Judul Skripsi: Penerapan Nilai-Nilai Islam pada Pengembangan Kurikulum di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Penerapan Nilai-nilai Islam pada Pengembangan Kurikulum di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Upaya mewujudkan nilai-nilai tersebut di atas dapat dilakukan melalui proses pembelajaran yang dapat mengadopsi seluruh nilai karakter bangsa yang akan dibangun. Sekolah, mulai dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, mempunyai peranan penting dalam menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai karakter.
ﻢﻠﺴﻤﻟاو يرﺎﺨﺒﻟا هاور(
Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan KBK di Madrasah Aliyah Al-Khaerat Kabupaten Nunukan.
Tujuan Penelitian
Kajian dan analisis penerapan nilai-nilai Islam dalam pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khaerat Kabupaten Nunukan. Memahami, menjelaskan dan mengembangkan hubungan pendidikan agama Islam dengan kurikulum berbasis karakter di Madrasah Aliyah Al-Khaerat Kabupaten Nunukan.
Manfaat Penelitian
Dalam hal ini apakah nilai-nilai Islam dapat diterapkan (diimplementasikan) secara baik dan benar dalam membentuk karakter peserta didik sesuai dengan nilai-nilai agama dan keyakinan.
Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum
- Peserta Didik
- Aspek Tujuan
- Aspek Materi Pelajaran
- Aspek Struktur kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
- Aspek tuntutan pendidikan Madrasah Aliyah
Pendidikan Madrasah Aliyah merupakan lembaga pendidikan yang erat kaitannya dengan pendidikan Islam (pendidikan pesantren). Kurikulum pendidikan Madrasah Aliyah ke depan hendaknya lebih fokus pada perolehan ilmu agama, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai dengan semangat keimanan dan ketakwaan.
Model Kurikulum Pendidikan Madrasah Aliyah
Perlunya pendidikan Islam berbasis pluralisme merupakan inisiatif yang lahir dari realitas sejarah pendidikan khususnya di Indonesia yang dinilai gagal membangun citra kemanusiaan. Untuk mewujudkan cita-cita pendidikan cerdas, sebagaimana diamanatkan UUD 1945, lembaga pendidikan Islam harus menerapkan sistem pengajaran yang berorientasi pada penanaman kesadaran pluralisme dalam kehidupan.
Pola Pembelajaran Pendidikan Madrasah Aliyah
Untuk membangun dan mengembangkan teologi pluralisme di masyarakat, inovasi dan pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam harus dilakukan, karena sifat kurikulum adalah dinamis, selalu berubah dan menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Model Pengembangan Kurikulum 2004 yang diadaptasi menjadi Model Manajemen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Madarasah Aliyah (MA) tahun 2006, belum sepenuhnya menjangkau setiap guru di bidang pendidikan agama Islam.
Kerangka Konseptual
- Fleksibilitas 3. Kontinuitas
Prinsip umum tersebut antara lain: (1) pentingnya, kurikulum yang dirancang dan dikembangkan harus sesuai dengan kebutuhan peserta didik; (2) prinsip fleksibilitas, kurikulum yang dirancang dan dikembangkan bersifat adaptif, mampu menyesuaikan dengan konteks pembelajaran; (3) kesinambungan, kurikulum yang dirancang dan dikembangkan harus memungkinkan siswa mengembangkan potensi masa depannya; (4) praktis, kurikulum harus mudah digunakan dengan alat sederhana dan biaya rendah; dan (5) prinsip efektivitas, suatu kurikulum hendaknya dilihat dari derajat perubahan hidup yang dialami siswa. Pengembangan kurikulum pada Madrasah Aliyah bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia; mengembangkan potensi peserta didik menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan demokratis; Melalui KTSP, pendidikan Madresah Aliyah mempunyai tanggung jawab untuk merancang dan menjamin proses pendidikan yang kondusif bagi pengembangan potensi peserta didik, sehingga mampu hidup mandiri dan harmonis di tengah masyarakat yang majemuk.
Sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2003, salah satu tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar mempunyai kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif saja, namun menyentuh internalisasi dan praktik nyata dalam keseharian siswa di masyarakat. Kegiatan di luar sekolah merupakan media yang baik untuk mengembangkan karakter siswa.
Selain itu, prinsip khusus kurikulum Madrasah Aliyah berkaitan dengan sejumlah komponen kurikulum itu sendiri.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Desain dan Tipe Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Fokus Penelitian dan Informan
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Karakteristik Wilayah dan Obyek Penelitian
Oleh karena itu memerlukan perjuangan dan salah satu upayanya adalah dengan mengembangkan visi dan misi Madrasah Aliyah al-Khaerat Nunukan. Seperti lembaga pendidikan lainnya, fungsi pokok Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan adalah: (1) Pembinaan individu yang memprihatinkan. Penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan di Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan menggunakan sistem paket.
Beban pembelajaran kegiatan tatap muka per Jam pembelajaran di Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan berlangsung selama 45 menit. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan. Kedua, kegiatan ekstrakurikuler, untuk membantu mengembangkan bakat, minat dan keterampilan siswa Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan, terdapat berbagai kegiatan sebagai berikut:.
Penerapan nilai-nilai Islam pada pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Kabupaten Nunukan, Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Kabupaten Nunukan.
Penerapan Nilai-nilai Islam Terhadap Pengembangan Kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Kabupaten Nunukan Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Kabupaten Nunukan
Hasil penelusuran dan analisis fakta dan data empiris menunjukkan bahwa standar kompetensi kelulusan Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan dapat dijelaskan sebagai berikut. 56. Setiap jam belajar di Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan berlangsung selama 40 menit, sedangkan kelas tatap muka adalah 45 jam kelas per minggu. Muatan lokal pada Madrasah Aliyah Al-HaeratNunukan tercantum dalam struktur kurikulum dengan alokasi waktu 2 (dua) jam pengajaran.
Pendidikan kecakapan hidup yang dilaksanakan oleh Madrasah Aliyah Al-Khaeraat merupakan bagian integral dalam pembelajaran mata pelajaran apapun. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran di Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan dapat dilihat pada lampiran (6, 7 dan 8). 2) Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Islam (PAI) Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan.
Dahlan bahwa dalam pelaksanaan KBK tahun 2004 di madrasah Aliyah Al-KhaeraatNunukan sebenarnya tidak semua komponen dapat dilaksanakan dengan baik.
Keterkaitan Pendidikan Agama Islam dengan Kurikulum Berbasis Karakter di Madrasah Aliyah Al-Khaerah Kabupaten Nunukan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Khaerah Kabupaten Nunukan
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum Madrasah Aliyah Al-Khaeraat dalam kaitannya dengan penerapan nilai-nilai Islam pada khususnya dan pendidikan agama Islam pada umumnya menurut ketentuan Kurikulum 2004 belum optimal, karena terbatas pada sarana dan prasarana. infrastruktur, seperti yang dijelaskan Wakil Kepala Sarana dan Prasarana, H. Kaitannya Pendidikan Keagamaan Islam dengan Kurikulum Berbasis Karakter di Madrasah Aliyah Al-Khaerah Kabupaten Nunukan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Khaerah Kabupaten Nunukan. Hal ini dengan pertimbangan bahwa salah satu peran dan fungsi pendidikan agama adalah untuk meningkatkan keberagaman peserta didik yang meyakini agamanya masing-masing, serta memberikan kesempatan keterbukaan dalam proses belajar mengajar.
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sengaja yang dilakukan guru untuk mempersiapkan peserta didik agar beriman dan memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari (hasil wawancara, 21 Maret 2012). Oleh karena itu, pendidikan agama harus mampu mencerminkan persoalan pluralisme dengan menyampaikan nilai-nilai dan norma-norma yang dapat menumbuhkan sikap toleransi, keterbukaan, dan kebebasan pada generasi muda. Dalam membangun dan mengembangkan teologi pluralistik di masyarakat, inovasi dan pengembangan kurikulum pendidikan agama harus dilakukan karena sifat kurikulum yang dinamis dan selalu berubah.
Melalui pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam yang berbasis keberagaman dapat dijadikan sebagai jawaban atau alternatif solusi atas keinginan menjawab permasalahan di atas.
Pembahasan
Kegiatan implementasi kurikulum pendidikan agama Islam di Madrasah Aliyah mata pelajaran Fiqih dapat dievaluasi dengan melihat 4 aspek yaitu: tujuan, strategi, isi mata pelajaran dan kegiatan penilaian. Pemberian mata pelajaran pendidikan agama Islam, yang meliputi: (a) Al-Qur'an-hadits; (b) Fiqih; (c) Aqidah-Akhlak; (d) Sejarah Kebudayaan Islam. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan upaya untuk menemukan model kurikulum mata pelajaran umum yang dapat memadukan konsep umum mata pelajaran dengan agama, yang dapat diterapkan di Madrasah Aliyah Al-Khaeraat Nunukan.
Dilihat dari kegiatan pengembangan kurikulum mata pelajaran sains dan teknologi di Madrasah Aliyah, dapat disimpulkan bahwa secara umum telah ada upaya para guru sains dan teknologi untuk merancang kegiatan pembelajaran yang memadukan mata pelajaran umum dengan agama. Hal ini terlihat dari kelengkapan laboratorium dan bahan pustaka, khususnya mengenai upaya integrasi mata pelajaran umum dengan agama. Lingkungan pembelajaran khususnya untuk mendukung pelaksanaan pengembangan model dan pembelajaran yang memadukan mata pelajaran umum dengan agama cukup kondusif.
Hal ini terlihat dari dukungan yang sangat positif dari kepala madrasah, pola hubungan antara guru mata pelajaran umum dan pendidikan agama cukup baik.
Simpulan
Kurikulum kompetensi yang merupakan ciri dari kurikulum 2004 disempurnakan dengan lahirnya model pengembangan kurikulum 2006 yang disebut KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Khusus di Madaras Aliyah Al-Khairaat Nunukan telah dilaksanakan namun belum maksimal karena keterbatasan sarana dan prasarana. Hal ini diperkuat dengan perangkat konseptual kebijakan kurikulum yang belum sepenuhnya dimiliki oleh tingkat sekolah.
Persoalan lain dalam proses pengembangan kurikulum baik KBK maupun KTSP sangat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan tenaga pengajar yang kreatif, termasuk faktor kualifikasi, latar belakang pendidikan, pengalaman dan pelatihan serta bimbingan yang diterima dari guru Madrasah Aliyah. Selain itu, pendidikan agama Islam berbasis keberagaman dijadikan sebagai salah satu alternatif solusi atas keinginan menyikapi permasalahan keberagaman. Menerapkan nilai-nilai Islam pada kurikulum PAI, maka pemahaman Islam yang dikembangkan melalui pendidikan berbasis pluralisme adalah pemahaman dan pemikiran.
Melalui kurikulum PAI, pendidikan berbasis pluralisme akan berupaya menjaga pemahaman inklusif peserta didik.
Saran-saran
Dilihat dari kegiatan pengembangan kurikulum mata pelajaran sains dan teknologi di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Nunukan, guru sains dan teknologi pada umumnya berupaya merancang kegiatan pembelajaran yang memadukan mata pelajaran umum dengan agama, namun upaya tersebut masih sangat bersifat sementara, belum terkonsep dengan baik, jarang terjadi. diterapkan dan tidak semua guru melakukannya. Oleh karena itu, kami berharap seluruh guru IPTEK merancang dan mengembangkan KBK yang memadukan mata pelajaran umum dengan agama, bersamaan dengan KTSP dengan lebih menekankan pada pembentukan karakter siswa Madrasah Aliyah. Kendala lainnya adalah kurangnya peran serta guru mata pelajaran lain dalam memotivasi siswa untuk mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Mampu memahami ajaran Al-Qur'an-Hadits tentang pola hidup sederhana, prinsip keutamaan dan perintah kebaikan melawan keburukan serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana tergambar pada kemampuan dasar umum di atas, kemampuan dasar setiap kelas yang tercantum dalam standar nasional juga dikelompokkan ke dalam enam unsur utama mata pelajaran Fiqh di MA. Analisis sistem hukum internasional, munculnya konflik internasional dan pengadilan internasional TOPIK STANDAR KOMPETENSI PENDIDIKAN.
Melakukan penelitian sosial sederhana dan mengkomunikasikan hasilnya secara tertulis dan lisan. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN 13.
Struktur Kurikulum Kelas XI dan XII program IPA
Bagaimana pendapat anda mengenai kinerja guru dalam penerapan nilai-nilai Islam pada pengembangan kurikulum di Madrasah Aliyah Al-Khairat Nunukan. Penerapan nilai-nilai Islam pada pengembangan kurikulum MA Al-Khairaat Nunukan bidang pembelajaran adalah siswa menyapa guru kemudian dilanjutkan dengan tadarus al-Qur'an selama 5 menit pada satu jam pertama setelah masuk, kemudian guru memulai pembelajaran dengan langkah sebagai berikut (1) Pembukaan dengan salam, (2) Guru mengungkapkan pengalaman belajar tentang mata pelajaran yang diajarkan dengan topik yang berkaitan dengan agama Islam. Penguasaan guru terhadap dokumen pembelajaran berdasarkan kurikulum 2004. Sejujurnya, di KBK kita masih banyak menemui kendala, terutama dalam pengembangan penilaian non tes, termasuk pengembangan bahan ajar.
Bagaimana pendapat anda tentang persiapan guru dalam implementasi kurikulum Pendidikan Agama Islam di MA Al-Khairaat Nunukan? Mengenai penyiapan guru PAI dalam melaksanakan kurikulum Pendidikan Agama Islam sesuai tujuan KBK yang diperluas mencakup KTSP, karena adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hendaknya guru PAI mempersiapkan diri dengan mengikuti pelatihan dan lokakarya pengembangan kurikulum. Apa pendapat Anda tentang prinsip-prinsip pengembangan kurikulum di Madrasah Aliyah Al-Khairaat Nunukan?
Penerapan KBK tahun 2004 di MA Alkhairaat Nunukan, tidak semua komponen benar-benar dapat digunakan dengan baik.