• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3

N/A
N/A
Ahmad Soseno

Academic year: 2025

Membagikan "JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL PEMBELAJARAN MODUL 3

FILOSOFI PENDIDIKAN DAN PENDIDIKAN NILAI

Makna, Urgensi dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam Kerangka Pendidikan Nasional

Nama : Julia Erfani

Bidang Studi PPG : Seni Budaya

NIM : 2461110285

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2025

(2)

JURNAL PEMBELAJARANKU

MAKNA DAN URGENSI PENDIDIKAN NILAI

DEFINISI PENDIDIKAN NILAI

Pendidikan Nilai adalah usaha sadar dan terencana untuk menanamkan, mengembangkan, dan menginternalisasikan nilai-nilai tertentu pada murid guna membentuk etika, moral, budi pekerti, dan karakter. Tujuannya adalah membentuk manusia Indonesia seutuhnya secara intelektual, emosional, spiritual dan sosial.

Pendidikan nilai kini menjadi kebutuhan mendesak dalam system Pendidikan nasional, seiring dengan derasnya arus globalisasi, perkembangan teknologi dan kompelsitas tantangan sosial yang dihadapi generasi muda. Pendidikan ini tidak hanya membentuk karakter individu, tetapi juga menanamkan sikap toleransi, tanggung jawab, dan integritas moral dalam kehidupan sehari-hari.

KONSEP PENDIDIKAN NILAI

Adapun konsep-konsep Pendidikan nilai yang menjadi kunci meliputi :

1. Nilai : Keyakinan dasar tentang apa yang baik, benar ataupun yang diinginkan sebagai rujukan pilihan atau Tindakan.

2. Moral : Penilaian baik/buruknya perbuatan berdasarkan kaidah nilai yang berlaku.

3. Etika : Kajian filosofis sistematis tentang nilai dan prinsip moral

4. Karakter : Perwujudan nilai dalam perilaku konsisten yaitu kepribadian yang dinilai secara moral.

PERAN PENDIDIKAN NILAI

Pendidikan nilai berperan membekali murid menghadapi tantangan zaman, yaitu :

1. Globalisasi dan Perubahan Budaya yaitu dengan membekali kemampuan kritis menyaring pengaruh asing.

2. Disrupsi Teknologi yaitu dengan mengembangkan literasi digital kritis, menanamkan etika digital, membangun integritas dan empati online, serta mengarahkan pemanfaatan teknologi secara positif.

3. Konflik sosial dan toleransi yaitu dengan menanamkan nilai toleransi, menghargai perbedaan (Bhineka Tunggal Ika), mengembangkan empati, keadilan sosial dan keterampilan resolusi konflik damai.

4. Krisis lingkungan yaitu dengan membangun kesadaran lingkungan, menanamkan nilai peduli lingkungan, dan mendorong perilaku pro lingkungan.

(3)

5. Fenomena negative disekolah yaitu dengan mengatasi Bullying dan kenakalan remaja dengan membangun empati, respect, tanggung jawab, disiplin, dan mnciptakan lingkungan sekolah yang positif.

INTI MAKNA PENDIDIKAN NILAI

INTERNALISASI

PENDIDIKAN

Proses menanamkan nilai kedalam hati dan pikiran hingga menjadi bagian dari kepribadian.

PEMBENTUKAN KARAKTER

Membantu murid menjadi manusia yang memiliki moral baik, etika dalam berprilaku serta empati terhadap sesame.

PENGUATAN JATIDIRI

Pendidikan nilai membantu individu memahami siapa dirinya, darimana dia berasal baik budaya, agama dan bangsa serta bagaimana bersikap dalam dunia yang terus berubah.

KESEIMBANGAN KOGNITIF

Tidak hanya menekankan pengetahuan, tetapi juga emosi, moral dan spiritual.

LANDASAN ETIKA SOSIAL

Membentuk Masyarakat yang adil, damai, toleran, dan harmonis melalui individu-individu yang bermoral.

(4)

NILAI-NILAI DALAM DASAR PENDIDIKAN

STRATEGI INTERNALISASI DAN PENGEMBANGAN NILAI DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Pendidikan di era sekarang tidak cukup hanya membekali murid dengan pengetahuan dan keterampilan. Pendidikan wajib menanamkan nilai moral, etika, dan sosial sebagai pondasi karakter. Hal ini merupakan internalisasi nilai, Upaya menjadikan nilai eksternal menyatu dalam diri individu.

Pengembangan nilai, disisi lain focus mengasah potensi internal murid agar matang secara moral.

Proses penanaman nilai ini bertahap dan berkelanjutan. Dimulai dari transformasi nilai (pengetahuan kognitif), transaksi nilai (komunikasi dua arah, diskusi dan teladan guru), hingga trans- internalisasi (nilai menyatu melalui pembiasaan dan lingkungan kondusif). Strategi internalisasi meliputi

DISIPLIN

TANGGUNG JAWAB KERJASAMA

TOLERANSI

KEJUJURAN EMPATI

ADIL

(5)

pendekatan kognitif misalnya : storytelling, pembiasaan positif, pengkondisian lingkungan, dan keteladanan konsisten dari guru.

Pengembangan nilai yang focus pada potensi internal, dapat dilakukan melalui dilemma moral, diskusi terbuka, klarifikasi nilai, serta simulasi dan bermain peran. Idealnya, kedua strategi ini dipadukan harmonis. Sinergi ini merupakan inti Pendidikan karakter bermakna, agar siswa tidak hanya tahu nilai, tapi menghayati dan mengamalkannya, melahirkan manusia cerdas dan Tangguh moral.

7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT

1. Bangun Pagi : Biasakan bangun pagi untuk waktu yang lebih efisien 2. Beribadah : beribadah untuk Kesehatan jiwa

3. Berolahraga : berolahraga agar tubuh siap menghadapi aktivitas demi menjaga kondisi fisik dan mental 4. Makan sehat dan bergizi ; konsumsi makanan yang bergizi untuk asupan yang cukup

5. Gemar belajar : jadikan belajar sebagai tantangan menyenangkan 6. Bermasyarakat : Aktif bermasyarakat agar mudah beradaptasi

7. Tidur cepat : Setelah seharian produktif, pastikan anak beristirahat cukup demi menjaga kondisi fisik dan mental.

PERAN GURU DALAM PENDIDIKAN

1. Sebagai teladan, guru harus menunjukan sikap jujur, disiplin, ramah, dan sabar agar murid dapat meniru sikap positif tersebut.

2. Sebagai pembimbing, guru membimbing murid untuk memahami mana yang baik dan buruk, serta membantu mereka memperbaiki sikap.

3. Sebagai pengajar nilai, guru mengajarkan nilai-nilai penting seperti tanggungjawab, Kerjasama, toleransi, dan cinta tanah air melalui Pelajaran dan kegiatan.

4. Sebagai motivator, guru memberi semangat dan dorongan agar murid mau berprilaku baik dan menjadi pribadi yang lebih baik.

5. Sebagai pengamat dan pemberi umpan balik, guru mengamati sikap murid dan memberikan nasihatpujian agar mereka tau mana harus diperbaiki dan mana yang harus dilanjutkan.

6. Sebagai pencipta lingkungan positif, guru menciptakan suasana kelas yang penuh rasa saling menghargai, aman, dan menyenangkan agar nilai-nilai mudah tertanam.

(6)

KOMITMEN SAYA SEBAGAI GURU UNTUK PENDIDIKAN NILAI

1. Menjadi teladan dalam sikap dan perilaku sehari-hari, termasuk dalam hal kejujuran, disiplin, tanggung jawab, toleransi, dan kerja sama, baik didalam maupun diluar kelas.

2. Mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti religiusitas, nasionalisme, integritas, dan kepedulian sosial dalam proses pembelajaran dan kegiatan sekolah.

3. Membangun budaya sekolah yang positif, dengan mendorong terbentuknya lingkungan yang aman, inklusif, saling menghargai, dan mendukung tumbuhnya semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

4. Mengajak murid untuk aktif dalam kegiatan yang mengembangkan nilai-nilai luhur, seperti kegiatan keagamaan, bakti sosial, gotong royong, serta program kepemimpinan dan kewirausahaan berbasis nilai.

5. Melibatkan orangtua dan Masyarakat dalam proses Pendidikan nilai, melalui komunikasi yang terbuka, kegiatan kolaboratif dan pembinaan berkelanjutan.

6. Terus belajar dan mengembangkan diri sebagai pendidik, dengan mengikuti pelatihan, diskusi, dan refleksi untuk memperkuat pemahaman dan keterampilan dalam menginternalisasikan nilai dalam pendiidikan.

