• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedudukan Pancasila

N/A
N/A
Adiansyah Unnes

Academic year: 2024

Membagikan " Kedudukan Pancasila"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

Penetapan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia ditandai bersamaan dengan disahkan atau disahkannya UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain itu, kelima sila Pancasila memuat nilai-nilai Pedoman Hidup Bangsa (Way of Life), atau falsafah bangsa Indonesia yang diartikan sebagai Pancasila sebagai Pedoman Hidup Bangsa atau Pancasila sebagai falsafah. bangsa Indonesia. Oleh karena itu, secara hierarki Pancasila adalah dasar dan ideologi negara yang sah menurut hukum. Menurut Notonagoro, hal itu didasarkan pada Pancasila sebagai pedoman hidup atau Pancasila sebagai falsafah bangsa.

Menurut Notonagoro, Pancasila secara sistematis merupakan sumber segala sumber hukum (SDSSH), sedangkan UUD 1945 merupakan sumber ketertiban hukum (STB). Dengan demikian, ditetapkannya Pancasila sebagai dasar filsafat negara berarti bahwa moralitas bangsa telah menjadi moralitas negara (Dipoyudo, 1984). Penempatan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum ketatanegaraan sesuai dengan pembukaan UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, serta sebagai landasan filosofis bangsa dan negara, sehingga bahwa segala materi yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Pancasila sebagai dasar filsafat negara mengandung nilai-nilai internal yaitu nilai kebenaran, nilai kebaikan, dan nilai keindahan. Oleh karena itu, dengan UUD 1945 dan Pancasila sebagai sumber Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, maka pemberlakuan Pancasila merupakan persoalan kepatuhan hukum bagi seluruh entitas yang terkait dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Topik diskusi

Proklamasi kemerdekaan Indonesia bukanlah suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan bagian dari rangkaian peristiwa panjang perjuangan kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, untuk dapat memahami apa yang tersirat di dalamnya, perlu melihat peristiwa yang melatarbelakanginya, berupa perjuangan gerakan kemerdekaan Indonesia jauh sebelum itu. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 terjadi di saat yang tepat, yakni dua hari setelah Jepang menyerah, sedangkan Sekutu belum mendarat di Indonesia.

Maka momentum ini sangat tepat dimanfaatkan oleh para pemimpin dan tokoh pemuda untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Setelah Bangsa Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 dan disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945) sebagai konstitusi negara dan Pancasila sebagai dasar negara, maka perjuangan pada masa pasca proklamasi adalah mempertahankan kemerdekaan. dan untuk mengisi. kemerdekaan, melaksanakan konstitusi negara dan dasar negara Pancasila yang disepakati bersama (Mawarti Djoened Poesponegoro (VI AT Soegito dkk. Dalam pemeliharaan dan pemenuhan kemerdekaan serta pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara setelah kemerdekaan ), Bangsa Indonesia mengalami berbagai dinamika perjuangan dengan menghadapi berbagai penyimpangan Pancasila, gerakan separatis, agresi militer Belanda, pemberontakan seperti pemberontakan G 30 S/PKI dan berbagai tantangan dan permasalahan hingga datangnya reformasi pada tahun 1998.

Penugasan

Teman-teman mahasiswa yang saya banggakan, kita sudah memasuki pembelajaran daring sesi keempat. Pada sesi akhir ini Anda akan mempelajari tentang Proses Perumusan dan Pengesahan Dasar Pancasila Negara Republik Indonesia. Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis perumusan dan proses pengesahan Dasar Pancasila Negara Republik Indonesia.

Materi

Dalam kesempatan yang sama juga dijelaskan soal hubungan negara dan agama serta Republik atau Monarki. Tanggal 16 Juli 1945 diadakan sidang BPUPK yang kedua dengan kesempatan “menyiapkan satu rancangan undang-undang pokok”, di Jl. Pengesahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 didahului dengan pengesahan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang dipimpin langsung oleh Ketua PPKI Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.

Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis nilai-nilai dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sedangkan nilai-nilai spiritual dibedakan menjadi 4 (empat) jenis, yaitu: . 1) nilai kebenaran, 2) keindahan, 3) spiritual, dan 4) nilai etika-moral. Nilai mempunyai tingkatan tertentu dan menurut tingkatan itu dibedakan apa yang disebut dengan nilai dasar (fundamental value), nilai instrumental dan nilai praktis.

Nilai-nilai dasar dalam konteks kehidupan bangsa Indonesia tercermin dalam Pancasila yang secara tegas tertuang dalam UUD 1945. Oleh karena itu, sikap dan perilaku sewenang-wenang terhadap orang lain merupakan tindakan yang tidak sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Topik Diskusi

Prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dalam bentuk pelaksanaannya adalah setiap warga negara harus mengembangkan sikap adil terhadap orang lain, menjaga keseimbangan, keselarasan, keselarasan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak orang lain. Menurut Aristoteles, hakikat keadilan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) Keadilan distributif, yaitu negara berkewajiban membagikan/memberikan kepada warga negaranya apa yang menjadi haknya. Di sini, negara berkewajiban memperlakukan individu dengan martabat yang sama; (2) Keadilan komutatif, yaitu bahwa setiap orang wajib memperlakukan sesamanya sebagai individu yang mempunyai martabat yang sama, dan wajib memberikan kepada sesama warga negara segala yang menjadi haknya masing-masing, yang harus diberikan dan diterima sebagai haknya, dan ini keadilan komutatif bersifat timbal balik. (3) Keadilan hukum/keadilan untuk ditaati.

Kuis

Semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Berbicara tentang Pancasila dalam konteks ketatanegaraan tidak lain adalah berbicara tentang ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam pasal-pasal UUD 1945. Namun menurut amandemen keempat (ST MPR RI Agustus 2002), yang dimaksud dengan UUD 1945 adalah teks yang terdiri atas Pembukaan dan Pasal.

Dengan kedudukannya sebagai Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 bersifat tetap, artinya tidak dapat diubah apalagi digantikan oleh siapapun termasuk Majelis Volksraadgewende (MPR) karena adanya pemilihan umum. Secara hukum, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak berubah, berkaitan dengan kelangsungan hidup Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artinya apabila Pembukaan UUD 1945 diubah, apalagi diubah berarti Deklarasi Negara 17 Agustus 1945 batal.

Jika dikaji secara mendalam, alinea pertama, kedua, ketiga, dan alinea keempat dipisahkan dengan kata-kata: “Kalau begitu…” di awal alinea keempat Pembukaan UUD 1945. letak dan hakikat hubungan Pembukaan UUD 1945 dapat ditentukan dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai berikut. Pemberian Pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia merupakan realisasi alinea kedua/bagian Proklamasi 17 Agustus 1945.

Pembukaan UUD 1945 pada hakikatnya merupakan pernyataan kemerdekaan secara rinci, memuat pokok-pokok pikiran cita-cita luhur yang menjadi pendorong terwujudnya kemerdekaan berupa negara Indonesia merdeka yang berdaulat, bersatu, adil dan makmur berdasarkan asas kemerdekaan. Pancasila. Buatlah analisis singkat mengenai kedudukan pembukaan UUD 1945 dalam kaitannya dengan penyusunan peraturan yang berlaku di Indonesia. Bagian pertama adalah Pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat ayat, dan bagian terakhir memuat Dasar Negara Pancasila.

Bagian kedua terdiri atas: Pasal UUD 1945 yang terdiri atas 20 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan dan 2 pasal aturan tambahan. Sebagaimana disebutkan di atas, Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Pasal-pasal UUD 1945, jika dikaji secara mendalam, alinea pertama, kedua, ketiga, dan alinea keempat… dipisahkan dengan kata-kata: “Kemudian dari. pada hari itu…” di awal alinea keempat Pembukaan UUD 1945.

Sistem pemerintahan negara berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen sangat berbeda dengan sistem pemerintahan yang dianut UUD 1945 sebelum diamandemen. Secara umum gambaran sistem pemerintahan negara yang dianut oleh UUD 1945 hasil amandemen adalah sebagai berikut.

UUD 1945

UUD 1945

Pancasila dapat dijadikan tolok ukur atau paradigma pembangunan nasional dalam berbagai bidang seperti politik dan hukum, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan keagamaan; Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dimana pemerintah dan masyarakat (baik individu maupun kelompok) mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk bela negara. Berdasarkan pemikiran di atas, tidak berlebihan jika Pancasila menjadi satu-satunya paradigma pembangunan di bidang sosial budaya.

Hal ini merupakan konsekuensi logis dari kesepakatan masyarakat Indonesia bahwa Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai masyarakat Indonesia. Namun kita harus menyadari bahwa penggunaan Pancasila sebagai paradigma pembangunan di bidang sosial budaya bukanlah satu-satunya jaminan tercapainya keberhasilan yang optimal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilannya, seperti keyakinan masyarakat Indonesia terhadap kebenaran nilai-nilai Pancasila, konsisten tidaknya masyarakat Indonesia dalam mengamalkan Pancasila, pengaruh nilai-nilai asing yang terus masuk seiring dengan proses globalisasi.

Kita semua sepakat bahwa semua agama dan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa mengajarkan nilai-nilai kehidupan umat manusia yang paling mulia, baik dalam hubungan vertikal maupun horizontal. Artinya, pengembangan kehidupan beragama harus dilandasi oleh nilai-nilai agama, khususnya yang mengatur hubungan antar umat manusia. Pancasila sebagai paradigma pembangunan diharapkan dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan pembangunan di Indonesia.

Pada pertemuan sesi terakhir ini kalian akan mempelajari tentang Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia di lingkungan kampus. Setelah mengikuti sesi ini, mahasiswa diharapkan mampu menganalisis Pancasila sebagai paradigma kehidupan bangsa Indonesia di lingkungan kampus. Kebebasan akademik dalam hal ini lebih ditandai dengan kegiatan-kegiatan yang menjadi wahana pengembangan ilmu pengetahuan yang dapat diikuti oleh civitas akademika (dosen+mahasiswa).

Dalam pengembangan dan penerapan otonomi kampus untuk pengembangan ilmu pengetahuan, muncul istilah kebebasan platform akademik. Pada hakikatnya ilmu pengetahuan tidak dapat dikembangkan hanya dari satu sisi (misalnya dari dalam), kesan yang diperoleh menjadi suatu tindakan yang terpotong-potong dan hal ini jelas akan memisahkan ilmu pengetahuan dari penerapannya (Beerling, Kwee Mooij dan Van Peursen. Perkembangan ilmu pengetahuan di masyarakat akan bergantung pada kemampuan ilmuwan mengkomunikasikan hasil inovasi yang telah dicapai.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Setelah mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa memiliki pemahaman, kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan tentang kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara

2 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.. 1994 amat kuliah ini hadir dengan sebutan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau dikenal dengan

Jadi, mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan student centered learning, untuk mengembangkan knowledge, attitude, dan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila yang diampu oleh

256/DIKTI/Kep/2000 tanggal 10 Agustus 2000 tentang Penyempurnaan Garis Besar Pembelajaran (GBPP) Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) Pendidikan Pancasila, pada perguruan tinggi

Modul ajar mata kuliah Pendidikan Pancasila membahas tentang sejarah lahirnya Pancasila sebagai dasar negara

Materi soal ujian tengah semester mata kuliah Pendidikan Pancasila untuk kelas

Capaian dan Tujuan Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila di SMP/MTs Fase