• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelatihan Simplifikasi Pemotongan Pajak Pengasilan

N/A
N/A
tax dharmap

Academic year: 2023

Membagikan "Pelatihan Simplifikasi Pemotongan Pajak Pengasilan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN SIMPLIFIKASI PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Kuliah Umum PKN STAN

Jakarta, 19 Mei 2023

(2)

PASAL 21 UU PPH

Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh

Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

Pemotong :

pemberi kerja yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai;

bendahara pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan;

dana pensiun atau badan lain yang membayarkan uang pensiun dan pembayaran lain dengan nama apa pun dalam rangka pensiun;

badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas; dan

penyelenggara kegiatan yang melakukan pembayaran sehubungan dengan pelaksanaan suatu

kegiatan.

(3)

Orang Pribadi Bukan Pegawai

Imbalan Penghasilan lain jasa

Subjek Lain

Peserta Kegiatan

Mantan pegawai menerima imbalan

Pegawai

Pegawai Tidak Tetap Pegawai Tetap

Imbalan pekerjaan

Teratur

Tidak teratur Peserta dapen

berstatus pegawai

Dewan Komisaris/

Dewan Pengawas Subjek

Objek

Pensiunan Tenaga Ahli

Pemberi Jasa dalam segala bidang Distributor Multilevel Marketing

Seniman

gaji honorarium

uang pensiun bulanan bonus

THR

honorarium komisi

fee

jasa produksi/tantiem

uang saku penghargaan hadiah perlombaan manfaat pension yang

ditarik pegawai upah

SUBJEK & OBJEK PPh PASAL 21

Sekaligus uang pensiun uang pesangon

(4)

Skenario lain Ph. teratur

Selain Masa Pajak Terakhir

Harian Mingguan

Bulanan Uang Rapel Pindah Tugas Mulai Bekerja Tahun Berjalan Berhenti Bekerja

Tahun Berjalan Kehilangan kewajiban pajak

subjektif Baru memiliki

NPWP Masa Pajak Terakhir

Terdapat + 400 skenario penghitungan

pemotongan PPh Ps. 21

Implementasi Coretax System

Simplifikasi Penghitungan PPh Pasal 21

kemudahan pelaksanaan pemenuhan kewajiban perpajakan kepada Wajib Pajak perlu penerapan Tarif Efektif Pemotongan PPh Pasal 21

Reformasi Perpajakan

Kondisi saat ini

(5)

1. PMK-252/PMK.03/2008

Tata Cara Pemotongan PPh Ps 21 Umum

PER-16/PJ/2016

Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Ps 21 Umum

2. PMK-250/PMK.03/2008

Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun

3. PMK-102/PMK.03/2016

Penetapan Bagian Ph. Pegawai Harian dan Mingguan Serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya Yang Tidak Dikenakan Pot. PPh

1. PP 80 Tahun 2010

Tarif Pemotongan dan Pengenaan PPh 21 atas Penghasilan dari APBN/D

2. PMK-262/PMK.03/2010

Tata Cara Pemotongan PPh Ps 21 PNS/TNI/POLRI/Pejabat Negara

Ketentuan Existing

PNS/TNI/Polri/Pejabat Negara Umum

PP

PMK

Dasar hukum penerapan TER sesuai Pasal 21 ayat (5) UU PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah;

TER berlaku untuk Pegawai kriteria umum dan juga PNS/TNI/ POLRI/PN;

Diatur lebih lanjut dengan PMK.

Pengganti PMK-252/2008, PMK- 250/2008, dan PMK-102/2016.

Perubahan PMK-262/2010

PER &

KEP DIRJEN

Pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh pasal 21;

Penyempurnaan administrasi pemotongan PPh Pasal 21.

Rencana Pengaturan

PENGATURAN PPH PASAL 21

(6)

URGENSI PENGATURAN

Pemotongan PPh Pasal 21 saat ini memiliki ±400 skenario penghitungan atas penghasilan dari pekerjaan, usaha, dan kegiatan yang diterima oleh WP Orang Pribadi. Hal ini membingungkan WP dan secara administrasi perpajakan juga memberatkan bagi WP yang berusaha untuk melakukan kewajiban perpajakannya dengan benar.

Simplifikasi Perhitungan PPh Pasal 21 bertujuan untuk:

memberikan kemudahan bagi WP untuk menghitung pemotongan PPh Pasal 21 di tiap Masa Pajak;

meningkatkan kepatuhan WP dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya; dan

memberikan kemudahan dalam membangun sistem administrasi perpajakan yang mampu melakukan validasi atas perhitungan Wajib Pajak.

Dengan demikian, diharapkan proses bisnis yang efektif, efisien, dan akuntabel dapat terwujud.

(7)

Benchmark Tabel Tarif Efektif Malaysia

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

(sumber: https://phl.hasil.gov.my/pdf/pdfam/Jadual_PCB_2018.pdf) Cuplikan halaman pertama dari 733 halaman

(8)

tool ki t

Benchmark Tabel Tarif Amerika Serikat

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

US Federal Employment Tax

(sumber: https://www.irs.gov/businesses/small-businesses-self-employed/employment-taxes )

(9)

tool ki t

Benchmark Tabel Tarif Efektif Australia

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

Tax Table employment payroll tax dari Australia

(sumber: https://www.ato.gov.au/rates/tax-tables/ )

Berikut halaman pertama dari 9 halaman

(10)

Rahasia Hanya Untuk Internal DJP

TARIF EFEKTIF BULANAN

TER A = PTKP: TK/0 (54 juta); TK/1 & K/0 (58,5 juta)

TER B = PTKP: TK/2 & K/1 (63 juta); TK/3 & K/2 (67,5 juta) TER C = PTKP: K/3 (72 juta)

RANCANGAN PERUBAHAN PEGAWAI TETAP & PENSIUNAN

Masa Pajak Penghitungan

Setiap masa, kecuali masa pajak terakhir Ph. Bruto x TER Bulanan

Masa pajak terakhir (Ph. Bruto – Biaya Jabatan/Pensiun – Iuran Pensiun – Zakat/Sumbangan Keagamaan Wajib – PTKP) x Tarif Ps. 17

Rancangan Pegawai Tetap To Be

(11)

Penghasilan Bruto Harian TER Harian

<= Rp450ribu 0% x Ph Bruto Harian

> Rp450ribu – Rp2,5 juta 0,5% x Ph Bruto Harian

Tarif Pegawai Tidak Tetap Existing

Penghasilan Bruto Tarif

< Rp450ribu / hari Tidak dipotong

> Rp450.000/hari - ≤ Rp4.500.000/bulan 5% x (Ph.Bruto - Rp450.000)

> Rp4.500.000/bulan - Rp10.200.000/bulan 5% (Ph Bruto – PTKP sehari)

>10.200.000/bulan Tarif Psl 17 x (Ph Bruto disetahunkan-PTKP)

Dibayar bulanan Tarif Psl 17 x (Ph. Bruto – PTKP)

RANCANGAN PERUBAHAN PEGAWAI TIDAK TETAP

Penghasilan Bruto Harian Tarif

>= Rp2,5 juta Tarif Psl 17 x 50% x Ph Bruto

Dibayar bulanan Tarif Efektif Bulanan x Ph Bruto

Tarif Pegawai Tidak Tetap To Be

(12)

Tarif Bukan PegawaiExisting

Kondisi Tarif

Tidak Berkesinambungan Psl 17 x (Ph. Bruto x 50%)

Berkesinambungan, memiliki NPWP, hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Psl 21, dan tidak memperoleh penghasilan lainnya.

Psl 17 x ((Ph. Bruto x 50%)-PTKP)

*kumulatif Berkesinambungan, tidak memiliki NPWP atau memperoleh penghasilan

lainnya selain dari hubungan kerja dengan Pemotong PPh Ps 21.

Psl 17 x (Ph. Bruto x 50%)

*kumulatif

RANCANGAN PERUBAHAN BUKAN PEGAWAI

Tarif Bukan Pegawai To Be

Tarif Psl 17 x (Ph. Bruto x 50%)

(13)

Tarif Subjek Lainnya Existing

Subjek Pajak Tarif

Peserta Kegiatan Psl 17 x Ph. Bruto

Pegawai menarik Dana Pensiun

Psl 17 x Ph. Bruto

*kumulatif Mantan Pegawai menerima bonus

Dewas/Komisaris tidak merangkap pegawai tetap RANCANGAN PERUBAHAN

SUBJEK LAINNYA

Tarif Subjek Lainnya To Be

Subjek Pajak Tarif

Peserta Kegiatan

Psl 17 x Ph. Bruto Pegawai menarik Dana Pensiun

Mantan Pegawai menerima bonus

Dewas/Komisaris tidak merangkap pegawai tetap TER Bulanan x Ph. Bruto

(14)

Proses Bisnis Pengelolaan SPT To Be

Seamless

Single window submission tax return preparation, submission and processing, seamless connection with payment process

Omnichannel

Dapat dilakukan di berbagaichannel baik di DGT maupun Pihak Lainnya

Single Source of Truth

validasi dan prepopulated data berdasarkan sumber data utama (misal DJBC, Peruri, dan lainnya)

User Experience

Simplifikasi formulir (termasuk standarisasi dan strukturisasi lampiran)

M. Tax Return Processing

M.01 Tax Return Preparation

M.02 Tax Return Submission

M.03 Tax Return Processing

M.01.1 Tax Invoice

M.01.2 e-Witholding slip

M.01.3 e-Statement

M.02.1 Tax Return Submission – Direct

Channel

M.02.2 Tax Return Submission – Post Office/Expedition Service/Courier Service

M.02.3 e-Statement

M.03.1 Tax Return Processing – Paper

Tax Return

M.03.2 Tax Return Processing – Electronic Tax Return

M.02.3 Tax Return Submission –Specified

Channel

Decomposition: Tax Return Processing

(15)

Detailed Design Proses Bisnis Pengelolaan SPT To Be

(16)

Business Process of E-bupot PPh 21

Wajib Pajak

Akses e-bupot Input/Impor

data bupot &

PPh disetor sendiri

Validation Generate

e-WHS

Generate Periodic Tax

Return

Prepopulated to Annual Tax

Return

DJP

(17)

Simplifikasi Formulir

Autogenerated & Validasi Kompensasi Kelebihan Setor Masa Pajak Sebelumnya

Pendetailan Data Pemotongan Pegawai tetap di bawah PTKP

Mengakomodasi fasilitas PPh DTP dan Fasilitas PPh lainnya

Autogenerated

Nomor Bukti Pemotongan

Penerbitan Bupot oleh WP Cabang dilakukan

berdasarkan

user access right

dan diprepopulated ke SPT Masa Induk di WP Pusat

Fitur Utama e-Bupot & SPT Masa PPh Pasal 21

Validasi Identitas Pihak yang Dipotong Fully Electronic

Prepopulated PPh Bulanan Pegawai Tetap ke Bupot A1/A2

Penerapan Tarif Efektif Penghitungan PPh 21

(18)

PERALIHAN

PERALIHAN

❖ Penyesuaian SPT legacy

❖ Penyisipan kalkulator TER

❖ Data migration procedure

Rencana Pemberlakuan Tarif Efektif 01 Januari 2024

Rencana Pemberlakuan SIAP Mei 2024

(19)

www.pajak.go.id

Pengenaan PPh atas penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan/atau

kenikmatan

#KemenkeuTepercaya

Tangerang Selatan, Mei 2023

(20)

