IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DALAM PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JEMBER
SKRIPSI
Oleh:
Arinda Eka Savitri NIM : T20191047
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MEI 2023
ii
IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DALAM PROGRAM TAHFIDZ AL-QUR’AN
DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 JEMBER
SKRIPSI
diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiyai Haji Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Arinda Eka Savitri NIM : T20191047
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
MEI 2023
iii
iv
v MOTTO
ْيَ بُع َنْب َدْعَس ُتْعِمَس ٍدَثْرَم ُنْب ُةَمَقْلَع يِنَرَ بْخَأ َلاَق ُةَبْعُش اَنَ ثَّدَح ٍلاَهْ نِم ُنْب ُجاَّجَح اَنَ ثَّدَح ِدْبَع يِبَأ ْنَع َة َد
َّلَسَو ِهْيَلَع ُهَّللا ىَّلَص ِ يِبَّنلا ْنَع ُهْنَع ُهَّللا َيِضَر َناَمْثُع ْنَع ِ يِمَلُّسلا ِنَمْحَّرلا َلاَق َم
َنآْرُقْلا َمَّلَعَ ت ْنَم ْمُكُرْ يَخ
َأ يِذَّلا َكاَذَو َلاَق ُجاَّجَحْلا َناَك ىَّتَح َناَمْثُع ِةَرْمِإ يِف ِنَمْحَّرلا ِدْبَع وُبَأ َأَرْ قَأَو َلاَق ُهَمَّلَعَو اَذَه يِدَعْقَم يِنَدَعْ ق
“Telah menceritakan kepada kami (Hajjaj bin Minhal) Telah menceritakan kepada kami (Syu'bah) ia berkata, Telah mengabarkan kepadaku ('Alqamah bin Martsad) Aku mendengar [Sa'd bin Ubaidah] dari (Abu Abdurrahman As Sulami) dari (Utsman) radliallahu 'anhu, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:
"Orang yang paling baik di antara kalian adalah seorang yang belajar Al Qur`an dan mengajarkannya." Abu Abdirrahman membacakan (Al Qur`an) pada masa Utsman hingga Hajjaj pun berkata, "Dan hal itulah yang menjadikanku duduk di tempat dudukku ini." (HR.Bukhari).*
* Al-Bukhari, Shahih Bukhari, 4639.
vi ABSTRAK
Arinda Eka Savitri, 2023: Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Program Tahfidz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.
Kata Kunci: Metode Pembelajaran Al-Qur’an, Metode Tahsin dan Metode Muraja’ah
Metode Pembelajaran Al-Qur'an yaitu suatu metode yang digunakan dalam program Tahfidz Al-Qur’an. Adapun yang digunakan adalah metode tahsin dan muraja'ah. Dengan adanya metode tersebut dalam menghafal Al-Qur'an, peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya dalam membaca Al-Qur'an, menghafal Al-Qur'an dan mengulang hafalannya. Maka dari itu Madrasah memiliki inisiatif dalam menerapkan metode tahsin dan muraja'ah tersebut untuk memperbaiki bacaan Al-Qur'an sekaligus menghafal Al-Qur'an dan mempertahankan hafalannya.
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana implementasi metode tahsin dalam muatan lokal tahfiz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember?. 2) Bagaimana implementasi metode muraja'ah dalam muatan lokal tahfiz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mendeskripsikan implementasi metode tahsin dalam muatan lokal tahfiz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.
2) Untuk mendeskripsikan implementasi metode muraja'ah dalam muatan lokal tahfiz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan penelitian kualititatif. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah: 1. Implementasi metode tahsin dalam muatan lokal Tahfidz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember yaitu: a.
Privat/Sorogan/Individul menjadi langkah yang paling banyak digunakan dalam menjalankan metode tahsin baik pada kegiatan tahsin maupun kegiatan Mulok Tahfidz Al-Qur’an. b. Kelassikal Baca Simak (KBS) menjadi langkah yang jarang digunakan dalam menjalankan metode tahsin baik pada kegiatan tahsin maupun kegiatan Mulok Tahfidz Al-Qur’an. 2. Implementasi metode muraja’ah dalam muatan lokal Tahfidz Al-Qur’an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember yaitu: a.
Muraja’ah kepada guru dilakukan pada saat ujian sertifikasi, b. Muraja’ah bersama dilakukan setiap hari, sebelum shalat dhuha.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat, salam dan dukungan semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah Saw. sebagai pembawa kebenaran bagi umat yang bertaqwa.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Program Tahfidz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember” ini disusun untuk sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana. Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. Selaku Rektor UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesainya skripsi ini.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesainya skripsi ini.
3. Ibu Dr. Hj. Fathiyaturrahmah,M.Ag selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember yang telah membantu kelancaran atas terselesainya skripsi ini
4. Bapak Ari Dwi Widodo, S.Pd.I M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan mengarahkan atas terselesainya skripsi ini.
viii
5. Bapak Drs. Riduwan selaku kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember yang telah memberikan izin kepada peneliti dan sekaligus membantu kelancaran penelitian yang dilaksanakan.
6. Civitas akademik UIN Kiyai Haji Achmad Shiddiq Jember yang telah memberikan bekal berupa ilmu maupun pengalaman.
7. Teman-teman seperjuangan PAI 2019 Kelas A1 yang telah memberikan dukungan dalam segala hal hingga skripsi ini selesai.
8. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini baik secara moral maupun material.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih belum sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya, mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jember, 4 Mei 2023
Penulis
ix DAFTAR ISI
Hal.
HALAMAN JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
MOTTO ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 9
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Definisi Istilah ... 9
F. Sistematika Pembahasan ... 12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 14
A. Penelitian Terdahulu ... 14
B. Kajian Teori ... 24
1. Metode Tahsin ... 24
a. Pengertian Metode Tahsin... 24
x
b. Kewajiban Tahsin Al-Qur'an ... 28
c. Langkah Menjalankan Metode Tahsin ... 35
2. Metode Muraja’ah ... 36
a. Pengertian Metode Muraja’ah ... 36
b. Pentingnya Muraja'ah Bagi Penghafal Al-Qur'an .. 39
c. Konsep Metode Muraja'ah ... 41
BAB III METODE PENELITIAN ... 43
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 43
B. Lokasi Penelitian ... 43
C. Subjek Penelitian ... 44
D. Teknik Pengumpulan Data ... 44
E. Analisis Data... 49
F. Keabsahan Data ... 50
G. Tahap-Tahap Penelitian ... 51
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA ... 53
A. Gambaran Objek Penelitian ... 53
B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 64
C. Pembahasan Temuan ... 76
BAB V PENUTUP ... 86
A. Simpulan ... 86
B. Saran-Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 90
xi
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal.
2.1 Original Penelitian ... 18
4.1 Daftar Nama Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember... 55
4.2 Daftar Nama Guru Muatan Lokal Tahfidz Al-Quran ... 59
4.3 Target Hafalan Siswa ... 61
4.4 Setoran Siswa Kelas XI IPS 4 di MAN 2 Jember ... 61
4.5 Hasil Temuan ... 76
xii
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal.
4.1 Kegiatan Tahsin ... 69
4.2 Kegiatan Mulok Tahfidz Al-Qur’an ... 70
4.3 Kegiatan Camp Al-Qur’an ... 71
4.4 Kegiatan Muraja’ah Sebelum Shalat Dhuha ... 73
4.5 Kegiatan Muraja’ah Siswi Yang Berhalangan ... 74
4.6 Kegiatan Pelaksanaan Ujian Sertifikasi ... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Definisi Tahfidz Al-Qur'an ialah menghafal Al-Qur'an yang menekankan pada pemeliharaan terhadapnya. Menghafal Al-Quran adalah ibadah yang sangat dianjurkan. Terutama bagi orang Islam yang ingin melakukannya, Allah SWT telah memberi petunjuk tentang mudahnya menghafal Al-Quran. 2
Allah SWT berfirman:
رِكَّدُّم ْنِم ْلَهَ ف ِرْكِ ذلِل َن ٰاْرُقْلا اَنْرَّسَي ْدَقَلَو
"Dan sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?"3.
Ayat tersebut menjelaskan tentang kemudahan menghafalkan Al-Quran.
Menghafalkan Al-Quran hukumnya fardu kifayah, artinya tidak semua orang Islam diwajibkan menghafal Al-Quran. Kewajiban ini cukup hanya diwakili saja dengan terdapat beberapa orang yang mampu menghafalkannya.4
Rasulullah SAW menerima dan mengajarkan Al-Qur'an dengan hafalan.
Apabila suatu ayat atau surat diturunkan kepada beliau, segeralah beliau menghafalnya dan segera juga diajarkan kepada para sahabat, sehingga para sahabat benar-benar menguasai dan diperintahkan agar mereka menghafalnya.
2 Iwan Agus Supriono, “Implementasi Kegiatan Menghafal .Al-Qur’an Siswa Di LPTQ Kabupaten Siak”, Jurnal Isema, vol. 4, no. 1 (Juni, 2019): 56-57.
3 Abu Salsa, Mushaf Al-Qira’ah, (Sidoarjo:Al-Fasyam, 2015), 422.
4 Supriono, “Implementasi Kegiatan,”56-57.
Tradisi pemeliharaan Al-Qur'an dalam bentuk hafalan ini menjadi suatu metode pengajaran di kalangan para Tabi'in dan seterusnya sampai saat ini.
Memelihara keaslian Al-Qur'an dan menghafalkannya merupakan suatu amal yang terpuji dan Rasulullah SAW sangat menganjurkannya. Menghafal Al-Qur'an bukan sekedar mengumpulkan huruf-huruf dalam hati, melainkan ibadah yang melahirkan pahala, memberikan kemudahan hidup, dan kesejahteraan. Sehingga, bacaan yang baik merupakan hal yang penting untuk menggapai kesempurnaan ibadah tersebut.5
Allah SWT telah menjamin pemeliharaan Al-Qur’an dengan ungkapan yang tegas. Diantara ikhtiar untuk memeliharanya adalah menyiapkan orang yang menghafalnya pada setiap generasi. Seperti halnya Rasulullah Saw yang sangat perhatian dalam menghafal Al-Qur’an. Begitu besar perhatian dan kemauannya untuk menghafal dan memelihara Al-Qur’an, beliau senantiasa menggerakkan lidahnya untuk mengucapkan dan melatihnya, yakni dengan menyegerakan penghafalannya karena khawatir ada yang luput walau satu kalimat atau menghilangkan satu huruf saja dari Al-Qur’an. Dengan demikian, Nabi Muhammad SAW merupakan tempat rujukan kaum Muslimin dalam menghafal, memahami dan mengetahui rahasia-rahasia dan tujuan-tujuan yang dikehendaki oleh Al-Qur’an.6
Dalam ajaran Islam belajar membaca Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam, hal ini bertujuan agar
5 Azimatun Ni'mah, Tahfidz Al-Qur'an Guidance (Jawa Timur: CV Global Aksara Pres, 2021), 1-3.
6 M.Ilyas.”Metode Muraja’ah Dalam Menjaga Hafalan Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. 5, no. 1 (2020): 2.
setiap umat Islam terhindar dari berbagai macam kesalahan yang umumnya tidak sengaja terjadi, seperti bacaan huruf yang salah, harakat, ilmu tajwid dan lainnya. Seperti yang telah di jelaskan dalam surah Al-'Alaq ayat 1 sampai 5, yang artinya :
َقَلَخ ْيِذَّلا َكِ بَر ِمْس اِب ْأَرْ قِا (
َقَلَخ ١ ِْلا اَسْن ْنِم َن قَلَع ( ْأَرْ قِا ٢ َكُّبَرَو َْلا ُمَرْك ( ْيِذَّلا ٣
َمَّلَع ِمَلَقْل اِب ( َمَّلَع ٤ ِْلا اَسْن اَم َن ْمَل ْمَلْعَ ي ( ٥
‘’Bacalah dengan menyebut nama tuhan mu yang menciptakan, yang menciptakan mu dari segumpal darah, yang mengajarimu dengan perantara kalam, dan dia mengajarkan manusia apa yang tidak di ketahuinya”7
Dari penjelasan tersebut, dapat di jelaskan bahwa Al-Qur’an pertama kali harus di baca untuk dapat mengetahui isinya karena tanpa membacanya maka kita tidak dapat memahaminya.
Sedangkan dalam surat Al-Muzammil ayat 4, Allah SWT. Berfirman sebagai berikut:
ًلْيِتْرَ ت َن ٰاْرُقْلا ِلِ تَرَو (
٤
“... dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil”8
Ayat diatas menjelaskan bahwasanya kita sebagai seorang muslim yang ingin membaca Al-Qur’an hendaknya membaca secara benar sesuai kaidah tajwid.
7 Abu Salsa, Mushaf Al-Qira’ah, (Sidoarjo:Al-Fasyam, 2015), 478.
8 Salsa, 457.
Hal ini sesuai dengan anjuran dari Nabi Muhammad SAW yang tertuang dalam hadis berikut :
ْمُكِتاَوْصَأِب َنآْرُقْلا اوُن ِيَز
“ Hiasilah Al-Qur’an dengan suara kalian”. (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan An- Nasai).
Dari uraian diatas menjelaskan bahwa, ketika kita membaca Al-Qur’an haruslah dengan bersungguh-sungguh, agar tidak terjadi kesalahan ketika membacanya. Maka belajar membaca Al-Qur’an penting dilaksanakan. Pada saat ingin membaca dan memahaminya kita tentunya harus belajar cara membacanya. Jika masih sulit, kita harus menemukan metode dalam pembelajarannya. Dalam belajar membaca Al-Qur’an ada metode yang dapat diterapkan agar keberhasilan pembelajaran dapat dicapai. Dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur’an yang terpenting adalah membuat bagaimana setiap umat Islam mampu melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan tepat sesuai dengan hukum-hukum di dalam ilmu tajwid.9
Sehingga, sebelum dihafal seseorang harus bisa membaca Al-Qur'an dengan benar, karena Al-Qur'an adalah dasar dan sumber hukum bagi umat Islam yang mempunyai arti dan makna tentang kehidupan. Pelaksanaan membaca Al- Qur'an dengan menerapkan tahsin yaitu membaca dengan sebenar-benarnya.
9 Rohmadi."Aplikasi Metode Tahsin Untuk Belajar Al-Qur'an Dalam Pendampingan
Kelompok Perempuan di Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir", Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, vol. 9, no. 1 (2020): 2-3.
Hal tersebut bertujuan agar umat Islam dalam membaca Al-Qur'an terhindar dari kesalahan, baik kesalahan yang fatal yang menyebabkan berubahnya arti.
Metode tahsin merupakan salah satu metode yang mendukung dan memfasilitasi peserta didik untuk belajar dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam membaca Al-Qur'an, sebelum ia menghafal Al-Qur'an.
Dengan demikian, metode tahsin bertujuan untuk membaguskan, memperbaiki dan memperindah bacaan Al-Qur'an. Metode tahsin ini dibutuhkan oleh peserta didik agar memperbaiki bacaan Al-Qur'an nya. Seorang guru dapat mengarahkan dan mengajari peserta didik dalam membaca Al-Qur'an dengan memperhatikan makhraj, tajwid dan tanda waqaf yang sesuai dengan kaidah membaca Al-Qur'an. Sehingga peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya dalam membaca Al-Qur'an yaitu dengan membaca yang baik benar lancar dan juga fasih.10
Selain memperbaiki bacaan, para penghafal Al-Qur'an diwajibkan untuk melakukan kegiatan muraja’ah atau mengulang-ulang hafalannya, agar tidak sampai hilang dari ingatan. Metode yang paling tepat adalah muraja'ah atau mengulang-ulang. Metode muraja’ah adalah metode yang paling efektif dalam meningkatkan kualitas hafalan. Dari sisi kelancaran, pada prinsipnya orang yang menghafal Al-Qur'an tidak boleh lupa dan melupakan hafalannya, sebab jika itu terjadi maka sia-sialah proses menghafal yang ia lakukan.
10 Isnaini Rizky, “Pelaksanaan Program Tahsin Dalam Meningkatkan Kemampuan Belajar Membaca Tajwid di MTS Islamiyah", Jurnal Pendidikan Agama Islam, vol. 1, no. 1, (2022): 55- 55.
Namun kenyataan yang terjadi, ada orang yang dulunya hafal Al-Qur'an dengan lancar kini tidak lagi hafal atau banyak dari hafalan yang hilang karena ia tidak rajin mengulang-ulang hafalannya. Jika seorang penghafal Al-Qur'an menginginkan kualitas hafalan Al-Qur'an yang baik dan kuat, maka ia harus benar-benar memperhatikan muraja’ah nya dengan sebaik-baiknya semaksimal mungkin melebihi perhatiannya untuk menambah hafalan. Dan demi kualitas hafalan ini pula seorang penghafal tidak diperkenalkan terburu-buru ketika menghafalnya dan sangat dianjurkan untuk tidak tergesa-gesa.11
Oleh sebab itu, setiap orang yang menghafal Al-Qur’an sebenarnya tahu betul bahwa jika dia tidak melakukan muraja’ah hafalannya secara terus menerus, maka hafalannya akan hilang. Sesungguhnya kita dan Al-Qur’an selalu bersama dalam sebuah pelajaran, pelajaran yang dimulai sejak masa kita di ayunan hingga masa kita diliang lahat (meninggal). Demikian teman setia dalam perjalanan ini adalah Al-Qur’an. Sedangkan muraja’ah nya adalah sebagai penjaga keamanan dalam perjalanan tersebut.
Kegiatan muraja’ah merupakan salah satu metode untuk memelihara hafalan supaya tetap terjaga. Karena pada dasarnya tidak ada hafalan tanpa muraja’ah. Seperti contohnya, ketika hafalan kita bertambah, kita harus bisa menjadwalkan muraja’ah setiap rentang waktu jangka pendek untuk hafalan yang sudah dihafal sebelumnya. Hendaknya kita juga ber-muraja’ah terhadap
11 Cece Abdulwaly, Pedoman Muraja'ah Al-Qur'an (Sukabumi: Farhan Pustaka, 2020), 57-58.
apa yang telah kita hafalkan kepada seseorang yang ahli membaca Al-Qur’an sehingga dapat mengoreksinya. 12
Dalam buku Abdurrozaq al-Ghautsani yang berjudul "Kaifah Tahfadzul Qur’an Al-karim" menyatakan bahwa mengulang hafalan tidak kalah penting dari menghafalnya. Menurutnya, metode muraja’ah ini jauh lebih penting daripada fase menghafalnya, sebab penghafalan lebih mudah dan ringan bagi jiwa manusia yang mampu menghafal dan mudah tergerak untuk melakukannya dengan sedikit motivasi. Sementara mengulang hafalan itu amat sangat berat. Yang dimaksud muraja’ah disini adalah mengecek hafalan siswa secara menyeluruh baik itu perorangan ataupun klasikal. Metode ini dilakukan juga oleh Rasulullah SAW di depan malaikat Jibril a.s setiap tahun yaitu pada bulan Ramadan dan ini juga menjadi tradisi yang turun temurun di kalangan sahabat.13
Pelaksanaan program Tahfiz Al-Qur'an di lembaga pendidikan Islam, salah satunya yaitu Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember. Berdasarkan fakta, Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember mempunyai suatu program Tahfidz Al-Qur'an untuk menghafal juz 30 Al-Qur'an sebagai syarat kelulusan. Program Tahfiz Al- Qur'an tersebut bernama Mulok Tahfidz Al-Qur'an. Uniknya, muatan lokal tahfiz Al-Qur'an ini mewajibkan seluruh siswa MAN 2 Jember menghafal juz 30 Al-Qur'an tanpa terkecuali selama 3 tahun.
12 M.Ilyas.”Metode Muraja’ah Dalam Menjaga Hafalan Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. 5, no. 1 (2020): 3-5.
13 Sakinah Assegaf, Meraih Prestasi Belajar Dengan Tahfidz Al-Qur'an Tinjauan Sekolah Islam di Jakarta (Jakart-a:A-Empat, 2020), 167-168.
Mulok Tahfidz Al-Qur’an dilakukan dengan cara setoran kepada guru Tahfidz. Berdasarkan hasil dokumentasi mengenai setoran siswa kelas XI IPS 4 dapat disimpulkan bahwa 55 % surat yang sudah dihafal dan 45 % surat yang belum dihafal sampai pada bulan februari. Persentase tersebut dihitung berdasarkan dari target hafalan siswa kelas XI yaitu dari surat At-Thariq sampai surat Ad-Dhuha. Oleh karena itu, berdasarkan hasil persentase tersebut, menunjukkan bahwa pelaksanaan Mulok Tahfidz Al-Qur’an perlu adanya metode pembelajaran Al-Qur’an, baik metode tahsin maupun metode muraja’ah. Karena setiap siswa mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, oleh sebab itu perlu diupayakan melalui metode ini. Tujuannya agar target hafalan siswa bisa tercapai .14
Dari sinilah timbul pertanyaan, bagaimana Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Program Tahfidz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember?. Karena dari data yang saya dapati, program ini masih baru diterapkan sekitar 5 tahun lalu. Program ini menjadi salah satu program unggulan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember ini.15
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka penulis akan melakukan penelitian tentang “Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur'an Dalam Program Tahfidz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember.".
14 Observasi di MAN 2 Jember, 6 Juni 2022.
15 Observasi di MAN 2 Jember, 6 Juni 2022.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana implementasi metode tahsin dalam program tahfiz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember?
2. Bagaimana implementasi metode muraja'ah dalam program tahfiz Al- Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember?
C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan implementasi metode tahsin dalam program tahfiz Al- Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember
2. Mendeskripsikan implementasi muraja'ah dalam program tahfiz Al-Qur'an di Madrasah Aliyah Negeri 2 Jember
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis. Sebagai wacana untuk memperdalam pengetahuan dalam bidang agama Islam khususnya tentang tahfidz Al-Qur’an.
2. Bagi Instansi. Sebagai bahan rujukan untuk mengambil kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas hafalan di lembaga pendidikan.
3. Bagi Masyarakat. Sebagai wacana untuk menambah pengetahuan dalam bidang agama Islam khususnya tentang tahfidz Al-Qur’an.
E. Definisi Istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Implementasi
Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pelaksanaan, penerapan. 16Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
Implementasi berasal dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi atau tindakan. Dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma-norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.17 Sehingga, implementasi bukan hanya penerapan, tetapi juga terdapat perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai.
2. Metode Pembelajaran Al-Qur’an
Metode Pembelajaran Al-Qur’an adalah suatu metode yang digunakan untuk menjalankan program Tahfidz Al-Qur’an.
3. Metode Tahsin
Metode merupakan cara yang dipergunakan dalam menyampaikan suatu materi kepada peserta, supaya tujuan inti dari proses penyampaian materi tersebut mampu tercapai dengan sebaik mungkin. 18Sedangkan, kata Tahsin berasal dari kata kerja yang memiliki arti untuk memperbaiki,
16 Yayat Suharyat, Model Pengembangan Karya Ilmiah Bidang Pendidikan Islam (Klaten:
Lakeisha, 2019), 242.
17 Suharyat, 243.
18 Rohmadi."Aplikasi Metode Tahsin Untuk Belajar Al-Qur'an Dalam Pendampingan Kelompok Perempuan di Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir", Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, vol. 9, no. 1 (2020): 5.
memperindah, membuat lebih baik dari sebelum nya, menghiasi, dan membaguskan. Dan kata tahsin Al-Qur’an berarti suatu cara untuk membaguskan pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan kaidah nya, seperti pelafalan setiap huruf, tajwid, harakat, hingga keindahan bacaan.19
Metode tahsin adalah rangkaian kegiatan untuk belajar membaca Al- Qur’an dengan terencana dan tersusun yang saling mempengaruhi satu sama lain dengan tujuan untuk memperbaiki serta membaguskan bacaan Al- Qur’an agar sesuai dengan hukum tajwid, makharijul huruf, hingga irama lantunan. 20Sehingga, metode tahsin adalah suatu metode membaca Al- Qur’an yang bertujuan untuk memperbaiki serta membaguskan bacaan Al- Qur’an.
4. Metode Muraja’ah
Metode merupakan hal yang diperlukan oleh Guru, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
21Sedangkan, muraja'ah adalah mengulang-ulang kembali dan mengecek apa yang sudah dihafalkan sebelumnya, agar hafalan Al-Qur'an menjadi semakin kuat dan terjaga. 22Sehingga, metode muraja’ah (pengulangan) yaitu upaya mengulang kembali hafalan yang sudah pernah dihafalkan untuk menjaga dari lupa dan salah. Artinya, hafalan yang sudah diperdengarkan kepada Ustadz/Ustadzah atau Kyai diulang terus-menerus
19 Rohmadi, 5.
20 Rohmadi, 5.
21 M.Ilyas.”Metode Muraja’ah Dalam Menjaga Hafalan Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. 5, no. 1 (2020): 12.
22 M.Ilyas, 12.
dengan dilakukan sendiri atau meminta bantuan orang lain untuk mendengarkan dan mengoreksi. Sehingga, metode muraja’ah adalah suatu metode menghafal Al-Qur’an yang bertujuan untuk mengulang kembali hafalan agar tidak lupa.
5. Tahfidz Al-Qur’an
Tahfidz artinya menghafal. Secara terminologi, menghafal mempunyai arti sebagai tindakan yang berusaha meresapkan kedalam pikiran agar selalu diingat. 23Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi kedalam ingatan, sehingga nantinya akan dapat diingat kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. Sehingga, Tahfidz Al-Qur'an merupakan usaha sadar dengan sungguh-sungguh yang dilakukan untuk mengingat dan meresapkan bacaan kitab suci Al-Qur'an yang mengandung mukjizat kedalam pikiran agar selalu diingat, dengan menggunakan strategi tertentu.24 Sehingga, tahfidz Al-Qur’an adalah kegiatan menghafal Al- Qur’an.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan ini berisi tentang deskriptif alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup. Format penulisan sistematika pembahasan ini adalah dalam bentuk naratif, bukan seperti daftar isi.
23 Andis Syah Putra, BTQ dan Tahfidz Kelas VII, VIII, IX: SMP Nurul Huda (Bengkulu: CV Sinar Jaya Berseri, 2022), 12.
24 Putra, 12.
Bab satu merupakan Pendahuluan, bab ini termasuk dasar dalam penelitian yang terdiri dari uraian konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan
Bab kedua merupakan bab yang menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh orang lain dan sudah di uji kebenarannya dan serupa dengan penelitian yang akan kita lakukan. Dan kajian teori membahas tentang teori yang dijadikan landasan dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan fokus penelitian.
Bab ketiga merupakan bab yang menjelaskan metode penelitian, yang didalamnya terdapat pendekatan penelitian dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data dan tahap-tahap penelitan.
Bab keempat merupakan bab yang memuat tentang penyajian data dan analisis data yang meliputi gambar objek penelitian, penyajian data, dan analisi data, dan pembahasan temuan.
Bab kelima merupakan bab yang membahas tentang penutup dari penelitian yang meliputi kesimpulan dan saran.
Selanjutnya skripsi ini diakhiri dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran yang berisi matrik penelitian, jurnal penelitian, instrument wawancara, instrument observasi, dan instrument dokumentasi.
14
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu, peneliti mencantumkan hasil penelitian tertentu yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. Untuk menguatkan penelitian ini, maka peneliti memuat beberapa kajian terdahulu, antara lain:
1. Mahbuddin, mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Dengan judul “Penerapan Metode Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an (T2Q) Terhadap Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Athirah I Kota Makassar”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tergolong jenis penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dengan, kutipan langsung, kutipan tidak langsung, observasi, interview dan dokumentasi.
Analisis data melalui metode induktif, metode deduktif, dan metode komparatif.25
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Penerapan metode tahsin dan tahfidz pada SMP Islam Athirah I Kota Makassar diterapkan lima kali dalam sepekan. Sehingga peserta didik lebih cepat paham dan cepat menghafal Al-Qur'an. 2) Bentuk metode tahsin dan tahfidz (T2Q) yang digunakan, ada berbagai variasi yang diterapkan oleh ustadz
25 Mahbuddin, “Penerapan Metode Tahsin dan Tahfidz Al-Qur’an (T2Q) Terhadap
Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Athirah I Kota Makassar” (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Makassar, 2017), 29-38
(pembimbingnya). 3) Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal Al-Qur'an. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama- sama membahas tentang pelaksanaan metode tahsin. Dan perbedaan dari penelitian ini adalah Mahbuddin hanya fokus kepada pelaksanaan metode tahsin. Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah.
2. Nopri Susandi, mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam UIN SUSKA Riau. Dengan judul “Efektivitas Kegiatan Murajaah Al-Qur’an Sebelum Belajar Dalam Menunjang Pencapaian Target Hafalan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini tergolong jenis penelitian bersifat kuntitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dengan, angket, observasi, wawancara dan dokumentasi.26
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pelaksanaan kegiatan muraja’ah sebelum belajar sangat baik dan sangat efektif dalam menunjang mencapai target hafalan siswa. 2) Ada beberapa faktor utama efektifnya kegiatan muraja’ah sebelum belajar dalam menunjang pencapaian target hafalan siswa. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode muraja'ah. Dan perbedaan dari penelitian ini adalah Nopri Susandi hanya fokus kepada
26 Nopri Susandi, “Efektivitas Kegiatan Murajaah Al-Qur’an Sebelum Belajar Dalam Menunjang Pencapaian Target Hafalan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru” (Skripsi, UIN SUSKA Riau, 2020), 28-30.
pelaksanaan metode muraja'ah. Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah.
3. Nuryanti, mahasiswi prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Bengkulu. Dengan judul “Penerapan Metode Muraja’ah Dalam Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik SDIT Iqra’ I Kota Bengkulu”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tergolong jenis penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dengan, observasi, dokumentasi dan wawancara. Analisis data melalui reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.27
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) penerapan metode muraja’ah sangat penting, wajib bagi peserta didik dalam menjaga hafalan.
2) Ada beberapa kendala dalam penerapan metode muraja‟ah bukan hanya dari peserta didik saja, tetapi ada juga dari ustadz/ustadzah. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode muraja'ah. Dan perbedaan dari penelitian ini adalah Nuryanti hanya fokus kepada pelaksanaan metode muraja'ah. Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah.
4. Azizzah Nur Istiqomah, mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan judul "Penerapan Metode Muraja'ah Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur'an Santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Muhammadiyah Atmo Wahjono WERU
27 Nuryanti, “Penerapan Metode Muraja’ah Dalam Menghafal Al-Qur’an Peserta Didik SDIT Iqra’ I Kota Bengkulu” (Skripsi, IAIN Bengkulu), 44-49.
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020". Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini tergolong jenis penelitian kualitatif fenomenologis.28
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Dalam proses meningkatkan hafalan menggunakan metode Muraja’ah ada 2 konsep yang diterapkan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Muhammadiyah Atmo Wahjono. 2) Pengajar diharuskan mengikuti tahapan-tahapan yang sudah ditentukan oleh pihak pondok pesantren, jadi setiap halaqah melaksanakan tahapan-tahapan yang sama. 3) Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Muhammadiyah Atmo Wahjono telah melaksanakan teori dengan baik dalam pelaksanaannya, optimal dalam penerapan, dan efektif dalam hasilnya. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode muraja'ah. Dan perbedaan dari penelitian ini adalah Azizzah Nur Istiqomah hanya fokus kepada pelaksanaan metode muraja'ah dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an. Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah dalam program tahfidz Al-Qur’an.
5. Haiyin Nur Aini, mahasiswi prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Ponorogo. Dengan judul "Implementasi Metode Muraja'ah Dalam Menjaga Kualitas Hafalan Al-Qur'an Para Huffadz di Pondok Pesantren Darussalam Pucang Kradinan Dolopo Madiun". Penelitian ini menggunakan pendekatan
28 Azizzah Nur Istiqomah, "Penerapan Metode Muraja'ah Dalam Meningkatkan Hafalan Al- Qur'an Santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Muhammadiyah Atmo Wahjono WERU Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020" (Skripsi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2020), 5.
kualitatif. Penelitian ini tergolong jenis penelitian bersifat kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.29
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Dalam perencanaan metode muraja’ah yang ada di Pondok Pesantren ini sudah dipertimbangkan dengan sangat matang. 2) Pelaksanaan metode muraja’ah ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. 3) Evaluasi yang dilakukan oleh pembimbing tahfidz di Pondok Pesantren Darussalam Pucang Kradinan disini yaitu dengan diadakannya sima’an Al-Qur’an satu bulan sekali yaitu guna melihat penguasaan santri huffadz dalam menjaga hafalannya. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode muraja'ah. Dan perbedaan dari penelitian ini adalah Haiyin Nur Aini hanya fokus kepada pelaksanaan metode muraja'ah dalam menjaga kualitas hafalan Al-Qur’an. Sedangkan, peneliti ini fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah dalam mulok tahfidz Al-Qur’an.
Tabel 1. Original Penelitian No Nama, Judul Peneliti
dan Tahun Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Mahbuddin. Penerapan Metode Tahsin dan
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai
Persamaan dalam penelitian ini adalah
Perbedaan dari penelitian ini
29 Haiyin Nur Aini, "Implementasi Metode Muraja'ah Dalam Menjaga Kualitas Hafalan Al- Qur'an Para Huffadz di Pondok Pesantren Darussalam Pucang Kradinan Dolopo Madiun" (Skripsi, IAIN Ponorogo, 2021), 35-41.
Tahfidz Al-Qur’an (T2Q) Terhadap
Pembelajaran Al-Qur’an di SMP Islam Athirah I Kota Makassar. Tahun 2017
berikut: 1) Penerapan metode tahsin dan tahfidz pada SMP Islam Athirah I Kota Makassar diterapkan lima kali dalam sepekan. Sehingga peserta didik lebih cepat paham dan cepat menghafal Al- Qur'an. 2) Bentuk metode tahsin dan tahfidz (T2Q) yang digunakan, ada berbagai variasi yang diterapkan oleh ustadz
(pembimbingnya). 3) Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam menghafal Al-Qur'an.
a. Sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode tahsin.
adalah Mahbuddin hanya fokus kepada pelaksanaan metode tahsin. Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah.
2. Nopri Susandi.
Efektivitas Kegiatan Muraja’ah Al-Qur’an Sebelum Belajar Dalam Menunjang Pencapaian Target Hafalan Siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pekanbaru. Tahun 2020
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1)
Pelaksanaan kegiatan muraja’ah sebelum belajar sangat baik dan sangat efektif dalam menunjang mencapai target hafalan siswa. 2) Ada beberapa faktor utama efektifnya kegiatan muraja’ah sebelum belajar dalam menunjang pencapaian target hafalan siswa.
Persamaan dalam penelitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode muraja'ah.
Perbedaan dari penelitian ini adalah Nopri Susandi hanya fokus kepada pelaksanaan metode muraja'ah.
Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah.
3. Nuryanti. Penerapan Metode Muraja’ah Dalam Menghafal Al- Qur’an Peserta Didik SDIT Iqra’ I Kota Bengkulu. Tahun 2021
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) penerapan metode muraja’ah sangat penting, wajib bagi peserta didik
Persamaan dalam penelitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas tentang pelaksanaan
Perbedaan dari penelitian ini adalah Nuryanti hanya fokus kepada pelaksanaan metode muraja'ah.
dalam menjaga hafalan. 2) Ada beberapa kendala dalam penerapan metode muraja’ah bukan hanya dari peserta didik saja, tetapi ada juga dari ustadz/ustadzah.
metode muraja'ah.
Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah.
4. Azizzah Nur Istiqomah.
Penerapan Metode Muraja'ah Dalam Meningkatkan Hafalan Al-Qur'an Santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Muhammadiyah Atmo Wahjono WERU Sukoharjo Tahun Pelajaran 2019/2020.
Tahun 2020
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Dalam proses meningkatkan hafalan menggunakan metode Muraja’ah ada 2 konsep yang diterapkan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Muhammadiyah Atmo Wahjono. 2) Pengajar diharuskan mengikuti tahapan-
Persamaan dari penelitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas tentang pelaksanaan metode muraja'ah.
Perbedaan dari penelitian ini adalah Azizzah Nur Istiqomah hanya fokus kepada pelaksanaan metode muraja'ah dalam meningkatkan hafalan Al-Qur’an.
Sedangkan, peneliti lebih fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah dalam
tahapan yang sudah ditentukan oleh pihak pondok pesantren, jadi setiap halaqah melaksanakan
tahapan-tahapan yang sama. 3) Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an
Muhammadiyah Atmo Wahjono telah melaksanakan teori dengan baik dalam pelaksanaannya, optimal dalam penerapan, dan efektif dalam hasilnya.
mulok tahfidz Al- Qur’an.
5. Haiyin Nur Aini.
Implementasi Metode Muraja'ah Dalam Menjaga Kualitas Hafalan Al-Qur'an Para
Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Dalam perencanaan metode muraja’ah yang ada
Persamaan dari penelitian ini adalah:
a. Sama-sama membahas tentang
Perbedaan dari penelitian ini adalah Haiyin Nur Aini hanya fokus kepada pelaksanaan
Huffadz di Pondok Pesantren Darussalam Pucang Kradinan Dolopo Madiun. Tahun 2021
di Pondok Pesantren ini sudah
dipertimbangkan dengan sangat matang. 2)
Pelaksanaan metode muraja’ah ini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja. 3) Evaluasi yang dilakukan oleh pembimbing tahfidz di Pondok Pesantren Darussalam Pucang Kradinan disini yaitu dengan diadakannya sima’an Al-Qur’an satu bulan sekali yaitu guna melihat penguasaan santri huffadz dalam menjaga hafalannya.
pelaksanaan metode muraja'ah.
metode muraja'ah dalam menjaga kualitas hafalan Al- Qur’an. Sedangkan, peneliti ini fokus kepada pelaksanaan metode tahsin dan metode muraja'ah dalam mulok tahfidz Al-Qur’an.
B. Kajian Teori 1. Metode Tahsin
a. Pengertian Metode Tahsin
Secara bahasa, metode tahsin terdiri dari dua suku kata yang berbeda, yaitu kata metode dan kata tahsin. Metode merupakan cara yang dipergunakan dalam menyampaikan suatu materi kepada peserta supaya tujuan inti dari proses penyampaian materi tersebut mampu tercapai dengan sebaik mungkin.30 Menurut Majid, metode merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.31 Metode dalam bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqoh yang berarti langkah-langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Hasan Langgulung mendefinisikan, bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan pendidikan. Abd Al-Rahman Ghumaimah mendefinisikan, bahwa metode adalah cara-cara yang praktis dalam mencapai tujuan pengajaran. 32Sehingga, dapat disimpulkan bahwa, metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang digunakan oleh pendidik dalam
30 Rohmadi."Aplikasi Metode Tahsin Untuk Belajar Al-Qur'an Dalam Pendampingan Kelompok Perempuan di Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir", Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, vol. 9, no. 1 (2020): 5.
31 Niken Vioreza, Model dan Metode pembelajaran (Surabaya: CV Jakad Media Publishing, 2020), 97.
32 Muwahidah Nur Hasanah, Metode Pembelajaran PAI (Sumatera Barat: CV Azka Pustaka, 2022), 1-2.
proses pembelajaran agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan, kata Tahsin berasal dari kata kerja yang memiliki arti untuk memperbaiki, memperindah, membuat lebih baik dari sebelum nya, menghiasi, dan membaguskan. Kata tahsin Al-Qur’an berarti suatu cara untuk membaguskan pelafalan ayat-ayat Al-Qur’an sesuai dengan kaidah nya, seperti pelafalan setiap huruf, tajwid, harakat, hingga keindahan bacaan.33 Sehingga, tahsin berarti cara membaca Al-Qur'an menggunakan kaidah ilmu tajwid, seperti makharijul huruf dan hukum bacaan. Untuk itu, tahsin sangat diperlukan agar bisa membaca Al- Qur'an dengan baik dan benar. Tujuan utama dari penguasaan tahsin Al- Qur’an adalah untuk menjaga lidah kita agar terhindar dari segala jenis kesalahan saat membaca ayat Al-Qur’an, baik kesalahan dalam penyebutan huruf, maupun kesalahan dalam penerapan ilmu tajwid.
Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya, membaca Al-Qur’an menggunakan tahsin mampu menjaga huruf-huruf hijaiyah yang keluar agar tetap sesuai dengan makhraj nya, menjaga hukum-hukum bacaan, hingga dapat menghayati bacaan sehingga suara yang dikeluarkan ketika membaca Al-Qur’an pun terdengar indah. Proses pembelajaran tahsin Al-Qur’an terjadi ketika ilmu tahsin yang terdiri dari hukum-hukum bacaan, sifat huruf, dan
33 Rohmadi."Aplikasi Metode Tahsin Untuk Belajar Al-Qur'an Dalam Pendampingan Kelompok Perempuan di Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir", Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, vol. 9, no. 1 (2020): 5.
makhraj huruf tersebut diajarkan kepada orang lain dengan baik dan benar.34
Tahsin adalah cara membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar dengan menggunakan kaidah-kaidah yang terdapat dalam ilmu tajwid, di samping memperbagus dan memperbaiki bacaan. Tahsin Al-Qur'an sering juga disebut Tahsin al-Qira’ah atau tahsin tilawah yang maknanya ialah perbaikan bacaan Al-Qur'an. Kegiatan perbaikan dalam hal membaca Al-Qur'an dalam tradisi Islam diatur dengan ilmu tajwid.
Hal itu meniscayakan seseorang yang membaca Al-Qur'an hendaknya memahami ilmu tersebut. Ilmu tajwid adalah ilmu yang mengatur bagaimana membaca Al-Qur'an dengan baik, yakni kaidah-kaidah melafalkan huruf-huruf sesuai dengan makharijul ḥuruf (tempat-tempat keluarnya huruf) dan faṣaḥah-nya.35
Menurut Abdur rauf, metode tahsin adalah salah satu cara untuk tilawah Al-Qur’an yang menitikberatkan pada makhraj (tempat keluarnya huruf), sifat-sifat huruf dan ilmu tajwid. Metode ini melalui talaqqi (bertemu langsung) dan musyafahah (pembetulan bibir saat membaca) berhadapan langsung dengan guru atau syaikh yang sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah SAW. Sehingga, metode ini sangat menekankan pada pengucapan huruf ketika dikeluarkan.
34 Rohmadi."Aplikasi Metode Tahsin Untuk Belajar Al-Qur'an Dalam Pendampingan Kelompok Perempuan di Kelurahan Kutaraya Kecamatan Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir", Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, vol. 9, no. 1 (2020): 5.
35 Muhammad Shaleh Assingkily."Peran Program Tahfidz dan Tahsin Al-Qur'an Dalam Meningkatkan Literasi Al-Qur'an Siswa Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ummah Kotagede Yogyakarta"", Jurnal Mudarrisuna, vol 9, no. 1 (2019): 21-22.
Menurut Ahmad Annuri, tahsin berasal dari kata (
- ُن ِ س َح ُي - َن َّس َح َت ْح
ْ ي ًنا ِس
) yang artinya memperbaiki, membaguskan, menghiasi,mempercantik, membuat lebih baik dari semula.36
Para ulama memberikan batasan mengenai tahsin, yaitu mengeluarkan huruf-huruf Al-Qur'an dari tempat keluarnya (makharijul huruf) dengan memberikan hak dan mustahak nya. Yang dimaksud dengan hak adalah menegaskan huruf disertai dengan penerapan sifat- sifat nya seperti mengalirnya nafas atau sebaliknya (hams dan jahr) atau menebalkan huruf tertentu dengan cara mengangkat pangkal lidah atau menipiskan nya (Isti'la dan Istifal) yang keseluruhan sifat huruf tersebut berjumlah 17 sifat. Adapun yang dimaksud mustahak adalah mengaplikasikan sifat-sifat tambahan karena adanya penyebab, misalnya terjadinya pertemuan huruf lainnya seperti idgham, ikhfa', iqlab atau mengaplikasikan kesempurnaan konsisten tanda panjang sesuai dengan tuntutannya. Untuk mencapai kesempurnaan penguasaan ilmu ini secara teori dan praktik, setiap muslim dituntut untuk mengoptimalkan usaha melalui latihan-latihan dan praktik membaca yang senantiasa didampingi oleh orang yang dianggap sudah baik bacaannya.37Untuk itu, seorang guru sangat diperlukan ketika seseorang
36 Della Indah Fitriani."Penerapan Metode Tahsin Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur'an Siswa Sekolah Menengah Atas", Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, vol. 5, no. 1 (2020): 4.
37 Suwarno, Tuntunan Tahsin Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 4-9.
belajar makharijul huruf. Agar pengucapan setiap huruf Hijaiyah nya benar dan tepat ketika dikeluarkan. Dengan adanya guru, dapat membantu kita untuk berlatih dalam mengucapkan huruf Hijaiyah tersebut.
b. Kewajiban Tahsin Al-Qur'an
Ada beberapa hal yang menyebabkan kita harus "tahsin" dalam membaca Al-Qur'an, sebagai berikut:
1) Perintah Allah SWT
Mempelajari tahsin adalah suatu perintah Allah SWT.38 Allah SWT memerintahkan dalam Q.S Al-Muzammil ayat 4:
ًلْيِتْرَ ت َن ٰاْرُقْلا ِلِ تَرَو (
٤
“... dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil”
Para ulama telah sepakat bahwa yang dimaksud dengan tartil adalah membaca dengan pelan-pelan, penuh ketenangan, dan perhatian yang serius dengan memperjelas pengucapan huruf- hurufnya. Imam Al-Baidhawi menambahkan, bahwa kesempurnaan tersebut dengan cara melatih lisan atau pengulangan dan merutinkan bacaan sambil mempraktekkan kesempurnaan pembacaan huruf-huruf yang tipis (tarqiq) dan tebal (tafkhim), memendekkan huruf yang pendek dan memanjangkan huruf yang panjang serta mengaplikasikan kaidah
38 Yusuf.”Edumaster, Juli 2020. https://edumasterprivat.com/ .
yang lainnya yang terangkum dalam materi tahsin lainnya.
39Sehingga, yang dibutuhkan adalah kehati-hatian, saat pengucapan huruf nya agar jelas dan benar.
Pengertian ini juga yang ditegaskan oleh seorang pakar tafsir, M. Ali As-Shabuni yang menerangkan tentang Q.S Al-Muzammil ini, dan menambahkan agar pembacaan demikian dapat mengantarkan pada perasaan ta'zhim (keagungan) yang dikandung Al-Qur'an dan berusaha merenungi (tadabbur) makna-makna nya.
Dan seorang sahabat terkenal yaitu Ali bin Abi Thalib, mendefinisikan secara singkat tentang tartil. Beliau menyimpulkan makna tartil yaitu membaguskan pengucapan huruf-huruf nya serta mengetahui tempat-tempat berhentinya.
Perintah membaca Al-Qur'an dengan tartil lebih ditegaskan lagi dengan pemahaman ayat di atas ketika kata perintah "rattil"
terulang kembali dalam bentuk mashdar “tartilan”, yang menegaskan makna adanya perintah yang besar mengenai terealisasinya perintah Allah SWT ini.
Dengan mengikuti perintah Allah SWT yakni perintah tahsin, maka seseorang sudah berpahala. Pahala belajar tahsin dari setiap huruf hijaiyah yang dibaca.40
39 Suwarno, Tuntunan Tahsin Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 4-9.
40 Yusuf.”Edumaster, Juli 2020. https://edumasterprivat.com/.
2) Refleksi Keimanan Setiap Hamba Yang Taat
Refleksi otentiknya wujud dalam penghambaan yang tulus hanya kepada Allah SWT dan kecintaan kepada-Nya yang melebihi kecintaan-Nya kepada siapapun selain-Nya. Dalam diri hamba yang sejati yang memberikan panduan bagi amal shalih, amal yang dimotivasi oleh kesadaran penghambaan yang tulus yang ditujukan semata-mata karena Allah SWT demi meraih ridho-Nya.41
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah: 121
هَنْوُلْ تَ ي َبٰتِكْلا ُمُهٰ نْ يَ تٰا َنْيِذَّلَا َّقَح ٗ
هِتَو َلِت ۗ ٗ
َكِئٰٰٓلوُا َنْوُ نِمْؤُ ي ِب ه ۗ ٗ ْنَمَو ْرُفْكَّي
هِب ٗ
ُاَف َكِئٰٰٓلو ُمُه َنْوُرِسٰخْلا
"Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi."42
Saiful Islam Mubarak menuliskan dalam Risalah Mabitnya, ada beberapa hal yang perlu diresapi sebagai tadabbur dari ayat di atas, antara lain:43
41 Darmadi, Konservasi Sumber Daya Manusia Dalam Ekosistem Pendidikan Islam (Gresik:
CV. Jendela Sastra Indonesia Press, 2018), 406.
42 Abu Salsa, Mushaf Al-Qira’ah, (Sidoarjo:Al-Fasyam, 2015), 14.
43 Suwarno, Tuntunan Tahsin Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 4-9.
1. Kata tilawah berarti membaca. Hal ini mengesankan keistimewaan Al-Qur'an dibanding kitab lainnya yang mendorong kita untuk mengetahui rahasia ketika membacanya.
2. Yang dimaksud dengan haqqa tilawatihi, bacaan yang sebenarnya, adalah bacaan sebagaimana Jibril membacakannya kepada Nabi Muhammad Saw,44 ini menunjukkan bahwa membaca Al-Qur'an mempunyai aturan tertentu yang tidak dimiliki bacaan selainnya dan orang yang membaca dengan demikian adalah yang beriman kepadanya.
3. Ayat di atas menjelaskan dua golongan manusia, yang beriman dan kufur. Golongan pertama adalah yang membaca al-Kitab dengan bacaan sebenarnya yaitu sesuai dengan bacaan Rasulullah Saw. Oleh karena itu, mempelajari tahsin atau tajwid bukan masalah yang patut diremehkan, sebab ia sangat berhubungan dengan masalah keimanan.
3) Mengikuti Jejak Rasulullah Saw, para sahabat dan pewarisnya Para Nabi, sahabat, tabi'in dan generasi selanjutnya adalah orang-orang terbaik yang menjalankan agamanya dengan sempurna.
Mereka sudah menyempurnakan ibadah dan pengabdiannya kepada Allah SWT dengan penuh kesungguhan. Mereka adalah orang- orang yang sempurna dalam menjalankan ketakwaan kepada Allah SWT. Oleh karena itu, apabila seorang muslim mencontohkan serta
44 Suwarno, Tuntunan Tahsin Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 4-9.
mengikuti jejak langkah mereka, ia akan memperoleh kesempurnaan dalam beribadah.45
Banyak hadis serta atsar sahabat yang menjelaskan keutamaan orang-orang yang senantiasa berinteraksi dengan Al-Qur'an, mulai dari memelihara kesempurnaan bacaannya hingga menghafalnya.
Namun cukuplah satu hadis Rasul yang menegaskan para ahli Al- Qur'an adalah orang-orang yang terbaik.
Seperti dalam hadis yang disebutkan oleh Muhammad Farid Wajdi bahwa Rasulullah Saw bersabda:
ُهَمَّلَعَو َنآْرُقْلا َمَّلَعَ ت ْنَم ْمُكُرْ يَخ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`an dan mengajarkannya.”
Sebagaimana dalam hadis di atas, Rasulullah menegaskan bahwa kedudukan seseorang menjadi yang terbaik ditunjukkan diantaranya dengan dua aktivitas utama ketika berinteraksi dengan Al-Qur'an, yaitu belajar dan mengajarkan. Memang, untuk mencapai manfaat maksimum dari kitab Allah SWT ini adalah dengan melaksanakan dua aktivitas tersebut, dengan demikian terbukalah pintu-pintu kebaikan lainnya. Belajar adalah syarat utama untuk mencapai puncak ilmu dengan segala persyaratan yang harus dilakukan, sedangkan mengajarkan adalah memberikan
45 Muhammad Farid Wajdi, Jangan Khawatir, Allah Bersamamu! (Bandung: PT Mizan
Pustaka, 2016), 83.
kemanfaatan terhadap orang lain dari apa yang dipelajarinya di samping sebagai kontrol terhadap dirinya agar melaksanakan setiap ilmu yang dipelajarinya jauh sebelum ia ajarkan kepada orang lain.
Abdullah Zulfidar Akaha dalam bukunya 13 orang terbaik dalam Islam, menerangkan maksud mempelajari Al-Qur'an dari hadis di atas adalah belajar membaca Al-Qur'an dengan disertai hukum tajwidnya, agar dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil dan benar seperti ketika diturunkannya.46
Sehingga, menghafal Al-Qur’an berarti meneladani Rasulullah SAW, sebab beliaulah yang pertama kali menghafalkannya. Bahkan, setiap bulan Ramadhan Malaikat Jibril datang untuk mengecek hafalan beliau.47
4) Memelihara Al-Qur'an dari Kesalahan Yang Tidak Layak
Para ulama membagi 2 kesalahan dalam membaca Al-Qur'an, kesalahan pertama adalah lahan Jaliyy, yaitu kesalahan yang mudah diketahui seperti pengucapan huruf
ش
yang dibaca dengan hurufس
,tentunya kesalahan ini tanpa disadari telah merubah huruf Al-Qur'an sehingga dihukumi sebagai kesalahan fatal yang menyebabkan keharaman, apalagi kalau sampai merubah maknanya. Kesalahan kedua adalah yang disebut dengan lahn Khofiy, yaitu kesalahan yang
46 Suwarno, Tuntunan Tahsin Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 4-9.
47 Cece Abdulwaly, Pedoman Muraja’ah Al-Qur’an (Sukabumi: Farha Pustaka, 2019), 72-74.
diketahui oleh orang-orang tertentu, di antaranya orang-orang yang memahami ilmu tajwid Al-Qur'an. Kesalahan ini berkisar pada ketidakmampuan menerapkan kaidah hukum seperti idgham, ikhfa, iqlab dan lainnya. Kesalahan ini tergolong ringan, sehingga sebagian menghukumnya makruh, namun ada pula yang mengharamkannya, sebab dengan demikian telah ikut merusak keindahan Al-Qur'an. Dengan mempelajari tahsin maka dipandang adanya usaha dari kita untuk membebaskan diri dari perangkat kesalahan ini dan berharap agar Allah SWT senantiasa mengampuni ketidakmampuan untuk mencapai kesempurnaannya setelah berusaha secara maksimal.
5) Menuju Kesempurnaan Ridha Allah SWT
Mengamalkan membaca Al-Qur'an dengan segala kesempurnaannya, karena dilandasi dengan keyakinan akan jaminan Allah dan rasul-Nya akan mengantarkan pada golongan para ahli Qur'an yang disanjung oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw bersabda, "Orang yang membaca Al-Qur'an dan ia pandai dalam membacanya, ia akan bersama para malaikat yang menjadi utusan yang mulia lagi suci, sedangkan orang yang membaca Al- Qur'an namun terbata-bata, kesulitan terhadap kesetaraan dalam membacanya, ia akan memperoleh dua pahala." (HR. Bukhari dan Muslim). Maka orang demikian akan berusaha meminimalisir kesalahan bahkan melepaskan diri dari setiap kesalahan walau yang
makruh sekalipun, karena ia paham makruh berarti dibenci oleh Allah SWT.48
c. Langkah Menjalankan Metode Tahsin
Beberapa langkah mengajarakan membaca Al-Qur’an dalam pembelajaran:
1) Privat/Sorogan/Individul
Privat adalah memberikan materi sesuai dengan kemampuannya menerima pelajaran, sehingga dengan demikian privat yaitu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara satu persatu.49
2) Kelassikal-Individual
Kelassikal cakupannya lebih luas dibandingkan dengan sorogan atau privat, karena klasikal yaitu pembelajaran secara massal (bersama-sama) dalam suatu kelompok atau kelas.50
3) Kelassikal Baca Simak (KBS)
Strategi mengajar menggunakan kelassikal baca simak yaitu mengajar dengan strategi kelassikal yang kemudian dilanjutkan mengajar individu, tetapi disimak oleh pendidik dan peserta didik lainnya, pelajaran yang dimulai dari pokok pelajaran yang paling rendah terus bertahap secara berurutan sampai pada peserta didik pelajaran yang tinggi. Dengan demikian apabila ada peserta didik
48 Suwarno, Tuntunan Tahsin Al-Qur’an (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2016), 4-9.
49 Della Indah Fitriani."Penerapan Metode Tahsin Untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca Al-Qur'an Siswa Sekolah Menengah Atas", Jurnal Pendidikan Islam Indonesia, vol. 5, no. 1 (2020): 5.
50 Fitriani, 5.
yang membaca yang lain menyimak, sehingga apabila salah dalam membaca kawan-kawan dan pendidik bisa langsung menegurnya.
2. Metode Muraja’ah
a. Pengertian Metode Muraja’ah
Metode merupakan hal yang diperlukan oleh Guru, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan muraja’ah adalah pengulangan, artinya muraja’ah secara kontinyu akan menguatkan hafalan. Muraja’ah secara kontinyu lebih penting dari hafalan itu sendiri. Muraja’ah secara kontinyu itulah hakekat dari menghafal. Tidak mungkin bisa menghafal Al-Qur’an tanpa kontinyu melakukan muraja’ah (pengulangan). Tanpa muraja’ah, hafalan akan cepat lepas dan tidak lama. Sering muraja’ah berarti sering membaca Al-Qur’an. Sehingga, metode muraja’ah (Pengulangan) yaitu upaya mengulang kembali hafalan yang sudah pernah dihafalkan untuk menjaga dari lupa dan salah.51Untuk itu, muraja'ah sangat penting untuk menjaga hafalan Al-Qur'an agar tidak hilang. Muraja'ah memang sulit untuk dilakukan secara konsisten, tetapi jika kita selalu membiasakannya maka akan menjadi terbiasa dan tidak nyaman ketika tidak dilakukan.
Kata muraja'ah, merupakan mashdar dari kata kerja raja'a (
َع َجا َر
)-yuraji'u (
ُع ِجا َر ُ ي
), yang berarti kembali atau pulang.52 Selanjutnya, kata51 M.Ilyas.”Metode Muraja’ah Dalam Menjaga Hafalan Al-Qur’an”, Jurnal Pendidikan Islam, vol. 5, no. 1 (2020): 12.
52 Cece Abdulwaly, Pedoman Muraja’ah Al-Qur’an (Sukabumi: Farha Pustaka, 2019), 72-74.
muraja'ah sendiri kemudian diartikan dengan meninjau ulang, memeriksa kembali dan mengecek. Mengulang hafalan Al-Qur'an disebut muraja'ah karena ia tidak dapat dilakukan kecuali setelah kembali dulu ke belakang, lalu maju lagi. Maka dapat disimpulkan bahwa, muraja'ah hafalan Al- Qur'an adalah upaya untuk kembali mengulang-ulang dan mengecek apa yang sudah dihafalkan sebelumnya, agar hafalan Al-Qur'an menjadi semakin kuat dan terjaga.53 Muraja'ah atau mengulang-ulang hafalan Al- Qur'an ini merupakan satu paket yang tidak boleh terpisahkan dari menghafal Al-Qur'an itu sendiri.
Sementara itu, hafalan yang diulang tentu saja adalah hafalan yang sudah didapatkan dengan baik sebelumnya atau yang sudah diperdengarkan oleh guru atau Kyai. Hafalan yang sudah diperdengarkan di hadapan guru atau Kyai yang semula sudah dihafal dengan baik dan lancar itu memang terkadang masih saja, bisa jadi terlupakan atau bahkan mungkin menjadi hilang sama sekali jika ditinggalkan. Karena itu harus dilakukan muraja'ah atau mengulang kembali hafalan yang telah dihafal dan diperdengarkan tersebut. Muraja'ah biasanya digunakan sebagai istilah untuk mengulang yang sudah hafal sebelum masa ingatannya berakhir dan dilakukan sebanyak-banyaknya guna menjaga dan meningkatkan kualitasnya, baik dari sisi kelancaran tajwid, kefasihan, dan penguasaan hafalan.54 Hal tersebut bisa dilakukan sendiri maupun
53 Cece Abdulwaly, Pedoman Muraja’ah Al-Qur’an (Sukabumi: Farha Pustaka, 2019), 72-74.
54 Abdulwaly, 72-74.