PEMERINTAH
PROVINSI SUMATERA UTARA
RUMAII SAI{IT
UMUM IIAJI MEDAN
Jl. Rumah Sakit Haji - Medan Estate 20237 Telp. (061) 6619520, (061) 6619521 Fax. (061) 6619519 q;11.2i1 .. rsh aiimedan @ gm ail. com.
Nomor
: 42lRlDlKLlT/RSUHMllll2016
Lamp
:--Hal.
:lzin
Ris,etI Penelitian.
Kepada : Yth, DEI(AN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
ditempat.
Medan,
01 Februari
2O16MASYARAKAT
Menindaklanjuti
surat
Saudara tentang
izin
untuk melaksanakan
Riset
I
Penelitian
di Rumah
Sakit Umum Haji Medan,
a.n:
NAMA
: VENTY FMRILIANA,
NIM/NPM
:121000506
PROGRAM
STUDI :
KESEHATAN MASYARAKATJUDUL
:
ANALISA KONDISI HIGIENE DAN SANITASI
INSTALASI GIZISERTA PEMERIKSAAN E-COLI
PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN 2016.Bersama
ini
disampaikan
bahwa
pada prinsipnya
kami
dapat menyetujui
dilaksanakan kegiatan
tersebut, semoga dapat dilaksanakan dengan
baik.Demikian disampaikan, atas kerja sama
yang baik diucapkan
terima
kasih.Lampiran 2. Lembar kuesioner untuk higiene penjamah makanan berdasarkan Kepmenkes RI No.1098/Menkes/Per/VII/2003.
Nama responden :
Umur responden :
Pendidikan terakhir : SD/SMP/SMA/SMK/AKADEMI/UNIVERSITAS
Lama bekerja :
Tanggal :
N o
Tenaga Kerja Bobot Nilai Ya Tidak Skor
1 Sertifikat higiene sanitasi makanan
a) Apakah anda pernah mengikuti kursus higiene sanitasi makanan ? b) Apakah anda memiliki bukti
sertifikat telah mengikuti kursus higiene sanitasi makanan ?
4
5
5
2 Pakaian kerja :
a) Apakah pakaian kerja anda Bersih setiap kali digunakan ?
b) Apakah pakaian kerja anda tersedia seragam 2 stel atau lebih ?
c) Apakah pakaian kerja yang digunakan khusus untuk waktu kerja saja ?
d) Apakah pakaian kerja anda Lengkap menggunakan alat pelindung diri dan rapi ? 2 3 2 2 3
3 Pemeriksaan kesehatan :
a) Apakah anda memeriksa kesehatan 6 bulan sekali ?
b) Apakah anda Pernah melakukan vaksinasi thypoid ?
c) Apakah anda pernah memeriksa penyakit khusus ?
d) Bila sakit, apakah anda tidak bekerja dan berobat ke dokter ?
e) Apakah anda Memilki buku kesehatan ? 2 3 2 1 2 2
4 Personal higiene :
a) Apakah anda berperilaku bersih dan berpakaian rapi ketika bekerja ? b) Apakah anda cuci tangan ketika mau
kerja ?
7
3
sapu tangan bila batuk atau bersin ? d) Apakah anda menggunakan alat yang
sesuai dan bersih ?
2
Lampiran 3. Lembar Observasi tentang Sanitasi Instalasi Gizi Berdasarkan Permenkes Ri No.1096/Menkes/Per/Vi/2011 Tentang Higiene Sanitasi Jasaboga
No Uraian Bobot X
Skor 1. Lokasi bangunan dan fasilitas
a. b. c. d. e. f. g.
Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan berjarak sedikitnya 500 meter dari sarang lalat/ tempat pembuangan sampah, serta tidak tercium bau busuk atau tidak sedap yang berasal dari sumber pencemaran.
Konstruksi bangunan kuat , aman, terpelihara, bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa
Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak,terpelihara dan mudah di bersihkan
Pertemuan sudut lantai dan dinding lengkung (konus)
Dinding dan langit-langit dibuat dengan baik, terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-laba)
Bagian dinding yang kena percikan air di lapisi bahan kedap air setinggi 2 meter dari lantai
Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat.pintu dibuat menutup sendiri,membuka kedua arah dan dipasang alat penahan lalat dan bau.pintu dapur membuka ke arah luar
1 1 1 1 1 1 1
2. FASILITAS SANITASI INSTALASI GIZI
Air bersih
a. Sumber air bersih aman,jumlah cukup dan bertekanan
5
Air kotor
b.
c.
Pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, WC dan saluran air limbah lancar , baik dan tidak tergenang
Saluran pembuangan limbah dapur dilengkapi dengan penangkap lemak ( grease trap)
1
1
Fasilitas cuci tangan dan toilet
d. Jumlah cukup tersedia sabun,nyaman dipakai dan mudah dibersihkan
3
plastik yang selalu diangkat setiap kali penuh
3. PERLINDUNGAN MAKANAN DAN PERALATAN
Perlindungan makanan
a.
b.
c.
Penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai selama penyimpanan peracikan, persiapan penyajian dan pengangkutan makanan serta melunakkan makanan beku sebelum dimasak (thawing).
Penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang.
Tersedia kendaraan khusus pengangkut makanan
5
4
3
Peralatan makan dan masak
a. b. c. d. e. f. g.
Perlindungan terhadap peralatan makan dan masak dalam cara pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan-nya.
Alat makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang.
Proses pencucian melalui tahapan mulai dari pem-bersihan sisa makanan, pe-rendaman, pencucian dan pembilasan.
Fasilitas pencucian dibuat dengan tiga bak pencuci.
Dilengkapi dengan saluran air panas untuk pencucian
Bahan racun / pestisida disimpan tersendirdi tempat yang aman, terlindung, mengguna-kan label / tanda yang jelas untuk digunakan.
Perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan pelihara-an dan hewan pengganggu lainnya.
Lembar Observasi Sanitasi Instalasi Berdasarkan Lembar Observasi
Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
No Variabel
Upaya
Kesling
Bobot Komponen Yang Dinilai Nilai Skor
4 Bahan
makanan
dan
makanan
jadi
2 a. Kondisi bahan makanan dan
makanan jadi secara fisik baik/
sesuai sarat
b. Pembelian bahan ditempat yang
resmi dan berkualitas
c. Bahan makanan kemasan
memiliki label dan merek serta
dalam keadaan baik
50
25
25
5. Tempat
penyimpana
n bahan
makanan
dan
makanan
jadi
3 a. Makanan yang mudah
membusuk disimpan pda suhu >
56,5C atau < 4C
b. Makanan yang akan disajikan >
6 jam disimpan pada suhu -5° C
s/d -1° C
c. Bersih
d. Terlindung dari debu
e. Bebas gangguan serangga dan
tikus
f. Bahan makanan dan makanan
jadi terpisah 30 30 10 10 10 10 6. Penyajian makanan
2 a. Menggunakan kereta dorong
tertutup
b. Tidak menyajikan makanan jadi
yang sudah menginap
c. Lalu lintas makanan jadi dengan
jalur khusus
40
40
7. Tempat
pengolahan
makanan
atau dapur
4 a. Lantai dapur sebelum dan
sesudah kegiatan dibersihkan
dengan antiseptic
b. Dilengkapi sungkup dan
cerobong asap
c. Pencahayaan >200 lux
50
25
25
8. Peralatan 2 a. Sebelum digunakan, dalam
kondisi bersih
b. Tahan karat dan tidak
mengandung bahan beracun
c. Utuh dan tidak retak
d. Dicuci dengan desinfektan atau
dikeringkan dengan sinar
matahari / pemanas buatan dan
tidak dibersihkan dengan kain
40
30
15
15
Lampiran 4. Hasil Pengolahan Data kondisi Higiene Penjamah Makanan
1. Karateristik Responden
Karakteristik Umur (Tahun)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 20-30 9 23.7 23.7 23.7
30-40 14 36.8 36.8 60.5
>41 15 39.5 39.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Karakteristik Lama Kerja (Tahun)
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid <5 14 36.8 36.8 36.8
5-10 8 21.1 21.1 57.9
10-15 5 13.2 13.2 71.1
>16 11 28.9 28.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulativ e Percent
Valid Smp 2 5.3 5.3 5.3
Sma 17 44.7 44.7 50.0
Smk 9 23.7 23.7 73.7
Akademik 7 18.4 18.4 92.1
Univeristas 3 7.9 7.9 100.0
2. Kondisi Higiene Penjamah Makanan
Higiene Penjamah Makanan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 35 92.1 92.1 92.1
Iya 3 7.9 7.9 100.0
Total 38 100.0 100.0
a. Sertifikat higiene sanitasi makanan
Pekerja instalasi gizi yang pernah mengikuti kursus
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 33 86.8 86.8 86.8
Ya 5 13.2 13.2 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang memiliki sertifikat kursus
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid tidak 4 80.0 80.0 80.0
iya 1 20.0 20.0 100.0
Total 5 100.0 100.0
b. Pakaian Kerja Penjamah Makanan
Pekerja instalasi gizi berpakaian kerja bersih dan rapi
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Pekerja instalasi gizi yang memiliki Pakaian Kerja Min 2 Stel
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 4 10.5 10.5 10.5
Ya 34 89.5 89.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang berpakaian kerja khusus digunakan di tempat kerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 4 10.5 10.5 10.5
Ya 34 89.5 89.5 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang berpakaian kerja dan menggunakan APD
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 27 71.1 71.1 71.1
Ya 11 28.9 28.9 100.0
c. Pemeriksaan Kesehatan Penjamah Makanan
Pekerja instalasi gizi memeriksaan kesehatan min 6 bulan sekali Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 36 94.7 94.7 94.7
Ya 2 5.3 5.3 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang melakukan Vaksinasi Typhoid
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 37 97.4 97.4 97.4
Ya 1 2.6 2.6 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi memeriksaan kesehatan penyakit khusus Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 30 78.9 78.9 78.9
Ya 8 21.1 21.1 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang memiliki buku kesehatan
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 31 81.6 81.6 81.6
Ya 7 18.4 18.4 100.0
d. Personal Higiene Penjamah Makanan
Pekerja instalasi gizi berperilaku bersih dan rapi saat bekerja Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 1 2.6 2.6 2.6
Ya 37 97.4 97.4 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang cuci tangan ketika mau bekerja
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 2 5.3 5.3 5.3
Ya 36 94.7 94.7 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang menutup mulut dengan sapu tangan saat batuk dan bersin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak 2 5.3 5.3 5.3
Ya 36 94.7 94.7 100.0
Total 38 100.0 100.0
Pekerja instalasi gizi yang menggunakan alat yg sesuai dan bersih Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Tidak 4 10.5 10.5 10.5
Ya 34 89.5 89.5 100.0
Lampiran 5. Gambar Observasi Sanitasi Instalasi Gizi
Gambaran Lampiran 1. Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Gambar Lampiran 3. Lantai dan dinding yang tidak konus
Gambar Lampiran 5. Keran air bersih instalasi gizi
Gambar Lampiran 6. Saluran air kotor ke IPAL dilengkapi dengan penangkap
Gambar Lampiran 7. Kondisi tempat cuci tangan
Gambar Lampiran 9. Sabun batang di toilet instalasi gizi
Gambar Lampiran 11. Pekerja instalasi gizi yang tidak menggunakan alat
pelindung diri
Gambar Lampiran 13. Proses pencucian menggunakan sabun dan air panas
Gambar lampiran 14. Proses pencuci menggunakan sabun dan air panas
Gambar Lampiran 15. Air panas yang dibuat sendiri
Gambar Lampiran 17. Penutupan lubang-lubang masuk tikus dan hewan
Gambar Lampiran 19. Bahan makanan dengan label dan merek yang jelas
Gambar Lampiran 21. Tempat penyimpanan bahan makanan basah
Gambar Lampiran 22. Gudang bahan makanan yang menjadi tempat penyimpanan
Gambar Lampiran 23. Kereta dorong
Gambar Lampiran 24. Lantai yang telah dibersihkan antiseptik sebelum dan
Gambar Lampiran 25. Cerobong asap dan pencahayaan di instalasi gizi
KEMENTERIAN PENDIDIDIKAN DAN KEBUDAYAN NASIONAL UII{IIIERSMAS S UI}IATERA UTARA
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI
rAKUL?AS MATMMATIKA
}AN
ILMU PE,NGE'IIAHUAN ALAM
Jl. BioteknologiNo. I Kampus USU Medan 20155Telp. (06i )6223564 far. 061821 4290 Email : biologi@f.mioa,rcu.a-kl
Nomor Lamp Hal
Medan,08 Mei 2016
: I 5/UN5. 2/ 1 I 8 I 3 I 17 IKP.K/ 2a
$
:-: Ha-!r I Uji K*al
ikti f Keberadaan
Baktsri E s eher,i eh. is e oli
Kepada Ytla Venty
Di
TempatDengan hormat,
Berdasarkan hasil pengujian
kualitatif
terhadap keberadaanbakteri Esclterichia
coli didapatkan data sebagai berikut :No. Kode Sampel Hasil Uji Kualitatif E.coli
I
tr
m
I Piring
2 Mangkok
3 Gelas
4 Plato
5 Sendok
6 Omnreng
Demikian hasilpengujian kualitatif terhadap keberadaan bakteri Escherichia
coli,ur$uk dapat
digunakan seperlunya. Atas kerjasamanya kami ucapkar terima kasih.n 6 r r j A{./
U6 -LVICI ZUIO
KEMENTERTAN
KESEHATAI{
RI
DIREKTORAT JENDENAL FENGEND^LIATI
FENI',.|<',
DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
BALAI TEKNIK
KESEHATAN LINGKUNGAN
DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT (BTKLPP} KELAS
I
MEDAN
Jalan
K.H. Wahid Hasyim 15 Medan 2O154Telp.
(0611 4512305, Fax (O6{l 4521q53Penquiian Laboratorium Bioloqi
Nomor Contoh Uji
Hal
Asal Contoh Uji
Keterangan Contoh Uji
:kasi Pengambilan Contoh Uji
PengambilContoh Uji
Tanggal Pengambilan Contoh Uji
Tanggal Diterima
LAPORAN HASIL U]I
1. 4087/ts/MA/LUTOts
?. 4088lBlMNL2l20ts MikrobiologiAlat il
RSU Haji Medan
3 [nSa) Contoh uji mikrobiologi alat
l, OinBreng $
2. Pinset3. Gunting RSU. Haji Medan
Website ! www.btktmedan.or.id
F/BTKL-MDN/s.10.1.b
3. 4089/B/MA/L2|Z0L5
Manajer Teknik,
laboratorium Biolosi Pegawai BTKLPP Medan (Aminah, Kurnia, Nazar)
14 Desember 2015 14 Desember 2015
tB.trd*arkrn gennGnk€s RI tlonror .. l2oarlltenkeerslUxr2o04fGirfrilll l(eelr&n Ltngkungon Runr.'tr S.klt Catatan :
I
Hasil uji di atas hanya berlaku untuk samp€l yang diuJi2
Laporan hasil uji ini terdiri dari t halaman3
Lapordn hasil uji ini tidak boleh digandakan, kecuali secara lengkap dan seijin tertutis dari BTKL PP Medan4
Laboratorium Helayani pengaduan/complaint maksimum 1 (satu) minggu hrhitung tanggal penyerahan LHU5
Hasil analisa mikrobiologi <1,8-0 bermakna tidak terdapat pertumbuhan bakhri.No Paramete,r Satuan Baku Muttr*
I
Hasll Anallsaz 3 Iictode1
Mikrotiologi
CFU/cm'z maks. 100 B 5 7 Pour Plat
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito, Wiku., 2007. Sistem Manajemen Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta: PT rajawali press
Afriyenti, 2002. Higiene dan Sanitasi Penyelenggaraan Makanan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Jiwa Pekanbaru dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru 2000-2002. Skripsi FP Institut Pertanian Bogor.
Andry Hartono. 2000. Penyakit Bawaan Makanan, Jakarta: EGC.
Anggara, 2012.Sanitasi Makanan dan Minuman Pada Instalasi Tenaga Sanitasi, Depkes, Jakarta.
