• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maryam dalam al-Qur’an dan Maria dalam Alkitab (Studi Perbandingan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Maryam dalam al-Qur’an dan Maria dalam Alkitab (Studi Perbandingan)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

MARYAM DALAM AL-QUR’AN DAN MARIA DALAM ALKITAB (STUDI PERBANDINGAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Agama Jurusan Studi Agama Agama

pada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar

Oleh:

ASSHIFA MILASARI NIM: 30500117058

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2022

(2)

ii

(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad saw., serta segenap keluarga dan para sahabatnya.

Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis patut menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Hamdan Juhanis, M.A. Ph.D., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, Bapak Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Dr. Wahyuddin M.Hum., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Bapak Prof. Dr. Darussalam M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, dan Bapak Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Kerjasama, yang telah menyediakan fasilitas belajar sehingga peneliti dapat mengikuti kuliah dengan baik.

2. Bapak Dr. Muhsin, M. Th.I., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Ibu Dr. Hj. Rahmi Damis, M.Ag., selaku Wakil Dekan I, Ibu Dr. Hj. Darmawati Hanafi, M.HI., selaku Wakil Dekan II, dan Bapak Dr. H. Abdullah, M.Ag., selaku Wakil Dekan III, yang telah memberikan fasilitas terbaik selama proses perkuliahan.

(5)

v

3. Ibu Sitti Syakirah Abu Nawas, M. Th.I. dan Bapak Syamsul Arif Galib, MA., selaku Ketua Jurusan dan Sekertaris Jurusan Studi Agama Agama yang menjadi orang tua akademik selama kuliah, terima kasih telah menasehati dan mendukung upaya peningkatan prestasi dan kemajuan dari pribadi penulis.

4. Bapak Dr. H. Nurman Said, MA dan Bapak Yusran, S. Th.I, M.Hum., selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, motivasi, masukan dan kritikan selama dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Muhsin, M. Th.I dan Ibu Dra. Hj. Andi Nirwana, M.Hi., selaku penguji I dan penguji II yang telah menguji dengan penuh kesungguhan untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Para dosen dan staf akademik Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, terkhusus pada Prodi Studi Agama Agama yang telah memberikan bantuan selama penyusunan skripsi ini.

7. Ayahanda Burhan, Ibunda Sarmini dan saudara penulis Arrijal Nur Isnaini dan Suci Nuraisyah serta kepada sanak keluarga penulis lainnya. Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga atas jerih payahnya yang telah membesarkan, mencurahkan kasih sayangnya, memberikan doa restu, dukungan, motivasi dan membiayai pendidikan penulis, sehingga dapat menyelesaikan studi.

8. Teman-teman seperjuangan Studi Agama Agama angkatan 017, teman-teman SAA 2, terkhusus untuk saudariku Rachamawati Rahman, Salmiah, Hildayanti,

(6)

vi

Muthmainna Idham, Niar Almayana, Nur Rahmia Syam, St. Nurkhalifah dan Thismi Asrifani yang selalu memberi dukungan, memotivasi dan menemani penulis selama kuliah dan penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman KKN-DK Angkatan 65 Desa Sokkolia, Kec. Bontomarannu, Kab.

Gowa, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan semangat kepada penulis selama kuliah dan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga semua pihak yang membantu mendapat pahala di sisi Allah swt., serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua orang khususnya bagi penulis sendiri.

Samata-Gowa, 11 Oktober 2021 Penulis,

Asshifa Milasari NIM: 30500117058

(7)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... ix

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1-17 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pengertian Judul ... 6

D. Kajian Pustaka ... 11

E. Metodologi Penelitian ... 14

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 16

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MARYAM ATAU MARIA ... 18-27 A. Maryam atau Maria dalam Al-Qur‟an dan Alkitab ... 18

B. Maryam atau Maria sebagai Wanita Suci ... 23

C. Peran Maryam atau Maria dalam Kehidupan Nabi Isa ... 25

BAB III MARYAM ATAU MARIA DALAM AL-QUR‟AN DAN ALKITAB ... 28-74 A. Kisah Maryam dalam Al-Qur‟an ... 28

B. Kisah Maria dalam Alkitab ... 57

BAB IV ANALISIS PENELITIAN ... 75-84 A. Latar Belakang Keluarga Maryam atau Maria ... 75

B. Proses Kehamilan dan Kelahiran Nabi Isa atau Yesus ... 79

(8)

viii

C. Peran Maryam atau Maria dalam Kehidupan Nabi Isa atau

Yesus ... 82

BAB V PENUTUP ... 85-87 A. Kesimpulan ... 85

B. Implikasi Penelitian ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 91

(9)

ix

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Daftar huruf bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin dapat dilihat pada tabel berikut:

1. Konsonan

Huruf Arab Nama Huruf Latin Nama

ا Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan

ب Ba B Be

ت Ta T Te

ث Tsa ṡ es (dengan titik di atas)

ج Jim j Je

ح Ha ḥ ha (dengan titik di bawah)

خ Kha kh ka dan ha

د dal d De

ذ żal ż zet (dengan titik di atas)

ر ra r Er

ز za z Zet

س sin s se

ش syin sy se nad ss

ص shad ṣ es (dengan titik di bawah)

ض dhad ḍ de (dengan titik di bawah)

ط tha ṭ te (dengan titik di bawah)

(10)

x

ظ dza ẓ zet (dengan titik di bawah)

ع „ain „ apostrof terbaik

غ gain g es

ف fa f Ef

ق qaf q Qi

ك kaf k Ka

ل lam l Ei

م mim m Em

ن nun n En

و wau w We

ه ha h Ha

أ hamzah ‟ Apostrof

ي ya‟ y Ye

Hamzah ( ﺀ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( „ ).

2. Vokal

Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong.

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

(11)

xi

Tanda Nama Haruf Latin Nama

ــَـ Fatah a A

ــِـ Kasrah i I

ــُـ ḍammah u U

3. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat atau huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan Huruf

Nama Huruf dan Tanda Nama

Fathah dan alif atau ya

A a dan garis di

atas

Kasrah dan ya I i dan garis di atas

Dammah dan wau

U u dan garis di

atas

4. Ta’Marbutah

Transliterasi untuk ta marbutahada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah, yang transliterasinya adalah [t].

(12)

xii

sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah [n].

5. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan

sebuah tanda tasydid, dalam transliterasinya ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) yang diberi tanda syaddah. Jika huruf (), maka ia ditransliterasikan seperti huruf maddah (i).

6. Kata Sandang

Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan hurufﻵ(alif lam ma’arifah). Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasi seperti

biasa, al-, baik ketika ia di ikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

7. Hamzah

Aturan translitersi huruf hamzah menjadi apostrop hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletk di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.

(13)

xiii

8. Penulisan Kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata Alquran (dari Alquran), sunnah, khusus dan umum. Namun bila kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus ditransliterasi secara utuh.

9. Lafz al-Jalalah (ﷲ)

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya atau

berkedudukan sebagai mudaf ilaih (frase nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah.

Adapun ta marbutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-Jalalah, ditransliterasi dengan huruf [t].

10. Huruf Kapital

Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital (All caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedomaan ejaan bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf capital, misalnya digunakan untuk menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri

(14)

xiv

tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (AL-). Ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK DP, CDK dan DR).

(15)

xv ABSTRAK Nama : Asshifa Milasari

NIM : 30500117058

Judul : Maryam dalam Al-Qur’an dan Maria dalam Alkitab (Studi Perbandingan)

Penelitian ini mengangkat pokok masalah tentang “Maryam dalam Al-Qur‟an dan Maria dalam Alkitab” dengan sub masalah yaitu: 1) Bagaimana penggambaran Maryam atau Maria menurut Al-Qur‟an dan Alkitab?, 2) Bagaimana kedudukan Maryam atau Maria sebagai wanita suci menurut Al-Qur‟an dan Alkitab?, dan 3) Bagaimana peran Maryam atau Maria dalam kehidupan Isa as. atau Yesus menurut Al-Qur‟an dan Alkitab?.

Proses penelitian ini menggunakan jenis penelitian bersifat kualitatif dan termasuk penelitian library research, dan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan teologis dan filosofis. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari sumber yang berhubungan dengan Maryam atau Maria, yaitu Al-Qur‟an dan Alkitab. Sedangkan sumber data sekunder penelitian ini adalah literatur seperti buku dan jurnal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kisah Maryam dalam Al-Qur‟an dan Maria dalam Alkitab memiliki banyak persamaan dan perbedaan. Dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa ayah Maryam bernama Imran dan ibunya bernama Hanah, sedangkan dalam Alkitab tidak disebutkan siapa orangtua Maria. Dalam Al-Qur‟an Maryam tidak pernah menikah bahkan hingga ia mengandung Nabi Isa pun ia tidak pernah menikah dengan siapapun, sedangkan dalam Alkitab disebutkan bahwa sebelumnya Maria bertunangan dengan Yusuf. Dalam kehamilan Maryam atau Maria dalam Al-Qur‟an dan Alkitab terdapat persamaan yaitu sama-sama mendapatkan berita dari Malaikat akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Namun bedanya, jika menurut Al-Qur‟an anak laki-laki Maryam kelak akan menjadi seorang nabi atau hamba Allah yang taat sedangkan dalam Alkitab anak laki-laki itu kelak akan menjadi Tuhan. Dalam Al-Qur‟an Maryam melahirkan Nabi Isa seorang diri di bawah pohon kurma sedangkan dalam Alkitab pada saat Maria hendak melahirkan bayinya ia dan Yusuf suaminya mendapatkan tempat untuk berteduh yaitu di kandang domba.

Penelitian ini menunjukkan adanya beberapa persamaan di samping adanya sejumlah perbedaan kedudukan Maryam atau Maria menurut Al-Qur‟an dan menurut Alkitab. Atas dasar ini diperlukan kajian lebih mendalam dan komprehensif untuk menemukan argumen-argumen teologis yang mendasari persamaan dan perbedaan antara keduanya.

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Membaca dan mempelajari Al-Qur‟an bagi setiap muslim merupakan salah satu hal yang terpenting. Selain mempelajari ilmu-ilmu tentang islam di dalam Al- Qur‟an terdapat juga kisah-kisah menarik yang dapat diteladani. Salah satu kisahnya seperti kisah Maryam binti Imran. Sosok wanita yang dikagumi dan dipilih Allah swt.

untuk mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak ketika dewasa akan menjadi nabi yang bernama Isa bin Maryam. Selain dalam Al-Qur‟an, ternyata kisah Maryam juga diceritakan dalam Alkitab, kitab suci agama Kristen. Dalam Alkitab Maryam disebut Maria, yang merupakan bunda suci karena telah melahirkan Yesus anak Tuhan. Kesucian diri dan keshalehan sosok Maryam sudah tergambar jelas sejak ia masih kecil, dan dengan berbekal Iman kepada Allah swt.

Maria dalam bahasa Arab disebut Maryam adalah anak tunggal dari Imran seorang tokoh dari ulama Bani Israil. Ibunya bernama Hannah saudara ipar dari Nabi Zakaria as. Ada yang berpendapat bahwa Maryam adalah ibu dari seluruh kaum wanita di jagat raya, yang melahirkan Isa as. tanpa seorang suami.1 Maryam ibunda Nabi Isa atau Sayyidatina Maryam adalah seorang yang jauh lebih cemerlang dibandingkan dengan wanita-wanita yang ada pada zamannya. Semasa kecilnya, Maryam adalah sosok yang suka beribadah di mihrabnya, menghabiskan masa

1Ratna Wulandari, “Maryam dalam Al-Quran dan Perspektif Alkitab”, Skripsi (Banda Aceh:

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), h. 1.

(17)

kecilnya di dalam tempat ibadah, serta membersihkan dan merawat tempat ibadah tersebut.2

Maryam selalu tekun beribadah kepada Allah, taat bersujud dan ruku sampai dikatakan bahwa ia rukuk, sujud, dan berdiri terus menerus sampai mengalir air nanah dari kedua kakinya. Yahya bin Abu Katsir berkata, “Ia (Maryam) bersujud sampai keluar air nanah dari matanya. Ia selalu bersuci hingga Allah menyucikannya.” Abu Syaudzab berkata, “Maryam mandi setiap malam untuk beribadah.” Maryam terus melanjutkan ibadahnya sampai mencapai derajat ash- shiddiqah, sebagaimana firman Allah, “Dan ibunya adalah seorang yang shiddiqah”.

Shiddiqah berarti orang selain nabi yang telah sampai pada puncak keikhlasan dan kejujuran. Orang seperti itu telah mencapai kesempurnaan dalam mengawasi dan diawasi Allah. Ia juga mencapai kesempurnaan dalam menyaksikan Allah.3

Nama Maryam Allah abadikan dalam salah satu surah di Al-Qur‟an yaitu surah Maryam yang terdapat di juz 16 yang memiliki 98 ayat. Maryam merupakan seorang perawan yang bisa mengandung lewat suatu mukjizat yang Allah berikan, sebelumnya Maryam memang tidak menikah sama sekali tetapi Allah begitu yakin terhadap Maryam karena ketaatannya terhadap Allah tidak perlu diragukan lagi, yaitu dengan mengandung seorang putra yang dinamakan Isa bin Maryam yang kelak akan menjadi nabi, sebagaimana Allah swt. berfirman dalam QS. Ali Imran/3:45

2S. Tabrani, Wanita-wanita Dalam Al-Qur’an (Jakarta: Bintang Indonesia, 2010), h. 26.

3Mustafa Murad, Wanita yang Dirindukan Surga (Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2005), h. 58-59.

(18)











































Terjemahnya:

(Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan Termasuk orang- orang yang didekatkan (kepada Allah).4

Dalam tafsir Ibnu Katsir kisah diatas merupakan kabar gembira dimana Maryam akan melahirkan seorang anak yang mulia dan memiliki kedudukan tinggi.

Yaitu seorang anak yang keberadaannya melalui sebuah kalimat dari Allah, yaitu Allah berkata kepadanya, “Kun” (jadilah), maka jadilah ia. Namanya Al-Masih „Isa putra Maryam. Artinya, nama ini masyhur di dunia dan dikenal oleh orang-orang yang beriman.5

Selain itu Alkitab pun juga menceritakan tentang kisah Maryam, namun di dalam agama Kristen seorang Maryam dikenal dengan sebutan Bunda Maria, sebagaimana Al-Qur‟an, Alkitab mengatakan kisah tentang Maria pada Alkitab Lukas pasal 1 ayat 26-27:

Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh Malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan

4Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 56.

5Abdullah bin Muhammad, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir, terj. M. Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam Asy-yafi‟i, 2001), h. 49-50.

(19)

yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud, nama perawan itu Maria.6

Bagi agama Kristen, bunda Maria yang telah melahirkan Allah, seorang pribadi yang agung dan merupakan orang kudus yang harus disucikan setelah Yesus Kristus karena peranannya dalam karya keselamatan. Karena peranannya itu, Maria sangat dihormati di antara para manusia bahkan di antara para Malaikat.7 Sedangkan bagi agama Islam, Maryam adalah ibu Nabi Isa as. yang selalu menjaga kesuciannya dan bukanlah seorang perempuan yang telah melahirkan Tuhan.8

Dalam Alkitab, Maria adalah seorang wanita yang mendapat kabar dari Malaikat akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang harus diberi nama Yesus, Ia akan menjadi besar dan akan disebut anak Allah yang berasal dari Roh Kudus, karena Maria mengandung Roh Kudus. Sedangkan Al-Qur‟an juga menyebutkan bahwa Maryam merupakan wanita suci yang dibimbing oleh Allah melalui Nabi Zakaria as. yang merupakan juga wanita pilihan Allah di antara para wanita di dunia. Karena dengan kesucian dan keshalehannya, Maryam mendapat kabar dari Malaikat akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki yang kelak akan menjadi seorang Nabi utusan Allah yang namanya telah Allah tentukan

6Al-Kitab Perjanjian baru, Lembaga Alkitab Indonesia (Cet. VI; 2009), h.79.

7Fatahuddin Abdul Ghani, Agama-agama Dunia (Yogyakarta: Jurusan Perbandingan Agama Fakultas Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran Islam UIN Sunan Kalijaga, 2012), h.502.

8Aliah Schleifer, Maryam sang Perawan Suci (Bandung: Cet. I; Pustaka Hidayah, 2006), h.

18.

(20)

dan berikan, yaitu „Isa as. yang dikandungnya melalui mukjizat yang Allah berikan kepadanya, sedang dia dalam keadaan perawan.9

Berdasarkan uraian di atas maka penulis akan membahas sebuah judul

Maryam dalam Al-Qur’an dan Maria dalam Alkitab (Studi Perbandingan)”.

Pembahasan ini dititikberatkan pada perbandingan dua kitab suci tersebut sebagai pegangan Islam dan Kristen. Dengan demikian akan diketahui bagaimana Al-Qur‟an berbicara mengenai Maryam, dan Alkitab berbicara mengenai Maria sehingga akan ditemukan perbedaan antara kedua kitab suci tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahan yaitu

“Bagaimana Maryam dalam Al-Qur‟an dan Maria dalam Alkitab?”. Agar analisis penelitian lebih terarah, maka pokok permasalahan tersebut dijabarkan menjadi tiga sub masalah yaitu:

1. Bagaimana penggambaran Maryam atau Maria menurut Al-Qur‟an dan Alkitab?

2. Bagaimana kedudukan Maryam atau Maria sebagai wanita suci menurut Al-Qur‟an dan Alkitab?

3. Bagaimana peran Maryam atau Maria dalam kehidupan Isa as. atau Yesus menurut Al-Qur‟an dan Alkitab?

9Ratna Wulandari, “Maryam dalam Al-Quran dan Perspektif Alkitab”, Skripsi (Banda Aceh:

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), h. 53-54.

(21)

C. Pengertian Judul 1. Maryam

Maryam dalam bahasa arab berasal dari kata mary dan ama. Mary berarti Tuhan atau mar berarti tuan, seperti Margirgis atau tuan Girgis, atau Mar-Markus yang berarti tuan Markus. Sedangkan kata ama sepadan dengan kata amah dalam bahasa arab yang mengandung makna hamba perempuan. Dengan demikian, kata Mary Ama atau Maryam bermakna “hamba perempuan tuhan”, 10 demikian pulalah yang dijelaskan oleh Injil Lukas pasal 1 ayat 38:

Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.11

Maryam adalah seorang wanita yang dengan ketegarannya menghadapi ujian dari Allah swt tetapi ujian itu selalu dia anggap bukti kecintaan Allah swt.

kepadanya. Kuatnya diri menjaga kesuciannya sangatlah menakjubkan, kesabarannya menghadapi episode kehidupan begitu menawan, bahkan kecemerlangan dalam ibadah membawanya kepada posisi wanita termulia penuh berkah. Maryam merupakan wanita termulia di seluruh alam. Dan Allah swt. menjaganya dan keturunannya dari godaan syaitan.12 Sedangkan menurut agama Kristen, bunda Maria adalah bunda Allah dan bunda Gereja. Ia adalah ibu Yesus, anak Allah penyelamat dunia. Kedudukan Maria dalam gereja sangat istimewa. Maryam dalam Alkitab juga

10Sitti Nur Andini, Isa Putra Maryam (Cet. I; Jakarta: Lentera hati, 2011), h. 46.

11Al-Kitab Perjanjian baru, Lembaga Alkitab Indonesia (Cet. VI; 2009), h. 79.

12Mizan Adiliah, “Sosok Maryam dalam Al-Qur‟an (Studi Komparatif antara Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Misbah)”, At-Tibyan, vol. 2 no. 1 (2019), h. 5.

(22)

dibicarakan, seperti keperawanannya atau kehamilan perawan, dan bagaimana proses kelahiran „Isa yang mereka sebut Yesus. Namun, tentang kelahiran dan perwalian Maryam tidak sedikit pun disebut dalam Alkitab.13

Keistimewaan Maria yang di pandang oleh Gereja adalah terletak pada sikap Maria yang tergantung sepenuhnya kepada Allah. Sikap nyata dalam kesiapsediaannya untuk menjadi bunda Allah seperti yang dikehendaki Allah. Dari pernyataan ini muncul dua kata kunci yakni iman dan rahmat Allah yang diterima oleh Maria. Banyak tokoh besar yang dikisahkan dalam kitab suci dipanggil Tuhan dan pada awalnya mereka tidak menyadari panggilan itu, hal ini tidak terkecuali dengan Maria.14

2. Al-Qur’an

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada para umat secara mutawatir serta mempelajarinya adalah suatu ibadah, diawali surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Naas. Allah menurunkan Al-Qur‟an adalah untuk menjadi undang-undang dan petunjuk bagi umat manusia, serta sebagai tanda atas kebenaran

13Ratna Wulandari, “Maryam dalam Al-Quran dan Perspektif Alkitab”, Skripsi (Banda Aceh:

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), h. 39.

14Anastasia Ninda Milla, “Belajar Dari Kesetiaan Iman Maria Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Beriman Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta: Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2007), h. 62.

(23)

Rasul, serta sebagai hujjah yang kuat di hari kematian. Nyatalah bahwa Al-Qur‟an itu mukjizat yang abadi yang menunjukkan keutamaan, kelebihan dan keagungan-Nya, diantaranya seruan untuk mendengarkan bacaan dengan penuh perhatian ketika dibacakan ayat-ayat-Nya.15

Dalam Al-Qur‟an Maryam adalah anak tunggal dari Imran dan Hannah, yang menyebutkan bahwa Maryam merupakan sosok yang selalu taat dan suka beribadah kepada Allah swt.16 Yahya bin Abi Katsir berpendapat bahwa Maryam adalah sosok wanita yang rajin beribadah, sujud, dan rukuk kepada Allah, yang sujudnya sampai kedua matanya mengeluarkan cairan kuning. Ayat-ayat dalam Al-Quran banyak menyebutkan tentang kisah Maryam, bahkan Rasulullah saw. pernah menyebutkan Maryam dalam golongan muslimah terbaik yang masuk surga.17

3. Alkitab

Istilah Alkitab berasal dari kata “Al-Kitab” yang secara sederhana berarti

“buku” atau “kitab”. Sedangkan pengertian Alkitab merupakan suatu yang diyakini oleh agama Kristen sebagai wahyu Tuhan yang terdiri dari perjanjian lama dan perjanjian baru yang terkandung dalam suatu buku atau kitab yang sampai sekarang

15Moh Ali Ash-Shobuny, Pengantar Study Al-Qur’an (Bandung: Al-Maarif, 1996), h. 18-19.

16Ratna Wulandari, “Maryam dalam Al-Quran dan Perspektif Alkitab”, Skripsi (Banda Aceh:

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), h. 57.

17Mustafa Murad, Wanita Rindu Surga (Cet. I; Solo: Aqwam, 2008), h. 57.

(24)

dianggap suci oleh agama Kristen.18 Jika ditelesuri maka istilah “Alkitab” sendiri tidak akan ditemukan di dalam Alkitab. Istilah ini tidak terdapat dalam bahasa asli dan Alkitab maupun dalam terjemahan-terjemahannya. Alkitab dalam bahasa Inggrisnya adalah “Bible” yang berasal dari Yunani “Bibilon” yang berarti “kitab”

atau “Gulungan”.19

Kemudian lama-kelamaan istilah biblos ini juga mengandung arti “buku”, karena dari bahan papyrus inilah yang digunakan untuk menjadi bahan menulis buku.

Biblia adalah bentuk jamak dari biblos, yang artinya “buku-buku kecil”. Dalam berabad-abad kata biblia dipakai untuk menerjemahkan Alkitab yang pada waktu itu dipahami sebagai kumpulan kitab-kitab suci sebagai “buku-buku kecil”.20

Selain Al-Qur‟an, Alkitab tentu saja membahas tentang Maryam atau mereka menyebutnya Bunda Maria. Pada umumnya, Maria termasuk sosok yang dihormati dalam tradisi Kristen. Penghormatan kepada bunda Maria pada dasarnya sudah ada pada zaman para bapa bangsa dan menjadi pokok ajaran para paus dan konsili. Ia menjadi bagian dari kitab suci dan liturgi. Maria juga mempunyai tempat yang khusus dalam hati umat beriman. Dalam gereja protestan, tempat dan peranan bunda Maria tidak lebih dari seorang manusia biasa yang mendapat pilihan menjadi ibu Yesus. Sedangkan dalam gereja katolik bunda Maria mendapatkan tempat yang sangat istimewa. Secara khusus, para bapa konsili vatikan II memberikan pemahaman

18T.H. Thalhas, Pengantar Studi Perbandingan Agama (Jakarta: Galura Pase, 2006), h. 112.

19Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: Literatur Saat, 2010), h. 185.

20Ruth S. Kadarmanto, Tuntunlah ke Jalan yang Benar (Jakarta: Gunung Mulia, 2005), h.

141.

(25)

mengenai hubungan antara santa perawan (bunda) Maria dan gereja. Maryam dalam Alkitab juga dibicarakan, seperti keperawanannya atau kehamilan perawan, dan bagaimana proses kelahiran Isa yang mereka sebut Yesus. Namun, tentang kelahiran dan perwalian Maryam tidak sedikit pun disebut dalam Alkitab.21

4. Studi Perbandingan

Studi perbandingan dapat dikategorikan sebagai metode yang melibatkan analisis perbandingan nonstatistik antara beberapa kasus dalam jumlah kecil. Metode komparatif yang seringkali digunakan sendiri adalah controlled comparison yang mana studi perbandingan dilakukan melalui dua fenomena atau lebih yang tepat.

Tepat diartikan fenomena-fenomena yang dikomparasikan memiliki tingkat kemiripan yang tinggi.22 Dan adapun yang menjadi perbandingan ayat Al-Qur‟an dan Alkitab dalam membahas tentang Maryam atau Maria adalah Maryam lebih sering disebutkan di dalam Al-Quran daripada dalam Alkitab. Al-Quran dan Alkitab sama- sama menceritakan bahwa Maryam atau Maria adalah wanita yang taat dalam beribadah, dengan mengandung anak tanpa proses persetubuhan serta sama-sama mendapatkan berita dari Malaikat perihal akan mengandung dan kelak melahirkan

21John Esposito, What Everyone Needs to Know About Islam (New York: University Press, 2002), h. 31.

22Alexander L. George and Andrew Bennet, Case Studies and Theory Development in the Social Sciences (Cambridge, MA: MIT Press, 2005), h. 151.

(26)

seorang anak laki-laki. Sedangkan dalam Alkitab Maria dijelaskan memiliki seorang suami yang bernama Yusuf. 23

Jadi berdasarkan pengertian beberapa istilah di atas maka skripsi ini berusaha untuk mengkaji bagaimana penjelasan Al-Qur‟an dan Alkitab untuk mengetahui sisi- sisi persamaan dan perbedaan kedua kitab suci tersebut tentang kedudukan Maryam atau Maria.

D. Kajian Pustaka

Kajian pustaka atau jejak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap tema yang akan diteliti sehingga diketahui hal-hal apa saja yang belum diteliti, serta apa saja yang membedakan penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya.

Kajian pustaka diambil dari laporan-laporan penelitian seperi: Al-Qur‟an dan Tafsir, Alkitab dan buku-buku, serta jurnal-jurnal atau skripsi yang berkaitan dengan bahan penelitian.

Pertama, Ratna Wulandari (2016) dalam skripsinya yang berjudul “Maryam dalam Al-Qur‟an dan Perspektif Alkitab”. Dalam skripsi ini menyatakan perbandingan Maryam menurut Al-Qur‟an dan Alkitab, dimulai dari silsilah Maryam hingga peristiwa kelahiran Isa. Persamaannya adalah penelitian ini juga membahas tentang Maryam menggunakan pendekatan tafsir. Kontribusi skripsi ini terhadap

23Ratna Wulandari, “Maryam dalam Al-Quran dan Perspektif Alkitab”, Skripsi (Banda Aceh:

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), h. 58.

(27)

penelitian penulis adalah pembahasan mengenai Maryam baik menurut Al-Qur‟an ataupun Alkitab dapat menambah referensi untuk penelitian ini.

Kedua, Suhesti Tenis Seputri (1999) dalam skripsinya yang berjudul “Kisah Maryam Menurut Kristen Katolik dan Islam”. Skripsi ini menyatakan perbandingan kisah Maryam dari segi agama yaitu Kristen Katolik dan Islam. Adapun keterkaitan skripsi ini dengan penelitian ialah sama-sama menjelaskan kisah Maryam dari sudut pandang yang berbeda (agama) namun tetap bersumber dengan kitab suci masing- masing (Alkitab dan Al-Qur‟an).

Ketiga, Buku Dr. H. Ridwan Abdullah Sani, M.si dan Muhammad Kadri, S.Si, M.Sc (2018) yang berjudul Hikmah Kisah Nabi dan Rasul karena di dalamnya menjelaskan bahwa, kelahiran Nabi Isa merupakan suatu mukjizat karena dilahirkan tanpa ayah. Malaikat Jibril menjumpai Maryam atas perintah Allah. Kemunculan Malaikat yang menyerupai manusia membuat Maryam menjadi takut lalu berkata:

“Aku berlindung pada Yang Pemurah daripada kamu, kamu bertakwa (takut kepada Tuhan)!” Malaikat Jibril berkata: “Aku hanyalah seorang hamba Allah yang datang dari-Nya untuk memberi kamu seorang anak lelaki yang suci.” Malaikat Jibril telah memberi nama kepada putra yang bakal dilahirkan, yaitu Al-Masih Isa putra Maryam.

Nama tersebut diberikan oleh Allah, dan ia akan menjadi orang yang dihormati di dunia dan akhirat serta memiliki kedudukan yang dekat dengan Tuhan. Maryam bingung mendengar berita tersebut. Lalu siti Maryam melahirkan Isa dengan susah

(28)

payah sekitar bulan Agustus, yaitu ketika buah kurma mulai masak.24 Kontribusi buku ini terhadap penelitian penulis adalah pembahasan mengenai kisah Nabi Isa as yang dilahirkan oleh Maryam yang dimana artikel tersebut dapat menambah referensi untuk penelitian ini.

Keempat, Buku dari Dr. Zakiah Daradjat, dkk yang berjudul Perbandingan Agama 2 (1996), di dalamnya menjelaskan bahwa kelahiran Yesus dari seorang perawan (Maria) bukan tanda ketuhanan, Karena Adam juga dijadikan Allah bahkan tanpa bapak ataupun ibu. Kebangkitan dari kubur dan mukjizat kristus tidak dapat membuktikan ketuhanannya. Sebab nabi-nabi seperti Nabi Musa, Nabi Elis memperlihatkan mukjizat yang lebih unggul.25 Persamaan buku ini terhadap penelitian ini yaitu membahas tentang kelahiran Nabi Isa as atau Yesus menurut agama Kristen.

Kelima, Buku dari Charis Waddy (1987) yang berjudul Wanita dalam Sejarah Islam, di dalamnya menjelaskan bahwa Maryam, Ibu Nabi Isa, atau Sayyidatina Maryam, adalah seorang wanita yang jauh lebih cemerlang dibandingkan dengan wanita-wanita yang disebutkan dalam buku tersebut. Persamaan buku ini dengan penelitian adalah didalamnya juga menjelaskan bahwa Maryam adalah salah satu wanita mulia dari beberapa wanita hebat dan mulia lainnya yang ada pada saat itu

24Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Hikmah kisah Nabi dan Rasul (Cet. I;

Jakarta: Amzah, 2018), h. 264.

25Zakiah Daradjat, dkk, Perbandingan Agama 2 (Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 118.

(29)

yang diberikan kepercayaan oleh Allah untuk mengandung dan melahirkan seorang anak yang kelak akan menjadi nabi.

Keenam, buku tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan ke dalam tulisan bahasa Indonesia oleh M. Abdul Ghoffar (2001), yang berjudul Tafsir Ibnu Katsir yang ada beberapa jilid yang mana didalamnya membahas tafsiran surah dalam Al-Qur‟an. Dan adapun dalam buku ini yang berkaitan dengan penelitian ini ialah dalam beberapa jilid buku tafsiran ayat Al-Qur‟an banyak menjelaskan tentang kisah Maryam maupun Nabi Isa as. salah satunya ada di dalam surah Ali-Imran membahas mengenai tentang kisah keluarga Imran dan dilanjutkan dengan kisah Maryam dan Nabi Isa as.

yang dimana tafsiran-tafsiran tersebut sangat membantu penulis dalam penyelesaian peneitian ini.

Berdasarkan penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa peneliti belum mendapatkan buku yang secara khusus membahas tentang Maryam dalam Al-Quran dan Maria dalam Alkitab.

E. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kepustakaan (Library Research) yakni penelitian yang sumber datanya adalah buku-buku perpustakaan dan literatur lainnya yang ada relevansinya dengan judul penelitian. Maka jenis penelitian

(30)

ini adalah jenis penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mengarah pada eksplorasi, penggalian dan pendalaman data-data terkait.26

2. Pendekatan Penelitian

Ada beberapa pendekatan yang digunakan peneliti untuk memahami secara mendalam mengenai kisah Maryam dalam Al-Qur‟an dan Maria dalam Alkitab, yakni pendekatan secara:

a. Pendekatan Teologis, adalah suatu pendekatan yang normatif-subyektif terhadap agama.27 Pendekatan ini digunakan untuk melihat kisah Maryam yang terdapat di dalam Al-Qur‟an dan Alkitab.

b. Pendekatan Filosofis, adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan metode analisis-spekulatif. Dan berfikir secara filosofis dapat digunakan dalam memahami ajaran agama.28 Pendekatan ini digunakan untuk melihat kisah Maryam berdasarkan agama Islam dan Kristen.

3. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari sumber yang

26Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 13.

27Indo Santalia, Ilmu Perbandingan Agama (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h.

33.

28Muhaimin, Kawasan dan wawasan Studi Islam (Jakarta: Kencana, 2007), h. 13.

(31)

berhubungan dengan Maryam atau Maria, yaitu Al-Qur‟an dan Alkitab. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dengan mengambil buku-buku yang membicarakan permasalahan tentang Maryam dan Maria, penulis juga tidak bisa mengabaikan jasa internet yang selama ini merupakan akses tercepat dan terlengkap.

4. Metode Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu dengan peneliti mencari sumber-sumber referensi untuk melengkapi penelitian ini. Sumber-sumber itu bisa berupa buku, majalah, jurnal, skripsi yang menyerupai ataupun artikel-artikel terpercaya yang ada di internet.

F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana penggambaran Maryam menurut Al-Quran dan Alkitab.

b. Untuk mengetahui bagaimana kedudukan Maryam sebagai wanita suci menurut Al-Quran dan Alkitab.

c. Untuk mengetahui bagaimana peran Maryam dalam kehidupan Isa as.

menurut Al-Quran dan Alkitab.

(32)

2. Kegunaan Penelitian

Setelah memaparkan tujuan penelitian tersebut maka akan dicantumkan beberapa kegunaannya:

a. Sebagai rujukan dan penambah wawasan dalam kesejarahan bagi Mahasiswa lain yang ingin memperkaya pengetahuan tentang bagaimana pandangan dua agama yaitu Islam dan Kristen terhadap sosok Maryam dalam masing-masing kitab suci.

b. Sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti khususnya, dan dapat menambah referensi bacaan bagi mahasiswa lainnya.

c. Sebagai syarat penunjang untuk mendapatkan gelar Sarjana Agama (S.Ag) Jurusan Studi Agama Agama Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

(33)

18 BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG MARYAM ATAU MARIA

A. Maryam atau Maria Menurut Al-Qur’an dan Alkitab

Maryam merupakan salah satu wanita istimewa di antara wanita yang sangat tulus dan patut di teladani. Allah mengenalkan Maryam sebagai wanita yang selalu menjaga kehormatannya, sebagaimana diceritakan dalam QS. At-Tahrim/66:12

 



































Terjemahnya:

Dan (ingatlah) Maryam binti Imran yang memelihara kehormatannya, Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari ruh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan Kitab-KitabNya, dan Dia adalah Termasuk orang-orang yang taat.1

Terpeliharalah kesuciannya (Maryam) dan sangguplah dia membentengi dirinya daripada gangguan manusia yang bermaksud jahat. Maka Allah percayakan dia untuk mengandung seorang anak yang kelak akan menjadi nabi, maka Allah tiupkan ke dalam rahim Maryam ruh tersebut. Dan Allah pun menyuruh Malaikat Jibril meniupkan roh tersebut ke dalam rahim seorang perempuan yang perawan, hingga pada akhirnya Maryam pun mengandung atas kehendak Allah swt. tanpa disentuh seorang laki-laki pun. Dalam Al-Qur‟an dijelaskan bahwa Maryam banyak

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 562.

(34)

diberi karamah yang sangat istimewa. Ia berada di tempat ibadah sendirian dan Nabi Zakaria meninggalkannya. Dan tiba-tiba Zakaria mendapati buah-buahan di dekat Maryam dan bertanya kepadanya,2 sebagaimana firman Allah dalam QS. Ali Imran/3:37







































































Terjemahnya:

Maka Tuhannya menerimanya (sebagai nazar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik dan Allah menjadikan Zakariya pemeliharanya. Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab:

"Makanan itu dari sisi Allah". Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.3

Dalam tafsir Ibnu Katsir beliau menafsirkan, Allah memberitahukan bahwa Allah menerima Maryam dari ibunya sebagai orang yang dinadzarkan dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik. Yaitu, Allah besarkan Maryam sebagai orang yang dewasa yang enak dipandang serta menyertakan kepadanya beberapa

2Mizan Adiliah, “Sosok Maryam dalam Al-Qur‟an (Studi Komparatif antara Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Misbah)”, At-Tibyan, vol. 2 no. 1 (2019), h. 2-3.

3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 55.

(35)

unsur yang menyebabkan ia diterima. Dan Allah memberinya teman dari orang-orang shalih supaya Maryam dapat belajar ilmu, kebaikan dan agama dari mereka. Oleh karena itu Allah bersabda, “dan Allah menjadikan Zakaria sebagai pemelihara”.

Dengan artian Allah menjadikan Zakaria sebagai orang yang bertanggung jawab atas diri Maryam. Ditetapkan Zakariya sebagai penanggung jawab itu tidak lain adalah untuk kebahagiannya supaya ia dapat mengambil ilmu yang banyak dan bermanfaat serta amal shalih darinya (Zakariya) selain karena Zakariya itu sendiri adalah suami saudara perempuan Maryam.4

Sedangkan dalam Alkitab, Maria ibu Yesus adalah salah seorang dari sejumlah perempuan yang disebut dalam tulisan suci dan hanya satu-satunya yang kehidupan dan pelayanannya dinubuatkan berabad-abad sebelum kelahirannya.

Kedudukan Maria dalam keyakinan gereja Roma Katolik adalah jauh di atas para malaikat dan manusia, karena sebagaimana ditetapkan oleh gereja Roma Katolik pada 8 desember 1854 oleh Pius IX ia luput dari dosa perorangan. Maria dikandung dalam keadaan suci dan dalam hidupnya pun ia tetap suci dan tetap perawan. Santo perawan Maria diperingati setiap tanggal 8 desember sebagai bunda Tuhan yang dikandung dengan tidak bernoda, dan juga pada setiap 25 maret karena ia menerima kabar gembira mengandungkan Yesus Sang Penebus dan juga pada setiap 25 desember bersamaan dengan peringatan hari natal. Ajaran bahwa Maria dikandung tanpa dosa dan tetap perawan ketika mengandung memberi pengertian bahwa keinginan untuk

4Abdullah bin Muhammad, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir, terj. M. Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam Asy-yafi‟i, 2001), h. 40.

(36)

berhubungan kelamin merupakan inti dosa. Maria tidak pernah mempunyai keinginan demikian, sehingga sesudah Yesus lahir ia tidak pernah mempunyai anak lagi. Begitu pula setelah Maria wafat ia diangkat ke surga. Maria dianggap sebagai penghubung anatara pekerjaan Allah dengan usaha manusia. Jadi ada hubungan antara Maria, gereja dan jiwa manusia. Ini semua bermakna bahwa Maria menjadi juru selamat karena ia melahirkan Yesus,5 dalam Alkitab Lukas pasal 1 ayat 46-50 mengatakan,

Lalu kata Maria, jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.

Karena yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. Dan rahmat-Nya turun temurun atas orang yang takut akan Dia.6

Hidup bakti Bunda Maria membuatnya lahir menjadi Hawa baru yang mengalahkan maut dan dosa. Maka Bunda Maria patut menjadi contoh bagi kaum beriman Kristiani yang berjuang mengalahkan dosa. Sikap kesiapan Bunda Maria menjadi seorang ibu telah melahirkan Juruselamat. Kelahiran Yesus lewat rahim Bunda Maria telah melahirkan Gereja sebagai penerus karya keselamatan di dunia.

Sikap hidup bakti Maria menjadi ibu Juruselamat membuatnya mencapai

5Rahmat Fajri, Roni Ismail dan Khairullah Zikri, Agama-Agama Dunia (Cet. I; Yogyakarta:

Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin, Studi Agama dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2012), h. 502-503.

6Lembaga Alkitab Indonesia, Al-Kitab Perjanjian baru (Cet. VI; 2009), h. 79-80.

(37)

kesempurnaannya yang tanpa cacat, patut menjadi panutan dan contoh bagi sikap hidup kaum Kristiani.7

Melalui penyerahan diri inilah Maria dihantar kepada kekudusan yang istimewa. Kenyataan lain yang mendukung ketersediaan Maria adalah bahwa ia seorang perawan. Di luar makna fisik, secara psikologis perawan menunjukkan ketersediaan. Maria mengungkapkan kesadaran diri sebagai manusia di hadapan Allah dengan menyebut dirinya sebagai „hamba Tuhan‟. Ia bekerja menurut kehendak tuannya. Dalam konteks Maria, ungkapannya sebagai „hamba Tuhan‟ menegaskan bahwa sejak itu segala pekejaannya terjadi berdasarkan perintah atau kehendak Allah.8 Kondisi perawan mengungkapkan kondisi murni, polos dan tidak berpretensi untuk melakukan pemberotakan melawan kehendak Allah sebagaimana telah dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian lama, dalam Yesaya pasal 50 ayat 5 mengatakan:

Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.9

Maria mengungkapkan kesadaran diri sebagai manusia di hadapan Allah dengan menyebut dirinya sebagai „hamba Tuhan‟. Ia bekerja menurut kehendak tuannya. Dalam konteks Maria, ungkapannya sebagai „hamba Tuhan‟ menegaskan

7Setiana, “Penghayatan Spiritualitas Legio Maria Di Dalam Hidup Legioner Presidium Bunda Gereja Di Paroki St. Cornelius Madiun”, Skripsi (Madiun: Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Widya Yuwana Madiun, 2021), h. 2.

8Irvan Prasetya dan R.F Bhanu Viktorahadi, “Maria Sebagai Model Ketaatan Menurut Luk.

1:26-38 dan Lumen Gentium,” Teologi, vol. 10 no. 1 (2021), h. 40.

9Lembaga Alkitab Indonesia, Al-Kitab Perjanjian lama (Cet. VI; 2009), h. 916.

(38)

bahwa sejak itu segala pekejaannya terjadi berdasarkan perintah atau kehendak Allah.10

B. Maryam atau Maria sebagai Wanita Suci

Maryam putri Imran merupakan salah satu di antara tanda-tanda kekuasaan Allah swt di bumi. Kelahirannya merupakan tanda kekuasaan Allah dan kehidupannya juga merupakan tanda kekuasaan Allah. Maryam merupakan sosok wanita pilihan dan disucikan serta dilebihkan dari semua perempuan yang ada di dunia ini. Dan Allah menunjukkan tanda kekuasaan-Nya dengan nyata terhadap Maryam,11seperti Firman Allah swt. dalam QS. Al-Anbiya/21:91

























Terjemahnya:

dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh dari Kami dan Kami jadikan Dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.12

10Irvan Prasetya dan R.F Bhanu Viktorahadi, “Maria Sebagai Model Ketaatan Menurut Luk.

1:26-38 dan Lumen Gentium,” Teologi, vol. 10 no. 1 (2021), h. 40.

11Mizan Adiliah, “Sosok Maryam dalam Al-Qur‟an (Studi Komparatif antara Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al-Misbah)”, At-Tibyan, vol 2 no. 1 (2019), h. 3.

12Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 331.

(39)

Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsirannya mengenai ayat diatas, bahwa Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu, Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan jika Allah menghendaki sesuatu, Allah mengatakan “Jadilah,” maka jadilah.13

Dalam agama Kristen, Maryam yang disebut bunda Maria atau bunda Yesus yang telah melahirkan Yesus. Dalam Katolik khususnya, megatakan bahwa Maria seorang pribadi yang agung dan merupakan orang kudus yang harus disucikan setelah Yesus Kristus karena perannya dalam karya keselamatan, yaitu Yesus akan menyelamatkan umat Allah dari dosa-dosa mereka. Karena peranannya itu, Maryam sangat dihormati di antara para manusia bahkan di antara para Malaikat,14 sebagaimana Alkitab mengatakan tentang Maria dalam Matius pasal 1 ayat 21:

Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engaku akan menamakan Dia Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.15

Maria tidak lagi dipandang sebagai pengantara doa melainkan pangabul doa.

Salah satu doktrin Gereja tentang Maria yakni Maria diangkat ke surga telah menunjukkan bahwa sebenarnya gereja meyakini bahwa itulah citra gereja di masa depan. Artinya, jika segenap umat Kristiani mampu bersikap seperti Maria dan meneladani segala kesetiaan imannya akan Allah maka bukan sesuatu yang mustahil jika kelak akan diselamatkan dan dimuliakan Allah di surga. Seperti halnya hidup

13M. Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir jilid 5 (Bogor: Pustaka Imam Asy-yafi‟i, 2001), h.

480.

14Ratna Wulandari, “Maryam dalam Al-Quran dan Perspektif Alkitab”, Skripsi (Banda Aceh:

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, 2016), h. 45.

15Lembaga Alkitab Indonesia, Al-Kitab Perjanjian Baru (Cet. VI; 2009), h. 1.

(40)

Maria yang sederhana, penuh iman, harap dan cinta demikianlah hendaknya kita sebagai umat Kristiani yang sama-sama berimankan Yesus Sang Mesias. Sosok Maria yang dikenal oleh Gereja telah mampu memberikan pengharapan baru bahwa juru selamat pasti akan datang dan menolong siapa saja yang selalu menggantungkan hidupnya pada penyelanggaraan Ilahi dan selalu setia terhadap segala rencana-Nya.

Pemahaman dan keyakinan yang seperti inilah yang seharusnya dihayati oleh umat Kristiani tanpa kecuali sehingga praktek iman terhadap Allah, Roh Kudus dan Maria nampak lebih dewasa.16

C. Peran Maryam atau Maria dalam Kehidupan Nabi Isa

Maryam tentu saja sangat berperan penting dalam kehidupan Nabi Isa as karena Maryam telah melahirkan Nabi Isa tanpa adanya seorang ayah. Apalagi pada saat Maryam melahirkan Nabi Isa as di bawah pohon kurma kering. Dan setelah mengetahui bahwa ia telah hamil, Maryam memilih mengasingkan diri jauh dari tempat ia beribadah setiap harinya. Tentu saja Maryam sangat menyayangi kandungannya, sehingga ia memilih hidup sendiri tanpa bantuan kerabat demi melindungi kandungannya, karena kerabatnya telah menuduh Maryam berbuat zina.

Kondisi ini diungkapkan dalam QS. Maryam/19:16

16Anastasia Ninda Milla, “Belajar Dari Kesetiaan Iman Maria Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Beriman Umat Di Lingkungan St. Ignatius Loyola Cokrodiningratan Paroki Jetis Yogyakarta”, Skripsi (Yogyakarta: Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, 2007), h. 18-19.

(41)























Terjemahnya:

Dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, Yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur.17

Ketika Allah swt. telah menceritakan kisah Zakariya, bahwa di saat kondisi masa tuanya dan kemandulan isterinya, dia diberi oleh Allah seorang anak yang pandai, suci dan berkah, Allah menyambung firman-Nya dengan kisah Maryam yang diberikan seorang putra, yaitu 'Isa tanpa ayah. Karena, di antara kedua kisah tersebut memiliki kesesuaian dan kesamaan.18

Menurut Kristen Maria sangat berperan penting dalam kehidupan Yesus karena perannya begitu besar dalam sejarah keselamatan. Dalam pernyataan iman mereka, Yesus adalah dikandung dari roh kudus. Adapun pernyataan mereka yakni berasal dari kitab suci itu sendiri seperti ditemukan dalam Lukas pasal 1 ayat 35, berikut bunyinya:

Roh kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Mahatinggi akan menaungi engkau, sebab itu anak akan kulahirkan itu akan disebut kudus, anak Allah.19

Pada saat itu Maria sadar bahwa ia mengandung anak Allah dan bukan mengandung dari seorang laki-laki tetapi karena roh kudus turun dan kuasa Allah

17Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 307.

18Abdullah bin Muhammad, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir, terj. M. Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir jilid 5 (Bogor: Pustaka Imam Asy-yafi‟i, 2001), h. 307.

19Lembaga Alkitab Indonesia, Al-Kitab Perjanjian baru (Cet. VI; 2009), h. 79.

(42)

menaungi dia. Maria sendirilah yang menjadi sumber pengetahuan bagaimana proses ia mengandung dan melahirkan anak Allah. Karena Yesus adalah anak Allah yang dikandung dari roh kudus tidak menyangkal bahwa Yesus adalah manusia.

Menyangkal ke-Allahan Yesus berarti tidak menerima keperawanan Maria dan Maria tetap perawan adalah sebuah mukjizat.20

Menurut kitab suci peranan Maria dalam kehidupan Yesus sangat jelas yaitu dalam karya keselamatan yang mengacu pada keikhlasan di atas yang menerima kehendak Allah. Dalam dogma Kristen Katolik, semakin tinggi penghayatan iman kepada Maria maka semakin tinggi pula penghargaan terhadap Maria. Penghargaan- penghargaan itu berupa gelar-gelar kehormatan yang dikhususkan untuk “Bunda Maria”. Pemberian gelar tersebut bukan hanya sebutan atau julukan saja kepada Maria akan tetapi dilandasi oleh keyakinan dan keimanan.21

Sehubungan dengan bacaan di atas, mengenai peran Maryam dalam kehidupan Nabi Isa as. tidak banyak informasi disebutkan dalam Al-Qur‟an.

20Kristinus C. Mahulae, “Maria Bunda Allah adalah Bunda Tiap Orang Beriman”, Logos, vol.

10 no. 1 (2013), h. 80-83.

21Suhesti Tenis Seputri, “Kisah Maryam Menurut Kristen Katolik dan Islam”, Skripsi (Surabaya: Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya, 1999), h. 2-3.

(43)

28 BAB III

MARYAM ATAU MARIA DALAM AL-QUR’AN DAN ALKITAB

A. Kisah Maryam dalam Al-Qur’an

Nama, kelahiran dan kisah hidup Maryam disebutkan dalam Al-Qur‟an.

Bahkan kedua orang tuanya juga disebutkan dalam Al-Qur‟an. Al-Qur‟an menceritakan bahwa ayahnya bernama Imran, merupakan sosok laki-laki sholeh yang paling taat dalam beribadah, begitu juga dengan ibunya Hanah yang merupakan seorang wanita sholehah yang sangat taat beribadah kepada Allah swt. Sungguh keduanya adalah tauladan yang patut ditiru, baik pada zamannya maupun pada zaman sekarang.

Tentang identitas Maryam, Al-Qur‟an memberitahukan bahwa ayahnya bernama Imran, dan ulama muslim klasik menerima secara bulat bahwa ia adalah keturunan dari jalur Nabi Daud as. Menurut Ibn Abbas yang paling dapat diterima secara umum adalah Maryam binti Imran bin Yasyim bin Misya bin Hazqiya bin Yawisy bin Isya bin Yahusyafat bin Sulaiman bin Daud. Walaupun nama ibunya tidak dijelaskan secara spesifik dalam Al-Qur‟an, namun diketahui bahwa ibunya bernama Hanah bin Faqudza bin Qunbul.1 Pada saat itu pasangan suami istri yang sudah berusia lanjut ini belum juga dikarunai anak. Siang malam mereka berdoa, akhirnya Allah mengabulkan doa mereka. Hingga pada akhirnya Hanah pun

1Salamah Noorhidayati, “Menguak Fakta Kenabian Maryam as”, Yin Yang, vol. 9 no. 1 (Januari-Juni 2014), h. 26.

(44)

mengandung namun disaat berita bahagia itu, saat bersamaan Imran meninggal dunia.

Karena bayi itu tidak mempunyai ayah, maka Hanah memutuskan setelah bayinya lahir, ia akan diasuh oleh Zakariya, hingga pada akhirnya nanti akan diserahkan kepada Allah dan diletakkan di masjid Baitul Maqdis. Sampai pada akhirnya Hanah menginginkan hadirnya seorang anak dalam pernikahannya dengan Imran,2 dan Allah pun berfirman dalam QS. Ali Imran/3:35







































Terjemahnya:

(Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".3

Dalam tafsirannya Ibnu Katsir berkata, istri Imran adalah ibunda Maryam yaitu Hanah binti Faqud. Muhammad bin Ishaq berkata: “Hanah bin Faqud adalah seorang yang tak pernah hamil. Lalu pada suatu hari, ia melihat seekor burung memberi makan anak-anaknya, lalu ia berdoa kepada Allah agar memberinya seorang anak. Dan Allah pun mengabulkan doanya. Setelah suaminya melakukan hubungan badan dengannya maka ia pun hamil. Setelah benar-benar hamil ia bernazar untuk Allah, agar anaknya menjadi anak yang tulus beribadah dan berkhidmah ke Baitul

2Burhan Rahimsyah, Kisah Teladan 25 Nabi & Rasul (Surabaya: Amelia), h. 104.

3Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 55.

(45)

Maqdis. Seraya berucap, “Ya Rabb-ku, sesungguhnya aku bernadzar kepada-Mu anak yang dalam kandunganku ini menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Dan Hanah belum mengetahui anak yang berada di dalam kandungannya itu laki-laki atau perempuan.4 Hari yang dinantikan pun tiba, Hanah pun melahirkan seorang bayi perempuan. Allah swt berfirman dalam QS. Ali- Imran/3:36



















































Terjemahnya:

Maka tatkala isteri 'Imran melahirkan anaknya, diapun berkata: "Ya Tuhanku, sesunguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai Dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada syaitan yang terkutuk."5

Adapun dari semua keluhannya, Hannah mendapat penjelasan dari Allah bahwa sesungguhnya Allah lebih mengetahui apa yang dikandungnya dan seperti apa masa depannya. Meskipun demikian, Hannah tetap memenuhi nazarnya. Hannah

4Abdullah bin Muhammad, Lubaabut Tafsiir Min Ibni Katsiir, terj. M. Abdul Ghoffar, Tafsir Ibnu Katsir jilid 2 (Bogor: Pustaka Imam Asy-yafi‟i, 2001), h. 38.

5Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 55.

(46)

masih tetap berharap sekiranya kelak sang anak menjadi wanita yang taat beribadah dan mengabdi kepada Allah sepanjang hayatnya dengan memberikan nama Maryam yang memiliki arti orang yang rajin beribadah dan nama tersebut sangat sesuai dengan niat dan nazarnya. Maryam bukanlah sembarang wanita tetapi dia merupakan wanita yang akan menjadi wanita termulia di seluruh alam. Dengan demikian Maryam pun dihantarkan ke Baitul Maqdis walau lahir hanya seorang perempuan.

Adapun rintangan utama yang menghalangi manusia untuk menghambakan diri kepada Allah swt. tidak lain adalah setan. Setanlah yang membuat manusia menjadi makhluk yang durhaka kepada sang pencipta. Karena Hannah sangat menyayangi anaknya „Maryam‟, dia memohon kepada Allah swt agar diberikan perlindungannya dari godaan setan yang terkutuk.6

Para alim di masa setelahnya pun telah membubuhkan catatannya demikian:

“Tidak ada satu bayi pun yang terlahir di dunia ini tanpa disentuh oleh setan. Karena disentuh setan, setiap bayi menangis, namun Maryam dan Nabi Isa as. adalah terkecuali.7 Saat lahir, Maryam tidak berteriak-teriak oleh tekanan setan

Referensi

Dokumen terkait

"Seorang muslim yang bergaul dengan manusia dan sabar atas gangguan mereka adalah lebih baik dari pada orang yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar atas

Salah satu tradisi jahili berkenaan dengan kaum perempuan adalah apabila salah seorang dari mereka isterinya melahirkan anak perempuan maka ia akan menyembunyikan diri dari orang

Adapun wanita-wanita yang diharmakan Karena persusuan, maka sesungguhnya Allah telah menyebutkan pada ayat di atas yaitu di antara mereka adalah ibu dan saudara

Kalimat “fandur madza tara” dalam ayat diatas mengandung nilai pendidikan yang diajarkan nabi Ibrahim, yaitu mengajak peserta didik atau seorang anak berdiskusi dan sama berfikir

Penafsiran teks berdasarkan hermenutika al-Qur’an Hassan Hanafi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Pertama, seorang mufasir yang menafsirkan harus mampu

Penafsiran ayat diatas adalah: Kebajikan atau ketaatan yang mengantarkan kedekatan kepada Allah bukanlah dalam menghadapkan wajah dalam shalat kearah timur dan

Untuk memperoleh data, digunakan teknik pengumpulan data yaitu mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an yang mengandung kata al-nūr dan al-zhulumāt, mengidentifikasi makna

Katakanlah kepada wanita-wanita mukmin: Hendaklah mereka tidak menampakkan perhiasan yang tersembunyi ini, kecuali kepada suami mereka, karena sesungguhnya para suamilah