Konsep Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan/atau 20

Kenikmatan

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

Penggantian atau imbalan

Hadiah/Penghargaan

Hibah, Sumbangan, Bantuan

Sehubungan dengan Pekerjaan atau Jasa

Pelaksanaan Kegiatan

Tanpa atau dengan hubungan tertentu

Uang

Natura/Kenikmatan

Uang

Natura/Kenikmatan Gaji, tunjangan, bonus,

upah, penghargaan kinerja, pembayaran kontrak, bayar sewa, dll

Hadiah lomba, penghargaan (award)

Uang

Natura/Kenikmatan

(21)

Konsep Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk Natura dan/atau 21

Kenikmatan

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

Pasal 4 ayat (1) UU PPh

penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya termasuk natura dan/atau kenikmatan, kecuali ditentukan lain dalam Undang-Undang ini

Penggantian atau imbalan Sehubungan dengan Pekerjaan atau Jasa

Uang

Natura/Kenikmatan Gaji, tunjangan, bonus,

upah, penghargaan

kinerja, pembayaran

kontrak, bayar sewa, dll

(22)

22

3

(23)

Perlakuan Perpajakan atas Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk 23

Natura dan/atau Kenikmatan

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

1. Penggantian atau imbalan dalam bentuk barang selain uang

2. Bentuk uang antara lain : cek, saldo tabungan, uang elektronik, dan saldo dompet digital.

3. Natura dialihkan dari pemberi kepada penerima

KARAKTERISTIK NATURA KARAKTERISTIK KENIKMATAN

1. Penggantian atau imbalan dalam bentuk hak atas pemanfaatan suatu fasilitas dan/atau pelayanan 2. Hak pemanfaatan suatu fasilitas/pelayanan dapat

bersumber dari:

a. Pemberi; atau

b. Pihak ketiga yang disewa dan/atau dibiayai pemberi

Natura

Imbalan berupa barang

Contoh : Pemberian mobil ex-dinas Kenikmatan

Imbalan berupa fasilitas/pelayanan

Contoh: Fasilitas mobil dinas

diberikan terkait hubungan pekerjaan atau jasa kepada pegawai dan pemberi jasa

OBJEK PAJAK (Taxable)

(24)

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

Perlakuan Perpajakan atas Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk 24

Natura dan/atau Kenikmatan

NATURA DAN/ATAU KENIKMATAN BUKAN OBJEK PAJAK PENGHASILAN

Natura/Kenikmatan di daerah tertentu

Natura/Kenikmatan untuk keharusan pekerjaan

Natura/Kenikmatan bersumber/dibiayai APBN/APBD/

APBDesa

Natura/Kenikmatan dengan Jenis dan/atau Batasan Tertentu Makanan/minuman/bahan makanan/bahan minuman bagi

seluruh pegawai

a. makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja;

b. kupon makanan dan/atau minuman bagi pegawai dinas luar meliputi pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya; dan/atau

c. bahan makanan dan/atau bahan minuman bagi seluruh Pegawai dengan batasan nilai tertentu.

1

2

3

4 a. sarana, prasarana, dan/atau fasilitas di lokasi kerja untuk Pegawai 5

& keluarganya berupa: tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, peribadatan, pengangkutan; dan/atau olahraga tidak termasuk golf, balap perahu bermotor, pacuan kuda, terbang layang, atau olahraga otomotif.

b. Sarana pengangkutan meliputi sarana bagi pegawai & keluarga nya dalam rangka penugasan

c. Lokasi mendapatkan penetapan daerah tertentu dari Direktur Jenderal Pajak (tata cara penetapan diatur di PMK)

a. natura dan/atau kenikmatan mengenai keamanan, kesehatan, dan/atau keselamatan Pegawai yang diwajibkan oleh K/L berdasarkan ketentuan perundangan

b. meliputi: pakaian seragam; peralatan untuk keselamatan kerja;

sarana antar jemput Pegawai; penginapan untuk awak kapal dan sejenisnya; dan/atau natura dan/atau kenikmatan yang diterima dalam rangka penanganan endemi, pandemi, atau bencana nasional.

a. Merupakan natura/kenikmatan dengan rincian yang mempertimbangkan:

jenis dan/atau nilai dari natura/kenikmatan ; dan/atau

kriteria penerima natura dan/atau kenikmatan.

b. Rincian natura/kenikmatan akan diatur pada Peraturan Menteri Keuangan

a. makanan dan/atau minuman yang disediakan oleh pemberi kerja di tempat kerja;

b. kupon makanan dan/atau minuman bagi pegawai dinas luar meliputi pegawai bagian pemasaran, bagian transportasi, dan dinas luar lainnya; dan/atau

c. bahan makanan dan/atau bahan minuman bagi seluruh Pegawai dengan batasan nilai tertentu.

a. natura dan/atau kenikmatan mengenai keamanan, kesehatan, dan/atau keselamatan Pegawai yang diwajibkan oleh K/L berdasarkan ketentuan perundangan

b. meliputi: pakaian seragam; peralatan untuk keselamatan kerja;

sarana antar jemput Pegawai; penginapan untuk awak kapal dan sejenisnya; dan/atau natura dan/atau kenikmatan yang diterima dalam rangka penanganan endemi, pandemi, atau bencana nasional.

(25)

www.pajak.go.id

#KemenkeuTepercaya

Perlakuan Perpajakan atas Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk 25

Natura dan/atau Kenikmatan

Keterangan Dasar Penilaian

Natura

(berupa barang) Nilai Pasar

Kenikmatan

(berupa fasilitas) Seluruh biaya yang dikeluarkan Pemberi

a. Imbalan & penggantian dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dipotong berdasarkan ketentuan Pemotongan yang berlaku.

b. Pemotongan dilakukan bersamaan dan dalam satu kesatuan dengan imbalan dalam bentuk uang.

c. Kewajiban pemotongan dimulai 1 Januari 2023

a. Ketentuan PPh atas natura/kenikmatan berlaku mulai 1 Januari 2022 dan mengikuti tahun buku pemberi natura/kenikmatan

b. Atas natura dan kenikmatan yang tidak dipotong PPh, wajib dihitung dan dibayar sendiri PPh terutangnya serta dilaporkan di SPT PPh Penerima.

KETENTUAN PENILAIAN KETENTUAN PEMOTONGAN

KETENTUAN PERALIHAN

a. tata cara penetapan daerah tertentu

b. natura/kenikmatan dengan jenis dan/atau batasan tertentu serta batasan nilai bahan makanan dan/atau bahan minuman bagi seluruh pegawai

c. tata cara penilaian dan penghitungan natura/

kenikmatan

PENGATURAN PADA PMK

(26)

4

(27)

www.pajak.go.id

(28)

www.pajak.go.id

Referensi

Dokumen terkait

melakukan pemotongan atau pemungutan pajak penghasilan yang terutang pada.. suatu transaksi yang

Pajak penghasilan menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2008 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan lainnya

Dalam skripsi ini penulis membahas penerapan Undang-Undang Perpajakan Khususnya pasal 23 dalam pelaksanaan pemotongan/pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan pasal

menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Tata Cara Pemotongan Pajak.. Penghasilan Pasal 23 dan Pengkreditannya Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Bharinto Ekatama sebagai wajib pajak badan/pemilik perusahaan memiliki kewajiban pemotongan pajak Pph pasal 21 atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN PASAL 26 SEHUBUNGAN DENGAN

Adalah pemotongan pajak yang dilakukan pihak ketiga atas penghasilan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau kegiatan

Menurut Madiasmo (2011: 235), ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 23 mengatur pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak