• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam-Macam Model Kurikulum

N/A
N/A
Muhammad Husen Z

Academic year: 2025

Membagikan "Macam-Macam Model Kurikulum"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i

MACAM - MACAM MODEL KURIKULUM

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Arab pada Pascasarjana

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

FAUZIAH SAKIA DERAJAT (80400224008) MUHAMMAD HUSEN Z (80400224010)

Dosen Pengampuh:

Dr. HAMKA, M.Th.I.

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang karena-Nya nikmat - nikmat kebaikan menjadi sempurna, segala hajat terlaksana dengan baik sebagaimana penulis dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Arab yang berjudul “MACAM MACAM MODEL KURIKULUM”.

Selawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Muhammad saw. serta keluarga beliau, para sahabat, tab’in dan tabi’ut tabi’in. Dan Terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Studi Hadis yaitu bapak Dr. Hamka, M.Th.I. serta teman seperjuangan Program Pascasarjana Jurusan Pendidikan Bahasa Arab.

Tim Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memilik keterbatasan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan guna perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan keberkahan kepada penulis.

Pattunggalengang, 17 Oktober 2024

Tim Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 1

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Kurikulum Subjek Akademis ... 3

B. Kurikulum Kumanistik ... 5

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial ... 7

D. Kurikulum Teknologi ... 9

BAB III PENUTUP ……… ... A. Kesimpulan ... 11

B. Implikasi ... 12

DAFTAR PUSTAKA ... 13

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kurikulum dapat dikategorikan ke dalam empat kategori umum yaitu:

subjek akademis, humanistik, rekontruksi social dan teknologi . Masing-masing kategori memiliki perbedaan dalam hal apa yang harus diajarkan, oleh siapa diajarkan, kapan, dan bagaimana mengerjakannya.

Konsep kurikulum subjek akademik, disisi lain dipandang sebagai wahana untuk mengendalikan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik Konsep kurikulum humanistik lebih mengarah pada kurikulum yang dapat memuaskan setiap individu, agar mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan keunikan masing-masing. Adapun konsep kurikulum rekonstruksi sosial tidak sekedar nenekankan pada pada minat individu, tetapi juga pada kebutuhan sosialnya. Konsep kurikulum teknologi member pandangan bahwa kurikulum harus dibuat sebagai suatu proses teknologi untuk dapat memenuhi keinginan pembuat kebijakan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, penulis memperoleh rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum subjek akademis?

2. Apa yang dimaksud dengan kurikulum humanistik?

3. Apa yang dimaksud dengan kurikulum rekonstruksi sosial?

4. Apa yang dimaksud dengan kurikulum teknologi?

(5)

2 C. Tujuan

1. Untuk memahami pengertian dan karakteristik kurikulum subjek akademis.

2. Untuk memahami pengertian dan karakteristik kurikulum humanistik.

3. Untuk memahami pengertian dan karakteristik kurikulum rekontruksi sosial.

4. Untuk memahami pengertian dan karakteristik kurikulum teknologi.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. Kurikulum Subjek Akademis

Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau yang disiapkan oleh guru. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya sangat bersifat intelektual, nama-nama matapelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman, sejarah dsb.

Sekurang-kurangnya ada tiga pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis yaitu:1

a. Melanjutkan pendekatkan struktur pengetahuan.

b. Studi yang bersifat integratif.

c. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah fundamentalis.

1. Karakteristik Kurikulum Subjek Akademis

Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri-ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa

1 Sukmadinata, Nana syaodih. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. (Jakarta:

PT Rosdakarya, 1998), h. 15.

(7)

4

menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Metode yang banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis adalah metode ekspositori dan inquiri.

Sedangkan pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis antara lain:2

a. Correlated curriculum

b. Unified atau concentrated curriculum c. Integrated curriculum

d. Problem solving curriculum.

Tentang kegiatan evaluasi kurikulum subject akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.

