• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internalisasi Budaya Sekolah dan Karakter Religius Siswa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Internalisasi Budaya Sekolah dan Karakter Religius Siswa"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu madrasah yang memiliki budaya sekolah yang bertujuan untuk membentuk karakter religius siswanya adalah MTsN 3 Ponorogo. 13 Hal ini membuat peneliti tertarik untuk mengkaji penerapan budaya sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di MTsN 3 Ponorogo.

Fokus Penelitian

Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana peranan lingkungan madrasah terhadap pembentukan karakter religius sebagaimana dirinci dalam skripsi yang berjudul “Internalisasi Budaya Sekolah Dalam Pembentukan Karakter Religius Siswa di MTsN 3 Ponorogo” .

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan masukan dan pedoman bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian khususnya mengenai peran lingkungan madrasah dalam membentuk karakter religius. Melalui penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan memberikan pemahaman kepada pembaca mengenai pembentukan karakter religius pada siswa, dimana lingkungan madrasah memegang peranan yang sangat penting.

Sistematika Pembahasan

Sedangkan pembahasannya terkait data tentang implementasi budaya sekolah dalam pembentukan karakter religius siswa MTsN 3 Ponorogo dan kontribusi yang ada di dalamnya. Bab ini memuat intisari jawaban rumusan masalah penelitian ini berupa kesimpulan dan saran yang memudahkan pembaca mengetahui hasil penelitian ini.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

  • Internalisasi
  • Budaya Sekolah
  • Karakter Religius

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan pendidikan karakter dalam budaya sekolah merupakan kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah yang mendukung penguatan pendidikan karakter. Daryanto dan Tarno menyatakan bahwa untuk menciptakan budaya sekolah yang kuat dan positif perlu adanya kerja sama.

Kajian Penelitian Terdahulu

Bedanya, penelitian Safiratul Husnah membahas tentang karakter secara umum, sedangkan pada penelitian ini peneliti membahas tentang karakter religius. Tesis Tri Wulandari (2018) berjudul “Peningkatan karakter religius siswa melalui penerapan budaya sekolah (studi kasus di MI Bunga Bangsa Dolopo Madiun)”. karakter religius di MI Bunga Bangsa Dolopo Madiun dan untuk mengetahui metode peningkatan karakter religius siswa melalui penerapan budaya sekolah di MI Bunga Bangsa Dolopo Madiun Berdasarkan hasil penelitian dapat ditulis bahwa program budaya sekolah yang dilaksanakan di MI Bunga Bangsa Dolopo Madiun dalam meningkatkan karakter religius siswa adalah kegiatan sholat Dhuha dan berjamaah Dhuhur, kegiatan istighosah, dan juga kegiatan MABIT serta metode yang diterapkan untuk meningkatkan karakter religius siswa melalui budaya sekolah yaitu melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, teladan, dan pengelolaan lingkungan hidup.30.

Kesamaan penelitian penulis dengan skripsi adik Tri Wulandari adalah sama-sama membahas tentang budaya sekolah dan karakter keagamaan. Perbedaannya terletak pada tingkat dan lokasi penelitian, penelitian yang dilakukan oleh Tri Wulandari dilakukan pada tingkat sekolah dasar yaitu di MI Bunga Bangsa Dolopo Madiun, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tingkat sekolah menengah pertama atau MTs yang berada di MTsN 3 Ponorogo. Tesis Puji Novita Sari (2017) berjudul “Pembangunan Karakter Siswa Melalui Budaya Sekolah Religius di SD Aisiyah”.

