HAKIKAT DAN PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH : KELOMPOK 1
▪ LUSFANDI PUTRI WANEKA A25121070
▪ YULIANI A25121019
▪ SINDY TRI TAMALA A25121095
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO
2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah Belajar Dan Pembelajaran dengan judul “Hakikat dan Pengertian Belajar dan Pembelajaran”. Makalah ini dibuat dengan mempertimbangkan kebutuhan mahasiswa pendidikan keguruan untuk lebih memahami konsep belajar dan pembelajaran. Kesuksesan belajar berawal dari kemauan dan ditunjang oleh berbagai sarana. Keberhasilan dalam mencapai proses perkuliahan yang berkualitas akan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap keberhasilan mahasiswa mendapatkan kompetensi tentang belajar dan pembelajaran.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan keterbatasan dan pengetahuan yang kami miliki, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan juga menambah pengetahuan pembaca.
PALU, 15 February 2022
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………..………...2 DAFTAR ISI……….…..……….3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH………..4 1.2 RUMUSAN MASALAH………...4 BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN….……….5 2.2 HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN………..7 2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN……….8 2.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR………9 2.5 RUANG LINGKUP………..…..10 BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN……….………...……14 3.2 SARAN-SARAN………..……….………...…14 DAFTAR PUSTAKA………16
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan pada dasarnya berfungsi untuk membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karateristik pribadinya kearah yang positif, baik bagi diri maupun lingkungannya.
Proses pendidikan agaknya tidak luput dari beberapa aktivitas diantaranya adalah belajar dan pembelajaran. Belajar merupakan suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Perubahan tingkah laku biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap. Untuk mendapatkan perubahan tingkah laku tersebut, maka diperlukan tenaga pengajar yang memadai. Pengajar atau disebut juga dengan pendidik sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Hakikat belajar dan pembelajaran perlu dipelajari secara mendalam untuk mengetahui batasan-batasan dari masing-masing istilah tersebut. Selain mengetahui hakekat belajar komponen-komponen yang berada didalamnya seperti ciri-ciri belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, dan prinsip-prinsip belajar menjadi penting untuk dikaji.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.1.1 Apa yang dimaksud dengan Hakikat Belajar dan Pembelajaran?
1.1.2 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Belajar dan Pembelajaran?
1.1.3 Bagaimanakah prinsip-prinsip Belajar?
1.1.4 Bagaimana ruang lingkup proses pendidikan sebagai suatu sistem dalam proses belajar mengajar?
5
BAB II
KAJIAN MAKALAH
2.1 PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN 2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor yang memengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian besar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan secara psikologis yaitu aktivitas yang merupakan proses mental, misalnya berfikir, memahami, menyimpulkan, menyimak, menelaah, membedakan, membandingkan, mengungkapkan, dan menganalisis. Aktivitas yang bersifat fisiologis yaitu aktivitas yang merupakan proses penerapan atau praktik, misalnya melkukan eksperimen atau percobaan, latihan, kegiatan praktik, membuat karya (produk), dan apresiasi.
Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Surya, 1997). Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan (Witherington, 1952).
2.1.2 Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan uraian tentang konsep belajar diatas, dapat dipahami tentang makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar sebagaiman diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi dalam K.brahim (2007:39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
6
disekolah yang dinyatakan dalam skore yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar.Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh sunal (1993:94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimabangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetauan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangku pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.
2.1.3 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pemngajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide atau film, audio, video tape.
Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual, juga
7
computer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Rumusan tersebut tidak terbatas dalam ruang saja. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan peserta didik. Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut, meliputi tujuan, materi, metode, stategi, dan pendekatan apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses interaksi antara guru dan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan pendidik, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar ( BSNP, 2016).
2.2 HAKIKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Dapat dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik, dan bukan pengajaran oleh guru. Konsep seperti ini membawa istilah belajar sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku.
8
Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.
Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya.
2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Belajar dan Pembelajaran merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Secara skematik factor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran digambarkan sebagai berikut (Komalasari, 2010). Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
9 1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri.
(Sudjana, 1989). Faktor intern ini berkaitan dengan unsur fisiologis dan psikologis siswa. Unsur fisiologis siswa berupa kondisi fisiologis secara umum serta kondisi panca indera. Sedangkan unsur psikologi berupa minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Sedangkan menurut Slameto faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri peserta didik. Di dalam membicarakan faktor intern ini, akan dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan.
a) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan rohani.
Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai sedangkan kelelahan rohani seperti adanya kelesuan dan kebosanan (Slameto, 2006).
2. Faktor Eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (Slameto, 2006).
a. Faktor Keluarga Peserta didik akan dipengaruhi dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. Di dalam kehidupan keluarga, anak mendapatkan
10
bimbingan dan perawatan dalam rangka membentuk perwatakan dan kepribadian anak, untuk menjadi dirinya sendiri atau menjadi pribadi yang utuh (Isjoni, 2009).
b. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang dapat mempengaruhi belajar yaitu mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan peserta didik, relasi peserta didik dengan peserta didik, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat Lingkungan masyarakat dimana siswa berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga- lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar yang cukup, terdapat lembaga- lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Sukmadinata, 2004).
2.4 PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Prinsip belajar ialah petunjuk atau cara yang perlu diikuti untuk melakukan kegiatan belajar (Sutikno, 1995). Peserta didik akan berhasil dalam belajarnya jika memperhatikan prinsip-prinsip belajar. Menurut Ausubel yang dikutip dalam Djadjuri, ada lima prinsip utama belajar yang harus dilaksanakan, yaitu:
1. Subsumption, yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru terhadap ide- ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2. Organizer, yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide lama diatas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu kesatuan pengalaman. Dengan
11
prinsip ini dimaksudkan agar pengalaman yang diperoleh itu bukan sederetan pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang kembali.
3. Progressive Differentiation, yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang lebih spesifik.
4. Concolidation, yaitu suatu pelajaran harus dikuasai sebelum sampai ke pelajaran berikutnya, jika pelajaran tersebut menjadi dasar atau prasyarat untuk pelajaran berikutnya.
5. Integrative Reconciliation, yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu. Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam prinsip integrative reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih luas, umpamanya antara unit pelajaran yang satu dengan yang lainnya (Nanang Hanafiah, n.d.)
2.5 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dapat dilihat dari ruang lingkup proses pendidikan sebagai suatu sistem dalam proses belajar mengajar. Terkait itu, Abas Sudjono menyatakan bahwa ruang lingkup evaluasi pendidikan, dapat dilihat dari ruang lingkup program pembelajaran, kegiatan atau proses pembelajaran dan hasil pembelajaran.
2.5.1 Evaluasi Program Pembelajaran
Program pembelajaran meliputi, program tahunan yang merupakan program umum setiap mata pelajaran, prgoram semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilakasanakan dan dicapai dalam semester tersebut, program modul yang biasa disebut dengan program pokok bahasan, program mingguan dan
12
harian yang merupakan penjabaran dari program semester dan program modul.
Dalam mengevaluasi program pembelajaran, ada tiga hal yang sangat penting untuk dijadikan obyek evaluasi, yakni evaluasi terhadap tujuan pengajaran, evaluasi terhadap isi program pengajaran, dan evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
2.5.2 Evaluasi Kegiatan Pembelajaran
Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, kesiapan guru dalam melaksanakan progam pengajaran, kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, minat atau perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung, peranan peranan bimbingan penyuluhan terhadap siswa yang memer-lukannya, komunikasi dua arah antara guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa, pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh di dalam kelas, dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
2.5.3 Evaluasi Hasil Pembelajaran
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup : evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas, evaluasi mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran itu sendiri.
Dari ketiga ruang lingkup evaluasi pendidikan yang telah diuraikan, maka dipahami bahwa evaluasi pendidikan bukan hanya sekedar kumpulan teknik-teknik yang diperlukan oleh guru dalam mengukur hasil belajar siswa, melainkan merupakan suatu proses yang mendasari seluruh proses pendidikan terutama dalam bentuk pengajaran yang baik.
13
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Belajar adalah suatu aktifitas sadar yang dilakukan oleh individu melalui latihan maupun pengalaman yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang berupaya membelajarkan siswa secara terintegrasi dengan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dan pembelajaran.
Ilmu pembelajaran menaruh perhatian pada upaya untuk meningkatkan pemahaman dan memperbaiki proses pembelajaran. Untuk memperbaiki proses pembelajaran tersebut diperlukan berbagai model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi pembelajaran. Sedangkan Pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan pembelajaran yaitu faktor internal (fisiologis dan psikologis) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah dan masyarakat).
3.3 SARAN-SARAN
Sebagai seseorang yang akan terjun ke dunia pendidikan, sebaiknya orang tersebut harus mengetahui perihal hakekat-hakekat tentang belajar dan pembelajaran supaya hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar dan mengajar sesuai dengan yang diharapkan. Bagi para pengajar, bahwa pembelajaran yang bermakna harus dinamis dan memerlukan kreativitas dari pengajar untuk mengambangkannya serta berusaha mengedepankan pendidikan agar pendidikan bisa berjalan dengan baik. Memilih metode yang tepat agar proses pendidikan dapat dengan mudah diterima peserta didik. Saran bagi Lembaga Pendidikan yaitu berusaha mengkoordinasi sistem pendidikan agar pendidikan dari tahun ke tahun dapat menunjukkan keunggulannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
Brahin, K. Theresia. (2007). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Melalui Pendekatan Penempatan Sumber Daya Alam Hayati di Lingkungan Sekitar.
Isjoni. (2009). Menuju Masyarakat Belajar: Pendidikan dalam Arus Perubahan (Cet II). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Nanang Hanafiah, C. S. (n.d.). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Regina Ade Darman. (2020). BELAJAR DAN PEMBELAJARAN.
Indonesia:Guepedia.
Ruseffendy, E.T. (1994). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Bandung Press.
Slameto. (2006). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sutikno, M. S. (1995). Belajar dan Pembelajaran : Upaya Kreatif dalam mewujudkan pembelajaran yang berhasil. Jakarta: Rineka Cipta.
Wasliman, lim. (2007). Problematika Pendidikan Dasar. (Modul). Bandung: SPs- UPI.
15