Anonim, 2008. Water treatment & air purification Holding. Diakses dari http://lenntech.com/Disinfectants/Chlorine. Di akses tanggal 10 april 2016
Anwar, dkk., 1990. Pedoman Bidang Studi Makanan dan Minuman Pada Instansi Tenaga Sanitasi. Jakarta.
Anwar, Sudarso, dkk, 2000. Sanitasi Makanan dan Minuman pada InstitusiPendidikan Tenaga Sanitasi. Pusat Pendidikan Tenaga Sanitasi, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Depkes RI, Jakarta.
Azwar, Azrul., 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta : PT Mutiara Sumber Widya.
Arikunto, Suharsimi., 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Aritonang, Irianton., 2009. Manajemen Penyelenggaraan Makanan&Asuhan Gizi. Yogyakarta : CEBios.
Bagus Putu Sudira., 1996. Tata Boga. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Proyek Pendidikan Non Teknik II.
Bartono, P.H., Ruffiono, E.M. 2005. Food Product Management di Hotel dan Restoran. Andi Offset. Yogyakarta. Hal. 292.
Darpito, 2003. Standar dan prosedur pengelolaan limbah medis rumah sakit. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. Vol 8(1): 125-127.
Dikry, M., dan Ririh Yudhastuti. 2013. Kondisi higiene penjamah makanan dan sanitasi kantin di SMAN 15 surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Djarismawati., Sugiharti. dan Riris Nainggolan., 2004. Pengetahuan dan Perilaku Pedagang Cabe Merah Giling dalam Penggunaan Rhodamine B di Pasar Tradisional di DKI Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol 3 (1): 7 – 12.
Djarismawati, 2004. Pengembangan model/kemitraan dalam peningkatan sanitasi pengelolaan makanan di daerah objek wisata. Badan litbang kesehatan departemen kesehatan RI.
Depkes RI, 1992. Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Jakarta.
______, 2000. Prinsip-prinsip Higiene dan Sanitasi Makanan,Jakarta.
______, 2002. Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta : Dirjen P2M dan PLP dan Dirjen Yan Medik Depkes RI.
______, 2003. Pedoman Pelayanan Gizi RumahSakit. Jakarta.
______, 2004. Tentang Bakteri Pencemaran Makanan dan Penyakit Bawaan Makanan, Modul 4. Jakarta.
______, 2004. Permenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 10 januari 2016.
---,2004. Peraturan Menteri Kesehatan No. 924/MENKES/VII/2003 Tentang Pedoman dan Sanitasi Higiene, Ditjen PPM & PLP.
---, 2006.Kumpulan Modul Kursus Higyiene Sanitasi Makanan dan Minuman:Jakarta
______, 2007. Kumpulan Model Kursus Hygiene Sanitasi Makanan, Depkes, Jakarta.
Endrah, 2010. Higiene Pekerja, Sumber http:// endrah. blogspot. com/2010/03/higiene-pekerja.html. Diakses tanggal 17 Januari 2016.
FAO, 2009. FAO Statistical Database and Data Sets. Tersedia online pada http://faostat.fao.org/site/291/default.aspx. diakses tanggal 12 april 2016.
Fathonah, Siti., Higiene dan Sanitasi Makanan, Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2006 http://ocw.unnes.ac.id/ocw/tjp/s1-pkk/higiene-dan-sanitasi-makanan/bahan ajar/bukuilmI.pdf di akses tanggal 10 april 2016.
Gea, S.,2009. Higiene Sanitasi dan Analisa Cemaran Mikroba yang terdapat pada. Saus Tomat dan Saos Cabai Isi Ulang yang digunakan di kantin. Skripsi. Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara : 35-36
Rehawati Betty, 2004. Skripsi Hygiene dan Sanitasi Pengelolaan Roti Kering Pada Dua Perusahaan Dikota Medan Tahun 2004, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.
Hapsari, 2010. Pengendalian Mutu dalam Proses Pembuatan Makanan Enteral di Rumah Sakit Dustira, Kota Cimahi, Jawa Barat, http://www.ipb.ac.id. Diakses tanggal 15 januari 2016.
Hawley, Louise B., 2003. Mikrobiologi dan Penyakit Infeksi. Jakarta: Hipokrates.
Jawetz, E,J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel,& S. A..Morse., 2003. Mikrobiologi Kedokteran (Medical Microbiology) Edisi 23. EGC, Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2012. Kumpulan Modul Kursus Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman. Diambil kembali dari http://onesearch.kink.kemkes.go.id/Record/IOS2888JATEN0000000000 06711-. Diakses tanggal 10 januari 2016.
Kusmayadi, 2008. Cara Memilih dan Mengolah Makanan Untuk Perbaikan Gizi Masyarakat. http://database.deptan.go.id,. Diakses tanggal 15 Januari 2016.
Loken, J. K.(1995). The HACCP Food Safety Manual. Di dalam :Purnawijayanti, H. A. Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengolahan Makanan. Yogyakarta : Penerbit Kanisius, halaman 42 – 43.
Di Kota Jambi Tahun 2001. Skripsi FKM USU, Medan.
Mardalis, 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Marsaulina, Irnawati, 2004. Study Tentang Pengetahuan Perilaku Dan Kebersihan Penjamah Makanan Pada Tempat Umum Pariwisata di DKI Jakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.
Marzuki, 2002. Metodologi Riset. Yogyakarta: PT.Prasetia widya Pratama Yogyakarta
Moehyi, S. 2000. Penyelenggaran Makanan Institusi Dan Jasa Boga. Jakarta :
Bhatara.
Mubarak W.I, Chayati Nurul dkk., 2007. Promosi kesehatan. Yogyakarta.graha
ilmu.
Ndraha, Taliziduhu., 1987. Disain Riset Dan Teknik Pennyusunan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta : Bina Aksara.
Notoatmodjo, Soekidjo., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Pebriyenti, Devia., 2004. Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan Dan Pemeriksaan Escherichia Coli Pada Peralatan Makan Di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci Tahun 2011. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.Medan
Pelczar, Michael, J., E.C.S Chan., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Jakarta : UI Press,.
Prabu, 2008. Higiene dan Sanitasi Makanan. http//gmpg.org. Jakarta. Diakses tanggal 4 Februari 2016.
Pohan.S, Desmalima., 2009. Pemeriksaan Escherichia coli pada Usapan Peralatan makan yang Digunakan Untuk Pedagang Makanan di Pasar Petisan Medan. Skripsi. Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara.
Reksosoebroto, Soebagio., 2001. Hygiene Sanitasi. Rinneka Cipta, Jakarta. Universitas Sumatera Utara
Sihite, R., 2000. Sanitation and Hygiene.Jakarta : SIC.
Slamet, J. 2009.Kesehatan lingkungan. Yogyakarta : Gadjah mada university press.
Suma'mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).
Jakarta: Sagung Seto.
Susanna, Dewi dan Budi Hartono., 2003. Pemantauan Kualitas Makanan Ketoprak dan Gado-Gado di Lingkungan Kampus UI Depok Melalui Pemeriksaan Bakteriologis. Makara Seri Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 56 Tahun 2014, (2014). Klasifikasi dan Perizinan RumahSakit.http://aspak.buk.depkes.go.id/beranda/download/Permenkes Nomor-56-Tahun-2014.doc. Di akses tanggal 18 Desember 2015.
Vredenbregt, Jacob., 1984. Metode Dan Teknik Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT.Gramedia
WHO Media centre., 2007. Food Safety and Foodborne Illness , World Health
Organization (WHO). Available from:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs237/en/. Diakses tanggal 15 januari 2016.
Wikipedia,2010. Escherichia Coli. http://id.wikipedia.org/wiki/Escherichia Coli. Diakses tangga 17 januari 2016.
_____________. Peralatan Makan. http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_makan. Diakses tanggal 23 januari 2016.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif dengan
menganalisis kondisi higiene dan sanitasi instalasi gizi serta pemeriksaan
kandungan Escherichia coli pada peralatan makan di Rumah Sakit Umum Haji
Medan tahun 2016.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji
Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena :
1. Lokasi penelitian merupakan tempat pengolahan makanan untuk pasien
rawat inap, dengan mengolah makanan dengan baik dapat berpengaruh
bagi kesembuhan pasien.
2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang Analisis Kondisi Higiene Dan
Sanitasi Instalasi Gizi serta Pemeriksaan Escherichia coli pada Peralatan
Makan di Rumah Sakit Umum Haji Medan.
Untuk pemeriksaan Escherichia coli pada peralatan makan Rumah Sakit
Umum Haji Medan dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3.2.2 Waktu Penelitian
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja Instalasi Gizi Rumah
Sakit Umum Haji Medan yaitu berjumlah 38 orang.
3.3.2 Sampel
Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan teknik total sampling, maka sampel dari penelitian ini adalah
seluruh pekerja Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan yaitu berjumlah 38
orang.
3.4 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah
1. Observasi sanitasi instalasi gizi berupa lokasi bangunan dan fasilitas,
fasilitas sanitasi, perlindungan makanan dan peralatan, bahan makanan dan
makanan jadi, tempat bahan makanan dan makanan jadi, penyajian
makanan, tempat pengolahan makanan dan peralatan.
2. Pemeriksaan kandungan Escherichia coli pada peralatan makan terdiri dari
ompreng, plato, piring, mangkok, gelas kaca, dan sendok yang telah dicuci
dan dikeringkan.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil lembar kuesioner higiene
penjamah makanan berdasarkan Kepmenkes RI No.1098/Menkes/Per/VII/2003
observasi Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 dan Permenkes RI
No.1096/Menkes/Per/VI/2011 serta hasil pemeriksaan laboratorium terhadap
usapan peralatan makan berdasarkan Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004.
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bagian DIKLIT Rumah
Sakit Umum Haji Medan yang mendukung dalam pengamatan higiene dan
sanitasi instalasi gizi rumah sakit.
3.6 Pelaksanaan Penelitian
3.6.1 Peralatan dan Bahan
a. Alat-alat yang diperlukan
1. Box, pembawa sampel
2. Buku tulis
3. Kapas Lidi Steril
4. Lampu spritus
5. Sarung tangan steril
6. Spidol
b. Bahan
1. Aqua
2. Endo Agar
3. PCA
3.6.2 Teknik Pengambilan Sampel
1. Persiapkan sarung tangan yang steril untuk mengambil sampel
2. Alat makan yang akan diperiksa masing-masing diambil dari tempat
penyimpanan sebelum disajikan untuk konsumen atau setelah proses
pencucian.
3. Persiapkan lidi kapas steril, kemudian diambil dan dicelupkan ke
dalam botol berisi PCA yang steril kedalamnya.
4. Lidi kapas steril dalam botol di tekan ke dinding botol untuk
membuang airnya, baru diangkat dan diusapkan pada setiap alat-alat
yang akan diusap.
5. Permukaan tempat alat makan yang diusap yaitu :
a. Ompreng, plato, piring dan mangkok, permukaan dalam tempat
makanan diletakkan.
b. Gelas, permukaan luar dari bagian bibir setinggi 6 mm dan seluruh
permukaan dalam.
c. Sendok, permukaan bagian dalam sendok.
6. Setiap bidang permukaan yang diusap dilakukan 3 (tiga) kali
berturut-turut, dan satu lidi kapas digunakan untuk satu alat makan yang
diperiksa.
7. Setelah semua kelompok alat makan diusap, kapas lidi dimasukkan ke
dalam botol, lidinya dipatahkan, dan bibir botol dipanaskan dengan api
spritus baru ditutup sekerupnya.
dan segera dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.
3.6.3 Cara Kerja Pemeriksaan Escherichia coli
a. Bahan
1. Aquades
2. Endo Agar
3. Larutan Bouillon
4. Nutrient Agar
5. PCA
b. Alat
1. Autoklaf
2. Gelas ukur
3. Inkubator
4. Lampu Bunsen
5. Ose Cincin
6. Petridish
7. Pipet
8. Rak Tabung
9. Tabung glass
10. Timbangan Analis
c. Cara Kerja
1. Penimbangan PCA dan endo agar dengan ukuran 1 plat sampel 15
ml, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam gelas ukur
secara terpisah hingga homogen.
2. Setelah homogen larutkan PCA dan larutan endo agar di pindahkan
ke dalam tabung glass dan ditutup rapat dengan kapas, kemudian
dimasukkan ke dalam autoklaf selama 2 jam setelah itu diangkat
dan dibiarkan hangat kuku.
3. Diambil 1 ml dari sampel dengan menggunakan pipet dan
dituangkan ke petridish yang sudah steril. Kemudian ditambahkan
PCA yang steril sebanyak masing-masing 15 ml ( dilakukan
dengan cara yang sama untuk sampel berikutnya), lalu petridish
digoyangkan sampai merata dan petridish dimasukkan ke dalam
inkubator dengan suhu 37°C selama 2x24 jam.
4. Sebaliknya dengan media endo agar dituangkan ke dalam petridish
lalu dimasukkan ke dalam lemari pendingin.
5. Di ambil ose cincin lalu dibakar diatas api bunsen tunggu sampai
dingin, kemudian diambil 2 atau 3 koloni pada nutrient agar lalu
dimasukkan ke dalam inkubator 37°C selama 15 menit.
6. Setelah 15 menit diambil kembali ose cincin lalu dibakar diatas api
Bunsen sehingga dingin, kemudian dicelupkan ke dalam larutan
Bouillon ( laktosa) lalu ose cincin digoreskan diatas media endo
agar yang steril secara zigzag. Kemudian endo agar dimasukkan ke
dalam incubator 37°C selama 24-28 jam.
7. Pertumbuhan koloni diamati. Bila kolini berwarna merah metalik
kemerahan positif. Jika terlihat terang dan tidak berwarna serta di
sekitar koloni berwarna merah muda berarti negatif.
3.7 Definisi Operasional
1. Higiene penjamah makanan adalah upaya pekerja instalasi gizi dalam
menjaga kebersihan dan keamanan makanan mulai dari sertifikat higiene
sanitasi makanan, pakaian kerja, pemeriksaan kesehatan dan personal
higiene yang dapat menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada
pasien.
2. Sertifikat higiene sanitasi makanan adalah tanda bukti pengakuan yang
menyatakan bahwa pekerja instalasi gizi pernah melakukan kursus atau
pelatihan tentang higiene sanitasi makanan.
3. Pakaian kerja adalah pakaian pekerja instalasi gizi yang digunakan setiap
harinya.
4. Pemeriksaan kesehatan adalah tindakan pekerja instalasi gizi untuk
memperhatikan status kesehatannya seperti check up kesehatan,
melakukan vaksinasi, berobat ke dokter jika sedang sakit dan memiliki
buku kesehatan.
5. Personal hygiene adalah tindakan yang dilakukan oleh pekerja instalasi
gizi untuk berperilaku bersih dan sehat sebelum, selama dan sesudah
mengolah makanan dalam hal berpakaian, cuci tangan, menutup mulut
saat batuk atau bersin dan menggunakan alat yang bersih dan sesuai.
6. Sanitasi instalasi gizi adalah upaya untuk mengendalikan faktor resiko
instalasi gizi, perlindungan makanan dan peralatan, bahan makanan dan
makanan jadi, tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi,
penyajian makanan, tempat pengolahan makanan dan peralatan .
7. Lokasi dan bangunan adalah letak dan bentuk dari suatu bangunan rumah
sakit.
8. Fasilitas sanitasi instalasi gizi adalah sarana fisik bangunan dan
perlengkapan yang digunakan untuk memelihara kebersihan sarana dan
prasarana dapur termasuk lingkungannya yang dapat merugikan
kesehatan manusia anatara lain air bersih, air kotor, fasilitas cuci tangan
dan toilet, pembuangan sampah.
9. Perlindungan makanan dan peralatan adalah upaya penanganan yang
dilakukan pekerja instalasi gizi terhadap potensi bahaya kontaminasi
terhadap makanan dan peralatan di instalasi gizi.
10. Bahan makanan dan makanan jadi adalah makanan yang akan diolah atau
yang telah diolah oleh pekerja instalasi gizi yang telah memenuhi standar
kesehatan.
11. Tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi adalah tempat
untuk mengamankan bahan makanan agar tidak mudah rusak sebelum
diolah, meliputi kebersihan, tempat penyimpanan sesuai dengan sifat
makanan, bebas dari serangga dan tikus.
12. Penyajian makanan adalah proses menyajikan makanan jadi untuk pasien
pada setiap ruangan seperti mengantar makanan dengan menggunakan
jalur yang digunakan adalah jalur khusus untuk makanan.
13. Tempat pengolahan makanan adalah tempat mengolah makanan dari
bahan mentah menjadi bahan yang siap saji, yang dilakukan oleh pekerja
instalasi gizi.
14. Peralatan adalah alat yang biasa digunakan untuk mengolah dan
menyajikan makanan dan minuman di Rumah Sakit Umum Haji Medan
seperti ompreng, plato, piring, mangkok, gelas dan sendok.
15. Kandungan E.coli pada peralatan makan berdasarkan Permenkes RI
No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit, memenuhi syarat apabila angka total kuman
sebanyak-banyaknya 100/cm2 dan tidak mengandung bakteri Escherichia coli
(negatif) dan tidak memenuhi syarat apabila angka total kuman
>100/100/cm2 dan angka bakteriEscherichia coli(negatif) >0 (lebih dari
nol).
16. Ompreng, plato, piring, mangkok, gelas dan sendok adalah alat yang
dipergunakan sebagai objek pemeriksaan kandungan Escherichia colidi
Rumah Sakit Umum Haji Medan.
17. Pemeriksaan Laboratorium adalah suatu kegiatan mengenai pemeriksaan
sampel Escherichia coliyang dilakukan di Laboratorium Fakultas MIPA
Universitas Sumatera Utara dengan mengambil peralatan makan yang
diambil ditempat penyimpanan selanjutnya sampel dibawa ke
laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan dengan metode usap.
standar yang ditetapkan.
19. Tidak memenuhi syarat adalah keadaan dimana hasil observasi tidak
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
3.8 Aspek Pengukuran
3.8.1 Aspek pengukuran hygiene penjamah makanan
Aspek pengukuran melihat kondisi higiene penjamah makanan meliputi
sertifikat hygiene sanitasi makanan, pakaian kerja, pemeriksaan kesehatan dan
personal hygiene yang berdasarkan pada lembar observasi Kepmenkes RI
No.1098/Menkes/Per/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran sebagai berikut :
a. Apabila jawaban responden “iya” maka nilai yang diberikan berdasarkan
kolom nilai yang ditentukan. Sedangkan apabila jawaban responden
“tidak” maka nilai yang diberikan adalah 0 (nol).
b. Skor yang diperoleh dengan cara : bobot × nilai. Kemudian masing-masing
skor tersebut dijumlahkan. Hasil dari penjumlahan skor yang menentukan
batas layak higiene penjamah makanan.
c. Batas layak higiene penjamah makanan tersebut adalah :
1. Kategori memenuhi syarat, apabila responden dapat menjawab
dengan benar >70% dari seluruh skor yang ada.
2. Kategori tidak memenuhi syarat, apabila responden dapat menjawab
3.8.2 Aspek pengukuran sanitasi instalasi gizi
Aspek pengukuran adalah melihat sanitasi instalasi gizi di Rumah Sakit
Umum Haji Medan yang terdiri dari 8 sub variabel yaitu lokasi dan bangunan,
fasilitas sanitasi instalasi gizi, perlindungan makanan dan peralatan, bahan
makanan dan makanan jadi, tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan
jadi, penyajian makanan, tempat pengolahan makanan dan peralatan.
Untuk 3 dari 8 sub variabel yaitu lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi
dan perlindungan makanan dan perlatan diukur berdasarkan lembar observasi
Permenkes RI No.1096/Menkes/Per/VI/2011 tentang Persyaratan Higiene sanitasi
jasaboga menggunakan lembar observasi sebagai berikut:
a. Variabel (kolom 2)
Setiap bagian atau kegiatan dari variabel yang akan dinilai
b. Bobot (kolom 3)
Nilai dari masing-masing variabel yang dinilai
c. Komponen yang akan dinilai (kolom 4)
Komponen yang akan diobservasi dan dinilai sesuai dengan
kenyataan yang ada. Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana tercantum pada komponen nilai, maka
nilainya adalah 0 (nol), sebaliknya apabila memenuhi persyaratan
maka nilainya adalah sebesar nilai yang tercantum pada kolom
nilai. Nilai yang diberikan adalah angka satuan (bulat), untuk
memudahkan penjumlahan dan memperkecil kesalahan angka
1. Jika dalam kolom bobot tertulis 1, artinya nilai yang dapat
diberikan adalah 0 dan 1
2. Jika dalam kolom bobot tertulis 5, artinya nilai yang dapat
diberikan adalah 0, 1, 2, 3, 4 dan 5
3. Jika dalam kolom bobot tertulis 3, artinya nilai yang dapat
diberikan adalah 0, 2, dan 3
4. Setiap uraian pemeriksaan (item) telah mempunyai bobot
nilai masing-masing, yaitu nilai terkecil 1 (satu) dan nilai
tertinggi 5 (lima).
5. Dasar pemberian bobot nilai berdasarkan titik rawan (kritis)
dalam menimbulkan kemungkinan kerusakan makanan.
6. Nilai dari hasil penjumlahan uraian yang telah memenuhi
syarat, menentukan terhadap dipenuhi atau tidaknya secara
keseluruhan dengan ketentuan yaitu : Minimal 90,2% dari
seluruh skor yang dinilai.
Untuk 5 dari 8 sub variabel lainnya seperti bahan makanan dan makanan
jadi, tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi, penyajian makanan,
tempat pengolahan makanan dan peralatan diukur berdasarkan lembar observasi
Permenkes RI No.1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit sebagai berikut :
1. Komponen yang dinilai (kolom 4)
Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan
adalah 0 (nol),sebaliknya apabila memenuhi persyaratan makan
nilainya adalah sebesar nilai yang tercantum pada kolom 5.
2. Variabel upaya (kolom 2)
Setiap bagian atau kegiatan dari variabel upaya memiliki nilai 0
(nol) sampai dengan 100.
3. Skor (kolom 6)
Perkalian antara bobot (kolom 3) dengan nilai yang diperoleh
(kolom 5).
4. Untuk Sanitasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Kelas B memenuhi
syarat apabila memperoleh skor hasil penilaian sebagai berikut :
sekurang-kurangnya 90% dari skor maksimal yang ada/yang
diperiksa.
3.8.3 Aspek pengukuran kandungan Escherichia coli
Untuk melihat keberadaan bakteri Escherichia coli pada peralatan
makan yang telah mengalami proses pencucian dan pengeringan akan
dilakukan uji laboratorium berdasarkan Permenkes RI No. 1204/ Menkes/
SK/X/2004, bahwa untuk persyaratan peralatan makan dengan angka total
kuman sebanyak-banyaknya 100/cm2 dan tidak mengandung bakteri
3.9 Teknik Analisis Data
Analisa data yang dipergunakan untuk melihat kondisi higiene dan sanitasi
instalasi gizi serta pemeriksaan Escherichia colipada peralatan makan di Rumah
Sakit Umum Haji Medan adalah
Analisis univariat
Univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi
masing-masing variabel yaitu kondisi higiene penjamah makanan (sertifikat higiene
sanitasi makanan, pakaian pekerja, pemeriksaan kesehatan dan personal higiene)
dan sanitasi instalasi gizi (lokasi bangunan dan fasilitas, fasilitas sanitasi,
perlindungan makanan dan peralatan, bahan makanan dan makanan jadi, tempat
bahan makanan dan makanan jadi, penyajian makanan, tempat pengolahan
makanan dan peralatan) serta hasil pemeriksaan kandungan Escherichia colipada
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Haji Medan
Pada musim haji tahun 1990 terjadi musibah terowongan mina yang
banyak menimbulkan korban jiwa pada jemaah haji dari Indonesia. Kebetulan,
gagasan dan pelaksanaan pembangunan Rumah Sakit Haji sejalan pula dengan
niat pemerintah untuk membangun Rumah Sakit Haji di Embarkasih calon
jema’ah Haji Indonesia.
Gagasan mendirikan sebuah rumah sakit yang bernafaskan Islam
dicetuskan pula oleh Gubernur Provinsi Sumatera Utara yaitu Bapak Raja Inal
Siregar pada kegiatan safari Ramadhan 1410 Hijriah yang lalu. Kemudian pada
tanggal 28 Februari 1991 di Jakarta, Presiden Republik Indonesia yaitu Bapak
H.M. Soeharto menandatangani prasasti untuk keempat Rumah Sakit Haji yakni
di Jakarta, bahkan Surabaya, Ujung Pandang, dan Medan melalui surat Keputusan
Gubernur Tingkat Propinsi Sumatera Utara No.445.05/712.K.
Rencana pendirian rumah sakit yang masih dalam proses ini segera
mendapat persetujuan dan dukungan dari pemerintah pusat yakni berupa
pengukuran bantuan dari Garuda Indonesia, Yayasan Amal Bakti Muslim
Pancasila bahkan bantuan-bantuan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera
Utara. Pada tanggal 7 Maret 1991 dibentuk panitia pembangunan Rumah Sakit
Haji Medan dan sebagai peletak batu pertama oleh Menteri Agama Republik
Sakit Haji Medan.
Pada tanggal 3 Juni 1998 dibentuk Yayasan Rumah Sakit Haji Medan
dengan ketua umum Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Direktur RS Haji
Medan yang pertama adalah dr. H. Gading Hakim, SpKJ mulai Tahun 1992
sampai dengan tahun 1998. Pada tanggal 29 Desember Rumah Sakit Haji Medan
dialihkan kepada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berdasarkan peraturan
Gubernur Sumatera Utara NO.78 Tahun 2011. Tanggal 13 Desember Yayasan
Rumah Sakit Haji Medan diganti menjadi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Provinsi Sumatera Utara.
4.1.2 Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Haji Medan
4.1.2.1 Visi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Mewujudkan Rumah Sakit Umum Haji Medan sebagai rumah sakit yang
bernafaskan Islam dalam semua kegiatannya di Sumatera Utara.
4.1.2.2 Misi Rumah Sakit Umum Haji Medan
a. Pelayanan kesehatan yang Islam, profesional dan bermutu dengan
tetap peduli terhadap kaum du’afa.
b. Melaksanakan dakwah islamiah dalam setiap kegiatannya
c. Sebagai sarana menimba ilmu bagi calon cendikiawan muslim.
4.1.2.3 Falsafah Rumah Sakit Umum Haji Medan
Rumah Sakit Umum Haji Medan adalah perwujudan dari Iman, Amal
4.1.2.4 Tujuan Rumah Sakit Umum Haji Medan
1. Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam rangka ibadah dan amal
shaleh dan ikhlas, sekaligus sebagai dukungan konkrit untuk
mensukseskan Sistem Kesehatan Nasional melalui penyediaan sarana
Rumah Sakit yang memenuhi syarat medis teknis, berkualitas dan
mengukuti perkembangan IPTEK yang didasarkan pada iman akan
kekuasaan Allah SWT pada proses dan penyembuhan.
2. Mendukung tugas pemerintah sebagai penyelenggara ibadah haji dibidang
pelayanan kesehatan dalam arti seluas-luasnya.
3. Melaksanakan kaidah – kaidah kode etik profesional, sumpah jabatan serta
kedisiplinan tugas.
4.1.3 Lokasi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Rumah Sakit Umum Haji Medan di Jalan Wiliem Iskandar masuk ke Jalan
Rumah Sakit Haji Medan Kecamatan Medan Estate bersebelahan dengan BAZIS
dan gedung Departemen Pariwisata dan Telekomunikasi.
4.1.4 Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Haji Medan
Sesuai dengan surat yayasan Rumah Sakit Umum Haji Medan tentang
struktur Rumah Sakit Umum Haji Medan termasuk klasifikasi B. Rumah Sakit
pendidikan sebagai berikut :
Rumah Sakit Umum Haji Medan dipimpin oleh seorang Direktur dengan
1. Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
Wakil Direktur bidan Pelayanan medis dan Kesehatan mengkoordinasikan
bidang pelayanan medis dan keperawatan serta enam instalasi yaitu :
a. Instalasi Rawat Jalan
b. Instalasi Rawat Inap
c. Instalasi Gawat Darurat
d. Instalasi Perawatan Intensif
e. Instalasi Bedah Sentral
f. Instalasi Hemodialis
2. Wakil Direktur Bidang Penunjang Medis dan Pendidikan
Wakil Direktur bidang Penunjang Medis dan Pendidikan mengkoordinasi
bidang medis serta bidang pendidikan dan penelitian dan delapan instalasi
yaitu :
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Patologi Klinik
c. Instalasi Patologi Anatomi
d. Instalasi Formasi
e. Instalasi Gizi
f. Instalasi Binatu
g. Instalasi Pemeliharaan Rumah Sakit
3. Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan.
Wakil Direktur bidang Umum dan Keuangan, mengkoordiasikan kegiatan
di Bagian umum, yang meliputi urusan tata usaha kepegawaian, rumah tangga
dan perlengkapan serta keamanan.
4.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan
tahun 2016 berdasarkan umur, lama kerja dan pendidikan terakhir diuraikan
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Pekerja Instalasi Gizi di Rumah Sakit
Umum Haji Medan Tahun 2016
No Karakteristik Responden Jumlah (n) Persentase (%) Umur 1. 2. 3. 20-30 tahun 31-40 tahun >41 tahun 9 14 15 23.7 36.8 39.5
Total 38 100
Lama kerja 1. 2. 3. 4. <5 tahun 6-10 tahun 11-15 tahun >16 tahun 14 8 5 11 36.8 21.1 13.2 28.9
Total 38 100
Pendidikan 1. 2. 3. 4. 5. 6. SD SMP SMA SMK Akademik Universitas -2 17 9 7 3 -5.3 44.7 23.7 18.4 7.9
Total 38 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa pekerja instalasi gizi yang
paling banyak berumur diatas 41 tahun sebanyak 15 orang (39,5%) dan paling
[image:53.612.146.494.352.620.2]kerja pekerja instalasi gizi bekerja di Rumah Sakit Umum Haji Medan paling
banyak dibawah 5 tahun sebanyak 14 orang (36,8%) dan paling sedikit lamanya
kerja pekerja instalasi gizi berkisar 11 sampai 15 tahun sebanyak 5 orang (13.2%).
Pekerja instalasi gizi paling banyak dengan pendidikan SMA sebanyak 17 orang
(44.7%) dan paling sedikit dengan pendidikan SMP sebanyak 2 orang (5.3%).
4.3 Kondisi Higiene Penjamah Makanan berdasarkan Kepmenkes RI
No.1098/Menkes/Per/VII/2003 Rumah Sakit Umum Haji Medan
Tahun 2016
4.3.1 Sertifikat Higiene Sanitasi Makanan Rumah Sakit Umum Haji Medan
Tahun2016
Sertifikat higiene sanitasi makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
[image:54.612.125.515.424.545.2]Haji Medan tahun 2016 diuraikan pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Sertifikat Higiene Sanitasi
Makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
Sertifikat Higiene
Sanitasi Makanan Bobot Nilai
Tidak Ya Jumlah
n % n % n %
a) Pengalaman mengikuti kursus higiene sanitasi makanan
b)Kepemilikan bukti sertifikat kursus higiene sanitasi makanan 4 5 5 33 4 86.8 80 5 1 13.2 20 38 5 100 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukan tentang sertifikat higiene
sanitasi makanan bahwa pada umumnya pekerja instalasi gizi tidak pernah
mengikuti kursus higiene sanitasi makanan sebanyak 33 orang (86.8%) dan yang
tidak memiliki bukti sertifikat higiene sanitasi makanan hanya 4 orang (80%) dari
4.3.2 Pakaian Kerja Penjamah Makanan Rumah Sakit Umum Haji Medan
Pakaian kerja penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan
[image:55.612.125.513.214.458.2]tahun 2016 diuraikan pada tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pakaian Kerja Penjamah
Makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
Pakaian Kerja Bobot Nilai Tidak Ya Jumlah
n % n % n %
a) Penggunaan pakaian kerja yang bersih setiap kali bekerja
b) Ketersediaan pakaian kerja seragam 2 stel atau lebih
c) Penggunaan pakaian kerja khusus untuk waktu kerja
d) Penggunaan pakaian kerja lengkap dengan alat pelindung diri dan rapi 2 3 2 2 3 -4 4 27 0 10.5 10.5 71.1 38 34 34 11 100 89.5 89.5 28.9 38 38 38 38 100 100 100 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan tentang pakaian kerja
penjamah makanan bahwa seluruh pekerja instalasi gizi sudah menggunakaan
pakaian kerja yang bersih ketika bekerja sebanyak 38 orang (100%). Kemudian,
pada umumnya pekerja instalasi gizi juga memiliki seragam kerja minimal 2 stel
atau lebih sebanyak 34 orang (89.5%) dan menggunakan pakaian kerja khusus
untuk waktu kerja saja sebanyak 34 orang (89.5%). Namun, paling banyak pekerja
instalasi gizi yang berpakaian kerja lengkap dengan alat pelindung diri hanya
4.3.3 Pemeriksaan Kesehatan Penjamah Makanan Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016
Pemeriksaan kesehatan penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Haji
[image:56.612.131.504.257.496.2]Medan tahun 2016 diuraikan pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Kesehatan
Penjamah Makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun
2016
Pemeriksaan Kesehatan Bobot Nilai Tidak Ya Jumlah
n % n % n %
a) Pemeriksaan kesehatan 6 bulan sekali
b) Melakukan vaksinasi thypoid
c) Pemeriksaan penyakit khusus
d) Tidak bekerja dan berobat ke dokter ketika sakit
e) Kepemilikan buku kes-ehatan 2 3 2 1 1 2 36 37 30 4 31 94.7 97.4 78.9 10.5 81.6 2 1 8 34 7 5.3 2.6 21.1 89.5 18.4 38 38 38 38 38 100 100 100 100 100
Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan tentang pemeriksaan kesehatan
penjamah makanan bahwa pada umumnya pekerja instalasi gizi tidak pernah
melakukan pemeriksaan kesehatan 6 bulan sekali sebanyak 36 orang (94.7%),
tidak pernah melakukan vaksinasi typhoid sebanyak 37 orang (97.4%), tidak
memiliki buku kesehatan sebanyak 31 orang (81.6%) dan sebagian besar pekerja
instalasi gizi tidak pernah melakukan pemeriksaan penyakit khusus sebanyak 30
orang (78.9%). Walaupun begitu, pada umumnya pekerja instalasi gizi tidak
4.3.4 Personal Higiene Penjamah Makanan Rumah Sakit Umum Haji
Medan Tahun 2016
Personal higiene penjamah makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan
[image:57.612.130.512.235.443.2]tahun 2016 diuraikan pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Personal Higiene Penjamah
Makanan di Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
Personal Higiene Bobot Nilai Tidak Ya Jumlah
n % n % n %
a) Berperilaku bersih dan berpakaian rapi ketika bekerja
b) Mencuci tangan ketika mau kerja
c) Menutup mulut dengan sapu tangan bila batuk atau bersin
d) Penggunaan alat yang sesuai dan bersih
7 3 3 2 2 1 2 2 4 2.6 5.3 5.3 10.5 37 36 36 34 97.4 94.7 94.7 89.5 38 38 38 38 100 100 100 100
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukan tentang personal higiene
penjamah makanan bahwa pada umumnya pekerja instalasi gizi berperilaku bersih
dan rapi saat bekerja sebanyak 37 orang (97.4%), mencuci tangan ketika mau
bekerja sebanyak 36 orang (94.7%), menutup mulut saat batuk dan bersin
sebanyak 36 orang (94.7%) dan menggunakan alat yang sesuai dan bersih
sebanyak 34 orang (89.5%)
4.3.5 Hasil Kondisi Higiene Penjamah Makanan berdasarkan Kepmenkes
RI No.1098/Menkes/Per/VII/2003 di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Haji Medan Tahun 2016
Hasil kondisi higiene penjamah makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Tabel 4.6 Distribusi Hasil Kondisi Higiene Penjamah Makan berdasarkan
Kepmenkes RI No.1098/Menkes/Per/VII/2003 di Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
No Hasil kondisi Higiene Penjamah
Makanan Jumlah (n) Persentase (%)
1.
2.
Tidak Memenuhi syarat kesehatan
Memenuhi syarat kesehatan
35
3
92.1
7.9
Total 38 100
Berdasarkan tabel 4.6 diatas menunjukan bahwa hasil kondisi higiene
seluruh penjamah makanan berdasarkan Kepmenkes RI No.1098/ Menkes/Per/
VII/2003 yang meliputi penilaian sertifikat higiene sanitasi makanan, pakaian
kerja, pemeriksaan kesehatan dan personal higiene pekerja instalasi gizi di
Rumah Sakit Umum Haji Medan, pada umumnya pekerja instalasi gizi tidak
memenuhi syarat kesehatan sebagai penjamah makanan sebanyak 35 orang
(92.1%) dengan total skor penilaian masing-masing pekerja instalasi gizi dibawah
70% dari skor yang dinilai.
4.4 Sanitasi Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
4.4.1 Lokasi Bangunan dan Fasilitas Instalasi Gizi di Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016 Berdasarkan Permenkes RI
No.1096/Menkes/Per/VI/2011.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016 dari lokasi bangunan dan fasilitas instalasi gizi dapat
dilihat dalam tabel 4.7 berikut :
Tabel 4. 7 Distribusi Hasil Observasi Lokasi Bangunan dan Fasilitas
Berdasarkan Permenkes RI No.1096/ Menkes /Per/ VI/2011 di
Uraian
Bobot Nilai
(skor) Ket. Hasil Observasi Lokasi bangunan dan fasilitas
a. Halaman bersih, rapi, tidak becek, dan berjarak sedikitnya 500 meter dari sarang lalat/ tempat pembuangan sampah, serta tidak tercium bau busuk atau tidak sedap yang berasal dari sumber pencemaran.
b. Konstruksi bangunan kuat , aman, terpelihara, bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa
c. Lantai kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, terpelihara dan mudah di bersihkan d. Pertemuan sudut lantai dan
dinding lengkung (konus) e. Dinding dan langit-langit
dibuat dengan baik, terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-laba). f. Bagian dinding yang kena
percikan air di lapisi bahan kedap air setinggi 2 meter dari lantai.
g. Pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat.pintu dibuat menutup sendiri, membuka kedua arah dan dipasang alat penahan lalat dan bau.pintu dapur membuka ke arah luar
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 MS TMS TMS TMS TMS MS TMS
Lokasi bangunan yang jauh dari keramaian dan tempat pembuangan sampah
(Gambar Lampiran 1)
Samping instalasi gizi terdapat tumpukan barang yang tidak berguna.
(Gambar Lampiran 1)
Lantai licin dan tidak rata (Gambar Lampiran 2)
Lantai dan dinding tidak konus
(Gambar Lampiran 3)
Langit-langi terdapat sarang laba-laba (Gambar Lampiran 4)
Dinding dilapisi bahan kedap air (Gambar Lampiran 2)
Jendela yang kotor dan pintu yang selalu terbuka terus menerus (Gambar lampiran 1)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukan bahwa terdapat 5 dari 7 kategori
yang tidak memenuhi syarat penilaian tentang lokasi bangunan dan fasilitas
berdasarkan Permenkes RI No.1096/Menkes/Per/VI/2011 yaitu pertama, lantai
kedap air, rata, tidak licin, tidak retak, terpelihara dan mudah di bersihkan. Kedua,
pertemuan sudut lantai dan dinding lengkung (konus). Ketiga, dinding dan
langit-langit dibuat dengan baik terpelihara dan bebas dari debu (sarang laba-laba).
Keempat, pintu dan jendela dibuat dengan baik dan kuat, pintu dibuat menutup
sendiri, membuka kedua arah dan dipasang alat penahan lalat dan bau, pintu dapur
membuka ke arah luar. Kelima, konstruksi bangunan kuat, aman, terpelihara,
bersih dan bebas dari barang-barang yang tidak berguna atau barang sisa.
4.4.2 Fasilitas Sanitasi Instalasi Gizi Permenkes RI
No.1096/Menkes/Per/VI/2011 di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Tahun 2016
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016 dari fasilitas sanitasi instalasi gizi dapat dilihat dalam
Tabel.4.8 Distribusi Hasil Observasi Fasilitas Sanitasi Berdasarkan
Permenkes RI No.1096/Menkes/Per/VI/2011 di Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
Uraian
Bobot Nilai
(skor) Ket Hasil observasi Fasilitas Sanitasi Instalasi Gizi
Air bersih Sumber air bersih aman, jumlah cukup dan bertekanan
5 5 MS Air lancar dan jumlah cukup ketika keran air dibuka dan berdasarkan pernyataan pekerja instalasi gizi
(Gambar Lampiran 5) Air kotor
Pembuangan air limbah dari dapur, kamar mandi, WC dan saluran air limbah lancar, baik dan tidak tergenang
Saluran pembuangan limbah dapur dilengkapi dengan penangkap lemak ( grease trap)
1 1 1 1 MS MS
Tidak ada air kotor yang tergenang
Terdapat penangkap lemak pada saluran IPAL (Gambar Lampiran 6)
Fasilitas cuci tangan dan toilet Jumlah cukup tersedia sabun,
nyaman dipakai dan mudah dibersihkan
3 2 TMS Lantai tempat cuci tangan tidak nyaman dan sabun masih menggunakan sabun batang
(Gambaran Lampiran 7 dan 9)
Pembuangan sampah Tersedia tempat sampah yang cukup, bertutup, anti lalat, kecoa, tikus dan dilapisi kantong plastik yang selalu diangkat setiap kali penuh
2 1 TMS Tempat sampah tidak tertutup dan tidak dilapisi plastik
(Gambar Lampiran 10 )
*MS = Memenuhi Syarat
*TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan Tabel 4.8 diatas menunjukan bahwa terdapat 3 dari 5 kategori
RI No.1096/Menkes/Per/VI/2011 yaitu air kotor berupa pembuangan air limbah
dari dapur, kamar mandi, WC dan saluran air limbah lancar, baik dan tidak
tergenang dan saluran pembuangan limbah dapur dilengkapi dengan penangkap
lemak ( grease trap), serta air bersih bersumber dari air bersih yang aman,
jumlahnya cukup dan bertekanan.
4.4.3 Perlindungan Makanan dan Peralatan Instalasi Gizi Permenkes RI
No.1096/Menkes/Per/VI/2011 di Rumah Sakit Umum Haji Medan
Tahun 2016
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016 dari perlindungan makanan dan peralatan instalasi gizi
[image:62.612.129.537.425.663.2]dapat dilihat dalam tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9 Distribusi Hasil Observasi Perlindungan Makanan dan Peralatan
Berdasarkan Permenkes RI No.1096/Menkes/Per/VI/2011 di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
Uraian
Bobot Nilai
(skor) Ket Hasil observasi Perlindungan Makanan Dan
Peralatan
a. Penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai selama penyimpanan peracikan, persiapan pe-nyajian dan pengangkutan sebelum dimasak (thawing).
b. Penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan ulang. 5 4 3 4 TMS MS
Pekerja instalasi gizi yang tidak menggunakan alat pelindung diri
(Gambar Lampiran 11)
Uraian Bobot Nilai
(skor) Ket Hasil Observasi Peralatan makan dan masak
c. Perlindungan terhadap peralatan makan dan masak dalam cara pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaan-nya.
d. Alat makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang.
e. Proses pencucian melalui tahapan mulai dari pem-bersihan sisa makanan, pe-rendaman, pencucian dan pembilasan.
f. Fasilitas pencucian dibuat dengan tiga bak pencuci.
g. Dilengkapi dengan saluran air panas untuk pencucian.
h. Bahan racun / pestisida disimpan tersendiri di tempat yang aman, terlindung. mengguna-kan label / tanda yang jelas untuk digunakan.
i. Perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan pelihara-an dan hewan pengganggu lainnya. 2 2 5 2 2 5 4 2 2 4 2 1 3 4 MS MS MS MS MS TMS MS
Proses pencucian yang baik dan peralatan yang terlihat baik
(Gambar Lampiran 13)
Pernyataan pekerja instalasi gizi
Proses pencucian yang baik
(Gambar Lampiran 13, 26 dan 27)
(Gambar Lampiran 14)
(Gambar Lampiran 15)
Bahan beracun yang di simpan pada gudang bahan makanan
(Gambar Lampiran 16)
Menutup lubang-lubang masuk nya tikus dan hewan pengganggu (Gambar Lampiran 17) *MS = Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukan bahwa terdapat 7 dari 9 kategori
yang memenuhi syarat penilaian observasi tentang perlindungan makanan dan
peralatan berdasarkan Permenkes RI No.1096/Menkes/Per/VI/2011 yaitu pertama,
penanganan makanan yang potensial berbahaya karena tidak ditutup atau disajikan
ulang. Kedua, alat makan dan masak yang sekali pakai tidak dipakai ulang.
Ketiga, proses pencucian melalui tahapan mulai dari pembersihan sisa makanan,
perendaman, pencucian dan pembilasan. Keempat, instalasi gizi yang dilengkapi
dengan fasilitas pencucian terdiri dari tiga bak pencuci. Kelima, dilengkapi
dengan saluran air panas. Keenam, Perlindungan terhadap peralatan makan dan
masak dalam cara pembersihan, penyimpanan, penggunaan dan pemeliharaannya.
Ketujuh, perlindungan terhadap serangga, tikus, hewan peliharaan dan hewan
pengganggu lainnya.
4.4.4 Bahan makanan dan Makanan Jadi Berdasarkan Permenkes RI
No.1204 /Menkes /SK/X/2004 di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016 dari bahan makanan dan makanan jadi berdasarkan
Permenkes RI No.1204 /Menkes /SK/X/2004 dapat dilihat dalam tabel 4.10
berikut:
Tabel 4.10 Distribusi Hasil Observasi Bahan makanan dan Makanan Jadi
Berdasarkan Permenkes RI No.1204 /Menkes /SK/X/2004 di
*MS = Memenuhi Syarat
*TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukan bahwa semua kategori telah
memenuhi syarat penilaian tentang bahan makanan dan makanan jadi berdasarkan
Permenkes RI No.1204 /Menkes /SK/X/2004.
4.4.5 Tempat Penyimpanan Bahan Makanan Dan Makanan Jadi
Berdasarkan Permenkes RI No.1204 /Menkes /SK/X/2004 di
Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Haji Medan Tahun 2016
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum
Haji Medan Tahun 2016 dari tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan
jadi berdasarkan Permenkes RI No.1204 /Menkes /SK/X/2004 dapat dilihat
dalam tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 Distribusi Hasil Observasi Tempat Penyimpanan Bahan
makanan dan Makanan Jadi Berdasarkan Permenkes RI
No.1204 /Menkes /SK/X/2004 di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Haji Medan Tahun 2016
Bahan makanan dan makanan jadi
No Bobot Komponen Yang
Dinilai Nilai Skor Ket Hasil observasi 1. 2 a. Kondisi bahan
ma-kanan dan mama-kanan jadi secara fisik baik /sesuai syarat
b. Pembelian bahan di-tempat yang resmi dan berkualitas
c. Bahan makanan ke-masan memiliki la-bel dan merek serta dalam keadaan baik
50 25 25 100 50 50 MS MS MS
Bahan makanan yang utuh dan tidak busuk (Gambar Lampiran 18) Pernyataan pekerja instalasi gizi
[image:65.612.129.542.103.319.2]Tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi
No Bobot Komponen Yang
Dinilai Nilai Skor Ket.
Hasil observasi
1. 3 a. Makanan yang mudah membusuk disimpan pda suhu > 56,5C atau < 4C
b. Makanan yang akan disajikan > 6 jam disimpan pada suhu -5° C s/d -1° C
c. Bersih
d. Terlindung dari debu
e. Bebas gangguan serangga dan tikus
f. Bahan makanan dan makanan jadi terpisah 30 30 10 10 10 10 90 90 0 0 30 30 MS MS TMS TMS MS MS Disimpan dikulkas (Gambar Lampiran 21)
Pernyataan pekerja instalasi gizi dan kulkas yang terlihat kosong (Gambar Lampiran 21)
Terdapat debu dirak-rak (Gambar Lampiran 20 dan 22)
Pintu selalu ditutup dan tidak terdapat serangga dan tikus
Disimpan terpisah dengan ruang peng-olahan makanan (Gambar Lampiran 21 )
*MS = Memenuhi Syarat
*TMS = Tidak Memenuhi Syarat
Berdasarkan tabel 4.11 diatas menunjukan bahwa terdapat 4 dari 6
kategori yang me