2. Pemilihan Disiplin Ilmu

Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memilih mata pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Ada beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu:3

a. Mengusahakanadanya penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.

b. Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility).

c. Menekankan pengetahuan dasar.

2 Nana syaodih Sukmadinata, Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum, (Jakarta:

PT Rosdakarya, 1998), h. 58.

3 Nana syaodih Sukmadinata, Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum, (Jakarta:

PT Rosdakarya, 1998). 59.

(8)

5

3. Penyesuaian Mata Pelajaran dengan Perkembangan Anak

Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis dari pada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak. Mereka umunya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajar dan lebih mengutamakan susunan isi yaitu apa yang diajarkan. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi. 4

Untuk mengatasi kelemahan diatas dalam perkembangan selanjutnya dilakukan bebrapa penyempurnaan, pertama untuk mengimbangi penekanannya pada proses berfikir, kedua adnya upaya-upaya untukmenyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan setempat, ketiga pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.

B. Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu john dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (romantic education). Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.5

4Nana Syaodih Sukmadinata, Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum, (Jakarta:

PT Rosdakarya, 1998). 60.

5 Nana Syaodih Sukmadinata. Pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2008), h. 45.

(9)

6

Pendidikan humanistik menekankan peranan siswa. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Oleh karena itu, peranguru yang diharapkan adalah sebagai berikut:

a. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.

b. Menghormati individu peserta didik, c. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

1. Karakteristik Kurikulum Humanistik

Kurikulum humanisik mempunyai beberapa karakteristik berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman atau pengetahuan berharga untuk membantumemperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang laindan belajar.6

Kurikulum humanistik menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dengan murid. Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Model lebih mengutamakan proses daripada hasil.

2. Kelemahan Kurikulum Humanistik

a. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik.

b. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik.

6 Nana syaodih Sukmadinata, Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum, (Jakarta:

PT Rosdakarya, 1998), h. 66.

(10)

7

c. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.

d. Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.

C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial

kurikulum rekontruksi sosial berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama.7 Kerjasama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan dengan sumber belajar lainnya. Melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha memecahkan problemaproblema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.

Pandangan rekonstruksi sosial di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah sosial.

Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasannya tentang rekonstruksi sosial. Dalam masyarakat demokratis, seluruh warga masyarakat harus ikut serta dalam perkembangan dana pembaharuan

7 Oemar Hamalik, Dasar-dasar pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, . 2007), h. 36.

(11)

8

masyarakat. Untuk melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup penting. Sekolah bukan saja dapat membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga dapat membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan sosial.8

1. Desain kurikulum rekonstruksi social Ciri dari desain kurikulum ini adalah,

a. Asumsi

b. Masalah-masalah sosial yang mendesak c. Pola-pola organisasi

2. Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosisal a. Tujuan dan isi kurikulum

b. Metode c. Evaluasi

3. Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum iniantara lain melibatkan,

a. Survei kritis terhadap suatu masyarakat

b. Studi yang melihat hubungan antara ekonomi lokal dengan ekonomi nasional atau internasional

c. Studi pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi lokal d. Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian

e. Berbagai pertimbangan perubahan politik

f. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya

8 Nana syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum, (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2008), h. 64.

(12)

9 D. Kurikulum Teknologi

Di kalangan pendidikan, teknologi sudah dikenal dalam bentuk pembelajaran berbasis komputer, sistem pembelajaran individu, kaset atau video pembelajaran. Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa teknologi sangat membantu menganalisi masalah kurikulum, dalam hal pembuatan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional/pembelajaran. 9

Persepektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode dan material/bahan untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi dan teori.

Pada tahun 1960, B. F. Skimmer menganjurkan efesiensi dalam belajar, yaitu cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta didik. Efesiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku tertentu.

Berdasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk membangun kurikulumdalam bentuk latihan terprogram.10

1. Karakteristik kurikulum teknologis

a. Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku.

b. Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-

9 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), h. 78.

10 Oemar Hamalik, Dasar-dasar pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, . 2007), h. 86.

(13)

10

perangsang yang diberikan dan apabila terjadi respon yang diharapkan maka respon tersebut diperkuat.

c. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi.

d. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester.

Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan mamberi kontribusi mengenai keefektifan intruksional, tahapan intruksional, dan memantau perkembangan peserta didik. Oleh karenanya sangat beralasan bahwa dewasa ini semakin banyak kurikulum efektif yang selaras dengan perkenbangan teknologi.Meskipun biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan kurikulum teknologi ini cukup besar, tapi sebanding dengan nilai yang didapat dan pembelajaran bagi para siswa saat model ini diterapkan.11

Salah satu kelemahan kurikulum teknologi ini adalah kurangnya perhatian pada penerapan dan dinamika inovasi. Model teknologi ini hanya menekankan pengembangan efektifitas produk saja, sedangkan perhatian untuk mengubah lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara pandang masyarakat sangat kurang.

11 Oemar Hamalik, Dasar-dasar pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, . 2007), h. 89.

(14)

11 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara etimologis Kurikulum Subjek Akademis lebih mengutamakan isi pendidikan. Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya.

Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau yang disiapkan oleh guru.

Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education) yaitu john dewey (progressive education) dan J.J Rousseau (romantic education).Aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa.

Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab.

kurikulum rekontruksi sosial memusatkan perhatian pada problemaproblema yang dihadapinya dalam masyarakat. Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional. Melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.

(15)

12

Kurikulum teknologi merupakan kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode dan material/bahan untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan

B. Implikasi

Adapun implikasi karya tulis ialah sebagai sumber referensi yang digunakan oleh pemakalah dan pembaca untuk lebih mengetahui mengenai hadis ditinjau dari segala aspek. Makalah ini akan mengantarkan pembaca untuk dapat mengidentifikasi dan mengenali macam-macam model kurikulum.

Diharapkan pula dengan adanya makalah ini, pembaca akan paham mengenai karakteristik dari masing-masing kurikulum agar nantinya memudahkan pembaca untuk mempelajari kaitan dengan pengembangan kurikulum Pendidikan Bahasa Arab.

(16)

13

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, . 2007).

Sukmadinata, Nana syaodih. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. (Jakarta: PT Rosdakarya, 1998).

Sukmadinata, Nana syaodih. Pengembangan kurikulum. (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2008).

Referensi

Dokumen terkait

a. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran mata kuliah fiqhi pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin

Dalam kajian ini dapat disimpulkan bahwa kurikulum pendidikan bahasa Arab di Universitas Muhammadiyah Mataram dan UIN Mataram merespon pengembangan pariwisata di

Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang Menggunakan Kurikulum Cambridge International (Studi di SMA Madania Bogor) Tesis Diajukan kepada Sekolah Pascasarjana

1. Menganalisis pemahaman konsep aljabar pada mata kuliah Aljabar Linear Elementer mahasiswa pendidikan matematika UIN Alauddin Makassar angkatan 2016

STRUKTUR KURIKULUM DAFTAR MATA KULIAH KURIKULUM PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NO KODE MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

KEPUTUSAN DIREKTUR PASCASARJANA UIN ALAUDDIN NOMOR 285 TAHUN 2021 TENTANG PENGUJI UJIAN DISERTASI TERBUKA PROMOSI DOKTOR PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN

KEPUTUSAN DIREKTUR PASCASARJANA UIN ALAUDDIN NOMOR 1024 TAHUN 2020 TENTANG PENGUJI UJIAN DISERTASI TERBUKA PROMOSI DOKTOR PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN

KEPUTUSAN DIREKTUR PASCASARJANA UIN ALAUDDIN NOMOR 1567 TAHUN 2021 TENTANG PENGUJI UJIAN DISERTASI TERTUTUP PASCASARJANA UIN ALAUDDIN MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA