Kajian hadith mengikut masalah utama yang berkembang dalam sejarahnya ialah kesahihan sesebuah hadith.4 Penyataan ini melahirkan ilmu-ilmu yang berbeza dalam penilaian hadith yang dikenali sebagai ilmu dirayah dan ilmu mustalah al-hadith. Sumbangan Sains dalam Penentuan Kualiti Hadis.” EDU-RELIGIA: Jurnal Pendidikan Islam dan Agama 1, bil.
DAFTAR isi
كتاب "زمن التبليغ" لعادلة الله كا> م. 117 فصل في حديث معلول دليم كتاب زمن التبليغ <م.
BAB 1
PENDAhuluAN
Buku ini akan memaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan cabang ilmu tersebut dan kemudian menggunakannya sebagai pisau analisis untuk mengkaji ma'lul hadits dalam kitab Bulu>gh al-Mara>m karya Ibnu Hajar al-Asqalani. Pada bab selanjutnya, penulis memaparkan ma'lul hadis-hadis dalam kitab tersebut dengan menjelaskan aspek-aspek ma'lul dan dampaknya terhadap penistaan.
BAB ii hADiS
DAN AlQuRAN
Hadis dan Wahyu
Pertanyaan yang mungkin muncul adalah, jika hadis merupakan sumber informasi yang otoritasnya tidak diragukan lagi, apa pentingnya melakukan penelitian hadis. Riset hadis tidak dilakukan untuk meragukan atau mempertanyakan kewibawaan hadis Nabi sebagai sumber utama hukum dan pedoman hidup.
Kewahyuan Hadis dan Alquran
- Alquran
- Hadis Qudsi
- Hadis Nabawi
- Persamaan dan Perbedaan Hadis (Qudsi dan Nabawi) dan Alquran
Ada yang hanya mewakili dua sifat, maka takrifan al-Quran ialah kalam Allah, ditranskripsikan secara mutawatir dan ditulis dalam mushaf. Ada yang menghadirkannya dengan tiga ciri iaitu firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, ditulis dalam mushaf dan ditranskripsikan secara mutawatir.
Posisi Hadis dari Alquran
Keempat, baya>n al-tashri>', yang bermaksud Hadis menjadi peraturan hukum yang belum ada dalam al-Quran. Abu Dawud juga meriwayatkan dalam Kita>b al-H{udu>d, Ba>b Ma> Yuqt}a’u fi>hi al-Sa>riqu.
KuANTiTAS PERiWAYAT
Hadis Mutawatir
دنسلا ءاهتنا لىإ مهلثم نع بذكلا على مهؤلطاوت نمؤي يرثك عجم هاور يلذا وه
2 سلحا مهدنتسم نكاو Dari definis tersebut, dapat disimpulkan bahwa setidak-
- Diriwayatkan oleh banyak periwayat
- Banyaknya periwayat terdapat pada awal sampai akhir sanad
- Para periwayat tidak mungkin melakukan konspirasi untuk berdusta
- Periwayatan secara H{issi (Inderawi)
Bilangan yang besar dari riwayat ini menjadikan hadis mutawatir disifatkan sebagai "kat}'i> al-vuru>d". kelakuannya boleh dibuktikan) dan yufi>du al-‘ilm al-d}. Selanjutnya, jika dilihat dari bentuk lafaznya, Hadis Mutavatir terbahagi kepada dua kategori: lafz}i dan ma'newi.
Hadis Masyhur
ينثا نم ثركأب ةروصمح قرط ل ام
Jumlah jalur transmisi dalam Hadis mutawatir tidak terbatas, sedangkan jumlah jalur transmisi Hadis yang diketahui jumlahnya terbatas, yaitu tidak mencapai jumlah mutawatir. Pendapat ini sejalan dengan pernyataan al-Asqalani dalam Nukhbat al-Fikar.10 Bertentangan dengan pendapat tersebut, al-Baiquni berpendapat bahwa sebuah hadis dikategorikan dikenal, jika memiliki lebih dari tiga saluran transmisi.
11 ةثلث ام قوف يورم روهشم Hadis masyhur bisa juga disebut juga Hadis mustafid}
Karena jika hanya ada dua jalur transmisi, maka termasuk dalam kategori 'aziz' dan jika kurang dari dua, maka termasuk dalam kategori gharib.
ناوكذو لعر على وعدي ارهش ملسو هيلع للا لص بلنا تنق
Kemasyhuran Hadis tidak dengan sendirinya menjadikannya qat}'i al-wuru>d seperti halnya dengan Hadis Mutawatir, kerana dalam hal Hadis Masyhur terdapat ketentuan seperti halnya Hadis Ahad. Oleh itu, sebahagian daripada Hadis yang masyhur itu ada yang sahih, ada yang baik dan ada yang dhaif.
لستغيلف ةعملجا مكدحأ ءاج اذإ
Ini juga tidak secara automatik menjadikannya berkualiti sahih, kerana asas penentuan Hadis yang masyhur ialah kuantiti periwayatan, manakala asas penentuan Hadis yang sahih ialah kualiti sanad dan matan. Hadis yang masyhur hasan, contohnya riwayat Ibnu Majah dalam Kita>b al-Ah}ka>m Ba>b Man Bana> fi> H{aqqihi Ma> Yad}urru bi Ja>rihi>.
راضر لو رضر ل
Juga dari Ibn Shihab dari Salim dari Abdullah bin Omar dari Umar bin al-Hatta dari Rasulullah. Bukhair bin al-Asayj juga meriwayatkannya dari Nafi dari Ibnu Umar dari Hafshah dari Rasulullah.
يصلاب ولو ملعلا اوبلطا
Ibnu Adi meriwayatkannya dalam kitab al-Kamil fi al-D{u'afa>'; Al-Bayhaqi meriwayatkannya dalam kitab al-Madkhal Ila al-Sunan al-Kubra>; Al-Sakhawi juga meriwayatkan dalam kitab al-Maka>s}id al-Hasanah. 13 Al-Bukhari dalam Kita>b al-I
ملسلما وخأ ملسلما
أطخأ مث دهتجاف مكح اذإو نارجأ هلف باصأ مث دهتجاف مكالحا مكح اذإ
26 رجأ هلف
Contoh lain, Hadis riwayat al-Bukhari, 15 Muslim, 16 Abu Dawud, 17 al-Tirmidzi18 dan pakar lain. Masyhur di kalangan masyarakat umum, contohnya Hadis riwayat al-Bukhari,27 Muslim,28 Ibnu Majah,29 Ahmad bin Hambal,30 Malik31 dan al-Darimi.32.
باذعلا نم ةعطق رفسلا
Kedua, al-Asqalani kurang mengemukakan sekatan iaitu dua riwayat daripada dua riwayat dan seterusnya dari awal hingga akhir sanad.35 Pendapat kedua ini kemudiannya dipilih oleh Nuruddin Itr sebagaimana dikemukakan dalam Manhaj al-Naqd.36 Contoh Hadis. 'aziz, seperti riwayat al-Bukhari,37 Muslim,38 al-Nasai,39 Ibnu Majah, Ahmad bin Hambal40 dan al-Darimi41 dengan sanad yang memuncak pada sahabat Abu Hurairah dan Anas bin Malik radi}a. . iya Allah>h 'anhum.
يعجمأ سالنا و هلدوو هلداوو هسفن نم هلا بحا نوكأ تح مكدحا نمؤيل
Hadis Gharib
Ghariban suatu hadits dapat terjadi secara bersamaan pada sanad dan matan, atau dapat terjadi hanya pada sanad dan tidak pada matan. Misalnya, hadis-hadis hanya diriwayatkan oleh satu perawi, yaitu Ibnu Fudlail dari Umarah dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah.43 Al-Tirmidzi biasanya mengomentari hadis dengan ungkapan ghari>bla>na'rifuhu>illa>min ha>dha>al-wajh (Hadits ini gharib, kita hanya mengetahuinya dari saluran transmisi ini).
للا ناحبس :نايزلما ف ناتليقث ناسللا على ناتفيفخ نحرلا لىإ ناتبيبح ناتمكل ميظعلا للا ناحبس هدمبحو
Namun para ulama berbeda pendapat dalam menjawab pertanyaan apakah hadits gharib sama dengan hadits fardhu. Contoh lainnya adalah riwayat Ibnu Suqah atas wewenang Muhammad bin al-Munkadir atas wewenang Jabir radi}iya Allah>h anhum, bahwa Rasulullah s}alla>Allah>h 'alaihi wa sallam bersabda.
نإف ،للا ةدابع كسفن لىإ ضغبت لو ،قفرب هيف اولغوأف ،يتم نيلدا اذه نإ قىبأ ارهظ لو عطق اضرأ ل تبنلما
ءاعمأ ةعبس ف لكأي رفكالاو دحاو ًعىم ف لكأي نمؤلما
Hadis Maqbul dan Mardud
Hadis Mardud kerana gangguan yang jelas dalam sanad, Hadis dinamakan Mu'allaq, Mursal dan Mu'dlal. Manakala Hadis mardud kerana penyelewengan yang samar-samar, Hadis Mudallas, Mursal Khafi dan Ma'lul antara lain.
Hadis Sahih dan Hasan
- Bersambungnya Sanad
- Diriwayatkan oleh Periwayat yang Adil
- Diriwayatkan oleh Periwayat yang Dlabith
- Tidak Syadz
- Tidak ada ‘Illah
Dia menerima Hadis dari Abdullah ibn Luhai'ah, alLaits ibn Sa'd, Meslamah ibn 'Ali el-Khushani, el-Mufaddal ibn Fadalah dhe Na'im ibn Hamad. Juga Demikiane Jahja ibn Ma'in, Ebu Zar'ah, Ebu Hatim, Muhamed ibn Sa'd dan el-Nasai menilainya thiqah.
Hadis Daif dan Ragam Penyebab Kedaifannya
Kedaifan yang berkaitan dengan kedlabithan periwayat boleh merujuk kepada beberapa istilah seperti munkar, syadz, mu'allal/ma'lul, mudltharib, mushahhaf, maqlub, mudraj, mazid dan majhul. Kebanyakan ulama membenarkan sedekah dengan hadith dhaif yang berkaitan dengan keutamaan sedekah, dengan menyatakan bahawa tiga syarat mesti dipenuhi: (a) ia tidak membawa maut, (b) terdapat bukti umum yang menyokong bahawa hadith itu boleh diamalkan, dan (c ) dalam latihan, seseorang tidak percaya bahawa hadis itu mempunyai status yang kuat, tetapi untuk tujuan berhati-hati.
- Sejarah al-Jarh wa al-Ta’di>l
- Sebabsebab yang Merusak Keadilan Periwayat
30 Al-Jawabi, al-Jarh wa al-Ta’di>l bayn al-Mutashaddidi>n wa al-Mutasahhili>n, hlm. 34 Al-Jawabi, al-Jarh} wa al-Ta’di>l bayn al-Mutashaddidi> wa al-Mutasahhili>n, hlm.
- Definisi ‘Illah dan Hadis Ma’lul
- Istilah yang digunakan Ulama dalam Menyebut Hadis Ma’lul
- Sejarah Perkembangan Teori dan Ilmu ‘Illah
- Metode Identifikasi ‘Illah
- Posisi ‘illah dalam Hadis dan Pengaruhnya
Ulama must}alah} al-H{adi>th mempertahankan bahwa 'illah umumnya ditemukan dalam rangkaian. Pertama, 'illah yang ada dalam sanad dan tidak berpengaruh sama sekali, baik terhadap sanad maupun matan.
را َيِخ ْنَع
Misalnya, riwayat Imam Muslim memuat kisah bahwa pada zaman jahiliyah, 'Umar bin Khatta pernah bersumpah beri'tikaf pada malam hari di Masjid al-Hara>m, demikian dalam salah satu versi Rasulullah s}alla> Alla>h 'alayh wa sallam memerintahkan 'Umar untuk memenuhi nazarnya. Namun, dalam versi lain disebutkan bahwa 'Umar membacakan i'tikaf selama satu hari di masjid al-H{aram dengan redaksi sebagai berikut.
بوُّي َ
FenomenaFenomena Hadis Ma’lul
Abu Ubaidah bin Abu As Safar Al Kufi memberitahu kami, dan namanya Ahmad bin Abdullah al-Hamdani, Al Hajjaj bin Muhammad memberitahu kami, katanya; Ibnu Juraij berkata; Aku dimaklumkan oleh Musa bin 'Uqbah dari Suhail bin Abu Shalih dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dia berkata; Rasulullah s}alla> Allah>h 'alayh wa sallem bersabda: "Barangsiapa yang duduk dalam majlis dan berlaku kekecohan (kekecohan), maka sebelum dia bangun dia berkata;. Dalam sanad hadis ini, ternyata Musa bin ' Hadis uqbah yang diperolehi terus daripada Suhail bin Abi.
حاَّرَ ْ
ةَّرَم َةَئاِم
Diriwayatkan kepada kami Nasyr bin Ali ia berkata: melaporkan kepadaku Abu Ahmad berkata, melaporkan kepada kami Sufyan dari al-Hajjaj bin Furafishah dari seorang lelaki dari Abu Salamah dari Abu Hurairah. dalam kumpulan lain yang disebut). Hadis tersebut diriwayatkan oleh Abu Shihab daripada al-Tsauri daripada Hajjaj bin Farafisa daripada Yahya bin Abu Katsir daripada Abu Salamah daripada Abu Hurairah secara marfu’.
أ : َلاَق ٍساَن ُ
Berhujjah dengan Hadis Ma’lul
Para ulama Hadits melakukan ta'lil (menanyakan tentang adanya 'illah dalam Hadits), tidak selalu dengan tujuan menolak Hadits, tetapi sebagai ilmu mereka sekaligus sebagai bentuk peringatan sebagaimana ahli hadis. Selain itu, tidak jarang 'illah' yang diungkapkan oleh para ulama Hadis termasuk dalam kategori ghayru qadihah (tidak mencacatkan kesahihan), sehingga tidak menolak Hadis, baik dari sisi sanad maupun dari sisinya. mata.
Al-ASQAlANi DAN Bulu < Gh Al-mARA >m
Ibnu Hajar alAsqalani
- Nama, Nasab dan Riwayat hidup
- Perjalanan Studi
- Karya AlAsqalani
- Pola Pemikiran alAsqalani
- Penyebutan Periwayat Hadis dalam Bulu>gh al-Mara>m Sebagaimana dijelaska dalam muqaddimah kitab
- Karakteristik Kitab Bulu>gh al-Mara>m
- Kitab Sharh} Bulu>gh al-Mara>m
Sekembalinya dari Mekah (pada 786 H) beliau telah berjaya dalam Umdat al-Ahka>m dari al-Maqdisi, Mukhtas{ar ibn Hajib (atas cadangan) Mulha>t al-I'ra>b dari al- dari kepala untuk belajar. Al-Durar al-Ka>minah fi>A'aya>n al-Miah al-Tha>minah;.
BAB Vi hADiS mA’lul DAlAm
Hadis Pertama: Larangan Menyentuh Alquran kecuali dalam Keadaan Suci
1 ٌرِها َط َّ
Imam Malik meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Abu Bakar dari Amr bin Hazm. 5 Abu Bakar al-Shiddiq termasuk al-Sa>biqu>n al-Awwalu>n (seorang sahabat Nabi yang pertama kali masuk Islam).
نع يرهزلا نثدح دواد نب ناميلس نع ةزح حيي انث سوم نب مكلحا انبخأ حيي ل لاق مكلحا لاق .هدج نع هيبأ نع مزح نب ورمع نب دممح نب ركب بأ
Ketiga, Malik tidak pernah bertemu atau bersama dengan Abdullah bin Muhammad bin Abu Bakar al-Shiddiq, karena Malik meninggal pada tahun 179 H9, sedangkan Abdullah meninggal pada tahun 63 H. Abdullah bin Abu Bakar al-Madani adalah seorang ta>bi'i> salah seorang rakyat jelata bernama Abu Muhammad tinggal di Madinah dan juga wafat di Madinah pada tahun 135 H.
11 زيزعلا دبع نبا رمع باتك نم ابتك Redaksi al-Darimi ini tampaknya lebih disepakati oleh
Hadis Kedua: Melepas Cincin ketika Memasuki Toilet
Dari Anas, dia berkata: "Nabi s}alla> Alla>h 'alayhi wa sallam ketika hendak ke tandas, baginda menanggalkan cincinnya". Redaksi terdapat dalam Sunan Abu> Da>wud Kita>b T{aha>rah Ba>b al-Kha>tam Yaku>nu fi>hi Z}ikr Alla>h ta'a>la> Yadkhulu bihi al-Khala > ' dengan redaksi sanad dan matan lengkap seperti berikut.
Nab Mama Anthadh: Laq Fanalah Rakba and Anthadh: Laqq Filha Rakb Waa Anthadh: Laqm Adihlha Lnab Sun Anthadh Hela Lall hajduti Balna: Poriat e Nab Sana'a، Yerzla Naa، Jerge Nabaa، Yay Hala Lala Sunet daladaanga. النسا> 'iy Kita> b el-Zi> nah Ba> b Naz'u el-Kha> tam' inda dukhu> l el-Khala> '25 dengan redaksi senad dan matan yang berbeda sebagai beringen.
نبا نع ،ماّمه نع ،رمع نب ديعس نع ميهاربإ نب ليعامسإ نب دممح انبخأ لخد اذإ نك ملسو هيلع للا لص للا لوسر نأ : سنأ نع ،يرهزلا نع ،جيرج
Hadis Ketiga: Larangan Berbicara ketika Buang Air dan Larangan Buang Air di Tempat Terbuka
راوتيلف نلجرلا طوغت اذإ :ملسو هيلع للا لص للا لوسر لاق :لاق رباج نعو ،دحأ هاور .كلذ على تقمي للا نإف ،اثدحتي لو ،هبحاص نع امهنم دحاو كل
نع رامع نب ةمركع انثدح ىدهم نبا انثدح ةسريم نب رمع للا ديبع انثدح لوسر تعمس لاق ديعس وبا نثدح لاق ضايع نب لله نع يرثك با نب يي
يي نب رامع نب ةمركع انابنا ءاجر نب للا دبع انثدح يي نب دممح انثدح للا لص للا لوسر نا يردلا ديعس با نع ضايع نب لله نع يرثك با نب
39 .هون للا Ibn al-Sakan menyatakan bahwa Hadis tersebut diriwa-
Volgens Yahya bin Abu Katsir is die Hadith vertel deur Ikrimah van Yahya bin Abu Katsir van Hilal bin Iyad van Abu Sa'id. Volgens Ikrimah self is die Hadith vertel van Yahya bin Abu Katsir van Abu Salamah van Abu Hurairah.
أْرَمْلا َ
ف ِة َ أْرَمْلا َ
لىِإ ُة َ
أْرَمْلا
Hadis Keempat: Tidur dalam Keadaan Junub
47ًءام سمي لاو Dengan suntingan yang sedikit berbeda dapat ditemukan pada Sunan Abi > Da > wu > d Kita > b al-T {aha > rah Ba > b fi > al-Junub Yuakhkhiru al-Ghusla dengan tajuk sanad dan mate sebagai berikut.
ةشئع نع ،دوسلا نع ،قاحسإ بأ نع ،نايفس انبخأ ،يرثك نب دممح انثدح سمي نأ يرغ نم بنج وهو ماني ملسو هيلع للها لىص للها لوسر نكا :تلاق
49 .ءام سمي ل Dari beberapa rangkaian sanad tersebut, tampak bahwa
50 Nama penuhnya ialah Abdullah bin Muhammad bin Ibrahim bin Uthman bin Khawasiti al-Abasi, digelar Abu Bakar bin Abu Syaibah. Ulama yang meriwayatkan Hadith daripadanya termasuklah al-Bukhari, Abu Dawud, Abu Muslim Ibrahim bin Abdullah, Ahmad bin Muhammad bin Abu Bakar al-Maqdami dan Abdullah bin Abdurrahman al-Darimi.
أ َلاَق ُ َ
Dan apabila dia membongkok, dia pasti tidak mengangkat atau menurunkannya, tetapi melakukan sesuatu di antaranya. Dan dia mengakhiri solat dengan salam." Dan dalam riwayat Ibn Numayr dari Abu Khalid: "Dan dia melarang duduk ketika syaitan duduk."
لجا ِب َ
Hadis Keenam: Dispensasi (rukhs}ah) Shalat dan Puasa dalam Perjalanan
Hadis tersebut disabdakan dengan lafaz متيو رفسلا في رصقي ناك (Rasulullah pernah membaca doa dan menyempurnakannya)82. Hadis tentang qas}r s}ala>t dan tidak berpuasa dalam musafir, sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Darukutni, sebenarnya telah diriwayatkan oleh orang lain daripada Atha' daripada Aisyah, dan bukan daripada riwayat al-Mughirah.
غلب تح هماصف ناضمر ف ةكم لىإ جرخ ملسو هيلع للا لص للا لوسر نأ سالنا رطفأف ، رطفأ ديدكلا
Hadis Ketujuh: Pembunuhan menyebabkan hilangnya hak waris
89 Emri mengajarinya bahwa Amr ibn Su'ajb ibn Muhammad ibn Abdullah ibn Amr ibn el-Esh el-Kurashi. 90 Domethënë Syu'ajb ibn Muhammad ibn Abdullah ibn 'Amr ibn el-Esh el-Kurashi, istri 'Amr ibn Syu'ajb.
Hadis Kedelapan: Larangan Berbisnis dan Berhibah Wala’
Semua ahli waris yang memiliki ketentuan dalam agama akan mendapatkan bagian menurut takaran yang telah ditentukan. Akan tetapi, dalam hal pewarisan, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ahli waris dapat memperoleh bagian dari harta peninggalan tersebut.
للا لص بلنا نأ ،رمع نبا نع ،عفان نع ،للا ديبع نع ،ميلس نب يي انأبنأ
Hadis Kesembilan: Larangan Menikahi Dua Wanita Bersaudara Kandung
Daripada al-Dahhak bin Faruz al-Dailami, daripada bapanya, dia berkata: “Aku berkata: “Wahai Rasulullah, aku telah masuk Islam, aku mempunyai dua orang isteri yang bersaudara. Dinilai sahih oleh Ibn Hibban, al-Daruqutni dan al-Baihaqi dan dinilai sebagai ma'lul oleh al-Bukhari."
لجا ٍبْهَو ِب َ
لجا ٍبْهَو ِب َ
تْئِش Dari beberapa jalur periwayatan tersebut, setidaknya ada
Hadis kesepuluh: Larangan Menikahi Lebih dari Empat Wanita
Namun dengan pengantar yang sama, hadits tersebut diterima dengan jalur Syu'aib dan tetap bisa dijadikan dalil. Adapun yang lain harus diceraikan.112 Ketentuan ini berdasarkan perintah Nabi kepada Ghailan bin Salamah sesuai dengan makna hadits.
لوُلْعَم َوُهَو
Baris riwayat Ibn Abbas seperti yang dikemukakan oleh al-Bayhaqi dalam Ma'rifah al-Sunan bab al-T{ala>q kabala al-Nika>h} adalah daripada Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf daripada Abu Said bin al-A'. Abuj daripada Sa'dan bin Nasr daripada Mu'adh al-Anbar daripada Ibn Jurayj daripada Ata' bin Abu Rabah daripada Ibn Abbas. Penyampaian Mu'adh sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Daruqutni ialah Muhammad bin al-Husayn al-Hazani daripada Ahmad bin Yahya bin Zuhair daripada Abrurrahman bin Sa'd Abu Umayyah daripada Ibrahim Abu Ishaq al-Dariri daripada Yazid bin Ijad daripada al . -Zuhri oleh Said al-Musejab oleh Muaz bin Jabal.
