KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat, nikmat, dan karunia-Nya yang telah memungkinkan kami untuk menyelesaikan makalah ini yang berjudul "MEBACA DAN MENULIS LAPORAN PENELITIAN" sebagai salah satu pemenuhan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penyusunan makalah ini. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi sistematika penyusunan maupun tata bahasa penyampaian. Oleh karena itu, kami sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber inspirasi bagi pembaca.
Tasikmalaya, 18 Februari 2025
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 LATAR BELAKANG ...1
1.2 RUMUSAN MASALAH ...2
1.3 TUJUAN ...2
BAB 2 PEMBAHASAN ...3
2.1 CARA MEMBACA LAPORAN PENELITIAN SECARA EFEKTIF DAN KRITIS ... 3
2.2 LANGKAH – LANGKAH DALAM MENULIS LAPORAN PENELITIAN ... 5
2.3 KENDALA DAN SOLUSI DALAM MEMBACA DAN MENULIS LAPORAN PENELITIAN ...6
BAB 3 PENUTUP ...11
3.1 KESIMPULAN ...11
3.2 SARAN ...11
DAFTAR PUSTAKA ...12
LAMPIRAN ...13
BAB I
PENDAHULUAN 1.1
LATAR BELAKANGDalam dunia akademik dan profesional, keterampilan membaca dan menulis laporan penelitian menjadi sangat penting. Laporan penelitian berfungsi sebagai dokumentasi sistematis dari sebuah proses investigasi yang bertujuan untuk mengembangkan atau menguji teori, menemukan solusi atas suatu permasalahan, serta memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, memahami cara membaca dan menulis laporan penelitian dengan baik sangatlah krusial bagi mahasiswa, peneliti, serta praktisi di berbagai bidang.
Kemampuan membaca laporan penelitian secara kritis memungkinkan seseorang untuk memahami metodologi, hasil, serta implikasi dari penelitian yang telah dilakukan. Dengan pemahaman yang baik, seseorang dapat menilai validitas dan reliabilitas suatu penelitian, serta mengaplikasikan hasilnya dalam konteks yang relevan. Selain itu, membaca laporan penelitian dengan efektif juga membantu dalam mengembangkan wawasan dan memperkaya pengetahuan di bidang tertentu.
Di sisi lain, menulis laporan penelitian adalah keterampilan yang memerlukan ketelitian, kejelasan, serta kepatuhan terhadap kaidah ilmiah yang berlaku. Proses penulisan laporan penelitian melibatkan berbagai tahapan, mulai dari perumusan masalah, pengumpulan data, analisis, hingga penyajian hasil dan kesimpulan. Laporan yang baik harus dapat menyampaikan informasi secara sistematis, objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga mudah dipahami oleh pembaca.
Mengingat pentingnya membaca dan menulis laporan penelitian, diperlukan pemahaman yang komprehensif mengenai prinsip-prinsip dan teknik yang tepat dalam kedua aspek tersebut. Makalah ini akan membahas secara mendalam mengenai pentingnya membaca dan menulis laporan penelitian, manfaat yang diperoleh, serta langkah-langkah yang dapat diikuti agar laporan penelitian dapat disusun dengan baik dan sesuai dengan standar ilmiah.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara membaca laporan penelitian secara efektif dan kritis?
2. Bagaimana langkah-langkah dalam menulis laporan penelitian yang sesuai dengan standar ilmiah?
3. Apa saja kendala yang sering dihadapi dalam proses membaca dan menulis laporan penelitian serta bagaimana cara mengatasinya?
1.3 TUJUAN MASALAH
1. Menjelaskan cara membaca laporan penelitian secara efektif dan kritis.
2. Menguraikan langkah-langkah dalam menulis laporan penelitian yang sesuai dengan standar ilmiah.
3. Menganalisis kendala yang sering dihadapi dalam membaca dan menulis laporan penelitian serta memberikan solusi untuk mengatasinya.
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 CARA MEMBACA LAPORAN PENELITIAN SECARA EFEKTIF DAN KRITIS
Membaca laporan penelitian secara efektif dan kritis memerlukan pemahaman yang mendalam, analisis yang tajam, serta teknik membaca yang tepat. Membaca kritis tidak hanya menuntut pembaca untuk memahami isi teks, tetapi juga untuk menilai kebenaran dan kredibilitas informasi yang disajikan. Dalam dunia akademik, keterampilan membaca kritis menjadi sangat penting karena membantu mahasiswa dalam memahami, mengevaluasi, serta menginterpretasi informasi secara mendalam.
Membaca kritis merupakan suatu proses membaca yang bertujuan untuk memahami makna teks secara mendalam dengan mengaplikasikan proses berpikir kritis. Proses ini melibatkan kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi, sehingga pembaca dapat memahami makna yang tersurat maupun tersirat di dalam teks. (Sultan, 2018: 4).
Ahuja dan Ahuja (2010) menyatakan bahwa membaca kritis adalah penerapan proses berpikir kritis terhadap bacaan, dimana pembaca dituntut untuk menerapkan proses berpikir analitik, sintetik, dan evaluatif guna mengidentifikasi informasi yang eksplisit maupun yang tersembunyi dalam teks (Sultan, 2018: 5).
Menurut Albert (Dalam Tarigan, 2008: 89), membaca kritis adalah membaca secara bijaksana, penuh pertimbangan, mendalam, evaluatif, serta analitis, bukan hanya sekadar mencari kesalahan. Pembaca harus mampu menilai kredibilitas informasi, memahami sudut pandang penulis, serta mengeksplorasi lebih dalam mengenai alasan di balik penyampaian suatu informasi.
Dalam membaca kritis, terdapat beberapa Tingkatan Keterampilan yang perlu dikuasai agar proses membaca menjadi lebih efektif. Facione (1990, 2013, 2015) membagi keterampilan membaca kritis ke dalam enam tingkatan utama, yaitu:
1. Keterampilan Menginterpretasi.
Memahami dan mengungkap makna dari suatu teks atau peristiwa.
2. Keterampilan Menganalisis
Mengidentifikasi dan menghubungkan pernyataan, argumen, atau konsep dalam teks.
3. Keterampilan Menginferensi
Menarik kesimpulan berdasarkan bukti dan informasi yang relevan.
4. Keterampilan Mengevaluasi
Menilai kredibilitas informasi dan logika argumen dalam teks.
5. Keterampilan Mengeksplanasi
Menjelaskan atau menyatakan hasil analisis terhadap teks dengan bukti yang jelas.
6. Keterampilan Meregulasi Diri
Melakukan refleksi dan koreksi terhadap pemahaman serta sudut pandang pribadi terhadap teks.
Agar membaca kritis dapat dilakukan secara efektif, diperlukan strategi yang sistematis. Salah satu metode yang terbukti meningkatkan efektivitas membaca adalah SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review). Metode ini dirancang untuk membantu pembaca memahami teks secara lebih mendalam dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Survey (Meninjau)
Sebelum membaca secara menyeluruh, pembaca terlebih dahulu menelusuri bagian-bagian penting dalam teks, seperti abstrak, pendahuluan, subjudul, serta kesimpulan.
2. Question (Mengajukan Pertanyaan)
Pembaca membuat pertanyaan berdasarkan bagian yang telah ditinjau untuk membantu fokus dalam membaca.
3. Read (Membaca Secara Mendalam)
Pembaca mulai membaca teks dengan tujuan menjawab pertanyaan yang telah diajukan sebelumnya.
4. Recite (Mengulang Kembali)
Pembaca mengungkapkan kembali isi teks dengan bahasa sendiri untulmemastikan pemahaman yang lebih baik.
5. Review (Meninjau Ulang)
Pembaca mengulang kembali membaca teks guna memastikan semua poin utama telah dipahami dengan baik.
(Sumber: Bambang Riadi, 2014: 140)
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode SQ3R secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan membaca kritis mahasiswa. Sebelum menerapkan metode ini, nilai rata-rata kemampuan membaca kritis mahasiswa adalah 63,2 (kategori cukup), dan setelah menerapkannya meningkat menjadi 80,6 (kategori baik)
(Bambang Riadi, 2014: 141)
2.2 LANGKAH – LANGKAH DALAM MENULIS LAPORAN PENELITIAN 2.2.1 Pemilihan topik / masalah untuk Laporan Penelitian.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik untuk laporan penelitian. Dalam penelitiannya harus mengikuti kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara penulisannya yang bersifat keilmuan. Salah satu cara untuk memenuhi kaidah tersebut adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan spesifik. Pemilihan untuk laporan penelitian dapat dilakukan dengan cara:
2.2.2 Merumuskan masalah.
Rumusan tujuan yang jelas dan tepat menjadi sangat penting untuk dapat menghasilkan laporan penelitian yang terfokus bahasannya. Tips yang dapat dilakukan untuk merumuskan tujuan diantaranya:
1. Usahakan merumuskan tujuan dalam satu kalimat yang sederhana 2. Ajukan pertanyaan dengan menggunakan salah satu kata tanya terhadap
rumusan yang kita buat
3. Jika kita dapat menjawab dengan pasti pertanyaan-pertanyasan yang kuta ajukan, berarti rumusan tujuan yang kiat buat sudah cukup jelas dan tepat.
2.2.3 Menentukan Topik
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menentukan topik adalah menentukan ide-ide utama. Kemudian uji dan tanya pada diri sendiri apakah ide-ide itu yang akan kita tulis.
2.2.4 Menelusuri topik
Bila topik telah ditentukan, kita masih harus memfokuskan topik tersebut agar dalam penulisannya tepat sasaran. Beeberapa Langkah yang dapat ditempuh dalam memfokuskan topik:
a. Fokuskan topik agar mudah dikelola b. Ajukan pertanyaan
2.2.5 Pembaca Laporan Penelitian
Seseorang penulis laporan penelitian adalah memuaskan kebutuhan pembacanya akan informasi, yaitu dengan cara menyampaikan pesan yang ditulisnya agar mudah dipahami oleh pembacanya. Bahkan dalam hal ini, penulis perlu tahu kebutuhan pembaca. Sebelum menulis, kita harus mengedintifikasi siapa kira-kira yang akan membaca tulisan kita. Hal tersebut perlu dipertimbangkan pada saat kita menulis karya tulis ilmiah agar tulisan kita tetap sasaran.
2.2.6 Menentukan cakupan isi materi karya ilmiah
Cakupan materi adalah jenis dan jumlah informasi yang akan disajikan di dalam tulisan.
(Sarmadan, 2015: 185)
2.3 KENDALA DAN SOLUSI DALAM MEMBACA DAN MENULIS LAPORAN PENELITIAN
Menurut Baihaqi Alfaqih dalam Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (2023: 39) berbagai kendala yang dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas, seperti faktor waktu, kesulitan dalam menentukan masalah, kurang terampil dalam menyajikan laporan penelitian, keterbatasan referensi, kebingungan dalam mencari solusi alternatif, dan keterbatasan sarana dan prasarana. Meskipun fokus pada penelitian tindakan kelas, pembahasan mengenai kendala-kendala ini relevan untuk penelitian secara umum.
Kendala dalam Membaca dan Menulis Laporan Penelitian:
1. Faktor Waktu
Peneliti sering menghadapi keterbatasan waktu dalam menyelesaikan laporan penelitian. Hal ini dapat disebabkan oleh jadwal yang padat atau kurangnya manajemen waktu yang efektif.
2. Kesulitan dalam Menentukan Masalah
Menemukan dan merumuskan masalah penelitian yang tepat sering menjadi tantangan. Peneliti perlu memastikan bahwa masalah yang diangkat relevan dan memiliki kontribusi signifikan terhadap bidang studi yang digeluti.
3. Kurang Terampil dalam Menyajikan Laporan
Beberapa peneliti mungkin kurang terampil dalam menyusun laporan penelitian secara sistematis dan sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah. Hal ini mencakup penggunaan bahasa yang baku, struktur penulisan yang jelas, dan penyajian data yang tepat.
4. Keterbatasan Referensi
Akses terbatas terhadap literatur atau referensi yang relevan dapat menghambat proses penelitian. Peneliti perlu mencari sumber-sumber informasi yang kredibel dan mutakhir untuk mendukung argumen dan temuan mereka.
5. Kebingungan dalam Mencari Solusi Alternatif
Saat menghadapi masalah dalam penelitian, peneliti mungkin mengalami kesulitan dalam mencari solusi alternatif atau pendekatan lain yang dapat digunakan untuk mengatasi hambatan tersebut.
6. Keterbatasan Sarana dan Prasarana.
Kurangnya fasilitas pendukung, seperti perangkat lunak analisis data, akses internet yang memadai, atau peralatan penelitian lainnya, dapat menjadi kendala dalam proses penelitian.
Dengan memahami dan mengantisipasi kendala-kendala tersebut, peneliti dapat mempersiapkan strategi yang efektif untuk mengatasinya, sehingga proses membaca dan menulis laporan penelitian dapat berjalan lebih lancar dan menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.
Menurut Rahmiati (2015:334) Hambatan Dalam Menulis Karya Ilmiah berdasarkan hasil penelitian terhadap mahasiswa ditemukan bahwa beberapa mahasiswa mengemukakan kesulitannya dalam menghasilkan karya ilmiah disebabkan karena adanya hambatan dari dalam dirinya sendiri. Hambatan - hambatan tersebut adalah:
1. Malas
Salah satu hambatan yang paling sering dialami oleh mahasiswa dalam menulis karya ilmiah adalah rasa malas untuk memulai menulis Menurut responden munculnya rasa malas untuk menulis disebabkan karena kurangnya ide sebagai akibat dari kurang membaca. Referensi sebagai bahan untuk menulis sangat berpengaruh untuk menemukan gagasan untuk menulis.
2. Tidak mempunyai mood
Selain rasa malas, hambatan dari dalam lainnya yang dihadapi oleh mahasiswa sehingga tidak mampu menghasilkan karya ilmiah adalah tidak adanya mood.
Beberapa mahasiswa baik yang tergabung dalam wawancara maupun dalam diskusi kelompok mengemukakan mengenai mood sebagai hambatan internal yang dialaminya dalam menulis.
3. Kurangnya pemahaman terhadap penulisan karya tulis ilmiah
Hambatan internal lainnya yang dikemukakan oleh mahasiswa ketika wawancara maupun diskusi kelompok adalah kurangnya pemahaman dan kurangnya wawasan yang dimiliki sehingga mahasiswa tersebut menjadi terkendala dalam menulis.
4. Kesulitan Dalam Menemukan Ide
Sebagai akibat dari kurangnya membaca yang dilakukan oleh mahasiswa maka mahasiswa akan merasa kesulitan dalam menemukan ide yang akan dituliskannya. Beberapa mahasiswa baik dalam wawancara maupun diskusi kelompok menyatakan bahwa kesulitan untuk menghasilkan karya ilmiah karena sulitnya menentukan ide yang akan dituangkan dalam tulisannya.
5. Kurang tertarik pada kegiatan menulis
Menulis merupakan keterampilan yang harus dilakukan secara konsisten.
Sayangnya, ada beberapa orang termasuk mahasiswa yang tidak dapat menghasilkan sebuah karya tulis (kecuali terpaksa) karena memang tidak tertarik pada kegiatan tersebut.
6. Kurang Percaya Diri
Karakter yang dimiliki oleh mahasiswa bermacam-macam. Namun pada umumnya mereka memiliki kecemasan atau ketakutan jika bebruat sesuatu yang salah. Akibatnya mereka merasa tidak percaya diri untuk berbuat. Ketakutan akan mendapatkan cemoohan atau menjadi bahan tertawaan menjadi alasannya.
Mereka memilih untuk tidak menulis daripada salah.
7. Kesulitan untuk memulai
Memulai sesuatu pekerjaan biasanya tidak semudah pada saat pekerjaan tersebut sudah berjalan. Demikian pula dalam hal menulis. Banyak orang yang telah menyusun ide dengan baik dalam kepalanya namun belum mampu menuangkannya karena tidak tahu harus memulai dari mana. Pada kegiatan menulis, kesulitan untuk memulai bukan hanya karena belum mempunyai ide, kurang paham akan penulisan karya ilmiah ataupun karena kurang referensi.
Namun, banyaknya ide juga menjadi alasan mengapa mahasiswa kesulitan
dijadikan sebagai bahanm tulisan, mahasiswa juga mengalami kesulitan dalam memulai tulisannya. Jadi meskipun gagasan telah dirumuskan dalam benak, namun masih kesulitan dalam emmulai tulisannya.
Adapun Solusi Mengatasi Hambatan Dalam Menulis Karya Ilmiah. Berikut ini beberapa solusi yang perlu diupayakan mahasiswa dalam mengatasi hambatan internalnya;
1. Membangun motivasi diri
Jika seseorang berkeinginan untuk melakukan sesuatu, maka segala hambatan dapat teratasi dengan mudah. Kuncinya adalah motivasi diri untuk berbuat.Demikian halnya dengan menulis, banyak asumsi bahwa menulis memerlukan bakat yang kuat atau memang hobby. Namun kenyataannya, orang yang memiliki motivasi tinggi akan berusaha melakukan kegiatan tersebut meskipun tidak yakin memiliki bakat di bidang penulisan sehingga diharapkan kendala dapat teratasi dengan baik.
2. Mengubah gaya hidup
Perkembangan teknologi yang semakin canggih membawa dampak pada pesatnya aktivitas yang harus dijalani oleh manusia. Bagi mahasiswa perkembangan teknologi membawa dampak negatif dimana teknologi lebih banyak digunakan sebagai media hiburan daripada media pembelajaran.
Penggunaan sosial media mendominasi hari-hari mahasiswa sehingga kesulitan dalam mengatur waktu untuk menambah wawasan mengembangkan pengetahuan. Oleh karena itu, untuk mengatasi hambatan seperti rasa malas dan lain sebagainya maka perlu melakukan perubahan pola atau gaya hidup sehari- hari.
3. Melakukan kompetisi “sehat” dengan teman
Berusaha untuk melakukan hal-hal baik yang dilakukan oleh orang lain dengan tujuan yang baik sangat diharapkan. Bersaing secara sehat demi mencapai sesuatu hasil yang baik sekaligus sebagai upaya membangun motivasi dalam diri merupakan hal yang sah-sah saja. Dalam kegiatan menulis juga
demikian,melakukan kompetisi “sehat” dijadikan salah satu solusi agar rasa enggan dan malas untuk menulis dapat disingkirkan.
4. Berusaha Memupuk kreativitas
Upaya pengembangan keterampilan dan kreativitas tidak dapat dilakukan hanya dengan spontan dan dalam waktu singkat. Namun, harus dilakukan upaya memupuk kreativitas tersebut agar bisa mendapatkan ide-ide. Dengan memupuk kreativitas maka kekahawatiran untuk menulis yang salah, rasa malas dan rasa enggan yang menajdi hambatan dalam menulis dapat diatasi.
BAB 3 PENUTUP
3.3 KESIMPULAN
Membaca dan menulis laporan penelitian merupakan keterampilan penting dalam dunia akademik dan profesional. Membaca laporan penelitian secara kritis memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap isi, metodologi, serta validitas penelitian. Dengan menerapkan metode seperti SQ3R, pembaca dapat meningkatkan efektivitas dalam memahami dan menyiarkan laporan penelitian.
Disisi lain, menulis laporan penelitian memerlukan ketelitian dan pemahaman yang baik terhadap struktur dan kaidah ilmiah. Langkah-langkah seperti pemilihan topik, pembahasan masalah, serta penyusunan laporan secara sistematis sangat berperan dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas. Meskipun terdapat berbagai kendala, seperti keterbatasan waktu, kurangnya keterampilan menulis, dan keterbatasan referensi, solusi seperti manajemen waktu yang baik, peningkatan motivasi diri, serta penerapan strategi membaca dan menulis yang tepat dapat membantu mengatasinya.
3.4 SARAN
Sebagai penyusun, setelah kami menyelesaikan makalah ini, ada beberapa saran yang akan disampaikan, diantaranya:
1. Dikarenakan adanya keterbatasan materi serta sumber pada makalah ini, kami menyarankan kepada pembaca agar bisa mengembangkan makalah ini agar bisa menjadi lebih baik lagi.
2. Untuk para pembaca, kami menyarankan agar bisa mengimplementasikan isi dari makalah ini di kehidupan sehari-hari, terutama saat melakukan kegiatan membaca dan menulis Laporan Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Baihaqi Alfaqih, F. H. (2023). Kendala-Kendala dalam Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.
Jurnal Kreativitas Mahasiswa, 39.
Dr. Adib Sofia, S. M. (2017). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Karangkajen, Yogyakarta: Bursa Ilmu.
Dr. Sultan, S. M. (2018). Membaca Kritis. Yogyakarta: Baskara Media.
El-Kabumain, N. (n.d.). Teknik Menulis Laporan Penelitian Karya Ilmiah. 7.
Heryadi, P. D. (2010). Menulis Proposal Penelitian. Bandung: Pustaka Billah.
Melanie Pita Lestari, S. M. (2023). Buku Ajar Bahasa Indonesia untuk Studi di Perguruan Tinggi. (Z.
R. Bahar, Ed.) Malang: PT. Literasi Nusantara Abadi Grup.
Moh. Nazir, P. (1988). Metode Penelitian. Nganjuk, Jawa Timur: Ghalia Indonesia.
Prof. Ir. Urip Santoso, S. K. (2015). Kiat Menyusun Proposal Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Rahmiati. (2015). Analisis Kendala Internal Mahasiswa dalam Menulis Karya Ilmiah. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 343.
Sarmadan, S. M. (2015). Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Karya Tulis Ilmiah. Sleman, Yogyakarta:
Deepublish CV Budi Utama.
LAMPIRAN
Gambar 1 referensi buku cetak
Gambar 2 referensi buku cetak
Gambar 3 referensi buku cetak
Gambar 4 refernsi buku digital
Gambar 5 referensi buku digital
Gambar 6 referensi buku digital
Gambar 7 referensi artikel jurnal
Gambar 8 referensi artikel jurnal
Gambar 9 referensi artikel jurnal
Gambar 10 referensi artikel jurnal
Gambar 11 Dokumentasi Kelompok
Gambar 12 Dokumentasi Kelompok
Gambar 13 Dokumentasi Kelompok
Gambar 14 dokumentasi kelompok
Gambar 15 Dokumentasi Kelompok
Gambar 16 dokumentasi kelompok