Coaching
Pengajar Praktik sebagai Coach bagi
Calon Guru Penggerak
Peta Peran
Pengajar Praktik H-11
Pendampingan Individu
Proses mentoring dan coaching untuk calon guru penggerak agar dapat
Membantu CGP mengidentifikasi dan mengapresiasi capaian yang sudah diraih Membantu CGP MENGIDENTIFIKASI
PELUANG dan TANTANGAN yang dihadapinya
Mengobservasi dan memberi umpan balik atas praktik yang dilakukan oleh CGP
Membantu CGP membuat rencana-rencana perbaikan diri dan praktik pembelajaran
Melakukan refleksi bersama terhadap proses pembelajaran yang dilalui
Percakapan
Berbasis Coaching H-11
Percakapan Berbasis Coaching
• Percakapan untuk perencanaan
• Percakapan untuk pemecahan masalah
• Percakapan untuk refleksi diri
• Percakapan untuk kalibrasi
Tips
• Saat akan melakukan percakapan coaching, selalu siapkan presence.
• Mulai dengan menetapkan niat, ingin mendengarkan, ingin mendampingi, ingin menjadi teman berpikir
• Jangan membuat janji temu saat sedang sibuk.
Percakapan untuk Perencanaan
Kapan kita melakukannya?
• Sebelum memulai pendampingan kepada coachee. Pendampingan bersifat suatu
pengembangan jangka pendek (3-6 bulan). Rencanakan bersama apa yang ingin dikembangkan coachee
• Sebelum coachee memulai/terlibat dalam suatu kegiatan atau melakukan suatu tugas. Rencanakan akan yang dilakukan dalam kegiatan/tugas tersebut
Percakapan untuk Perencanaan
Bagaimana melakukannya?
TUJUAN
• Tanyakan tujuan perencanaan: ”Apa yang ingin dicapai dari kegiatan/pengembangan ini?”
• IDENTIFIKASI & RENCANA
• Tentukan ukuran keberhasilan program pengembangan/kegiatan: ”Apa ukurannya bahwa ini berhasil?” (pastikan ukuran terukur)
• Identifikasi hal-hal yang harus disiapkan/dikembangkan: “Apa saja yang harus disiapkan?”
“ Apa yang perlu dikembangkan agar bisa mencapai tujuan?”
• Identifikasi hal-hal yang sudah ada yang bisa membantu keberhasilan
• Identifikasi dukungan yang diperlukan TANGGUNG JAWAB
• Sepakati kapan akan melakukan sesi untuk refleksi/kalibrasi
Percakapan untuk Perencanaan
Tips
● Di tahap ini, tidak perlu menggali secara detil. Dapatkan informasi yang cukup spesifik tapi tidak terlalu detil. Pembicaraan sangat detil akan dilakukan di sesi coaching.
● Saat melakukan percakapan, jangan meminta coachee mengisi form. Tapi dapatkan jawaban melalui percakapan.
Percakapan untuk Perencanaan
Percakapan untuk Refleksi
Kapan kita melakukannya?
• Setelah ada aktivitas yang dilakukan oleh coachee
• Setelah mengikuti suatu aktivitas
• Setelah menyelesaikan suatu tugas
• Saat coachee sedang ingin merefleksikan diri
Percakapan untuk Refleksi
Bagaimana melakukannya?
TUJUAN
• Tanyakan tujuan percakapan: ”Apa yang ingin dibahas di percakapan hari ini? Apa yang ingin dicapai dari percakapan ini?
(Tujuan ini menentukan percakapan yang akan dibahas oleh coachee. Saat coachee ingin
melakukan percakapan refleksi pastikan untuk membangun suasana tenang untuk menjaga “ruang”
percakapan yang aman dan nyaman bagi coachee)
IDENTIFIKASI & RENCANA AKSI
• Mulai dengan menanyakan apa yang didapat/dirasakan dari event/kegiatan/situasi yang direfleksikan
• Tanyakan inspirasi apa yang timbul dari pengalaman/perasaan tersebut
• Tanyakan apa yang sekarang jadi diketahui/dipahami/ disadari oleh coachee
• Tanyakan dari kesadaran itu apa yang akan dilakukan ke depannya?
TANGGUNG JAWAB
• Tanyakan apa yang didapatkan dari percakapan?
Percakapan untuk Refleksi
Tips
● Saat melakukan percakapan refleksi, beri banyak ruang hening
● Izinkan coachee mengungkapkan refleksinya dengan bebas
● Jaga presence kita untuk membantu menjaga “ruang” percakapan yang aman dan nyaman bagi coachee.
Percakapan untuk Refleksi
Percakapan untuk pemecahan masalah
Kapan kita melakukannya?
• Saat coachee mengontak kita karena ia menghadapi masalah. merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak berdaya, merasa tidak mampu.
• Saat coachee mengalami krisis
• Saat coachee membutuhkan bantuan dari luar
Percakapan untuk pemecahan masalah
Bagaimana melakukannya?
TUJUAN
● Tanyakan tujuan percakapan: ”Apa yang ingin dibahas di percakapan hari ini? Apa yang ingin dicapai dari percakapan ini?
(Tujuan ini menentukan percakapan yang akan dibahas oleh coachee, Saat coachee ingin melakukan percakapan pemecahan masalah, jaga sikap terbuka, netral dan ingin tahu)
IDENTIFIKASI
● Ajak coachee menggambarkan masalahnya
● Lalu ajak melihat apa yang ingin dicapainya jika masalah hilang
● Ajak coachee melihat faktor-faktor yang menyebabkan itu terjadi dan faktor-faktor yang bisa membuat hal itu hilang
RENCANA AKSI
● Ajak coachee memikirkan apakah memiliki gagasan untuk mengatasinya
● Coach boleh brainstorming TANGGUNG JAWAB
● Sebelum percakapan berakhir, ajak coachee menyimpulkan apa yang didapatnya.
Percakapan untuk pemecahan masalah
Tips
● Jaga sikap terbuka, netral dan ingin tahu
● Jangan terbawa dalam “problem coachee”
● Sering-sering mengajak coachee melihat dari area yang netral/helicopter view
● Menggunakan gambar/mindmap bisa membantu juga
Percakapan untuk pemecahan masalah
Percakapan untuk kalibrasi
Kapan kita melakukannya?
● Setiap 3 bulan saat membicarakan kemajuan perkembangan diri
● Saat kita/coachee ingin melakukan swanilai kinerja/perkembangannya terhadap suatu standar/kriteria.
● Saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap standar/kriteria tersebut
Percakapan untuk kalibrasi
Bagaimana melakukannya?
TUJUAN
● Tanyakan tujuan percakapan: ”Apa yang ingin dibahas di percakapan hari ini? Apa yang ingin dicapai dari percakapan ini?
Saat coachee ingin melakukan percakapan kalibrasi:
• Pastikan kita dalam keadaan mental positif, siap untuk berpikir bersama, mampu hadir sepenuhnya
• Pastikan memiliki intensi yang benar
⚬ ingin terkoneksi bukan mengoreksi
⚬ ingin memahami bukan memberi tahu
IDENTIFIKASI & RENCANA AKSI
• Mulai dengan meminta coachee menilai apa hal-hal yang sudah bagus.
• Lanjutkan dengan swa-nilai area yang menurut coachee dapat dikembangkan lagi
• Sampaikan sudut pandang kita sebagai pengamat.
TANGGUNG JAWAB
• Tanyakan kesimpulan dan apa yang akan dilakukan berbeda di kemudian hari.
Percakapan untuk kalibrasi
Tips
● Selalu mulai dengan hal-hal yang sudah baik
● Berikan penghargaan atas hal-hal yang sudah baik
● Lalu gunakan hal yang sudah baik untuk meningkatkan atau mengembangkan hal-hal yang belum sesuai target/keinginan
● Berikan umpan balik secara spesifik dan positif
Percakapan untuk kalibrasi
LATIHAN PERCAKAPAN COACHING
● Bapak/Ibu akan dipasangkan dan masuk ke Break Out Room
● Di dalam BOR lakukan salah satu dari 4 percakapan coaching
● Tentukan siapa akan jadi coachee 1 siapa yang coachee 2
● Dimulai dengan coachee yang menyatakan ingin bicara soal apa
● Coach melanjutkan setelah itu sesuai tema percakapan
● Setelah 15-20’, selesaikan percakapan.
● Coachee memberikan umpan balik:
○ apa yang terasa sudah baik
○ apa yang bisa dibuat lebih baik
● Bertukar peran
Latihan melakukan
Percakapan untuk Kalibrasi
● Mulai dengan memberi salam pembuka dan menyatakan untuk apa tujuan percakapan ini (misalnya Kita akan mengevaluasi Rencana Pengembangan Kompetensi Bapak/Ibu yang sudah dibuat ya, dalam 15 menit ke depan)
● Pertanyaan 1: Bagaimana Bapak/Ibu menilai sendiri pencapaian Bapak/Ibu?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 2: Bagian mana yang dirasakan sudah bagus?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 3: Bagian mana yang dirasakan masih perlu dikembangkan?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 4: (Lihat catatan Anda sebagai PP, lalu tanggapi sesuai jawaban dari CGP):
○ Saya juga melihat (kalau catatan kita sama untuk hal yang SUDAH BAIK) bahwa kamu menunjukkan kualitas…. (berikan umpan balik apresiatif), atau
○ Ok, ini yang saya amati (mulai dengan hal baik yang belum ia sebutkan – berikan umpan balik apresiatif di sini).
○ Lalu katakan: Kalau kita ingin menggunakan kekuatan kamu untuk meningkatkan apa yang perlu ditingkatkan akan seperti apa?
● Pertanyaan 5: Apa yang kamu pelajari dari percakapan ini? Bagaimana ini akan digunakan untuk terus meningkatkan kinerjamu?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
Latihan melakukan
Percakapan untuk Perencanaan
● Mulai dengan memberi salam pembuka dan menyatakan untuk apa tujuan percakapan ini (misalnya Kita akan membuat Rencana Pengembangan Kompetensi Bapak/Ibu ya, dalam 15 menit ke depan)
● Pertanyaan 1: Capaian apa yang ingin dikembangkan dalam 3 bulan ke depan? Apa yang ingin dilihat di Capaian tersebut
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 2: Apa ukurannya bahwa Capaian tersebut sudah tercapai?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 3: Apa saja yang dirasakan perlu dikembangkan dalam 3 bulan ini?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
● Pertanyaan 4: Perlu dukungan dari siapa saja? Dukungan seperti apa?
○ Dengarkan, tangkap kunci dan perdalam dengan 1-2 pertanyaan, jika perlu.
Tata Cara Latihan Berpasangan
● Latihan terdiri dari 2 siklus untuk 2 peserta
● Siklus 1 (durasi 15’): peserta 1 menjadi coach, peserta 2 menjadi coachee
● Coach bertanya menggunakan pertanyaan coaching
● Coachee menyiapkan topik untuk percakapan
● Siklus 2 (durasi 15’): peserta 2 menjadi coach, peserta 1 menjadi coachee
● Jika masih ada waktu, saling refleksi: Apa rasanya dicoaching? Apa rasanya meng-coaching? Apa yang berkesan? Apa lagi yang dialami?
Tata Cara Latihan Kelompok Bertiga
● Latihan terdiri dari 3 siklus untuk 3 peserta
● Siklus 1 (durasi 10’): peserta 1 menjadi coach, peserta 2 menjadi coachee, peserta 3 menjadi pengamat
● Coach bertanya menggunakan pertanyaan coaching
● Coachee menyiapkan topik untuk percakapan
● Pengamat mengamati jalannya latihan
● Siklus 2 (durasi 10’): peserta 2 menjadi coach, peserta 3 menjadi coachee, peserta 1 menjadi pengamat
● Siklus 3 (durasi 10’): peserta 3 menjadi coach, peserta 1 menjadi coachee, peserta 2 menjadi pengamat
● Pengamat menyampaikan hasil pengamatannya
● Jika masih ada waktu, saling refleksi: Apa rasanya dicoaching? Apa rasanya meng-coaching? Apa yang berkesan? Apa lagi yang dialami?
Pemberian Umpan Balik
Berbasis Coaching H-12
Memberikan Umpan Balik dengan Prinsip Coaching
• Tujuan pemberian umpan balik adalah untuk membantu pengembangan diri coachee.
• Tanpa umpan balik, orang tidak akan mudah untuk berubah
• Sesuai prinsip coaching, pemberian umpan balik tidak boleh menghilangkan prinsip kemitraan.
• Selalu mulai dengan memahami pandangan/pendapat coachee
• Ada 2 jenis umpan balik
• UMPAN BALIK APRESIATIF
• UMPAN BALIK KONSTRUKTIF
Umpan Balik Apresiatif
Kapan disampaikan:
• Setiap kali kita melihat ada hal baik (kualitas, tindakan, keputusan, cara pandang) yang ditunjukkan oleh coachee.
• Baik itu patokannya adalah merupakan kekuatan coachee (kualitas) atau membawa coachee mendekati tujuannya (tindakan, keputusan) Harus spesifik
• Jangan sekadar: bagus, hebat.
Rumusnya:
“Nyatakan segera, saat kita melihatnya”.
Umpan Balik Konstruktif
Kapan disampaikan:
• Setiap kali kita melihat ada hal/perilaku yang dilakukan/ditunjukkan coachee dan belum sesuai dengan standar/rencana.
• Baik itu patokannya adalah merupakan kekuatan coachee (kualitas) atau membawa coachee mendekati tujuannya (tindakan, keputusan) Harus spesifik
• Jangan sekadar: masih jelek, masih kurang.
Rumusnya:
“Lakukan berdua saja, jadikan momen positif”.
Tips Umpan Balik Konstruktif
• Coach harus dalam suasana hati positif (kalau sedang marah/jengkel jangan memberi feedback).
• Pastikan saat memberikan feedback berdua saja.
• Dapatkan dulu pandangan coachee tentang situasi yang akan diberi feedback.
• Dengarkan, dapatkan kata kunci, perdalam dari situ.
• Jangan lupa memberikan umpan balik apresiatif, jika ada hal-hal baik
yang ditunjukkan coachee.
Supervisi Akademik | Tahapan | Pelaksanaan
Supervisi Akademik
dengan Prinsip Coaching H-12
Supervisi Akademik
• Secara definisi Supervisi Akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas.
• Dalam pelaksanaannya seringkali supervisi akademik dilihat sebagai proses yang satu arah, apalagi dilakukan hanya satu tahun sekali menjelang akhir tahun pelajaran.
• Supervisi akademik menjadi sebuah tagihan atau kewajiban para pemimpin sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para tenaga pendidik
• Saatnya sekarang kita mengembalikan semangat supervisi akademik dengan melihat dan
berpikir dengan menggunakan prinsip dan pola pikir seorang coach: Supervisi Akademik
sebagai proses berkelanjutan yang memberdayakan
Melakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching
Niatkan untuk membantu, mendukung, untuk bermitra
dalam pengembangan diri orang yang disupervisi
Sepakati dengan supervisee tentang apa
yang ingin diamati &
dikembangkan. Lakukan
sebelum pengamatan. Lakukan pengamatan atas hal yang akan disupervisi.
Catat hal-hal yang sesuai dengan kompetensi dan
yang belum sesuai
Diskusikan hasil
pengamatan, gali pendapat supervisee terlebih dahulu,
sepakati rencana pengembangan
Niat Pra Supervisi Supervisi Pascasupervisi
Melakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching
• Pastikan Anda dalam keadaan fit, tenang dan dapat hadir sepenuhnya
• Teguhkan niat untuk menjadi mitra, untuk memahami bukan mengajari, untuk bersikap terbuka dan ingin tahu
• Niat kita kuat akan tampak dari cara kita berkomunikasi: netral, rasa di hati ringan, sabar, tidak terburu-buru, rasa ingin tahu tumbuh lebih kuat.
Niat
Pra Supervisi Supervisi PascasupervisiMelakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching
• Luangkan waktu 5-10 menit untuk menetapkan tujuan supervisi kali ini.
• Ajukan pertanyaan:
• Bapak/Ibu ingin saya membantu mengembangkan kompetensi yang mana?
• Bagian mana nanti yang Bapak/Ibu ingin saya mengamati?
• Bagaimana penilaian Bapak/Ibu sendiri terhadap apa yang akan kita kembangkan ini?
• Catat jawaban, dan siapkan untuk melakukan pengamatan di kelas.
Niat
Pra Supervisi
Supervisi PascasupervisiMelakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching
• Ini saatnya Anda melakukan pengamatan. Duduklah di bagian belakang kelas, di posisi yang tidak mengganggu jalannya kelas.
• Amati supervisee Anda.
• Catat hal-hal yang dilakukan dan selaras dengan kompetensi yang ingin dikembangkan
• Catat hal-hal yang dilakukan dan melebihi kompetensi yang ingin dikembangkan
• Catat hal-hal yang dilakukan dan belum sesuai kompetensi yang dikembangkan
• Lakukan dengan netral, tanpa penilaian, gunakan mata pengamat.
Niat Pra Supervisi
Supervisi
PascasupervisiMelakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching (1)
• Luangkan waktu 15-30 menit untuk mendiskusikan hasil.
• Mulai dengan mengajukan pertanyaan, “Bagaimana Bapak/Ibu menilai sendiri performa dalam kompetensi tadi?” (tunggu jawaban, catat). Lanjutkan “Apa yang membuat Bapak/Ibu menilai demikian?”.
• Kemudian sampaikan, ”Boleh saya menyampaikan hasil pengamatan saya?”. Mulai sampaikan hal-hal yang teramati sesuai atau lebih baik dari standar/keinginan, gunakan pernyataan “Saya mengamati tadi pada saat….. Bapak/Ibu melakukan…. Itu sudah sesuai dari/lebih tinggi dari standar yang kita rujuk.”
• Lanjutkan lagi. “Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mendengar ini?”, izinkan mereka mengungkapkan pendapat.
Niat Pra Supervisi Supervisi
Pascasupervisi
Melakukan Supervisi Akademik Berbasis Coaching (2)
• Lanjutkan dengan pengamatan yang belum sesuai. Katakan, “Namun demikian, saya juga melihat hal-hal yang masih bisa dikembangkan. Misalnya tadi saat... saya mengamati Bapak/Ibu melakukan …………., yang sebetulnya kalau merujuk ke standar seharusnya…. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu?”
• Ajak membicarakan rencana tindakan untuk selanjutnya. Katakan,”Dari diskusi kita ini, apa yang sudah terbayang akan Bapak/Ibu lakukan untuk meningkatkan lagi performa di area ini?” (Bisa dilanjutkan dengan kapan, di mana, siapa yang bisa bantu)
• Lalu sampaikan bagaimana hasil pengamatan tersebut dicatatkan ke dalam formular Supervisi Akademik
• Sebagai penutup, minta GP menyatakan apa yang ia dapat dari proses ini.
Niat Pra Supervisi Supervisi
Pascasupervisi
TIPS melakukan Supervisi Akademik:
• Selalu gunakan mindset coaching: fokus pada orang yang disupervisi, terbuka dan ingin tahu, mengajak berpikir ke masa depan.
• Hadir sepenuhnya (dibantu niat)
• Gunakan kemampuan mendengarkan dan bertanya.
• Gunakan RASA
Topik Supervisi Akademik dalam implementasi dengan CGP
• Budaya Positif
• Pembelajaran Berdiferensiasi
• Keterampilan Sosial Emosional
Demo Percakapan Supervisi Akademik
● Instruktur akan mendemokan menjadi supervisor
● Perlu 2 orang yang menjadi coach (yang disupervisi) dan coachee
● Dalam Demo yang disupervisi adalah pengembangan keterampilan coaching
Rubrik Latihan Percakapan Coaching
KRITERIA 1 2 3 4
Mendengar Aktif
3 kali atau lebih muncul judgment, asumsi, dan/atau asosiasi
1-2 kali muncul judgment, asumsi, atau asosiasi
bebas dari
judgment, asumsi, dan asosiasi
bebas dari
judgment, asumsi, dan asosiasi, serta dapat menangkap emosi coachee
PertanyaanBerbobot
sama sekali tidak menggunakan pertanyaan terbuka
1-2 kali
menggunakan
pertanyaan terbuka, tanpa kata kunci
1-2 kali
menggunakan
pertanyaan terbuka, dan mengandung kata kunci
selalu mengajukan pertanyaan terbuka dan berasal dari mendengarkan
Memberdayakan Coachee
masih memberikan pertanyaan yang mengarahkan
1-2 kali masih memberi
saran/solusi
tidak memberi saran/solusi
membantu membuat rencana aksi
spesifik, mendorong
ide dari coachee,
pada saat diminta
saran berbagi
pengalaman
Latihan Percakapan Supervisi Akademik
● Bapak/Ibu akan melakukan latihan supervisi akademik di jam asinkron.
● Bapak/Ibu akan dibagi menjadi kelompok masing-masing 3 orang (2 kelompok) dan 4 orang (1 kelompok)
● Tentukan siapa yang menjadi Supervisor 1, Supervisor 2, Supervisor 3 (atau Supervisor 4, kalau berempat).
● Saat 1 orang menjadi Supervisor, maka 2 yang lain menjadi yang disupervisi (sebagai coach) dan coachee. (jika berempat, orang keempat mengamati)
● Lakukan tahap prasupervisi selama 10’
● Lakukan tahap supervisi/observasi selama 20’
● Lakukan tahap pascasupervisi selama 10-15’
● Ucapkan terima kasih, ganti peran.
JANGAN LUPA MEREKAM SETIAP LATIHAN (SAAT BAPAK/IBU MENJADI SUPERVISOR) UNTUK
MEMENUHI TAGIHAN
BAHAN BACAAN TAMBAHAN
Penggunaan Percakapan
Berbasis Coaching
Di awal masa pendampingan
• Lakukan percakapan perencanaan, untuk mengetahui apa yang ingin dicapai CGP selama 3/6 bulan ke depan.
• Sepakati bagaimana CGP dan PP akan berkomunikasi.
• Sampaikan juga, PP bersedia mendukung setiap saat, jika CGP perlu melakukan percakapan refleksi,
perencanaan atau pemecahan masalah.
Masa Pendampingan
• Lakukan percakapan coaching di Pendampingan Individu sesuai dengan topik diskusi dan praktik
penerapan pembelajaran CGP
• Pahami tujuan percakapan sesuai kebutuhan dan keperluan CGP saat Pendampingan Individu apakah CGP membutuhkan percakapan untuk refleksi,
perencanaan, pemecahan masalah, atau kalibrasi
Masa Pendampingan – Mengamati CGP melakukan pendampingan ke rekan sejawat
• Lakukan percakapan perencanaan sebelum memulai pendampingan
• Lakukan percakapan kalibrasi untuk melakukan
penilaian terhadap kemajuan atau hasil pendampingan
ke rekan sejawat.
Coba refleksikan,
Di mana Anda berada
saat ini? Mengapa Anda memilih no tersebut?
Langkah kecil apa yang
akan Ibu/Bapak lakukan
setelah sesi hari ini?
Self Reminder as a coach
● Percaya bahwa setiap orang sudah memiliki solusi atas isu atau kondisi yang dihadapi. Peran saya sebagai coach membantu coachee
menemukan kunci untuk membuka pintu di mana solusi itu ada di dalam dirinya
● Efektifitas saya sebagai coach bukan dilihat dari seberapa banyak advis yang saya berikan dan dijalankan, juga bukan dari solusi yang saya
berikan untuk menyelesaikan masalah orang lain. Namun, efektifitas saya diukur dari bagaimana saya bisa membantu coachee menjadi pribadi yang otonom, berdaya dalam mengambil keputusan untuk dirinya
● Mindset dan prinsip coaching hadir di setiap saya berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal
Cognitive Coaching: Developing Self-Directed Leaders and Learners
Book by Arthur L. Costa and Robert J. Garmston