HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK
ARTIKEL
TRIO DESVA SARI NPM. 10060090
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2014
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPRIBADIAN PESERTA DIDIK
Oleh:
Trio Desva Sari
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
A way of parents behavior and mothered to children is consisted mothering is consistend relatively. Family environment, as a place for a child to grow up and develop will influence toward childrens personality, especially from how parents raise and educate their children. This study aimed to describe: (1) A parents mothered toward childrens personality, (2) Students personality illustration in school, (3) A parents mothered with students personality in MTsTI Batang Kabung. Type of this study is describe quantitative correlation with population of students in VIII and IX in MTsTI Batang Kabung totally 267 students and 72 samples. Sampling using stratified random sampling. The instrument that is used to collecting data is a questionnaire. To analyze the data systems and children personality data using percentage analysis technique, meanwhile testing of hypothesis to see relationships take care of parents system between childrens personality by using pearson product moment correlation formula, the calculation using computer with Microsoft exel program and SPSS program version 16.00. The results of data analysis: (1) A parents mothered toward childrens personality in quite well category with the percentage 33,33 %, (2) childrens personality in fairly high category with percentage 41, 66 %, (3) A parents mothered with students personality with of founded rhitung 0,299> rtabel 0,227 on 72 df with significance 0,011 (sig <0,05). So, the result is faunded that relationships between take care of parent system with childrens personality in VIII and IX in MTsTI Batang Kabung at low significant level.
Keywords: Parenting, parents, personality learners.
PENDAHULUAN
Proses belajar yang terjadi pada anak memang merupakan sesuatu yang penting, karena melalui belajar anak mengenal lingkungan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Lingkungan keluarga (orang tua), tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak. Terutama dari cara orang tua membesarkan dan mendidik anaknya. Jika terjadi hal-hal yang negatif terhadap perilaku keseharian anak, sesungguhnya itu karena anak meniru cara berpikir dan perbuatan yang
sengaja atau tidak disengaja dilakukan oleh orang tua mereka.
Pola asuh orang tua merupakan pola perilaku orang tua yang diterapkan kepada anak dan bersifat relatif konsisten. Menurut Shochib, (1998: 14) bahwa “Pola asuh pada dasarnya diciptakan oleh adanya interaksi antara orang tua dan anak dalam hubungan sehari-hari yang berevaluasi sepanjang waktu, sehingga orang tua akan menghasilkan anak- anak sealiran, karena orang tua tidak hanya mengajarkan dengan kata-kata tetapi juga dengan contoh-contoh”. Sedangkan Darling (Silalahi, 2010: 198) bahwa “Pola asuh
merupakan aktivitas kompleks yang mencakup berbagai tingkah laku spesifik yang bekerja secara individual dan serentak dalam mempengaruhi tingkah laku anak”.
Menurut Baumrind (Silalahi, 2010:
198) pola asuh dapat dibagi menjadi empat tipe yaitu:
1. Pola Asuh Otoriter (Otoritarian)
pengasuhan otoritarian adalah gaya yang membatasi dan menghukum, dimana orang tua mendesak anak untuk mengikuti arahan mereka dan menghormati pekerjaan dan upaya mereka. Orang tua otoritarian secara jelas membatasi dan mengendalikan anak dengan sedikit pertukaran verbal.
2. Pola Asuh Autoritatif
pengasuhan autoritatif mendorong anak untuk mandiri namun masih menerapkan batas dan kendali pada tindakan mereka.
Pertukaran verbal masih diizinkan dan orang tua menunjukan kehangatan serta mengasuh anak mereka. Seorang ayah yang autoritatif mungkuin akan merangkul anaknya dan berkata yang menenangkan.
3. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif (indulgent) merupakan gaya pola asuh dimana orang tua terlibat dengan anak mereka namun memberikan hanya sedikit batasan kepada mereka. Orang tua yang demikian membiarkan anak-anak mereka melakukan apa yang diinginkan.
4. Pola Asuh Uninvolved (neglectful) pengasuhan uninvolved adalah gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak. Anak yang memiliki orang tua yang mengabaikan merasa bahwa aspek lain kehidupan orang tua lebih penting dari pada diri mereka.
Lingkungan keluarga, tempat seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak, terutama dari cara orang tua membesarkan dan mendidik anaknya.
Menurut Sjarkawi (2006: 11) kepribadian adalah “Ciri atau karakteristik atau gaya atau
sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir”.
Sedangkan menurut Kelly, 2005 (Sjarkawi 2006: 17) menyatakan bahwa “Kepribadian sebagai cara yang unik dari suatu anak dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya”.
Selanjutnya Levine (Sjarkawi 2006:
20) menegaskan bahwa “Kepribadian orang tua akan berpengaruh terhadap cara orang tua dalam mendidik dan membesarkan anaknya, yang pada gilirannya juga akan berpengaruh terhadap kepribadian anak tersebut”.
Sedangkan menurut Browner (Silalahi, 2006:
18) mengatakan bahwa “Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial, corak ketakutan, dorongan dan keinginan, corak gerak gerik, opini, dan sikap”.
Menurut Ahmadi & Sholeh (2005:
203) bahwa “Kepribadian mempunyai arti yang sangat luas, dan setiap anak memiliki kepribadian yang berbeda. Meskipun terdapat perbedaan, dari beberapa aspek tertentu terdapat persamaan bagi sejumlah orang.
Berdasarkan persamaan aspek kepribadian pada sejumlah orang tertentu, maka para ahli membagi kepribadian manusia bermacam- macam tipe seperti yang dijelaskan oleh Galenus (Yusuf LN & Nurihsan, 2011: 26) membagi empat tipe kepribadian:
1. Sanguinis
a. Sifat dasar : periang, optimistis, dan percaya diri.
b. Sifat perasaannya: Mudah menyesuaikan diri, tidak stabil, baik hati, tidak serius, kurang dapat dipercaya karena kurang begitu konsekuen.
2. Melankolis
a. Sifat dasar : pemurung, sedih, pesimistis, kurang percaya diri.
b. Sifat lainnya: merasa tertekan dengan masa lalunya, sulit menyesuaikan diri, berhati-hati, konsekuensi dan suka menepati janji.
3. Koleris
a. Sifat dasar: selalu merasa kurang puas, bereaksi negatif dan agresif.
b. Sifat-sifat lainnya : mudah tersinggung (emosional) suka membuat provokasi tidak mau mengalah, tidak sabaran, tidak toleran, kurang mempunyai rasa humor, cenderung beroposisi, dan banyak ini siatif.
4. Plegmatis
a. Sifat dasar: pendiam, tenang, netral, (tidak ada warna perasaan yang jelas), dan stabil.
b. Sifat lainnya: merasa cukup puas, tidak peduli, (acuh tak acuh), dingin hati (tidak mudah terharu), pasif, tidak mempunyai banyak minat, bersifat lambat, sangat hemat dan tertib/teratur.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru BK di MTsTI Batang Kabung Padang pada tanggal 4 November 2013, diperoleh gambaran bahwa sebagian dari peserta didik MTsTI Batang Kabung Padang Padang Padang Padang, terdapat peserta didik berperilaku kurang baik seperti berbohong, mengganggu teman, kurang disiplin, sering terlambat, cabut, sering melanggar peraturan sekolah dan ada peserta didik laki-laki yang bertingkah laku seperti perempuan.
Kemudian, berdasakan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik di waktu PPLBK Kependidikan dan PPLBK Sekolah di MTsTI Batang Kabung Padang, ditemukan peserta didik yang berkata-kata kotor, berkata kasar, mencontek, jarang membuat PR, tidak piket dan sering datang terlambat, berdasarkan pengamatan peneliti kebanyakan dari siswa yang melakukan pelanggaran adalah siswa yang mengalami masalah dengan penerapan masalah pola asuh di rumah.
Dari masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Pola asuh orang tua terhadap anak di rumah
2. Kepribadian peserta didik di MTsTI Batang Kabung
3. Hubungan pola asuh orang tua dengan kepribadian anak di MTsTI Batang Kabung Padang
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan:
1. Pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak
2. Kepribadian peserta didik di sekolah 3. Hubungan pola asuh orang tua dengan
kepribadian peserta didik di MTsTI Batang Kabung Padang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional. Maksudnya penelitian ini memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.
Menurut Riyanto (2010: 34) penelitian korelasional adalah “penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel, atau beberapa variabel dengan variabel yang lain”.
Adapun lokasi untuk melaksanakan penelitian adalah MTsTI Batang Kabung Padang dengan 267 responden dan sampel 72 responden. Adapun teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah stratified random sampling yaitu suatu prosedur atau cara dalam menentukan sampel dengan membagi populasi atas beberapa strata sehingga setiap strata menjadi homogen dan tidak tumpang tindih dengan kelompok lain (Yusuf, 2007:
198).
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket yang dirancang sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Riduwan (2010: 71) “angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”.
