Nama : drg. Fauzi Nuristianto
Jabatan : Kepala Puskesmas
Unit Kerja : Dinas Kesehatan
Nomor WhatsApp : 08122791319
TUGAS INDIVIDU E-LEARNING AGENDA III
MANAJEMEN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM IMUNISASI BADUTA BESERTA
HAMBATAN DAN SOLUSINYA DI PUSKESMAS BOTANIA
Ditulis oleh : Drg. Fauzi Nuristianto Nip. 197807252010011007
Unit Kerja :
UPT PUSKESMAS BOTANIA
PENDAHULUAN
Sebagai unit pelaksana teknis, sudah menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi puskesmas untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi Masyarakat.
Sesuai dengan tugas dan fungsi puskesmas dalam permenkes nomor 43 tahun 2019 dimana puskesmas mempunyai 2 tugas utama yaitu dalam pelayanan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan Masyarakat.
Didalam manajemen puskesmas , pengawasan dan pengendalian termasuk dalam kegiatan P3. Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi dua, yaitu pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim audit internal maupun setiap penanggung jawab dan pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain dinas kesehatan kabupaten/kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan/atau masyarakat.
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar, peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
Pengendalian adalah serangkaian aktivitas untuk menjamin kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya dengan cara membandingkan capaian saat ini dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat ketidaksesuaian, maka harus dilakukan upaya perbaikan (corrective action). Kegiatan pengendalian ini harus dilakukan secara terus menerus.
Pengendalian dapat dilakukan secara berjenjang oleh Dinas kesehatan kabupaten/kota, Kepala Puskesmas, maupun penanggung jawab program.
PEMBAHASAN
Puskesmas Botania telah melakukan semua tahapan kegiatan manejemen puskesmas termasuk didalamnya adalah P3 (Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian Kinerja), kami mengambil contoh untuk kegiatan pelaksanaan program UKM, dalam pelayanan imunisasi.
Dalam pelaksanaan salah satu program imunisasi pada kelompok umur baduta atau bawah 2 tahun kami telah melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan tersebut, terbukti dengan meningkatnya capaian pada bulan februari, diatas target capaian yaitu sebesar 8,3 persen perbulannya. Dari jumlah total sasaran baduta sebanyak 2340 anak , sampai dengan bulan April sudah tercapai 566 yang sudah lengkap imunisasinya secara akumulatif. Dan dapat kami tampilkan dalam bentuk tabel dan grafik sebagai berikut
Dalam pelaksanaan pengawasan di puskesmas Botania dilakukan oleh kepala puskesmas, penanggung jawab UKM dan koordinator program imunisasi, baik pengawasan langsung maupun oleh tim audit internal, dengan tujuan
1. Mengetahui sejauh mana program sudah dilakukan oleh staf sudah sesuai dengan rencana dan standar
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
januari februari maret april
Persentase imunisasi baduta lengkap th 2024
Persentase imunisasi baduta lengkap th 2024
Persentase imunisasi baduta lengkap th 2024
januari 5,5
februari 9
maret 7,5
april 2,1
2. Dan memberikan reward ketika penanggung jawab program yang sudah menjalankan tugas dengan baik
3. Jika ada penyimpangan segera dapat di perbaharui
4. Mengetahui sumberdaya dan waktu yang di butuhkan untuk pelaksanaan program imunisasi ini
Sedangkan dalam pelaksanaan pengendalian kegiatan, dilakukan pada saat rapat lintas program dan pertemuan lokakarya mini bulanan . Tujuan kegiatan ini untuk memastikan target capaian Imunisasi Baduta yang telah di tetapkan dapat terpenuhi.
HAMBATAN
Masih belum tercapainya cakupan Imunisasi Baduta Lengkap(IBL) pada bulan Maret dan justru turun drastis pada bulan April dapat kami sampaikan sesuai hasil rapat lokakarya mini bulanan yang sudah kami laksanakan adalah sebagai berikut dan kami tampilkan dalam diagram fish bone
DAN DIAGRAM FISHBONE DARI HAMBATANNYA ADALAH SEBAGAI BERIKUT
Tidak tercapainya target capaian IBL th
2024
money man
method measurment
Kurangnya pemahaman keluarga akan pentingnya
imunisasi
Kurang sarana atau media sosialisasi Tidak adanya dana
khusus untuk sosialisasi
Tingkat Pendidikan keluarga yang
bervariatif Jumlah petugas
yang kurang di bandingkan dengan
sasaran
Banyak balita yang melakukan
imunisasi di klinik atau RS
Belum ada dana untuk sweeping
bagi kader
Belum ada dalam juknis BOK
Banyak balita yang tidak diasuh oleh ibunya sendiri
Dari diagram diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 1. Banyaknya balita yang tidak diasuh sendiri oleh ortunya 2. Tidak adanya dana khusus sosialisasi
3. Jumlah petugas yang kurang dibanding jumlah sasaran 4. Belum ada juknis BOK dana untuk kader sweeping imunisasi 5. Kurang sarana atau media sosialisasi
6. Banyak balita yang melakukan imunisasi di klinik atau RS 7. Tingkat Pendidikan keluarga yang variative
Kemudian dari hambatan yang ada diatas kita prioritaskan melalui tabel USG TABEL USG
NO MASALAH U S G TOTAL
1 Banyaknya balita yang tidak diasuh sendiri oleh ortunya 3 3 4 10 2 Tidak adanya dana khusus sosialisasi 3 3 2 8 3 Jumlah petugas yang kurang dibanding jumlah sasaran 3 2 2 7 4 Belum ada juknis BOK dana untuk kader sweeping imunisasi 2 3 2 7
5 Kurang sarana sosialisasi 4 4 4 12
6 Banyak balita yang melakukan imunisasi di klinik atau RS 3 3 3 9 7 Tingkat Pendidikan keluarga yang variative 3 4 2 9 Dari penentuan prioritas masalah melalui USG tentang hambatan yang dialami yaitu terkait kurangnya sarana atau media sosialisasi maka beberapa hal yang dapat kami lakukan sebagai Solusi adalah
1. Mengirimkan WA blasting kepada sasaran yang ada di wilayah puskesmas Botania terkait sosialisasi pentingnya Imunisasi
2. Memasang spanduk dengan isi yang simple dan menarik tentang pentingnya imunisasi di titik-titik strategis
3. Memaksimalkan media sosial baik facebook, IG dan WA grup kader maupun tokoh Masyarakat
4. Kerjasama dengan lintas sektor untuk membantu sosialisasi