7. Berkomitmen untuk mengevaluasi dan memperbaiki praktik penanaman nilai, agar lebih relevan, adaptif, dan berdampak positif bagi perkembangan karakter murid.

(7)

Pendidikan tidak hanya berujuan untuk mencetak individu yang Cerda secara intelektual, tetapi juga harus membentuk manusia yang berkarakter dan bermoral. Dalam konteks Pendidikan nasional Indonesia, Pendidikan nilai menjadi unsur yang sangat esensial untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang tidak hanya pandai, tetapi juga berintegritas, toleran, bertanggungjawab dan cinta tanah air.

Urgensi Pendidikan nilai semakin dirasakan ditengah tantangan globalisasi, krisis moral, serta dekadensi sosial yang kian nyata. Kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi seringkali membawa pengaruh negative jika tidak diimbangi dengan pondasi nilai yang kuat. Oleh karena itu, internalisasi nilai dalam dunia Pendidikan bukan lagi sekedar pilihan, melainkan sebuah kebutuhan mendesak. Tanpa adanya penguatan nilai, Pendidikan nasional akan kehilangan arah.

Strategi internalisasi Pendidikan nilai harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.

Pendekatannya tidak cukup hanya melalui mata Pelajaran Pendidikan Pancasila atau agama, tetapi perlu dilakukan secara holistic melalui budaya sekolah, keteladanan guru, kegiatan ekstrakurikuler serta interaksi sosial sehari-hari dilingkungan Pendidikan. Guru harus menjadi agen perubahan yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur melalui sikap dan perilaku mereka. Selain itu, kolaborasi antara sekolah, keluarga dan Masyarakat sangat penting agar Pendidikan nilai tidak berhenti diruang kelas, melainkan menjadi kebiasaan hidup.

Saya menyadari bahwa internalisasi nilai merupakan sebuah proses panjang yang membutuhkan komitmen dan kesabaran. Namun, jika proses ini dijalankan dengan sungguh-sungguh, maka Pendidikan nasional akan melahirkan manusia seutuhnya yang cerdas, berdaya saing, sekaligus berakhlak mulia.

Pendidikan nilai bukan hanya bagian dari misi Pendidikan nasional, tetapi juga pondasi dalam membangun peradaban bangsa yang bermartabat.

REFLEKSI PEMBELAJARAN

(8)

Bagaimana anda menyampaikan materi tersebut kepada komunitas belajar ? Metode atau Media apa yang anda gunakan?

KOMUNITAS BELAJAR”

TEMBATU

“TEMan Belajar Atraktif Transpormatif dan Unggul”

Dalam kegiatan rapat rutin kegiatan sekolah yang baru saja dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2025 kemarin, saya memiliki kesempatan untuk menyampaikan hasil pemahaman dan rencana saya terkait Makna, Urgensi, dan Strategi Internalisasi Pendidikan Nilai dalam kerangka Pendidikan Nasional.

Saya memulainya dengan menyoroti kondisi bangsa saat ini yang membutuhkan penguatan nilai, menggunakan data singkat dan beberapa kasus relevan yang telah saya analisis sebelumnya, untuk membangun urgensi topik ini dihadapan rekan-rekan guru dan kepala sekolah. Kemudian saya melanjutkan dengan menjelaskan berbagai strategi internalisasi nilai yang dapat diterapkan Bersama, tidak hanya melalui materi ajar, tetapi juga keteladanan, pembiasaan dan penciptaan lingkungan belajar yang positif. Saya juga membagikan contoh-contoh konkret implementasi dalam pembelajaran seni budaya yang telah saya lakukan seperti

PENYAMPAIAN MATERI MAKNA, URGENSI DAN STRATEGI INTERNALISASI PENDIDIKAN NILAI DALAM KERANGKA PENDIDIKAN NASIONAL

AKSI NYATA :

(9)

diskusi dan menganalisi tentang pengaruh keberagaman budaya Indonesia. Dengan adanya pemaparan pehamanan say aini tidak hanya bertujuan berbagi informasi kepada rekan sejawat, tetapi juga untuk memicu diskusi dan kolaborasi antar guru, sehingga kita semua dapat Bersama-sama merumuskan Langkah strategis untuk menginternalisasikan nilai-nilai luhur kepada murid SMPN 1 JELAI.

Dari pengalaman saya berbagi tentang Pendidikan nilai, saya belajar beberapa hal penting :

1. Cara berbagi ilmu harus banyak macamnya, karena guru-guru punya cara belajar yang berbeda-beda setiap individu.

2. Guru-guru semangat mau menanamkan nilai, tapi butuh panduan dan tempat berbagi ide.

3. Pendidikan nilai itu harus jadi bagian biasa dari Pelajaran, bukan beban tambahan.

4. Kalau semua guru bekerjasama, sekolah bisa lebih berhasil menanamkan nilai dan membentuk karakter murid.

Tantangan berikutnya yang muncul adalah keterbatasan waktu dan kesibukan rekan guru yang membuat mereka sulit meluangkan waktu ekstra untuk memahami materi baru atau merancang ulang pembelajaran yang berpedoman Pendidikan nilai. Terkadang, meskipun ada niat baik, tuntutan administrasi dan kewajiban mengajar yang padat bisa menjadi penghalang utama dalam adopsi inisiatif baru seperti penguatan Pendidikan nilai.

Upaya untuk mengatasi ini, saya berusaha membuat materi dan sesi berbagi informasi seefisien dan sepragmatis mungkin. Saya tidak akan membebani mereka dengan teori yang rumit, melainkan focus pada takeaways yang paling penting dan strategi yang dapat langsung diterapkan tanpa harus merombak seluruh RPP. Saya juga menyadari bahwa setiap guru memiliki gaya dan kecepatan yang berbeda dalam menginternalisasikan informasi baru. Oleh karena itu, saya menyediakan materi dalam format yang fleksibel (misalnya dokumen ringkas yang bisa dica kapan saja atau video singkat yang bisa ditonton disela- sela waktu luang) dan memberikan dukungan berkelanjutan melalui grup komunikasi, bukan hanya disatu sesi presentasi saja. Pendekatan ini bertujuan untuk menunjukan bahwa internalisasi Pendidikan nilai bisa dilakukan secara bertahap dan terukur, sesuai dengan kapasitas dan waktu yang dimiliki oleh masing- masing guru, sehingga mereka tidak merasa terbebani tetapi justru termotivasi untuk terus berinovasi dalam pembelajaran mereka.

(10)

UMPAN BALIK REKAN SEJAWAT

Bapak Ahmadi, S.Pd Kepala Sekolah SMPN 1 JELAI

Ibu Lisda Handayani, S.Pd, Ing Wakasek Kurikulum SMPN 1 JELAI

Bapak Hartono, S.Pd

Wakasek Kesiswaan SMPN 1 JELAI

Pendidikan nilai bukan hanya pelengkap, tetapi inti dari pembentukan karakter

murid untuk menjadi manusia yang bermoral dan bertanggungjawab

Ditengah tantangan moral saat ini, Pendidikan nilai menjadi sangat penting

agar generasi muda tidak hanya cerdas, tetapi berintegritas dan peduli terhadap

sesame.

Nilai-nilai harus diinternalisasi melalui keteladanan, pembiasaan dan integrasi dalam pembelajaran agar tertanam kuat

dalam sikap dan prilaku murid.

(11)

“SEKIAN DAN TERIMAKASIH”

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu perlu pembahasan yang lebih detail mengenai PLC berbasis mikrokontroler yang dimanfaatkan sebagai modul pembelajaran alternatif khususnya modul pembelajaran yang

Pengembangan Media Pembelajaran Modul Interaktif Pada Materi Jurnal Khusus Kelas X Akuntansi Di Smk Negeri Mojoagung.. Jogiyanto ,2005, Analisis dan Desain Sistem Informasi Pendekatan

Jurnal Refleksi PPL PPG Daljab Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan jurnal refleksi terhadap pembelajaran sebelum mengikuti PPG Dalam Jabatan dan setelah mengikuti Pendalaman

Jurnal Refleksi PPL PPG Daljab Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan jurnal refleksi sebagai produk terhadap pembelajaran sebelum mengikuti PPG Dalam Jabatan dan setelah

Jurnal Refleksi PPL PPG Daljab Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan jurnal refleksi sebagai produk terhadap pembelajaran sebelum mengikuti PPG Dalam Jabatan dan setelah

Modul Pembelajaran dan ringkasan pada PPG Al-Qur'an Hadits

Jurnal ini membahas pemantauan Modul 2.2 tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) berdasarkan kerangka kerja CASEL untuk mengembangkan 5 Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) di SDN 59

Modul ajar matematika kelas V semester 1 tentang bilangan cacah untuk pembelajaran efektif di SD tahun ajaran