30 Tri Wulandari, “Peningkatan Karakter Religius Siswa Melalui Penerapan Budaya Sekolah (Studi Kasus di MI Bunga Bangsa Dolopo Madiun.), (Tesis Diploma, Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan karakter siswa melalui budaya sekolah religi di SD Aisiyah Unggulan Gemolong Tahun 2017 yaitu upaya sekolah dalam mengembangkan karakter siswa baik di dalam kelas, di luar kelas maupun melalui keteladanan dan kebiasaan serta program yang dirancang untuk membentuk karakter siswa. karakter. 31 Persamaan penelitian penulis dengan skripsi kakak Novita Sara, yang patut dipuji adalah sama-sama berhubungan dengan budaya sekolah, perbedaannya terletak pada karakter yang diperhatikan yaitu religius, nasionalis, gotong royong, mandiri dan berintegritas, dan dalam penelitian ini hanya religius karakter.

Kerangka Pikir

Selain itu perbedaannya terletak pada tingkat dan lokasi penelitian, penelitian Puji Novita Sari dilakukan pada tingkat sekolah dasar yaitu di SD Aisiyah Unggulan Gemolong, sedangkan penelitian ini dilakukan pada tingkat sekolah menengah. atau tingkat MTs yang terletak di MTsN 3 Ponorogo. Dalam membangun karakter di lingkungan sekolah dapat diintegrasikan dengan beberapa cara, salah satunya adalah budaya sekolah. Budaya sekolah yang diterapkan di MTsN 3 Ponorogo dibentuk dengan mencapai visi dan misi, serta tujuan madrasah yaitu membentuk karakter siswa.

Budaya sekolah mengedepankan nilai-nilai karakter bangsa, mencerminkan kualitas lembaga pendidikan dan mempunyai potensi besar untuk menanamkan karakter religius pada peserta didik.

Gambar 2.1 Kerangka berfikirHasil
Gambar 2.1 Kerangka berfikirHasil

METODE PENELITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Data dan Sumber Data
  • Prosedur Pengumpulan Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan Penelitian
  • Tahapan Penelitian

Selain itu, peneliti tertarik dengan penerapan budaya sekolah dalam pembentukan karakter religius siswa MTsN 3 Ponorogo. Tujuan wawancara ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai implementasi budaya sekolah dalam membentuk karakter religius siswa. Oleh karena itu, peneliti dapat dengan mudah mengambil kesimpulan tentang budaya sekolah dalam membentuk karakter religius siswa di MTsN 3 Ponorogo.

Dalam hal ini visi madrasah merupakan upaya madrasah dalam membentuk karakter religius siswa MTsN 3 Ponorogo. Secara keseluruhan keberadaan budaya sekolah ini telah memberikan kontribusi baik secara logis maupun praktis terhadap karakter religius siswa MTsN 3 Ponorogo. Yang jelas dengan adanya budaya sekolah ini mempunyai harapan untuk membentuk karakter religius siswa.36.

Selain itu penerapan budaya salat Jumat juga turut berkontribusi dalam pembentukan karakter religius siswa, terbukti dari hasil wawancara dengan Bapak Agus Mushoffajauhari, S.Pd. Ada beberapa hal yang menunjukkan keberhasilan pembentukan karakter religius siswa melalui penerapan budaya sekolah di MTsN 3 Ponorogo. Secara khusus, beberapa program sekolah budaya yang dilaksanakan di MTsN 3 Ponorogo memberikan kontribusi terhadap karakter religius siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Latar Penelitian

  • Profil MTsN 3 Ponorogo
  • Visi, Misi, Tujuan Madrasah
  • Sarana dan Prasarana
  • Keadaan Guru dan Peserta Didik

Penyediaan tempat sampah organik dan non-organik m) Pembiasaan membuang sampah pada tempat sampah.. n) Melaksanakan daur ulang sampah untuk dijadikan kompos, kerajinan tangan dll. rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan melalui slogan. Penyediaan tempat sampah organik dan non-organik m) Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah n) Melaksanakan daur ulang sampah untuk dijadikan kompos, . kerajinan tangan dll. o) Pengolahan limbah buah dan tanaman menjadi produk makanan/minuman.. p) Menumbuhkan rasa cinta dan peduli terhadap lingkungan melalui slogan.

Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 3 Ponorogo  2.  Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 3 Ponorogo 2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah

Deskripsi Data

  • Data terkait Internalisasi Budaya Sekolah dalam
  • Data terkait Kontribusi Budaya Sekolah Terhadap

Setiap hari Jum’at juga diadakan Jum’at Taqwa yang diisi dengan doa bersama, dilanjutkan dengan pembacaan surat Yasin dan dilakukan kegiatan infaq Jum’at. Di MTsN 3 Ponorogo terdapat kegiatan setiap hari Jumat yaitu Jumat Sehat, Jumat Bersih dan Jumat Bertakwa. Pelaksanaan Taqwa Jum'at yaitu sholat berjamaah dan membaca Yasin juga dilakukan setiap infaq Jum'at.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan Taqwa Jum'at dilakukan seminggu sekali mulai jam pertama yaitu pukul 06.50 sampai dengan pukul 07.35. Dalam pelaksanaan Infak siswa OSIS melakukan kegiatan rutin setiap hari jumat yang dilaksanakan setiap selesai pelajaran yang ditujukan kepada seluruh siswa MTsN 3 Ponorogo. Selanjutnya ada kegiatan Jumat Taqwa dan Jumat Infaq yang dilaksanakan seminggu sekali tepatnya pada hari Jumat.

Kegiatan Jumat ini disebut infaq atau sedekah yang diatur langsung oleh OSIS. Jadi, infaq Jumat ini datangnya dari para siswa dan akan kembali ke siswa.29 Medina Caranta, siswa kelas IX F juga menambahkan petikan wawancara berikut ini. Dan setiap hari Jumat biasanya diadakan acara infaq atau amal yang dipersembahkan kepada seluruh siswa MTsN 3 Ponorogo, yang hendaknya diisi dengan segala keikhlasan.

Adanya kegiatan Taqwa Jum'at ini berdampak pada para santri, sebagaimana dijelaskan dalam wawancara Ibu Umi Qomariyah, sebagai berikut. Dengan rutin melaksanakan kegiatan infaq di hari jumat, hal ini tentu berdampak pada anak-anak.

Pembahasan

  • Analisa tentang Internalisasi Budaya Sekolah dalam
  • Analisa tentang Kontribusi Budaya Sekolah dalam

Budaya ini mempunyai andil dalam membentuk karakter religius peserta didik yaitu pada nilai amanah, hal ini dibuktikan dengan menyerahkan segala keputusan kepada Allah SWT. dalam artian ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin, yang bisa kita lakukan hanyalah berdoa dan yakin bahwa semua kebaikan sudah diatur oleh Allah SWT. Demikian pula berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran meningkatkan kesadaran siswa. Budaya ini turut andil dalam membentuk karakter religius peserta didik, terbukti dengan membaca Al-Quran termasuk salah satu indikatornya yaitu ikhlas menjalankan perintah Allah. Implementasi budaya sekolah dalam membentuk karakter religius siswa MTsN 3 Ponorogo dilakukan melalui kegiatan rutin harian dan mingguan, antara lain: 5 S (senyum, sapa, salam, santun dan santun), berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, menyanyikan lagu Asmaul Husna, Bacaan Al Quran, Sholat berjamaah, Taqwa Jumat, dan Infaq Jumat.

Sumbangan budaya sekolah terhadap karakter religius siswa di MTsN 3 Ponorogo yaitu menyumbang nilai-nilai kesantunan siswa melalui budaya 5S (senyum, sapa, sapa, sopan dan santun); nilai tawakal melalui budaya berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran; nilai ketaatan kepada Allah melalui budaya menyanyikan Asmaul Husna, membaca Al-Qur'an, shalat berjamaah dan ibadah Jumat; serta nilai keikhlasan melalui budaya salat Jumat. Bagi sekolah, memahami bahwa budaya sekolah mempunyai peranan dalam membentuk karakter religius siswa, maka madrasah diharapkan dapat memaksimalkan bantuan untuk mendidik siswanya, khususnya dalam hal karakter religius siswa, yang dapat dijadikan sebagai prasyarat bagi siswa untuk memenuhi perkembangan. Selain itu kaitannya dengan pengkondisian lingkungan dapat meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pembentukan karakter religius.

Siswa MTsN 3 Ponorogo hendaknya selalu berpartisipasi dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan kebudayaan yang diterapkan di sekolah sebagai upaya membangun karakter religius siswa. Bagi peneliti lain diharapkan untuk mendalami lebih dalam pengembangan penelitian terkait budaya sekolah dalam pembentukan karakter religius siswa dan dengan cakupan teori dan pendekatan yang berbeda-beda agar hasilnya lebih jelas dan rinci. “Metode dan Strategi Pembentukan Karakter Religius yang Diterapkan di Sdtq-T An Najah Islamic Residence Cindai Alus Martapura.”

PENUTUP

Simpulan

Saran

Bagi seluruh komponen pendidikan baik guru maupun tenaga kependidikan di MTsN 3 Ponorogo, dengan mengetahui peran kepala madrasah, guru dan tenaga kependidikan diharapkan selalu menjalankan perannya untuk memaksimalkan bantuan dalam pendidikan siswa dalam kinerjanya. kegiatan keagamaan di madrasah dengan cara pembiasaan, keteladanan atau memberikan contoh dan nasehat kepada peserta didik yang dapat dijadikan bekal menghadapi perkembangan zaman. Kontribusi perhatian orang tua dan motivasi belajar terhadap keterlibatan siswa di sekolah dasar” 5, no. PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA MELALUI PROGRAM JUMAT CHARITY: STUDI KASUS DI SD NEGERI 5 GUNUNG AGUNG,” no.

Karakter Religius Dari Berbagai Perspektif dan Implikasinya Terhadap Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” Ta’dibuna 10, no.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka berfikir.............................................................................
Gambar 2.1 Kerangka berfikirHasil
Tabel 4.1 Identitas Lembaga
Gambar 4.1 Struktur Organisasi MTsN 3 Ponorogo  2.  Visi, Misi dan Tujuan Madrasah
+3

Referensi

Dokumen terkait

Guru Agama berupaya membangun budaya religius melalui pembiasaan-pembiasaan religius yang nantinya akan dibiasakan oleh peserta didik sehingga menjadi budaya

Q 100130091, Internalisasi Nilai-nilai Religius untuk Pembentukan Karakter pada Pembelajaran IPA Siswa Kelas V SDN Karangasem II Surakarta, Tesis, Magister Administrasi

Judul Skripsi :Implementasi Budaya Sekolah dalam Menanamkan Karakter Religius dan Disiplin pada Siswa Kelas Rendah di SDIT Nur Hidayah Surakarta. Menyatakan dengan sebenarnya

Guru Agama berupaya membangun budaya religius melalui pembiasaan-pembiasaan religius yang nantinya akan dibiasakan oleh peserta didik sehingga menjadi budaya

ix ABSTRAK PENGARUH LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER RELIGIUS SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PEKALONGAN Oleh: Latifatul Munawaroh Lingkungan Sekolah

Penanaman nilai Ilahiyah dalam membentuk karakter religius peserta didik di SMP Tri Bhakti Tegaldlimo melalui dua budaya religius, yaitu: budaya salat berjamaah yang meliputi salat

Hasil Implementasi Pendidikan Karakter Religius Melalui Budaya Sekolah Di MI Tarbiyatul Athfal 2 Karakter religius sangat penting, hal itu merujuk pada pancasila, yaitu menyatakan

Hasil penelitiannya adalah 1 Pelaksanaan internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter religius melalui budaya sekolah di SD Ma’arif Ponorogo dengan melaksanakan pembiasaan