• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Pendidikan Karakter: Pengantar Ilmu Kependidikan

N/A
N/A
RISKY OPTIK

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Pendidikan Karakter: Pengantar Ilmu Kependidikan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN KARAKTER

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan yang diampu oleh :

Ibu Dra. Djum Djum Noor Benty, M.Pd.

Bapak Hasan Argadinata , S.Pd., M.Pd., MCE., CRA.

Disusun Oleh :

Muhammad Ashar Farhandika Putra Farial NIM 240533615493 Fadilla Rifka Nur Alfiah NIM 240231601294 Nafisah Argani Ignacia NIM 240221610032

Risky Ahmad Cahyanto NIM 240242608251

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA

FEBRUARI 2025

(2)

i

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi tauladan terbaik bagi umat manusia.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi pembelajaran mata kuliah Pengantar Ilmu Kependidikan di Universitas Negeri Malang.Makalah ini telah dibuat dengan semaksimal mungkin oleh penulis dan pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini juga bertujuan untuk memberitahukan pembaca tentang Pendidikan Karakter.

Namun, terlepas dari itu semua penulis menyadari masih terdapat kesalahan dalam

pembuatan makalah ini. Untuk itu dengan sangat terbuka penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Malang, 18 februari 2025.

Penyusun

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….…i

DAFTAR ISI………...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……….…1

1.2 Rumusan Masalah……….…...2

1.3 Tujuan Penulisan……….….2

1.4 Manfaat Penulisan………...3

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter……….4

2.2 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ……….………5

2.3 Prinsip Prinsip Pendidikan Karakter………...5

2.4 Sumber Pendidikan Karakter………...6

2.5 Nilai-Nilai Pembentuk Pendidikan Karakter………...7

2.6 Proses Pendidikan Karakter………...10

2.7 Strategi Implementasi Pendidikan Karakter………..12

2.8 Media Pendidikan Karakter………...…....13

2.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter………14

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan………..………..15

DAFTAR RUJUKAN……….…….16

(4)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan karakter adalah salah satu aspek penting dalam sistem pendidikan di Indonesia. Dengan kemajuan zaman dan meningkatnya

kompleksitas tantangan kehidupan, pendidikan karakter menjadi semakin penting untuk membentuk generasi yang tidak hanya pintar secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas, moralitas, dan sikap positif dalam bergaul dengan orang lain.

Pendidikan karakter diharapkan mampu memberikan peserta didik nilai-nilai mulia yang akan membantu mereka dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

Saat ini, sistem pendidikan di Indonesia lebih condong kepada penguasaan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi sering kali mengesampingkan

pengembangan karakter individu. Akibatnya, telah timbul berbagai isu sosial, seperti rendahnya etika, moral, dan empati di kalangan masyarakat. Maka dari itu, pendidikan karakter harus ditanamkan sejak awal dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, supaya para peserta didik bisa berkembang menjadi individu yang bertanggung jawab, jujur, peduli, serta mencintai tanah air.

Dalam hal ini, pendidikan karakter bukanlah sesuatu yang terpisah dari pendidikan akademik, tetapi harus diintegrasikan ke dalam semua aspek pembelajaran. Tujuannya adalah untuk membentuk sikap dan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai baik, seperti kejujuran, disiplin, kolaborasi, dan penghormatan terhadap perbedaan. Oleh karena itu, pendidikan karakter

diharapkan mampu menghasilkan individu yang tidak hanya pandai, tetapi juga berakhlak baik, yang pada akhirnya akan menyumbang secara positif terhadap pembangunan bangsa dan negara.

Menyadari signifikansi pendidikan karakter, tulisan ini akan menguraikan gagasan, sasaran, dan penerapan pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia. Dengan harapan, melalui pembahasan ini, bisa ditemukan strategi- strategi yang lebih efisien untuk memperbaiki kualitas pendidikan karakter di

(5)

2

Indonesia, sehingga mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang berintegritas dan bermoral tinggi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari karakter dan pendidikan karakter?

2. Apa saja tujuan dan fungsi pendidikan karakter?

3. Apa saja prinsip-prinsip pendidikan karakter?

4. Apa saja sumber pendidikan karakter?

5. Apa saja nilai-nilai pembentuk pendidikan karakter?

6. Bagaimana proses pembentukan karakter?

7. Strategi apa saja untuk mengimplementasikan pendidikan karakter?

8. Apa saja media untuk pendidikan karakter?

9. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari karakter dan pendidikan karakter 2. Untuk mengetahui saja tujuan dan fungsi pendidikan karakter 3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendidikan karakter

4. Untuk mengetahui sumber pendidikan karakter

5. Untuk mengatahui nilai-nilai pembentuk pendidikan karakter 6. Untuk mengatahui bagaimana proses pembentukan karakter 7. Untuk mengatahui strategi apa saja untuk mengeimplementasikan

pendidikan karakter

8. Untuk mengatahui media untuk pendidikan karakter

9. Untuk mengatahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter

(6)

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah ini tentang materi pendidikan karakter memiliki berbagai manfaat yang sangat penting bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah untuk meningkatkan pemahaman mengenai peran pendidikan karakter dalam membentuk kepribadian dan moralitas siswa. Melalui makalah ini, penulis dapat menganalisis

pentingnya pendidikan karakter sebagai bagian dari upaya mendidik generasi penerus bangsa yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki nilai-nilai etika dan moral yang baik. Selain itu, makalah ini juga memberikan wawasan mengenai tantangan yang dihadapi oleh

pendidik dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah, seperti keterbatasan sumber daya, perbedaan budaya, serta pengaruh negatif lingkungan luar sekolah.

Penulisan makalah ini dapat berfungsi sebagai bahan evaluasi untuk menilai efektivitas program pendidikan karakter yang sudah ada, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan dalam sistem pendidikan yang lebih responsif terhadap kebutuhan moral dan sosial siswa. Di samping itu, makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum pendidikan yang lebih tepat sasaran dan

berfokus pada penanaman nilai-nilai karakter yang relevan dengan kondisi zaman. Selain itu, melalui penulisan makalah, diharapkan dapat

meningkatkan kesadaran guru, orang tua, dan masyarakat tentang pentingnya kolaborasi dalam mendukung pendidikan karakter, karena pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab sekolah, tetapi juga orang tua dan masyarakat sekitar. Dengan adanya kesadaran ini,

diharapkan tercipta sinergi yang dapat mendorong terwujudnya siswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, seperti jujur, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab yang akan membentuk generasi yang lebih baik untuk masa depan bangsa.

(7)

4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter 1) Pengertian Karakter

Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin

character, yang berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian, dan akhlak. Sedangkan secara terminologi karakter diartikan sebagai sifat manusia secara pada umumnya yang bergantung pada fakor kehidupannya sendiri.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai pengertian karakter diantara yaitu: Fitri menyatakan bahwa “karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata karma, budaya, dan adat istiadat”.

Kemudian Samani juga berpendapat bahwa “karakter adalah cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup, dan bekerja sama baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”.

Jadi dari pendapat-pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa karakter adalah nilai-nilai dan perilaku manusia yang khas atau yang melekat pada diri seseorang yang medasari cara pandang, berpikir, dan berperilaku dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat.

2) Pengertian Pendidikan Karakter

Menurut pendapat Fadlillah pendidikan karakter adalah “suatu bentuk pengarahan dan bimbingan supaya seseorang mempunyai tingkah laku yang baik sesuai dengan nilai-nilai moralitas, dan

keberagaman” . Sedangkan Kurniawan menjelaskan bahwa “pendidikan karakter adalah usaha sadar dan terencana untuk membentuk watak atau

(8)

kepribadian sesorang berdasarkan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan lingkungan keluarga”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha atau bimbingan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar manusia berperilaku sesuai dengan norma-norma dan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat maupun dilingkungan keluarga.

2.2 Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter

Sesuai dengan fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya di jiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan pancasila.

2.3 Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter akan terlaksana dengan lancar, jika guru dalam pelaksanaannya memperhatikan beberapa prinsip pendidikan karakter.

Kemendiknas memberikan rekomendasi 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakteryang dikutip oleh Hamdani Hamid & Beni Ahmad yaitu Character Education Quality Standards. Berikut adalah 11 prinsip tersebut :

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter.

(9)

6

2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku.

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proaktif dan efektif untuk membangun karakter.

4) Menciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian.

5) Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan perilaku yang baik.

6) Memiliki cakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua peserta didik, membangun karakter dan membantu mereka untuk sukses.

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri pada para peserta didik.

8) Menfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama.

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.

10) Menfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter.

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru karakter dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan peserta didik.

2.4 Sumber Pendidikan Karakater

Keluarga adalah sumber pendidikan karakter bagi anak, keluarga memegang peranan yang sangat penting dalam berlangsungnya proses

pendidikan dan pembentukan perilaku anak yang sesuai dengan nilai karakter yang ada di dalam masyarakat. Pendidikan keluarga, khususnya pendidikan anak tentunya membutuhkan peran orang tua yang sangat besar. Anak yang umumnya berusia antara 0 sampai 12 tahun sangat membutuhkan arahan, bimbingan dan tuntunan dari orang tua dalam menumbuhkan dan

mengembangkan suatu dasar kepribadian yang seimbang, utuh dan selaras nilai-nilai kehidupan, sehingga anak tidak hanya mengetahui nilai karakter

(10)

dalam masyarakat, tetapi juga mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peranan pendidikan keluarga adalah agar anak-anak memiliki bekal dalam mempersiapkan perkembangannya kelak dalam kehidupan dengan

masyarakat. Sebab, pada dasarnya manusia mempunyai keinginan untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi sesuai dengan nilai karakter yang tumbuh bersama masyarakat. Implikasi nyata dalam kehidupan bahwa

keberhasilan pendidikan karakter bukan terletak pendidikan di sekolah saja, namun yang lebih utama adalah terletak pada proses pendidikan dalam keluarga, karena anak lebih mempunyai banyak waktu berinteraksi dengan orang tua dibanding dengan guru di sekolah.

2.5 Nilai-Nilai Pembentuk Pendidikan Karakter

Ada 18 (delapan belas) nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan karakter bangsa yang dibuat oleh kemendiknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya (Risna .A dan Siti .N,

2011:1). Ada 18 (delapan belas) nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Kementerian Pendidikan Nasional (2013), yaitu :

1) Religius.

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Jujur.

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3) Toleransi.

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4) Disiplin.

(11)

8

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5) Kerja Keras.

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.Jadi dengan peirlaku tertib ini dapat membangun karakter siswa dalam kehidupan nyata.

6) Kreatif.

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7) Mandiri.

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis.

Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa Ingin Tahu.

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan di dengar.

10) Semangat Kebangsaan.

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11) Cinta Tanah Air.

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

12) Menghargai Prestasi.

(12)

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13) Bersahabat/Komunikatif.

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

14) Cinta Damai.

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

15) Gemar Membaca.

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16) Peduli Lingkungan.

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki. Hal ini sangat penting mengingat bahwa siswa seringkali berinteraksi dengan masyarakat sekitar.

17) Peduli Sosial.

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung Jawab.

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

18 nilai-nilai karakter diatas dapat menjadi fokus bagi guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada setiap mata pelajaran yang ada di sekolah. Setiap nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan kepada siswa, ada indikasi-indikasi yang harus diperhatikan, seperti contoh sikap peduli social,

(13)

10

indiaksinya siswa dengan kesadaran sendiri membantuk temannya ketika mengalami permasalahan.

2.6 Proses Pendidikan Karakter

Langkah-Langkah Proses Pembentukan Karakter; Gawoh, D.(2020) (Santoso, 2020) mengemukakan bahwa proses pembentukan character building terjadi pada setiap orang dan ada 3 prosesnya, yaitu:

Pertama, Proses Natural, pada proses ini terjadi di masa anak-anak dimana nilai yang ditanamkan kepada anak itu sangat ditentukan oleh faktor-faktor eksternal, faktor eksternal di sini adalah faktor-faktor

manusia di luar dirinya seperti orang tua, keluarga, lingkungan teman, dan sebagainya. ini yang akan sangat menentukan bagaimana seorang anak dibentuk, dan prosesnya adalah melalui directing. Jadi anak akan

diarahkan langsung melalui pembentukan kebiasaannya, ini dibentuk oleh dunia luar bukan anak itu sendiri yang melakukannya, kemudian adalah missing pemodelan jadi mereka akan meniru orang lain, mencontoh orang lain, meneladani orang lain, kemudian melalui proses reward dan

punishment yang termasuk proses dari pembiasaan tadi, dan yang terakhir adalah indoctrination atau penanaman ide atau nilai dengan pemaksaan atau melakukan penekanan.

Kedua, Tekstur adalah konsisten atau tahap berkesadaran confuse, ini berartinya mereka sudah memiliki kesadaran berbeda dengan tahap pertama di mana anak-anak itu masih sangat ditentukan oleh dunia luar bukan atas kesadarannya sendiri. tahap kedua ini terjadi di masa

adolesensi atau di masa remaja jadi setelah anak-anak melewati masa anak-anak, mereka akan memasuki masa yang disebut adalah sense dimana pada umumnya remaja itu mengalami pencarian nilai untuk dirinya secara aktif pada masa ini dan proses resiprokal pada masa anak- anak itu adalah penanaman atau penekanan. Sedangkan pada tahap ini anak menjadi pasif maka pada proses ini adalah proses dialogis atau proses dua arah dan di sini seorang anak remaja sudah mempunyai kesempatan untuk memilih bentuk-bentuk kepribadian seperti apa yang akan diadopsi

(14)

atau adaptasi untuk menjadi kepribadiannya. Kemudian pada masa ini faktor-faktor eksternalnya adalah orang tua, teman sekolah, lingkungan, dan lain-lain. yang membawa paham untuk orang tersebut ini akan menjadi penguat saja. Maka bukan faktor utama seperti yang terjadi pada tahap pertama, pada tahap anak-anak tadi adalah faktor eksternal. Pada tahapan ini merupakan tahap penguat saja yang sekali lagi ini dikarenakan seseorang sudah mampu untuk memilih Bentuk kepribadian yang akan ditanamkan ke dalam dirinya kemudian disini juga ciri-cirinya adalah nego sebel artinya terjadi tawar-menawar atau negosiasi untuk karakter itu akan masuk dari 0 atau sampai menjadi karakter utama.

Ketiga, Internal control pada tahap ketiga ini sudah semakin dewasa pada fase ini sudah terjadi setiap determination Fighter artinya penentuan faktor diri itu sudah terkontrol sudah dapat menentukan orang, menentukan faktor-faktor apa yang akan take control atau yang akan masuk atau yang akan ditolak dari luar jadi sangat ditentukan oleh self determination atau kepribadiannya. Yang terjadi pada masa dewasa ini terjadi secara serius dan independen secara sadar. berbeda di mana anakanak hanya di doktrinasi atau ditanamkan secara aktif. Pada anak status 3 ini ada masa dimana seseorang itu bisa dengan sadar menanamkan atau secara bebas menanamkan atau menolak apa yang akan membentuk kepribadian dan apa yang terekspos atau terpapar ke dalam dirinya

Kemudian pada fase ini juga terjadi pembentukan visi hidup. Maka setelah masa remaja tadi seseorang itu menerima banyak sekali masukan yang kemudian akan diambil maka pada fase ketiga ini terjadi pembentukan visi hidup dari seseorang . Dan pada fase ini juga terjadi penguatan-penguatan tanggung jawab, baik itu tanggung jawab kepada Tuhan maupun tanggung jawab kepada lingkungan eksternal dalam dirinya Seperti orang tua, keluarga, masyarakat, dan sebagainya. yang menjadi ciri utama adalah faktor-faktor eksternal tadi sudah tidak lagi sedomInan fase pertama atau fase kedua di sini faktor eksternal itu justru tidak dominan hanya sebagai pertimbangan-pertimbangan saja yang akan membentuk dalam proses pembentukan karakter seseorang.

(15)

12

Fase tersebut baik selanjutnya, yang perlu kita perhatikan adalah prosesnya seperti apa dari tahap pertama, kedua, dan ketiga. Yang terjadi pada diri seseorang apa yang bisa kita pelajari karena kita mempunyai keperluan untuk membentuk kepribadian kita atau mungkin membentuk ulang kepribadian kita. maka kita harus memperhatikan proses-proses berikut yang pertama, proses pembentukan karakter itu diawali dengan absorbing value atau menyerap nilai-nilai ini bisa berupa norma-norma aturan agama, atau aturan-aturan dari masyarakat ideologi. Proses pendidikan ataupun juga proses interpretasi atau penalaran logika secara personal tadi diawali dengan proses menyerap nilai-nilai yang terdalam diri kita kemudian diketahui bahwa proses penyerapan ini terjadi secara aktif yaitu melalui sikap determination, artinya orang tersebut yang memutuskan ini terjadi, terutama pada orang dewasa dimulai dari fase yang kedua fase remaja pada masa anak-anak ini terjadi secara pasif dimana seorang anak itu dibentuk atau di doktrinasi tentang poin-poin atau sikap mental. dan anak secara pasif akan menerima dan biasanya proses penyerapan ini pada anak-anak akan terjadi sampai usia 7 tahun atau pada literatur lain sampai 10 tahun. Artinya kita harus sangat berhati-hati

menanamkan nilai-nilai atau memberikan contoh-contoh kepada anak pada usia 7 tahun dan 10 tahun maksimal, karena disana akan terjadi proses pasif di mana anak-anak belum bisa membedakan secara baik mana yang benar-benar baik atau mana yang sebetulnya tidak baik untuk

kehidupannya.

2.7 Strategi Implementasi Pendidikan Karakter

Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan berbagai strategi pengintegrasian, strategi yang dapat dilakukan adalah pengintegrasian dalam kehidupan sehari-hari dengan memberikan keteladanan atau contoh, kegiatan spontan, teguran, pengondisian lingkungan, dan pengintegrasian dalam kegiatan yang diprogramkan dengan membuat perencanaan atas nilai-nilai yang akan diintegrasikan dalam nilai-nilai yang akan diintegrasikan dalam kegiataan tertentu Masnur Muslich, (2011). Dapat disimpulkan bahwa strategi pendidikan karakter menurut Masnur Muslich merupakan penggabungan

(16)

antara perencaan dengan program yang telah dibuat berdasarkan nilai-nilai karakter yang kemudian dilakukan setiap hari melalui kegiatan secara langsung. Agar pendidikan karakter pada anak berhasil, maka pendidik maupun orang tua harus memilih strategi yang tepat pula, (Agus Wibowo, 2012). Pendidikan karakter diimplementasikan dengan menginternalisasikan nilai-nilai karakter melalui kegiatan pembelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, dan kegiatanpembiasaan. Adapun tujuh strategi yang dapat dilakukan dalam implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan pembalajaran yaitu (Muhammad Najib dkk, 2016):

a) Sasaran dan target yang akan dicapai harus jelas dan kongkrit

b) Pendidikan karakter akan lebih efektif dan efisien jika dikerjakan tidak hanya untuk sekolah, melainkan harus ada kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.

c) Menyadarkan pada semua guru akan peran penting dan tanggungjawab dalam keberhasilan melaksanakan dan mencapai tujuan pendidikan karakter peserta didik.

d) Kasadaran guru akan perlunya hidden curriculum dan merupakan instrument yang amat penting dalam mengembangkan karakter peserta didik.

e) Dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menekankan pada daya kritis dan kreatif peserta didik, kemampuan kerjasama dan ketrampilan mengambil keputusan.

f) Kultur sekolah harus dimanfaatkan dalam pengembangan karakter peserta didik.

g) Orang tua peserta didik juga memonitor dan mengontrol perilaku sehari- hari peserta didik di lingkungan keluarga dan masyarakat.

2.8 Media Pendidikan Karakter

Media pendidikan karakter adalah alat, metode, atau sarana yang

digunakan untuk menyampaikan dan menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik secara efektif. Media ini berfungsi memperkuat pemahaman, pengalaman, dan penghayatan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, dan toleransi.Berikut adalah jenis-jenis media pendidikan karakter :

(17)

14

a) Media Cetak.

Media cetak adalah sarana pendidikan karakter yang menggunakan bahan-bahan tertulis atau bergambar dalam bentuk fisik (kertas). Media ini menyampaikan pesan moral melalui bacaan atau visual statis,

sehingga dapat membantu siswa memahami dan merenungkan nilai-nilai karakter. Contoh: buku, puisi, komik, majalah.

b) Media Digital.

Media digital adalah sarana berbasis teknologi informasi yang digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan karakter secara interaktif, visual, dan mudah diakses melalui perangkat elektronik seperti

komputer, tablet, atau smartphone. Contoh: aplikasi pembelajaran, video edukatif (YouTube/Animasi Digital),game edukatif.

c) Media Lingkungan Sekolah.

Media lingkungan sekolah adalah segala elemen yang ada di dalam lingkungan sekolah yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran dan pengembangan karakter siswa. Lingkungan ini mencakup budaya sekolah, interaksi antara guru dan siswa, fasilitas fisik, serta aktivitas yang berlangsung di sekolah. Contoh : keteledanan guru, budaya sekolah, interaksi sosial.

2.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pendidikan Karakter Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam proses pendidikan karakter. Menurut Zubaedi (2013: 178), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan karakter tersebut adalah :

a) Insting/naluri yang memotivasi untuk berbuat sesuatu.

b) Adat/kebiasaan yang ada pada diri maupun pada lingkungan yang ditinggali.

c) Hereditas/keturunan yang mempengaruhi sifat bawaan anak.

d) Lingkungan yang meliputi orang-orang yang berada di dalamnya, suasana, maupun kondisi lingkungan itu sendiri.

(18)

15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pendidikan karakter memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik. Melalui pendidikan karakter, generasi muda diajarkan untuk menginternalisasi nilai-nilai moral dan etika, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, rasa hormat, dan empati, yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Implementasi pendidikan karakter harus dilakukan secara holistik, melibatkan peran keluarga, sekolah, dan masyarakat agar nilai-nilai tersebut dapat dibiasakan.

Pendidikan karakter bukanlah proses yang instan. Proses ini membutuhkan waktu, keteladanan, dan konsistensi dari orang tua, pendidik, dan lingkungan.

Melalui pembiasaan dan contoh yang baik, nilai-nilai karakter dapat ditanamkan dan diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, baik di rumah maupun di masyarakat. Selain itu, karakter pendidikan juga perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman dan tantangan global, sehingga generasi muda dapat hidup harmonis di tengah keberagaman dan perubahan.

Secara keseluruhan, karakter pendidikan sangat penting untuk

menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, penuh empati, dan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan

penerapan pendidikan karakter yang baik, diharapkan individu yang terbentuk dapat menjadi agen perubahan yang membawa kebaikan.

(19)

16

DAFTAR RUJUKAN

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Kementerian Pendidikan Nasional

Andersen, Louise 2006, Post-Conflict Security Sector Reform and the Challenge of Ownership – The Case of Liberia, DIIS Brief, Copenhagen:

Danish Institute for International Studies.

Fitri, Agus Zaenul. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah,Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Dwi,K, Sigit.2007.Pentingnya Pendidikan Moral bagi anak Sekolah Dasar.Dinamika Pendidikan

Johari, e.2021. Pembentukan Karakter Anak Sejak Usia Dini. lpmp aceh , kemdikbud.

Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, 97. Sutarjo Adi Susilo J.R., Pembelajaran Nilai Karakter .Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012. 79–81.

Gawoh, D.2020. pendidikan karakter. character building, 2020 oktober

05.youtube https://youtu.be/c0vI-3PQSnA?si=SA7izznoAGlzb2P3 diakses pada tanggal 6 Mei 2025.

Lie, Tan Giok, 2007. Pendidikan Dini: Pembentukan Karakter Individu: STT INTI.

Muhammad Najib. 2016. Manajemen Strategi Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini.Yogyakarta : Gava Media

Rosidatun, 2018. Model Implementasi Pendidikan Karakter.Gresik: Caremedia Zubaedi.2013. Desain pendidikan karakter: konsepsi dan aplikasinya dalam

lembaga pendidikan edisi pertama. Jakarta: Kencana. ommunication.

(20)

Hariyanto, Muchlas Samani. 2012. Konsep dan Modal Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fadlillah, M. 2013. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Yogyakarta: Ar- Ruzz.

Arismantoro. 2008. Tinjauan Berbagai Aspek Character Building (Bagaimana Mendidik Anak Berkarakter). Yogyakarta: Tiara Wacana.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua Dan Anak Dalam Keluarga. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara. Sukiman.

Daniel N. 2007. Implementasi Pendidikan Karakter . Salemba Jaya. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah Ilmu Pendidikan membahas prinsip-prinsip dasar kependidikan dan konsep dasar Ilmu Pendidikan serta penerapannya dalam praksis pendidikan yang meliputi

Mata kuliah pengantar ilmu ekonomi merupakan pengetahuan dasar yang perlu dipahami oleh mahasiswa Ilmu hubungan internasional sebelum mempelajari mata kuliah wajib dan pilihan

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum Dosen pengampu:.. Dadang

Mata kuliah pengantar ilmu hukum ini akan membahas tentang pengetahuan tentang teori-teori dasar hukum, aliran-aliran pemikiran hukum dengan berbagai dinamikanya,

Soal Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Pengantar Ilmu

Makalah ini membahas tentang korupsi sebagai tugas mata kuliah Anti

Makalah ini membahas tentang hukum jual beli dalam perspektif fiqih, disusun sebagai tugas mata kuliah Fiqih di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah