kesehatan para pengilah dan penjamah makanan serta penggunaan air pencucian yang mengandung Coliform, Escherichia coli, dan Faecal coliform. Keberadaan Escherichia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia.

Menurut Nurwantoto (1997) adanya Escherichia coli menunjukkan suatu tanda praktek sanitasi yang tidak baik terhadap air, dan makanan (Supardi, 1999). Escherichia coli yang terdapat pada makanan atau minuman yang masuk kedalam tubuh manusia dapat menyebabkan gejala seperti kolera, disentri, gastroenteris, diare dan berbagai penyakit saluran pencernaan lain.

(5)

Pendapat ahli lainnya, Rachmat (2004) berbagai departemen/instansi pemerintah yang bersangkutan dengan pelaksanaan Inpres No. 20 tahun 1979, telah mengadakan latihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para petugas gizi dalam merencanakan dan mengelola program gizi yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penting diterapkan manajemen dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan.

Bahan makanan dan makanan jadi yang berasal dari instalasi gizi atau yang di luar rumah sakit/jasaboga harus di periksa secara fisik, dan laboratorium minimal satu bulan sesuai Peratuan Menteri Kesehatan No.715 Tahun 2003 tentang Persyaratan Higeine Sanitasi Jasaboga. Untuk makanan jadi yang dibawa oleh keluarga pasien dan berasal dari sumber lain harus seelalu di periksa kondisi fisiknya sebelum di hidangkan.

(6)

penyajian. Sehingga dapat memungkinkan terjadinya pencemaran pada makanan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui analisis kondisi higiene sanitasi dan keberadaan bakteri Escherichia coli pada instalasi gizi di Rumah Sakit Siti Hajar Medan Tahun 2016.

1.2 Perumusan Masalah

Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) yang tidak memenuhi higiene dan prinsip sanitasi pengolahan makanan menurut peraturan kesehatan yang ditetapkan akan dapat menimbulkan masalah kesehatan kepada pasien rumah sakit seperti keracunan makanan, sehingga untuk kepentingan pasien pengguna rumah sakit dan pengembangan ilmu pengetahuan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Escherichia coli “Bagaimana Gambaran hygiene sanitasi

penyelenggaraan makanan dan keberadaan bakteri pada makanan di Instalasi Gizi Sakit Hajar Medan Tahun 2016 “

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

(7)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran Higiene Sanitasi Penyelenggaraan Makanan yang terdiri dari :

a. Pemilihan bahan makanan b. Penyimpanan bahan makanan c. Pengolahan makanan

d. Penyimpanan makanan jadi e. Pengangkutan makanan dan f. Penyajian makanan

Pada instalasi gizi di RS Siti Hajar Medan Tahun 2016

2. Untuk mengetahui keberadaan ada atau tidaknya bakteri Escherichia coli pada makanan di ruang instalasi gizi Rumah Sakit Siti Hajar Medan Tahun 2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi petugas Instalasi gizi dan penyaji makanan di RS Kota Siti Hajar Medan dalam penanggulangan penularan penyakit melalui makanan.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan bagi rumah sakit dalam pembinaan dan pengawasan terhadap petugas penjamah makanan di bagian instalasi gizi.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Pewadahan dan penjamah makanan jadi menggunakan alat yang bersih. Cara membawa dan menyajikan makanan

Objek penelitian disini adalah observasi hygiene sanitasi pengolahan makanan di instalasi gizi berupa lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, pemilihan bahan makanan,

Akan tetapi, Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan masih dijumpai proses pengolahan makanan yang kurang baik, konstruksi bangunan yang kurang memenuhi syarat

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Pelaksanaan Higiene Penjamah Makanan dan Sanitasi Lingkungan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Holistic Purwakarta”

Pengetahuan dan Perilaku Penjamah Tentang Sanitasi Pengolahan Makanan Pada Instalasi Gizi Rumah Sakit di Jakarta.. Asuhan Nutrisi Rumah

Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa hasil observasi penyelenggaraan hygiene sanitasi penyimpanan bahan pangan dan pangan jadi di Instalasi Gizi RSUD Rantauprapat

1) Letak tidak berhubungan langsung dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu dan gudang makanan. 2) Didalam toilet harus tersedia jamban,peturasan dan baik air.

Salah satu rumah sakit di dalam artikel menggunakan Persyaratan Permenkes RI Nomor 236/MENKES/IV/1997 untuk SOP bagi penjamah makanan dalam pengolahan makanan instalasi gizi dengan isi