• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

N/A
N/A
Muhammad Ichsan

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

System Kerja Level Transmitter LIC – 41004 Pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421 CLUSTER – IV PT PEMA GLOBAL

ENERGI ( PGE ) Oleh

Fathur Rahman NIM: 2021204010024

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

2023

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : System Kerja Level Transmitter LIC – 41004 Pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421

Nama : Muhammad Ichsan

NIM : 202220301057

Mengetahui, Lhokseumawe, 5 September 2023

Mantenance Superintendent I/E & DCS Supervisor

(Basri Hasan) (Fauzi A Manaf)

Mantenance Superintendent I/E & DCS Supervisor

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : System Kerja Level Transmitter LIC – 41004 Pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421

Nama : Fathur Rahman

NIM : 2021204010024

Disetujui Oleh :

Lhokseumawe, 5 September 2023 Dosen Pembimbing

Arief Mardiyanto, SST., M.T . NIP. 19640701 198903 1 002 Ketua Program Studi

Teknologi Elektronika

Eliyani, S.T., M.T.

NIP. 19740120 200212 2 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Yassir, S.T., M.Eng NIP. 19730106 200312 1 008

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan anugerah- Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di PT PEMA GLOBAL ENERGI. Shalawat dan salam tak lupa pula kita sampaikan kepada baginda Rasulullah SAW, karena dengan perantara- Nya-lah kita semua dapat merasakan nikmatnya kehidupan yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Praktek Kerja Lapangan ini merupakan mata kuliah wajib bagi setiap mahasiswa. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mendapat gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dan menambah bekal pengalaman yang berhubungan dengan ilmu Instrument secara khusus. Dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan dengan judul

System Kerja Level Transmitter LIC – 41004 Pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421 Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan do’a dan dukungan baik secara moral maupun secara material sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan.

1. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan semangat agar penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

2. Bapak Rizal Syahyadi, S.T., M.Eng.,Sc sebagai Direktur Politeknik Negeri Lhokseumawe.

3. Bapak Zamzami, S.T.,M.T. sebagai Wadir I Politeknik Negeri Lhokseumawe.

4. Bapak Yassir, S.T,. M.T. sebagai Ketua Jurusan Teknik Elektro 5. Ibu Eliyani, S.T., M.T. sebagai Ketua Prodi Teknologi Elektronika

6. Bapak Arief Mardiyanto, SST.,M.T. sebagai dosen pembimbing yang telah membantu dan memberi arahan dalam menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

7. Bapak Ruzi Abdul Muis selaku Field Manager Shift A PT. Pema Global Energi

(5)

8. Bapak Agung Widyantoro selaku Field Manager Shift B PT. Pema Global Energi

9. Bapak T. Khairil Anwar selaku Operation Superintendent PT. Pema Global Energi

10. Bapak Basri Hasan, selaku Maintenance Superintendent PT. Pema Global Energi

11. Bapak Irwanda Jalil selaku HSE Manager PT. Pema Global Energi 12. Bapak Fauzi A Manaf Selaku I/E & DCS Supervisor

13. M.Nurdin Idris Selaku Pembimbing PKL di Perusahaan PT.Pema Global Energi.

14. Kepada seluruh Staff Departemen Pemeliharaan Lapangan yang telah memberikan bimbingan dan arahan Kerja Praktik.

15. Muhammad Aidi Acyar dan Alda Febrina selaku teman seperjuangan dan rekan tim dalam melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. PEMA GLOBAL ENERGI.

Semoga amal kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan yang melimpah oleh Allah SWT dan perjuangan demi perjuangan yang telah kita tempuh semakin menjadikan kebersamaan dan kekeluargaan kita bertambah.

Akhir kata, mohon maaf atas segala kekurangan – kekurangan yang dilakukan penulis dalam penyusunan laporan ini, karena penulis adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Penulis berharap semoga laporan PKL ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi seluruh pembaca

Lhokseumawe, 5 september 2023 Penulis

(6)

Fathur rahman

NIM. 2021204010024

ABSTRAK

SYTEM KERJA LEVEL TRASMITTER LIC – 41004 PADA CONTROL VALVE CHILLER SCRUBBER D – 421 Oleh

Fathur Rahman NIM : 2021204010024

Kerja Praktik ini memberikan berbagai macam pengetahuan yang berhubungan dengan dunia kerja sesuai penempatan yang telah di pilih oleh perusahaan tempat para mahasiswa di tempatkan. Mahasiswa diharapkan dapat sedikit mengerti dan mendapat ilmu tentang dunia kerja serta mengeksplore skill yang mereka miliki.

Unit D – 421 adalah tempat pemisahan liquid dengan gas, dengan menggunakan media propane, gas yang tekanannya low pressure masuk melewati propane chiller lalu gas nya di dinginkan dan masuk ke dalam D – 421 dan di situ liquid dan gas terpisah, gas nya di alirkan ke unit E – 402, dan liquid terkumpul di dalam D – 421 dan di drain melewati valve XV - 41005 sampai ke PROD.

WATER SYSTEM.

Valve adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur aliran fluida, baik itu cairan, gas maupun semifluida. Proses kontrol ini dapat dilakukan melalui pipa atau saluran lainnya dengan membuka, menutup, atau setengah membuka gate penahan aliran. Katup atau valves memiliki peranan penting dalam dunia industri.

(7)

Kata Kunci : Sistem Kontrol Valve.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...i

DAFTAR GAMBAR...i

DAFTAR LAMPIRAN...i

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan Umum...1

1.3 Tujuan Khusus...1

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...1

BAB II TINJAUAN UMUM...1

2.1 Profil Perusahaan...1

2.1 Masuknya Pema Global Energi...1

2.2 Gambaran Umum Perusahaan...1

2.2.1 Point A...1

2.2.2 Scrapper Trap Area...1

2.2.3 Utility Building...1

2.2.4 Cluster IV...1

2.2.5 Organisasi Perusahaan dan Tenaga Kerja...1

2.3 Struktur Organisasi Perusahaan...1

2.3.1 Departemen Produksi...1

2.3.2 Departemen Maintenance...1

(8)

2.3.3 Departemen SCM...1

2.3.4 Departemen Security...1

2.3.5 Departemen (ICT)...1

2.4 Keselamatan Kerja...1

2.5 Kegiatan PT Pema Global Energi di Indonesia...1

2.5.1 Aceh Production Operation Pema Global Energi...1

...Error! Bookmark not defined. BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK...1

3.1 Pengertian valve...1

3.2 System Kerja Kerja Level LIC - 41004Transmitter pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421...1

3.3 Prinsip Kerja Control Valve...1

3.4 Prinsip Kerja Level Transmitter Displacer...1

3.5 Komponen Pada Valve...1

BAB IV...1

PENUTUP...1

4.1 Kesimpulan...1

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Daerah produksi arun field...5

Gambar 2. 2 Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT PAG ...11

Gambar 2. 3 Top departemen produksi...13

Gambar 2. 4 Depertemen meintenenance...13

Gambar 2. 5 Departemen SCM...14

Gambar 2. 6 Departemen security...14

Gambar 2. 7 Departemen (ICT)...15

Gambar 3. 1 Skematik D - 421...18

Gambar 3. 2 Parameterbukaan valve...19

Gambar 3. 3 Proses facilities overview...19

Gambar 3. 4 Control valve ...22

Gambar 3. 5 I/P ( Ampere ro presurre ) ...24

Gambar 3. 6 Positioner...25

Gambar 3. 7 Transmitter dan chamber...26

Gambar 3. 8 Komponen pada valve...27

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Parameter Kriteria Penilaian PKL...38

Lampiran 2 Lembar Penilian Akademik PKL...39

Lampiran 3 Daftar Hadir Praktek Kerja Lapangan...40

Lampiran 4 Gambar Kegiatan di PT . PEMA GLOBAL ENERGI...42

(11)

Lampiran 5 Saran-saran dari perusahan tempat PKL...45 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Politeknik Negeri Lhokseumawe merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk dapat menghasilkan mahasiswa/mahasiswi yang terampil dalam bidang penguasaan dunia kerja. Untuk mencapai tujuan tersebut,

mahasiswa/mahasiswi harus menguasai berbagai kemampuan dan keterampilan dasar, serta harus memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas dalam bidang dunia kerja. Salah satu cara untuk mewujudkan tujuan tersebut dengan

menerjunkan mahasiswa/mahasiswi langsung pada dunia kerja yang sebenarnya.

Praktek Kerja Lapangan merupakan suatu bentuk penyelenggaraan keahlian professional yang memadukan secara sistematik dan sinkronisasi

pendidikan di kuliah dan dunia usaha atau dunia industri sehingga diperoleh suatu tingkat keahlian professional tertentu yang dicapai oleh mahasiswa/mahasiswi.

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan untuk menambah keterampilan dan pengetahuan mahasiswa/mahasiswi dalam dunia kerja. Kegiatan praktek ini dilakukan di berbagai perusahaan atau instansi milik negara maupun swasta yang berguna untuk mendapatkan suatu gambaran yang nyata di dalam mengetahui dunia kerja dan menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari akademik pada pekerjaan yang akan digelutinya, apabila terjun langsung ke dunia kerja tidak mendapat kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan dapat menerapkan keahlian yang dimiliki.

1.2 Tujuan Umum

Secara umum Praktek Kerja Lapangan bertujuan:

a. Melihat, mengetahui dan memahami secara langsung penerapan ilmu yang didapat pada bangku kuliah.

(12)

b. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang timbul di industri serta mencari solusi penyelesaiannya.

c. Belajar berdisiplin dan bermasyarakat sesuai dengan tuntutan dunia industri.

d. Menjalin kerjasama yang baik antara Politeknik dengan dunia industri.

1.3 Tujuan Khusus

Tujuan khusus Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk kemampuan mahasiswa/mahasiswi sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan program studi yang ditetapkan.

b. Mengenal kegiatan yang ada di tempat praktek secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi, teknis maupun sosial budaya.

c. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etis profesionalisme yang diperlukan mahasiswa/mahasiswi untuk memasuki lapangan kerja sesuai dengan bidangnya.

d. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa/mahasiswi untuk memasyarakatkan diri pada suasana/iklim kerja yang sesungguhnya.

e. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyerapan teknologi yang baru dari lapangan perkuliahan kepada lapangan kerja.

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan selama 1 bulan pada bidang Insrument yang bertempat di PT Pema Global Energi yang berlokasi di Sumbok Rayek, Kec. Nibong, Kab. Aceh Utara, Prov. Aceh.

(13)

BAB II

TINJAUAN UMUM 2.1 Profil Perusahaan

PT Pema Global Energi mengoperasikan Lapangan Arun di Provinsi Aceh sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama/Cooperation Contract Contractor (KKKS) dibawah regulasi dan pengawasan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Pema Global Energi juga mengoperasikan South Lhoksukon A dan D.

PT Pema Global Energi (PGE) merupakan anak perusahaan PT Pembangunan Aceh (PEMA). Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu bidang minyak, gas bumi dan energi lainnya. Melalui pengelolaan operasi dan portofolio usaha sector hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya secara fleksibel, lincah dan berdaya laba tinggi. PT PGE mengarahkan tujuannya menjadi perusahaan daerah yang terpandang di bidang energi, dan mampu memberikan nilai tambah bagi stakeholders. PT PGE secara langsung kendalinya di bawah PT Pembangunan Aceh (PEMA).

2 Masuknya Pema Global Energi

Dibawah ini tercantum sejarah lapangan produksi Arun Field-APO Block B mulai dari dioperasikan oleh Mobil Oil hingga diambil pengelolaannya oleh PT Pema Global Energi pada tahun 2021. Berikut beberapa tahapan-tahapan pengembangannya yang telah dilakukan di lapangan Arun Field.

1. Tahun 1898 kantor pemasaran dibuka di Indonesia.

2. Tahun 1912 Dimulainya kegiatan eksplorasi.

3. Tahun 1968 Awal operator KKS di Provinsi Aceh.

4. Tahun 1971 Penemuan Lapangan Arun.

5. Tahun 1973 Penandatanganan anak kontrak LNG pertama dengan Jepang.

6. Tahun 1977 Dimulainya kegiatan di Cluster-III Lapangan Arun.

7. Tahun 1978 Dimulainya kegiatan di Cluster-II Lapangan Arun.

(14)

8. Tahun 1981 Penandatanganan kontrak LNG kedua dengan Jepang.

9. Tahun 1982 Dimulainya kegiatan di Cluster-I Lapangan Arun.

10. Tahun 1986 Pengiriman gas pertama ke pabrik pupuk PT Pupuk Iskandar Muda.

11. Tahun 1988 Pengiriman gas pertama ke PT Kertas Kraft Aceh.

12.Tahun 2000 Mobil Oil Indonesia bergabung menjadi Exxon Mobil Corporation.

13. Pada tanggal 1 Oktober 2015 peralihan Operational Blok North Sumatera offshore (NSO) dan North Sumatera Basin (NSB/onshore) dari Exxon Mobil ke PHE, blok NSO dan blok B sebelumnya di operasikan oleh Exxon Mobil Oil Indonesia (EMOI).

14. Pada tanggal 18 Mei 2021 peralihan Operational Blok B (Onshore) dari PT Pertamina Hulu Energi ke PT Pema Global Energi.

3 Gambaran Umum Perusahaan

PT Pema Global Energi merupakan peralihan kontrak kerja dari PT Pertamina Hulu Energi pada tanggal 18 Mei 2021. Operator untuk blok tersebut secara penuh (100%) di pegang oleh anak perusahaan PEMA yaitu PT. PGE.

Sebelum masa peralihan kontrak kerja ke PT. Pema Global Energi, lapangan produksi blok B sudah dioperasikan oleh PT. Pertamina Hulu Energi NSB, Exxon Mobil dan Mobil Oil Indonesia atau dikenal dengan sebutan Arun Field.

Lapangan Arun mulai ditemukan pada awal tahun 1971 melalui pengeboran awal pada sumur observasi Well A-1. Berdasarkan pada penemuan tersebut maka dikembangkan pengeboran pada sumur-sumur observasi lainnya sebelum dibangun beberapa unit fasilitas produksi yang disebut dengan Clusters Operation yang terdiri dari Cluster-I, Cluster-II, Cluster-III dan Cluster-IV. Dari peta hasil survei yang dilakukan terhadap reservoir (tempat pengambilang gas alam) maka dilakukan pembangunan tempat pengambilan gas dan hydrocarbon yang dapat dilihat pada gambar 2.1

(15)

Gambar 2.1 Daerah Produksi Arun Field (Sumber Perpustakaan Point A)

Cluster yang pertama sekali dibangun dan di fungsikan adalah Cluster-III yang mulai dioperasikan pada bulan Mei tahun 1977. Berikutnya dibangun Cluster-II dan mulai dioperasikan pada bulan Februari tahun 1978, selanjutnya ditambah dengan pembangunan Cluster-I yang mulai dioperasikan pada bulan September tahun 1982. Cluster yang terakhir dibangun adalah Cluster-IV yang mulai dioperasikan pada bulan Juni tahun 1983. Mobil Oil Indonesia Incorporated juga membangun fasilitas pendukung lainnya seperti Gas Injection Compressors (unit penginjeksian kembali gas alam kedalam perut bumi) dan Power Generator (Unit Pembangkit Tenaga Listrik). Dua unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster-III dan satu unit Gas Injection Compressor di bangun di Cluster-II. Sedangkan untuk Power Generator keempat-empat unitnya di bangun di Point A dengan kapasitas terpasang masing-masing unit Power Generator adalah 10 Mega Watt.

Untuk memenuhi suplai gas kepada konsumen yang telah ditandatangani kontrak pembelian gas dengan Pemerintah Republik Indonesia maka di adakan penambahan dua unit fasilitas produksi lainnya yaitu operasi daerah terpencil atau disebut dengan Remote Area Operation (South Lhoksukon-Pase).

Operasi daerah terpencil atau Remote Area Operation yang dikenal dengan sebutan south lhoksukon pase operation di bangun didaerah Seureuke, kecamatan Langkahan kabupaten Aceh Utara dengan jarak 35 kilometer dari

(16)

kantor induk yang berlokasi di Point A dan mulai dioperasikan pada bulan Desember tahun 1996.

Semua fasilitas produksi Pema Global Energi pada saat ini tidak lagi beroperasi pada kapasitas maximum seiring dengan berkurangnya cadangan gas alam yang ada dalam perut bumi atau dikenal dengan sebutan Hydrocarbon Reservoir. Hal ini terlihat dari menurunnya volume produksi pada setiap Cluster Operation termasuk dari remote area South Lhoksukon Pase Operation.

3.1.1 Point A

Point A merupakan kantor utama PT Pema Global Energi yang bertanggung jawab atas semua area lapangan produksi yang memiliki Central Control Room (CCR), Main Office Utility Building, tempat ibadah, Power Plan, Laboratorium, Mesh hall dan lain sebagainya. CCR merupakan pusat kontrol operasi dan produksi yang digunakan untuk mengontrol semua aktivitas yang terjadi lapangan yang dioperasikan yang meliputi Power Plan, Utility Process dan juga Scrapper Trap Area. Umumnya CCR mengontrol flow, pressure, level dan temperature agar proses berjalan dengan normal.

3.1.2 Scrapper Trap Area

Scrapper Trap area merupakan suatu area yang berfungsi untuk melakukan beberapa proses berikut:

2.3.2.1 Metering

Pengukuran volume gas dan condensate yang dihasilkan dari semua cluster melalui metering pipeline yang terpasang di Scrapper Trap Area dengan memanfaatkan perbedaan tekanan pada Plate Orifice dan juga turbine flow meter yang terpasang untuk mengukur laju aliran kondensat.

2.3.2.2 Pigging

Pigging adalah aktivitas pembersihan bagian dalam pipa dari kotoran atau material yang dianggap bisa menghambat laju fluida atau merusak bagian dalam pipa dengan cara scrap atau swab dengan menggunakan PIG. PIG merupakan sebuah istilah yang berasal dari U.S yang berarti Pipeline Intergrity Gathering.

Untuk gas terproduksi PIG dialirkan melalui PIG laucher 46 inch kedalam

(17)

pipa 42 inch sejauh 30 KM menuju Point B dan akan diterima oleh PIG Receiver dengan ukuran 46 Inch, sedangkan untuk condensate pipeline PIG akan dikirim melalui pipeline 16 Inch menuju Point B dengan jarak yang sama.

2.3.2.3 Fuel Gas for Power Gas Turbine

Fuel gas untuk power gas turbine di ambil dari gas pipeline di scrapper trap area. Sebelum bahan bakar tersebut di supply ke power gas turbine bahan bakar diproses terlebih dahulu untuk memastikan bahwasanya gas yang dikirim ke ruang bakar turbin tidak lembab melalui heater dan proses separasi di beberapa drum guna membuang kadar liquid dalam bahan bakar tersebut yang mampu membuat turbin berjalan dengan normal dan mampu menghindari kerusakan komponen-komponen turbin akibat pembakaran yang tidak sempurna.

3.1.3 Utility Building

Utility Building merupakan suatu area yang berfungsi untuk melakukan beberapa proses dibawah ini:

3.1.3.1 Fire Water System

Fire water system merupakan sistem fire protection yang berfungsi sebagai water supply ke seluruh area kerja di Point A dan juga beberapa area operasi cluster yang juga menerapkan system yang sama. Apabila terjadi insiden kebakaran maka air tersebut digunakan sebagai media untuk memadamkan api dengan membuka beberapa fire hydrant didekat lokasi terjadinya kebakaran. Air yang digunakan untuk menyuplai ke seluruh area kerja tersebut dihasilkan dari sumur air di Point A dan juga air hasil pemisahan di cluster yang memproduksi air dan langsung di transfer ke point A untuk diproses kembali sehingga layak untuk digunakan.

3.1.3.2 Instrument Air Compressor

Instrument Air Compresssor merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan udara dalam fungsi utility sebagai penggerak pneumatic system yang membutuhkan udara bertekanan untuk siklus kerjanya seperti control valve, utility water system distribution, dan juga pemakaian di beberapa shop

(18)

maintenance. Pemakaian tersebut meliputi shop Mechanical, Instrument, Electyrical, HEM dan juga FMM dalam mengerjakan beberapa pekerjaan berupa leak test pada pompa, menggerakkan pompa dengan tipe air operate pump dan lainnya.

3.1.3.3 Produced Water System

Produce water system adalah istilah yang digunakan di industri migas system yang meliputi pengolahan dan pendistribusian air bersih untuk memenuhi kebutuhan di area operasional. Air yang diolah dan didistribusikan diambil dari water well Point A dan juga air yang diolah di cluster, kemudian diproses pada treatment water system. Air yang sudah bersih tersebut akan didistribusikan keseluruhan area kerja agar layak digunakan.

Power Plant area merupakan area yang berfungsi untuk melakukan proses power distribution secara ringkas power plant area merupakan pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan equipment power gas turbine yang berfungsi menggerakkan generator guna menghasilkan tenaga listrik. Tenaga listrik tersebut digunakan untuk menggerakkan pompa, sebagai sumber penerangan di cluster, sebagai penggerak compressor, gas cooler dan juga penyuplai arus listrik ke CCR mampun kantor operasional lainnya.

3.1.4 Cluster IV

Cluster IV merupakan suatu lapangan produksi minyak dan gas bumi yang bergerak dibidang eksploitasi dan eksplorasi. Eksplorasi merupakan kegiatan untuk mencari minyak dan gas bumi didalam perut bumi melalui teknologi survey pencitraan bawah tanah, eksplorasi mencakup penyelidikan atas wilayah atau lokasi yang diperkirakan mengandung mineral berharga tersebut, proses eksplorasi jauh lebih mudah karena banyak cadangan migas yang letaknya sangat dekat ke permukaan bumi bahkan ada yang merembes ke permukaan tanah.

Obyek kegiatan eksplorasi adalah suatu tempat di dalam bumi yang disebut reservoir yaitu wadah tempat minyak dan gas. Kegiatan eksplorasi bisa diteruskan ke tahap produksi apabila hasil uji kandungan lapisan sumur (well test) yang ditemukan akan mampu mengalirkan minyak dalam jumlah yang memadai artinya secara ekonomi akan menguntungkan, setelah tahap eksplorasi proses

(19)

industri hulu migas berlanjut ke tahap produksi atau disebut eksploitasi.

Eksploitasi merupakan kegiatan untuk mengambil minyak atau gas dari dalam perut bumi untuk diproduksi, tahap ini disebut juga tahap “menuai hasil”

setelah melalui tahap krisis itu kegagalan di tahap eksplorasi. Untuk produksi minyak dari reservoir ke permukaan tanah pada awal produksi umumnya dapat dilakukan tanpa alat bantu, hal ini disebabkan tekanan reservoir masih sangat tinggi sehingga minyak atau gas dari reservoir akan terangkat ke permukaan dengan sendirinya yang disebut natural flowing. Namun disaat tekanan reservoir semakin menurun diperlukan teknologi tambahan untuk mengeksploitasi kandungan minyak bumi tersebut.

Dibawah ini merupakan penjelasan kegiatan eksploitasi yang ada dilapangan produksi Cluster IV PT Pema Global Energi. Proses lapangan produksi PT Pema Global Energi khususnya cluster IV meliputi pendingin gas, proses pemisahan/separasi gas dan proses pengeringan gas (dehydration) untuk mengurangi kadar liquid yang terkandung didalam gas.

a. Proses Pendinginan Gas

Proses pendinginan gas merupakan proses untuk mendekati dew point/nilai pengembunan untuk mendapatkan ethane dan hydrocarbon yang lebih berat seperti condensate lebih banyak dengan bertujuan untuk mengkondensasikan gas atau perubahan wujud gas ke wujud yang lebih padat, seperti liquid/cair.

Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap dikompresi (tekanan ditinggikan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari uap di sebut condensate. Adapun alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut cooler/condenser, cooler pada umumnya adalah sebuah equipment pendingin fluida dengan media air atau udara dengan bantuan kipas yang dirancang untuk berbagai tujuan yang memiliki rancangan bervariasi.

Gas dari wellhead masuk ke header kemudian tekanannya diturunkan melalui wellstream cooler dan memasuki production separator. Hidrokarbon yang terkondensasi dari gas, dipisahkan di production separator.

(20)

b. Proses Pemisahan (Separasi)

Proses pemisahan/separasi adalah proses untuk memisahakan hidrokarbon yang mana pemisahan ini dipisahkan di production separator. Secara umum separator berfungsi untuk memisahkan dua atau tiga phase, sedangkan di Cluster IV hanya memisahkan fluida produksi menjadi dua phase yaitu gas dan liquid.

Supaya pemisahan lebih sempurna maka sebuah separator harus:

1. Mengontrol dan mengarahkan aliran fluida-fluida yang masuk pada saat memasuki separator.

2. Memiliki residence time (waktu tinggal) yang cukup lama.

3. Meminimalkan terjadi turbulensi gas dan menurunkan kecepatan gas.

4. Mencegah terjadinya pencampuran kembali gas, air dan minyak.

5. Adanya Pressure Control yang memadai untuk outlet gas.

6. Adanya Level Control yang memadai.

7. Memiliki peralatan pengaman jika terjadi Over Pressure.

8. Memiliki alat-alat visual untuk pemeriksaan kondisi-kondisi operasi.

Gas yang telah dipisahkan dari production separator memasuki proses low pressure dehydration facilities untuk menghilangkan kandungan liquid kemudian pressure ditingkatkan dan kembali memasuki proses high pressure dehydration facilities sebelum di jual

c. Proses Dehydration

Cairan dan uap yang terkandung dalam gas alam di produksi dari reservoir harus di pisahakan agar memenuhi syarat lebih kecil dari 2–4 lb/MMSCF. Jika produksi gas mengandung air yang lebih besar dari syarat, maka harus di lakukan proses lebih dahulu sebelum dijual, dibakar sebagai bahan bakar dan dikirim ke konsumen. Tujuan proses ini adalah:

1. Mencegah terjadinya hydrate dalam pipa transmisi.

2. Menyesuaikan syarat kontrak yang telah ditetapkan.

(21)

3. Mencegah korosi dalam pipa.

4. Mencegah terjadinya pembekuan pada proses pendinginan.

Dehydration adalah proses pengolahan gas alam untuk mengurangi dan mengeluarkan kandungan air. Teknik dehydration terdiri dari:

1. Absorbtion menggunakan liquid desiccant (desikan cair) 2. Adsorption menggunakan solid desiccant (desikan padat) 3. Dehydration dengan menggunakan pendingin.

Sedangkan di Cluster IV sendiri untuk proses dehydrationnya menggunakan pendingin yang memanfaatkan gas propane untuk menurunkan suhu gas supaya liquid terlepas dari gas.

Gambar 2.2 Menunjukkan peta alur pengaliran gas alam kering dari setiap lokasi fasilitas produksi di daerah operasi APO yang bermuara ke kilang PT.

PAG Blang Lancang Lhokseumawe.

Gambar 2.2 Alur aliran gas alam kering dari sumber produksi ke kilang PT.PAG (Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

3.1.5 Organisasi Perusahaan dan Tenaga Kerja.

Untuk dapat mencapai efisiensi dan produktifitas kerja yang tinggi sebagaimana yang harapkan oleh perusahaan, maka pengelolaan sumber daya

(22)

manusia harus dilakukan secara optimal sehingga mampu memberikan hasil yang maksimal untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

4 Struktur Organisasi Perusahaan

Berdasarkan struktur organisasi yang ada sekarang, maka perincian tenaga kerja pada perusahaan Pema Global Energi adalah sebagai berikut:

Aceh Production Operation Manager Field Manager membawahi 4 divisi yang terdiri dari Operation Superintendent, Maintenance Superintendent, SCM Superintendent, dan Security Superintendent.

Dari setiap divisi–visi tersebut membawahi beberapa Senior Supervisor dan setiap Senior Supervisor membawahi beberapa Supervisor dan dari setiap Supervisor membawahi beberapa tenaga Teknisi atau Operator lapangan. Tenaga kerja bantuan harian juga dipekerjakan pada beberapa bagian Departemen Operasi dan Departemen Pemeliharaan untuk membantu tenaga kerja ahli dalam menyelesaikan tugas sehari–hari. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dalam jumlah yang cukup untuk menyelesaikan tugas-tugas penting dan urgensinya tinggi bagi kelangsungan hidup fasilitas proses operasi pada bagian produksi.

Skema Organisasi Perusahaan pada Perusahan Pema Global Energi di Aceh Production Operation Lapangan Arun (Arun Field), dapat dilihat pada gambar 2.3 sampai 2.7

(23)

4.1.1 Departemen Produksi

Gambar 2.3 Top Departemen Produksi (Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

4.1.2 Departemen Maintenance

(24)

Gambar 2.4 Departemen Maintenance (Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

4.1.3 Departemen SCM

Gambar 2.5 Departemen SCM (Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

4.1.4 Departemen Security

Security Superintendent

(25)

Gambar 2.6 Departemen Security (Sumber Perpustakaan Point A PT PT PGE)

4.1.5 Departemen (ICT)

Banda Aceh Banda Aceh Arun Field Banda Aceh

Gambar 2.7 Departemen (ICT) (Sumber Perpustakaan Point A PT PGE)

5 Keselamatan Kerja

Administrator APO Specialist

ICT Superintendent Banda Aceh

Data Managemant

Supervisor Field ICT

Supervisor ICT QA

Complience Analyst

ICT Solution Supervisor

(26)

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.1 tahun 1970, maka PT Pema Global Energi menerapkan suatu kebijakan keselamatan kerja dengan tujuan untuk mencapai Zero Acident and No Body Get Hurt, dengan cara memberikan pelatihan yang sangat memadai kepada setiap pegawai sesuai dengan kebutuhan masing– masing pegawai tersebut. Pelatihan serupa juga diberikan kepada pegawai sub-kontraktor yang mempunyai perjanjian ikatan kerja waktu tertentu dengan PT PGE. Hal ini di lakukan untuk memaksimalisasi pencegahan terhadap kecelakaan kerja baik di lingkungan perusahaan maupun di luar jam kerja.

Alat pelindung diri yang sesuai di wajibkan untuk setiap pegawai pada saat melakukan aktifitas kerja dilapangan. Alat pelindung diri yang dimaksud antara lain sepatu pengaman kaki (safety shoes), baju terusan penolak api (fire retardance coverall), topi pengaman kepala (safety hard head), kaca mata pengaman (safety glasses) dan sarung tangan (hand glove) adalah kebutuhan perlindungan yang sangat minimum yang harus dipakai oleh setiap pegawai / karyawan saat melakukan aktifitas. Pegawai bahkan akan mendapat teguran dari atasannya apabila kedapatan tidak menggunakan alat pelindung diri yang lengkap dan sesuai dengan yang dibutuhkan pada saat bekerja.

Para perkerja juga harus membuat permit kerja, selain sebagai salah satu tools izin kerja permit juga berfungsi sebagai alat untuk menganalisis potensi bahaya yang akan terjadi juga cara penanganan guna dapat menghindari kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja seminimal mungkin.

Tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja:

1. Tenaga kerja dan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat.

2. Peralatan dapat dipergunakan dengan aman dan efisien.

3. Proses produksi dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menghasilkan produksi yang aman.

4. Agar lingkungan kerja dapat diperlihara dengan aman.

5. Sebagai alat kerja dapat diperlihara dengan aman

(27)

6. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi- tingginya.

6 Kegiatan PT Pema Global Energi di Indonesia

Saat ini Pema Global Energi hanya memiliki 1 lapangan produksi migas di seluruh Indonesia.

6.1.1 Aceh Production Operation Pema Global Energi

Pema Global Energi mengoperasikan ladang arun di Provinsi Aceh sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari BPMA. Afiliasi Pema Global Energi Indonesia juga mengoperasikan lapangan South Lhoksukon A dan D. Gas dari Arun field saat ini dikirimkan ke fasilitas PT. Perta Arun Gas (PAG), kemudian gas ini diproses kembali hingga sesuai dengan tuntutan dan perjanjian penjualan gas ke konsumen, Pema Global Energi juga telah memasok gas kepada pabrik pupuk lokal, PT. PIM, PT.PLN dan juga city gas. Pada puncaknya, ladang Arun memproduksi sekitar 3,400 MMSCFD (1994) dan sekitar 180.000 barrel kondensat per hari (1989).

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pengertian Valve

Valve adalah suatu alat yang digunakan untuk mengatur aliran fluida, baik itu cairan, gas maupun semifluida. Proses kontrol ini dapat dilakukan melalui pipa atau saluran lainnya dengan membuka, menutup, atau setengah membuka gate penahan aliran. Katup atau valves memiliki peranan penting dalam dunia industri.

Fungsinya pun beragam, tergantung penggunaan dan jenis valve itu sendiri.

Valves digunakan hampir dalam semua situasi yang melibatkan aliran cairan atau gas. Mulai dari urusan rumah tangga seperti kompor gas dan saluran keran air hingga dalam dunia industri skala besar. Berdasarkan pernyataan ini, tidak dapat dipungkiri bahwa valve memiliki peranan penting untuk menangani aliran fluida bertekanan tinggi dalam dunia industri dengan jangka waktu relatif panjang.

(28)

3.2 System Kerja Level Transmitter LIC – 41004 Pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421

Chiller Scrubber D – 421 Pada Proses Oil & Gas Sangat di butuhkan untuk memisahkan produk antara gas dan liquid, untuk itu diperlukan system yang bekerja dengan baik dalam proses pemisahan. menghilangkan kadar water yang ada dalam gas, dengan media nya adalah menggunakan propane, level dikontrol menggunakan level transmitter yang menguntrol LV – 41004, Level Indicator Control berfungsi untuk mengetahui dan mengendalikan tinggi cairan dalam suatu alat sehingga tidak melebihi batas maksimum yang diizinkan. Secara umum LIC digunakan dalam suatu alat yang berupa kolom atau vessel. LIC dihubungkan dengan control valve pada aliran keluar kolom atau vessel.

Gambar. 3.1 Skematik D - 421

3.1.1 Pengendali Proporsional Integral Derivatif (PID)

(29)

Kelambatan akibat aksi integral dapat dihilangkan dengan menambah aksi aksi derivative pada pengendali proporsional integral (PI) sehingga menghasilkan jenis pengendali proporsional-integral-derivatif (PID). Aksi derivarif bertujuan mempercepat respons perubahan PV dan memperkecil overshoot, namun sistem ini sangat peka terhadap gangguan bising (noise). Sistem ini sangat cocok pada proses yang memiliki konstanta waktu jauh lebih besar dibanding waktu mati, penambahan aksi derivative dapat memperbaiki kualitas pengendalian, namun tidak dapat digunakan pada proses dengan waktu mati dominant, penambahan aksi derivative dapat menyebabkan ketidakstabilan, sebab adanya keterlambatan (lag) respons pengukuran.

Persamaan standar pengendali proporsional-integral-derivatif (PID)

Dengan:

d = waktu derivative (menit)

Gambar.3.2 Parameter bukaan valve

(30)

Gambar.3.3 Proses facilities overview

Ketinggian suatu cairan merupakan salah satu hal yang harus dikendalikan dalam suatu industry kimia. Apabila ketinggian cairan tidak dikendalikan maka proses dalam industry akan terganggu. Jika ketinggian cairan melebihi ketinggian yang diinginkan maka akan terjadi overflow atau cairan akan meluap sehingga mengganggu atau daoat merusak alat-alat lain dan jika ketinggian cairan kurang dari ketinggian yang diinginkan maka proses tidak akan bekerja. Oleh karena itu ketinggian suatu cairan harus dikendalikan dalam suatu industry.

Jenis-jenis variable yang berperan dalam sistem pengendalian, yaitu:

1) Process Variable (PV) adalah besaran fisik atau kimia yang menunjukkan keadaan sistem proses yang dikendalikan agar nilainya tetap atau berubah mengikuti alur tertentu (variable terkendali).

2) Manipulated Variable (MV) adalah variable yang digunakan untuk melakukan koreksi atau mengendalikan PV (variable pengendali).

3) Set Point (SP) adalah nilai variable proses yang diinginkan (nilai acuan).

4) Gangguan (w) adalah variable masukan yang mampu mempengaruhi nilai PV tetapi tidak digunakan untuk mengendalikan.

5) Variable Keluaran Tak Dikendalikan adalah variable yang menunjukkan keadaan sistem proses tetapi tidak dikendalikan secara langsung.

(31)

Pengendalian proses adalah bagian dari pengendalian automik yang diterapkan di bidang teknologi proses untuk menjaga kondisi proses agar sesuai dengan yang diinginkan. Seluruh komponen yang terlibat dalam pengendalian proses disebut sistem pengendalian atau sistem control. Langkah-langkah sistem pengendalian proses adalah sebagai berikut:

a. Mengukur

Tahap pertama dari langkah pengendalian adalah mengukur atau mengamati nilai variable proses.

b. Membandingkan

Hasil pengukuran atau pengamatan variable proses (nilai terukur) dibandingkan dengan nilai acuan (set point).

c. Mengevaluasi

Perbedaan antara nilai terukur dan nilai acuan dievaluasi untuk menentukan langkah atau cara melakukan koreksi atas perbedaan itu.

d. Mengoreksi

Tahap ini bertugas melakukan koreksi variable proses, agar perbedaan antara nilai terukur dan nilai acuan tidak ada atau sekecil mungkin.

Untuk pelaksanan langkah-langkah pengendalian proses tersebut diperlukan instrumentasi sebagai berikut:

1. Unit proses.

2. Unit pengukuran. Bagian ini bertugas mengubah nilai variable proses yang berupa besaran fisik atau kimia menjadi sinyal standar (sinyal pneumatic dan sinyal listrik).

Unit pengukuran ini terdiri atas:

a) Sensor: elemen perasa (sensing element) yang langsung “merasakan” variable proses. Sensor merupakan bagian paling ujung dari sistem/unit pengukuran dalam sistem pengendalian. Contoh dari elemen perasa yang banyak dipakai adalah thermocouple, orificemeter, venturimeter, sensor elektromagnetik, dll.

b) Transmitter atau tranducer: bagian yang menghitung variable proses dan mengubah sinyal dari sensor menjadi sinyal standar atau menghasilkan sinyal proporsional, seperti:

 DC voltage 28 volt

 DC current 4-20 mA

(32)

 Pressure 3-15 psi

3. Unit pengendali atau controller atau regulator yang bertugas membandingkan, mengevaluasi dan mengirimkan sinyal ke unit kendali akhir. Hasil evalusi berupa sinyal kendali yang dikirim ke unit kendali akhir. Sinyal kendali berupa sinyal standar yang serupa dengan sinyal pengukuran.

Pada controller bisaanya dilengkapi dengan control unit yang berfungsi untuk menentukan besarnya koreksi yang diperlukan. Unit ini mengubah error menjadi manipulated variable berupa sinyal. Sinyal ini kemudian dikirim ke unit pengendali akhir (final control element).

4. Unit kendali akhir yang bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi aksi atau tindakan koreksi melalui pengaturan variable termanipulasi. Unit kendali akhir ini terdiri atas:

a) Actuator atau servo motor: elemen power atau penggerak elemen kendali akhir. Elemen ini menerima sinyal yang dihasilkan oleh controller dan mengubahnya ke dalam action proporsional ke sinyal penerima.

b) Elemen kendali akhir atau final control element: bagian akhir dari sistem pengendalian yang berfungsi untuk mengubah measurement variable dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable yang diperintahkan oleh controller.

Contoh paling umum dari elemen kendali akhir adalah control valve (katup kendali).

Pengendalian level bisaanya digunakan untuk mengendalikan aliran liquid pada ketinggian tertentu dengan tekanan tertentu pada suatu tabung atau pipa.

3.3 Prinsip Kerja Control Valve

(33)

Gambar.3.4 Control valve

Control Valve dapat bekerja secara mekanis

dan elektris. Pada cara kerja mekanis, posisi

buka tutup Valve berdasarkan gerak

mekanis dari elemen- elemen yang

menyusunnya. Dan yang kedua, cara kerja

elektris, posisi buka tutup Valve bekerja

berdasarkan sinyal listrik yang diberikan

oleh elemen sensor yang terdapat

didalamnya, pada Control Valve digunakan controller berupa PLC, DCS, atau mikrokontroler sebagai unit pengolah datanya. Pembukaan atau penutupan katup kontrol dilakukan secara otomatis oleh actuator listrik, hidrolik atau pneumatik.

Positioner digunakan untuk mengontrol pembukaan atau penutupan actuator berdasarkan sinyal-sinyal listrik, atau pneumatik. Alat ini dioperasikan secara otomatis dan terkendali dengan jarak jauh menggunakan sistem. Didalam Control Valve ini terdapat Positioner yang dilengkapi dengan I/P converter yang berfungsi mengubah arus 4-20 mA menjadi tekanan udara 3-15 PSI. Pada Positioner ini terdapat umpanbalik sinyal yang dikenal dengan nama feedback yaitu Linkage yang berfungsi untuk memberitahukan pada Positioner bahwa posisi sudah tercapai sesuai dengan signal input yang diberikan. Misalnya bila input positioner sebesar 12 mA atau 9 PSI maka Udara akan disedot oleh kompresor kemudian

(34)

ditekan ke dalam tangki udara hingga mencapai tekanan beberapa bar. Pada saat posisi Valve mencapai 50 % Linkage inilah yang memberitahukan pada Positioner sehingga udara akan berhenti, dan begitulah seterusnya.

3.2.1 I/P (Current to Pressure )

Sebuah transducer Current to Pressure atau yang lebih sering di sebut dengan I/P Transducer adalah sebuah analog signal 4-20mA yang di konvesikan menjadi signal proporsional linear pneumatic 3-15psig. Tujuan dari konversi signal ini bisa untuk presisi dan dan ketahan sebuah pressure untuk pengontrolan pneumatic actuators/operators, pneumatic valves, damper, vanes dll.

I/P converter menyediakan reliability, durability, akurasi dalam hal konversi electrical signal menjadi pneumatic signal di beberapa control system. Model dari device ini tersedia dalam direct maupun reverse action yang bisa di pilih sesuai dengan kriteria proses controller. Yang paling sering di gunakan pada I/p transducer ini adalah untuk menerima signal electric menjadi signal controller yang sering di sebut pneumatic signal untuk mengontrol suatu control valve atau positioner. Device ini dapat di pasang dimana aja bisa di dinding , pipa atau lansung di valve actuator dengan konsekuensi adanya vibrasi. DI banyak aplikasi transducer ini di pasang secara remote untuk menghindari adanya vibrasi

langsung. I/P converter menggunakan electromagnetic force balance untuk merubah electric signal menjadi pneumatic signal. Tipikalnya dari 4-20mA menjadi 3-15psig output. Seperti tertera pada gambar berikut:

(35)

Gambar. 3.5 I/P (Current to Pressure )

Seperti gambar di atas, coil memproduksi magnetic field. Diantara coil ada deflector motor dengan flapper valve yang terhubung dengan precission nozzle untuk menimbulkan backpressure pada servo diaphragm bosster relay. Input ampere melewati coil dan menghasilkan force antara coil dan flapper valve, yang mengontrol servo pressure dan output pressure. Zero adjustment pada device ini di buat dengan cara memutar screw yang merubah jarak antara flapper ke valve dan juga nozzle udara. Span Adjusment di buat dengan cara merubah dengan

potensiometer, yang akan menutup input ampere yang melewati coil. Signal output pada I/P transducer sangat dengan mudah jatuh (turun) untuk merelease pressure saat terjadi electrical fail. Ini jadi sangat mudah mendeteksi bila ada electrical failure pada device ini.

3.2.2 Positioner

(36)

Gambar.3.6 Positioner

Positioner berfungsi sebagai pengatur (naik dan turun) pada instrument air yang masuk ke Actuator sampai pada level tertentu sesuai dengan output variable instrument controller. Positioner umumnya di pasang pada sisi yoke dari suatu control valve. Valce positioner terhubung secara mekanikal dengan valve stem atau valve shaft sehingga posisi control valve bisa di bandingkan dengan signal yang di perintahkan oleh controller. Mekanikal feedback link akan bekerja sesuai dengan perintah controller untuk merubah posisi dengan memberi report dimana posisi terakhir. Umumnya smart positioner menggunakan potensio meter untuk menentukan posisi.

3.4 Prinsip Kerja Level Transmitter Displacer

(37)

Saat level cairan berkurang, gaya apung pada batang displacer berkurang dengan peningkatan berat yang sesuai yang ditafsirkan sebagai penurunan level oleh sensor level yang kemudian memberikan output sinyal yang sesuai.

Ditampilkan di bawah ini adalah tipikal pemasangan sensor level displacer:

Gambar.3.7 Transmitter dan chamber

Meskipun teori dasar operasi telah diuraikan di atas, dalam sensor level displacer praktis, konstruksi direkayasa untuk mencapai tujuan pengukuran yang diinginkan dengan sirkuit elektronik yang canggih.

Dalam jenis sensor level displacer ini, displacer dipasang pada pegas yang membatasi pergerakannya untuk setiap peningkatan daya apung (yaitu perubahan level).

Pemancar yang menggabungkan Transformator Diferensial Variabel Linier (LVDT) digunakan untuk melacak naik turunnya batang pemindah saat ketinggian cairan berubah. Elektronik canggih ini kemudian digunakan untuk mengolah sinyal tegangan dari LDVT menjadi sinyal keluaran 4-20mA.

3.5 Komponen Pada Valve

(38)

Gambar.3.8 Komponen pada valve

Penggunaan valve pada sistem perpipaan untuk berbagai jenis aliran, membuat alat ini memiliki banyak jenis dan desain. Jenis valve tersebut diaplikasikan pada berbagai industri, sehingga tidak heran jika Anda bisa menemukan banyak variasi sesuai kebutuhan. Diantaranya adalah gate valve, globe valve, ball valve, plug valve, butterfly valve, control valve, dan masih banyak lagi. Valve terbuat dari bahan yang tepat serta terdiri dari komponen penting yang kompleks sehingga harganya mahal. Berikut ini adalah komponen pada valve dan fungsinya.

3.4.1 Body Valve

Komponen pertama pada valve adalah badan atau selubung. Badan valve merupakan batas utama pada katup tekanan. Bagian ini berfungsi sebagai elemen utama rakitan katup karena menjadi rangka yang menyatukan bagian lainnya.

Komponen ini menjadi batas tekanan pertama pada valve yang menahan beban tekanan fluida dari pipa penghubung. Ujung badan dirancang untuk

(39)

menyambungkan valve ke pipa atau nosel peralatan dengan menggunakan berbagai jenis sambungan. Badan valve memiliki bentuk yang beragam untuk menjadi tempat komponen lainnya yang tidak kalah penting.

3.4.2 Bonnet

Komponen bonnet atau kap merupakan penutup untuk pembukaan pada body valve. Bonnet menjadi bagian batas penting dari pressure valve (katup tekanan). Bonnet berfungsi sebagai penutup pada badan valve dengan terbuat dari bahan yang sama. Pada proses pembuatan sebuah valve, komponen internal yang dimasukan ke dalam badan valve akan ditahan semua bagiannya dengan pemasangan bonnet. Komponen ini dapat menjadi sumber potensi kebocoran pada sistem.

3.4.3 Trim

Bagian internal pada valve yang dapat dilepas dan diganti adalah trim.

Komponen ini bersentuhan dengan media aliran secara kolektif dan terdiri dari beberapa bagian, seperti valve seat, disc, glands, spacers, guiders, bushing, dan internal spring. Cara kerja trim pada valve ditentukan oleh disk, antarmuka seat, dan relasi posisi disk ke seat. Hal tersebut untuk memungkinkan gerakan dasar dan kontrol aliran pada valve. Untuk memilih trim terutama bahan yang sesuai dengan kebutuhan, Anda perlu mengetahui sifat pada komponen ini. Sifat flow- medium, komposisi kimia, tekanan, suhu, laju aliran, kecepatan, dan viskositas bisa menjadi pertimbangan.

3.4.4 Disc

Disc atau cakram merupakan bagian pada valve yang memungkinkan stop flow (throttle) tergantung pada posisinya. Komponen ini menjadi batas tekanan yang juga penting karena dengan katup tertutup, tekanan sistem penuh diterapkan di disk yang terkait pada tekanan. Komponen ini biasanya terbuat dari besi atau baja yang ditempa sehingga memiliki permukaan keras dan sifat keausan baik.

(40)

3.4.5 Seat

Bagian seat atau seal ring menyediakan permukaan tempat dudukan disk.

Seat pada valve berbeda-beda, bisa terdiri dari satu seat atau lebih. Salah satunya adalah pada globe valve yang memiliki satu seat yang membentuk segel dengan disk untuk menghentikan aliran. Permukaan seat dibuat dengan melalui tahap pengelasan dan penghalusan untuk meningkatkan ketahanan aus seat dan penyegelan valve yang baik ketika ditutup.

3.4.6 Stem

diperlukan ke disk, steker, dan ball untuk membuka atau menutup katup serta Batang katup atau stem merupakan komponen yang memberikan gerakan yang bertanggung jawab untuk posisi disk yang tepat. Batang pada beberapa jenis valve memiliki perbedaan. Seperti pada gate atau globe valve, gerakan linear disc berfungsi untuk membuka dan menutup katup. Sementara pada plug, ball, dan butterfly valve, katup terbuka dan tertutup dengan cakram yang diputar.

3.4.7 Stem Packing

Stem packing digunakan untuk seal antara stem dan bonnet yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen pada packing diantaranya, seperti gland follower, gland, stuffing box, packing, dan backseat. Aplikasi packing pada valve harus tepat untuk mencegah kerusakan pada stem. Packing yang terlalu longgar akan menyebabkan kebocoran. Sedangkan packing yang terlalu ketat akan mempengaruhi gerakan yang bisa menyebabkan kerusakan stem.

3.4.8 Yoke

(41)

Yoke digunakan untuk menghubungkan badan valve atau bonnet dengan mekanisme aktuasi. Bagian atas yoke memegang yoke nut, stem nut, atau bushing yoke dan dilewati stem valve. Yoke nut adalah threaded nut internal yang ditempatkan pada bagian atas yoke dimana stem lewat. Secara struktural, yoke harus cukup kuat untuk menahan kekuatan, momen, dan torsi yang dikembangkan oleh aktuator.

3.4.9 Actuator

Aktuator merupakan perangkat yang menghasilkan gerakan linear dan putar dari sumber daya dibawah aksi sumber kontrol. Aktuator digunakan untuk membuka dan menutup valve. Komponen ini juga digunakan untuk mengendalikan atau mengatur katup yang diberikan sinyal posisi untuk pindah ke posisi menengah mana pun.

BAB IV

(42)

PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Jadi, di area proses D – 421 adalah tempat pemisahan gas dengan liquid yang di mana gas yang dikirim dari separator ke D – 421 melelui propane chiller E - 4501 lalu liquid dari gas tersebut melewati D – 421 di kirim ke Production water system melalui valve XV 41005 dan juga pengontol valve LIC 41004, jadi system kerja dari pengontrol valve tersebut yaitu memastikan liquid tidak memenuhi level dari D – 421 tersebut supaya gas bisa di pisahkan dengan mudah, dan gas di naikan temperaturnya lalu di kirimkan ke point A, jadi pengontrol valve tersebut yaitu sinyal yang di berikan dari XV 41005 untuk membuka valve yang di control oleh LIC 41004, sinyal yang di kirim berbentuk level liquid yang ada dalam D – 421 tersebut, jikalau valve tidak terbuka maka akan memengaruhi sistem pemisahan gas tersebut dan liquid akan masuk dan tercampur kembali dengan gas. Jadi sistem kerja dari control valve tersebut adalah ketika liquid mencapai set point yang telah di atur, maka sebesar itu valve tersebut terbuka. Jika di beri batasan sebesar 50%, maka liquid yang telah sampai ke control valve akan di konversikan ke dalam bentuk sinyal yang masuk ke LIC. valve akan terbuka sebesar 50% atau setengah dari bukaan penuh.

DAFTAR PUSTAKA

(43)

http://aancheramixhitam.blogspot.com/2014/10/tugas-komputer-tiga-frasa-5.html Suherman, Benny dkk. 2022. Buku Ajar Konversi Bukaan valve. Medan :

Yayasan Kita Menulis.

Munson, Bruce R., Donald F. Young, Theodore H. Okiishi. Mekanika Fluida Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga, 2004.

Pudjasana, Astu, dan Djati Nursuhud. Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: Andi, 2008.

Anthony, Zuriman. 2019. Sistem kerja valve. Yogyakarta : Andi.

Wartsila. 2015. Synchronous Machine AMG 1120LT08 DSE Section 6 – Manual.

Finland : Wartsila Company.

LAMPIRAN 1

(44)

PARAMETER KRITERIA PENILAIAN PKL

Nama : Fathur Rahman

NIM : 2021204010024

Program Studi : Teknologi Elektronika

Jurusan : Teknik Elektro

Tempat Praktek Kerja : PT PEMA GLOBAL ENERGI

No Parameter Penilaian

Kriteria Penilaian Sangat

baik Baik Cukup Kurang

100 90 80 70 60 50 40 30

1 Disiplin 2 Motivasi 3 Loyalitas

4 Tanggung Jawab 5 Kerajinan/Ketekunan 6 Pemahaman terhadap

tugas yang diberikan 7

Kemampuan

melaksanakan tugas- tugas

8 Perawatan terhadap peralatan

9 Kepercayaan pada diri sendiri

10 Kecakapan dalam mengambil keputusan 11 Komunikasi

12 Kerjasama

13 Keselamatan Kerja 14 Akhlak/Kelakuan

Rata-Rata Nilai = (1+2+3+…..+14)/14

Lhokseumawe, 5 September 2023 Pembimbing Lapangan

(45)

Ir. H.M Nurdin Idris, MBA,IPM,M.T . NIP. 06031

LAMPIRAN 2

LEMBAR PENILAIAN AKADEMIK PRAKTEK KERJA LAPANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Laporan kerja praktek lapangan ini disusun oleh:

Nama : Fathur Rahman

(46)

NIM : 2021204010024 Program Studi : Teknologi Elektronika

Jurusan : Teknik Elektro

Tempat Praktek Kerja : PT PEMA GLOBAL ENERGI

Judul : System Kerja Kerja Level Transmitter LIC – 41004 pada Control Valve Chiller Scrubber D – 421

N o

Aspek Penilaian Nilai (0-100)

1 Sistematika penulisan laporan praktek kerja lapangan

2 Inisiatif/Kreatif

3 Pendeskripsian/uraian laporan praktek kerja lapangan

4 Disiplin waktu pembuatan laporan praktek kerja lapangan

Rata-Rata Nilai = (1+2+3+4)/4

Nilai Akhir = (Nilai pembimbing industri + nilai pembimbing PNL)/2

Kaprodi Teknologi Elektronika Dosen Pembimbing PKL

11 September 2023 11 September 2023

Eliyani, S.T., M.T. Arief Mardiyanto, SST., M.T.

NIP. 19740120 200212 2 002 NIP. 19640701 198903 1 002 LAMPIRAN 3

DAFTAR HADIR PRAKTEK KERJA LAPANGAN Nama : Fathur Rahman

NIM : 2021204010024

Perusahaan : PT PEMA GLOBAL ENERGI

Hari Tanggal Jam

Masuk Paraf Jam

Keluar Paraf Keteranga n

Senin 7 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

(47)

Selasa 8 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Rabu 9 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Kamis 10 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Jumat 11 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Senin 14 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Selasa 15 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Rabu 16 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Kamis 17 Agustus 2023 - - Dirgahayu

RI

Jumat 18 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Senin 21 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Selasa 22 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Rabu 23 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Kamis 24 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Jumat 25 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Senin 28 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Selasa 29 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Rabu 30 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Kamis 31 Agustus 2023 08.00 17.00 Hadir

Jumat 1 September 2023 08.00 17.00 Hadir

Senin 4 September 2023 08.00 17.00 Hadir

Selasa 5 September 2023 08.00 17.00 Hadir

Rabu 6 September 2023 08.00 17.00 Hadir

Kamis 7 September 2023 08.00 17.00 Hadir

Jumat 8 September 2023 08.00 17.00 Hadir

Lhokseumawe, 5 September 2023 Pembimbing Lapangan

Ir.H,M. Nurdin Idris, MBA,IPM,MT NIP. 06031

(48)

LAMPIRAN 4

GAMBAR KEGIATAN DI PT. PEMA GLOBAL ENERGI

(49)

Pengecekan level dalam D - 421

Alur Proses PT Pema global energi

Proses Perbaikan I/P Pada Control Valve

(50)

Tampilan D – 421

(51)

Lhokseumawe, 5 September 2023 Pembimbing Lapangan

Ir.H.M. Nurdin Idris, MBA.IPM.MT NIP. 06031

LAMPIRAN 5

(52)

SARAN – SARAN DARI PT. PEMA GLOBAL ENERGI

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

Lhokseumawe, 5 September 2023 Pembimbing Lapangan

Ir.H.M. Nurdin Idris, MBA.IPM.MT NIP. 06031

LAMPIRAN 6

(53)

AGENDA KEGIATAN HARIAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN No

.

Hari,

Tanggal Kegiatan Paraf

Mentor

Paraf Dosen pembimbing

1.

Senin, 7 Agustus 2023

 Orientasi PKL - Briefing K3

- Pembagian kelompok dan mentor - Pengenalan lingkungan kerja ( keliling lapangan )

2.

Selasa, 8 Agustus 2023

 Mempelajari gas turbine control system

3.

Rabu, 9 Agustus 2023

 Pergantian air filter di G – 436 A COND PUMP

 karena daya saring dari filter sebelumnya mengfalami kebocoran, dan dapat berdampak terhadap pompa

4.

Kamis, 10 Agustus 2023

 Pengambilan parameter pada pengontrol PGT mark IV

 karena pada pengontrol mark IV tersebut mengalami kerusakan, jadi parameter yang di ambil ingin di sesuaikan dengan parameter yang masih aktif

5.

Jumat, 11 Agustus 2023

 mempelajari bagaimana cara pengontrolan gas turbine

6.

Senin, 14 Agustus 2023

 belajar tentang cara start up control turbine

7.

Selasa, 15 Agustus 2023

 Running tes turbine PGT 503

 Supaya mesin mesin pada turbine tersebut tidak mengalami kerusakan, akibat terlalu lama di off kan

8.

Rabu, 16 Agustus 2023

 Mengkalibrasi LP dehydration trasnmitter di ( TI – 41702 E – 467 )

 Di karenakan pembacaan dari trasmitter tersebut mengalami kesalah

9.

Kamis, 17 Agustus 2023

 Pemasangan transmitter ( PDI – 41681 E – 418 )

 karena di bagian E – 418 tersebut adalah area proses

(54)

10.

Jumat, 18 Agustus 2023

 Mempelajari tentang speed control gas turbine

11.

Senin, 21 Agustus 2023

 Pemasanngan Transmitter di TI - 41603 E – 417

 Karena pembacaan temperatur sangat perlu supaya temperatur yang masuk ke area

selanjutnya tidak melebihi dari batas yang sudah di atur.

12.

Selasa, 22 Agustus 2023

 Pengambilan transmitter TI – 41607 COND PUMP Cluster III.

 Karena di area COND PUMP Cluster III, tidak di operasikan lagi, jadi transmitter tersebut perlu di pindahkan ke cluster IV.

13. Rabu, 23 Agustus 2023

 Belajar sistem kerja inlet Guige van 14. Kamis, 24

Agustus 2023

 Pengecekan Transmitter di area Proses cluster IV

15.

Jumat, 25 Agustus 2023

 Pengkalibrasian transmitter TT - 40180 dari cluster IV.

 Supaya trasmiter tersebut bisa terbaca dengan benar

16.

Senin, 28 Agustus 2023

 Belajar cara kerja dari gas turbine

17.

Selasa, 29 Agustus 2023

 Pengecekan transmitter PT – 4177 di Trant 2

 Memastikan bahwa transmitter tersebut masih layak di pakai

18.

Rabu, 30 Agustus 2023

 Pengkalibrasian Transmitter PT – 41779

 karena perlu di nol kan kembali supaya bacaan dari transmitter tersebut bisa kembali niormal 19.

Kamis, 31 Agustus 2023

 Pengkalibrasian transmitter PT – 449112A

 Mengkalibrasi dengan menggunakan hart komunikator, dengan cara di nol kan atau di riset kembali ke posisi awal

20.

Jumat, 1 September 2023

 Pengkalibrasian transmitter PT – 44946B

 Dengan menggunakan hand pump yang di injek pressure sebesar 2000 psig untuk mengetahui range maksimal dari transmitter tersebut 21. Senin, 4

September

 Running test PGT 503

(55)

2023  Supaya PGT tersebut bisa jadi cadangan apabila PGT 502 off.

22.

Selasa, 5 September 2023

 Mengulang materi tentang sistem control gas turbine

23.

Rabu, 6 September 2023

 Mengulangi Materi tentang sistem kontrol temperatur gas turbine

24.

Kamis, 7 September 2023

 mengulangi materi start up PGT

Lhokseumawe, 5 September 2023 Pembimbing Lapangan

Ir.H.M. Nurdin Idris, MBA.IPM.MT

NIP. 06031

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja dari mesin Water Chiller ini adalah mendinginkan suatu media yang menghasilkan panas dengan cara di aliri air yang dingin, sehingga melalui air

Sebulan penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Human Resources Department PT D&D Packaging Indonesia,

Prinsip kerjanya sama dengan High Pressure Separator hanya berbeda tekanan kerja dan temperatur crude yang diproses. Setelah mendapatkan pemanasan pada Heater pemisahan air

Prinsip kerja dari mesin Water Chiller ini adalah mendinginkan suatu media yang menghasilkan panas dengan cara di aliri air yang dingin, sehingga melalui air

Pemisahan di dalam Naphtha Stripper terjadi pada tekanan yang lebih rendah dari 200-V-5 dan temperatur yang lebih tinggi dari 200-V-5.. Dengan demikian,

a) kecuali dalam hal - hal yang di sebut di dalam syarat - syarat sebagai berikut, arsitek bertanggung jawab akibat kerugian yang di sebabkan kesalahan - kesalahan

19 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Selama melaksanakan kerja praktek di Posyantekdes Kabupaten Bengkalis Penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul Mesin Pencacah Ssmpah

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Selama melakukan perakek di workshop Dinas PU&PR Kabupaten Bengkalis Penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul Perawatan Sistem Pendingin Guna