• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Sifat Aksi Refleks Sederhana Pada Manusia

N/A
N/A
M. Iqbar

Academic year: 2025

Membagikan "Laporan Praktikum Sifat Aksi Refleks Sederhana Pada Manusia"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORANPRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

SIFAT AKSI REFLEKSI SEDERHANA PADA MANUSIA

OLEH :

NAMA : M. IQBAR

NIM : 08041282227030

KELOMPOK : III (TIGA)

ASISTEN : DEA FRANSISKA

LABORATORIUM BIOSISTEMATIKA HEWAN JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2024

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gerak refleks didefinisikan sebagai gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron penghubung (Sudirjo, 2018).

Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan. Sistem saraf simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi, misalnya pada saat terkejut, takut, cemas atau berada dalam keadaan tegang. Pada kondisi seperti itu, sistem saraf akan memacu aliran darah ke otot-otot skeletal, meningkatkan detak jantung kadar gula dan ketegangan menyebabkan serabut serabut otot kontraksi, mengecil dan menciut. Sebaliknya, relaksasi otot berjalan bersamaan dengan respon otonom dari saraf parasimpatis

Ciri refleks berarti respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari atau dipengaruhi saraf otonom. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya disebut refleks otak, Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan contoh gerak refleks sumsum tulang belakang (Hidayati dan Irmawati, 2019).

Jaringan saraf berarti jaringan komunikasi yang terdiri dari jaringan sel-sel khusus dan dibedakan menjadi dua yaitu sel neuron dan sel neoroglia. Sel neuron berarti sel saraf sebagai suatu unit dasar dari sistem saraf yang bertugas

(3)

melanjutkan informasi dari organ penerima rangsangan kepusat susunan saraf dan sebaliknya. Sel nouron terdiri atas tiga bagian badan sel yang mengandung nukleus dan nukleolus serta berwarna kelabu, dendrit berfungsi menyampaikan impuls saraf (informasi) menuju ke badan sel dan akson, berfungsi meneruskan informasi dari badan sel ke sel lain (Sudirjo dan alif, 2018).

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan otak berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motorik sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapannya terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalamotak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Adapun pengertian dari refleks adalah suatu bentuk respon segera, baik motorik maupun sekretorik terhadap impuls dari saraf sensorik aferen. Refleks merupakan suatu jalur saraf sederhana, dimana stimulus akan disampaikan ke medulla spinalis. Dari medulla spinalis, sinyal akan disampaikan baik ke otak maupun ke saraf eferen sebagai pemegang kendali otot-otot yang terpengaruh oleh stimulus. Dengan demikian, tanpa adanya intervensi dari otak, otot dapat berkontraksi sebagai respon dari stimulus

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari sifat refleks sederhana pada manusia.

(4)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Gerak Refleksi

Gerak refleks didefinisikan sebagai gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron senst, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Neuron konektor berarti sel saraf yang funsinya bertugas menghubungkan antara neuron yang satu dengan yang lainnya. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neurop perantara atau neuron penghubung (Sudirjo dan alif, 2018).

2.2. Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom terdiri dari dua subsistem yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis yang kerjanya saling berlawanan. Sistem saraf simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi, misalnya pada saat terkejut, takut, cemas atau berada dalam keadaan tegang. Pada kondisi seperti itu, sistem saraf akan memacu aliran darah ke otot-otot skeletal, meningkatkan detak jantung kadar gula dan ketegangan menyebabkan serabut serabut otot kontraksi, mengecil dan menciut. Sebaliknya, relaksasi otot berjalan bersamaan dengan respon otonom dari saraf parasimpatis (Rihiantoro et al., 2018).

Sistem saraf parasimpatis mengontrol aktivitas yang berlangsung selama penenangan tubuh misalnya penurunan denyut jantung setelah fase ketegangan dan menaikkan aliran darah ke sistem gastrointestinal, sehingga kecemasan berkurang dengan dilakukan relaksasi progresif. Neuron Motorik (nouron aferen) berarti sel saraf yang berfungsi untuk menyampaikan impuls motorik dari susunan saraf pusat ke saraf efektor. Dendrit menerima impuls dari akson neuron lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor. Neuron ajustor bertugas

(5)

menghubungkan neuron sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam sumsum tulang belakang atau di otak (Sudirjo dan alif, 2018).

2.3. Lengkung Refleks

Alur sistem refleks dimulai dari rangsangan yang diterima suatu reseptor sampai terjadinya respon yang dilakukan oleh efektor. Suatu sistem alur tersebut dinamakan dengan lengkung refleks atau reflex arc. Lengkung refleks ini terdiri dari alat indra, serat saraf aferen, satu atau lebih sinaps yang terdapat di susunan saraf pusat atau di ganglion simpatis, serat saraf eferen, dan efektor.

kegiatan dalam lengkung refleks ini dimulai pada reseptor sensorik, sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas pada saraf aferen. Frekuensi potensial aksi yang terbentuk akan sebanding dengan besarnya potensial generator.

2.4. Refleks Regang

Bila suatu otot rangka dengan persarafan yang utuh direnggangkan, akan timbul kontraksi. Respons ini disebut refleks regang. Rangsangannya adalah regangan pada otot, dan responnya berupa kontraksi otot yang direnggangkan.

Reseptornya adalah kumparan otot (muscle spindle). Impuls yang timbul akibat peregangan kumparan otot yang dihantarkan ke SSP melalui serat - serat sensorik langsung bersinaps dengan neuron motorik otot yang teregang itu.

Neurotransmitter disinaps yang berada di SSP ini adalah glutamate. Refleks- refleks regang merupakan contoh refleks monosimpatik yang paling dikenal dan paling banyak diteliti

2.5. Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan neurologis (neurological examination) biasanya diawali dengan evaluasi neurological history dari pasien, karena hal tersebut menjadi dasar dalam pemeriksaan neurologis. Dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan kepada pasien, seorang pemeriksa mampu membuat suatu hipotesis berkaitan dengan letak lesi, jenis lesi, dan profil penyakit: apakah tergolong akut, sub-akut, kronis, progresif, atau paroksimal

(6)

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 5 November 2024 pukul 13.00 WIB sampai dengan 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Fisiologi dan Perkembangan. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya senter, stopwatch, tongkat pemukul, air putih, merica bubuk dan bulu kemoceng. Sedangkan bahan atau yang diuji sifat aksi reaksinya adalah praktikan.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Refleks Cahaya Pupil

Pejamkan mata 5 menit, lalu buka, disenter, kemudian diamati perubahan yang terjadi pada pupil.

3.3.2. Refleks Silio Spinal

Cubit bagian terkuk secara tiba-tiba lalu diamati perubahan yang terjadi pada pupil reaksi bahu dan lain-lain.

3.3.3. Refleks Akomodasi

Fokuskan mata pada satu benda, lalu digerakkan benda mendekati mata kemudian menajuhi mata. Diamati perubahan yang terjadi pada pupil.

3.3.4. Refleks Menelan

Telan air ludah sebanyak 3x secara berturut-turut lalu bandingkan jika menelan engan bantuan air, mana yang lebih mudah.

3.3.5. Refleks Telapak Tangan

Jatuhkan benda dengan jarak kira-kira 30 cm diatas tangan lalu dilihat reaksi tangan, apakah tangan dapat menggenggam atau tidak.

3.3.6. Refleks Achilles

Kaki ditekuk lalu dipukul dengan tongkat kayu, diamati respon kaki.

(7)

3.3.7. Refleks Telapak Kaki

Telapak kaki di gelitik lalu diamati dengan gerakan yang terjai pada kaki juga jari-jari.

3.3.8. Refleks Bersin

Merica bubuk yang telah disiapkan didekatkan pada hidung praktikan lalu dibaui. Dilihat reaksi mata, pengangkatan bahu dan lainnya.

3.3.9. Refleks

Praktikan duduk dengan kaki ditekuk lalu dipukul pada ligamnetum lutut.

Dilihat reaksi yang timbul

(8)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Berdasarkan pada praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan hasil sebagai berikut:

No. Nama

Praktikkan Gerak Refleks Fungsi Saraf

Otonom Keterangan 1. M. Iqbar Refleks cahaya

pupil

Parasimpatik Ketika senter didekatkan pupil mata mengecil.

2. Muzzalifa Refleks silio

spinal

Simpatik Pupil membesar dan bahu naik 3. Chemy Falya Refleks

akomodasi

Parasimpatik Benda ketika didekatkan ke mata pupil mengecil dan ketika dijauhkan pupil membesar 4. Aldavia Varadina Refleks

Menelan

Parasimpatik Menelan air ludah tanpa bantuan air sebanyak tiga kali sudah sangat sulit menelan dan ketika dibantu dengan air menjadi jauh lebih mudah menelan 5. Maulia

Musyahada

Refleks Telapak Tangan

Simpatik Tangan secara

spontan langsung menangkap dan menggengam benda

(9)

6. M. Iqbar Refleks Achilles

Saraf Somatik

Terjadi refleks pada kaki dan terangkat ke atas

7. Natasya Amanda Refleks Telapak Kaki

Saraf Somatik

Terjadi refleks kaki bergerak dan jari jari bergerak seperti geli atau tesentrum 8. Parwiah Refleks Bersin Parasimpatik Batuk dan bersin,

serta bahu bergerak serta mata merah berair

(10)

4.2. Pembahasan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pada percobaan refleks silio spinal ketika bagian leher mendapatkan rangsangan berupa berupa sentuhan maka tubuh akan merespon dengan rasa geli, pada refleks menelan kelenjar mukosa yang terdapat didalam mulut memudahkan makanan untuk dicerna dan dilanjutkan ke kerongkongan. Refleks cahaya pupil ketika mendapatkan rangsangan berupa cahaya dari luar maka pupil mengecil. Menurut Mariyati dan Rezania (2021), menyatakan bahwa gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya termasukn contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja tergolong contoh gerak refleks sumsum tulang belakang.

Hasil praktikum menunjukkan terjadinya gerak refleks yang mana mekanisme kerjanya tanpa dipengaruhi otak atau bekerja secara tidak sadar yang dilakukan oleh saraf otonom yaitu saraf simpatik dan parasimpatik. Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian rangsangan akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. Menurut Apriyanti et al. (2021), menyatakan bahwa gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron penghubung.

Gerak refleks umumnya terjadi secara tidak sadar, seperti membesar dan mengecilnya pupil mata ketika mendapat cahaya, refleks refleks tangan ketika menangkap benda jatuh, atau refleks bersin ketika mencium bau yang menyengat.

Sistem saraf simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi, misalnya pada saat terkejut, takut, cemas atau berada dalam keadaan tegang.

Sebelumnya perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa gerak refleks bersifat tidak disadari atau diluar kendali manusia. Menurut Handayani (2021), menyatakan bahwa gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling Sederhana karena langsung menuju efektor yang disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan.

(11)

Gerak refleks ialah gerakan pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Menurut Idel (2020), sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.

Neuron konektor merupakan penghubaung antara neuron sensorik dan neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya disebut refleks otak. Jika terletak di susmsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya merupakan contoh refleks otak. Sedangkan gerak lutut yang tidak disengaja merupakan gerak sumsum tulang belakang.

Waktu reaksi (reaction time) merupakan waktu antara pemberian rangsangan sampai dengan timbulnya respon terhadap rangsangan tersebut.

Parameter waktu reaksi ini dipakai untuk pengukuran performansi. Menurut Syaifuddin (2019), performansi kerja diantaranya tingkat kelelahan, kondisi motivasi, rasa bosan, konsentrasi, dan kondisi psikologis manusia lainnya. Hal tersebut akan mengakibatkan waktu reaksi yang berbeda-beda antara satu kondisi dengan kondisi lainnya. Kondisi-kondisi tersebut dipengaruhi oleh lingkungan baik secara fisik (penerangan, temperatur, getaran, dan lain-lain) maupun secara psikologis (suasana hati, motivasi, dan lain-lain) dan kerja itu sendiri.

Lengkung reflex semacam itu dinamakan monosinaptik, dan reflex yang terjadi disebut reflex monosinaptik. Lengkung reflex yang mempunyai lebih dari satu interneuron antara neuron afern dan eferen dinamakan polisanptik, dan jumlah sinapsnya antara 2 sampai beberapa ratus. Menurut Sherwood (2020), Pada kedua jenis lengkung reflex, terutama pada lengkung reflex polisinaptik.

Kegiatan refleksnya dapat dimodifikasi oleh adanya fasilitas spasial dan temporal, oklusi, efek penggiatan bawah ambang (subliminal fringe), dan oleh berbagai efek lain.

Gerak refleks merupakan bagian dari mekanika pertahanan tubuh yang terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Menurut Pearce (2019), gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar; misalnya, bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas, bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan panas

(12)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum difusi dan osmosis yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Gerakan pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya termasuk dalam gerak refleks otak.

2. Gerak lutut yang tidak disengaja tergolong gerak refleks sumsum tulang belakang.

3. Sistem saraf simpatis lebih banyak aktif ketika tubuh membutuhkan energi, misalnya pada saat terkejut, takut, cemas atau berada dalam keadaan tegang.

4. Proses terjadinya gerak refleks diawali dengan adanya rangsangan, kemudian akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai perintah.

5. Gerak refleks bersifat tidak disadari atau diluar kendali manusia.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, I. (2019). Efek Latihan Berbeban Terhadap Fungsi Kerja Otot. Jurnal Pedagogik Keolahragaan, 1 (2): 80-102.

Atiqoh, J., Wahyuni, I dan Lestantyo, D. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja Konveksi Bagian Penjahitan di CV. Aneka Garment Gunung Pati Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 2 (2): 119-126.

Chan, F. (2021). Strength Training (Latihan Kekuatan). Journal Cerdas Sifa Pendidikan, 1 (1): 11-21.

Idel,A. (2019). Biologi Dalam Kehidupan Sehari-hari. Gitamedia Press:Jakarta.

Jakarta Pusat.Gramedia Widiansarana indonesia.

Juntara, P. E. (2019). Latihan Kekuatan dengan Beban Bebas Metode Circuit Training dan Plyometrik. Jurnal Altikus: Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan, 8 (2): 6-19

Nada ,.M., N. (2020). “SKELETAL MUSCLE: STRUCTURE AND FUNCTION”.Jurnal manajemen sains.I core.Jakarta.

Patricia Gonce, Morton. (2023). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistic. Jakarta: EGC

Pearce, Evelyn. (2019). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Pratiwi, M.(2021). .Modul Pembelajaran Struktur Dan Perkembangan Hewan.Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan LampungFakultas Tarbiyah Dan Keguruan Pendidikan Biologi.

Pristianto, A. dan Ekki, A. S. (2021). Efektivitas Dosis Pemberian Myofascial Release Terhadap Fleksibilitas Otot. Jurnal Kesehatan, 14 (2): 126-131.

(14)

Rokhana R, Kemalasari, Wardana P.S.(2020). Identifikasi Sinyal Electromyograph (EMG) Pada Gerak Ekstensi - Fleksi Siku Dengan Metode Konvolusi danJaringan Syaraf Tiruan. Kampus PENS ITS Sukolilo. Surabaya.

Ruwanto, B.(2021). SKM (Sukses Kuasai Materi) IPA SMP Kelas VII, VIII, IX.

Sherwood, L. (2020). Human Physiology : From Cells to Systems. SeventhEdition.

USA : Graphic World Inc.

Suryawan, I. K. W., Pangkahila, J. A., Satriyasa, B. K., Adiputra, L. H., Griadi, 1.

A dan Wirawan, I/M. A. (2019). Pelatihan Daya Tahan Otot Berbeban ½ kg 20 Repetisi 3 Set Meningkatkan Frekuensi Pukulan Pendeta Tangan Kiri dan Kanan pada Anggota Pencak Silat Perisai Diri Ranting Sesetan.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 5 (2): 26-33.

Syaifuddin. (2019). Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan disi 3. Jakarta : Salemba Medika.

Tambing, A., Joice, N. A. E dan Herlina, I. S. W. (2019). Pengaruh Intensitas Latihan Beban terhadap Masa Otot. Jurnal e-Biomedeik, 8 (1): 1-10.

(15)

LAMPIRAN

Refleks Cahaya Pupil Refleks Silio Spinal

Refleks Akomodasi Refleks Menelan

Refleks Telapak Tangan Refleks Achilles

Refleks Telapak Kaki Refleks Bersin

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024)

Referensi

Dokumen terkait

Kajian pada praktikum anatomi fisiologi manusia ini meliputi: jenis-jenis otot dan mekanisme kerja (kontraksi dan relaksasi) otot, jenis-jenis rangka dan sistem rangka,

Variasi sifat pada manusia khususnya sifat-sifat genetik yang diamati dalam kelompok adalah warna kulit, lidah menggulung, jenis kelamin, lesung pipi, dan ibu

Laporan praktikum ini menyajikan hasil penelitian eksperimental komposit dengan tujuan menentukan sifat mekanik dan

Laporan ini menyajikan hasil pengamatan sifat fisika dan kimia dari minyak goreng, lemak, dan cokelat, yang dilakukan dalam rangka praktikum mata kuliah Teknologi Pengolahan Lemak dan

Laporan tugas Rekayasa Ide mata kuliah Anatomi Fisiologi

Laporan praktikum mata kuliah Gelombang Laut yang membahas tentang statistika

Laporan praktikum pemetaan tematik membahas pembuatan peta tematik dengan berbagai model

Makalah tentang sistem respirasi pada hewan dan manusia untuk tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan, membahas struktur dan fungsi sistem