Pendahuluan
Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengobatan penyakit ini maka penulis akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan pada pasien penyakit reumatik, dengan rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana gambaran asuhan keperawatan pada Tn.
Tujuan Penelitian
Manfaat
Metode Penulisan
- metode
- teknik pengumpulan data
- sumber data
- studi kepustakaan
M dengan berkurangnya mobilitas fisik pada diagnosis medis rheumatoid arthritis, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut. Diagnosa keperawatan yang diprioritaskan pada lansia penderita rheumatoid arthritis antara lain: penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot, kekakuan sendi, nyeri, nyeri kronis berhubungan dengan kondisi kronis rheumatoid arthritis, dan defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
Tinjauan Pustaka
Definisi Rheumatoid Arthritis
Artritis reumatoid merupakan penyakit inflamasi nonbakteri yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronis, serta menyerang sendi dan jaringan ikat secara simetris (Rasjad Chairuddin, Pengantar Bedah Ortopedi, hal. 165). Serangan asam urat biasanya bersifat simetris, artinya menyerang sendi yang sama pada kedua sisi tubuh (Haryono dan Sulis, 2013).
Anatomi
Sendi sinovial, atau sendi yang dapat digerakkan bebas, terdiri dari dua tulang atau lebih, yang ujung-ujungnya ditutupi tulang rawan artikular hialin. Terdapat rongga sendi yang berisi cairan sinovial yang memberi nutrisi pada tulang rawan artikular yang tidak mengandung pembuluh darah.Seluruh sendi dikelilingi oleh kapsul fibrosa yang dilapisi membran sinovial.
Etiologi Rheumatoid Arthritis
Manifestasi Klinis Rheumatoid Arthritis
Patofisiologi Rheumatoid Arthritis
Klasifikasi Rheumatoid Arthritis
Pathway
Komplikasi Rheumatoid Arthritis
Pemeriksaan Penunjang
Tes faktor rheumatoid biasanya positif pada lebih dari 75% pasien rheumatoid arthritis, terutama jika masih aktif.
Penatalaksanaan
Latihan-latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, setidaknya dua kali pada sendi yang sehat. Olahraga berlebihan dapat merusak struktur pendukung sendi yang sudah melemah karena penyakit.
Konsep Dasar Lansia
- Definisi Lansia
- Batasan Lansia
- Ciri-Ciri Lansia
- Karakteristik Lansia
- Klasifikasi Lansia
- Tipe Lansia
Dan untuk melengkapi hari kedua yaitu menjelaskan penyakit rheumatoid arthritis dengan jawaban klien, mendengarkan dan menjawab pertanyaan yang diajukan, menjelaskan penyebab penyakit rheumatoid arthritis dengan jawaban klien.
Konsep Mobilitas Fisik
- Definisi
- Etiologi
- Jenis mobilitas dan Immpbilitas
- Tanda dan Gejala
- Faktor yang Mempengaruhi Mobilitas
- Manifestasi Klinis
- Kondisi Klinis Gangguan Mobilitas fisik
- Dampak yang di timbulkan
- Komplikasi
- Penatalaksanaan
Konsep Asuhan Keperawatan
- Pengkajian
- Pengumpulan data
- Analisa Data
- Diagnosa Keperawatan
- Intervensi Keperawatan
- Implementasi Keperawatan
- Evaluasi
Pengkajian merupakan gagasan dasar proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien guna mengidentifikasi dan mengenali permasalahan, kesehatan dan kebutuhan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan lingkungan (Effendy, 1995). Menurut Setiawan (2012), analisis data adalah metode yang digunakan perawat untuk menghubungkan data klien dan menghubungkan data tersebut dengan konsep dan prinsip teoritis yang relevan dengan keperawatan untuk menarik kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan pasien dan keperawatan pasien. Merekomendasikan ambulasi sederhana (berjalan dari tempat tidur ke kamar mandi) Intervensi suportif.
Kemampuan nyeri (misalnya memantau durasi TENS, hipnotis, persistensi gejala akupresur, terapi dari tidak mengetahui musik, biofeedback, hingga mengetahui terapi pijat, aromaterapi, teknik L.08063 Pengendalian nyeri. Pelaporan nyeri terkontrol dari tidak mengetahui menjadi mengetahui -Mampu mengenali penyebab nyeri dari tidak tahu menjadi tahu Evaluasi keperawatan adalah pengkajian respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan dan peninjauan terhadap asuhan keperawatan yang diberikan (Deswani, 2009).
Evaluasi keperawatan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara terus menerus untuk mengetahui apakah rencana keperawatan sudah efektif dan bagaimana melanjutkan rencana keperawatan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011). Data yang diobservasi perawat, hasil pemeriksaan fisik meliputi tanda vital, skala nyeri, kekuatan otot, dan hasil pemeriksaan penunjang saat ini.
Kerangka Masalah
Dalam pelaksanaan diagnosa pertama penurunan mobilitas fisik berhubungan dengan berkurangnya kekuatan otot, kekakuan sendi, nyeri, diperlukan pelaksanaan selama tiga hari yaitu pada hari pertama pelaksanaan, membangun hubungan saling percaya dengan klien dan keluarga, jelasnya. kontrak waktu dan tujuan pertemuan dengan klien dan keluarga Respon sadar dan kontrak membantu klien menemukan keluhan nyeri dan keluhan fisik lainnya dengan memberikan respon klien yang mengeluh lutut kaku, mengidentifikasi kekuatan atau kelemahan, dan memberikan informasi tentang pemulihan. dengan memberikan respon pada klien menceritakan aktivitas apa yang dilakukannya setiap hari, menilai pengetahuan pasien dan keluarga mengenai gangguan mobilitas fisik dengan mendengarkan respon klien dan menjawab pertanyaan yang diberikan, membantu meningkatkan aktivitas dengan alat dan benda lingkungan dengan respon klien terhadap penjelasan diberikan, memberikan pemahaman manfaat tindakan yang diutamakan dibandingkan respon klien dan keluarga mendengarkan penjelasan, dan mengajak keluarga memantau ambulasi klien. Dalam pelaksanaan diagnosa keperawatan nyeri kronik kedua yang berhubungan dengan keadaan kronik rheumatoid arthritis memerlukan pelaksanaan selama tiga hari yaitu pada hari pertama pelaksanaan menanyakan nyeri yang dirasakan klien meliputi lokasi, ciri-ciri, durasi, frekuensi dan kualitas nyeri dengan respon klien terhadap jawaban pertanyaan yang diajukan, lihat respon nonverbal klien terhadap nyeri dengan respon klien memberikan reaksi meringis, identifikasi hal-hal yang memperberat dan meredakan nyeri dengan jawaban klien atas pertanyaan yang diajukan . menilai tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri dengan jawaban klien atas pertanyaan yang diajukan, memberikan terapi non farmakologi untuk mengurangi nyeri bila respon klien memperhatikan penjelasan yang diberikan, membicarakan nyeri dan faktor pendukung apa saja. yaitu dengan respon klien memperhatikan penjelasan yang diberikan, sedangkan pelaksanaan pada hari kedua adalah dengan mengevaluasi pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri dan faktor pendukungnya dengan respon klien dan keluarga yang dapat menjelaskan dengan baik, yang memberikan dukungan. kapasitas. Dan untuk pelaksanaan hari ketiga yaitu evaluasi pengetahuan klien dan keluarga tentang nyeri dan faktor pendukungnya dengan respon klien menjawab beberapa pertanyaan dengan benar, evaluasi kenyamanan klien saat diberikan bantal di bawah lutut klien untuk mendapatkan rasa nyaman. posisi dengan respon klien terlihat nyaman dengan posisi yang dianjurkan, evaluasi. Hasil terapi non farmakologi berupa kompres hangat untuk mengurangi nyeri dengan respon klien dan keluarga mungkin menunjukkan terapi non farmakologi.
Pada pelaksanaan diagnosa yang ketiga kesenjangan pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi, diperlukan waktu pelaksanaan selama 2 hari yaitu pada hari pertama pelaksanaan melihat kesediaan klien dalam menerima informasi dengan respon klien dan keluarga. tampil antusias, kaji tingkat pengetahuan klien tentang penyakitnya dengan cara mengajukan pertanyaan sesuai respon klien dan keluarga menjawab pertanyaan yang diberikan menyediakan materi dan media pendidikan kesehatan Membuat jadwal pendidikan kesehatan yang disepakati dengan respon klien dan keluarga menyetujuinya. rencana dilakukan, memberikan kesempatan bertanya kepada klien dan keluarga dengan respon klien dengan bertanya beberapa kali.
TINJAUAN KASUS
Analisa data
Klien mengatakan bahwa ia sering merasakan nyeri pada sendi lutut, yang lebih parah bila pada pagi hari (cuaca dingin) lutut terasa kaku.
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Dalam pembahasan kali ini penulis akan menjelaskan kesenjangan yang timbul antara tinjauan literatur dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan lansia penderita rheumatoid arthritis dengan masalah mobilitas fisik di Dusun Ketabang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Diagnosa keperawatan nyeri kronik yang kedua berkaitan dengan kondisi kronik Artritis Reumatoid yaitu setelah dilakukan pengobatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri berkurang, dengan kriteria luaran : Keluhan nyeri klien berkurang, ekspresi meringis atau meringis klien berubah menjadi tidak ada. meringis dan skala nyeri klien menurun dari 4 menjadi 2. Diagnosa Defisit pengetahuan yang ketiga berhubungan dengan kurangnya paparan informasi yaitu setelah dilakukan perawatan 3 x 24 jam diharapkan pengetahuan bertambah, dengan kriteria luaran : perilaku klien sesuai dengan anjuran, kemampuan klien dan keluarga dalam menjelaskan pengetahuan rheumatoid arthritis meningkat, dan perilaku klien sesuai dengan pengetahuan yang dipelajari.
Melalui rencana asuhan keperawatan meliputi : Identifikasi informasi yang akan dikomunikasikan, Identifikasi pemahaman terhadap kondisi kesehatan saat ini, Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi, Identifikasi pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit rheumatoid arthritis, Pemberian materi dan media pendidikan kesehatan, Perencanaan pendidikan kesehatan. setelah janji temu, berikan kesempatan bertanya, jelaskan pengertian rheumatoid arthritis, jelaskan penyebab penyakit rheumatoid arthritis, jelaskan tanda-tanda penyakit rheumatoid arthritis dan jelaskan pola makan untuk penyakit rheumatoid arthritis. Sedangkan pada case review intervensi pada diagnosis 3 menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan pola makan pasien rheumatoid arthritis. Pada akhir evaluasi keperawatan dilakukan diagnosa nyeri kronik kedua yang berhubungan dengan penyakit kronik rheumatoid arthritis. Disimpulkan bahwa masalah keperawatan pasien teratasi karena sesuai dengan tujuan yang ditetapkan perawat yaitu berkurangnya keluhan nyeri. , dan skala nyeri menurun dari 4 menjadi 2.
Setelah melakukan observasi dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada lansia rheumatoid arthritis dengan masalah mobilitas fisik di Dusun Ketabang, penulis dapat menarik kesimpulan serta saran yang dapat berguna untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada Tn. Artritis reumatoid atau dikenal juga dengan penyakit reumatik merupakan peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh kelainan autoimun.
PEBAHASAN
Diagnosa Keperawatan
Definisi: Pengalaman sensorik atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan nyata atau fungsional, dengan awitan tiba-tiba atau lambat dan intensitas ringan hingga berat dan konstan, berlangsung lebih dari 3 bulan. A.
Intervensi
2 Nyeri kronik berhubungan dengan kondisi kronis (rheumatoid arthritis) 3 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi.
Implementasi
Dalam pelaksanaan pelaksanaan keperawatan tidak ditemukan hambatan karena pasien dan keluarga bersikap kooperatif dengan perawat, sehingga rencana tindakan dapat terlaksana.
Evaluasi
Hal ini sesuai dengan isi buku pembahasan menurut Pokja SLKI DPP PPNI (2017), bahwa tujuan diagnosis nyeri kronik berkaitan dengan gangguan muskuloskeletal kronik yaitu meningkatkan kemampuan menyelesaikan aktivitas, menurunkan gejala nyeri dan mengurangi nyeri. skala nyeri menurun dari 5 menjadi 3. Pada akhir evaluasi Diagnosa keperawatan ketiga defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi. Disimpulkan permasalahan keperawatan pasien telah teratasi karena sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan perawat yaitu meningkatkan pengetahuan tentang penyakit, dan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan isi buku pembahasan menurut Pokja DPP PPNI SLKI (2017), bahwa tujuan diagnosis defisit pengetahuan berkaitan dengan kurangnya paparan informasi yaitu peningkatan pengetahuan tentang penyakit, dan perilaku. sesuai. .
Segala tindakan yang dilakukan pada pasien sudah sesuai dengan rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan oleh perawat. Dalam diagnosa keperawatan, kesenjangan pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan informasi sehingga memerlukan dua hari pelaksanaan. Asuhan keperawatan keluarga pada lansia dengan imobilitas fisik di wilayah kerja Puskesmas Nanggolo Kota Padang.
Makanan yang tidak boleh diberikan: Sarden/tenggiri, usus, krustasea, paru-paru, hati, limpa, otak, kornet, daging sapi, kaldu, bebek, angsa, burung. Makanan yang boleh diberikan: Kacang kering maksimal 25 gr/hari, tahu, tempe, oncom maksimal 90 gr/hari.
PENUTUP
Saran
Kekakuan sendi yang biasa dialami pada pagi hari atau setelah bangun tidur biasanya hilang dalam waktu kurang dari 30 menit. Makanan yang digoreng, makanan yang dipanaskan, gula dan karbohidrat olahan, produk susu, alkohol, garam dan pengawet, minyak jagung, daging merah. Selain itu kacang-kacangan seperti kedelai, kacang tanah, buncis, ikan asin dan lainnya juga dapat meningkatkan asam urat.