• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH ORIENTASI PESERTA DIDIK DAN PROBLEMATIKA

N/A
N/A
Muhammad qomaruz Zaman

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH ORIENTASI PESERTA DIDIK DAN PROBLEMATIKA "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ORIENTASI PESERTA DIDIK DAN PROBLEMATIKA Dosen Pengampu: Rezki Nurma Fitria, M.Pd.

OLEH:

DAYA FAWZIYA NUR WIBOWO NIM 23010714042

NURANI INDAH SUKMAH NIM 23010714044

SALMA SAVITRI NIM 23010714051

ALLIF AFIFAH AULIA NIM 23010714052

ISAURA NUR HAVIDAH P NIM 23010714058

IFTINANI SALSABILA NIM 23010714061

SELVIANA ALIVFIA WAHYU P NIM 23010714066 LILIS AVRILIA DEVIANTI NIM 23010714067

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN

TAHUN 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Orientasi Peserta Didik dan Problematikanya” tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Peserta Didik.

Tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperluas ilmu dan pengetahuan tentang “Orientasi Peserta Didik dan Problematikanya”. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada Dosen pengampu matakuliah Manajemen Peserta Didik, teman-teman dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, terutama pertolongan Allah SWT yang memberikan kami kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya dan masyarakat umum

Demikian makalah ini kami susun.

Surabaya, Februari 2024

Penulis

(3)
(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...3

PENDAHULUAN...3

1.1 Latar Belakang...3

1.2 Rumusan Masalah...3

1.3 Tujuan Penulisan...3

BAB II KAJIAN TEORI...4

2. 1 Alasan dan Batasan Orientasi Peserta Didik...4

2. 2 Tujuan dan Fungsi Orientasi Peserta Didik...5

2. 3 Landasan Yuridis tentang Orientasi Peserta Didik...6

2. 4 Program atau Pekan Orientasi Peserta Didik...6

2. 5 Problematika Senioritas pada masa Orientasi Peserta Didik...9

BAB III PENUTUP...10

3.1 Kesimpulan...10

3.2 Saran...10

DAFTAR PUSTAKA...11

(5)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Penerimaan peserta didik baru merupakan langkah awal yang harus dilalui peserta didik dan sekolah dalam penyaringan objek-objek pendidikan. Hal ini bertujuan menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing untuk peningkatan mutu sekolah. Dalam proses penerimaan, kesenjangan antar peserta didik seringkali merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, terutama jika mereka berasal dari latar belakang yang berbeda dapat menyebabkan perasaan canggung dan kesulitan dalam bergaul dengan siswa lama.

Kodratnya, setiap peserta didik memiliki bawaan yang unik dan sangat beragam, baik sifat, karakter, kecerdasan, minat, bakat, pola pikir ataupun kemampuan lainnya, tetapi perlu juga disadari setiap peserta didik selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan.

Orientasi peserta didik merupakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan untuk proses pengenalan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah (Sofyandi, 2013). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 Pasal 2 juga disebutkan bahwa masa orientasi peserta didik bertujuan untuk mengenalkan program sekolah lingkungan sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri peserta didik, dan kepramukaan sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi proses pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. [ CITATION Pra16 \l 1057 ]

Konsep pengenalan diri dilakukan melalui pelatihan secara fisik, mental, dan emosional untuk menanamkan kesadaran berbangsa, bernegara, bela negara, serta sikap kepedulian lingkungan dan masyarakat sesuai empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.

(6)

I.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan alasan dan batasan orientasi peserta didik?

2. Bagaimana tujuan dan fungsi orientasi peserta didik?

3. Bagaimana landasan yuridis tentang orientasi peserta didik?

4. Apa program atau pekan orientasi peserta didik?

5. Problematika senioritas pada masa orientasi peserta didik?

I.3 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa memahami alasan dan batasan orientasi peserta didik.

2. Mahasiswa memahami tujuan dan fungsi orientasi peserta didik.

3. Mahasiswa memahami landasan yuridis tentang orientasi peserta didik.

4. Mahasiswa memahami program atau pekan orientasi peserta didik.

5. Mahasiswa memahami problematika senioritas pada orientasi peserta didik

(7)
(8)

BAB II KAJIAN TEORI

2. 1 Alasan dan Batasan Orientasi Peserta Didik

Pelaksanaan program orientasi bagi peserta didik baru adalah menyadarkan mereka akan lingkungan sekolah, lingkungan sosial di sekolah, dan pembelajaran siswa itu sendiri, sehingga mereka dapat mengambil sikap sejak awal dan lebih menunjukkan karakter ketika memasuki dunia pendidikan sekolah.

Lingkungan sekolah peserta didik yang lama telah ditinggalkan dan mereka berganti dengan lingkungan sekolah yang baru, dengan penghuni dan budaya baru.

Semakin tinggi jenjang suatu lembaga pendidikan maka semakin tinggi pula tuntutan yang dibebankan kepada peserta didiknya. Daya saing lingkungan baru relatif lebih ketat dibandingkan daya saing lingkungan sebelumnya.

Orientasi siswa baru diharapkan dapat mengenalkan siswa pada suasana baru dan berbeda. orientasi peserta didik merujuk pada kebutuhan untuk memahami, mengakomodasi, dan membimbing setiap siswa secara personal dalam proses pembelajaran, dengan tujuan meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pengembangan ]mereka.

[ CITATION Muh181 \l 1057 ] Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan peserta didik baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan, tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di lembaga pendidikan, agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan, sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan. Orientasi pada penerimaan siswa baru mengenalkan situasi dan kondisi lingkungan sekolah tempat peserta didik itu ditempuh, yang menyangkut 2 hal yaitu lingkungan fisik dan sosial. Lingkungan fisik meliputi: sarana prasarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, lapangan olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah, serta fasilitas- fasilitas lain yang disediakan di sekolah. Lingkungan social meliputi : kepala

(9)

sekolah,,guru, tenaga kependidikan, teman sebaya seangkatan maupun kakak tingkat.

2. 2 Tujuan dan Fungsi Orientasi Peserta Didik

Masa Orientasi Peserta Didik (MOS), Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD), dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) adalah beberapa istilah yang digunakan untuk menggambarkan pengenalan sekolah atau orientasi sekolah dalam bentuk yang dilakukan di sekolah. Untuk menyambut siswa baru, kegiatan ini biasa dilakukan di sekolah. Mulai dari tingkat SMP hingga SMA, masa orientasi umum di hampir semua sekolah. Semua sekolah, baik negeri maupun swasta, menggunakan metode ini untuk mengenalkan almamater mereka kepada siswa baru. [ CITATION Muh18 \l 1057 ]

Jadi setiap lembaga pendidikan melakukan orientasi peserta didik untuk menyambut siswa baru dan memperkenalkan mereka dengan lingkungan sekolah, baik fisik maupun sosial. Masa orientasi juga memiliki tujuan yaitu [ CITATION Okn17 \l 1057 ] :

1. untuk menjadi lebih akrab dengan diri mereka sendiri di lingkungan barunya. Selain itu, memahami lingkungan sekolah sangat penting untuk memanfaatkan layanan yang ditawarkan sekolah.

2. Memperkenalkan lingkungan sekolah: Peserta didik baru akan diperkenalkan dengan lingkungan fisik sekolah, yang termasuk kelas, perpustakaan, laboratorium, dan fasilitas lainnya. Mereka juga akan diperkenalkan dengan lingkungan sosial sekolah, yang terdiri dari guru, karyawan, dan siswa lainnya.

3. Meningkatkan keterlibatan peserta didik: Pada masa orientasi, siswa baru akan diperkenalkan dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi siswa yang ada di sekolah, sehingga mereka dapat memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Ada beberapa Fungsi orientasi peserta didik adalah sebagai berikut[ CITATION Sov21 \l 1057 ] :

(10)

a. Untuk peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai:

1. Wahana untuk menyatakan diri dalam konteks lingkungan sosial secara keseluruhan di wahana ini, peserta didik dapat menunjukkan jati diri kepada teman sebaya saya."

2. Wahana untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat digunakan sebagai pedoman untuk menentukan sikap

b. Mengetahui siapa peserta didik baru sekolah dapat membantu tenaga kependidikan dan staf sekolah memberikan layanan yang mereka butuhkan.

c. Para siswa senior dan kakak tingkat akan belajar lebih banyak tentang siswa tingkat selanjutnya di sekolah. Ini sangat penting terutama untuk kepemimpinan estafet organisasi siswa.

2. 3 Landasan Yuridis tentang Orientasi Peserta Didik

Landasan Yuridis yang pertama tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 Pasal 2 yang berbunyi :

“Masa orientasi peserta didik bertujuan untuk mengenalkan program sekolah lingkungan sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri peserta didik, dan kepramukaan sebagai pembinaan awal ke arah terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi proses pembelajaran lebih lanjut sesuai dengan tujuan pendidikan nasional”.

Kemudian landasan yang kedua Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru yang berbunyi :

“Pengenalan lingkungan sekolah adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur Sekolah.”

(11)

Dalam kedua landasan yuridis tersebut sudah tertuang dengan sangat jelas bahwa kedua landasan tersebut memberikan gambaran arahan dan dasar hukum jelas bagi pelaksanaan masa orientasi peserta didik, dengan tujuan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dari kegiatan masa orientasi akan meningkatkan kedisiplinan, patuh, mandiri, tanggung jawab, sopan kepada teman sebaya, kakak tingkat ataupun dengan guru, dari pelaksaan kegiatan tersebut akan menanamkan nilai karakter untuk perbaikan perilaku menjadi pribadi yang lebih baik.

2. 4 Program atau Pekan Orientasi Peserta Didik

Program atau pekan orientasi peserta didik (POP) adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah untuk menyambut dan mengenalkan peserta didik baru kepada lingkungan sekolah. POP biasanya diselenggarakan oleh pihak sekolah dengan melibatkan organisasi siswa intra sekolah (OSIS), guru, dan tenaga kependidikan. POP harus dilaksanakan dengan nuansa edukatif, kreatif, dan menyenangkan, tanpa adanya kekerasan, pelecehan, atau diskriminasi.

Adapun lingkungan sekolah yang diperkenalkan secara detail kepada peserta didik baru tersebut adalah peraturan dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, kafetaria sekolah, bimbingan dan konseling sekolah, layanan kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar yang efektif dan efisien di sekolah dan organisasi peserta didik.

a. Peraturan dan tata tertib sekolah

Para peserta didik baru harus mengetahui peraturan dan tata tertib sekolah yang berlaku. Hal ini penting untuk menjaga sikap dan perilaku siswa disekolah.

Beberapa aturan yang wajib ditaati oleh semua peserta didik yaitu:

1. Peserta didik harus mengenakan pakaian yang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.

(12)

2. Peserta didik harus menjaga dan memelihara ketertiban serta menghormati nama baik sekolah.

3. Peserta didik harus tiba di sekolah paling lambat 5 menit sebelum pelajaran dimulai.

4. Peserta didik harus siap mengikuti pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah.

5. Selama jam sekolah berlangsung, siswa tidak boleh keluar dari sekolah tanpa seijin kepala sekolah.

6. Siswa yang tidak bisa mengikuti pelajaran harus menunjukkan keterangan yang sah

7. Pelanggaran tata tertib sekolah dapat menjadi penyebab dikeluarkannya peserta didik dari sekolah setelah mendapat peringatan

b. Guru dan Personalia Sekolah

Dalam rangkaian kegiatan orientasi peserta didik, peserta didik perlu mengenal lebih dekat guru-guru dan personalia sekolah yang ada. Hal-hal yang perlu diketahui tentang guru dan personalia antara lain: asal dan tanggal kelahirannya, tempat tinggalnya, riwayat pendidikannya, spesialisasinya, pengalaman kerjanya, prestasi-prestasi yang diraih dan karya-karya yang dibuat.

Mengenal lebih dekat guru dan personalia sangat penting, agar peserta didik lebih menghargai dan mempercayai mereka yang akan melayani kebutuhan belajarnya.

Selain itu, peserta didik juga akan tahu alamat, siapa yang harus dituju jika ada masalah yang dialami. Peserta didik akan paham, guru mana yang harus mengadukan mata pelajaran dan personalia sekolah.

Dalam orientasi guru dan personalia sekolah, peserta didik juga harus mengetahui struktur-struktur mereka dalam organisasi sekolah. Penjelasan tentang tugas dan tanggungjawab masing-masing peserta didik dalam struktur organisasi sekolah juga perlu disampaikan kepada peserta didik. Dengan memahami struktur

(13)

organisasi sekolah, peserta didik juga akan memahami bagaimana hubungan organisasional di sekolah. Hal ini akan membantu peserta didik agar tidak kesulitan dalam menggunakan layanan- layanan pendidikan yang tersedia di sekolah.

C. Perpustakaan sekolah

Peserta didik juga harus dikenalkan dengan perpustakaan sekolah yang ada. Yang dikenalkan meliputi siapa yang bertanggungjawab dan memimpin, serta apa saja pekerjaan dan kewajiban mereka. Peserta didik harus mengetahui berapa banyak koleksi bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah, ragam dan jenis koleksi yang ada di perpustakaan, dan sumber koleksi yang diperoleh sebelumnya. Peserta didik juga harus mengetahui layanan yang bisa diberikan oleh perpustakaan, seperti layanan membaca, layanan meminjam, layanan memesan, dan layanan mengembalikan.

Supaya peserta didik bisa memanfaatkan sebaik-baiknya tetapi juga tidak mengganggu kelancaran kegiatan perpustakaan sekolah, peserta didik harus mendapat informasi tentang syarat menjadi anggota perpustakaan, cara meminjam, memesan dan mengembalikan koleksi bahan pustaka. Saat ini, peserta didik juga harus diberitahu tentang aturan berkunjung, membaca di ruangan, meminjam, memesan dan mengembalikan buku atau koleksi bahan pustaka beserta hukuman atas pelanggaran- pelanggarannya.

D. Laboratorium sekolah

Peserta didik baru juga harus mengenal layanan laboratorium yang tersedia di sekolah. Sama seperti perkenalan perpustakaan, peserta didik terlebih dahulu dikenalkan dengan para petugas laboratorium. Selanjutnya peserta didik harus mendapat informasi tentang jenis-jenis laboratorium yang ada di sekolah dan berbagai sarana prasarana, peralatan dan atau fasilitas yang dimiliki. Cara menggunakan setiap laboratorium dan petunjuk teknisnya juga harus disampaikan kepada peserta didik baru. Begitu juga potensi-potensi bahaya dari beberapa

(14)

peralatan yang ada dan resiko-resiko yang mungkin terjadi harus diketahui oleh peserta didik baru.

2. 5 Problematika Senioritas pada masa Orientasi Peserta Didik

Pengertian senioritas dalam kamus KBBI merupakan seseorang yang memiliki tingkatan lebih tinggi dalam pengalaman, pangkat, serta usia. Di dalam kehidupan manusia, senioritas merupakan sesuatu hal yang wajar. Hal itu di karenakan dalam setiap kehidupan manusia ada berbagai tingkatan-tingkatan.

Senioritas dalam arti yang sebenarnya tidak membawa unsur kekerasan di dalamnya. Namun karena terdapat pemahaman yang salah dan terus di lestarikan akhirnya membuat pemahaman akan senioritas berubah arti menjadi senioritas yang identik dengan kekerasan.

[ CITATION Mai21 \l 1057 ] Seperti kasus ospek yang dipaksa meminum air ludah yang terjadi di universitas Khairun Ternate, Mahasiswa IPDN di Maluku Utara yang meninggal saat Ospek karena di siksa oleh senior, taruna yang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta yang meninggal dikarenakan disiksa oleh seniornya, juga kedua seperti kasus yang terbaru pada masa ospek tahun 2020 di Universitas Negeri Surabaya beberapa mahasiswa senior Unesa di salah satu Fakultas Ilmu Pendidikan yang membentak beberapa mahasiswa baru ketika pada pelaksanaan pkkmb online. Pihak kampus juga sangat menyayangkan atas kejadian tersebut, serta beberapa pimpinan kemahasiswaan melakukan beberapa penanganan evaluasi dan bimbigan terhadap pihak yang bersangkutan secara kekeluargaan. [CITATION Est20 \l 1057 ]

Kronologi Mahasiswa Senior Unesa Bentak-bentak Maba Saat Ospek (detik.com) [CITATION End19 \l 1057 ] mengatakan bahwa dampak yang akan ditimbulkan oleh kekerasan atau bulliying yang terjadi di tingkatan lingkup pendidkan akan membuat peserta didik lainnya yang melihat tindakan tersebut beranggapan bahwa kekerasan atau bullying merupakan sesuatu yang dianggap wajar dilakukan, tidak hanya itu sebagian peserta didik akan tergabung dalam

(15)

kelompok yang melakukan tindak kekerasan kepada peserta didik lainnya dengan maksud agar tidak menjadi korban kekerasan serta sebagian remaja hanya akan diam dan tidak peduli dengan kekerasan yang terjadi di sekitarnya.

(16)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pelaksanaan program orientasi peserta didik bertujuan untuk memperkenalkan peserta didik baru dengan lingkungan sekolah, baik secara fisik maupun sosial, serta memfasilitasi penanaman konsep pengenalan diri dengan berbagai kegiatan. Semakin tinggi jenjang suatu lembaga pendidikan maka semakin tinggi pula tuntutan yang dibebankan kepada peserta didiknya. Tujuan dari orientasi peserta didik, meningkatkan keterlibatan peserta didik, pembentukan karakter, dan pemahaman terhadap lingkungan sekolah. Namun, terdapat pula problematika terkait senioritas yang dapat muncul dalam pelaksanaan orientasi peserta didik, jika tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan dampak negatif bullying atau perpeloncoan terhadap peserta didik lainnya. Oleh karena itu, pelaksanaan orientasi peserta didik perlu diatur dengan baik dan disertai dengan pemahaman yang mendalam serta penanganan untuk meminimalisir hal tersebut dengan menjadikan organisasi sekolah ataupun institusi tinggi sebagai panitia atau pengawas.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini, kami berharap dapat memberikan beberapa informasi mengenai apa itu orientasi peserta didik dan problematikannya. Dan dapat memotivasi pembaca dan sebagai referensi untuk meningkatkan pemahaman akan pengenalan orientasi peserta didik, terutama pada awal masuk prasekolah dengan memperkenalkan pada mereka lingkungan sekolah yang baru.

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Didik, A. P. O. P. Bab III “Pengaturan Orientasi, Kehadiran dan Kedisiplinan Peserta Didik. Manajemen Kesiswaan (Peserta Didik)” Makalah, 72.

https://www.academia.edu/download/33051371/Manajemen_Kesiswaan__

Peserta_Didik_.pdf

Liyanti, Sovi. “Implementasi Manajemen Peserta Didik.” 2021.

Maisandra Helena Lohy, Farid Pribadi. “Kekerasan dalam Senioritas di Lingkungan Pendidikan.” Jurnal Ilmiah Dinamika Sosial, 2021: 165-167.

Okniel Zebua, E. Handayani Tyas. “Evaluasi Pelaksanaan Program Masa Orientasi Peserta Didik.” 2017: Vol 6, Issue 1.

Prayoga, Risdiyanto. “Peranan Kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD) dalam Menyiapkan Peserta Didik Baru di SMA Negeri 1 Seputih Banyak.”

Skripsi, 2016: 2.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2014 Pasal 2 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 18 Tahun 2016 Tentang

"Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru"

Retnoningsih, Endang. “Perilaku Menyimpang Bullying di Kalangan Siswa.”

2019. https://doi.org/10.31227/osf.io/4aux9.

Rifa'i, Muhammad. “Manajemen Peserta Didik (Pengelolaan Peserta Didik Untuk Efektivitas Pembelajaran) .” Medan: CV. Widya Puspita, 2018.

Risdiyanto Prayoga, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi. “Peranan Kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Dalam Menyiapkan Peserta Didik Baru”.

Umam, Muhamad Khoirul. “Peningkatan Mutu Pendidikan Melalui Manajemen Peserta Didik.” Jurnal Al Hikmah, 2018: 65.

(19)

Widiyana, Esti. detiknews. 15 September 2020. https://news.detik.com/berita- jawa-timur/d-5173716/kronologi-mahasiswa-senior-unesa-bentak-bentak- maba-saat-ospek (diakses Februari 24, 2024).

BAB I

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan menteri ini mencabut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak,

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,

Pertama : Membentuk Panitia Kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) SMP Negeri 2 Toroh Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran : 2015/2016 seperti yang

Prinsip-prinsip manajemen peserta didik adalah manajemen peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan manajemen sekolah, segala bentuk kegiatan manajemen

Masa remaja merupakan masa mencari jati diri, dan berusaha melepaskan diri dari lingkungan orang tua untuk menemukan jati dirinya maka masa remaja menjadi suatu periode penting dalam

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak - kanak , Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Fungsi Pengelolaan Peserta Didik Menurut Tim Dosen 2014:206, Fungsi manajemen peseta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik

Dengan sistem pencatatan yang efisien, keterlibatan orang tua, dan pelatihan bagi guru dan staf sekolah, manfaat dari catatan kehadiran dan ketidakhadiran dapat dimaksimalkan untuk