MAKALAH
PENGATURAN PERIZINAN LINGKUNGAN HIDUP
Dosen Pengampuh:
1. Harly S. Muaja, S.H., M.H 2. Royke Y. J. Kaligis, S.H., M.H
Disusun Oleh:
1. ALBERT DANIEL LANDENG (210711010505) 2. JUSTICIO RIZKY UNAS (210711010525) 3. KURNIASARI MELODY LINDA (210711010528) 4. MELINDA ESTER LONDA (210711010530)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO
T. A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Pengaturan Perizinan Lingkungan Hidup”
Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Hukum Lingkungan. Makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca dan juga bagi kami.
Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berbagi pengetahuannya kepada kami, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Kami menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan makalah ini. Oleh sebab itu, kami memerlukan saran serta kritik yang membangun agar dapat menjadikan makalah ini lebih baik.
Manado, 17 April 2023 Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1
B. Rumusan Masalah...3
BAB II...4
PEMBAHASAN...4
A. Pengaturan Perizinan Lingkungan...4
B. Tahapan dalam Perizinan Lingkungan...6
C. Peran Masyarakat dalam Pengaturan Perizinan Lingkungan...7
D. Dampak Positif dari Pengaturan Perizinan Lingkungan...8
E. Tantangan dalam Pengaturan Perizinan Lingkungan...9
BAB III...10
PENUTUP...10
A. Kesimpulan...10
B. Saran...11
DAFTAR PUSTAKA...12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan lingkungan hidup dari tahun ke tahun masih memunculkan pekerjaan rumah bagi pemerintah sebagai pemangku kebijakan dan masyarakat sebagai pihak yang diatur melalui peraturan-perundangan. Menurut Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH) yang dimaksud dengan “Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.” Sedangkan menurut Pasal 1 angka (2) UU PPLH bahwa
“perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum.” Amanat pasal itu memiliki makna bahwa terdapat korelasi antara negara, wujud perbuatan hukumnya berupa kebijakan (policy making), serta sistem tata kelola lingkungan yang bertanggungjawab.
Lingkungan hidup sebagai karunia dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan ruang bagi kehidupan dalam segala aspek dan matranya sesuai dengan wawasan nusantara. Di dalam penyelenggaraan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dan pembangunan berwawasan lingkungan harus didasarkan pada norma hukum dengan memperhatikan kesadaran masyarakat dan perkembangan lingkungan global dan perangkat hukumnya.
Sebagai upaya pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup adalah melalui mekanisme perizinan lingkungan. Hal tersebut sebagai bentuk pengaturan pengelolaan lingkungan hidup antara manusia dan lingkungan hidup. Semua aktivitas yang berkaitan dengan kepemilikan potensi alam dan dikuasai negara harus dengan izin.
Perizinan bertujuan untuk mengarahkan agar aktivitas yang berpengaruh kepada lingkungan hidup itu terselenggara secara baik. Dalam arti tidak menimbulkan kerugian, baik terhadap manusia maupun lingkungan. Perizinan lingkungan digunakan oleh pemerintah sebagai suatu instrumen untuk mempengaruhi dalam hubungan antara warga negara dan penguasa, dengan harapan warga negara mau dan mampu mengikuti cara yang dianjurkan guna mencapai tujuan konkret yang telah ditetapkan.
Izin lingkungan adalah sebuah perizinan yang diberikan oleh pemerintah atau badan pengatur lingkungan hidup untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi tidak merusak lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat sekitarnya. Izin lingkungan biasanya diperlukan sebelum suatu proyek atau kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan dapat dimulai.
Izin lingkungan sering kali melibatkan evaluasi dampak lingkungan (Environmental Impact Assessment/EIA) untuk menilai dampak yang mungkin terjadi dari suatu proyek atau kegiatan pada lingkungan hidup dan masyarakat sekitarnya. Pemerintah kemudian akan memberikan persetujuan atau menolak proyek atau kegiatan tersebut berdasarkan hasil evaluasi tersebut.
Dalam banyak negara, perizinan lingkungan merupakan bagian penting dari peraturan dan perundang-undangan lingkungan hidup. Hal ini dilakukan untuk melindungi lingkungan hidup dan kesehatan masyarakat sekitarnya, serta mendorong perusahaan dan organisasi untuk mengambil tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pengaturan Perizinan Lingkungan ? 2. Apa saja tahapan dalam Perizinan Lingkungan ?
3. Bagaimana peran masyarakat dalam Pengaturan Perizinan Lingkungan?
4. Apa dampak positif dari Pengaturan Perizinan Lingkungan ? 5. Apa tantangan dalam Pengaturan Perizinan Lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengaturan Perizinan Lingkungan
Perizinan lingkungan merupakan salah satu bentuk pengaturan yang bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dari dampak negatif kegiatan manusia. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran penting dalam memberikan izin usaha kepada perusahaan atau individu yang akan melakukan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan.
Namun, perizinan lingkungan tidak hanya sekedar memberikan izin. Pemerintah juga harus memastikan bahwa perusahaan atau individu tersebut mematuhi aturan dan standar yang telah ditetapkan dalam rangka melindungi lingkungan hidup.
Pengaturan perizinan lingkungan hidup biasanya dilakukan oleh pemerintah dan melibatkan berbagai pihak terkait untuk memastikan bahwa aktivitas manusia tidak merusak lingkungan dan keanekaragaman hayati. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengaturan perizinan lingkungan hidup adalah:
1. Undang-undang dan regulasi: Undang-undang dan regulasi yang berkaitan dengan lingkungan hidup harus ditegakkan dengan baik dan dipatuhi oleh semua pihak yang terlibat. Hal ini termasuk undang-undang tentang perlindungan lingkungan, pengelolaan limbah, dan pemanfaatan sumber daya alam.
2. Penilaian dampak lingkungan: Sebelum aktivitas manusia yang berpotensi merusak lingkungan dilakukan, penilaian dampak lingkungan harus dilakukan untuk mengevaluasi dampak yang mungkin terjadi. Hasil penilaian dampak lingkungan harus dijadikan dasar dalam mengambil keputusan mengenai perizinan.
3. Konsultasi dengan masyarakat: Pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait perizinan lingkungan hidup. Hal ini penting untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil mencerminkan kepentingan masyarakat secara keseluruhan dan melindungi lingkungan hidup.
4. Monitoring dan pengawasan: Pemerintah harus memiliki sistem monitoring dan pengawasan yang efektif untuk memastikan bahwa aktivitas manusia yang telah diberi izin tidak merusak lingkungan hidup. Hal ini termasuk memeriksa dan mengevaluasi kepatuhan terhadap persyaratan izin serta memantau kondisi lingkungan secara berkala.
5. Sanksi dan tindakan hukum: Pemerintah harus memiliki mekanisme sanksi dan tindakan hukum yang tegas untuk mengatasi pelanggaran terhadap perizinan lingkungan hidup. Tindakan ini harus mencakup sanksi administratif dan pidana untuk menjamin bahwa pelanggaran tidak terjadi.
Dalam pengaturan perizinan lingkungan hidup, pemerintah harus memperhatikan bahwa lingkungan hidup merupakan warisan yang harus dilestarikan dan dijaga agar tetap lestari untuk kepentingan generasi mendatang.
Beberapa peraturan perizinan lingkungan yang umum di Indonesia antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UU PPLH).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.16/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2018 tentang Tata Cara Penilaian dan Pengambilan Keputusan Izin Lingkungan.
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.51/MENLHK/SETJEN/KUM.1/5/2018 tentang Jenis Kegiatan yang Wajib Melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.57/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan.
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.75/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018 tentang Pengelolaan Limbah B3 dan/atau Limbah Berbahaya Lainnya.
C. Tahapan dalam Perizinan Lingkungan
Tahapan perizinan lingkungan dapat bervariasi tergantung pada peraturan dan regulasi di setiap negara atau daerah. Namun, secara umum, tahapan perizinan lingkungan meliputi:
1. Studi Kelayakan Lingkungan: Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak lingkungan dari rencana kegiatan atau proyek. Studi kelayakan lingkungan dapat dilakukan oleh pengembang proyek atau oleh pihak independen.
2. Izin Prinsip: Izin prinsip adalah persetujuan awal yang dikeluarkan oleh otoritas lingkungan setelah studi kelayakan lingkungan. Izin ini menunjukkan bahwa proyek tersebut layak dilakukan, tetapi masih memerlukan persetujuan dan perizinan lebih lanjut.
3. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan): AMDAL adalah studi yang lebih detail tentang dampak lingkungan dari proyek. Studi ini harus dilakukan oleh pengembang proyek dan dievaluasi oleh otoritas lingkungan sebelum dikeluarkan izin lingkungan.
4. Izin Lingkungan: Izin lingkungan adalah persetujuan resmi yang dikeluarkan oleh otoritas lingkungan setelah AMDAL. Izin ini menunjukkan bahwa proyek tersebut sudah memenuhi persyaratan lingkungan dan dapat dilakukan.
5. Pemantauan Lingkungan: Setelah proyek beroperasi, pemantauan lingkungan harus dilakukan secara teratur untuk memastikan bahwa proyek tersebut tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Setelah tahapan tersebut selesai, barulah pemerintah dapat memberikan izin usaha kepada perusahaan atau individu tersebut. Namun, izin tersebut juga dapat dicabut jika perusahaan atau individu tidak mematuhi aturan dan standar yang telah ditetapkan.
D. Peran Masyarakat dalam Pengaturan Perizinan Lingkungan
Perizinan lingkungan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pemerintah untuk mengatur pengelolaan lingkungan hidup. Masyarakat memiliki peran penting dalam pengaturan perizinan lingkungan, karena lingkungan hidup adalah hak dan kewajiban bersama untuk dijaga dan dilestarikan.
Berikut ini adalah beberapa peran masyarakat dalam pengaturan perizinan lingkungan:
1. Memberikan masukan dan tanggapan terhadap perizinan lingkungan yang diajukan oleh perusahaan atau pihak yang membutuhkan. Masyarakat bisa memberikan masukan atau saran terkait dampak lingkungan yang akan ditimbulkan, serta memastikan bahwa perusahaan atau pihak yang membutuhkan perizinan lingkungan sudah memenuhi semua persyaratan dan ketentuan yang ada.
2. Mengawasi dan memantau pelaksanaan perizinan lingkungan yang sudah diberikan.
Masyarakat bisa memantau kegiatan perusahaan atau pihak yang sudah mendapatkan perizinan, apakah sudah memenuhi semua ketentuan dan menjalankan kegiatan sesuai dengan yang telah diizinkan.
3. Melaporkan pelanggaran yang terjadi terkait perizinan lingkungan. Masyarakat bisa melaporkan kepada pihak berwenang jika terjadi pelanggaran atau tindakan yang merugikan lingkungan hidup akibat pelaksanaan perizinan lingkungan.
4. Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan terkait perizinan lingkungan.
Masyarakat bisa terlibat dalam proses konsultasi publik atau dialog terbuka dengan
pihak yang bertanggung jawab dalam mengambil keputusan terkait perizinan lingkungan.
Dalam melakukan peran-peran tersebut, masyarakat harus memiliki pemahaman yang cukup mengenai lingkungan hidup dan perizinan lingkungan. Selain itu, masyarakat juga harus memiliki kemampuan untuk mengorganisir diri dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mencapai tujuan pengaturan perizinan lingkungan yang lebih baik.
E. Dampak Positif dari Pengaturan Perizinan Lingkungan
Pengaturan perizinan lingkungan memiliki dampak positif bagi lingkungan hidup.
Dengan adanya perizinan lingkungan, kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan dapat dikendalikan dan diawasi.
Pengaturan perizinan lingkungan memiliki dampak positif yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat, antara lain:
1. Meningkatkan kesadaran lingkungan: Melalui perizinan lingkungan, pihak pengusaha akan lebih sadar akan dampak dari kegiatan usaha terhadap lingkungan sekitar. Hal ini akan mendorong mereka untuk memperhatikan aspek lingkungan dalam setiap tahap kegiatan usaha, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan.
2. Meningkatkan kualitas lingkungan: Perizinan lingkungan memberikan jaminan bahwa kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha telah memperhatikan aspek lingkungan, sehingga dampak negatif pada lingkungan dapat diminimalkan. Dalam jangka panjang, hal ini akan meningkatkan kualitas lingkungan sekitar dan kesejahteraan masyarakat.
3. Mendorong inovasi teknologi lingkungan: Persyaratan perizinan lingkungan yang ketat akan mendorong pengusaha untuk mencari inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat menghasilkan teknologi yang lebih efisien, hemat energi, dan berdampak positif pada lingkungan.
4. Menjaga keseimbangan ekosistem: Perizinan lingkungan juga dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan mengatur kegiatan usaha yang dapat berdampak negatif pada lingkungan, seperti penebangan hutan, pengambilan air tanah, atau kegiatan pertambangan.
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat: Melalui persyaratan perizinan lingkungan, masyarakat dapat ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang berdampak pada lingkungan sekitar. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan ekosistem.
F. Tantangan dalam Pengaturan Perizinan Lingkungan
Meskipun memiliki banyak manfaat, pengaturan perizinan lingkungan juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perlindungan lingkungan hidup.
Selain itu, penegakan hukum terhadap pelanggaran perizinan lingkungan juga masih menjadi kendala, terutama di daerah-daerah yang minim infrastruktur dan sumber daya.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
a) Perizinan lingkungan merupakan salah satu bentuk pengaturan yang bertujuan untuk melindungi lingkungan hidup dari dampak negatif kegiatan manusia. Dalam hal ini, pemerintah memiliki peran penting dalam memberikan izin usaha kepada perusahaan atau individu yang akan melakukan kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan.
b) Tahapan perizinan lingkungan terdiri dari beberapa proses, mulai dari studi kelayakan lingkungan (Amdal), analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), hingga penyusunan rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) dan rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL).
c) Masyarakat juga memiliki peran penting dalam pengaturan perizinan lingkungan.
Mereka dapat memberikan masukan dan pendapat mengenai kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan atau individu tersebut.
d) Pengaturan perizinan lingkungan memiliki dampak positif bagi lingkungan hidup.
Dengan adanya perizinan lingkungan, kegiatan yang berpotensi merusak lingkungan dapat dikendalikan dan diawasi.
e) Meskipun memiliki banyak manfaat, pengaturan perizinan lingkungan juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perlindungan lingkungan hidup.
B. Saran
Untuk mengatasi tantangan yang ada, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan atau individu dalam menjaga lingkungan hidup. Pemerintah perlu meningkatkan sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan lingkungan hidup dan menegakkan hukum secara tegas terhadap pelanggaran perizinan lingkungan.
Sementara itu, perusahaan atau individu juga perlu berperan aktif dalam menjaga lingkungan hidup dengan melakukan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang lebih baik dan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Andi Hamzah, 2008, Penegakan Hukum Lingkungan, Sinar Grafika, Jakarta.
Helmi, 2012, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Sinar Grafika, Jakarta.
Erwin Muhamad, 2009, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan Lingkungan Hidup, Cetakan ke II, PT Refika Aditama, Bandung.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup