• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan resmi praktikum prakarya kimia pembuatan sirup

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "laporan resmi praktikum prakarya kimia pembuatan sirup"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN SIRUP

Kelompok 3

1. Cantika Bella Nursyafitri K3317017

2. Hafidz Habibullah K3317033

3. Isnani Imroatun Nabila K3317039 4. Safarin Nisrinah Nadhilah K3317063

Dosen Pengampu

Dr. Sri Retno Dwi Ariani, S.Si., M.Si.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2020

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Sirup

Sirup didefinisikan sebagai larutan gula pekat dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan (SNI,1994). Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat (Ansel, 2005). Menurut Syamsuni, (2007) menyatakan, Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. Menurut Mun’im dan Endang (2012), menyatakan bahwa sirup mengandung paling sedikit 50% sukrosa dan biasanya 60-65%.

Berdasarkan bahan baku, sirup dibedakan menjadi tiga, yaitu sirup esens, sirup glukosa, dan sirup buah-buahan. Sirup esens adalah sirup yang cita rasanya ditentukan oleh esens yang ditambahkan. Sirup glukosa adalah sirup yang mempunyai rasa manis saja, biasanya digunakan sebagai bahan baku industri minuman, saribuah, dan sebagainya. Sirup buah adalah sirup yang aroma dan rasanya ditentukan oleh bahan dasarnya, yakni buah segar (Satuhu, 2004).

Pembuatan sirup sangat sederhana dan mudah dilakukan. Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan sirup adalah gula pasir, air, natrium siklamat, natrium benzoat, asam sitrat pengental (CMC), essence.

B. Bahan Pembuatan Sirup 1. Air bersih

Air merupakan salah satu bahan yang penting dalam industri pangan dan dipergunakan dalam berbagai kegiatan antara lain sanitasi, boiler, dan medium penghantar panas maupun proses pengolahannya sendiri. Pada umumnya, air yang memenuhi persyaratan air minum, cukup baik untuk memenuhi persyaratan industri dan didukung dengan suatu analisis yang memadai serta mekanisme pengendalian mutu air yang baik. Dalam pembuatan produk makanan air dapat berperan penting.

Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa. Air merupakan komponan penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, tinkat kerenyahan produk akhir serta cita rasa makanan. Reaksi pembentukan gel memerlukan air sebagai penentu tingkat keberhasilan produk yang diinginkan (Syarif dan Irawati, 1988).

(3)

Air untuk industri pangan memegang peranan penting karena dapat mempengaruhi mutu makanan yang dihasilkan. Jenis air yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jenis bahan yang diolah. Air yang digunakan harus mempunyai syarat-syarat tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak mempunyai rasa, tidak mengandung bese (Fe) dan mangan (Mn), serta tidak mengganggu kesehatan dan tidak menyebabkan kebusukan bahan pangan yang diolah.

Sumber air yang dapat dengan mudah diperoleh akan mempermudah dalam keberlangsungan suatu usaha. Misalnya digunakan untuk pencucian, bahan baku proses, pembentukan uap, sterilisasi, dan pencucian sisa bahan. Terutama dalam proses bahan makanan, air yang dipergunakan memerlukan persyaratan yang lebih tinggi. Syarat air yang digunakan dalam pengolahan makanan sama dengan persyaratan air minum, yaitu tidak mengandung patogen, tanpa bau, tanpa rasa yang tidak dikehendaki, dan tanpa warna.

2. Gula pasir

Gula merupakan bahan makanan sumber kalori, tetapi bukan merupakan bahan makanan pokok seperti beras dan semua penggantinya. Macam macam gula antara lain adalah gula aren, gula batu dan gula madu. Semua ini merupakan sumber hidrat arang atau sumber kalori. Gula mengandung hidrat arang 90-98% (Soejuti, 2004).

Gula pasir adalah gula sehari-hari yang selalu tersedia di dapur, butir- butir gula pasir berukuran 0,5 mm. Bila diproses lebih lanjut menjadi ukuran lebih kecil (0,35 mm) bernama gula castor. Jika diperkecil secara mekanik (blender) maka gula pasir menjadi gula halus (Christy, 2006).

Gula memegang peranan dan fungsi yang sangat besar dalam industri minuman. Gula berfungsi sebagai pemanis, menyempurnakan rasa asam, citarasa lain, dan juga memberikan rasa berisi karena memperbaiki kekentalan.

Gula terdapat dalam berbagai bentuk yaitu sukrosa, glukosa, fruktosa, dan dekstrosa.

Jenis gula yang biasa dipakai dalam pembuatan sirup adalah sukrosa, tetapi bisa juga digunakan jenis gula yang lain.

3. Sari rasa/essence

Sari rasa merupakan bahan yang digunakan sebagai perasa untuk sirup. Perisa tersebut memengaruhi rasa dan aroma, yang biasanya ditambahkan pada makanan atau minuman. Hal ini menimbulkan rasa dan aroma yang enak dan lezat.

4. Natrium benzoate

(4)

Natrium benzoat (C6H5COONa) merupakan bahan pengawet yang luas penggunaannya dan sering digunakan pada bahan makanan yang asam. Bahan ini digunakan untuk mencegah pertumbuhan khamir dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5 – 4,0. Karena kelarutan garamnya lebih besar maka bisa digunakan dalam bentuk garam natrium benzoat. Dalam bahan garam benzoat terurai menjadi bentuk efektif, yaitu bentuk asam benzoat yang terdisosiasi.

Natrium benzoat lebih efektif menghambat khamir dan bakteri dari pada jamur dan mempertahankan keasaman makanan seperti jam, sirup, jelly, pickle, sosis, marmalade dan sari buah. Sirup buah dengan keasaman tinggi dapat diawetkan dengan 0,1% (1000 ppm) natrium benzoat tetapi sekalipun digunakan 0,2% tidak akan dapat mengawetkan produk dengan keasaman rendah. Natrium benzoat kurang efektif dalam suatu bahan pangan yang mempunyai pH 7,0 dibandingkan dengan bahan pangan yang asam yang mempunyai pH mendekati 3,0. pH optimum dari natrium benzoat sebagai pertumbuhan mikroba adalah 2,5-4,0 lebih rendah dari pada asam sorbat dan asam propionat. Menurut Tressler and Joslyn (1971), penggunaan natrium benzoat dalam sirup buah dengan konsentrasi 0,05% sampai 0,1% tidak berpengaruh terhadap flavour sirup buah.

5. Natrium siklamat

Siklamat atau asam siklamat atau cyclohexylsulfamic acid (C6H13NO3S) sebagai pemanis buatan digunakan dalam bentuk garam kalsium, kalium, dan natrium siklamat.

Siklamat biasanya tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na.Secara umum, garam siklamat berbentuk kristal putih, tidak berbau, tidak berwarna, dan mudah larut dalam air dan etanol, serta berasa manis.

Siklamat merupakan pemanis berkalori rendah atau tanpa energi sama sekali yang penggunaannya luas terutama dalam minuman yang tidak beralkohol.

Siklamat memiliki tingkat kemanisan relatif sebesar 30 kali tingkat kemanisan

sukrosa. Kombinasi penggunaannya dengan sakarin dan atau asesulfam-K bersifat sinergis, dan kompatibel dengan pencitarasa dan bahan pengawet. Dalam perdagangan siklamat memiliki nama dagang yang dikenal sebagai Assugrin, Sucaryl, dan Sugar Twin dan Weight Watchers.Fungsinya sebagai penegas cita rasa (flavor enhancer) terutama cita rasa buah. siklamat lebih banyak digunakan oleh produsen tingkat industri besar, disebabkan sifatnya yang tidak menimbulkan ‘after taste’ pahit serta sifatnya yang mudah larut dan tahan panas, sehingga banyak digunakan terutama dalam produk-produk minuman ringan.

(5)

6. Asam sitrat

Asam sitrat merupakan salah satu contoh asidulan yaitu senyawa kimia yang bersifat asam yang ditambahkan pada proses pengolahan makanan dengan berbagai tujuan. Asam sitrat dan garam-garam jika dikombinasikan akan menjadi buffer yang baik dan berperan dalam menstabilkan pH selama tahap-tahap pengolahan dan menstabilkan pH produk akhir yang dihasilkan.

Asam-asam seperti asam sitrat ditambahkan pada bebuahan dan sesayuran dengan keasaman sedang untuk menurunkan pH dibawah 4,5.(Sakidja.1989: 466). Penurunan pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan sehingga menjadi lebih rendah.

Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena pada pH rendah (kurang dari 4.6) mikroorganisme akan mati.

7. Bahan/pengental

Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis.

CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin. Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap.

Ada empat sifat fungsional yang penting dari Na-CMC yaitu untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi. Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan.

Penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8%

akan mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-lain.

Semua zat pengental dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid

(6)

BAB II

BAHAN DAN PERALATAN

Fungsi perlakuan pada pembuatan es krim diantaranya adalah pencampuran untuk mencampurkan semua bahan yang akan dibuat es krim sehingga tercampur rata.

A. KEBUTUHAN BAHAN 1. Air bersih

Air digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan sirup. Untuk mencampur semua bahan air ditambahkan, air dapat mengikat banyak zat dan memiliki sifat yang netral sehingga merupakan pelarut yang tepat.

2. Gula pasir

Gula meningkatkan palatabilitas, flavor, rasa manis, dan kelembutan sirup. Sukrosa atau gula merupakan sumber pemanis yang paling banyak digunakan karena memberi rasa yang kuat. Gula akan melembutkan tekstur, memperkaya rasa, dan merupakan pengikat komponen flavour.

3. Sari rasa/essence

Essence pada pembuatan es puter digunakan untuk meningkatkan citas rasa produk es puter. Essence yang ditambahkan dapat disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan produksi.

4. Natrium benzoat

Natrium benzoat pada pembuatan sirup digunakan sebagai bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme sehingga masa konsumsi sirup dapat diperpanjang. Dalam pembuatan sirup buah, natrium benzoat dingunakan dengan dosis antara 0,05 % – 0,1 %. Penggunaan natrium benzoat pada kadar tersebut relatif tidak mempengaruhi rasa dan aroma sirup buah.

5. Natrium siklamat

Natrium siklamat merupakan pemanis buatan, memiliki tingkat kemanisan beberapa kalo lipat dibanding pemanis alami. Digunakan tambahan pemanis buatan adalah untuk mengontrol kalori dari sirup, mengurangi kerusakan gigi dan juga memiliki kalori rendah untuk penderita diabetes. Sehingga cukup menggunakan gula alami (sukrosa) dalam jumlah yang tidak terlalu banyak.

6. Asam sitrat

(7)

Asam sitrat dalam pembuatan sirup digunakan sebagai pemicu rasa, mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti yang diinginkan.

7. Pemekat/pengental

Pemekat/pengental yang biasa digunakan adalah CMC. Na-CMC digunakan sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel, dan pengemulsi. Na-CMC akan terdispersi dalam air kemudian akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Hal inilah yang membuat sirup menjadi kental.

B. KEBUTUHAN ALAT

1. Gelas beker/panci berlapis email

2. Batang pengaduk (gelas)

3. Saringan

4. Corong

5. Kompor

(8)

6. Botol wadah sirup

(9)

BAB III

PEMBUATAN SIRUP

Setelah mempersiapakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan, langkah selanjutnya adalah pembuatan sirup. Langkah-langkah pembuatan sirup adalah sebagai berikut:

1. MENCAMPUR BAHAN

Memasukkan air, gula pasir, natrium benzoat, dan natrium siklamat ke dalam panci.

Mengaduk bahan-bahan secara merata.

2. PEREBUSAN LARUTAN SIRUP

Larutan yang telah rata selanjutnya direbus terus hingga larutan mulai mengental mencapai kekentalan tertentu.

3. PENAMBAHAN ASAM SITRAT DAN PEMEKAT/PENGENTAL

Setelah kental, kompor dimatikan, dan didiamkan hingga larutan menjadi hangat.

Setelah hangat asam sitrat dan pemekat/pengental ditambahkan kemudian diaduk hingga merata.

4. PENAMBAHAN ESSENCE

(10)

Selanjutnya essence ditambahkan, kemudian diaduk lagi hingga merata.

5. PENYARINGAN LARUTAN

Setelah semua bahan tercampur merata, larutan sirup disaring menggunakan saringan sehingga tekstur sirup yang didapat sama.

6. PENGEMASAN PRODUK

Sirup yang telah disaring dapat dimasukkan ke dalam botol yang sudah disiapkan kemudian diberikan label produk.

(11)

Bagan Proses Pembuatan Sirup

Mencampurkan air, gula pasir, natrium benzoat, dan natrium siklamat dalam panci.

Merebus campuran hingga mengental.

Mendiamkan hingga hangat, menambahkan asam sitrat dan pemekat/pengental.

Menambahkan essence ke dalam campuran. Diaduk hingga merata.

Menyaring larutan sirup

Memasukkan sirup ke dalam botol kemasan.

Memberikan label pada produk

(12)

BAB IV

ANALISIS USAHA PEMBUATAN SIRUP

Sirup dapat menjadi produk usaha yang menguntungkan, karena sirup banyak diminati oleh masyarakat. Berikut analisis usaha dari sirup :

1. Nama produk : Choco Syrup 2. Jumlah produksi per hari : 50 botol 3. Harga jual : Rp 25.000,00 4. Periode produksi 1 bulan : 25 hari kerja

Berikut analisis biaya produksi dan keuntungan dalam satu bulan A. Pemasukan

Hasil penjualan per bulan :

25 hari produksi x 50 kotak x Rp 25.000,00 = Rp 31.250.000,00 B. Pembelian peralatan

Saringan : Rp 3.000,00 Panci : Rp 20.000,00 Corong : Rp. 3.000,00 Pengaduk : Rp 5.000,00 Kompor : Rp 150.000,00 + Total : Rp 181.000,00 Catatan :

Diperkirakan umur teknis peralatan dua tahun, sehingga nilai penyusutan tiap bulan adalah :

Rp 181.000,00 : 24 = Rp 7.541,67 C. Pengeluaran

1. Penyusutan alat Rp 7.541,67

2. Gula pasir

25 x 25 kg x Rp 13.000,00 Rp 8.125.000,00 3. Air

25 x 3 galon (50 L) x Rp 5.000 Rp 375.000,00

(13)

4. Natrium benzoat

25 x 2 botol x Rp 5.000,00 Rp 250.000,00 5. Natrium siklamat

25 x 250 g x Rp 25.000/250 g Rp 625.000,00 6. Essence

25 x 7 botol x Rp 4.500,00 Rp 787.500,00 7. Asam sitrat

25 x 2 kg x Rp 25.000,00 Rp 1.250.000,00 8. Pemekat/pengental

25 x 1,2 kg x Rp 250.000/1,2kg Rp 6.250.000,00 9. Kotak es krim + label

25 x 50 x Rp 4.500,00 Rp 5.625.000,00 10. Gas

5 tabung x Rp 18.000,00 Rp 90.000,00 11. Tenaga kerja (1 pekerja)

25 x Rp 30.000,00 Rp 750.000,00 +

Total Rp 24.135.041,67

D. Keuntungan

1. Pemasukan Rp 31.250.000,00

2. Pengeluaran Rp 24.135.041,67

- 3. Keuntungan tiap bulan Rp 7.114.958,33

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim F..

Jakarta: UI Press.

Christy D. (2006). Seri Penemuan: Penemuan Gula. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Mun’im, Abdul dan Endang Hanani. (2012). Fitoterapi Dasar. Jakarta : Dian Rakyat.

Sakidja. (1989). Kimia Pangan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jenderal Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendididkan Tenaga

Kependidikan Satuhu, S. (2004). Penanganan dan Pengolahan Buah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Syarief; R. dan Irawati. (1988). Pengetahuan Bahan untuk Industri Pertanian. Jakarta : M ediyatama Sarana Perkasa.

(15)

LAMPIRAN

1. Label Produk 2. Produk yang sudah jadi

2. Laporan Sementara

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA I. Judul

Pembuatan Sirup II. Tujuan

Mahasiswa dapat membuat sirup sintetis III. Alat dan Bahan

Alat Jumlah

Panci 1 buah

Saringan 1 buah

Corong 1 buah

Kompor 1 buah

Pengaduk kayu/plastik

1 buah Botol kemasan 1 buah

(16)

Bahan Jumlah

Air 2,5 gelas

Gula pasir 1 kg

Essence 15 mL

Natrium benzoat 0,5 sdt Natrium siklamat 1 sdt Asam sitrat 2,5 sdm Pengental/pemekat 1,5 sdm

IV. Bagan Kerja dan Hasil Pengamatan

Bagan Kerja Hasil Pengamatan

Mencampurkan air, gula pasir, natrium benzoat, dan natrium siklamat dalam panci.

Merebus campuran hingga mengental.

Mendiamkan hingga hangat, menambahkan asam sitrat dan pemekat/pengental.

Menambahkan essence ke dalam campuran. Diaduk hingga merata.

Menyaring larutan sirup

Memasukkan sirup ke dalam botol kemasan.

Memberikan label pada produk

Bahan-bahan tercampur namun belum larut semua

Bahan-bahan melarut dan teksturnya mulai mengental

Larutan memiliki tekstur kental dan berbau asam manis

Warna larutan berubah menjad coklat.

Tekstur larutan menjadi rata

Sirup siap dikemas dan dimasukkan ke dalam botol serta diberi label.

Referensi

Dokumen terkait

OPTIMASI FORMULA SIRUP EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L) DENGAN SORBITOL SEBAGAI BAHAN PEMANIS DAN CMC-Na.. SEBAGAI

Dewasa ini sirup glukosa merupakan bahan yang digunakan untuk menggantikan penggunaan sakarin (biang gula) dan natrium siklamat (bibit gula) yang kualitas kemanisannya kurang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sukrosa sebagai bahan pemanis dan CMC Na sebagai bahan pengental berpengaruh terhadap sifat fisik dan rasa sirup ekstrak

Lempuyang terdiri dari tiga jenis yakni lempuyang emprit, lempuyang gajah, dan lempuyang wangi, untuk obat alami penambah nafsu makan sebaiknya memilih lempuyang emprit

Bentuk garam dari asam benzoat yang banyak digunakan adalah..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan sukrosa sebagai bahan pemanis dan CMC Na sebagai bahan pengental berpengaruh terhadap sifat fisik dan rasa sirup ekstrak

DEFINISI GARAM Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida >80% serta senyawa

Ada beberapa persyaratan agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses rekristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat