• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN MASYARAKAT “JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA”

N/A
N/A
rainsa nurul huda

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN MASYARAKAT “JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA”"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN MASYARAKAT

“Jalur Pendidikan Di Indonesia”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Masyarakat

Dosen Pengampu:

Dra. Wirdatul Aini, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:

Negsa Martoni 22022030

Wafa Ashaabulmaymanah 20022180

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah yang berjudul “JALUR PENDIDIKAN DI INDONESIA” ini membahas mengenai pengertian dan pembahasan dari masing-masing topik yang dibahas.

Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai referensi buku dan website, dan kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan.

Padang, 1 Oktober 2023

Kelompok 5

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTRA ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

A. Pendidikan Informal ... 3

B. Pendidikan Formal... 4

C. Pendidikan Nonformal ... 7

BAB III PENUTUP ... 12

A. Kesimpulan ... 12

B. Saran ... 12

DAFTRA PUSTAKA ... 13

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untukmemiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat dan Negara menurut Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1.

Sistem pendidikan terbagi menjadi tiga jalur, yaitu pendidikan formal, pendidikannonformal, dan pendidikan informal. Perbedaan dari ketiga pendidikan tersebutmenurut Coombs 1973 dalam Sudjana (2000:22-23) yaitu :

1. Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, brtingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan setarafdengannya.

2. Pendidikan nonformal adalah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luarsistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untukmelayani peserta didik dalam mencapai tujuan belajarnya.

3. Pendidikan informal adalah proses berlangsung sepanjang usia sehingga setiaporang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumberdari pengalaman hidup sehari-hari , pengaruh lingkungan termasuk didalamnyaadalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetangga, lingkungan pekerjaan dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.

Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan formalterdiri atas pendidikan dasar (SD, SMP), menengah (SMA) dan pendidikan tinggi.Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anakusia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikankeaksaraan, serta pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

(5)

2

Sedangkan pendidikan formal adalah pendidikan didalam keluarga dan lingkunganmerupakan pendidikan pertama kali yang didapat sejak lahir.Pola asuh keluarga sangat mempengaruhi anak, jika sejak kecil anak diajarkantentang pendidikan dini yang baik, maka anak akan mengikuti perkembangan hinggadewasa pula dengan baik, dan sebaliknya jika anak diberi pendidikan dini yang salahmaka anak akan mengikuti perkembangan hingga dewasa. Dari hal ini kerjasamakeluarga sangat mempengaruh perkembangan anak.

B. Rumusan Masalah

1. Deskripsi Pendidikan Informal 2. Deskripsi Pendidikan Formal 3. Deskripsi Pendidikan Nonformal

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu pendidikan informal 2. Mengetahui apa itu pendidikan formal 3. Mengetahui apa itu pendidikan nonformal

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN A. Pendidikan Informal

1. Pengertian Pendidikan Informal

Pendidikan Informal menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Sementara menurut Axin (1976) (Soedomo,1989) , pendidikan informal adalah pendidika dimana warga belajar tidak sengaja belajar dan pembelajar tidak sengaja untuk membantu warga belajar.

Pendidikan informal adalah merupakan suatu proses yang sesungguhnya terjadi seumur hidup yang karenanya tiap-tiap individu memperoleh sikap, nilai, keterampilan dan pengetahuan dari pengalaman sehari-hari dan pengaruh lingkungannya dari famili atau keluarga dan tetangga, dari pekerjaan dan permainan, dari pasar, perpustakaan dan media massa. Pelaksanaan pendidikan informal terdapat dalam suatu keluarga. Proses pelaksanaannya berlangsung sejak seseorang itu dilahirkan. Dengan demikian kehadiran orang tua dalam keluarga sangat penting sekali, karena ketika anak lahir dan dalam sepanjang kehidupannya selalu membutuhkan bimbingan dan pengerahan.

Adapun ciri-ciri pendidikan informal seperti yang diungkapkan oleh Faisal (1981)antar lain sama sekali tidak terorganisasi, tidak berjenjang kronologis, tidak ada ijazah, tidak diadakan dengan maksud menyelenggarakan pendidikan, lebih merupakan hasil pengalaman belajar individual-mandiri.Contoh: pendidikan sebagai akibat dari fungsi keluarga, media massa, acara keagamaan, pertunjukan seni, hiburan, kampanye, partisipasi dalam organisasi, dan lain-lain.

2. Fungsi Pendidikan Informal

a. Mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional.

b. Pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

(7)

4 3. Jenis Pendidikan Informal

a. Agama b. Budi Pekerti c. Etika

d. Sopan Santun e. Moral

f. Sosialisasi

B. Pendidikan Formal

1. Pengertian Pendidikan Formal

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang melibatkan institusi seperti sekolah dan perguruan tinggi. Pendidikan formal diperoleh melalui proses pembelajaran yang sistematis, teratur, dan mengikuti kurikulum yang telah ditetapkan. Pendidikan formal merupakan salah satu jalur pendidikan yang penting dalam sistem pendidikan nasional. Meskipun ada juga jalur pendidikan non-formal dan informal, pendidikan formal memiliki peran khusus dalam memberikan pendidikan yang terstruktur dan mendalam kepada siswa.

2. Tujuan Pendidikan Formal

Tujuan diselenggarakannya pendidikan formal adalah sebagai berikut: membantu lingkungan keluarga untuk mendidik dan mengajar, memperbaiki, memperluas pengetahuan, dan tingkah laku peserta didik yang dibawa dari keluarga serta membantu pengembangan bakat.

Sebagaimana yang tertera dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 13 Ayat 1 dijelaskan bahwa jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling memperkaya dan melengkapi. Dari UU di atas kita tahu antara tiga jalur pendidikan tersebut saling berkaitan dan berfungsi untuk saling melengkapi. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang memiliki kurikulum dan perencanaan yang sistematis memiliki beberapa fungsi, antara lain.

(8)

5

a. Membantu lingkungan keluarga dalam mendidik dan mengajar tingkah laku anak sebagai peserta didik, memperbaiki dan memperluas pengetahuan yang mereka miliki, dan juga megembangkan bakat mereka.

b. Mengembangkan kepribadian peserta didik melalui kurikulum yang ada, antara lain;

c. Peserta didik dapat bergaul dengan lingkungan sekolah (guru, karyawan, teman) dan juga dengan masyarakat sekitar.

d. Membiasakan peserta didik untuk taat kepada peraturan dan kedisiplinan.

e. Mempersiapkan peserta didik untuk terjun di masyarakat sesuai dengan norma- narma yang berlaku.

 Sedangkan tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal adalah:

a. Sebagai tempat sumber ilmu pengetahuan b. Tempat untuk mencerdaskan bangsa

c. Tempat untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan sebagai bekal hidup di masyarakat.

3. Karakteristik Pendidikan Formal

Pendidikan formal memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan pendidikan non formal dan informal. Berikut karakteristik pendidikan formal yang perlu Anda ketahui:

a. Ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi untuk menjadi peserta didik b. Memiliki kurikulum yang jelas

c. Materi yang diajarkan bersifat akademis

d. Proses pendidikannya memakan waktu cukup lama

e. Peserta didik harus melewati ujian di setiap jenjang pendidikan f. Pendidikannya diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta g. Tenaga pengajarnya harus memiliki kualifikasi tertentu h. Diselenggarakan dengan administrasi yang seragam

i. Ijazah sangat diperlukan untuk melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya.

(9)

6 4. Contoh Pendidikan Formal

Berikut adalah beberapa contoh pendidikan formal beserta penjelasannya:

a. Taman Kanak-Kanak (TK)

Taman Kanak-Kanak adalah jenjang pendidikan formal untuk anak usia dini sebelum memasuki pendidikan dasar. Di TK, anak-anak diajarkan berbagai keterampilan sosial, motorik, dan kognitif melalui bermain dan kegiatan yang menyenangkan.

b. Sekolah Dasar (SD)

Sekolah Dasar adalah jenjang pendidikan formal yang menjadi awal pendidikan formal bagi anak-anak. Di SD, siswa belajar berbagai mata pelajaran seperti matematika, bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lain.

Tujuan utama SD adalah memberikan dasar pengetahuan dan keterampilan kepada siswa.

c. Sekolah Menengah Pertama (SMP)

SMP adalah jenjang pendidikan formal setelah SD. Di SMP, siswa belajar mata pelajaran yang lebih mendalam dan kompleks. Tujuan SMP adalah mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mengembangkan kemampuan akademik dan sosial mereka.

d. Sekolah Menengah Atas (SMA)

SMA adalah jenjang pendidikan formal yang menjadi persiapan siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau dunia kerja. Di SMA, siswa mempelajari mata pelajaran yang lebih spesifik sesuai dengan minat dan bakat mereka. Tujuan SMA adalah memberikan pengetahuan yang lebih mendalam dan mempersiapkan siswa untuk masa depan mereka.

e. Perguruan Tinggi (PT)

Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan formal setelah SMA yang memberikan pendidikan tingkat lanjut dalam berbagai disiplin ilmu. Di perguruan tinggi, siswa dapat memilih program studi yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Tujuan perguruan tinggi adalah menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang mendalam dalam bidang studi mereka.

(10)

7 C. Pendidikan Nonformal

1. Pengertian Pendidikan Nonformal

Adapun beberapa pengertian Pendidikan Nonformal, diantaranya:

 Menurut Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memenuhi kekuatan spiritual keagaman, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

 (Pemerintah Republik Indonesia : 2003) Pengertian pendidikan menurut Syah (1995:71) adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan bukan hanya sekedar usaha pemberian informasi dan keterampilan namun memperluas ruang lingkupnya sehingga mencakup usaha mewujudkan kehidupan pribadi sosial yang memuaskan.

 Menurut Joesoef (1992:52) pendidikan nonformal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbangan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta- peserta yang efisien dan efektif dalam lingkungan keluaga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan Negaranya.

 Pendidikan non formal juga dikelompokkan ke dalam pendidikan luar sekolah yang hal ini diatur dalam PP No. 73 tahun 1991. Pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik dilembagakan maupun tidak. Yang termasuk jalur pendidikan luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah baik di lembaga pemerintah, non pemerintah, maupun sektor swasta dan masyarakat.

(11)

8

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan nonformal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara.Pendidikan non formal sudah ada sejak dulu dan menyatu di dalam kehidupan masyarakat lebih tua dari pada keberadaan pendidikan sekolah. Para Nabi dan Rasul yang melakukan perubahan mendasar terhadap kepercayaan, cara berfikir, sopan santun dan cara-cara hidup di dalam menikmati kehidupan dunia ini, berdasarkan sejarah, usaha atau gerakan yang dilakukan bergerak di dalam jalur pendidikan non formal sebelum lahirnya pendidikan sekolah.

Gerakan atau dahwah nabi dan Rosul begitu besar porsinya pembinaan yang ditujukan pada orang-orang dewasa dan pemuda.

2. Pengertian Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal

Menurut Soelaman (1992: 58) mengemukakan bahwa Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan non formal meliputi:

 Kelompok, organisasi dan lembaga,

 Mekenisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan,

 Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagainya,

 Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja. Dari sisi target grup yang disebut sebgai sasaran didik, pendidikan non formal memiliki cakupan garapan yang sangat luas sarta besar variabilitasnya. Khalayak sasaran yang ingin/ harus dilayani pendidikan non formal terentang seiring dengan kebutuhan belajar manusia untuk belajar.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan pendidikan non formal adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa ragam bentuk dari proses pembelajaran seperti penyuluhan dan kelompok belajar serta proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

(12)

9 3. Karakteristik Pendidikan Nonformal

Karakteristik Pendidikan Nonformal menurut Sudjana, (2010:28-30) diantaranya : a. Tujuan

1) Jangka pendek dan khusus yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu yang fungsional dalam kehidupan mas kini dan masa depan

2) Kurang Menekankan, Pentingnya jazah hasil belajar, berijazah atau tidak, dapat diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau di masyarakat. Ganjaran diperoleh selama proses dan akhir program terwujud hasil, produk, pendapatan, keterampilan.

b. Waktu

1) Relatif singkat, Jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya kurang dari setahun. Lama penyelenggaraan program tergantung pada kebutuhan belajar peserta didik. Persyaratan untuk mengikuti program pendidikan ialah kebutuhan, minat dan kesempatan.

2) Menekanan masa sekarang, Memusatkan layanan untuk memenuhi kebutuhan terasa peserta didik dalam meningkatkan kemampuan sosial ekonominya yang berguna bagi masa depan kehidupannya mengingkatkan kemampuan sosial ekonominya.

3) Menggunakan waktu tidak terus menerus, Waktu di tetapkan dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik serta memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja atau berusaha.

c. Isi Program

1) Kurikulum lebih berpusat pada kepentingan, kepentingan peserta didik Kurikulum bermacam ragam sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar peserta didik dan potensi daerahnya melalui pendidikan.

2) Mengutamakan aplikasi, Kurikulum lebih menekankan pada pemilihan keterampilan fungsional yang bermanfaat bagi kehidupan peserta didik dan lingkungannya.

3) Persyaratan masuk ditetepkan bersama peserta didik, Karena program diarahkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan potensi peserta didik maka kualifikasi pendidikan sekolah sering tidak menjadi persyaratan utama.

(13)

10 d. Program Pembelajaran

1) Dipusatkan di lingkungan masyarakat dan lembaga Kegiatan belajar dapat dilakukan di berbagai lingkungan (komunitas, tempat bekerja) atau satuan pendidikan nonformal (sanggar kegiatan belajar, pusat latihan, dsb).

2) Berkaitan dengan kehidupan peserta didk dan masyarakat, Pada waktu mengikuti program pendidikan, peserta didik berkomunikasi dengan dunia kehidupan atau pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara secara fungsional dengan kegiatan belajar

3) Struktur program yang luwes Jenis dan urutan program kegiatan belajar bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program sedang berjalan.

e. Pengendalian

1) Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik, pengendalian tidak terpusat. koordinasi dilakukan antara lembaga-lembaga terkait. Otonomi pada tingkat program dan daerah dengan menekankan inisiatif dan partisipasi masyarakat.

2) Pendekatan demokratis Hubungan anatara pendidik dengan peserta didik bercorak hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinan program dilakukan secara demokratik.

4. Contoh Pendidikan Non Formal

Ada berbagai pendidikan nonformal diantaranya:

a. Lembaga Kursus dan Pelatihan

Lembaga kursus dan pelatihan merupakan pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh sekelompok masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap mental tertentu kepada peserta didik. Contoh dari lembaga kursus dan pelatihan adalah lembaga kursus komputer, seni musik, bahasa asing, kerajinan tangan dan lain sebagainya.

(14)

11 b. Kelompok Belajar

Kelompok belajar adalah pendidikan non formal yang terdiri dari sekelompok masyarakat yang saling berbagi pengalaman dan kemampuan satu sama lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup.

Ada dua kelompok belajar: Kelompok belajar fungsional, contohnya adalah keaksaraan fungsional, kelompok belajar usaha, kelompok pemuda produktif pedesaan, kelompok pemberdayaan swadaya masyarakat, dan kelompok pemuda produktif mandiri.

Kelompok belajar kesetaraan, contohnya kejar paket A setara SD, kejar paket B setara SMP dan kejar paket C setara SMA.

c. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat

Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat adalah pendidikan non formal yang berfungsi sebagai tempat untuk belajar dari/oleh/ dan untuk masyarakat.

Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, hobi dan bakat anggota masyarakat, sehingga bermanfaat bagi masyarakat sekitar.

d. Majelis Taklim

Majelis Taklim merupakan pendidikan non formal yang diselenggarakan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap hidup yang berhubungan dengan agama Islam. Contohnya yaitu kelompok pengajian, kajian kitab kuning, salafiah, dan lain sebagainya.

e. Satuan Pendidikan Sejenis

Satuan Pendidikan sejenis adalah pendidikan non formal yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang cakupannya luas dan memerlukan sandaran hukum. Contohnya adalah pra sekolah (kelompok bermain anak, day care, padepokan pencak silat, sanggar tari, sanggar kesenian, balai latihan dan penyuluhan, kepramukaan dan lain sebagainya.

(15)

12 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Pendidikan adalah usaha manusia dalam meningkatkan pengetahuan tentang alamsekitarnya. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang meyelanggarakanpendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenispendidikan. Ketiga aspek tersebut merupakan faktor yang sangat mempengaruhikeberhasilan pendidikan dan prestasi belajar seseorang. Dalam pergaulannya dimasyarakat,individu harus mempunyai etika dan sopan santun. Untuk mendapatkanpembelajaraan sopan santun dan etika ini di mulai dari pendidikan nonformal dalamkeluarga,dari pendidikan formal di sekolah dan pendidikan informal di masyarakat.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki.

Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan dalam pembahasan materi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita dan bermanfaat.

(16)

13

DAFTAR PUSTAKA

Anugrah, Dwi. (2023). ‘Pendidikan Formal dan Contohnya’ : Artikel Fakultas Keguruan dan Keilmuan UMSU diakases 2 Oktober 2023 12.30 WIB

Khairally, ElmaTasya. "Pendidikan Non Formal Adalah: Ini Manfaat dan Contohnya"

selengkapnya https://www.detik.com/bali/berita/d-6461267/pendidikan-non-formal-adalah- ini-manfaat-dan-contohnya. Diakses 02 Oktoer 2023 12.40 WIB

Soedomo (1989) (Axin 1976). Pendidikan Informal

Tim, Humas (2022). ‘Pendidikan Formal, Fungsi dan Tujuannya. : Artikel Universitas An Nur Lampung. Diakses 2 Oktober 2023 11.40 WIB

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/pendidikan-formal-pengertian karakteristik-dan

jenjang#:~:text=Karakteristik%20Pendidikan%20Formal&text=Memiliki%20kurikulum%

20yang%20jelas,ujian%20di%20setiap%20jenjang%20pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi-definisi di atas, baik yang dikemukakan UU Sisdiknas 2003 maupun para tokoh pendidikan, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan

3) Memberdayakandan menyadarkan Pendidikan nonformal. Dalam hubungannya dengan orang yang kurang biaya akibat tingginya kebutuhan hidup. Maka cara terbaik untuk meminimalisir

Pendidikan merupakan sumber ilmu dan pengetahuan yang wajib diperoleh oleh setiap manusia.Baik itu pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah. Meningkatkan kesadaran

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kegiatan pendidikan yang diselenggarakan di luar sistem sekolah baik

*ari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bah!a pendidikan inklusif adalah pelayanan pendidikan untuk peserta didik yang berkebutuhan khusus tanpa memandang kondisi sik,

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peranan pasraman bagi anak-anak adalah untuk meningkatkan pendidikan non formal, yaitu pendidikan luar sekolah yang mempunyai ciri-ciri

Penerima bantuan pendidikan karakter melalui satuan pendidikan nonformal ini adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang memenuhi syarat yang ditentukan4.

Rofa dkk., 2021 Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah upaya yang dipadukan dengan sebuah rencana strategis untuk bisnis yang memenuhi kebutuhan dan