• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktek Indotan

N/A
N/A
Bonang Aprillah

Academic year: 2024

Membagikan "Laporan Kerja Praktek Indotan"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

OLEH:

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM TAHUN 2023

(2)

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

(3)

TAHUN 2023

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

OLEH:

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

Disetujui Oleh:

Pembimbing Lapangan 1

(Subehan)

Sekotong, 01 September 2023

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

(Bedy Fara Aga Matrani, ST.,MT) NIDN. 081004890

(4)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

STUDI PREPARASI DAN PENGAMBILAN SAMPEL HASIL PEMBORAN EKSPLORASI PADA PT. INDOTAN

LOMBOK BARAT BANGKIT (ILBB) NUSA TENGGARA BARAT

OLEH:

BONANG APRILLAH NIM.2019D1D004

Disetujui Oleh:

Pembimbing Kerja Praktek

(Bedy Fara Aga Matrani, ST.,MT) NIDN. 081004890

Mataram, Agustus 2023

Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan

(Bedy Fara Aga Matrani, ST.,MT)

(5)

NIDN. 081004890 KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr……. wb……

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat, hidayah dan karuniaNya sehingga sehingga kami dapat menyelesaiakan Penyusunan Laporan Kerja Praktek (KP) dengan judul ”Studi Preparasi Sampel dan Pengambilan Sampel Hasil Pemboran Eksplorasi pada PT.

Indotan Lombok Barat Bangkit Nusa Tenggara Barat” dapat terselesaikan dengan baik.

Maksud dan tujuan penulisan laporan Kerja Praktek ini adalah untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Jurusan S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Mhammaddiyah Mtaram.

Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan kereja praktek ini dengan sebaik mungkin, namun penulis menyadari bahwa kerja praktek ini masih jauh kata sempurna. Oleh kerna itu, saran dan keritik serta masukan dari berbagai pihak demi perbaikan dan kesempurnaan kerja praktik ini akan penulis terima dengan lapang dada.

Dengan selesainya penyusunan laporan hasil Kerja Praktek ini, tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada Kedua Orangtua beserta keluarga yang telah mencurahkan cinta dan kasih sayangnya serta keiklasannya dalam membesarkan, mendidik dan membiayai penulis serta doa dan restu yang tak henti-hentinya untuk keberhasilan penulis. Tidak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada:

1. Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan kasih sayingnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.

2. Kedua Orang tua serta keluarga penulis atas doa dan dukungan yang telah diberikan selama ini baik moril maupun materi.

3. Drs. Abdul Wahab, MA selaku Rektor Universitas Muhammdiyah Mataram.

(6)

4. Dr. H, Aji Syailendra Ubaidillah, ST.,M.Sc, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram.

5. Bedy Fara Aga Matrani ST., MT, Selaku Ketua Program Studi S1 Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram, sekaligus Dosen Pembimbing Kerja Praktek yang telah memberikan arahan dan bimbingan baik dalam Pelaksanaan Kerja Praktek dan dalam penulisan Laporan Kerja Praktek.

6. Seluruh Dosen S1 Teknik Pertambangan yang selalu memberikan ilmu dan pengajaran kepada penulis.

7. Loto selaku Kepala Teknik Tambang di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

8. Subehan selaku Manager Geologist, sekaligus Pembimbing Lapangan Kerja Praktek di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

9. Herman selaku Suvervisor Coreshed Area di PT. ILBB.

10. Seluruh Karyawan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

11. Keluarga Besar Warga Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan (HMTA)

12. Room and Pillar 19 yang memberikan support selama perkuliahan.

13. Perkumpulan Nila Kepiting yang selalu senantiasa saling memberikan support dan kebahagiaan.

Semoga kerja praktek yang telah dilakukan penulis bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis dalam memahami dunia kerja yang sesungguhnya yang tidak hanya sekedar didapat dari menuntut ilmu dibangku kuliah saja, namun berasal dari siapa saja sehingga siap bersaing dan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain. Aamiin.

Lombok Barat, 01 September 2023 Penulis

(7)

Bonang Aprillah 2019D1D004 ABSTRAK

Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan untuk mengetahui posisi atau letak dari endapan dan lapisan batuan sekelilingnya (country rock) serta tebal dari endapan bijih emas itu sendiri. Hasil kegiatan eksplorasi ini kemudian dapat berguna untuk menentukan nilai ekonomis dari suatu endapan bijih emas, menentukan metode dan sistem penambangan serta umur tambang dari suatu kegiatan penambangan endapan bahan galian tersebut.

Pemboran adalah pembuatan lubang eskplorasi yang diameternya relatif kecil bila dibandingan dengan kedalamannya. Pemboran ini biasayanya pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan data informasi dan pengambilan conto (sample).

Adapun kelanjutan dari kegiatan eksplorasi yaitu kegiatan preparasi sampel dimana merupakan pekerjaan untuk mempersiapkan sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisis kandungan kadar emas. Sebelum sampel dianalisis, terlebih dahulu dilakukan preparasi dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik sampel.

Kata kunci: bijih emas, country rock, nilai ekonomis, preparasi sampel, representatif.

(8)

DAFTAR ISI

LAPORAN KERJA PRAKTEK...i

KATA PENGANTAR...v

ABSTRAK...vii

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Maksud dan Tujuan...2

1.3 Manfaat...2

1.4 Lokasi Kerja Praktek...3

1.5 Ruang Lingkup Kegiatan...3

1.6 Metode Pengumpulan Data...3

BAB II TINJAUAN UMUM...4

2.1 Profil atau Sejarah Singkat Perusahaan...4

2.2 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...4

2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah...5

2.3.1 Lokasi...5

2.3.2 Kesampaian Daerah...6

2.4 Iklim dan Cuaca...8

2.5 Kondisi Geologi...8

2.6 Karakteristik Alterasi dan Mineralisasi Bijih...11

2.7 Tahapan Pemboran Eksplorasi...12

2.7.1 Pengertian Pemboran Eksplorasi...12

2.7.2 Tahapan Pemboran Dalam Kegiatan Eksplorasi...13

2.8 Preparasi Sampel...19

2.8.1 Tahapan Preparasi Sampel...19

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK...27

(9)

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan...27

3.2 Tahap Kerja Praktek...27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...30

4.1 Preparasi Sampel...30

4.2 Tahapan-tahapan Kegiatan Preparasi Sampel...30

4.2.1 Penerimaan Sampel...33

4.2.2 Pencucian dan Pengeringan Sampel...33

4.2.3 Meter Marking...34

4.2.4 Pemotretan/Dokumentasi...34

4.2.5 Preparasi Sampel Uji...35

4.2.6 Pemberian Cutting Line...44

4.2.7 Pemotongan Sampel...45

4.2.8 Sampling...45

BAB V KESIMPULAN...47

5.1 Kesimpulan...47

5.2 Saran...47

DAFTAR PUSTAKA...48

(10)

DAFTAR TABE

Tabel 2.1 Kolom Stratigrafi Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat...9

Tabel 2.3 Kolom Stratigrafi Daerah Pelangan dan Sekitarnya...9Y Tabel 4.1 Data Uji Penentuan Berat Jenis...37

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Berat Jenis...37

Tabel 4. 3 Pengujian Point Load...43

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Point Load...44

Tabel 4.5 Data Hasil Perhitungan Uji Point Load...56

DAFTAR GAMBAR

(11)