Selanjutnya Menurut Mangkuatmodjo (2003: 37) pengolahan data dengan mencari interval sebagai berikut:Interval Skor =
skor ideal tertinggi −skor ideal terendah alternatif jawaban
selanjutnya menghitung persentase masing- masing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh Yusuf (2007: 65) sebagai berikut:
P = 𝑓
𝑛x100
Selanjutnya untuk mengungkap tujuan penelitian yang ke 3 dilakukan perhitungan korelasi. Menurut Riduwan (2010: 222) rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦
𝑛Σ𝑥𝑦 − Σ𝑥 . Σ𝑦
√(𝑛.Σ𝑥2− Σ𝑥)2 . (𝑛.Σy2− (Σy)2)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa pola asuh orang tua peserta didik di kelas VIII dan IX MTsTI Batang Kabung berada pada kategori cukup baik dengan frekuensi 24 dan persentase 33,33% dari 100% sampel.
Kepribadian peserta didik di kelas VIII dan IX MTsTI Batang Kabung berada pada kategori cukup tinggi dengan frekuensi 30 dan persentase 41,66% dari 100% sampel. Hasil penelitian kolerasi antara pola asuh orang tua dengan kepribadian anak diperoleh kolerasi dengan r hitung 0,299 > rtabel 0,227 dengan taraf signifikan 0,011<0,05 sehingga dapat ditafsirkan kolerasi yang positif antara pola asuh orang tua dengan kepribadian anak kelas VIII dan IX di MTsTI Batang Kabung pada kategori Rendah. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa secara umum pola asuh orang tua peserta didik kelas VIII dan IX di MTsTI Batang Kabung dapat dikategorikan cukup baik.
Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan kepribadian anak kelas VIII dan IX MTsTI Batang Kabung dengan kategori kurang kuat. Hasil temuan ini didukung pendapat yang dikemukakan oleh Silalahi, Karlina (2010:173) bahwa perilaku orang tua dapat mempengaruhi kepribadian anak. Adanya kedekatan fisik dan pola asuh orang tua dapat membantu anak berkembang dengan baik. Pola asuh yang penuh dukungan dan kasih sayang, memberikan aspirasi
pendidikan yang sesuai dengan kemampuan anak, penekanan pada peraturan yang konsisten, kemungkinan yang terbuka serta menerima keberadaan anak, dapat membantu anak menjadi anak yang ceria dan percaya diri, mandiri dapat menghargai orang lain, dan berhasil di sekolah.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pola asuh orang tua terhadap peserta didik di kelas VIII dan IX di MTsTI Batang Kabung berada pada kategori cukup baik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua cukup baik dalam menerapkan pola asuh terhadap peserta didik.
2. Kepribadian peserta didik di kelas VIII dan IX di MTsTI Batang Kabung berada pada kategori cukup baik. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa kepribadian peserta didik di MTsTI Batang Kabung cukup baik.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dan kepribadian anak dengan tingkat hubungan Rendah.
SARAN
Berdasarkan hasil temuan penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru pembimbing di sekolah, diharapkan menjalin hubungan kerjasama dengan orang tua dalam membimbing dan mengarahkan peserta didik sehingga dengan hal tersebut dapat terciptanya kepribadian anak yang baik.
2. Orang tua, agar dapat menerapkan pola asuh yang baik dan efektif terhadap peserta didik yaitunya menerapkan pola asuh terutama autoritatif dalam membimbing dan memberikan perhatian terhadap peserta didik.
3. Pimpinan sekolah MTsTI Batang Kabung, dengan hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mengenal pola asuh orang tua terhadap kepribadian peserta didik.
4. Peserta didik, agar dapat menjaga sikap dan bertingka laku dengan baik.
5. Peneliti selanjutnya, yang tertarik dengan permasalahan yang sama, diharapkan untuk menghubungkan semua subvariabel dan menjelaskan bagaimana hubungan subvariabel tersebut sehingga terlihat hubungan subvariabel mana yang paling tinggi.
KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu dan Munawa Sholeh. 2005.
Psikologi Perkembangan: Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Mangkuatmodjo, Soegyarto. 2003. Pengantar Statistik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.
Riduwan dan Akdon. 2010. Rumus dan Data dalam Analisi dan Statistik.
Bandung: Alfebeta.
Riyanto, Yatim. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.
Shochib. 1998. Pola Asuh Orang Tua.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Silalahi, Karlinawati dan Eko A. Meinarno.
2010. Keluarga Indonesia: Aspek dan Dinamika Zaman. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: PT Budi Aksara.
Yusuf, A. Muri. . 2007. Metode Penelitian.
Padang: FIP UNP.
Yusuf LN dan Nurihsan. 2011. Teori Kepribadian. Bandung:
Rosdakarya.