• Tidak ada hasil yang ditemukan

INISIASI 8jkhlkjhlhkkkhkhk;lk'lk';l

N/A
N/A
Rezzaman Man

Academic year: 2024

Membagikan "INISIASI 8jkhlkjhlhkkkhkhk;lk'lk';l"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

INISIASI 8 Modul : 12

Pada aktivitas kedelapan ini, Anda akan mempelajari materi tentang pembelajaran sastra.

Selmat mengikuti!

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA KB : Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD A. Pengertian Apresiasi Sastra

Apresiasi dapat diartikan sebagai penilaian yang baik atau penghargaan terhadap karya sastra.

Pengertian yang lebih luas Apresiasi menurut Gove mengandung makna pengenalan melalui perasaan atau kpekaan batin dan pemahaman serta pengakuan terhadap nilai-nilai keindahan Yang diungkapkan pengarang

Tarigan (2000) menyatakan bahwa apresiasi sastra adalah penaksiran kualitas karya sastra serta pemberian nilai yang wajar kepadanya berdasarkan pengamatan dan pengalaman yang jelas ,sadar dan kritis. S. Effendi ( 1982 ) berpendapat bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli cipta sastra dengan sungguh-sungguh hingga tumbuh pengertian, penghargaan, kepekaan pikiran kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap cipta sastra.

Perhatikan contoh puisi berikut ! Mengail di Kali

Di kali, kecil

Keruh karena sampah dan kotoran Ikan – ikan tinggal sedikit

Dan payah berkembang biak Karena beribu penyakit

Tetapi kita masih mengail di sana Kita masih ingin mendapatkan ikan

Ingin memakan dan menghabiskan mereka Hingga musnah semuanya

Mengapa tidak kita pikirkan

Bersihkan kali, jangan buang sampah Dan kotoran –kotoran semuanya

Biarkan ikan –ikan hidup dan berkembang biak Seperti sedia kala.

( dikutip dari Santoso,dkk, 2003 )

Nah bagaimana kesimpulan tentang puisi di atas ?

Penulis mengajak kita untuk ikut menjaga sungai dari sampah dan kotoran lain yang

mencemarinya sehingga kita tidak khawatir makan ikan yang kiata kail karena takut terjangkit penyakit.

Apabila kita sering dan benar-benar mengkaji serta memperhatikan pengalaman yang diungkapkan dalam berbagai cipta sastra maka kita akan mendapat pengertian yang baik tentang pengalaman –pengalaman itu.

B. Hakikat Sastra Anak 1. Pengertian Sastra anak

Kata sastra berarti karya seni imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa ( Rene Welek, 1989). Karya seni imajinatif tersebut dapat dalam bentuk lisan maupun tertulis. Selanjutnya kata anak dapat diartikan sebagai manusia kecil ( KBBI, 2000:41 ). Kata anak yang dimaksud di sini adalah anak usia Sekolah Dasar yang berumur antara 6 samapai 13 tahun. Menurut Santoso ( 2003:8.3) sastra anak adalah karya seni yang imajinatif dengan unsure estetisnya dominan yang bermediumkan bahasa , baik lisan ataupun tertulis yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.

Sementara itu menurut Sarumpaet (dalam Santoso,2003:8.3) sastra anak adalah karya sastra yang dikonsumsi anak dan diurus serta dikerjakan oleh orang tua. Artinya sastra anak ditulis oleh orang tua yang ditujukan kepada anak dan proses produksinya pun dikerjakan oleh orang tua.

(2)

Apabila dilihat dari pengertian yang dikemukakan oleh Sarumpaet, sastra anak adalah sastra yang dihasilkan oleh orang tua untuk anak, padahal sebenarnya tidak semua satra anak ditulis atau dihasilkan oleh orang tua. Anak-anak itu sendiri pun dapat menghasilkan sastra.

2. Ciri Sastra Anak

Menurut Sarumpaet ( dalam Santoso,2003:8.4) cirri yang membedakan antara sastra anak dengan sastra orang dewasa

Pertama, unsure pantangan yaitu unsure yang secara khusus berhubungan dengan tema dan amanat. Artinya sastra anak pantang atau menghindari masalah-masalah yang menyangkut tentang seks, cinta yang erotis, dendam yang menimbulkan kebencian atau hal-hal yang bersifat negative atau buruk.

Kedua, penyajian dengan gaya secara langsung artinya tokoh yang diperankan sifatnya hitam putih. Maksudnya adalah setiap tokoh yang berperan hanya mempunyai satu sifat utama, yaitu baik atau jahat/buruk.

Ketiga, fungsi terapan adalah sajian cerita harus bersifat menambah pengetahuan yang bermanfaat.

3. Jenis Sastra Anak

Jenis sastra anak seperti halnya pada ada pada karya sastra umum, yaitu bentuk puisi, prosa, dan drama. Berikut ini contoh –contoh karya sasatra anak.

Harapku

Hanya setitik harapnaku, Masih jauh di angkasa biru, Mungkin baru selangkahku Ataupun belum setapakku Harapanku adalah citaku,

Citaku tak akan pernah akan lalu Tak pudar di tengah waktu Belajarlah demi masa depanku Kukan terus maju

Walau bahaya kan menantangku, Kukan terjang seribu susahku, Tak mencapai harap dan citaku.

( Budiarti, diambil dari Pikiran Rakyat ) Bungaku

Beberapa minggu yang lalu aku dibelikan ayah beberapa bunga mawar. Masing-masing berwarna merah, oranye, dan putih. Kutanam bunga-bunga ini di halaman. Yang merah di sebelah kanan, oranye di sebelah kiri, dan yang putih di tengah.

Setiap hari kusiram dan kurawat baik-baik. Satu bulan kemudian, bunga mawar merahku berbunga. Kemudian disusul yang putih dan yang orange. Aku amat senang bunga-bunga mawar itu tidak kupetik sehingga bunga itu menjadi penghias halaman rumahku indah.

C. Pengertian Pembelajaran bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra

Pembelajaran bahasa Indonesia tidak dapat dilaksanakan secara terpisah tetapi harus terpadu aspek keterampilan berbahasa, kebahasaan, dan sastra. Terpadu maksudnya adalah

pembelajaran dapat difokuskan pada salah satu aspek saja, sedangkan aspek yang lain sebagai variasi kegiatan belajar siswa. Sebagai guru Anda harus menentukan salah satu aspek yang akan menjadi focus pembelajaran sehingga Anda akan lebih mudah dalam menyusun perencanaan pembelajaran.

D. Tujuan Pembelajaran Sastra di kelas Rendah

Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa SD di kelas rendah adalah mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng,

(3)

bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak. Standar kompetensi tersebut mengacu pada Kurikulum 2004. Tujuan pembelajaran sastra di kelas rendah dapat dilihat pada butir hasil Belajar dan kompetensi dasar yang akan dikembangkan.

Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai di kelas 1 SD adalah sbb:

1. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan : mendengarkan dongeng,

Menjawab pertanyaan, dan menceritakan kembali.

2. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara :

a. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.

b. Memerankan tokoh tertentu dalam dongeng sesuai dengan karakternya.

Tujuan pembelajaran sastra atau hasil belajar sastra yang akan dicapai di kelas 2 SD adalah : a. Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai;

b. Memerankan percakapan sesuai isi dan ekspresi yang tepat

c. Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri d. Memerankan tokoh yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dengan menggunakan dialog sederhana

e. Memerankan ekspresi emosional tertentu ( marah, senang, sedih,haru,dll )

3. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membaca puisi dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai.

E. Tujuan Pembelajaran Sastra di kelas Tinggi

1. Standar kompetensi yang dicapai di kelas 3 SD adalah mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan pendapat, dan perasaan melalui menulis karangan dari pikiran sendiri, menyusun ringkasan bacaan , menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar seri, dan menulis petunjuk. Selnjutnya tujuan pembelajaran ssb :

a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah : 1) Menanggapi tokoh –tokoh dalam cerita dari mendengarkan pembacaan cerita.

2) Menjelaskan isi teks drama yang dibacakan guru atau teman , kemudian memerankan tokoh – tokohnya.

b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah :

1) Memerankan tokoh dalam teks cerita sesuai dengan sifat dengan menggunakan kalimat sederhana

2) Memerankan tokoh sesuai dengan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan sifatnya dengan menggunakan kalimat sderhana.

c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah : 1) Membacakan dongeng dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai 2) Membacakan puisi dengan penghayatan dan menjelaskan isinya.

2. Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 4 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dongeng atau cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun, membaca dongeng, memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana.

Dari standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran sbb : a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah menyimpulkan isi pantun.

b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah ;

1) Menceritakan kembali isi dongeng dari hasil kegiatan membaca atau mendengarkan dengan bahasa yang runut

2) Memerankan berbagai karakter tokoh dengan penghayatan

(4)

c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah : 1) Menjelaskan latar dongeng , tokoh, dan penokohan;

2) Membacakan pantun secara berpasangan dengan lafal dan intonasi yang sesuai d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah : 1) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runut dan menggunakan EYD yang tepat.

2) Melanjutkan pantun sesuai dengan isinya

3. Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 5 SD adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan

menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks, dan menulis puisi bebas. Dari standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran sebagai berikut.

a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah : 1) Menanggapi isi cerita rakyat dari berbagai segi

2) Menanggapi cerita pendek dalam berbagai segi

b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah memerankan drama pendek dengan ekspresi yang sesuai.

c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah membacakan puisi dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat

d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah : 1) Menulis pengalaman pribadi dalam bentuk prosa sederhana

2) Menuangkan gagasan dalam bentuk puisi

4. Standar kompetensi yang ingin dicapai di kelas 6 adalah mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui membaca novel anak, bermain peran, memprafrasekan puisi, mendengarkan cerita rakyat, membacakan cerita rakyat yang masih popular.

Dari standar kompetensi tersebut dijabarkan menjadi tujuan pembelajaran sbb;

a. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran mendengarkan adalah memahami isi cerita dari berbagai segi dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri.

b. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran berbicara adalah bermain peran drama anak dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang sesuai.

c. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran membaca adalah ; 1) Membaca novel anak, menjelaskan isi, dan menyimpulkan amanatnya 2) Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh dan penokohan

3) Membacakan cerita lama yang masih popular dengan gaya membaca yang menarik d. Pembelajaran sastra yang terpadu dengan pembelajaran menulis adalah :

1) Membuat paraphrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi 2) Menyusun percakapan berdasarkan ilustrasi gambar

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra di SD

A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA

Kelas 1

Kemampuan Bersastra

Standar kompetensi : Mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.

Contoh.

1. Mendengarkan

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mendengarkan Dongeng Mendengarkan dongeng guru, menjawab pertanyaan, dan menceritakan kembali 1. Menjawab pertanyaan dan menjelaskan isi dongeng

(5)

2. Menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimatnya sendiri Dongng Kelas 2

Kemampuan Bersastra

Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.

Contoh 2. Berbicara

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Mendeklamasikan pantun Mendeklamasikan pantun dengan penghayatan dan ekspresi yang sesuai. 1. Mendeklamasikan pantun sesuai dengan isi dan mengekspresikannya dalam gerak dan mimic yang tepat. Pantun anak

Kelas 3

Kemampuan Bersastra

Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi sastra anak secara sederhana melalui kegiatan mendengarkan dongeng, bermain peran, dan mendeklamasikan atau melagukan puisi anak.

Contoh 3. Membaca

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Membaca novel anak dan mendiskusikannya Membaca novel anak, menjelaskan isi, dan menyimpulkan amanatnya 1. Menjawab pertanyaan tentang isi ceritadalam novel anak-anak 2. Menjelaskan amata yang terkandung dalam novel anak-anak.

3. Mencertakan kembali isi certa dalam novel anak-anak secara lisan atau tertulis. Novel anak Membaca cerita rakyat Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh, dan penokohan 4.

Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita rakyat.

5. Menjelaskan tokoh dan penokohan dengan mengutip kalimat atau paragraph yang mendukung.

6. Menjelaskan latar cerita, mengutip kalimat atau paragraph yang mendukung Cerita rakyat Membaca cerita lama yang masih populer Membaca cerita lama yang masih popular dengan gaya membaca yang menarik 7. Membaca cerita lama dengan menarik, tepat dalam menirukan gerak-gerik dan suara tokohnya, disertai dengan ekspresi yang tepat.

8. Menjelaskan cerita lama yang masih popular. Cerita rakyat yang masih popular.

Kelas 4

Kemampuan Bersastra

Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan mendengarkan dongeng/cerita rakyat, mendengarkan pembacaan pantun, membaca

dongeng/cerita rakyat, memerankan penggalan drama, menulis cerita rekaan, dan membuat pantun sederhana

Contoh 4. Menulis

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Menulis cerita rekaan Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut dan menggunakan EYD yang tepat 1.Menentukan tema atau topic cerita

2.Menentukan gagasan pokok cerita 3Menyusun kerangka cerita

4.Menulis cerita rekaan dengan gaya penceritaan yang menarik sehingga pembaca dapat ikut membayangkan isi dan perasaan penulis Cerita pengalaman masing-masing anak

Melanjutkan isi pantun

(6)

Melanjutkan pantun sesuai dengan isinya 5.Isi penggalan pantun

6.Melanjutkan pantun sesuai dengan isinya Pantun Kelas 5

Kemampuan Bersastra

Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan

mendengarkan dan menanggapi cerita rakyat, mendengarkan dan menanggapi cerita pendek, menulis prosa sederhana, memerankan drama anak tanpa teks dan menulis puisi bebas Contoh

5. Berbicara

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Memerankan drama pendek tanpa teks Memerankan drama pendek dengan ekspresi yang sesuai 1.Membaca dialog drama pendek dengan lancar dan jelas

2.Memerankan drama pendek anak-anak dengan penghayatan dan ekspresi sesuai dengan karakter tokoh

Drama pendek Kelas 6

Kemampuan Bersastra

Standar Kompetensi : Mampu mengapresiasi ragam sastra anak melalui kegiatan membaca novel anak, bermain peran, memparafrasekan puisi, rnendengarkan cerita rakyat,dan membacakan cerita rakyat yang masih populer

Contoh 6. Membaca

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator Materi Pokok

Membaca novel anak dan mendiskusikannya Membaca novel anak, menjelaskan isi dan menyimpulkan amanatnya 1. Menjawab pertanyaan tentang isi cerita dalam novel 2. Menjelaskan amanat yang terkandung dalam novel

3. Menceritakan kembali isi cerita dalam novel anak-anak secara lisan atau tertulis Novel anak Membaca cerita rakyat Memahami cerita rakyat, menentukan tokoh, dan penokohan 4.

Mengajukan pertanyaan tentang isi cerita rakyat

5. Menjelaskan tokoh dan penokohan dengan mengutip kalimat atau paragraph yang mendukung

Cerita rakyat

Membacakan cerita lama yang masih populer Membacakan cerita lama yang masih popular dengan gaya membaca yang menarik 6. Membacakan cerita lama dengan menarik, tepat dalam menirukan gerak-gerik dan suara tokoh-tokohnya disertai dengan ekspresi yang tepat

7. Menjelaskan isi cerita lama yang masih populer Cerita rakyat yang masih populer Pemilihan metode dan teknik pembelajaran harus melihat tujuan dan bahan yang harus disiapkan termasuk kegiatan yang akan dilakukan guru dan siswa.

Anda dapat memilih beberapa contoh kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia berfokus sastra yang menggunakan prosa sebagai bahan, seperti mendengarkan cerita, Tanya jawab tentang prosa tersebut, menirukan tokoh-tokoh yang ada dalam prosa atau melanjukan cerita.

Selanjutnya puisi dapat anda gunakan sebagai materi pembelajaran bahasa Indonesia, contohnya membaca nyaring, bermain kata, sajak berantai, memparafrase puisi atau menulis drama.

Drama dapat dekembangkan sesuai kreativitas Anda, sebagai contoh berpantomim, bermain boneka, berekspresi dengan topeng, bersosiodrama, memparafrasekan drama atau

mempuisikan drama.

Menurut Huck (1989: 6-10) pemilihan materi harus sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu harus

(7)

memiliki nilai-nilai yang mencakup nilai yang bersifat personal, artinya materi sastra yang dipilih harus dapat a). memberikan kenikmatan ; b). mengembangkan imajinasi; c). memperkuat daya piker; d). member pengalaman; e). mengembangkan kemampuan berperilaku; f). menyajikan pengalaman.

Sedangkan nilai-nilai pendidikan berarti a). mengembangkan bahasa; b). membantu belajar bahasa; c). membantu belajar menulis.

Selain makna disesuaikan dengan kebutuhan anak juga harus disesuaikan dengan

perkembangan anak artinya materi tersebut dapat meningkatkan perkembamngan anak ke tingkat yang lebih tinggi.

B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS RENDAH

Kompetensi darar : Menceritakan kembali cerita yang didengarkan.

Hasil belajar : Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Indikator : (1) menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

(2) Menceritakan kembali cerita yang didengarkan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Materi pokok : Cerita anak.

Materi pokok dalam pembelajaran sastra ini adalah cerita anak, sedangkan hasil belajarnya adalah dapat menceritakan sendiri yang didengarnya dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Berarti materi yang disajikan adalah cerita anak. Cerita tersebut dapat berupa dongeng atau hal- hal yang berhubungan dengan kehidupan merika. Pada kegiatan tersebut, guru dapat

membacakan cerita anak atau memperdengarkannya melalui audio kaset.

C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA DI KELAS TINGGI

Kompetensi darar : Memparafrasekan cerita anak.

Hasil belajar : Membuat paraphrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi.

Indikator : (1) menjelaskan isi amanat/pesan yang terkandung dalam puisi,

(2) mengubah puisi kedalam prosa sederhana denga mempertahankan makna atau isi puisi.

Materi pokok : Puisi anak.

Materi pokok dalam pembelajaran sastra ini adalh puisi anak, sedangkan hasil belajarnya adalal membuat paraphrase puisi dengan tetap mempertahankan makna puisi. Berarti materi yang disajikan adalah puisi anak, artinya puisi yang disediakan adalah puisi yang berhubungan dengan kehidupan mereka.

Kegiatan tersebut, dilakukan dengan cara membagikan lembaran yang berisi puisi anak, kemudian guru membacakannya. Setelah itu anak-anak diminta untuk membaca puisi tersebut.

Kegiatan itu bertujuan agar anak dapat memahami isi puisi itu.

Referensi

Dokumen terkait

Mendengarkan : Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan Berbicara : Mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman, dan petunjuk dengan bertelepon dan bercerita Membaca

Inginkah kamu mempunyai kehebatan: menirukan dialog dengan ekspresi yang tepat dari pembacaan teks drama anak, menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat,

6.4.3 Memerankan tokoh dongeng dengan ekspresi yang sesuai 7.1.1 Membaca teks dengan lancar dan intonasi yang tepat. 7.1.2 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan

6.4.3 Memerankan tokoh dongeng dengan ekspresi yang sesuai 7.1.1 Membaca teks dengan lancar dan intonasi yang tepat.. 7.1.2 Menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan

Standar kompetensi membaca kelas satu semester dua yaitu memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak, terdiri atas dua kompetensi dasar: (1)

 Menirukan dialog dengan ekspresi yang tepat dari pembacaan teks drama anak yang didengarnya  Melakukan percakapan melalui telepon/alat komunikasi sederhana dengan

Kamu diajak untuk menirukan dialog dengan ekspresi yang tepat dari pembacaan teks drama anak yang kamu dengar.. Kamu

Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 3.19 Menganalisis isi dan kebahasaan drama yang dibaca atau ditonton 3.19.1 Menafsirkan isi teks