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...5

Gambar 2.2 Peta Kesampaian Daerah PT. Indotan Lombok Barat Bangkit...7

Gambar 2.4 Peta Geologi Regional Lokasi IUP PT. Indotan LBB...10

Gambar 2.5 Mesin Bor...14

Gambar 2.6 Pompa Fluida...15

Gambar 2.7 Pipa Bor...15

Gambar 2.8 Mata Bor...16

Gambar 2.9 Menara Bor...16

Gambar 2.10 Lumpur Bor...17

Gambar 4. 1 Bagan Alir Preparasi Sampel...32

Gambar 4.2 Proses Penerimaan Core Box...33

Gambar 4.3 Proses Pencucian dan Pengeringan...34

Gambar 4.4 Proses Permeteran Sampel...34

Gambar 4.5 Proses Pemotretan...35

Gambar 4.6 Proses Timbang Berat Normal dan Berat Kering Sampel...38

Gambar 4.7 Proses Timbang Berat jenuh dan Berat Tak jenuh di air...38

Gambar 4.8 Alat Point Load Test...39

Gambar 4.9 Standar Bentuk Spesimen Untuk Diametrical Test dan Axial Test...39

Gambar 4.10 Sampel Sebelum di uji...41

Gambar 4.11 Sampel Setelah di uji...41

Gambar 4.12 PL yang Valid (a,b,c) & PL yang Invalid (d,e)...42

Gambar 4.13 Klasifikasi Nilai Kuat Tekan Menurut Berbagai Sumber...44

Gambar 4.14 Proses Pemotongan...46

Gambar 4.15 Proses Pengambilan dan Penimbangan Sampel...46

DAFTAR LAMPIRAN

(12)

Lampiran 1 Jumlah Jam Kerja……….. 49

Lampiran 2 Alat-alat yang digunakan pada Preparasi Sampel………...50

Lampiran 3 Data Pengujian Berat Jenis Batuan ...………….……….….. 51

Lampiran 4 Data Pengujian Point Load Test ……….……..……….53

Lampiran 5 Bagan Alir Kegiatan Preparasi Sampel ……….…………57

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Eksplorasi mineral biji untuk mengetahui penyebaran mineral tersebut dan juga membantu dalam Kegiatan pengeboran merupakan salah satu metode dalam melakukan melakukan desain lahan dan seberapa besar luas lahannya. Pengeboran sendiri sebenarnya dilakukan hanya sebatas kegiatan untuk pengambilan sesuatu dari dalam tanah, tetapi pada jaman modern seperti ini, pengeboran sudah banyak dilalukan untuk berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pencarian informasi bahwa permukaan seperti pemetaan bawah permukaan. Pengeboran eksplorasi itu sendiri merupakan suata rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat mengetahui dan mendapatakan posisi atau kedudukan dari tubuh endapan mineral bijih bawah permukaan tanpa merusak lingkungan sekitar. Dengan kegiatan pengeboran ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga demi kelangsungan kegiatan eksplorasi ini dan juga diharapkan bahwa kegiatan ini akan mengurangi dampak negatif dari pembukaan lahan nantinya jika memang daerah ini prospek untuk ditambang.

Setelah kegiatan pemboran selesai, dilanjutkan dengan kegiatan Preparasi sampel pada Coreshed Area yang merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan contoh untuk dianalisis, dengan tujuan untuk mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik batuan dan uji dilaboratorium kimia untuk mengetahui kandungan dan kadar pada perlapisan batuan sehingga hasilnya dijadikan sebuah parameter dalam kegiatan penambangan.

Hal di atas melatarbelakangi saya untuk melakukan pengamatan dan penelitian lebih lanjut mengenai teknik preparasi sampel hasil pemboran yang berlangsung pada PT Indotan Lombok Barat Bangkit. Oleh sebab itu, judul kerja praktek saya adalah ”Studi Preparasi dan Pengambilan Sampel Hasil Pemboran Eksplorasi Pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit (ILBB) Nusa Tenggara Barat”

(14)

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari kerja praktek ini adalah sebagai bahan pembelajaran secara langsung dilapangan mengenai kegiatan eksplorasi. Selain itu, merupakan salah satu syarat pada kurikulum pembelajaran pada program (S1) Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Mataram. Sedangkan Tujuan dari kerja Praktek ini antara lain:

1. Untuk menyelesaikan mata kuliah Kerja Praktek (KP) dan sebagai syarat Tugas Akhir (TA) bagi para mahasiswa Program Studi Strata 1 (S1) Teknik Pertambangan Universitas Muhammadiyah Mataram

2. Dapat memahami dan mengerti secara langsung kegiatan pemboran eksplorasi & preparasi sampel pada dunia pertambangan secara nyata di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

3. Mempelajari dan memahami kegiatan preparasi sampel dari awal sampai akhir di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

4. Mempelajari dan memahami kegiatan pengujian sifat fisik & sifat mekanik pada sampel uji.

1.3 Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem operasional tambang salah satunya geoteknik tambang. Selain itu, melalui kegiatan penelitian ini juga mahasiswa dapat lebih percaya diri dalam menerapkan teori yang didapat selama duduk di bangku perkuliahan dan memperoleh gambaran dunia kerja yang sesungguhnya dilapangan.

2. Bagi Perusahaan

 Menumbuhkan kerjasama yang saling menguntungkan dan bermanfaat bagi pihak - pihak yang terlibat dalam kegiatan Kerja Praktek (KP) Lapangan.

 Sebagai sarana sosialisasi perusahaan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit pada mahasiswa lebih khusus mahasiswa Teknik Pertambangan.

(15)

 Memberikan kriteria tenaga kerja yang dibutuhan oleh instansi atau perusahaan

3. Bagi Perguruan Tinggi

 Sebagai tambahan referensi dan pengenalan mengenai tahapan pertambangan diterapkan di perusahaan pertambangan di Indonesia.

 Membina kerja sama yang baik antara Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) dengan perusahaan tambang PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

 Meningkatkan kualitas para lulusan dimana pada akhirnya lulusan ini dapat menerapkan ilmu dari mata kuliah yang telah diajarkan dan juga proses penerapannya dalam dunia kerja.

1.4 Lokasi Kerja Praktek

Kerja praktek dilaksanakan pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit yang berada di Daerah Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

1.5 Ruang Lingkup Kegiatan

Pada kegiatan kerja praktek ini, secara umum penyusun mengamati seluruh aktivitas eksplorasi pada PT. Indotan Lombok Barat Bangkit. namun secara khusus penyusun mengamati seluruh kegiatan pemboran dan preparasi sampel yang berada di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Di dalam pelaksanaan pengumpulan data, penulis menggabungkan antara beberapa metode yaitu:

1. Metode Observasi (Pengamatan)

Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.

2. Metode Interview (Wawancara)

Metode ini dilakukan dengan cara mencari penjelasan secara langsung dari para geologis yang bekerja dan pihak perusahaan PT.

Indotan Lombok Barat Bangkit.

(16)

3. Dokumentasi

Merupakan pengumpulan data dengan cara menyalin data atau dokumentasi dari Perusahaan. Dokumentasi ini melibatkan penggunaan kamera digital untuk mengambil gambar guna melengkapi laporan kerja praktek.

4. Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan cara mencari literatur yang berkaitan dengan tujuan dari kerja praktek baik yang diperoleh pada saat perkuliahan maupun dari sumber lain di luar bangku kuliah.

(17)

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Profil atau Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Indotan Lombok Barat Bangkit merupakan anak usaha PT. Ancora Indonesia Resources yang memegang Izin Usaha Pertambangan untuk tambang emas di Kabupaten Lombok Barat. Pada tanggal 7 november 2017, PT. Ancora Indonesia Resources mengakuisisi 100% saham Indotan Lombok, Pte, Ltd dari PT. Sourthern Arc. PT. Indotan Lombok Barat Bangkit atau biasa di sebut PT. ILBB, sebuah perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Hukum Republik Indonesia, perusahaan ini sudah mengantongi Izin Usaha Operasi Produksi atau IUPOP dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan telah terdaftar pada MODI (Minerba One Data Indonesia) dan MOMI (Minerba One Map Indonesia) Database milik Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementrian ESDM per tanggal 14 November 2022.

PT. Indotan Lombok Barat Bangkit juga merupakan perusahaan yang masih melalukan aktivitas eksplorasi detail, guna mendapatkan informasi terkait persebaran endapan mineral emas yaitu untuk menegtahui sumber daya dan cadangan mineral emas dan mineral pengikutnya yang berada di daerah pelangan.

Pada akhirnya PT. Indotan Lombok Barat mempuyai tujuan untuk menyelesaiakan kegiatan eksplorasi detail pada daerah pelangan. Pada tahap pemboran eksplorasi ini, PT. ILBB banyak mempekerjakan tenaga lokal atau masyarakat sekitarnya, guna mendukung perekonomian masyarakat setempat.

2.2 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

Aspek organisasi dan ketenagakerjaan perusahaan dibentuk dengan memperhatikan peraturan perudang-undangan yang berlaku di Indonesia dan kegiatan perusahaan yaitu eksplorasi detail.

(18)

Adapun Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit dapat dilihat pada bagan/struktur organisasi pada Gambar 2.1 di bawah ini.

2.3 Lokasi dan Kesampaian Daerah 2.3.1 Lokasi

Lokasi pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek yaitu di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, Site Raja Projek Pelangan, yang merupakan perusahaan pertambangan yang berada di pada Kec. Sekotong, Kab.

Lombok Barat.

Secara administratif lokasi penelitian termasuk dalam wilayah Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki batasan-batasan sebagai berikut:

KTT Loto Manager Geologis Subehan

Senior Geologis Ridho

Database Dian

Projek Geologis Heri & Budi

Geologis Arif & Adi Coreshed Area

Crew Coreshed

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

(19)

Utara : Kecematan Lembar.

Timur : Kabupaten Lombok Tengah.

Selatan : Lautan Indonesia.

Barat : Selat Lombok.

Serta secara geografis lokasi penelitian terletak pada 115° 58' 25.268"

BT sampai 115° 58' 36.661" BT dan 8° 46' 19.060" LS sampai 8° 50' 39.469" LS. PT. Indotan Lombok Barat.

2.3.2 Kesampaian Daerah

Untuk mencapai lokasi penelitian dapat ditempuh dengan jalur transportasi sebagai berikut:

 Mataram-Kantor PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

Dapat dicapai menggunakan motor/mobil dari Mataram menuju kantor PT. ILBB didesa Sekotong Tengah, Kec. Sekotong, Kab. Lombok Barat jarak tempuh ± 36 km dengan waktu sekitar ± 50 menit.

 Kantor PT. Indotan Lombok Barat Bangkit – Site Raja

Kemudian dari Kantor PT. Indotan Lombok Barat Bangkit menuju Site Raja didesa Pelangan, Kec. Sekotong Kab. Lombok Barat menggunakan Hilux Double Cabin 4x4 jarak tempuh ±23 km dengan waktu sekitar ±35 menit.

(20)

Gambar 2.2 Peta Kesampaian Daerah PT. Indotan Lombok Barat Bangkit

(21)

2.4 Iklim dan Cuaca

Daerah Pertambangan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Site Raja hampir serupa dengan daerah lainnya di Nusa Tenggara Barat mempunyai iklim tropis serta mempunyai dua musim yaitu musim hujan antara bulan Oktober sampai dengan Maret dan musim kemarau antara bulan April sampai dengan bulan September. Intensitas hujan di daerah penyelidikan sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi dengan durasi waktu pendek sampai Panjang.

2.5 Kondisi Geologi

Kondisi Geologi di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Site Raja dilokasi penelitian berdasarkan Kondisi Geologi Regional Lombok berada pada busur Sunda, sebagai kepulauan yang dibentuk oleh pegunungan volkanik muda, dan bagian dari gugusan kepulauan Nusa Tenggara (Van Bemmelen, 1949).

Pada kala Miosen Tengah terjadi aktivitas magmatisme ditandai munculnya sebuah retas dasit dan basalt yang menerobos Formasi Pengulung dan Formasi Kawangan. Intrusi tersebut mengakibatkan proses ubahan dan mineralisasi bijih serta hadirnya urat-urat kuarsa pada batuan yang diterobosnya (Parsaulian dan Noor, 2016). Pada Miosen Akhir, dalam kondisi cekungan memungkinkan terbentuknya endapan batuan batugamping Formasi Ekas pada Akhir Tersier atau Awal Kuarter.

Selama Miosen Tengah, terjadi aktivitas intrusi yang menyebabkan terbentuknya alterasi hidrotermal dan mineralisasi di wilayah Lombok Barat dan sekitarnya. Intrusi-intrusi tersebut meliputi porphyrytic andesite, hornblende diorite, quartz diorite, porphyry feldspar, tonalite, dan diaterma breccia. Intrusi-intrusi tersebut sebagian tertutup oleh batugamping dan batupasir arenit. Selain itu, dijumpai pula calcareous breccia dan lava yang berumur muda sebagai bagian dari endapan alluvial.

Secara Stratigrafi, Pulau Lombok secara umum merupakan tersusun atas batuan Tersier (batuan tertua) dan batuan Kuarter (batuan termuda), serta

Tabel 2.1 Kolom Stratigrafi Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat

(22)

didominasi batuan vulkanik dan alluvium serta intrusi-intrusi yang berkisar dari zaman Tersier sampai Kuarter (Andi Mangga et al., 1994).

Sumber: Andi Mangga, 1994

Tatanan batuan yang terdapat di daerah penelitian dan sekitarnya dari yang tertua hingga termuda berdasarkan hasil pemetaan geologi lapangan dapat dikelompokan menjadi 5 satuan stratigrafi (Mangga dkk, 1994), yaitu (tabel 2.2).

Tabel 2.2 Kolom Stratigrafi Daerah Pelangan dan Sekitarnya Kec. Sekotong, Kab. Lombok Barat

Sumber: Andi Mangga, 1994

(23)

Sumber: Arsip PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Site Raja

(24)

2.6 Karakteristik Alterasi dan Mineralisasi Bijih

Terdapat empat jenis alterasi hidrotermal pada daerah penelitian, yaitu alterasi potasik, alterasi propilitik, alterasi argilik lanjut dan alterasi argilik.

Pada Alterasi argilik batuan yang teralterasi antara lain vulkanik dasitik, diorite dan breksi diatrema. Kenampakan batuan singkapan teralterasi dilapangan dicirikan oleh batuan yang berwarna putih keabu-abuan yang menunjukkan kaya akan mineral lempung. Secara umum pada analisis XRD mineral lempung yang dapat diidentifikasi antara lain illit, kaolinit, smektit yang merupakan penciri alterasi argilik (Andi Faisal et al., 2017:49).

Pada alterasi argilik lanjut batuan yang teralterasi adalah batuan vulkanik dasitik dan diorit. Kenampakan batuan singkapan yang teralterasi dilapangan dicirikan oleh batuan yang berwarna abu-abu hingga keputihan dengan spot-spot mineral lempung berwarna putih yang merupakan mineral plagioklas yang teralterasi. Mineral lempung atau mineral sangat halus dapat diidentifikasi secara detail menggunakan analisis XRD. Secara umum mineral lempung yang dapat diidentifikasi antara lain ilit, kaolinit, smektit, alunit, anhiderit, andalusit dan smektit Kehadiran ilit, kaolinit dan smektit pada alterasi argilik lanjut karena mengalami overprinting dengan alterasi argilik.

Berdasarkan kumpulan mineral alterasi yang dicirikan oleh kuarsa, alunit dan andalusit maka kumpulan mineral alterasi termasuk jenis alterasi argilik lanjut sesuai dengan klasifikasi Corbett dan Leach (1996).

Alterasi propilitik batuan yang teralterasi antara lain intrusi diorit dan batuan tonalit. Kenampakan batuan singkapan teralterasi dicirikan oleh batuan yang berwarna abu-abu kehijauan sebagai indikasi kandungan mineral klorit. Mineral lempung atau mineral sangat halus dapat diidentifikasi secara detail menggunakan analisis XRD. Secara umum mineral lempung yang dapat diidentifikasi antara lain klorit, kalsit, epidot. Berdasarkan kumpulan mineral alterasi yang didominasi oleh klorit, kalsit, epidot maka kumpulan alterasi termasuk jenis alterasi propilitik sesuai dengan klasifikasi Corbett dan Leach (1996).

(25)

Alterasi potasik dijumpai sangat sedikit pada daerah penelitian, dimana batuan yang teralterasi adalah diorit kuarsa dengan tekstur porfiritik.

Kenampakan singkapan batuan berwarna abu-abu terang, holokristalin, dan adanya mineralisasi pada batuan. Secara petrografis secara umum menunjukkan warna abu-abu kehijauan-kekuningan, holokristalin, tekstur equigranular, mineral penyusun berupa plagioklas, kuarsa berbentuk anhedral, piroksen yang sedikit terubah menjadi aktinolit. Mineral sekunder berupa silika hadir mengisi fracture batuan (quartz veint), biotit sekunder dan epidot. Pada analisis bulk XRD ditemukan mineral biotit dan k-feldspar, sedangkan pada analisis lempung pada XRD didapatkan mineral smektit, klorit, dan illit, karena alterasi potasik mengalami overprinting dengan alterasi argilik dan propilitik. Kehadiran mineral kuarsa, aktinolit, biotit dan magnetit menandakan jenis alterasi yang berkembang dalah alterasi potasik sesuai dengan klasifikasi Corbett dan Leach (1996).

Pengamatan mineral bijih sayatan poles dilakukan pada conto batuan berdasarkan kandungan mineral sulfida yang terlihat secara megaskopis.

Pengamatan dilakukan pada batuan yang teralterasi potasik dan propilitik dengan 4 conto batuan permukaan. Pengamatan sayatan poles tidak dilakukan pada alterasi argilik dan argilik lanjut dikarenakan kandungan mineral sulfidanya relatif rendah. Berdasarkan pengamatan terhadap 4 conto batuan tersebut didapatkan hasil mineral bijih golongan sulfida di daerah penelitian berupa pirit, kalkopirit, kalkosit, dan oksida berupa magnetit dan hematit (Andi Faisal et al., 2017:49)

2.7 Tahapan Pemboran Eksplorasi 2.7.1 Pengertian Pemboran Eksplorasi

Eksplorasi adalah suatu aktivitas untuk mencari tahu keadaan suatu daerah, ruang ataupun suatu areal yang sebelumnya tidak diketahui keberadaannya. Istilah eksplorasi geologi yang di pergunakan adalah mencari tahu keberadaan suatu obyek geologi yang pada umumnya berupa cebakan mineral.

(26)

Pemboran adalah pembuatan lubang eksplorasi yang daimeternya relative kecil bila di bandingkan dengan kedalamannya. Pemboran ini biasanya di lakukan pada batuan atau formasi batuan dalam rangka pengumpulan data informasi dan pengambilan conto (sample) (Badrun &

Asri, 2011).

Tujuan pemboran secara umum adalah:

1. Untuk mengetahui/mempelajari data/informasi geologi (batuan, stratigrafi, struktur, mineralisasi).

2. Eksplorasi mineral dan batubara 3. Kontrol pertambangan

4. Keperluan perhitungan cadangan 5. Penirisan tambang

6. Ventilasi tambang 7. Geoteknik

8. Untuk Persiapan eksploitasi bahan tambang

9. Sebagai sarana untuk eksplorasi dengan metode lain (geofisika) 10. Untuk peledakan.

Pelaksanaan pemboran sangat penting jika kegiatan yang di lakukan adalah untuk menetukan zona mineralisasi dari permukaan sebaik mungkin, namun demikian kegiatan pemboran dapat di hentikan jika telah dapat mengetahui gambaran geologi permukaan dan mineralisasi bawah permukaan secara menyeluruh.

2.7.2 Tahapan Pemboran Dalam Kegiatan Eksplorasi

Pemboran dalam kegiatan eksplorasi adalah tahap yang paling penting dalam pencarian bijih (ore). Adapun tahapan-tahapan sebelum melakukan kegiatan pemboran adalah sebagai berikut:

 Pembuatan rencana pemboran: titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring, analisa logging, dan testing.

(27)

 Persiapan pemboran: pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu jaringan telekomunikasi, air, listrik, dsb, perhitungan perkiraan biaya pemboran.

 Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui coring.

1. Kompunen dan Fungsi Alat Bor

Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran secara umum diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Mesin Bor

Mesin bor berfungsi sebagai sumber tenaga atau daya untuk memutar alat bor.

Gambar 2.4 Mesin Bor b. Pompa Fluida

Pada tahap pemboran, lumpur berfungsi sebagai sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor.

(28)

Gambar 2.5 Pompa Fluida c. Pipa/Rod dan Casing

Didalam operasi pemboran pipa bor berfungsi untuk meneruskan tenaga ke mata bor dan menyalurkan fluida.

Sedangkan Casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari ganguan-ganguan.

Gambar 2.6 Pipa Bor d. Mata Bor/Bit

Mata bor merupakan salah satu kompunen dalam pemboran yang digunakan khususnya sebagai pembuat lubang (Hool Making Tool).

(29)

Gambar 2.7 Mata Bor e. Menara Bor

Menara bor berfungsi sebagai peyangga beban.

Gambar 2.8 Menara Bor f. Peralatan Pelengkap

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya meliputi:

Water Swivel: Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa menuju kedalam stnag bor.

Hoisting Water Swivel: Alat ini didesain untuk melewatkan air dalam batang bor yang sedang berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.

(30)

Hoisting Plug: Alat ini dihubungkan pada rope socket dan digunakan ketika proses pengangkatan dan penurunan.

2. Lumpur Bor/Fluida

Lumpur pemboran dapat didefinisikan sebagai semua jenis fluida (cairab-cairan berbusa, gas bertekanan) yang dipergunakan untuk membantu operasi pemboran dengan membersihkan dasar lubang dari serpih bor dan mengangkatnya kepermukaan, dengan demikian pemboran dapat berjalan dengan lancar. Lumpur pemboran yang digunakan sekarang pada mulanya berasal dari pengembangan penggunaan air untuk mengangkat serbuk bor. Kemudian dengan berkembangnya teknologi pemboran, lumpur pemboran mulai digunakan.

Gambar 2.9 Lumpur Bor 3. Pengambilan Conto Hasil Pemboran (Coring)

Tujuan utama dari pemboran eksplorasi adalah untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan dari pengambilan sampel inti batuan/core. Pada eksplorasi cebakan mineral termasuk batubara data geologi biasanya didasarkan atas pengamatan dan pendiskripsian contoh inti bor.

(31)

b. Pengintian Penuh (Full Coring).

Pengambilan inti dilakukaan secara penuh dari permukaan sampai kedalaman akhir pemboran. Ini yang biasa dilakukan dalam eksplorasi untuk cebakan mineral.

c. Pengintian Setempat (Spot Coring).

Pemboran dilakukan sebagai lubang terbuka (ope hole) yang kemudian diikuti dengan Pengintian hanya dilakukan pada selang kedalaman tertentu yang diingikan, misalnya beberapa meter diatas zona cebakan dan beberapa meter dibawahnya. Untuk ini sering diperlukan lapisan petunjuk stratigrafi berdasarkan log geofisika dari sumur terdekat yang sengaja dibor sebagai plot dril hole, untuk operasi ini sering dialukan pilotand part-coring.

d. Pengintai Sentuh (Touch Coring).

Pengintian dimulai segera setelah matabor mencapai beberapa meter diatas target pengitian (bentuk setempat yang kurang dapat dipercaya).

e. Pengintian Inti Terorientasi (Oriented Core Sample).

Dengan menggunakan alat tertentu, dimungkinkan dimana orientasi kedudukan asli dari conto didalam tanah dapat ditentukan.

Hal ini sering dilakukan untuk mempelajari kedudukan struktur geologi dari lapisan maupun dari rekahan atau jalur-jalur meneralisasi.

f. Perolehan Inti (Core Recovery)

Dalam operasi pengambilan inti pemboran tidak selalu seluruh selang kedalaman dapat diwakili oleh panjang inti yang diperoleh. Hal ini disebabkan kemungkinan gugurnya bahagian bawah dari inti sewaktu diangkat dalam bumbung inti (core barrel). Besarnya perolehan inti (core recovery) dinyatakan dalam persen (% core recovery), dengan mengukur panjang contoh inti yang diperoleh dan membandingkannya dengan panjang bumbung. Perolehan inti yang buruk dapat disebabkan karena adanya jalur-jalur retak atau keadaan batuan yang rapuh dan dapat dipakai sebagai indikator untuk keadaan

(32)

struktur dari batuan, dan menggunakan bumbung inti yang diperbaiki seperti triple tube core-barrel.

2.8 Preparasi Sampel

Preparasi merupakan suatu kegiatan untuk menyiapkan sampel batuan yang datang dari lapangan, menjadi sampel yang siap untuk diuji di laboratorium. Preparasi sampel sangat penting dalam pengujian sifat fisik dan mekanik batuan, karena preparasi yang salah akan menghasilkan hasil pengujian yang salah pula.

2.8.1 Tahapan Preparasi Sampel

Adapun Tahapan-tahapan dalam preparasi sampel yang berdasarkan standar operasional prosedur yang digunakan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Antara Lain:

1. Penerimaan Sampel

g. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Kaos tangan safety h. Peralatan

1) Gerobak Sorong i. Cara Kerja

1) Memarkir kendaraan 2) Menurunkan core box

3) Menghitung jumlah core box

4) Menurunkan core box dari gerobak sorong 2. Pencucian dan Pengeringkan

a. Alat Pelidung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Helm safety b. Peralatan

1) Kuas/sikat 2) Gayung air c. Cara Kerja

(33)

1) Menyiapkan core yang akan dibersihkan 2) Menyiram core menggunakan air

3) Menyikat core mengunakan sikat 4) Menyiram kembali core setelah disikat

5) Jemur core di bawa terik matahari sampai kering 3. Permetaran Sampel Core

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Helm safety 3) Kaos tangan b. Peralatan

1) Meteran 2) Core Blok 3) Spidol c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Mengukur core per meter

3) Tiap meter diberi tanda berupa core blok/ balok kayu 4) Tulis core recovery, run length dan core lose jika ada 4. Pengambilan Foto Core Box

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

b. Peralatan 1) Kamera

2) Core blok geologi 3) Spidol

4) Penyemprot 5) Papan label core c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Mengatur dan mengurutkan core box

(34)

3) Memberikan hole_ID, Date, foto kondisi kering/basah 4) Foto kondisi kering dan kondisi basah

5) Mengatur dan memastikan kualitas gambar kamera 6) Pengambilan gambar

5. Penandaan interval sampel & penentuan interval uji Sifat Fisik dan Sifat Mekanik

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Safety shoes standart 3) Helm safety

4) Kaos tangan safety b. Peralatan

1) Meteran 2) Spidol c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Interval sampel dan interval uji ditentukan geologist 3) Mengukur panjang interval sampel uji menggunakan meter

4) Untuk uji sifat fisik batuan dalam hal ini penentuan berat jenis/specific gravity dan untuk uji sifat mekanik batuan dalam hal ini uji point load test.

5) Pada masing-masing ujung sampel diratakan untuk memudahkan pengujian.

6. Prepasi Sampel Uji

 Uji Penentuan Berat Jenis/ Specific Gravity Determination a. Alat Pelindung Diri (APD)

1) Sepatu safety

2) Safety shoes standart 3) Helm safety

4) Kaos tangan safety 5) Ear plug

(35)

b. Peralatan

1) Mesin potong batuan 2) Jangka sorong 3) Papan tulis 4) Spidol

5) Alat tulis & format pengisian 6) Kamera

7) Timbangan digital 8) Oven

9) Bak air c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Sampel core yang telah di potong dengan panjang 10-20 cm kemudian diuji.

3) Melakukan semua pencatatan pengujian menggunakan format yang telah disediakan.

4) Pertama, sampel di foto diatas papan dengan menulis label sampel seperti hole_ID, nomor sampel dan Depth.

5) Kedua, sampel di ukur panjang dan diameter menggunakan jangka sorong.

6) Ketiga, sampel ditimbang untuk mengetahui berat natural/asli

=W3.

7) Keempat, sampel dimasukkan kedalam oven selama 6-8 jam.

8) Kelima, setelah selesai di oven sampel ditimbang untuk mengetahui berat kering sampel = W1.

9) Keenam, sampel dibungkus menggunakan pembungkus plaslik/wrapping lalu sampel di timbang dengan cara sampel dimasukkan kedalam keranjang yang menggantung di air munggunakan kawat untuk mengetahui berat tak jenuh di air = W2a.

(36)

10) Ketujuh, sampel kemudian dibuka pembungkus plastiknya, lalu sampel direndam pada bak air selama ±2 jam. Kemudian setelah sampel selesai direndam maka dilakukan penimbangan dengan cara seperti pada proses sebelumnya untuk mengetahui berat jenuh di air = W2b.

 Uji Point Load / kekuatan batuan.

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Sepatu safety

2) Safety shoes standart 3) Helm safety

4) Kaos tangan safety 5) Ear plug

6) Kacamata safety b. Peralatan

1) Jangka sorong 2) Point load test 3) Papan tulis 4) Spidol 5) Kamera c. Cara Kerja

1) Pastikan alat uji dalam keadaan lengkap dan siap digunakan.

2) Terdapat dua pengujian pada uji poin load, uji sampel dimetrikal dengan panjang sampel 10 cm dan uji sampel aksial dengan panjang 5 cm.

3) Pertama, sampel terlebih dahulu diukur diameter dan panjangnya.

4) Kedua, catat diameter dan panjang sampel menggunakan format tabel yang telah disediakan.

5) Ketiga, sampel uji diametrikal dan aksial di foto diatas papan dengan menulis label sampel seperti hole_ID dan Depth.

6) Keempat, menghidupkan pembacaan digital alat point load test, setelah itu tunggu sampai alat tersebut menunjukan angka nol.

(37)

7) Kelima, melakukan uji diametrikal dan aksial dengan cara sampel tersebut tempatkan sedemikian rupa sehingga pelat pembebanan sejajar dengan sumbu inti.

8) Keenam, setelah conto batuan tepat sejajar dengan pelat pembebanan, kemudian dongkrak hidrolik diberikan tekanan sehingga kedua ujung pelat penekan tempat menekan permukaan contoh batuan.

9) Ketuju, pembebanan diberikan sedikit demi sedikit hingga specimen/contoh batuan mengalami pecah dan baca unit pembacaan digital.

10) Kedelapan, catat hasil uji diametrikal dan aksial pada format tabel yang telah disediakan sebelumnya.

11) Lakukan pengerjaan nomor 3 sampai 10 pada contoh batuan berikutnya.

12) Setelah selesai uji point load conto batuan dikembalikan ke core boxnya.

7. Pemberian cutting line

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Helm safety

2) Kaos tangan 3) Sepatu safety b. Peralatan

1) Spidol

2) Isolasi plastik c. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat

2) Wrapping sampel batuan yang memiliki fracture 3) Membuat garis potong pada sampel batuan 8. Pemotongan Sampel

a. Alat Pelindung Diri (APD) 1) Helm safety

(38)

2) Tameng muka (face shield) 3) Penutup telinga (ear muff) 4) Masker

5) Kaos tangan 6) Sepatu safety 7) Pakaian pelindung b. Peralatan

1) Mesin pemotong batuan 2) Core box

c. Cara Kerja

1) Menyiapkan sampel yang akan dipotong 2) Menyalakan mesin potong

3) Menghidupkan keran air, untuk keperluan pemotongan sampel 4) Potong sampel sesuai cutting line, sehingga terdapat dua

potongan sampel.

5) Potongan kiri dikembalikan ke core box dan disimpan ke gudang, sedangkan potongan kanan dimasukkan ke tas per interval sampel.

9. Pemuatan kantong-kantong sampel ke dalam karung a. Alat Pelindung Diri (APD)

1) Helm safety 2) Sepatu safety 3) Kaos tangan b. Peralatan

1) Alat tulis 2) Timbangan 3) Kantong sampel 4) Karung sampel c. Cara Kerja

1) Kantong sampel dan karung sampel diberi kode dan nomor sampel

(39)

2) Penimbangan kantong sampel per interval sampel.

3) Kemudian kantong sampel yang sudah ditimbang dimasukkan kedalam karung.

4) Berat karung sampel ±25 kg.

10. Pengiriman Sampel ke Laboratorium a. Alat Pelindung Diri (APD)

1) Helm safety 2) Sepatu safety 3) Kaos tangan b. Peralatan

1) Kendaraan roda 4 (pickup) 2) Tarpal

c. Cara Kerja

1) Posisikan kendaraan dengan baik

2) Menaikan karung sampel ke bak kendaraan 3) Munutup bak kendaraan menggunakan tarpal.

4) Mengangkut sampel ke laboratorium

5) Menurunkan sampel saat tiba di laboratorium

(40)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikan melaksanakan kegiatan Kerja Praktek (KP) selama 1 bulan 14 hari terhitung sejak tanggal 26 Juli s/d 31 Agustus 2023. Kegiatan kerja praktek ini dilakukan sesuai dengan hari kerja yang berlaku di PT. Indotan Lombok Barat Bangkit yaitu Senin-Sabtu dengan jam kerja pukul 7.30-17.00 WIT.

3.2 Tahap Kerja Praktek

Sebelum melakukan kegiatan, pada hari pertama Kerja Praktek (KP), praktikan bertemu dengan Manager Geologi yang bertujuan memberikan pemahaman awal mengenai peraturan-peraturan yang berlaku dalam lingkup perusahaan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan selama berada diperusahaan. Pada hari berikutnya diminggu pertama Praktikkan diberikan gambaran terkait aktivitas kegiatan eksplorasi, selanjutnya praktikan diajarkan oleh tim geologis PT. Indotan Lombok Barat Bangkit terkait prosedur pencatatan/logging data Geoteknik pada core hasil pemboran dan juga diajarkan terkait alur kegiatan pada coreshet area, mulai dari penggunaan alat Point Load Test, Pengujian Specific Gravty untuk mengetahui berat jenis dll.

Adapun kegiatan yang dilakukan oleh praktikan selama kerja praktek adalaha sebagai berikut:

1. Orientasi Lapangan

Pada tahap ini praktikan Melakukan tahap awal pelaksanaan ataupun tahap pengenalan kegiatan yang akan dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui secara pasti kondisi langsung di lapangan atau observasi secara langsung kondisi di lapangan.

2. Analisis Data

(41)

Analisis data yaitu kegiatan pengolahan data berdasarkan hasil pengamatan dan pengukuran dari lapangan dengan acuan dari keterangan –keterangan dari bahan referensi.

3. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data-data yang diperlukan penelitian ini meliputi:

a. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data-data dari literatur- literatur dan internet.

b. Observasi lapangan, yaitu pengamatan dilapangan yang dilakukan untuk mengumpulkan data antara lain: metode pemboran dan preparasi sampel, peralatan yang digunakan, serta hasil akhir dari preparasi sampel.

c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara menyalin data atau dokumentasi dari Perusahaan. Dokumentasi ini melibatkan penggunaan kamera digital untuk mengambil gambar guna melengkapi laporan kerja praktek.

d. Wawancara dengan instruktur lapangan serta orang-orang ahli dibidangnya untuk informasi-informasi yang berkaitan dengan kegiatan pemboran dan prepasi sampel.

4. Jenis Data

Adapun data – data yang dikumpulkan praktikan selama masa kerja praktek secara nyata terbagi menjadi dua, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data terpenting atau data pokok bahasan, di dalam penelitian ini, data primer meliputi;

 Proses Pengeboran Eksplorasi

 Proses Preparasi Sampel b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung atau penunjang dari berhasilnya penelitian, maksudnya data tersebut juga berpengaruh pada penelitian, data sekunder dalam penelitian yaitu:

(42)

 Peta Lokasi Perusahaan

 Peta wilayah IUP

 Kondisi geologi setempat

Setelah melakukan observasi atau pengamatan, selanjutnya praktikan melakukan analisis data yang telah diambil. Disini praktikan menghitung Nilai SG (Specific Gravity), Nilai Is (Strength Index) UCS (Unconfined Compressive Strength) tujuannya untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik batuan, sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut dilaboratorium.

5. Selain melakukan pengambilan data di lapangan praktikan membantu segala aktivitas yang dilakukan seperti penginputan data-data dilapangan, seperti pencatatan data geoteknik pada core hasil pemboran yaitu data drill run, rockmass data dan discontinuty data.

6. Pembuatan Laporan

Kegiatan ini merupakan tahap akhir, semua hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk laporan tertulis yang disusun secara sistematis dan teratur sesuai dengan acuan/ kode etik tulisan ilmiah. Kegiatan penyusunan laporan dilakukan selama 1 (satu) minggu di lingkup perusahaan tambang, yang selanjutnya akan dipresentasikan di lingkup akademik Program Studi S1 Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).

(43)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Preparasi Sampel

Preparasi merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam mempersiapkan sampel untuk dianalisis, yang metodenya disesuaikan dengan keadaan sampel dan kepentingan.

Kegiatan preparasi ini juga sangat penting dalam keberlangsungan umur pekerjaan penambangan karena dari hasil preparasi sampel akan didapatkan nilai-nilai dari hasil pengujian kadar logam sehingga daerah tersebut dapat dikatakan layak tidaknya dilakukan suatu kegiatan penambangan.

4.2 Tahapan-tahapan Kegiatan Preparasi Sampel

Tahapan kegiatan preparasi sampel merupakan kegiatan yang dilakukan dari core box diterima dari lapangan sampai pada proses akhir melakukan pengiriman sampel ke laboratorium.

Kegiatan preparasi sampel bertujuan untuk mempersiapakan sampel sebelum di kirim ke laboratorium, mulai dari dokumentasi core, pencucian, pemotongan, uji sifat fisik dan uji sifat mekanik batuan, penimbangan sampel sampai tahap akhir yaitu pengiriman sampel ke laboratorium. Adapun lebih jelas nya terkait tahapan kegiatan preparasi sampel dapat dilihat pada Gambar 4.1 dibawah ini.

(44)

`

Pemboran Eksplorasi

Core Box diterima dari lapangan

Pencatatan kedatangan core

box

Pembentangan

Core Box Meter Marking

Dokumentasi Core Box

Foto kondisi kering

Foto kondisi basah Pengecekan

Core Recovery Penandaan Interval

Sampel & Penentuan Interval Uji Sifat Fisik dan

Sifat Mekanik

Interval Sampel dan Interval Uji di tentukan Geologis

Preparasi Sampel Uji

Uji Sifat Fisik:

Specific Gravity Determination Berat Natural (W1)

Berat Kering (W3)

Berat Tak Jenuh di Air (W2a) Berat Jenuh di Air (W2b)

Uji Sifat Mekanik:

Point Load Test Axial Test Diametrical Test Specific Gravity

Specific Gravity Wrapped Specific Gravity Unwrapped

Nilai beban maks. Sampel pecah (kN)

Nilai Strength Index (MPa) Nilai UCS (MPa)

Sampel dikembalikan ke core box

Pembersihan Core

(45)

Sumber: Arsipan PT. Indotan Lombok Barat Bangkit Wrapping batuan yang

memiliki fracture

Pemberian cutting line

`Pemotongan Sampel

Potongan kiri disimpan ke core box

Potongan kanan dimasukkan ke dalam tas perinterval

sampel

Penimbangan tas per interval sampel

Pemuataan tas-tas ke dalam karung (25 kg)

Pengiriman sampel ke laboratorium Penyimpanan Core Box

ke gudang

Selesai

Gambar 4.1 Bagan Alir Preparasi Sampel

(46)

4.2.1 Penerimaan Sampel

Penerimaan sampel pada coreshed area yaitu suatu proses penerimaan core box dari hasil pemboran eksplorasi yang dilakukan dilapangan untuk dilakukan suatu proses preparasi. Dimana pada proses penerimaan sampel digunakan kendaraan roda 4 untuk mengangkut core box dari lokasi pengeboran ke coreshed.

Gambar 4.2 Proses Penerimaan Core Box 4.2.2 Pencucian dan Pengeringan Sampel

Setelah sampel diterima dari drill site, langkah awal yang akan dilakukan yaitu sampel dibersihkan dulu dari material bor. Kemudian dikeringkan diudara terbuka.

Gambar 4.3 Proses Pencucian dan Pengeringan

(47)

4.2.3 Meter Marking

Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk mengukur panjang core per kolom core box dan menulis panjang nya pada core box. Kemudian memberi tanda core blok untuk interval sampel dan mengecek core recovery.

Gambar 4.4 Proses Meter Marking 4.2.4 Pemotretan/Dokumentasi

Pengambilan foto core bertujuan untuk mencocokkan gambar pada saat melakukan preparasi sampel. Dimana proses pengambilan foto core harus menyiapkan tempat foto dan papan label core untuk memberi keterangan core box, seperti hole_id, depth from-to, nomor box,, foto keadaan wet/dry dan tanggal pemotretan.

Setelah semuanya selesai, lakukan pemotretan secara teliti dan hati- hati sehingga kualitas foto terjamin (cukup terang untuk dilakukan analisa, dan semua bagian sampel terlihat/tidak terpotong), tidak ada sampel/core box yang terlewati, yakinkan tidak ada foto yang terhapus. Pastikan dulu kualitas foto sebelum melakukan aktivitas preparasi.

Sebelum dilakukan proses sampling, telebih dahulu sampel tersebut dipotret guna sebagai dokumentasi perusahaan. Pemotretan dilakukan

(48)

dengan dua cara. Pertama, pemotretan dilakukan dengan sampel dalam kering. Kedua, pemotretan dilakukan dengan sampel dalam keadaan basah.

Gambar 4.5 Proses Pemotretan 4.2.5 Preparasi Sampel Uji

Sampel core yang didapatkan dari hasil pemboran eksplorasi selanjutnya akan dipreparasi sesuai dengan uji yang dilaksanakan menggunakan mesin pemotong core agar mendapatkan dimensi panjang berbanding diameter yang sesui dengan persyaratan pengujian. (Rai, dkk.

2012).

Dalam proses untuk mengetahui perilaku batuan, pada umumnya ada dua sifat utama yang harus diketahui berdasarkan mekanika batuan yaitu sifat fisik dan sifat mekanik batuan, kedua sifat tersebut mencerminkan perilaku batuan apabila terkena gaya dan terkena perubahan-perubahan (kondisi air dan temperatur) dan dapat dicari dengan menggunakan uji laboratorium mekanika batuan maupun dilapangan.

Pada kegiatan preparasi sampel uji yang dilakukan pada perusahaan yakni untuk sifat fisik batuan dilakukan uji penentuan berat jenis batuan/specific gravity determination dan untuk uji sifat mekanik batuan menggunakan uji kuat tekan/point load.

1. Specific Gravity Determination

(49)

Specific Gravity Determination (SGD) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui berat jenis dari masing-masing sampel batuan, sebelum dilakukannya pengambilan sampel uji.

Mulai dari pemilihan sampel pada inti core untuk mengetahui berat natural, berat kering, berat tak jenuh di air dan berat jenuh di air.

Terdapat beberapa rumus-rumus yang digunakan dalam perhitung berat jenis dan densitas, diantaranya:

 Berat Jenis Jenuh di air (SG3)

SG3 = W1

(W3−W2b)

 Berat Jenis Tak Jenuh di air (SG2)

SG2 = W1

(W1−W2a)

 Berat Jenis/Specific Gravity (SG) SG = SG3+SG2

2 Keterangan:

W3 = Berat Asli/natural W1 = Berat Kering

W2a = Berat Tak Jenuh di air W2b = Berat Jenuh di air SG2 = Berat Tak Jenuh di air SG3 = Berat Jenuh di air

(50)

Tabel 4.1 Data Uji Penentuan Berat Jenis

Hole ID

No.

SG

Depth From

Depth To

Porosity Code

Rock type

D1 (mm

)

D2 (mm)

D3 (mm)

P1 (mm)

P2 (mm)

P3 (mm)

W1 (gr)

W2a (gr)

W2b (gr)

W3 (gr)

RJDH02

5 SG170 11.90 12.10 1 TUF 6.18 6.18 6.17 20.51 19.92 19.92 1565 946 968 1573

RJDH02

5 SG171 24.80 25.00 1 TUF 6.18 6.18 6.18 20.36 19.84 20.00 1157 680 709 1166

RJDH02

5 SG172 43.50 43.65 1 TUF 6.18 6.18 6.19 15.53 15.02 15.31 1589 961 981 1598

RJDH02

5 SG173 46.30 46.50 1 TUF 6.18 6.18 6.18 20.84 20.64 20.35 1053 595 634 1065

RJDH02

5 SG174 55.95 56.10 1 HBX 6.18 6.18 6.18 15.18 14.86 14.99 1480 863 900 1438

RJDH02

5 SG175 60.25 60.45 1 HBX 6.18 6.18 6.18 20.46 20.37 19.75 1452 852 878 1455

RJDH02

5 SG177 62.40 62.60 1 HBX 6.11 6.14 6.12 19.40 19.40 19.22 1159 684 715 1170

RJDH02

5 SG178 69.80 69.95 1 VBX 6.19 6.13 6.14 15.48 15.29 15.27 1585 971 997 1592

RJDH02

5 SG179 98.00 98.20 1 VBX 6.12 6.11 6.15 20.13 19.84 19.70 1196 740 769 1196

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan Berat Jenis

SG3 (gr/ml)

SG2 (gr/ml)

SG (gr/ml)

2.59 2.53 2.56

2.53 2.43 2.48

2.58 2.53 2.55

2.44 2.30 2.37

2.75 2.40 2.57

(51)

2.52 2.42 2.47

2.55 2.44 2.49

2.66 2.58 2.62

2.80 2.62 2.71

Sumber: Pengolahan data penulis, 2023

(52)

2. Point Load Test (PLT)

Point Load Test (PLT) atau dapat juga disebut dengan Franklin Test ialah pengujian yang dimana beban titik dilakukan untuk mengetahui kekuatan batuan. Dalam pengujian tersebut alat-alat yang digunakanpun tidak begitu besar dan cukup ringan, setelah diketahui kekuatan batuan Gambar 4.6 Proses Timbang Berat Normal dan Berat Kering Sampel

Gambar 4.7 Proses Timbang Berat jenuh dan Berat Tak jenuh di air

(53)

maka sampel batuan akan dilakukan pengujian dilaboratorium untuk mengetahui kadar mineral yang terkandung didalam batuan tersebut.

Hasil pengujian point load akan didapatkan nilai point load strength index (Is), dimana nilai tersebut akan menjadi patokan untuk menentukan nilai kuat tekan batuan (σc) kemudian hasil tersebut sangat berperan dalam perencanaan tambang terbuka ataupun tambang bawah tanah.

Gambar 4.8 Alat Point Load Test

Contoh yang digunakan untuk pengujian ini dapat berbentuk silinder maupun bongkah batuan seperti terlihat pada Gambar 4.7. Menurut ISRM (1985), ukuran silinder yang disarankan memiliki diameter 50 mm.

(54)

Diametrical Test Axial Test Sumber : ISRM, 1985 dalam Made Astawa Rai dkk, 2011

Gambar 4.9 Standar Bentuk Spesimen Untuk Diametrical Test dan Axial Test Menurut Bronch & Franklin (1972) dalam Made Astawa Rai, dkk (2011), indeks point load (Is) suatu contoh batuan dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

a. Perhitungan Faktor Koreksi

Apabila diameter contoh batuan yang digunakan tidak berdiameter 50 mm, maka perlu faktor koreksi terhadap persamaan yang diturunkan oleh Broch & Franklin. Menurut Greminger (1982), selang faktor koreksi tergantung pada diameter. Oleh karena diameter 50 mm merupakan ukuran ideal, maka Greminger menurunkan persamaan sebagai berikut.

F =(

50d

)

0,45❑ Keterangan:

F = Faktor Koreksi

P = Beban maksimum conto pecah D = Jarak Antara dua konus penekan b. Perhitungan Diameter ekivalen

 De untuk Uji Aksial A = WD = 4

π De² De² = 4

π WD De =

4π WD

(55)

De = 4x WD/¿π

¿ Keterangan:

A = Luas Permukaan Sampel Batuan (mm²) W = Diameter untuk Aksial (mm)

L = Panjang untuk Aksial (mm) De = Diameter ekivalen (mm)

π = Bilangan irasional (3.14)

 De untuk Uji Diametrikal De= d

Keterangan:

De = Diameter ekivalen (mm) d = diameter conto core (mm) c. Perhitungan Point Load Stength Index

Is =F

DP

e2

Keterangan:

Is = Point load strength index (Mpa) F = Faktor Koreksi

P = Beban maksimum conto pecah (N) De = Diameter ekivalen (mm)

d = Diameter conto (mm)

d. Hubungan antara Indeks Franklin (Is) dengan kuat tekan menurut Bieniawski (UCS) adalah sebagai berikut:

σc = 23 x Is Keterangan:

σc = Uniaxial Compressive Strength (MPa) Is = Point Load Strength Index (MPa)

(56)

Sumber: ISRM, 1985

Gambar 4.10 Sampel Sebelum di uji

Gambar 4.11 Sampel Setelah di uji

Gambar 4.12 PL yang Valid (a,b,c) & PL yang Invalid (d,e)

(57)

Tabel 4. 3 Pengujian Point Load HOLE ID

RJDH 25

SAMPLE FROM TO

CORE DIAMETER(mm

)

TEST TYPE W(mm) D(mm) GOUGE

READING(kN) Is(Mpa) 𝜎�(Mpa)

1 24.80 24.9 60.1 Diametrikal 60.1 100 8.16 2.454133734 56.44508

2 60.25 60.35 60.1 Diametrikal 60.1 100 18.86 5.672176743 130.4601

3 62.4 62.5 60.1 Diametrikal 60.1 100 21.03 6.324807895 145.4706

SAMPLE FROM TO CORE

DIAMETER TEST TYPE D(mm) L(mm) A (mm2) GOUGE

READING(kN) De Is(Mpa) 𝜎�(Mpa)

1 24.9 24.95 60.1 Axial 60.1 50 3005 11.55 61.87104 3.277662068 75.38623

2 60.35 60.4 60.1 Axial 60.1 50 3005 22.38 61.87104 6.351002344 146.0731

3 62.5 62.55 60.1 Axial 60.1 50 3005 19.10 61.87104 5.420203073 124.6647

Sumber: Pengolahan data penulis, 2023

(58)

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Point Load

RJDH 25 Diametrikal

SAMPLE FROM TO Is(Mpa) 𝜎�(Mpa) ISRM (1981) Bieniawski (1973)

1 24.80 24.9 2.45 56.35 Strong Medium Strength

2 60.25 60.35 5.67 130.41 Very Strong High Strength 3 62.4 62.5 6.32 145.36 Very Strong High Strength

Aksial

SAMPLE FROM TO Is(Mpa) 𝜎�(Mpa) ISRM (1981) Bieniawski (1973)

1 24.9 24.95 3.27 75.21 Strong Medium Strength

2 60.35 60.4 6.35 146.05 Very Strong High Strength 3 62.5 62.55 5.42 124.66 Very Strong High Strength Sumber: Pengolahan data penulis, 2023

Sumber : Made Astawa Rai dkk, 2011

Gambar 4.13 Klasifikasi Nilai Kuat Tekan Menurut Berbagai Sumber 4.2.6 Pemberian Cutting Line

Inti batuan yang memiliki patahan atau hancur setelah dilakukan uji poin load maka terlebih dahulu dibungkus menggunakan isoloasi plastik sehingga memudahkan dalam proses pembuatan garis potong pada sampel tersebut. Setelah semua core inti batuan sudah diberi garis potong maka dilakukan proses potongan.

4.2.7 Pemotongan Sampel

(59)

Kegiatan ini bertujan untuk membelah sampel menjadi dua bagian sesuai garis potong yang telah diberikan sebelumnya menggunakan alat pemotong batuan. Untuk potongan sebelah kiri dikembalikan ke core box dan disimpan ke gudang sebagai dokumen cadangan perusahaan, sedangkan untuk potongan kanan akan dikirim sebagai sampel uji laboratorium.

4.2.8 Sampling

Sampel yang memiliki fracture/hasil uji PLT dibungkus menggunakan isolasi plastik, kemudian sampel dikembalikan ke core box, selanjutnya sampel dipotong/dibelah menggunakan alat pemotong batuan, setelah sampel dibelah hingga menjadi dua bagian, potongan sebelah kiri dikembalikan ke core box dan disimpan ke gundang sebagai dokumen cadangan persahaan, sedangkan potongan kanan dihancurkan terlebih dahulu menggunakan palu geologi guna memperkecil ukuran sampel dan memudahkan sampel dimasukkan pada kantong sampel perinterval sampel, kemudian kantong sampel di perinterval sampel ditimbang, setelah kantong sampel ditimbang sampel tersebut dimasukkan ke dalam karung (±25), tahap terakhir yaitu pengiriman sampel ke laboratorium untuk dilakukan analisis untuk mengetahui kadar (essay) dan mineral yang terkandung pada sampel tersebut.

(60)

Gambar 4.14 Proses Pemotongan

Gambar 4.15 Proses Pengambilan dan Penimbangan Sampel

(61)

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Adapun dari isi laporan kerja praktek yang dilakukan pada Coreshed Area PT. Indotan Lombok Barat Bangkit, penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:

1. Preparasi sampel uji bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dan sifat mekanik conto inti batuan sebelum sampel dikirim ke laboratorium, dalam hal ini uji penentuan berat jenis/specific gravity dan uji point load pada Coreshed Area.

2. Pada dasarnya kegiatan preparasi bertujuan untuk mempersiapkan sampel yang akan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan analisis kadar (assay) dari contoh inti batuan, kemudian diambil perinterval sampel yang ditentukan oleh Geologist dan dapat dikatakan representatif (dapat mewakili sampel yang banyak) dengan tujuan untuk mengetahui kandungan suatu daerah dengan jumlah material yang begitu banyak.

5.2 Saran

1. Untuk mencapai target yang diingkan, pekerjaan di preparasi dibagi dua shift yaitu sift siang dan malam.

2. Crew yang bekerja harus ditambah sehingga dapat meringankan pekerjaan di preparasi.

3. Alat-alat yang digunakan di preparasi harus sesuai standar operasional prosedur (SOP).

Referensi

Dokumen terkait

4.1.3 Di laboratorium Kimia FMIPA Universitas Bengkulu  Tertatanya alat-alat gelas yang ada di ruangan gudang alat. Menata alat-alat gelas yang ada di Laboratorium Kimia

Adapun judul yang diambil dalam penyusunan laporan Kerja Praktek (KP) ini adalah “Perancangan Sistem Aplikasi Pengarsipan Surat Masuk dan Surat Keluar pada Kantor

Bapak Achmad Agus Salim, S.T selaku Supervisior Laboratorium Karang Pilang PDAM Surya Sembada Kota Surabaya yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama Praktek

3.1 contoh laboratorium contoh yang disiapkan dan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan atau pengujian [ISO 7002] 3.2 porsi uji ukuran volume atau massa yang mewakili contoh

Selain hal-hal diatas praktikan juga banyak mempelajari peralatan instrumentasi di berbagai laboratorium di universitas yang berbeda-beda dan pembimbing kerja

2 Di negara Indonesia sebenarnya sudah menggunakan teknologi ini.Akan tetapi pemanfaatannya masih kurang maksimal karena beberapa faktor yang menjadi kendala.Sebagai contoh kasus yang

Cara Pengecekan dan Pengagendaan Berkas Fisik Surat Masuk dengan Rekam Fisik Melalui Website E-Kemenkeu Nadine Pada dasarnya setiap surat yang masuk ke Kantor Pelayanan

PENUTUP 4.1 Kesimpulan Jadi, di area proses D – 421 adalah tempat pemisahan gas dengan liquid yang di mana gas yang dikirim dari separator ke D – 421 melelui propane chiller E - 4501