• Tidak ada hasil yang ditemukan

hasil pembelajaran ipa melalui penerapan strategi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "hasil pembelajaran ipa melalui penerapan strategi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING TOURNAMENT

DENGAN GROUP TO GROUP EXCHANGE DI SMP NEGERI 20 PADANG

Marnida Sabelau, Jasmi, Gustina Indriati

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

marnida_sabelau@yahoo.com ABSTRACT

Low grade science students learning outcomes of SMP Negeri 20 Padang, can be seen from the average value of daily tests IPA still under critreria completeness minimum of 75 on the matter of human motion system. Factors that affect student learning outcomes is the way teachers teach them the selection of learning strategies. In this research strategy used is an active learning strategy and the type of Learning tournament Group to group exchange in different classes. This study aims to determine the results of science learning through the application of active learning strategies with a tournament-type Learning Group to group exchange in SMP Negeri 20 Padang.

This research is experimental research, the randomized posttest design - Only Comparison Group Design. This research was conducted at VIII.3 class as an experimental class I and VIII.4 as experimental class II. The instrument used is the ultimate test of learning outcomes. The shape of the test used is an objective test and data analysis performed by t test, with criteria t hitung> t table. Mean score of student learning outcomes experimental class I is 3.18 (predicate B +) while the experimental class II was 3.04 (predicate B). Hypothesis test obtained t (2,12)> t table (1.68) which means that the hypothesis is accepted. The results of the experiment class attitude sphere 1 is 3.07 (predicate B) and class II experiment was 3.00 (predicate B). Then the results of experimental class skills assessment domain I is 3.63 (predicate A-) while the experimental class II was 3.58 (predicate A-). So it can be concluded that the results of students science learning using active learning strategies type Learning tournament better in class VIII SMP Negeri 20 Padang.

Key word : Learning tournament, Group to group exchange, Result study

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan permasalahan yang harus diutamakan karena siswa mempunyai berbagai potensi dalam dirinya.

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Mata pelajaran biologi merupakan bagian dari IPA-terpadu yang mempunyai peranan penting dalam penguasaan ilmu pengertahuan dan teknologi serta tidak terlepas dari konsep, fakta, prinsip dan prosedur yang membutuhkan pemahaman tinggi.

Berdasarkan wawancara dengan guru IPA di SMP Negeri 20 Padang pada Tanggal

24 Februari 2014, bahwasanya dalam proses belajar mengajar guru jarang menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi hanya menerapkan metode diskusi. Pada saat guru menerapkan metode diskusi kelompok, tidak semua siswa yang ikut berdiskusi di dalam kelompoknya dan cenderung kurang serius dalam belajar sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi di SMP Negeri 20 Padang diketahui bahwa hasil belajar IPA yang dicapai belum optimal. Hal ini terlihat dari rata-rata nilai ujian harian I IPA materi

"Sistem gerak pada manusia" kelas VIII semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 yaitu VIII.1 = 80,46, VIII.2 = 61,29, VIII.3 = 50,71, VIII.4 = 66,81, VIII.5 = 68,81, VIII.6

= 57,00, VIII.7 = 47,09, VIII.8 = 60,79.

(2)

Pada umumnya hasil belajar IPA siswa masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 75 kecuali kelas VIII.1 yang merupakan kelas unggul.

Keberhasilan proses belajar selalu dikaitkan dengan hasil belajar. Proses dapat dikatakan optimal apabila hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

Agar proses dan hasil belajar siswa optimal, maka mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan sampai pada tahap penilaian harus dipersiapkan dan dilaksanakan secara baik pula (Uno dan Satria, 2012:8).

Salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan di atas, maka penulis menerapkan suatu strategi pembelajaran aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung. Strategi pembelajaran aktif ini digunakan untuk membuat suasana lebih hidup yang menekankan pada siswa agar aktif. Strategi pembelajaran aktif yang digunakan adalah Learning tournament dan Group to group exchange pada kelas yang berbeda serta menggunakan bahan ajar untuk membantu lancarnya proses pembelajaran. Hal ini didasarkan karena pada strategi pembelajaran Learning tournament menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim yang bisa digunakan untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta, konsep dan keterampilan (Silberman, 2013:171). Pada strategi Group to group exchange tugas yang diberikan kepada kelompok siswa yang berbeda-beda dan mengajarkan kepada siswa lain apa yang dipelajari (Silberman, 2013:178 ).

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, telah dilakukan penelitian dengan judul “Hasil Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Tournament dengan Group to Group Exchange di SMP Negeri 20 Padang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil pembelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Learning tournament dengan Group to group exchange di SMP Negeri 20 Padang.

Zaini (2008:14) mengungkapkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Uno (2011:4-6)

mengemukakan beberapa pendapat tentang strategi pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya sebagai berikut ini. 1) Kozma dan Gafur (1989) menyatakan bahwa strategi pembelajaran aktif diartikan sebagai setiap setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. 2) Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. 3) Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. 4) Gropper (1990) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Berdasarkan beberapa pandangan tentang strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seseorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan yang dikuasai diakhir kegiatan belajar.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan September semester 1 kelas VIII di SMP Negeri 20 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Rancangan penelitian ini menggunakan randomized posttest-only comparison group design. Pada penelitian ini siswa akan dikelompokkan menjadi dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Kedua kelas diberikan perlakuan berbeda. Kelas eksperimen I menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Learning tournament sedangkan kelas eksperimen II menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to group exchange.

Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Padang

(3)

yang terdaftar pada semester 1 Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 8 lokal.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik Purposive sampling. Prosedur penelitian ada tiga tahap, yaitu. (1) tahap persiapan. (2) tahap pelaksanaan . (3) tahap akhir.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pada tiga ranah yaitu ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Instrumen penilaian ranah sikap adalah berupa lembar observasi. Pada ranah ini yang dinilai adalah sikap atau perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung setiap pertemuan yang dinilai oleh 1 orang observer. Instrumen yang digunakan dalam ranah pengetahuan berupa tes. Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat kemampuan individu dalam bidang pengetahuan. Untuk mendapatkan tes yang berkualitas, maka dilakukan analisis tes hasil belajar. Teknik penentuan kualitas instrumen yang dilakukan adalah uji validitas, uji

reliabilitas, indeks kesukaran dan daya pembeda. Analisis data penelitian dilakukan bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t, sebelum uji-t dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians kedua sampel. Selanjutnya, instrumen penilaian ranah keterampilan adalah berupa lembar observasi. Pada ranah ini yang dinilai adalah keterampilan siswa dalam membuatkan laporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tentang "hasil pembelajaran IPA melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe learning tournament dengan group to group exchange di SMP Negeri 20 Padang" meliputi tiga ranah penilaian yaitu ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Tabel 1. Konversi skor dan predikat hasil belajar kelas eksperimen I dan eksperimen II

Kelas sampel

Ranah penilaian

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Nilai Modus

Predikat Skor Rerata

Predikat Capaian optimum

Predikat

Eksperimen I 3,07 B 3,18 B+ 3,63 A-

Eksperimen II 3,00 B 3,04 B 3,58 A-

keterangan

Eksperimen I : menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Learning tournament.

Eksperimen II : menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to group exchange.

Hasil nilai pada ranah sikap kelas eksperimen I (3,07) lebih tinggi dari pada kelas eksperimen II (3,00), tetapi mempunyai predikat yang sama yaitu B (Tabel 1). Terjadinya kesamaan predikat pada kedua kelas sampel diduga sangat dibutuhkan sikap ketelitian, tanggung jawab, menghargai pendapat anggota dan kerja sama dalam proses belajar. Mengacu pada Anwar (2009:112) penilaian sikap itu penting, karena sikap yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek mempengaruhi bagaimana ia merespon objek itu.

Nilai modus pada kelas eksperimen I dan eksperimen II diperoleh dari empat aspek penilaian yaitu ketelitian, tanggung jawab, menghargai pendapat anggota dan kerja sama. Diantara empat aspek penilaian

sikap tersebut, didapatkan penilaian sikap tertinggi pada kelas eksperimen I yaitu dari aspek tanggung jawab dan menghargai pendapat anggota dengan nilai yang sama yaitu 3,14. Tingginya kedua aspek penilaian tersebut diduga siswa harus bertanggung jawab dan bekerja sama yang dapat membantu menyelesaikan tugas yang diberikan kepada kelompok siswa untuk memperoleh hasil yang baik. Disamping itu menurut Silberman dalam Winarsih, (2014:37) bahwa kelebihan strategi learning tournament diantaranya penerimaan terhadap perbedaan individu yang lebih besar dan meningkatkan kerja sama.

Nilai sikap tertinggi pada kelas eksperimen II yaitu aspek tanggung jawab yaitu 2,9. Tingginya aspek penilaian tanggung jawab pada kelas eksperimen II

(4)

diduga dalam berdiskusi, siswa menyelesaikan tugas dan memahami tugas yang diberikan kepada kelompok siswa. Hal ini menurut Triani (2012) kelebihan group to group exchange yaitu membiasakan siswa bekerja sama menurut paham demokrasi, memberikan kesempatan pada mereka untuk mengembangkan sikap musyawarah dan tanggung jawab.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi Learning tournament lebih tinggi dari pada nilai rata- rata hasil belajar siswa menggunakan strategi Group to group exchange.

Tingginya nilai rata-rata hasil belajar dengan menggunakan Learning tournament diduga pada learning tournament dalam proses pembelajaran siswa diberikan turnamen yang dapat meminimalkan kejenuhan belajar sehingga memotivasi anak dalam belajar.

Mengacu pada Islamuddin (2011:259) bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.

Siswa dapat aktif berdiskusi dan termotivasi dalam belajar untuk mempersiapkan diri mengikuti turnamen, siswa saling berpacu untuk mendapatkan skor kelompok yang paling tinggi. Hal ini dapat terlihat bahwa meningkatnya nilai dari skor turnamen kelompok siswa setiap pertemuan. Bagi kelompok yang mendapatkan skor tertinggi maka kelompok tersebut yang menang dan akan mendapatkan hadiah. Mengacu pada Islamuuddin (2011:263) menyatakan bahwa diakui angka, pujian, hadiah dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang peserta didik untuk giat belajar.

Tingginya nilai rata-rata hasil belajar siswa seperti yang telihat pada Tabel 1 diperolah bahwa kelas eksperimen I lebih tinggi yaitu 79,52 (3,18 dengan predikat B+) dan kelas eksperimen II yaitu 75,94 (3,03 dengan predikat B). Pada kelas eksperimen I nilai siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 23 orang siswa dengan persentase ketuntasan 85% dan 4 orang siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 15%. Pada kelas eksperimen II nilai siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 orang siswa dengan persentase ketuntasan yaitu 70% dan 9

orang siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 30%.

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I sebesar 85%

dengan menggunakan strategi learning tournament berada pada tingkat kebehasilan baik sekali/optimal dalam proses pembelajaran. Hal ini mengacu pada Djamarah dan Zain (2010:107) bahwa tingkat keberhasilan dikatakan baik sekali/optimal apabila sebagian besar (76%- 99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Kemudian persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen II dengan mengggunakan strategi Group to group exchange sebesar 70% berada pada tingkat keberhasilan baik /minimal dalam proses pembelajaran. Hal ini mengacu pada Djamarah dan Zain (2010:107) bahwa tingkat keberhasilan tersebut dikatakan baik /minimal apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 60%

s.d 75% saja dikuasai oleh siswa.

Pada kelas eksperimen II dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to group exchange dapat mengajarkan siswa bertanggung jawab dalam belajar. Mengacu pada Silberman (2013:178 ) mengungkapkan bahwa dalam strategi Group to group exchange masing- masing kelompok diberi tugas untuk mempelajari satu topik materi, siswa dituntut untuk menguasai materi karena setelah kegiatan diskusi kelompok berakhir, siswa akan bertindak sebagai guru bagi siswa yang lain dengan mempresentasikan hasil diskusi kepada kelompok lain di depan kelas.

Strategi Group to group exchange diduga merupakan salah satu strategi belajar aktif yang menuntut siswa untuk berfikir tentang apa yang dipelajari, berkesempatan untuk berdiskusi dengan teman, bertanya dan membagi pengetahuan yang lainnya.

Mengacu pada Silberman (2013:178 ) pada strategi group to group exchange tugas yang diberikan kepada kelompok siswa berbeda- beda dan mengajarkan kepada siswa lain apa yang dipelajari.

Berdasarkan pernyataan di atas berbeda dalam kenyataannya. Bahwa dalam proses pembelajaran, strategi ini kurang efektif karena siswa cenderung memahami materi yang berkaitan dengan topik materi yang didapat oleh kelompoknya saja. Siswa merasa takut dan ragu mempresentasikan

(5)

hasil diskusinya ke depan kelas, hal ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Mengacu pada Suyono dan Hariyanto (2011:127) hasil belajar seseorang tergantung kepada apa yang telah diketahui pembelajar ; konsep- konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Faktor lain yang dapat menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada kelas eksperimen II dari pada hasil belajar siswa pada kelas eksperimen I adalah kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan anggota kelompok yang lain.

Siswa merasa bahwa tanggung jawabnya hanya pada topik materi yang didapatkan oleh kelompoknya saja, dengan demikian siswa kurang memahami keseluruhan materi ataupun sebagian yang dipelajarinya. Hal ini mengacu pada Suyono dan Hariyanto (2011:129) dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan karena belum adanya penyesuaian individu dengan tugasnya, adanya hambatan dari lingkungan, kurangnya motivasi, kelelahan atau kejenuhan belajar.

Dalam penelitian ini penulis mendapatkan beberapa kendala, antara lain pada kedua kelas sampel dalam pembagian kelompok ada sebagian siswa yang mengeluh dan merasa bosan karena teman kelompoknya hanya itu saja. kendala lain yaitu pada saat siswa disuruh untuk duduk dalam kelompok yang telah ditentukan dan terutama dalam memposisikan siswa untuk kembali ke tempat duduknya untuk mengikuti turnamen siswa meribut.

Nilai keterampilan kedua kelas sampel didapatkan kelas eksperimen 1 lebih tinggi 3,63 dari pada kelas eksperimen II 3,58 tetapi mempunyai predikat yang sama yaitu A- (Tabel 1). Nilai capaian optimum pada kelas eksperimen I dan eksperimen II diperoleh dari tiga aspek penilaian yaitu kesesuaian isi dengan tujuan pembelajaran, jawaban dan kelengkapan materi. Tingginya nilai keterampilan pada kelas eksperimen I (menggunakan strategi learning tournament) sesuai dengan salah satu kegunaannya dapat meningkatkan keterampilan. Mengacu pada Anwar (2009:86) hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu.

Hasil predikat dari nilai yang diperoleh ranah sikap kedua kelas sampel adalah B dan nilai pada ranah keterampilan kedua kelas sampel adalah A- , dengan demikian proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil. Hal ini mengacu pada Mulyasa (2014:143) bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil.

Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (80%) peserta didik dapat terlibat aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan, belajar yang tinggi, semangat yang besar dan rasa percaya pada diri.

Dari hasil belajar yang diperoleh pada ketiga ranah penilaian bahwa nilai pada kelas eksperimen I dengan menggunakan strategi Learning tournament lebih tinggi dari pada nilai kelas eksperimen II dengan menggunakan strategi Group to group exchange. Hal ini diduga sikap dan keterampilan siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Sesuai dengan pe mengacu pada Mulyasa (2014:143) bahwa proses penilaian yang dilakukan untuk melihat aktivitas, kreativitas dan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, terutama keterlibatan mental, emosional dan sosial dalam pembentukan kompotensi serta karakter peserta didik.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Learning tournament lebih tinggi dari pada hasil belajar IPA siswa yang menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Group to group exchange di SMP Negeri 20 Padang.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka disarankan bagi guru bidang studi IPA khususnya di SMP Negeri 20 Padang diharapkan dapat menerapkan strategi Learning tournament dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa.

(6)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anwar, Syafri. (2009). Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang : UNP Press.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan.

(2010). Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta : Rineka Cipta.

Islamuddin, Haryu. (2011). Psikologi Pendidikan. Jember : Pustaka Pelajar.

Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: Remaja Rosdakaya.

Silberman, Melvin. (2013). Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif.

Bandung : Nusamedia dan Nuansa Cendekia.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Triani, Mira. (2012). Metode Pembelajaran Group To Group Exchange Dan Two

Stay Two Stray,

(http://miratriani.blogspot.com/2012/

07/metode-pembelajaran-group-to- group.html, diakses 07 Februari 2015).

Winarsih. (2014). “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fiqrih Pada Materi Zakat Melalui Strategi Learning Tournament Pada Siswa Kelas IV MI Yaspi Kaponan Kec. Pakis Kab.

Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014” Laporan Penelitian.

Sekolah Tinggi Keguruan Agama Islam Negeri.

Zaini, Hisyam. Munthe Bermaw dan Sekar, Ayu Aryani. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Pustaka Insan Madani.

Uno, Hamzah dan Mohamad, Nurdin.

(2011). Belajar Dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta:

Bumi Aksara.

Uno, Hamzah dan Satria, Koni. (2012).

Assessment Pembelajaran. Jakarta:

Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap masalah yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan